Anda di halaman 1dari 74

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i

BABI ASAL USUL KESEHATAN MASYARAKAT

A. Definisi Sanitasi Dan Perumahan .............................................. 3

B. Kebersihan Dan Kepercayaan ................................................... 5

C. Penyakit Dan Masyarakat .......................................................... 7

BAB II SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT ERA YUNANI-ROMA

A. Sejarah Kesehatan Masyarakat Pada Periode Awal

Medieval (Yunani) ...................................................................... 10

B. Sejarah Kesehatan Masyarakat Pada Periode Akhir

Medieval (Roma)........................................................................ 12

BAB III SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT ERAPERTENGAHAN

A. Pertumbuhan Kota Penyakit Abad

Pertengahan ............................................................................. 13

B. Statistik Kematian Dan Perencanaan

Kesehatan ................................................................................. 14

C. Dasar – Dasar Administrasi Kesehatan .................................... 15

BAB IV SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT ERA RENAISSANCE

A. Kesmas Dan Sains Baru ........................................................... 17

B. Penyakit Baru Untuk Dunia Baru .............................................. 19

C. Kesehatan Kerja ....................................................................... 19

BAB V SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT ERA REVOLUSI

ILMU PENGETAHUAN

A. Kejayaan Ilmu Pengetahuan Kesehatan

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page i


Masyarakat ............................................................................... 23

B. Edward Jenner Dan Vaksinasi .................................................. 24

C. Dasar Epidemilogi dan Statistik ................................................ 26

BAB VI SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT ERA INDUSTRALISASI

DAN GERAKAN SANITASI

A. Definisi Industralisasi Dan Sanitasi ............................................ 35

B. Sejarah John Snow Dan Kolera ................................................. 37

C. Teori Miasma Dan Teori Germ ................................................... 43

BAB VII SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT ERA REVOLUSI BAKTERIOLIGI

A. Sejarah kesehatan Masyarakat Era Revolusi

Bakteriologi (1875-1950) ........................................................... 47

B. Tokoh – Tokoh Kesehatan Masyarakat di Era Revolusi

Bakteriologi (1875-1950) ........................................................... 48

BAB VIII SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT ERA PERUBAHAN SOSIAL

A. Trend Sosial Ekonomi ................................................................ 52

B. Kesehatan Ibu dan Anak ........................................................... 54

C. Ilmu Gizi ..................................................................................... 56

D. Transisi Epidemiologi ................................................................. 62

BAB IX PERKEMBANGAN KONSEP KESEHATAN MASYARAKAT

A. Definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) ................................ 67

B. Letak Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) ................................... 69

Daftar Pustaka ................................................................................................. 72

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page ii


BAB I

ASAL-USUL KESEHATAN MASYARAKAT

Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh metologi

Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut

Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai

meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya

tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan

bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik.

Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai isterinya juga telah

melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan Higeia dalam

pendekatan / penanganan masalah kesehatan adalah, Asclepius melakukan

pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada

seseorang. Sedangkan Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan

masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, menghindari makanan / minuman

beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan melakukan

olahraga.

Apabila orang yang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan

upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara

lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik dari pada

dengan pengobatan / pembedahan. Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia

tersebut, akhirnya muncul 2 aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-

masalah kesehatan. Kelompok atau aliran pertama cenderung menunggu terjadinya

penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif (pengobatan).

Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi-

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 1


praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit baik fisik, psikis, mental maupun

sosial. Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Higeia, cenderung

melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan

(promosi) sebelum terjadinya penyakit. Kedalam kelompok ini termasuk para

petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah atau institusi kesehatan

masyarakat dari berbagai jenjang. Dalam perkembangan selanjutnya maka seolah-

olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi, yakni pelayanan

kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan pencegahan atau preventif

(preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan

yang dilakukan antara lain sebagai berikut.

Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara

individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja.

Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau

sasaran cenderung jauh.Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien

adalah masyarakat (bukan perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada

umumnya juga masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan

masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat

(sasaran) lebih bersifat kemitraan tidak seperti antara dokter-pasien.

Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada

umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter yang

menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien

datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah

kesehatan adalah adanya penyakit.Sedangkan kelompok preventif lebih

mengutamakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah tetapi

mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya menunggu pasien

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 2


datang di kantor atau di tempat praktek mereka, tetapi harus turun ke masyarakat

mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan melakukan

tindakan.

Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien

lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial,

padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara

aspek satu dengan yang lainnya.Sedangkan pendekatan preventif melihat klien

sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit

tidak semata-mata karena terganggunya sistem biologi individual tetapi dalam

konteks yang luas, aspek biologis, psikologis dan sosial. Dengan demikian

pendekatannya pun tidak individual dan parsial tetapi harus secara menyeluruh atau

holistik.

Pada triwulan ke 3 abad ke 19 merupakan era dimana pergerakan sanitasi

berkembang sangat pesat, menyebar secara sukses hingga ke kota-kota besar

Eropa. Dapat dibuktikan berkurangnya penyakit di wilayah yang dialiri limbah,

meningkatnya persediaan air, jalan beraspal, dan berkurangnya urbanisasi. Pada

waktu yang samainovasi sedang terjadi di rumah sakit, yang menekankan kesehatan

dan profesionalitas ilmu perawatan dan administrasi. Ini dibarengi dengan terobosan

raksasa dalam menetapkan aplikasi ilmu kuman dan imunologi praktis dan ilmiah.

A. Definisi Sanitasi Dan Perumahan

1. Sanitasi

Sanitasi adalah menciptakan keadaan lingkungan yang baik atau bersih untuk

kasehatan. Atau Sanitasi biasa disebut juga kebersihan lingkungan.

2. Perumahan

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 3


 Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang

disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah,

tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga,

tempat berlindung dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga

merupakan status lambang sosial (Azwar, 1996; Mukono, 2000).

 Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan

determinan kesehatan masyarakat. Karena itu pengadaan perumahan

merupakan tujuan fundamental yang kompleks dan tersedianya standar

perumahan merupakan isu penting dari kesehatan masyarakat. Perumahan

yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga

penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari

ketersediaan prasarana dan sarana yang terkait, seperti penyediaan air

bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya

pelayanan sosial (Krieger and Higgins, 2002).

 Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya

yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UUD

RI No. 4 Tahun 1992).

 Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat

berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani

serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu (Komisi

WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).

 Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu

kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum,

pembuangan sampah, listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 4


pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya dan sarana lingkungan yaitu

fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan serta

pengembangankehidupan ekonomi, sosial dan budaya, seperti fasilitas

tamanbermain, olah raga, pendidikan, pertokoan, sarana perhubungan,

keamanan, serta fasilitas umum lainnya.

 Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahansebagai faktor yang

dapat meningkatkan standar kesehatanpenghuninya. Konsep tersebut

melibatkan pendekatan sosiologis danteknis pengelolaan faktor risiko dan

berorientasi pada lokasi,bangunan, kualifikasi, adaptasi, manajemen,

penggunaan dan pemeliharaan rumah dan lingkungan di sekitarnya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat

berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang

menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh

anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu keberadaan

perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan

kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik. Jadi sanitasi perumahan adalah

menciptakan keadaan lingkungan perumahan yang baik atau bersih untuk

kasehatan.

B. Kebersihan Dan Kepercayaan

Kebersihan adalah napas kehidupan. Kebersihan merupakan lambang

kepribadian seseorang, Kebersihan adalah sesuatu yang mudah dan murah tidak

mahal jika ada kemauan, namun jika diabaikan akan berakibat fatal, mahal harga

yang harus dibayarkan jika terabaikan. Seperti terjangkitnya suatu penyakit akibat

dari lingkungan hidup yang tidak bersih, menyebabkan banyak nyawa yang

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 5


melayang dan milyaran dana yang harus ditanggung untuk merehabilitasinya.

Kebersihan timbul dari jiwa yang bersih, sehingga mampu melahirkan pikiran dan

tingkah laku yang bersih yang akan mengantarkannya kepada kehidupan yang

bersih dan jernih. Yang pada akhirnya akan menciptakan atmosper lingkungan yang

segar dan indah dalam segala hal.

kepercayaan kesehatan adalah sebuah bentuk perilaku dimana seseorang

memberikan penilaian dan penjabaran terhadap kesehatan dari segi sosio-

psikologis. Sedangkan perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan

tujuan baik disadari maupun tidak. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah

alasan dibalik perilaku individu, sebelum mampu mengubah perilaku tersebut.Model

Kepercayaan kesehatan oleh Becker (1974,1979):

1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu.

Bagaimana menyadarkan masyarakat tersebut bilamana dirinya dapat

mengalami diare setiap saat. Oleh karena adanya lingkungan dengan sanitasi

yang buruk dan perilaku yang buruk terhadap kesehatan, seperti cakupan

jamban yang rendah serta sumber air bersih yang dikonsumsi berpotensi

tercemar oleh kuman. Tidak adanya WC memungkinkan adanya lalat sebagai

vektor penyebab terjadinya penularan ke manusia yang sehat lainnya.

Sumber air yang digunakan dari sumur pinggir sungai/menggali lubang pasir

di pinggir sungai sangat membahayakan bilamana ada penderita cholera

yang BAB disungai tersebut.

2. Menganggap masalah ini serius

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 6


Terjadinya diare bukan saja dapat menyebabkan kesakitan tetapi juga bahaya

kematian. Terutama akibat dehidasi berat oleh diare. Penyakit ini setiap

tahunnya merupakan pembunuh no 1 atau no 2 diIndonesia.

3. Meyakini efektifitas tujuan pengobatan dan pencegahan.

Model pengobatan dini dapat mencegah ke tahapan diare berat dengan

dehidasi hebat, sehingga tidak perlu dirujuk ke RS. Pencegahan merupakan

upaya terbaik dan murah melalui kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat

terutama sumber air yang steril, penggunaan WC dan kebiasaan cuci tangan

dengan sabun. Dimaksudkan memutuskan penularan penyakit diare.

4. Tidak mahal

Biaya yang tidak mahal karena hanya dengan merubah kebiasaan buruk

dimasyarakat. Jika dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk

kesembuhan ditambah dengan hilangnya produktifitas (waktu kerja).

5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan

Melaksanakan anjuran oleh petugas kesehatan merupakan tujuan dari

perubahan perilaku. Perilaku akan berubah salah satunya yaitu jika individu

diberikan pemahaman tentang keuntungannya. Dicari dulu penyebab dari

suatu perilaku yang kurang baik, lalu diberikan penyuluhan serta informasi

yang terinci tentang keuntungan dari perbaikan perilakunya. Diperlukan waktu

yang lama untuk meyakinkan individu. Di sinilah, peran kita sebagai seorang

perawat/tenaga kesehatan.

C. Penyakit Dan Masyarakat

Di masa kini, masyarakat lebih banyak mengonsumsi makanan olahan, daging,

rokok, makanan tinggi lemak dan gula, serta minuman keras, dibandingkan masa

lalu. Di samping itu, kini lebih banyak orang-orang, terutama yang tinggal di kota,

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 7


yang menghabiskan sebagian besar waktu dengan duduk bekerja sepanjang hari.

Selain makanan dan rokok, penyakit degeneratif juga berisiko terjadi akibat faktor-

faktor lain seperti: kemiskinan, lingkungan hidup dan kerja yang kurang ideal, stres,

rendahnya tingkat kesadaran untuk berolahraga secara rutin.

Sebagian penyakit degeneratif dipicu oleh kebiasaan buruk manusia sehari-hari

yang kemudian menyebabkan gangguan pada organ tertentu. Cermati dan sadari

latar belakang beberapa penyakit degeneratif yang sering terjadi berikut ini.

1. Penyakit kanker

Kanker umumnya disebabkan oleh adanya mutasi pada DNA di dalam sel-sel

tubuh. Mutasi gen ini bisa diturunkan dari DNA orangtua atau bisa timbul di

kemudian hari. Terdapat banyak hal yang dapat memicu mutasi gen, yaitu gaya

hidup yang buruk seperti kebiasaan merokok, obesitas, kurang berolahraga, serta

konsumsi makanan yang mengandung karsinogenik (bahan kimia pemicu kanker).

2. Diabetes tipe 2

Penyakit diabetes tipe 2 umumnya bersifat keturunan, sehingga anak dari orang

tua pengidap diabetes tipe 2 perlu memeriksakan diri dan lebih menjaga gaya

hidupnya, terutama rutinitas pola makan.

Namun selain faktor keturunan dan pertambahan usia, risiko diabetes tipe 2 dapat

meningkat, terutama pada orang-orang yang menghabiskan sebagian besar waktu

sehari-hari tanpa banyak bergerak aktif, kelebihan berat badan terbiasa

mengonsumsi makanan kaya lemak dan karbohidrat, serta sering mengonsumsi

minuman keras . Pola hidup yang tidak sehat inilah yang kemudian memicu

gangguan pada sistem pengaturan kadar gula darah dalam tubuh.

3. Penyakit kardiovaskular

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 8


Penyakit kardiovaskular pada umumnya disebabkan oleh adanya penumpukan

plak lemak pada pembuluh darah menuju jantung yang disebut aterosklerosis.

Penumpukan ini kemudian dapat menghambat aliran darah menuju jaringan dan

organ tubuh. Kondisi ini sebenarnya dapat bersumber pada kebiasaan buruk, seperti

kurang olahraga, kelebihan berat badan, pola makan tidak sehat, stres, serta

kebiasaan merokok.

4. Osteoporosis

Selain kekurangan vitamin D yang menyebabkan kerapuhan

tulang, osteoporosislebih rentan terjadi pada orang yang mengalami kelumpuhan

sehingga tidak bisa menggerakkan anggota badan, ataupun orang yang kurang

bergerak aktif tiap hari. Sepanjang hari duduk menonton TV ataupun duduk bekerja

di depan laptop dapat mempercepat penurunan kualitas kepadatan tulang.

Risiko penyakit degeneratif sebenarnya dapat dicegah sejak usia dini melalui

kebiasaan menjalani gaya hidup sehat. Daripada susah berhenti, lebih baik jangan

mencoba-coba merokok dan mengonsumsi minuman keras. Biasakan bergerak aktif

di sela-sela kegiatan sehari-hari, seperti berjalan kaki atau sekadar menyapu dan

membersihkan rumah. Lebih baik lagi, biasakan olahraga setidaknya 30 menit tiap

hari atau rata-rata 2,5 jam per minggu. Untuk mencegah osteoporosis, tulang dapat

dibentuk kembali dengan aktif berolahraga, terutama latihan angkat beban.

Dalam hal pola makan, kurangi konsumsi makanan olahan, terutama yang

berlemak tinggi, seperti daging merah dan sosis. Di samping itu, upayakan untuk

mengonsumsi beragam makanan sehat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh.

Jika berkeinginan untuk mengonsumsi suplemen vitamin, konsultasikan terlebih

dahulu kepada dokter untuk mendapatkan dosis pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh

secara ideal.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 9


BAB II

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT ERA YUNANI-ROMA

A. Sejarah Kesehatan Masyarakat Pada PeriodeAwal Medieval (Yunani)

Membahas tentang perkembangan kesehatan masyarakat yang berkembang

di daerah Yunani, tidak terlepas dari dua tokoh yang sangat terkenal, yang dari

kedua tokoh ini dapat berkembang beberapa perkembangan dalam hal kesehatan

masyarakat.Dua tokoh ini ialah sepasang suami istri, seorang dokter dan asistennya,

Asclepius dan Higeia.

Asclepius dikenal sebagai dokter yang tampan yang dapat mengobati

penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu

dengan baik.Sebagai seorang dokter Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan

penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang.Atau sekarang lebih

dikenal dengan pendekatan kuratif.

