Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PRAKTIKUM MANAJEMEN PUSKESMAS

”Pengambilan Keputusan Di Puskesmas Pemancungan”

Kelompok 3 :

Refni Septi Irya Mustika 1811212048

Dwi Utari Helmi 1811213018

Fadhilah Agustia Yunanda 1811213034

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur Kehadirat Allah S.W.T atas limpahan Rahmat-


Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan Makalah Pratikum Manajemen
Puskesmas ini dengan tepat waktu. Makalah ini kelompok susun berdasarkan
tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Pratikum Manajemen Puskesmas
yaitu Ibu dr. Adila Kasni Astiena, MARS dan sekaligus untuk memberikan
pemahaman kepada rekan-rekan mahasiswa terkait Manajemen Puskesmas.

Kelompok sangat menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan ini


tidaklah sempurna, oleh karena itu jika terdapat kesalahan-kesalahan di dalamnya
kelompok mohon maaf sebesar-besarnya. Akhir kata, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam Pemancungan Kesehatan
Masyarakat peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan.

Padang, 25 Maret 2021

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya Puskesmas berperan dalam pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayahnya dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki
perilaku sehat (kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat); mampu
menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat; dan
memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,kelompok
dan masyarakat.

Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan puskesmas


adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab
atas kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan . Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) tingkat pertama diwilayah kerjanya.Puskesmas merupakan
Unit pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota
bersangkutan. Oleh sebab itu, Puskesmas melaksanakan tugas dinas kesehatan
kabupaten/kota yang dilimpahkan kepadanya, antara lain kegiatan dalam
Standar Pelayyanan Minimal (SPM) bidang kesehatan kabupaten/kota dan
upaya kesehatan yang secara spesifik dibutuhkan masyarakat setempat (Local
specific).

Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkewajiban melaksanakan


kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dan terwujudnya kecamatan sehat. Secara structural atau
administratif, Puskesmas berada dibawah administrasi Pemerintah Daerah
kabupaten, dimana pembinaan secara teknis diberikan oleh Dinas Kesehatan
Kapubaten/Kota dan Provinsi. Aturan menyatakan bahwa Puskesmas
berfungsi sebagai penyelenggara layanan kesehatan baik berupa upaya
kesehatan masyarakat (UKM) maupun upaya kesehatan perorangan (UKP).
Kedudukan Puskesmas sebagai “penyelenggara” layanan kesehatan
menegaskan bahwa Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis tingkat pertama
dari Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan aspek pemerintahan dalam bidang kesehatan di
kabupaten/kota.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan?

2. Apa saja fungsi dan tujuan pengambilan keputusan?

3. Apa saja komponen dan dasar dalam pengambilan keputusan?


4. Bagaimana Pengambilan Keputusan di Puskesmas Pemancungan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan?

2. Apa saja fungsi dan tujuan pengambilan keputusan?

3. Apa saja komponen dan dasar dalam pengambilan keputusan?

4. Bagaimana Pengambilan Keputusan di Puskesmas Pemancungan?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan

Dalam manajemen puskesmas Kegiatan pengambilan keputusan yang


cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi, hal ini
dimaksudkan agar segala hal-hal baik permasalahan yang akan menghambat
roda organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu
organisasi dapat berjalan seperti biasanya secara efektif dan efisien tanpa
adanya gangguan. Keputusan yang diambil dapat memperbaiki keadaan atau
mungkin sebaliknya semakin memperburuk keadaan. Hal ini mengharuskan
pimpinan puskesmas harus mampu untuk membaca segala situasi/keadaan di
puskesmasnya. Keputusan ini sangat vital

Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif prilaku dari 2 alternatif


atau lebih (tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara
alternatif -alternatif yang dimungkinkan ) yang tentunya paling efektif dan
efesien yang dibutuhkan saat ini. pemilihan dari beberapa alternatif atau
kemungkinan ini yang paling sesuai dengan nilai atau tujuan puskesmas untuk
mendapatkan hasil atau solusi mengenai prediksi kedepan

2.2 Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan

Fungsi dari pengambilan keputusan menurut Iqbal Hasan (2002:2-3) antara


lain :

a. Pangkal permulaan dari semua aktifitas manusia yang sadar dan


terarah, baik secara individual maupun kelompok, baik secara
institusional maupun organisasional.
b. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari
depan,masa yang akan datang, dan efeknya atau pengaruhnya
berlangsung cukup lama.

