Anda di halaman 1dari 6

D.

Aplikasi Policy Environment Score

Komponen dalam “Kerangka Konsep Evaluasi terhadap Lingkungan Kebijakan"


(USAID, 2009) dapat dimasukkan dalam policy environment score. Namun, hanya beberapa
komponen yang dapat dipilih untuk menggambarkan lingkungan kebijakan dan yang dapat
memengaruhi aktivitas politik. Hal ini karena komponen dalam kerangka konsep yang
tercakup dalam lingkungan eksternal dan komponen input diasumsikan berada di luar
pengaruh potensial aktivitas kebijakan, sehingga tidak dimasukkan ke dalam PES. Komponen
yang tercakup dalam "Input Domestik Kebijakan", "Planning" dan "Implementation" adalah
bagian input dan proses yang digunakan dalam aktivitas politik untuk memengaruhi
kebijakan. Oleh karena itu, komponen tersebut tidak dimasukkan ke dalam pengukuran dari
lingkungan kebijakan itu secara tersendiri.Komponen yang tercakup dalam “Policy Outputs"
menggambarkan elemen dari lingkungan kebijakan yang dipengaruhi oleh aktivitas politik.
Komponen ini yang menjadi kategori dalam Policy Environment Score (USAID, 2009).

Analisis lingkungan strategis kebijakan kesehatan bertujua mengukur variabel yang


membentuk lingkungan kebijakan dan dapat dipengaruhi oleh aktivitas kebijakan. PES
bertujuan menilai pengaruh lingkungan saat ini serta perubahannya dari tahun ke tahun.
Proses ini memungkinkan aspek lingkungan kebijakan untuk dinilai denga sistematis secara
berkala. Salah satu instrumen dalam pengambilan data terkait PES adalah kuesioner yang
terdiri dari tujuh kategori untuk menilai kebijakan, dukungan politik, kebijakan nasional yang
terkait, struktur organisasi dan proses, lingkungan regulasi, cadangan sumber daya,
komponen program dan evaluasi, dan penelitian. Kuesioner ini kemudian diberikan kepada
sejumlah responden yang merupakan stakeholder dari kebijakan tersebut, baik dari berbagai
kalangan baik pejabat, organisasi, maupun masyarakat yang terkait. Yang menjadi fokus
utama adalah pentingnya memastikan kuesioner diberikan kepada responden yang tepat dan
memenuhi prinsip adekuat untuk mendapatkan persepsi dan gambaran riil mengenai kondisi
lingkungan kebijakan yang berlangsung (Stratchan, Hardee & Grey, 2001).

Responden hanya menjawab di komponen yang menurutnya familiar, sehingga


jumlah responden yang menjawab bisa bervariasi di tiap komponen program. Namun, ada
kemungkinan pula beberapa responden tidak menjawab semua pertanyaan di tiap komponen.
Oleh karena itu, nilai komponen merefleksikan jumlah tanggapan per pertanyaan. Skor
keseluruhan mencerminkan tanggapan orang-orang yang menjawab sebagian besar
pertanyaan. Jika salah satu responden tidak menjawab pertanyaan apa pun dalam satu
kategori (misalnya dukungan politik), keseluruhan skor tidak akan mencakup tanggapan
terhadap kebijakan program yang menjadi fokus studi dan karena orang ini. Pemilihan
responden ditentukan oleh pengetahuan mereka terhadap kebijakan/program yang menjadi
focus studi dan karena mereka mewakili berbagai sudut pandang. Dengan demikian,
responden termasuk mereka yang bekerja dalam program sektor publik maupun di luar
program.

Skor PES merupakan hasil dari tabulasi per tahun sebelum dan sesudah ditetapkannya
kebijakan, untuk melihat support terhadap berlangsungnya kebijakan. Komparasi juga bisa
dilakukan dalam satu kebijakan yang sama namun diimplementasikan di tempat berbeda,
ataupun untuk program yang berbeda dalam satu kebijakan yang sama, untuk kemudian
diihat skor mana yang lebih tinggi atau lebih rendah. Skor yang paling rendah menunjukkan
perlunya peningkatan intervensi program atau kegiatan untuk memperkuat pengembangan
kebijakan. Untuk ketajaman analisis PES, hasil pengisian kuesioner oleh responden juga
perlu didukung dengan data sekunder yang valid. Hal ini diperlukan untuk mendukung dan
menguatkan analisis skoring yang dilakukan, sehingga nantinya dapat menentukan intervensi
yang dianggap paling sesuai dalam meningkatkan dukungan lingkungan kebijakan yang
direkomendasikan.

Cara yang dilakukan dalam pengisian kuesioner adalah dengan memberikan deskripsi
mengenai kondisi internal lingkungan terkini, dan memberi nilai dari angka 0 sampai 4
sebagai dasar penilaian besarnya dukungan yang diberikan oleh lingkungan. Nilai 0
menunjukkan dukungan yang sangat lemah sedangkan nilai 4 menunjukkan dukungan yang
sangat kuat. Biasanya, skoring dapat dilakukan oleh beberapa pengamat yang mampu
menganalisis lingkungan kebijakan dari sudut pandang berbeda. Skor yang didapat kemudian
bisa dikomparasi secara mendetail untuk melihat pandangan masing-masing pengamat dan
dirata-ratakan sebagai hasil pengukuran secara keseluruhan (USAID, 2009).

Langkah-langkah Policy Environment Score (PES)

1. Jumlahkan keseluruhan skor item individual dalam satu kategori. Subtotal kemudian
diubah ke dalam bentuk rata-rata dengan membagi total jumlah item pertanyaan yang
diberikan penilaian oleh responden.

2. Pada setiap subpertanyaan akan dijumlah total nilai yang diperoleh dan kemudian dibagi
dengan jumlah responden yang memberikan penilaian. Misalnya diperoleh total nilai untuk
subpertanyaan 1 pada kategori dukungan politik sebesar 39, dan jumlah responden yang
menjawab pertanyaan tersebut ada 15 orang, maka nilai PES untuk sub pertanyaan 1 pada
kategori dukungan politik adalah 39/15 = 2,6.

3. Responden yang tidak menjawab satu pertanyaan, tidak diberikan skor dan dapat ditulis
keterangan, misalnya dengan singkatan TT (Tidak Tahu). Prosedur ini hanya menghitung
skor rata-rata per item yang diberikan skoring, sehingga item yang tidak diisi/ dinilai oleh
responden tidak akan mengurangi skor. Misalnya dalam subpertanyaan 1 untuk kategori
dukungan politik, jika dari 15 responden ada yang tidak menjawab satu orang, maka yang
digunakan sebagai pembagi rata-rata adalah 14 orang, dengan misal total skor subpertanyaan
1 adalah 36. Maka rata-rata skor sub pertanyaan pertama adalah 36/14 = 2,57.

4. Skor dapat dianggap rendah ketika nilai rata-rata kurang dari 1,5 dan dianggap tinggi
ketika skor yang dicapai lebih dari 3.

5. Kemudian dilakukan penjumlahan terhadap seluruh skor dalam kategori tersebut yang
dibobot sebagai total PES kategori, misalnya ada 4 pertanyaan untuk kategori dukungan
politik, dengan nilairata-rata PES masing-masing pertanyaan adalah 2,6; 1,8; 1,8; 1,8, maka
nilai PES untuk Kategori Dukungan Politik adalah (2,6+1,8+1,8+1,8)/4 = 8/4 = 2,0.

6. Nilai rata-rata ini kemudian diubah ke dalam bentuk persentase dengan membaginya
dengan skor maksimum yang mungkin terjadi yaitu 4. Misal nilai persentase PES untuk
Kategori Dukungan Politik adalah 2/4 x 100 = 50%. Pendekatan ini menstandarisasi setiap
unit pertanyaan sehingga jumlah item individual dalam setiap kategori tidak memengaruhi
kontribusinya terhadap total skor.

7. Nilai akhir disesuaikan ke dalam skala 0-100 dimana 100% mengindikasikan lingkungan
kebijakan yang sempurna.

Analisis PES menghasilkan kerangka berpikir yang dapat menjadi dasar bagi pembuat
kebijakan untuk melihat dan mengkaji apakah kebijakan yang dibentuk telah memenuhi
kebutuhan atau menyelesaikan persoalan yang ada. Hasil penelitian tersebut pun dapat
meningkatkan kapasitas (pengetahuan, keterampilan dan sikap) para pembuat kebijakan
untuk menggunakan bukti untuk pengambilan kebijakan (Evidence informed policy making
decision).