Higeia dikenal sebagai asisten sekaligus istri dari dokter tampan Asclepius.

Higeia juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan dengan melakukan

pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, menghindari makanan

dan minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik). Cukup istirahat dan

melakukan olahraga.Dan sekarang pendekatan tersebut dikenal sebagai pendejatan

preventif.

Dari dua pendapat diatas mencipatakan dua aliran, yaitu pendekatan kuratif

dan pendekatan preventif.Pendekatan kuratif berorientasi pada konsep kedokteran

yaitu pada masalah sehat sakit terutama penyakit yang berkaitan dengan aspek

biomedis.

Periode Sebelum ilmu pengetahuan

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 10


Secara umum, tidak ada catatan mengenai praktik kesehatan komunitas yang

paling awal.Mungkin praktek tersebut berupa pantangan untuk berdefekasi di dalam

wilayah pemukiman suku atau didekat sumber air minum.Mungkin juga berupa ritual

yang berkaitan dengan pemakaman orang meninggal.Tentu saja, penggunaan

ramuan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit dan bantuan masyarakat saat

persalinan bayi merupakan praktik yang sudah ada mendahului keberadaan catatan

arkeologi.

Pada abad sebelum adanya pengetahuan, masyarakat yunani kuno banyak

berpartisipasi dalam permainan adu kekuatan dan keahlian dengan berenang di

fasilitas umum.Dan sedikit bukti yang menyatakan kebugaran dalam hal ini dan

keberhasilan dalam pertandingan atletik secara merata pada semua anggota

masyarakat.Namun, partisipasi dalam aktivitas itu tidak didukung dan bahkan

dilarang untuk wanita, kaum miskin, atau budak.

Orang-orang Yunani juga aktif menjalankan sanitasi komunitas. Mereka

memasok sumur-sumur kota setempat dengan air yang berasal dari sumber yang

jauh disimpan dalam reservoir dengan ketinggian 370 kaki diatas permukaan laut.

Dapat diketahui bahwa pada zaman sebelum ilmu pengetahuan ini Yunani

mencapai zaman keemasan atau zaman Yunani Klasik yang telah melewati zaman

Yunani Arkais atau zaman kegelapan.Yang ditandai dengan banyaknya aktivitas fisik

yang dilakukan oleh masyarakat yunani dan banyaknya inisiatif untuk hidup lebih

baik misalnya seperti mengadakan sanitasi.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 11


B. Sejarah Kesehatan Masyarakat Pada Periode Akhir Medieval (Roma)

Periode IlmuPengetahuan

Akhir dari zaman budaya klasik ini adalah dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan yang terjadi di Roma.Para masyarakat Roma mengembangkan

teknologi yang telah ada di Yunani namun dengan lebih mudah karena adanya ilmu

pengetahuan yang berkembang pada saat itu.

Masyarakat Roma membangun saluran air yang dapat mengalirkan air

sampai bermil-mil jauhnya.Yang dahulunya masyarakat Yunani tidak menggunakan

saluran air melainkan dengan menggunakan sumur yang bersumber jauh dan dan

disimpan di reservoir. Bukti sekitar 200 saluran air di Romawi masih ada sampai

sekarang, di Spanyol ke Syiria dan dari Eropa Utara sampai Afrika utara.

Bukan hanya membangun saluran air tapi masyarakat Romawi juga merintis

aktivitas kesehatan lainnya, diantaranya pengaturan pembangunan gedung,

pembuangan sampah, dan pembersihan jalan serta perbaikannya.

Kekaisaran romawi memang gudang ide pengobatanYunani, tetapi dengan

sedikit pengecualian, romawi tidak berbuat banyak terhadap kemajuan pemikiran

dibidang kedokteran.Namun, ada satu konstribusi penting yang mereka berikan

untuk bidang kedokteran dan layanan kesehatan rumah sakit.Walau rumah sakit

pertama hanya merupakan penampungan budak yang sakit, sebelum era Romawi,

umat kristiani telah membangun rumah sakit sebagai organisasi amal.Saat

kekaisaran Romawi runtuh pada tahun 476 M. kebanyakan aktifitas kesehatan

masyarakat menghilang.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 12


BAB III

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT ERA PERTENGAHAN

A. Pertumbuhan Kota Penyakit Abad Pertengahan

Di abad pertengahan (500-1500 M), epidemi penyakit terus menerus

bertambah. Abad pertengahan ditandai oleh dua epidemi besar penyakit pes,

Pheunomia dan kematian hitam 1348 M.

PES berasal dari pembengkakan kelenjar getah bening (Bubo) yang muncul

di leher korban, ketiak ataupun pangkal paha. Penyakit ini tumbuh dengan berbagai

ukuran, dimulai dari sebesar telur hingga sebesar apel. Meskipun beberapa orang

selamat dari penderitaan, wabah penyakit ini biasanya hanya memberikan harapan

hidup satu minggu pada korban. Penyebaran wabah Pes bermula dari serangga

(umumnya kutu) yang terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan pengerat

termasuk di antaranya tikus dan marmot yang terinfeksi wabah. Setelah tikus

tersebut mati, kutu menggigit manusia dan menyebarkannya kepada manusia.

Wabah Pneumonia pada abad pertengahan juga sangat terkenal karena

menyerang sistem pernapasan dan disebarkan hanya dengan menghirup udara

yang dihembuskan melalui korban. Wabah penyakit ini jauh lebih mematikan

dibanding wabah Pes, harapan hidup hanya dapat diukur dalam satu atau dua hari.

Black Death mungkin bisa dikatakan sebagai wabah terburuk sepanjang

sejarah. Bagaimana tidak, wabah mematikan ini telah mengurangi populasi Eropa

hingga 60 %. Bahkan dikatakan pada saat itu, jenazah - jenazah korban keganasan

Black Death bergelimpangan dimana - mana di benua Eropa.Wabah penyakit yang

menyebabkan teror itu adalah wabah pes dan radang paru yang disebabkan oleh

bakteri Yersinia Pestis. Wabah ini diduga menyebar pertama kali di Asia, tepatnya di

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 13


daerah China pada tahun 1346. Bakteri yang terdapat pada tikus ini kemudian

dibawa oleh kutu tikus, dan sialnya kutu ini merupakan parasit yang bisa hidup di

tubuh manusia, sehingga jika manusia terjangkit oleh

kutu ini, maka ia akan mengalami radang paru. Orang - orang yang sakit ini

merupakan pedagang - pedagang yang akan kembali ke Eropa, jadi wabah ini telah

menyebar di kapal, dan penyakit ini ditularkan melalui udara.

B. Statistik Kematian Dan Perencanaan Kesehatan

Di Inggris, penggunaan statistika dalam bidang kesehatan diawali oleh Raja

Henry VII yang memerintahkan untuk melakukan pencatatan kematian pada tahun

1532. Hal ini dilanjutkan hingga tahun 1632 dan pada tahun tersebut secara resmi

Inggris membuat undang-undang kematian yang mencatat kelahiran dan kematian

menurut jenis kelamin. Pada tahun 1662, John Graunt menggunakan catatan

undang-undang kematian selama 30 tahun untuk memperkirakan jumlah orang yang

akan meninggal karena berbagai macam penyakit, proporsi kelahiran laki-laki dan

wanita, serta membuat tabel perjalanan hidup. Dari hasil kegiatan ini, John Graunt

dinyatakan sebagai orang pertama yang mengadakan analisis secara statistik dari

data yang telah ada untuk memperkirakan keadaan di masa yang akan datang dan

sebagai perencanaan kesehatan, baik itu statistik kelahiran, jumlah penduduk, dan

lain sebagainya.

Walaupun penggunaan statistik masih sederhana, tetapi hal ini mengubah

pola pikir terhadap metode analisis yang lazim digunakan pada saat itu. John Graunt

dikenal sebagai bapak statistika.

Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-

masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 14


sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan

menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah dilakukan

berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau angan-angan saja.

Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untuk menunjang perumusan

masalah. Perencanaan juga merupakan proses pemilihan alternative tindakan yang

terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan

untuk mengerjakan sesuatu di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang

diproyeksikan di masa yang akan datang.

C. Dasar Administrasi Kesehatan

Administasi berasal dari kata ‘Administrare’ (latin : ad = pada ministrare =

melayani). Dengan demikian jika ditinjau dari asal kata administrasi bearti

“memberikan pelayanan kepada”. Pada saat ini administarsi telah berkembang

menjadi suatu cabang ilmu tersendiri, untuk itu banyak ilmu administrasi yang telah

dikenal.

Menurut komisi pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat pada

tahun 1974 Adminitrasi Kesehatan adalah suatu proses yang menyangkut

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan

penilaian terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia untuk

memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap kesehatan, perawatan kedokteran serta

lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan menyelenggarakan berbagai

upaya kesehatan yang ditunjukkan kepada perseorangan, keluarga, kelompok dan

ataupun masyarakat. Unsur pokok administrasi kesehatan meliputi masukan (input),

Proses (process), Keluaran (output), sasaran (target) serta dampak (impact).

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 15


Perangkat administrasi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat

melaksanakan pekerjaan administrasi. Batasan administrasi kesehatan menurut

Komisi pendidikan administrasi kesehatan Amerika Serikat tahun 1974 ditemukan

pada istilah sumber, tata cara serta kesanggupan.

1. Sumber (resources)

Yang dimaksud sumber disini adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk

menghasilkan barang dan jasa. Sumber imi secara umum dapat dibedakan atas tiga

macam yaitu:

a. Sumber tenaga (labour resources)

i. Tenaga ahli (skilled) seperti dokter, dokter gigi, bidan perawat, SKM.

ii. Tenaga tidak ahli (pesuruh, penjaga malam dan pekerja kasar lainnya.

b. Sumber modal (capital resources)

i. Modal bergerak (working capital) seperti uang dan giro.

ii. Modal tidak bergerak (fixed capital) seperti bangunan, tanah dan sarana.

2. Tata cara (procedures)Yang dimaksud tata cara disini adalah kemajuan ilmu dan

teknologi kedokteran yang diterapkan.

3. Kesanggupan (capacity)Kesanggupan ialah keadaan fisik, mental, dan biologis

tenaga pelaksana.

4. Tujuan adminstrasi kesehatan (goal and objectives) adalah agar kebutuhan dan

tuntutan masyarakat terhadap kesehatan, perawatan kedokteran dan lingkungan

yang sehat dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.Mencakup semua bentuk

dan macam pelayanan kesehatan,ruang lingkup administrasi kesehatan tidak

hanya terbatas pada pelayanan kedokteran (medical services) saja, tetapi ada

pada bidang keluarga berencana, pemberantasan penyakit menular, kesehatan

lingkungan, dll.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 16


BAB IV

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT ERA RENAISSANCE

A. Kesehatan Masyarakat Dan Sains Baru

Dunia barat pada zaman sekarang dibanding dengan dunia barat pada zaman

dahulu sangat berbeda jauh. Karena pada zaman sebelum terjadinya sebuah

kejadian luar biasa yang kita kenal dengan renaissance, dunia barat dalam

keadaaan gelap gulita (Dark Age) tanpa ada cahaya pengetahuan sedikitpun.

Perkembangan ilmu pengetahuan sangat dibatasi oleh gereja, sehingga pada masa

itu, manusia berfikir secara sempit dan terbatas oleh aturan-aturan gereja. Dapat kita

bayangkan bahwa pada zaman itu pemikiran manusia tidak dapat berkembang

bebas dan maju dengan pesat.

Periode ini juga ditandai dengan adanya penjelajahan dan penemuan. Perjalanan

Columbus, Magellan, dan penjelajah lainnya pada akhirnya mengarah pada peride

kolonialisme (penjajahan). Dampak Renaissance terhadap kesehatan komunitas

sangat besar. Pengkajian yang lebih cermat terhadap kejadian Melalui kemajuan

ilmu pengetahuan tujuan dari renaissance dapat tercapai. Jasa-jasa renaissance

dalam perkembangan peradaban manusia yaitu:

1. Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.

2. Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.

3. Munculnya faham pemikiran baru seperti humanisme, rasionalisme,

empirisme, dan materealisme.

4. Runtuhnya dominasi gereja.

5. Menguatnya kedudukan kaum bourgeoissehingga mereka tumbuh menjadi

kelas penguasa.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 17


6. Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era penjajahan

samudera.

Kata kesehatan berbeda bagi orang yang berbeda. Begitu pula, ada kata lain

yang dapat didefinisikan dalam berbagai cara. Kata health berasal dari hal, yang

berarti “hale, sound, whole” (kuat, baik, utuh). Berkaitan dengan kesehatan manusia,

kata health (kesehatan) telah didefinisikan dengan sejumlah cara- seringkali dalam

konteks sosialnya, saat orangtua menjelaskan kesehatan seorang anak atau saat

seorang penggemar fanatic menggambarkan kesehatan seorang atlet professional.

Sampai awal era promosi kesehatan, pada pertengahan tahun1970-an, definisi yang

paling luas diterima adalah definisi kesehatan yang dipublikasikan WHO ditahun

1974. Definisi tersebut menyatakan “kesehatan adalah kondisi sehat yang fisik,

mental”.

Namun, sekarang ini, kata tersebut megambil pendekatan yang lebih holistic;

Hahn dan payne menjelaskan kesehatan dalam bentuk enam dimensi yang interaktif

dan dimensi-dimensi fisik, emasional, social, intelektual, spiritual, dan dimensi

okuposional. Dengan begitu, kesehatan sebagai keadaan atau kondisi dinamis yang

sifatnya multidimensional dan merupakan hasil adaptasi seseorang terhadap

lingkungannya. Kesehatan merupakan sumber untuk kehidupan dan ada dalam

berbagai tingkatan. “banyak orang yang menikmati suatu kondisi sehat walau orang

lain mungkin memandang kondisi tersebut sebagai kondisi yang tidak sehat.”.

Kesehatan masyarakat mengacu pada status kesehatan sebuah kelompok

orang tertentu dan tindakan serta kondisi pemerintah untuk meningkatkan,

melindungi, dan mempertahankan kesehatan mereka. Kesehatan masyarakat

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 18


menurut Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah ilmu dan

seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan.

B. Penyakit Baru Untuk Dunia Baru

Penyakit yang terjadi selama periode itu mengungkap bahwa penyakit

semacam pes selain membunuh orang suci juga membunuh pendosa. Selain itu,

keyakinan bahwa penyakit disebabkan oleh factor-faktor lingkungan, bukan factor

spiritual, semakin berkembang. Contoh, istilah malaria (yang berarti udara kotor)

merupakan sebutan khas untuk udara yang lembab dan basah, yang kerap menjadi

sarang nyamuk yang menularkan malaria.

Observasi yang lebih kritis terhadap penyakit menghasilkan penjelasan yang

lebih akurat mengenai gejala dan akibat suatu penyakit. Observasi ini mengarah

kepada pengenalan awal penyakit batuk rejan, tifus, scarlet fever, dan malaria,

sebagai penyakit yang khas dan berbeda.

Epidemic penyakit cacar, malaria, dan pes masi menjamur di Inggris dan seluruh

Eropa. Pada tahun 1665, epidemic pes menelan korban 68.596 jiwa di London, yang

pada saat itu berpenduduk 460.000 jiwa (15 % dari populasi menjadi korban).

Penjelajah, penjajah, dan pedagang serta awak mereka menyebarkan penyakit

kedaerah jajahan dan penduduk setempat diseluruh Dunia Baru. Cacar, campak,

dan penyakit lainnya membinasakan penduduk asli yang tidak terlindungi

C. Keselamatan Kerja

Pada abad pertengahan sudah diberlakukan pembayaran terhadap pekerja

yang mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan cacat atau

meninggal.Masyarakat pekerja sudah mengenalkan bahaya vapour dilingkungan

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 19


kerja sehingga disyaratkan bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan yang

mengandung vapour harus menggunakan masker.

Keselamatan berasal dari kata safety dan biasanya selalu dikaitkan dengan

keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka

(near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan

maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara

dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.

Kesehatan berasal dari kata health yang dewasa ini tidak hanya berarti

terbebasnya seseorang dari penyakit, ettapi pengertian sehat mempunyai makna

sehat secara fisik, mental dan juga sehat secara sosial. Pengertian Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) :

a. Menurut Mangkunegara (2002, p. 163), Keselamatan dan Kesehatan Kerja

adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan

kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada

khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk

menuju masyarakat adil dan makmur.

b. Menurut Simanjuntak (1994)

Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko

kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang

kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.

c. Mathis dan Jackson (2002, p. 245)

Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik

seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah

merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 20


d. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan

yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun

masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

e. Jackson (1999, p. 222)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi

fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan

kerja yang disediakan oleh perusahaan.

Jadi keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan dan penerapan guna

mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh

pekerja dan lingkungan kerja.

Menurut Mangkunegara (2002,p.170), bahwa indikator Penyebab

Keselamatan Kerja adalah :

a) Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi :

1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang

kurang diperhitungkan keamanannya

2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak

3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya

b) Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi :

1. Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak

2. Pengguanaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik

3. Pengaturan penerangan

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 21


Menurut Mangkunegara (2002, p. 165), bahwa Tujuan dari Keselamatan

dan Kesehatan Kerja adalah :

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja

baik secara fisik, sosial dan psikologis

2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya

selektif mungkin

3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya

4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

pegawai

5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja

6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan

atau kondisi kerja

7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 22


BAB V

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT ERA REVOLUSI

ILMU PENGETAHUAN

A. Kejayaan Ilmu Pengetahuan Kesehatan Masyarakat

Kejayaan ilmu pengetahuan di mulai dari Abad ke-18 sampai permulaan abad

ke-19 (kebangkitan Ilmu Pengetahuan). Penyakit-penyakit yang muncul bukan saja

dilihat sebagai fenomena biologis ya ng sempit, tetapi merupakan suatu masalah

yang komplek. Pada masa ini juga ditemukan berbagai macam vaksin dan bahan

disinvektans. Asam Carbolic untuk sterilisasai ruangan operasi ditemukan oleh

Joseph Lister, Ether untuk Anestesi oleh Williem Marton. Tahun 1832 di Inggris

terjadi epidemic Kolera. Parlemen Inggris menugaskan Edmin Chadwich, seorang

pakar sosial untuk memimpin penyelidikan penyakit tersebut. Atas laporanya

tersebut Parlemen Inggris mengeluarkan UU tentang upaya-upaya peningkatan

kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan dan tempat kerja, pabrik, dsb.

John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani masalah kesehatan.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan tenaga

kesehatan. Tahun 1883 Sekolah Tinggi Kedokteran didirikan oleh John Hopkins di

Baltimore AS, dengan salah satu departemennya adalah Departemen Kesehatan

Masyarakat. Tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar di Eropa, Kanada,

dsb. Dari segi pelayanan masyarakat, pada tahun 1855 untuk pertamakalinya

pemerintah AS membentuk Departemen Kesehatan yang merupakan peningkatan

dari Departemen Kesehatahn Kota yang sudah terbentuk sebelumnya. Tahun 1972

dibentuk Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health

Association) (Notoamodjo, 2005).

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 23


D. Edward Jenner Dan Vaksinasi

Edward Jenner (lahir di Berkeley, Gloucestershire, 17 Mei 1749 – meninggal di

Berkeley, Gloucestershire, 26 Januari 1823 pada umur 73 tahun) sudah belajar ilmu

bedah dengan cara magang kepada ahli bedah terkenal Daniel Ludlow di Sudbary,

dekat Bristol. Lalu pada usia 21 tahun, dia hijrah ke London dan megang kepada

seorang ahli bedah terkenal bernama John Hanter.

Suatu hari pada tahun 1796, seorang gadis pemerah susu bernama Sarah

Nelmes mendatangi Jenner dan mengeluhkan adanya rash di tangannya. Jenner

lalu mengambil materi rash yang diketahui sebagai penyakit cacar menular pada

sapi tersebut (cacar sapi atu cowpox) dengan pisau tajam dan memidahkannya ke

lengan James Phipps, seorang anak tukang kebunnya yang berusia delapan tahun.

Akibatnya, Phipps terkena cowpox, tetapi segera sembuh. Jenner lantas

mengoleskan materi dari luka cacar smallpox (variola), penyakit mematikan yang

mewabah saat itu, ke luka yang dia buat di tangan Phipps. Sebagaimana dugaan

Jeenner, Phipps tidak terkena cacar. Sesuatu yang berasal dari Phipps telah

melindungi Phipps. Setelah percobaanya sukses, Jenner kembali melakukan

percobaan sebanyak 23 kasus yang sama, termasuk kepada anak lelakinya yang

berumur 11 bulan. Semua detail penelitiannya dia kumpulkan dalam buku An Inquiry

the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae. Dengan keberhasilan Jenner ini,

ilmu ilmunologi pun lahir.

Penemuan Jenner dikenal sebagai vaksinasi yang diambil dari bahasa latin sapi,

yaitu vacca. Pada 1789, dia mengirim artikel ilmiah tentang hasil studi yang

dilakukannya kepada majalah The Royal Society yang terkenal dan bergengsi. Dia

menjelaskan bahwa upaya vaksinasi yang dilakukannya berhasil memberi

perlindungan dari serangan penyakit cacar.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 24


Sayangnya, metode penelitian ekperimental yang dilakkukan Jenner

dipandang tidak lazim dan tidak memenuhi criteria ilmiah yang dianut pada masa itu.

Pihak redaksi tidak saja menolak untuk menerbitkan artikel ilmiah tersebut, tetapi

juga mengkritik keras dan mencemooh upaya tanpa pamrih yang dilakukan Jenner.

Penolakan itu tidak saja menunda upaya pengendalian penyakit cacar yang

dianantikan oleh banyak orang, tetapi yang lebih mengenaskan, telah mebiarkan lagi

banyak korban yang tak berdosa terbunuh. Peristiwa ini tercatat unutuk sekian

kalinya dalam sejarah tentang arogansi ilmiah yang membekap manusia dalam

kejumudan.

Selama berabad-abad, pada ilmuwan belum mampu membuka tabir misteri

pengendalian penyakit cacar. Para ilmuwan itu seakan tidak merasakan dan tidak

sensitive terhadap derita orang banyak. Mereka terkesan telah menghambat

sosialisasi penemuan yang terbukti berkontribusi besar terhadap peningkatan

derajat kesejahteraan manusia. Namun, Jener tidak menyerah. Sebagai seoran

penemu, Edward Jenner layak diteladani. Kemauannya yang keras, semangatnya

yang tinggi, dan tak kenal menyerah telah didedikasikannya bagi sebuah keyakinan

terhadap peningkatan derajat kesejahteraan umat manusia selama berabad-abad

berselang.

Ratusan tahun sejak momentum keberhasilan Jenner, vaksin telah digunakan

untuk terapi berbagai penyakit. Louis Pasteur mengembangkan teknik vaksinasi

pada abad ke-19 dan mengaplikasikan penggunaannya untuk penyakit anthrax dan

rabies. Dengan vaksin pula, bebrapa penyakit besar yang melanda umat manusia

dapat dikontrol atau dibatasi penyebarannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

mencatat beberapa jenis vaksin pertama yang digunakan manusia, yaitun cacar

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 25


pada 1798, rabies (1885), pes (1897), difteri (1923), pertusis (1926), tuberkolosis

(1927), tetanus (1927), dan yellow fever (1935).

Setelah Perang Dunia ke II, pengembangan vaksin mengalami percepatan.

Vaksin polio suntik pertama diaplikasikan pada manusia pada 1955, lalu polio oral

(1962), campak (1964), mumps (1967), rubella (1970), dan hepatitis B (1981).