Tujuan pengambilan keputusan dibagi menjadi dua ,diantaranya :


a. Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yang
dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali
diputuskan tidak ada kaitannya dengan masalah lain.

b. Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan


menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan
yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih, yang
bersifat kontradiktif atau yang bersifta tidak kontradiktif.

2.3 Komponen Dan Dasar Dalam Pengambilan Keputusan

Komponen – kompenen dalam pengambilan keputusan sebagai berikut

1. Tujuan dari pengambilan keputusan

2. Identifikasi alternatif – alternatif keputusan untuk memecahkan


masalah.

3. Perhitungan mengenai faktor- faktor yang tidak dapat diketahui


sebelumnya atau diluar jangkauan manusia.

4. Sarana atau alat untuk mengevaluasi dan mengukur hasil dari suatu
pengambilan keputusan.

Dasar pengambilan keputusan

1. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih


bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan
faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusan intuitif ini terdapat
beberap keuntungan yaitu :

a. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah


memutuskan

b. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang


bersifat kemanusiaan

Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhakan


waktu yang singkat. Untuk masalah-masalah yang dampaknya
terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif
akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini
sulit diukur kebenarannya karna kesulitan mencari pembandingnya
dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif
hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal lain sering
diabaikan
2. Pengambilan keputusan rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna.
Masalah-masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan
pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan
rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat sendiri, keputusan
rasional ini dapat diukur apabila kepuasan optimal yang dirasakan
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang
diakui saat itu.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta
Pengambilan keputusan ini didasarkan pada faktayang memadai.
Sebenarnya istilah fakta itu perlu dikaitkan dengan istilah data dan
informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara
sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil
pengolahan dari data. Dengan demikian data harus diolah lebih dulu
menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan
keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang
cukup itu memang merupakan keputusan yan baik, solid namun untuk
mendapatkan informasi yang cukup itu sulit
4. Pengambilan keputusan berdarkan pengalaman
Pengambilan keputusan ini terjadi bahwa sebelum mengambil
keputusan, pimpinan mengingat-ngingat apakah kasus seperti ini
seelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri
melalui arsip-arsip pengambulan keputusan yang berupa dokumentasi-
dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata
permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya maka pimpinan
tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan
situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat
menerapkan cara sebelumnya itu utuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang menjadi hal yang jadi
pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan berdasarkan
pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman
dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar
belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiaanya sangat
membantu dalam memudahkan pemecahan masalah
5. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang yang
dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai
tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan kegiatan demi tercapainya organisasi yang efektif dan
efesien. Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa
keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak
diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas, dan juga karena
didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanen sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan wewenang semata maka akan
menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik
dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh
pembuat keputusan sering melewati permasalahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas. Dibutuhkanlah
kebijaksanaan dan keadilan dari pembuat kebijakan dalam
memutuskan Keputusan
2.4 Pengambilan Keputusan di Puskesmas Pemancungan

Pengambilan keputusan di puskesmas membutuhkan alur alur tertentu


atau tahap-tahap yang perlu dilalui,maksudnya disini seperti ketika ada
permasalahan di pelayanan P2TP maka langkah pertama yang harus ikut andil
dalam mengambil keputusan adalah penanggung jawab terhadap P2TP
tersebut, jikalau permasalah tidak selesai baru diikutsertakan Kepala
Puskesmas kemudian barulah kepala puskemas memutuskan terkait
permasalahan yang ada.

