Anda di halaman 1dari 2

Penanya : Nindi Clorita M ( 1811212008 )

Pertanyaan :

Bisakah Kelompok menjelaskan salah satu contoh kebijakan kesehatan dalam penggunaan
metode PES ?

Penjawab : Refni Septi Irya Mustika ( 1811212048 )

Jawaban :

Salah satu contoh kasus yang dapat dianalisis lingkungan kebijakan adalah kebijakan mengenai
PPIA ( Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak ) HIV AIDS. Beberapa kebijakan yang berkaitan
dengan PPIA di Indonesia adalah :

- Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1994 tentang Pembentukan Komisi


Penanggulangan AIDS dan KPA Daerah.
- Permenkes nomor 51 Tahun 2013 tentang Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu
ke Anak.
- SE Mentri Kesehatan No. 5 Tahun 2008 tentang layanan Pencegahan Penularan HIV dari
Ibu ke Anak

Dengan menggunakan instrument PES cara yang dilakukan adalah dengan memberikan skorsing
mengenai kondisi lingkungan terkini (tahun 2015-2016) dan lingkungan tahun (2013-2014) .
Penilaian dilakukan terhadap :

1. Dukungan politik
2. Kebijakan nasional
3. Kebijakan operasional
4. Komponen program
5. Evaluasi dan penelitian

Adapun pengambilan sampel 15 responden yang berasal dari berbagai kalangan yang terkait
seperti Kementrian Kesehatan, Akademisi, masyarakat umum, dsb.

Cara Perhitungan Skor :


1) Jumlahkan keseluruhan skor item individual dalam satu kategori. Subtotal kemudian diubah
ke dalam bentuk rata-rata dengan membagi total jumlah item pertanyaan yang diberikan
penilaian oleh responden.

2) Pada setiap subpertanyaan akan dijumlah total nilai yang diperoleh dan kemudian dibagi
dengan jumlah responden yang memberikan penilaian. Misalnya diperoleh total nilai untuk
subpertanyaan 1 pada kategori dukungan politik sebesar 39, dan jumlah responden yang
menjawab pertanyaan tersebut ada 15 orang, maka nilai PES untuk sub pertanyaan 1 pada
kategori dukungan politik adalah 39/15 = 2,6.

3) Responden yang tidak menjawab satu pertanyaan, tidak diberikan skor dan dapat ditulis
keterangan, misalnya dengan singkatan TT (Tidak Tahu). Prosedur ini hanya menghitung skor
rata-rata per item yang diberikan skoring, sehingga item yang tidak diisi/ dinilai oleh responden
tidak akan mengurangi skor. Misalnya dalam subpertanyaan 1 untuk kategori dukungan politik,
jika dari 15 responden ada yang tidak menjawab satu orang, maka yang digunakan sebagai
pembagi rata-rata adalah 14 orang, dengan misal total skor subpertanyaan 1 adalah 36. Maka
rata-rata skor sub pertanyaan pertama adalah 36/14 = 2,57.

4) Skor dapat dianggap rendah ketika nilai rata-rata kurang dari 1,5 dan dianggap tinggi ketika
skor yang dicapai lebih dari 3.

5) Kemudian dilakukan penjumlahan terhadap seluruh skor dalam kategori tersebut yang dibobot
sebagai total PES kategori, misalnya ada 4 pertanyaan untuk kategori dukungan politik, dengan
nilairata-rata PES masing-masing pertanyaan adalah 2,6; 1,8; 1,8; 1,8, maka nilai PES untuk
Kategori Dukungan Politik adalah (2,6+1,8+1,8+1,8)/4 = 8/4 = 2,0.

6) Nilai rata-rata ini kemudian diubah ke dalam bentuk persentase dengan membaginya dengan
skor maksimum yang mungkin terjadi yaitu 4. Misal nilai persentase PES untuk Kategori
Dukungan Politik adalah 2/4 x 100 = 50%. Pendekatan ini menstandarisasi setiap unit pertanyaan
sehingga jumlah item individual dalam setiap kategori tidak memengaruhi kontribusinya
terhadap total skor.

7) Nilai akhir disesuaikan ke dalam skala 0-100 dimana 100% mengindikasikan lingkungan
kebijakan yang sempurna.

Anda mungkin juga menyukai