WHO pun mencanangkan beberapa program vaksinasi dengan target eradikasi

penyakit. Untuk cacar, penyakit yang sejak awal mencatat sejarah vaksinasi, kasus

terakhir terjadi di Somalia pada 1977. Sementara penyakit polio, ditargetkan WHO

teradikasi 2000. meski target ini tidak sepenuhnya tercapai tetapi eradikasi hampir

dikatakan berhasil. Adapun pengertian vaksinasi Vaksinasi disebut juga imunisasi

adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan

terhadap penyakit tersebut. Kata vaksinasi berasal dari bahasa Latin vacca yang

berarti sapi - diistilahkan demikian karena vaksin pertama berasal dari virus yang

menginfeksi sapi (cacar sapi).

C. Dasar Epidemilogi dan Statistik

a. Dasar Epidemilogi

Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi artinya pada, Demos artinya

penduduk, logos artinya ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang

mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang

ada dalam epidemiologi, sebagai berikut :

1) Frekuensi masalah kesehatan

2) Penyebaran masalah kesehatan

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 26


Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor

penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka

epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat

berupa :

a) Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau

masalah kesehatan dalam masyarakat.

b) Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan

mengambil keputusan.

c) Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang

atau telah dilakukan.

d) Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit

dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.

e) Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang

perlu dipecahkan.

Ruang lingkup epidemologi:

a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi

Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-

penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas

ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah

kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana

kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi

berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.

b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 27


Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan

memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia,

apakah itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau

kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya

dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.

c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan

dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan

Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah

kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data

tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada

sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang

kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya

masalah kesehatan.

b. Dasar Statistik

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari data dan menghitung,

karena manusia hidup selalu memerlukan kegiatan untuk menarik suatu kesimpulan

dari berbagai data yang ada yang pada akhirnya mampu mempermudah setiap

kehidupan, sehingga untuk itu lah manusia membutuhkan statistik.

Dalam bidang kesehatan kehadiran statistik sangat banyak sekali manfaat dan

kegunaannya seiring dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan bidang

kesehatan tersebut. Oleh sebab itu pemahaman terhadap statistik sudah menjadi

suatu keharusan, khususnya bagi para mahasiswa kesehatan, akademisi dan

praktisi bidang kesehatan.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 28


1. Pengertian Statistik

Secara terminilogis dan arti lebih luas kata statistik berasal dari kata state yang

mempunyai arti Negara. Hal ini disebabkan pada awal perkembangannya statistik

banyak di pergunakan dalam hal hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan

seperti menghitung jumlah pendudukan,pertambahan pendudukan, penghasilan

masyarakat, dan berbagai masalah kenegeraan lainnya.

Namun demikian pengertian statistik dalam arti sempit adalah ilmu yang mempelajari

cara pengumpulan data, pengolahan data (analisa data),intepretasi data dan

penyajian data.

2. Manfaat dan Kegunaan Statistik.

Manfaat dan kegunaan statistik dalam bidang kesehatan sangat banyak

sekali dinataranya adalah :

a. Bagi Akademisi

Bagi para akademisi yaitu para dosen dan mahasiswa yang sedang

melakukan bimbingan dan penyusunan skripsi, tesis atau desertasi (baca :

Karya tulis ilmiah), keberadaan statistik sangat dibutuhkan sekali, terutama

dalam merancang tekinik pengumpulan data. Setelah data terkumpul maka di

butuhkan metoda untuk menganalisanya, yang diharapkan dari sekian banyak

data tersebut dapat diolah dan menghasilkan suatu informasi yang bermakna.

Penarikan suatu kesimpulan dari informasi hasil pengolahan data merupakan

suatu hal yang sangat urgen. Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses

formulasi dari berbagai data yang telah di analisa sehingga menghasilkan

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 29


satu pernyataan akhir yang tepat dan akurat. Setelah semua data dianalisa

dan menghasilkan suatu kesimpulan,maka diperlukan penyajian data yang

tepat agar setiap orang mampu membaca dan memahami serta tertarik

dengan karya tulis itu.

Bagi para dosen yang sering bertindak sebagai pembimbing dan penguji

Karya tulis ilmiah memahami statistik sangat penting sekali sehingga tidak

hanya sekedar memahami substansi materi karyatulis tersebut akan tetapi

juga lebih lengkap jika memahami metode statistiknya

b. Bagi Peneliti

Manfaat Statistik bagi para peneliti diperlukan untuk memenej semua tahapan

penelitian dari mulai usulan penelitian sampai pelaporan penelitian. Statistik

mampu memberikan arahan dalam pelaksanaan penelitian, sehingga setiap

peneliti akan mampu merumuskan kegiatan setiap tahapan penelitian, mulai

identifikasi masalah sapai dengan membuat kesimpulan.

Dengan adanya statistik setiap peneliti juga akan mampu membuat

perencaan pendanaan yang diperlukan untuk penelitian tersebut sehingga

mampu memanfaatkan biaya penelitian secara efektif dan efisien.

c. Bagi Praktisi Kesehatan

Bagi praktisi kesehatan baik di rumah sakit, puskesmas maupun instusi

pelayanan kesehatan lainnya peranan statistik dapat berperan sebagai alat

untuk melakukan pengkajian data (assessment), merumuskan diagnose,

membuat perencanaan kesehatan (intervensi), melaksanakan kegiatan

bidang kesehatan (implementasi) dan membuat suatu penilaian bidang

kesehatan (evaluasi).

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 30


d. Bagi Administrator dan Manajer

Bagi para administrator dan manajer bidang kesehatan dalam tataran dinas

kesehatan statistik mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya yaitu :

1) Berperan dalam pengumpulan data, pengolahan, intepretasi dan

penyajian data berbagai masalah kesehatan.

2) Berperan dalam merumuskan angka kelahiran, angka kematian dan

angka kesakitan di suatu wilayah.

3) Berperan dalam memprediksi timbulnya risiko penyakit baik menular

maupun tidak menular.

4) Menentukan proporsi penyakit, prevalensi, insiden dan ratio kejadian

suatu masalah kesehatan.

5) Membantu merumuskan perencanaan dan keputusan kebijakan

kesehatan.

6) membantu melakukan penilaian terhadap program kesehatan.

3. Jenis Statistik

Jika di pandang dari fungsinya maka staitistik dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Statistik Deskriptif

Yang dimaksud dengan statistik deskriptif adalah statistik yang menyajikan

susunan angka-angka yang berupaya memberikan gambaran tentang data,

yang disajikan dalam bentuk naratif, tabel atau diagram.

Misalkan :

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 31


1) Angka kejadian penyakit TBC diwilayah Puskesmas A tahun 2010 adalah

5/100.000 penduduk.

2) Distribusi Frekuensi tingkat pendidikan ibu hamil di Desa B sebagian besar

adalah SMP.

b. Statistik Inferensial.

Statistik inferensial sering disebut juga statistik induktif, yaitu statistik yang

berfungsi menafsirkan data dan menarik kesimpulan secara umum

(menjeneralisasi).

Statistik inferensial merupakan statistik yang berkaitan dengan dugaan populasi

dan pengujian hypotesa suatu data sehingga dapat berfungsi untuk

menggambarkan (to describe), befungsi untuk menjelaskan (to explan), berfungsi

untuk memprediksi ( to predict) dan berfungsi untuk mengendalikan ( to control).

Berikut merupakan contoh yang melibatkan pernyataan statistik inferensial :

1) Pengawas Minum Obat ( PMO) berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan

pasien TBC dalam berobat.

2) Umur pasien dan berat badan pasien mempunyai efek sinergis terhadap

peningkatan tekanan darah pasien Decompensatio Cordis.

Sedangkan jika di lihat dari distribusi datanya maka statistik dibagi menjadi dua

yaitu statistik parametric dan statistik non parametric

a. Statistik Parametrik.