Keikutsertaan Kepala Puskesmas dalam penyelesaian Permasalahan yang


ada tidak hanya berlaku pada permasalahan internal puskesmas saja tetapi
juga menyangkut permasalahan eksternal,misalnya masalah pasien, ketika
pasien merasa tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai standar maka pasien
bisa menyampaikan keluhan terkait pelayanan yang didapatkan melalui kotak
saran, dimana pihak puskesmas akan memeriksa kotak saran tersebut sesuai
kesepakatan, ada yang per hari/minggu/bulan, dimana keluhan di dalam kotak
saran akan ditindaklanjuti baik itu 1x24 jam atau 1x30 hari atau bisa juga
permasalahan tersebut dibawa ke lokal karya mini (LOKMIN).

Permasalahan yang berada di dalam kotak saran berada dibawah tanggung


jawab PJ UKP (Penanggung Jawab Unit Kesehatan Perorangan), dimana PJ
UKP bertanggungjawab kepada ketua mutu, begitu juga kepala mutu yang
bertanggung jawab terhadap kepala puskesmas, jadi jikalau permasalahan dari
keluhan pasien tidak bisa teratasi maka Kepala Puskesmas juga akan ikut serta
dalam penyelesaian.

Pengambilan keputusan di PuskesmasPamancugan dilakukan secara


berjenjang. Untuk masalah yang berdampak luas seperti kematian Ibu dan
Balita akan lansung ditindaklanjuti oleh Kepala Puskesmas. Sedangkan untuk
masalah yang terkait dengan program UKM, UKP dan Jejaring akan
ditindaklanjuti oleh masing-masing koordinator program, jika masalah masih
belum dapat diselesaikan maka akan diserahkan kepada Kepala Puskesmas.
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif prilaku dari 2


alternatif atau lebih (tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu
diantara alternatif -alternatif yang dimungkinkan ) yang tentunya paling efektif
dan efesien yang dibutuhkan saat ini. Pengambilan keputusan di puskesmas
membutuhkan alur alur tertentu atau tahap-tahap yang perlu dilalui,maksudnya
disini seperti ketika ada permasalahan di pelayanan P2TP maka langkah
pertama yang harus ikut andil dalam mengambil keputusan adalah penanggung
jawab terhadap P2TP tersebut, jikalau permasalah tidak selesai baru
diikutsertakan Kepala Puskesmas kemudian barulah kepala puskemas
memutuskan terkait permasalahan yang ada. Pengambilan keputusan di
PuskesmasPamancugan dilakukan secara berjenjang. Untuk masalah yang
berdampak luas seperti kematian Ibu dan Balita akan lansung ditindaklanjuti
oleh Kepala Puskesmas. Sedangkan untuk masalah yang terkait dengan
program UKM, UKP dan Jejaring akan ditindaklanjuti oleh masing-masing
koordinator program, jika masalah masih belum dapat diselesaikan maka akan
diserahkan kepada Kepala Puskesmas.

3.2.Saran

Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan agar menambah


wawasan bagi pembaca mengenai Pengorganisasian Puskesmas. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus lagi dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengan sumber yang lebih banyak, yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan
DAFTAR PUSTAKA

Rismayani, M. 2014. Studi Tentang Penerapan Fungsi Manajemen Puskesmas


Terhadap Pencapaian Universal Child Immunization (Uci) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun 2014 : 4.

Habibi, dkk. 2017. Gambaran Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Berdasarkan


Fungsi Manajemen Pada Program Pengendalian Penyakit Menular (P2m) Di
Puskesmas Tamangapa Makassar Tahun 2016. 9 (1) : 46.

https://www.scribd.com/doc/247863678/PENGORGANISASIAN-PUSKESMAS.
Diakses pada Kamis, 4 Februari 2021 pukul 15.00.

Endang Sutisna Sumaeman. 2009. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik


Puskesmas. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai