Anda di halaman 1dari 25

Pengantar administrasi Kesehatan Azrul Azwar

Perangkat Administrasi

Pembagian lain yang banyak dikenal di masyarakat ialah yang disebut sebagai 4M
yakni manusia (man), uang (money), sarana (material) dan metoda (methode)
untuk organisasi yang mencari keuntungan serta 6M (man), uang (money), sarana
(material) dan metoda (methode), pasar (market), serta mesin (machinery) untuk
organisasi yang mencari keuntungan.

PROSES

Yang dimaksud dengan proses (proses ) dalam administrasi adalah langkah-


langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses ini dikenal dengan nama fungsi administrasi (functions of administration).
Pada umumnya proses dan ataupun fungsi adminitrasi ini merupakan tanggung
jawab pimpinan.

Pada saat ini dikenal beberapa pembagian proses dan ataupun fungsi administrasi
tersebut. Beberapa diantaranya yang terpenting ialah:

a. Komisi pendidikan administrasi kesehatan amerika serikat


Membedakan fungsi administrasi atas enam macam yakni perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing),
pengawasan (controlling), pengkordinasian (coordinating) dan penilaian
(evaluation)
b. Freeman membedakan fungsi administrasi atas enam macam yakni
perencanaan (planning), penggerakan (actuating), pengkordinasian
(coordinating), bimbingan (guidance), membebaskan (freedom) dan
pertanggungjawaban (responsibility)
c. Geeorge R Terry membedakan fungsi adminitrasi atas empat macam yakni
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating), pengawasan (controlling). Fungsi adminitrasi menurut Terry
ini dikenal dengan singkatan POAC.
d. Barton membedakan fungsi adminitrasi atas delapan macam yakni
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan staf
(staffing), penyusunan anggaran belanja (budgeting), pelaksanaan
(implementing), pengkordinasian (coordinating), pelaporan (reporting) dan
penilaian (evaluation)
e. Luther M Gullick membedakan fungsi admintrasi atas tujuh macam yakni
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan staf
(staffing), pengarahan (directing), pengkordinasian (coordinating),
pelaporan (reporting), penyusunan anggaran belanja (budgeting). Fungsi
adminitrasi menurut Gullick ini dikenal dengan singkatan POSDCORB.
f. Hendry Eayol membedakan fungsi adminitrasi atas lima macam yakni
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), perintah
(comanding), pengkordinasian (coordinating), pengawasan (controlling).
Dalam praktek sehari-hari, untuk memudahkan ini sering disederhanakan
menjadi empat macam saja yakni:
a. perencanaan (planning) yang didalamnya termasuk penyusunan
anggaran belanja
b. pengorganisasian (organizing) yang didalamnya termasuk penyusunan
staf
c. penggerakan (actuating) yang didalamnya termasuk pengarahan,
pengkordinasian, bimbingan, penggerakan, pengawasan.
d. pengawasan (controlling) yang didalamnya termasuk penyusunan
laporan

KELUARAN

Yang dimaksud dengan keluaran (output) adalah hasil dari suatu pekerjaan
admistrasi. Untuk administrasi kesehatan, keluaran tersebut dikenal dengan nama
pelayanan kesehatan (health service). Pada saat ini pelayanan kesehatan tersebut
banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas dua macam. Pertama
pelayanan kedokteran (medical service). Kedua, pelayanan kesehatan masyarakat
( public health service).

Sasaran

Yang dimaksud dengan sasaran (target group) adalah kepada siapa keluaran yang
dihasilkan, yakni upaya kesehatan tersebut,ditujukan. Untuk administrasi
kesehatan sasara yang dimaksudkan disini dibedakan atas empat macam yakni
perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Dapat bersifat sasaran
langsung ( direct target group), atau pun bersifat sasaran tidak langsung ( indirect
target group).

Dampak

Yang dimaksud degan dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkann oleh
keluaran. Untuk administrasi kesehatan, dampak yang diharapkan adalah makin
meningkatnya derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan ini hanya akan
dapat dicapai apabila kebutuhan (needs) dan tutuntan (demand) perseorangan,
keluarga, kelompok dan atau masyarakat terhadap kesehatan, pelayanan
kedokteran serta lingkungan yang sehat dapat terpenuhi. Kebutuhan dan tutuntan
ini adalah sesuatu yang terdapat pada pihak pemakai jasa pelayanan kesehatan.

Kegiatan administarsi

Telah disebutkan bahwa melaksanakan pekerjaan administrasi sama artinya


dengan melaksanakan semua fungsi administrasi. Dengan pengertian yang seperti
ini menjadi jelas bahwa kegiatan utama yang dilakukan pada administarsi tidak
lain adalah melaksanakan fungsi administrasi itu sendiri, mulai dari fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan fungsi pengawasan (
Terry)
Bab 2

Sistem Kesehatan

Jika menyebut perkataan system kesehatan ada dua pengertian yang terkandung
didalamnya. Pertama pengertian system kedua pengertian kesehatan. Pengertian
system banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting
adalah :

1. sistem adalah gabungan dan elemen elemen yang saling dihubungkan


oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan
organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah
ditetapkan(Ryans)
2. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi yang
saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organic untuk
mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efesian ( john
mc manama)

Unsur unsur sistem

1. Masukan
Kumpulan bagian input atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut
2. Proses
Kumpulan bagian elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi
untuk pengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan
3. Keluaran ( output)
Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses
dalam sistem
4. Umpan balik
Kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus masukan bagi sistem
5. Dampak (impact)
Akibat yang dihasilkan keluaran satu sistem
6. Lingkungan
Dunia diluar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai
pengaruh besar terhadap sistem

Jenjang sistem

Secara sederhana yang dimaksud dengan penjenjangan sistem ialah pembagian


sistem ditinjau dari sudut peranan dan kedudukannya terhadap lingkungan. Untuk
ini penjenjangan sistem dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

1. Suprasistem
Lingkungan dimana sistem tersebut berada. Lingkungan yang dimaksud
disini juga berbentuk suatu sistem tersendiri, yang kedudukan dan peranan
lebih luas. Sistem yang lebih luas ini mempengaruhi sistem tetapi tidak
dikelola oleh sistem
2. Sistem
Sistem adalah sesuatu yang sedang diamati yang menjadi subjek dan objek
pengamatan
3. Subsistem
Subsistem adalah bagian dari sistem yang secara mandiri membentuk
sistem pula. Subsistem yang mandiri ini kedudukan dan peranannya lebih
kecil dari pada sistem

Jika yang diamati adalah rumah sakit, rumah sakit adalah sistem. Suprasistemnya
ialah sistem kesehatan nasional sedangkan subsistemnya ialah berbagai unit
fungsional yang terdapat dirumahsakit.

Pendekatan sistem

Pada saat ini batasan tentang pendekatan sistem banyak macamnya, beberapa
yang terpenting adalah

1. Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan


rasional dalam merancang suatu rangkaian komponen-komponen yang
berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai suatu kesatuan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan ( L. James Harvey)
2. Pendekatan sistem adalah suatu strategi yang menggunakan metoda
analisa, desain dan manajemen untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efeisien
3. Pendekatan sistem adalah penerapan dari cara berfikir yang sistematis dan
logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu masalah atau
keadaan yang dihadapi.

Dari batasan tentang pendekatan sistem ini, dengan mudah dipahami bahwa
prinsip pokok pendekatan sistem dalam pekerjaan administrasi dapat
dimanfaatkan untuk dua tujuan:

1. Untuk membentuk sesuatu, sebagai hasil dari pekerjaan administrasi


2. Untuk menguraikan sesuatu yang ada dalam administrasi

Analisis sistem

Pada saat ini batasan tentang anailisis sistem banyak macamnya. Beberapa yang
terpenting ialah :

1. Analisis sistem adalah pelukisan atau penguraian operasional suatu sistem


yang meliputi upaya pengidentifikasian tujuan, kegiatan, pelaksanaan
kegiatan, situasi yang dihadapi serta informasi yang dibutuhkan oleh
sistem pada setiap tahap pelaksnaannya
2. Analisis sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan
fasilitas yang ada, dilakukan pengumpulan berbagai masalah yang
dihadapi untuk kemudian dicarikan berbagain jalan keluarnya, lengkap
dengan uraiannya, sehingga membantu administrator dalam mengambil
keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
BAB 3

Subsistem Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan dapat dibedakan menjadi 2 secara umum menurut pendapat


Hodgett dan Cascio (1983) :

1. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan
kedokeran ( medical service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang
dapat bersifat sendiri ( solo practice) atau secara bersama- sama dalam
satu organisasi ( institution), tujuan uatamanya untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasaran terutama untuk
perseorangan dan keluarga
2. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kesehatan
masyarakat ( public health services) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang umumnya secara bersama – sama dalam suatu
organisasi, tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya terutama untuk
kelompok dan masyarakat.
Pelayanan Kedokteran Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1. Tenaga pelaksananya terutama 1. Tenaga pelaksananya terutama
adalah para dokter ahli kesehatan masyarakat
2. Perhatian utamanya pada 2. Perhatian utamanya pada
penyembuhan penyakit pencegahan penyakit
3. Sasaran utamanya adalah 3. Sasaran utamanya adalaah
perseorangan atau keluarga masyarakat secara keseluruhan
4. Kurang memperhatiakan 4. Selalu berupaya mencari cara
efeisiensi yang efisein
5. Tidak boleh menarik perhatian 5. Dapat menarik perhatian
karena bertentangan dengan masyarakat misalnya dengan
etika kedokteran penyuluhan kesehatan
6. Menjalankan fungsi 6. Menghasilkan fungsi dengan
perseorangan dan terikat dengan mengorganisir masyarakat dan
undang undang mendapat dukungan undang
7. Penghasilan diperoleh dari undang
imbal jasa 7. Penghasilan berupa gaji dari
8. Bertanggung jawab hanya pemerintah
kepada penderita 8. Bertanggung jawab kepada
9. Tidak dapat memonopoli upaya seluruh masyarakat
kesehatan dan bahkan mendapat 9. Dapat memonopoli upaya
saingan kesehatan
10. Masalah administrasi amat 10. Menghadapi berbagai persoalan
sederhana kepemimpinan
Pelayanan kesehatan menyeluruh dan terpadu

Pengertian pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu ada 2 macam (


Somers dan somers 1974) :

1. Pelayanan kesehatan yang berhasil memadukan berbagai upaya kesehatan


yang ada di masyarakat yakni pelayanan peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulian
kesehatan. Suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan terpadu apabila kelima jenis pelayanan ini
diselenggarakan secara bersamaan
2. Pelayan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (
holistic approach). Jadi tidak hanya memperhatikan keluhan penderita
saja, tetapi juga berbagai latar belakang social ekonomi, social budaya,
social psikologi dan lain berbagainya. Suatu pelayanan kesehatan disebut
sebagai pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu apabila
pendekatan yang dipergunakan memperhatikan berbagai aspek kehidupan
dan dari para pemakai jasa kesehatan

Stratifikasi Pelayanan Kesehatan

Strata pelayanan kesehatan yang dianut oleh tiap Negara tidaklah sama namun,
secara umum berbagai strata ini dapat dikelompokan menjadi 3 macam yakni :

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama


Yang dimaskud dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama ( primary
health service) adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok ( basical
service), Yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta
mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini
bersifat pelayanan rawat jalan ( ambulatory/out patient service)
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua
Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat kedua ( secondary
health service) adlaah layanan kesehatan yang lebih lanjut, telah bersifat
rawat inap ( inpatient service) dan untuk menyelengarakannya telah
dibutuhkan tersedia tenaga tenaga spesialis

3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga


Yang dimaksud pelayanan kesehatan tingkat ketiga ( tersier health service)
adalah pelayanan kesehatan yang bersifat lebih kompleks dan umumnya
diselenggarakan oleh tenaga –tenaga subspesialis.

Sistem Rujukan

Adapun yang dimaksud dengan sistem rujukan diindonesia, seperti yang telah
dirumuskan dalam SK mentri kesehatan RI no 32 tahun 1972 ialan suatu sistem
penyelengarakan pelayanan kesehatan yang melaksanankan pelimpahan
tanggungjawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan
secara vertical dalam arti dari unit yang berkempuan kurang kepada unit yang
lebih mampu atau horizontal dalam arti antar unit unit yang setingkat
kemampuannya. Maca rujukan yang berlaku diindonesia telah pula ditentukan,
sistem kesehatan nasional membedakannya atas 2 macam:

1. Rujukan kesehatan
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan. Dengan demikian rujukan kesehatan pada
dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat ( public health
service). Rujukan kesehatan dibedakan atas 3 macam yakni rujukan
teknologi, sarana dan operasional.
2. Rujukan medic
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta
pemulihan kesehatan.dengan demikian rujukan medic pada dasarnya
berlaku untuk pelayanan kesehatan (medical service).
Sasaran

Sasaran program menjaga mutu adalah pelayanan kesehatan yang


diselenggarakan. Jika diketahui pada saat pelayanan kesehatan terdapat 4 unsur
yang bersifat pokok yakni unsur masukan ( input), unsure proses (proses), unsur
lingkungan (environment), serta unsur keluaran ( output). Maka mudah pahami
dalam prakte sehari hari jika menyebut sasaran program menjaga mutu, maka
yang dimaksud disini tidak lain adalah unsur masukan, unsur proses, unsur
lingkungan, serta unsur keluaran tersebut.

1. Unsur masukan
Yang maksud unsur masukan ialah semua hal yang diperlukan untuk
terselenggaranya pelayanan kesehatan . unsur masukan ini banyak
macamnya. Yang terpenting adalah tenaga ( man), dana (money), dan
sarana (material). Secara umum disebutkan apabila tenaga dan sarana
(quatitas dan qualitas) tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan (
standard operasional dan facility), serta jika dana yang tersedia tidak
sesuai dengan kebutuhan, maka sulit diharapkan baiknya mutu pelayanan (
Bruce 1990; Fromberg 1988; Gambone 1991)
2. Unsur lingkungan
Yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah keadaan sekitar yang
mempengaruhi pelayanan kesehatan. Untuk suatu institusi kesehatan,
keadaan sekitar yang terpenting adalah kebijakan (policy) organisasasi
(organization) dan manajemen. Secara umum disebutkan apabila
kebijakan, organisasi dan manajemen tersebut tidak sesuai dengan
standard dan atau tidak bersifat mendukung, makan sulit diharapkan
baiknya mutu pelayanan kesehatan ( Donabedian 1980).
3. Unsur proses
Yang dimaksud dengan unsur proses adalah semua tindakan yang
dilakukan pada pelayanan kesehatan. Tidakan tersebut secara umum dapat
dibedakan atas 2 macam yakni tidakan medis ( medical procedure) dan
tindakan non medis ( nonmedical procedure). Secara umum disebutkan
apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan ( standard of conduct) maka sulit diharapkan baiknya mutu
pelayanan ( Pena 1984).
4. Unsur keluaran
Yang dimaksud unsur keluaran adalah yang menunjuk pada penampilan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan ( performance). Penampilan
yang dimaksud disini banyak macamnya secara umum dapat dibedakan
menjadi 2 macam. Pertama, penampilan aspek medis ( medical
performance) Kedua, penampilan non medis ( non medical performance).
Secara umum di sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan ( standar of pefromance) maka
berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan yang
bermutu.

Kegiatan Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan program penjagaan mutu banyak pula macamnya secara


umu dapat dibedakan atas 7 macam yakni ( Palmer 1979 dan Voulry 1980):

1. Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselengarakan


2. Menetapkan prioritas masalah mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
3. Melakukan analisis masalah mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan
4. Melakukan kajian masalah mutu pelayanan kesehatan secara lebih
mendalam
5. Menetapkan dan menyusun upaya penyelesaian masalah mutu pelayanan
kesehatan
6. Melaksanakan upaya penyelesaian masalah mutu pelaynan kesehatan
7. Melakukan pemantauan dan menilai kembali masalah mutu pelayanan
kesehatan yang diselesaikan
1. Menetapkan masalah mutu pelayanan kesehatan
Adapun yang dimaksud dengan masalah mutu adalah kesenjangan antara
penampilan pelayanan kesehatan dengan standar yang ditetapkan. Karena
mutu pelayanan kesehatan menunjuk pada unsur keluaran ( output), maka
yang dimaksud dengan standar disini adalah standar keluaran, yang
pengukurannya dapat dilakukan dengan menggunakan indicator keluaran.
Untuk dapat menetapakan masalah mutu ada beberapa langkah pokok
yang harus dilakukan :
a. Menyusun daftar masalah
Untuk ini dapat digunakan teknik kesepakatan kelompok ( group
decision making) yang dapat dibedakan atas 2 macam, Pertama teknik
curah pendapat ( Brain Storming Tecnic), Kedua teknik kelompok
Nominal ( nominal group tecnic)
b. Melakukan konfirmasi daftar masalah
Melakukan konfirmasi daftar maslah yang telah berhasil disusun. Ada
2 teknik konformasi yang dapat digunakan: pertama secara langsung (
direct approach) dalam arti mengumpulkan data untuk setiap masalah
yang tercantum dalam daftar. Kedua secara tidak langsung ( indirect
approach) dalam arti memintakan pendapat staff lain yang terkait
tentang kebenaran daftar masalah yang telah disusun. Hasil dari
konfirmasi ialah tersusunya daftar masalah yang sebernarnya.
c. Menentukan prioritas masalah mutu pelayanan kesehatan
Menetapkan prioritas masalah mutu pelayanan kesehatan dari daftar
masalah mutu yang telah dikonfirmasi untuk dilakukan pemilihan.
Cobalah mengusahakan adanaya kata sepakat (Konsesus). Tetapi jika
tidak tercapai, data dilakukan pemungutan suara dengan menggunakan
criteria tertentu. Teknik pemungutan suar dengan menggunakan
criteria tersebut dikenal dengan nama teknik criteria matrix
d. Merumuskan pernyataan masalah
Langkak keempat yang dilakukan ialah merumuskan pernyataan
masalah yang telah ditetapkan prioritasnya. Syarat suatu perumusan
pernyataan masalah yang benar, banyak macamnya. Yang terpenting
harus dapat menjawab 5 pertanyaan pokok yakni, apa masalahnya,
siapa yang terkena, berapa besar masalahnya, dimana masalahnya
terjadi, serta bilamana masalah itu terjadi.
e. Menetapkan sumber masalah
Untuk ini diperlukan alat bantu yang dikenal dengan nama alur
(flowchart)

2. Menetapkan penyebab masalah mutu


Untuk dapat menetapkanpenyebab masalah ini perhatiaan hendaknya
ditujukan pada unsur masukan (input), proses dan ataupun lingkungan
pelayanan kesehatan. Setiap kesenjangan yang ditemukan adalah penyebab
msalah mutu pelayanan. Untuk dapat menetapkan masalah mutu
pelayanan, ada beebrapa langkah
a. Menyusun daftar penyebab masalah sumber masalah yang telah
ditetapkan sebelumnya. Menggunakan teknik curah pendapat dan atau
teknik kelompok nominal. Upaya kan agar setiap anggota tim dapat
mengemukakan pendapatnya secara bebas. Pakailah hokum sebab
akibat . penyebab masalah disini ialah sebab yang berhasil identifikasi.
Susunlah daftar penyebab masalah selengkap-lengkapnya. Untuk
membentuk daftar penyuusunan penyebab masalah yang masih bersifat
teroritis dapat digunakan digram tulang ikan (fish bone diagram)
b. Untuk ini manfaatkan lah
Proses

Sekalipun macam dan bentuk rencana anggaran sangat bervariasi, namun proses
yang ditempuh dalam menyusun rencana anggaran pada dasarnya tidak berbeda.
Proses yang dimaksud adalah:

1. Mengidentifikasi kegiatan
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi berbagai
kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan yang diidentifikasi sebaiknya hanya yang bersifat
pokok saja (mollar activities) dalam arti apabila tidak dilaksanakan, akan
menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
2. Menentukan sumber daya
Kegiatan kedua yang dilakukan ialah menentukan jumlah dan jenis sumber
daya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan yang telah
diidentifikasi. Sumber daya tersebut banyak macamnya. Secara umum
dibedakan atas tiga macam yakni tenaga (man), dana (money), dan sarana
(material). Hitung kebutuhan sumber daya tersebut untuk setiap kegiatan
yang ditanyatakan dan unit tertentu, misalnya orang/jam, dana/orang, dan
bahan/jam.
3. Mengubah sumber daya dalam bentuk uang
Kegiatan ketiga yang dilakukan ialah mengubah sumber daya yang
diperlukan ke dalam bentuk uang. Kegiatan ini dikenal dengan nama
penentuan biaya, yang pelaksanaannya tidak sederhana. Berapakah
besarnya honor yang pantas untuk seorang pekerja kasar? Berapa pula
untuk tenaga ahli? Berapa sebenarnya harga bahan baku yang diperlukan?
Untuk memudahkan pekerjaan biasanya dipergunakan biaya unit baku
(standard unit cost) yang dihitung berdasarkan harga masa lalu ditambah
dengan perkiraan kenaikan harga pada masa datang.
4. Menyusun dan menyajikan rencana anggaran
Kegiatan keempat yang dilakukan ialah menyusun dan menyajikan
rencana anggaran yang telah disusun ke dalam format baku yang telah
disepakati. Untuk Indonesia susunan anggaran pemerintah tertuang dalam
Daftar Usulan Projek (DUP).
5. Mengirimkan untuk persetujuan
Kegiatan kelima yang dilakukan ialah mengirimkan rencana anggaran
yang telah disusun kepada pihak-pihak yang berwenang memberikan
persetujuan. Kadang-kadang diperlukan beberapa revisi. Untuk Indonesia
anggaran pemerintah yang telah disetujui disebut dengan nama Daftar
Isian Projek (DIP).

Pada dasarnya setelah rencana anggaran disetujui, selesailah proses perencanaan


anggaran tersebut. Kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan ialah melaksanakan
rencana anggaran, sedemikian rupa sehingga tujuan dari dilaksanakannya suatu
rencana dapat dicapai dengan memuaskan.

Hanya saja sekalipun tugas perencanaan anggaran telah selesai, bukan berarti
pekerjaan yang ada hbuungannya dengan anggaran terhenti. Untuk menjamin
terselenggaranya anggaran dengan baik, ada dua hal lain yang perlu dilaksanakan
yakni:

1. Melakukan pengawasan
Pengawasan perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan.
Pengawasan yang dapat dilakukan banyak macamnya. Dalam sistem
pemerintahan di Indonesia, para pelaksana administrasi keuangan tidak
demikian mudah melakukan pembayaran tanpa adanya dokumen-dokumen
yang menunjukkan persetujuan pemakaian anggaran. Dokumen yang
dimaksud antara lain Surat Keputusan Otorisasi (SKO) serta Surat
Perintah Membayar Uang (SPMU).
2. Melakukan pemeriksaan
Pemeriksaan pemakaian anggaran harus dapat dilakukan secara berkala.
Tujuannya adalah untuk menilai penggunaan anggaran apakah telah sesuai
dengan prosedur dan peruntukannya. Pemeriksaan pemakaian anggaran ini
lazimnya dilakukan oleh Kanor Akuntansi Publik, atau untuk instantsi
pemerintah, oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Teknik kesepakatan kelompok

Pada saat ini teknik kesepakatan berkelompok banyak macamnya. Secara umum
dapat dibedakan atas dua macam:

1. Untuk mengumpulkan pendapat


Jika tujuan utama teknik kesepakata kelompok adalah untuk
mengumpulkan pendapat (discovery), teknik yang dipergunakan adalah:
a. Synthetic group technique
Teknik ini mirip dengan suatu survai biasa. Hanya saja
respondennya adalah pihak ketiga yang umumnya adalah para ahli.
Dari berbagai pendapat yang dikemukakan akan dapat ditetapkan
prioritas masalah yang dihadapi.
Bab VIII

Penilaian program kesehatan

Pendahuluan

Setiap administrator yang diserahkan tanggung jawab mengelola program


kesehatan selalu dihadapkan pada suatu keadaan yang tidak pasti (uncertainuty).
Keadaan yang tidak pasti tersebut jika disederhanakan dapat disimpulkan ke
dalam tiga macam pertanyaan yakni:

1. Pertanyaan tentang ketepatan program


Apakah program yang akan dilaksanakan adalah suatu program yang telah
tepat, dalam arti:
a. Apakah masalah yang dirumuskan dalam rencana kerja telah sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya?
b. Apakah tujuan yang tercantum dalam rencana kerja telah
dirumuskan secara benar dan realistis?
c. Apakah kegiatan yang ditetapkan dan tercantum dalam rencana
kerja benar-benar dapat menjamin teratasinya masalah dan atau
tercapainya tujuan?

2. Pertanyaan tentang pelaksanaan program


Apakah program yang sedang dilaksanakan akan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan dalam arti:
a. Apakah dalam melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan tidak
terjadi penyimpangan sehingga dapat mempengaruhi penyelesaian
masalah dan atau tujuan yang telah dirumuskan?
b. Apakah dalam melaksanakan kegiatan tersebut tidak diperlukan
penyesuaian sedemikian rupa sehingga masalah dapat diatasi dan
tujuan dapat dicapai?
3. Pertanyaan tentang hasil yang dicapai
Apakah program yang telah dilaksanakan berhasil mencapai tujuan
sebagaimana yang direncanakan, dalam arti:
a. Apakah masalah yang ada telah berhasil diatasi?
b. Apakah tujuan yang dirumuskan telah berhasil di capai?

Batasan

Batasan penilaian banyak macamnya. Beberapa di antaranya yang dianggap cukup


penting adalah:

1. Penilaian adalah suatu cara belajar yang sistematis dari pengalaman yang
dimiliki untuk meningkatkan pencapaian, pelaksanaan, dan perencanaan
suatu program melalui pemilihan secara seksama berbagai kemungkinan
yang tersedia guna penerapan selanjutnya (The World Health
Organization)
2. Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah
keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (The American Public Association)
3. Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam
membandingkan hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang
telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta
penyusunan saran-saran, yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari
pelaksanaan program (The International Clearing House on Adolescent
Fertility Control for Population Options)
4. Penilaian adalah pengukuran terhadap akibat yang ditimbulkan dari
dilakukannya suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Riecken).

Jika diperhatikan keempat batasan di atas, segera terlihat bahwa ada dua pendapat
tentang penilaian tersebut yakni:

1. Penilaian hanya dilakukan pada tahap akhir program


Pendapat yang seperti ini dapat dilihat dalam batasan yang dirumuskan
oleh Ricken. Di sini dikemukakan bahwa penilaian tersebut dilakukan
terhadap akibat yang ditimbulkan oleh suatu program, yang pada dasarnya
hanya dapat dilakukan jika suatu program telah selesai dilaksanakan.
2. Penilaian dapat dilakukan pada setiap tahap program
Pendapat yang seperti ini secara tegas dikemukakan olej The International
Clearing House on Adolscent Fertility Control for Population Options dan
secara samar-samar ditemukan pula pada batasan yang dirumuskan oleh
The World Health Organization dan American Public Health Association.
Pada pendapat yang terakhir ini disebutkan bahwa penilaian tidak hanya
dilakukan pada tahap akhir program, tetapi juga dapat dilakukan pada
waktu program sedang dilaksanakan dan atau sebelum program tersebut
dilaksanakan.

Jenis

Sesuai dengan pengertian bahwa penilaian dapat ditemukan pada setiap tahap
pelaksanaan program, maka penilaian secara umum dapat dibedakan atas tiga
jenis yakni:

1. Penilaian pada tahap awal program


Penilaian yang dilakukan di sini adalah pada saat merencanakan suatu
program (formative evaluation). Tujuan utamanya ialah untuk meyakinkan
bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah sesuai dengan
masalah yang ditemukan, dalam arti dapat menyelesaikan masalah
tersebut. Penilaian yang bermaksud mengukur kesesuaian program dengan
masalah dan atau kebutuhan masyarakat ini sering disebut pula dengan
studi penjajakan kebutuhan (need assessment study)

2. Penilaian pada tahap pelaksanaan program


Penilaian yang dilakukan di sini ialah pada saat program sedang
dilaksanakan (promotive evaluation). Tujuan utamanya ialah untuk
mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan tersebut telah sesuai
dengan rencana atau tidak, atau apakah terjadi penyimpangan-
penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program
tersebut. Pada umumnya ada dua bentuk penilaian pada tahap pelaksanaan
program ini ialah pemantauan (monitoring) dan penilaian berkala (periodic
evaluation). Perbedaan diantara keduanya dapat dilihat pada tabel.

No Hal yang Pemantauan Penilaian berkala


dibandingkan
1 Frekuensi Biasanya tiap dua Biasanya tiap 6 bulan
minggu sebulan sampai 1 tahun sekali
sekali
2 Pelaksana Biasanya dilakukan Dapat dilakukan oleh
oleh kalangan sendiri kalangan sendiri pihak
(internal evaluator) ketiga (external
evaluator)
3 Tujuan Biasanya bersifat Biasanya bersifat lebih
terbatas yakni hanya luas dan bahkan dapat
memperbaiki merevisi program
beberapa secara keseluruhan
penyimpangan saja

3. Penilaian pada tahap akhir program


Penilaian yang dilakukan di sini adalah pada saat program telah selesai
dilaksanakan (summative evaluation). Tujuan utamanya secara umum
dapat dibedakan atas dua macam yakni untuk mengukur keluaran (output)
serta untuk mengukur dampak (impact) yang dihasilkan. Dari kedua
macam penilaian akhir ini, diketahui bahwa penilaian keluaran lebih
mudah daripada penilaian dampak, karena pada penilaian dampak
diperlukan waktu yang lama.
Ruang lingkup

Sesuai dengan luasnya pengertian kesehatan, maka ruang lingkup penilaian yakni
hal-hal yang akan dinilai dari suatu program kesehatan adalah amat luas sekali.
Beberapa sarjana memberikan pedoman sebagai berikut, yakni:

1. Deniston
Deniston menyebutkan bahwa hal-hal yang dapat dinilai dari suatu
program kesehatan dibedakan ke dalam empat jenis yakni:
a. Kelayakan program
Penilaian yang dilakukan di sini ialah terhadap program secara
keseluruhan. Program dinilai layak (appropriateness) jika program
tersebut telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi.
b. Kecukupan program
Sama halnya dengan kelayakan, maka penilaian yang dilkukan di
sini adalah juga terdapat program secara keseluruhan. Suatu
program dinilai cukup (adequancy) jika programt ersebut telah
dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
c. Efektivitas program
Penilaian juga dilakukan terhadap program secara keseluruhan.
Suatu program dinilai efektif (effectiveness) jika program tersebut
telah dapat dilaksanakan dengan hasil yang dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
d. Efisiensi
Sama halnya dengan efektivitas, maka penilaian juga dilakukan
terhadap program secara keseluruhan. Suatu program dinilai efisien
(efficiency), jka program tersebut dapat dilaksanakan dengan hasil
yang kecuali dapat menyelesaikan masalah juga pada waktu
pelaksanaannya tidak memerlukan penggunaan sumber daya yang
besar.
Ruang lingkup penilaian

Deniston George James Roemer Blum


1. kelayakan 1. upaya program 1. status kesehatan 1. pelaksanaan
program program
2. kecukupan 2. penampilan 2. kualitas 2. pemenuhan
program program program kriteria
3. efektivitas 3. ketepatan 3. kuantitas 3. efektivitas
program penampilan program program
4. efisiensi 4. efisiensi 4. sikap 4. efisiensi
program program masyarakat program
5. sumber 5. keabsahan hasil
program
6. biaya program 6. sistem

Untuk kepentingan praktis, ruang lingkup penilaian tersebut secara sederhana


dapat dibedakan atas empat klompok saja yakni:
1. Penilaian terhadap masukan
Termsuk kedalam penilaian terhadap masukan (input) ini ialah yang
menyangkut pemanfaatan berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga
dan ataupun sumber sarana.
2. Penilaian terhadap proses
Penilaian terhadap proses (process) lebih dititik beratkan pada pelaksanaan
program, apakah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak.
Proses yang dimaksudkan di sini mencakup semua tahap administrasi,
mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan
program.
3. Penilaian terhadap keluaran
Yang dimaksud dengan penilaian terhadap keluaran (output) ialah
penilaian terhadap hasil yang dicapai dari dilaksanakannya suatu program.
4. Penilaian terhadap dampak
Penilaian terhadap dampak (impact) program mencakup pengaruh yang
ditimbulkan dari dilaksanakannya suatu program.

Langkah
WHO membedakan langkah-langkah penilaian atas sembilan tahap yakni:
a. Tahap penentuan hal yang akan dinilai
Langkah pertama yang dilakukan ialah menentukan dahulu hal yang akan
dinilai. Pekerjaan ini akan dapat dilakukan jika dapat dipelajari dengan
baik program yang akan dinilai.
b. Tahap melengkapkan keterangan yang dibutuhkan
Langkah selanjutnya yang dilakukan ialah mengumpulkan berbagai
keterangan yang ada hubungannya dengan program yang akan dinilai.
Untuk ini perlulah dipelajari secara cermat berbagai laporan yang ada dan
yang berhubungan dengan pelaksanaan program.
c. Tahap memeriksa hubungan antara keterangan dengan tujuan penilaian
Apabila berbagai keterangan telah berhasil diperoleh, lanjutkanlah dengan
penyeleksian keterangan. Buanglah keterangan yang tidak ada
hubungannya dengan tujuan penilaian.
d. Tahap menilai kecukupan keterangan
Lanjutkan pekerjaan penilaian ini dengan menilai kecukupan keterangan
yang diperoleh. Apabila keterangan tersebut dianggap belum cukup,
lakukan pengumpulan keterangan lagi. Jika telah cukup lanjutkan ke tahap
berikutnya.
e. Tahap menetapkan kemajuan program
Nilai kemajuan program dengan mempergunakan keterangan yang telah
dikumpulkan. Kemajuan program dapat dinilai dari keberhasilannya
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
f. Tahap menetapkan efektivitas program
Langkah selanjutnya ialah menetapkan efektivitas program. Suatu program
dianggap efektif jika dinilai dapat mengatasi masalah yang mendasari
dilaksanakannya program tersebut.
g. Tahap menetapkan efisiensi program
Lanjutkan dengan menilai efisiensi program yakni yang dikaitkan dengan
besarnya dana yang dipergunakan untuk melaksanakan program tersebut.
h. Tahap menetapkan dampak program
Setelah ditetapkan efektivitas dan efisiensi program, lanjutkan dengan
menetapkan dampak program.
i. Tahap menarik kesimpulan dan menyusun saran
Langkah terakhir yang dilakukan ialah menarik kesimpulan serta
menyusun saran-saran sesuai dengan hasil penilaian.

Anda mungkin juga menyukai