Yang dimaksud dengan statistik parametric adalah statistik yang bekerja pada

sebaran data yang berdistribusi normal.

b. Statistik Non Parametrik

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 32


Sedangkan statistik non parametric yaitu statistik yang berkerja pada

parameter populasi yang berdistribusi tidak normal.

4. Variabel

Di dalam pemanfaatan metode statistik sering kali melibatkan yang namanya

variabel. Variabel pada dasarnya adalah merupakan karakteristik data yang memiliki

keragaman (variasi) dan harus bisa diukur (measurable). Dengan kata lain variabel

adalah merupakan obyek penelitian yang akan diukur.

5. Data

Statistik tidak akan bermakna kalo tidak dilengkapi dengan yang namanya data.

Data pada dasarnya adalah merupakan sekumpulan informasi yang diperlukan

untuk penarikan suatu kesimpulan.

6. Populasi

Populasi (universe) adalah keseluruhan target penelitian yang karakteristiknya

akan diduga. Populasi juga dapat diartikan sebagai keseluruan individu yang akan

dikenakan sebagai sasaran peneltian.

Populasi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Populasi Target,

yaitu sekumpulan individu, unit atau satuan yang akan dibuat inferensi atau

generalisasi.

Misalnya : keseluruhan ibu ibu, keseluruhan pasangan usia subur, keseluruhan

balita.

b. Populasi Studi,

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 33


Sering disebut sebagai populasi sampling yaitu sekumpulan individu, unit atau

satuan dimana kita mengambil sampel.

Misalkan : Keseluruhan ibu melahirkan yang ada di Rumah Sakit Harapan Bunda

dimana tempat penelitian di lakukan.

7. Sampel

Sampel adalah merupakan bagian dari populasi yang akan dikenakan penelitian dan

mewakili populasi.

8. Sampling

Merupakan teknik atau metode pengambilan sampel agar mewakili populasi.

9. Besaran Sampel

Adalah banyaknya sampel yang diambil untuk mewakilli populasi.

10. Probabilitas

Probabilitas adalah peluang untuk terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 34


BAB VI

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT

ERA INDUSTRALISASI DAN GERAKAN SANITASI

A. Definisi Industralisasi Dan Sanitasi

Dalam Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia di mana manusia

mengubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas

(tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi

mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut para peniliti ada

faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan pengembangan perusahaan.

Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia industri

dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan

melimpah, dan juga sumber daya manusia yang cenderung rendah biaya, memiliki

kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan

maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan

buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan

meningkatkan kesehatan manusia.

Negara pertama yang melakukan industrialisasi adalah Inggris ketika

terjadi revolusi industri pada abad ke 18. Pada akhir abad ke 20, Negara di Asia

Timur telah menjadi bagian dunia yang paling banyak melakukan industrialisasi.

Kegiatan kesehatan masyarakat di Inggris sangat dipengaruhi oleh

pertumbuhan urbanisasi dan industrialisasi dari tahun 1800-an. Kondisi di Inggris

dan reformasi sosial yang responsif serta kebijakan kesehatan masyarakat memiliki

pengaruh besar pada bagaimana Amerika Serikat menangani masalah yang sama.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 35


Di London penduduknya meningkat lebih dari tiga kali lipat dari 200.000 pada tahun

1600 menjadi 675.000 penduduk pada tahun 1700. Selama tahun 1700-an, London

hanya tumbuh sekitar sepertiga dan masih memiliki kurang dari 1 juta penduduk, tapi

antara tahun 1800 dan 1840, London dua kali lipat menjadi hampir dua juta

penduduk. Malnutrisi, kepadatan penduduk, sampah, dan kondisi kerja yang buruk

memberikan kontribusi untuk menyebabkan wabah penyakit.

Demikian pula, di New York City, munculnya Tifus sebagai penyebab

kematian yang signifikan disebabkan oleh peningkatan jumlah imigran secara besar

pada tahun 1840-an dan 1850-an. Di New York, munculnya rumah petak mengubah

tifus menjadi gangguan kesehatan yang mewabah di lingkungan kumuh, namun hal

ini menimbulkan keprihatinan masyakat karena mempengaruhi masyarakat yang

paling miskin.

Masalah-masalah yang terjadi ini mencakup kemiskinan, perumahan, air,

saluran air, lingkungan, keamanan, dan makanan. Kesehatan masyarakat di Inggris

dan Wales diselenggarakan dengan tujuan utama meningkatkan kondisi sanitasi di

kota-kota. Para perancang UU Kesehatan Masyarakat, peduli dengan kesehatan

penduduk,ditugaskan bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat di

pemerintah pusat maupun daerah. Reformasi sanitasi di Inggris memiliki pengaruh

yang besar pada perkembangan administrasi kesehatan masyarakat di Amerika

karena kedua negara menghadapi masalah yang sama sepanjang abad ke-19.

Selanjutnya bidang kesehatan masyarakat yang lain pada tahun 1807 pada

waktu pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun

bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka penurunan angka

kematian bayi yang tinggi pada waktu itu.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 36


Akan tetapi upaya ini tidak berlangsung lama karena langkanya tenaga

pelatih kebidanan kemudian pada tahun 1930 dimulai lagi dengan didaftarnya para

dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan. Selanjutnya baru pada

tahun 1952 pada zaman kemerdekaan pelatihan secara cermat dukun bayi tersebut

dilaksanakan lagi.Dokter Bosch, kepala pelayanan kesehatan sipil dan militer dan dr.

Bleeker di Indonesia, pada tahun 1851 mendirikan sekolah dokter Jawa.

Kemudian sekolah ini terkenal dengan nama STOVIA (School Tot Oplelding

Van Indiche Arsten) atau sekolah untuk pendidikan dokter pribumi. Setelah itu pada

tahun 1913 didirikan sekolah dokter yang kedua di Surabaya dengan nama NIAS

(Nederland Indische Arsten School).Pada tahun 1927, STOVIA berubah menjadi

sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya Universitas Indonesia tahun 1947

berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kedua sekolah

tersebut mempunyai andil yang sangat besar dalam menghasilkan tenaga medis

yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia.

B. Sejarah John Snow Dan Kolera

John Snow dilahirkan dalam keluarga seorang buruh pada 15 Maret 1813 di

York dan pada 14 magang ke dokter bedah. Pada 1836, ia pindah ke London untuk

memulai pendidikan kedokteran formal. Dia menjadi anggota dari Royal College of

Surgeons pada 1838, lulus dari University of London pada tahun 1844 dan dirawat di

Royal College of Physicians pada tahun 1850.

Pada musim panas 1831, ketika salju delapan belas tahun dan pada tahun

keempat sebagai magang, sebuah epidemi kolera menyerang London. Penyakit,

yang telah membunuh ratusan ribu orang di benua Eropa, menyebar utara ke

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 37


Newcastle pada bulan Oktober. Gejala pertama kolera adalah mual, diikuti dengan

sakit perut, muntah, dan diare sehingga berlimpah bahwa hal itu menyebabkan

korban meninggal karena dehidrasi.

Dr Hardcastle memiliki begitu banyak pasien yang sakit bahwa ia tidak bisa

secara pribadi melihat mereka semua, jadi dia mengirim Snow untuk mengobati para

penambang batu bara banyak yang jatuh sakit di Colliery Killingworth. Ada sedikit

yang bisa Snow lakukan untuk membantu para penambang terserang, karena

perawatan biasa untuk penyakit perdarahan, pencahar, opium, peppermint, dan

brendi - tidak efektif terhadap kolera.

Snow terus mengobati pasien kolera hingga Februari 1832, ketika epidemi

berakhir tiba-tiba dan misterius karena telah dimulai. Pada saat itu, ia telah

meninggalkan lima puluh ribu orang tewas di Inggris.

Selama enam belas tahun ke depan, Snow meraih gelar MD , pindah ke

London, menjadi seorang dokter praktik, dan membedakan dirinya dengan membuat

studi ilmiah pertama dari efek anestesi. Dengan menguji efek dari dosis tepat

dikontrol dari eter dan kloroform pada banyak spesies hewan, serta pada pasien

bedah manusia, Snow membuat penggunaan obat tersebut aman dan lebih efektif.