Analisis lingkungan strategis kebijakan, dapat disajikan dengan beberapa metode,


antara lain analisis yang menggunakan teknik skoring yang didasarkan dari hasil wawancara
dan pembobotan terhadap besaran masalah, ada pula metode yang disajikan tanpa
menggunakan skoring dengan menganalisis secara deskriptif dari hasil yang didapat. Analisis
lingkungan strategis kebijakan yang disajikan dalam bentuk deskriptif, misalnya dapat dilihat
pada sebuah studi yang dilakukan oleh Shanghai Institute for Planned Parenthood Research di
China yang berjudul “Impact of an Improved Policy Environment on Youth Reproductive
Health Programs in Shanghai" untuk menilai dampak dari Program Youth Reproduction
Health (YRH) terhadap lingkungan kebijakan Adolescent Sexualand Reproductive Health
(ASRH) di Shanghai dan diperiksa bagaimana pengaruhnya. Studi ini menggunakan metode
interview serta literatur review. Menciptakan lingkungan kebijakan yang nyaman adalah
tujuan penting dari YRH Project. Program ini mencoba memperbaiki lingkungan kebijakan
dengan menghubungkan proses pembuatan kebijakan dengan implementasi kebijakan melalui
advokasi, publikasi dan training serta pendidikan dan pelayanan. Indikator utama dari
perbaikan dalam lingkungan kebijakan adalah terciptanya kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan kebijakan. Oleh karena dilakukan evaluasi atau review mengenai area yang
memengaruhi lingkungan kebijakan, kegiatan dalam program, termasuk pembuatan kebijakan
yang sesuai kebutuhan, partisipasi media massa, dan alokasi dana. Kebijakan tanpa
implementasi yang baik hanya berkontribusi sedikit terhadap perbaikan lingkungan kebijakan
secara menyeluruh, maka studi ini juga mengevaluasi mengenai implementasi dan bagaimana
kebijakan dijalankan. Setelah itu, evaluasi ini akan mengindentifikasi area yang dapat
meningkatkan lingkungan kebijakan serta memberikan rekomendasi perbaikannya.

Dalam studi ini dilakukan wawancara mendalam dengan pembuat kebijakan dan
stakeholder baik dari pemerintah pusat maupun kota , perwakilan departemen, kepala daerah,
media massa serta pemangku kepentingan dari masyarakat. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh informasi yang berkaitan dengan YRH dan lingkungan kebijakannya, beberapa
di antaranya adalah mengenai pengenalan program; dukungan institusi atau lembaga,
termasuk rencana kerja program dan kebijakan, sumber daya manusia, investasi keuangan;
partisipasi dan koordinasi dengan departemen atau institusi berbeda. Hal ini merupakan
beberapa informasi terkait dengan lingkungan kebijakan, namun dalam proses analisisnya
tidak menggunakan skoring ataupun persentase dan diolah secara deskriptif. Dalam konklusi
yang disampaikan pula berdasarkan sintesis dari informasi yang didapatkan secara kualitatif.

Kedua analisis ini dapat dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kemampuan dari
peneliti, konteks dan kapasitas organisasi. Tiap metode bisa saja sesuai dengan kondisi-
kondisi tertentu. Selain metode analisis yang dibuat secara sederhana seperti di atas, terdapat
cara menganalisis lingkungan strategis kebijakan dengan menggunakan skor atau lebih sering
disebut Policy Environment Score (PES).

E. Studi Kasus

1) Kebijakan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat


1. Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE)
2. Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat dan generasi muda
3. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
2) Kebijakan program lingkungan sehat
1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
2. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
3. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan
4. Pengembangan wilayah sehat
3) Kebijakan program upaya kesehatan dan pelayanan kesehatan
1. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya
2. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan
jaringannya
3. Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial
4. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya
promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana
5. Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
4) Kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit
1. Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
2. Peningkatan imunisasi
3. Penemuan dan tatalaksana penderita
4. Peningkatan surveilans epidemologi
5. Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit
5) Kebijakan program perbaikan gizi masyarakat
1. Peningkatan pendidikan gizi
2. Penangulangan KEP, anemia gizi besi, GAKI, kurang vitamin A, kekuarangan zat
gizi mikro lainnya
3. Penanggulangan gizi lebih
4. Peningkatan surveilans gizi
5. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi

Sumber :

https://www.academia.edu/38736398/Analisis_Kebijakan_Kesehatan diakses tanggal 01


April 2021 pukul 19.38 WIB

Anda mungkin juga menyukai