Ahli bedah yang ingin membius pasien mereka tidak lagi berisiko membunuh mereka

dengan aplikasi ilmiah saputangan kloroform-direndam ke faces.px mereka

Snow masih bujangan, dengan kebiasaan yang sangat teratur, kehidupan

sosialnya terutama terdiri dari mendiskusikan ide-ide pada pertemuan rutin dari

Royal Medis dan Chirurgical Society.

Dia melakukan banyak berpikir tentang kemungkinan penyebab penyakit

menular, dan ia sampai pada kesimpulan bahwa mereka tidak konvensional

mungkin disebabkan oleh parasit tak terlihat kecil. Ini bukan ide asli, tapi itu adalah

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 38


salah satu yang populer pada paruh pertama abad kesembilan belas. The "teori

kuman" penyakit yang pertama kali diusulkan pada zaman kuno, dan penemuan

organisme mikroskopis di akhir 1600-an telah membuat teori tampak masuk akal,

tapi tidak ada yang pernah membuktikan bahwa organisme miniatur bisa membuat

orang sakit.

Pada zaman Snow kebanyakan dokter percaya bahwa kolera disebabkan

oleh " miasmas "- gas beracun yang diduga muncul dari selokan, rawa, lubang

sampah, kuburan terbuka, dan situs-situs berbau busuk lainnya pembusukan

organik.

Snow merasa bahwa teori racun tidak bisa menjelaskan penyebaran penyakit

tertentu, termasuk kolera. Selama wabah tahun 1831, ia telah memperhatikan

bahwa banyak penambang dikejutkan dengan penyakit saat bekerja bawah tanah, di

mana tidak ada selokan atau rawa. Tampaknya kemungkinan besar ke Snow bahwa

kolera telah disebarkan oleh kuman tak terlihat di tangan para penambang, yang

tidak memiliki air untuk mencuci tangan ketika mereka berada di bawah tanah.

Pada bulan September 1848, ketika Snow adalah tiga puluh lima, wabah baru

kolera menyerang London. Dia memutuskan untuk melacak kemajuan penyakit.

untuk melihat apakah dia bisa menentukan dengan tepat bagaimana itu menyebar.

Dia belajar bahwa korban pertama, John Harnold, seorang pelaut pedagang, telah

tiba dari Hamburg dengan kapal pada tanggal 22 September. Harnold sudah darat

dan menyewa sebuah kamar di masyarakat London Horsleydown mana ia dengan

cepat mengembangkan gejala kolera dan meninggal.

Snow berbicara dengan dokter yang hadir yang, hanya beberapa hari setelah

kematian Harnold itu, telah dipanggil kembali ke kamar yang sama untuk mengobati

pria lain, bernama Blenkinsopp, yang telah menyewa ruangan setelah Harnold

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 39


Blenkinsopp telah tertular kolera lama setelah menyewa ruang dan memiliki

meninggal delapan hari kemudian. Salju memandang kematian kedua sebagai bukti

kuat penularan. Dia menduga bahwa ruangan telah tidak dibersihkan setelah hunian

Harnold dan bahwa mungkin beberapa kuman kolera tetap di sprei.

Seperti lebih banyak kasus muncul, Snow mulai memeriksa pasien sakit.

Semua dari mereka melaporkan bahwa gejala pertama mereka telah masalah

pencernaan. Snow beralasan bahwa hal ini membuktikan bahwa penyakit ini harus

dicerna dengan makanan tercemar atau air. Jika korban telah menyerap racun

kolera dari polusi udara, sebagai "racun" teori percaya, maka gejala pertama mereka

seharusnya muncul di hidung atau paru-paru mereka - tidak dalam saluran

pencernaan mereka.

Snow berteori bahwa diare ekstrim yang ditandai penyakit mungkin

mekanisme yang menyebarkan kuman dari satu korban lain. Mungkin kuman

mematikan yang mengintai dalam volume besar cairan berwarna bahwa pasien

diusir. Jika hanya beberapa tetes cairan yang terkontaminasi pasokan air publik,

kuman penyakit dapat menyebar ke korban baru yang tak terhitung jumlahnya.

Snow membahas teorinya dengan rekan-rekan. Dia mencari melalui jurnal

medis dan laporan pemerintah mengenai kolera mencari referensi terhadap kondisi

air dan fasilitas selokan, dan ia mengirim pertanyaan tertulis tentang kondisi air dan

fasilitas pembuangan kepada pihak berwenang di daerah dengan angka kematian

yang tinggi akibat penyakit tersebut.

Pada bulan Agustus 1849, selama tahun kedua epidemi, Snow merasa

berkewajiban untuk berbagi apa yang dianggap bukti yang meyakinkan bahwa

kolera sedang menyebar melalui air yang terkontaminasi. Atas biaya sendiri ia

menerbitkan sebuah pamflet berjudul On the Mode Komunikasi Kolera. Tiga puluh

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 40


sembilan halaman panjang, esai mengandung kedua argumen beralasan dan bukti

dokumenter untuk mendukung teorinya. Sebagai salah satu contoh ia menyebutkan

kasus dua baris rumah di lingkungan London yang saling berhadapan. Dalam satu

baris banyak warga menjadi korban kolera, sementara di baris yang lain hanya satu

orang menderita. Ditemukan, Snow menulis, bahwa "di bekas mangkuk air kotor dari

air kotor, dicurahkan oleh penduduk ke saluran di depan rumah, masuk ke sumur

dari mana mereka mendapatkan air mereka." Snow menyadari bahwa kondisi

seperti itu ada di banyak lingkungan dan bahwa jika wabah kolera pernah akan

dihilangkan, sumur dan pipa air harus tetap terisolasi dari saluran air, septik tank,

dan selokan.

Untuk menghindari pertentangan dengan mayoritas dokter yang menolak teori

bahwa kuman dapat menyebabkan penyakit, Snow tidak langsung menyatakan

pandangannya bahwa organisme hidup yang disebabkan kolera. Sebaliknya, ia

menulis dari "racun" yang memiliki kemampuan untuk "menggandakan dirinya

dengan semacam pertumbuhan" dalam membran yang melapisi saluran pencernaan

korban kolera, sebelum menyebar ke korban baru melalui makanan atau air yang

tercemar.

Pamflet Snow tak banyak berpengaruh pada pemikiran rekan-rekannya. Itu

hanya salah satu dari banyak saluran yang diterbitkan baik sebagai pamflet atau

artikel dalam jurnal medis. Sebuah review di London Medical Journalpada bulan

September 1849 memuji Salju untuk "berusaha untuk memecahkan misteri

komunikasi kolera," tapi resensi menambahkan bahwa "penyebab lain, terlepas dari

air, mungkin telah beroperasi" dan bahwa Dr Salju. bisa "memberikan tanpa apapun

bukti kebenaran nya dilihat."

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 41


Snow memutuskan untuk mempublikasikan pandangannya dengan

memberikan ceramah. Pada berbicara dengan Lembaga Sastra Barat pada 4

Oktober dan pembicaraan dengan Westminster Medical Society pada tanggal 13

Oktober, dia memberi contoh lebih dengan deskripsi rinci dari kasus di beberapa

lokasi, tetapi pandangannya bertemu dengan skeptis. Setiap rekan Snow memiliki

set sendiri pengalaman untuk menarik. Dr James Bird, misalnya, sepakat bahwa

kolera bisa dikomunikasikan dari orang ke orang "di bawah kondisi yang

menguntungkan," tetapi ia tidak setuju bahwa air minum memiliki "lebih dari efek

parsial pada penyebaran kolera." Dr Lancaster menunjukkan bahwa teori Snow

diperlukan adanya "semacam racun," sedangkan "tidak ada racun tersebut belum

terbukti ada."

Dari bulan lalu tahun 1849 sampai akhir tahun 1853, Inggris mengalami

beberapa kasus kolera. Snow terus bekerja pada teori bahwa air minum adalah

sarana utama penularan. Dia akumulasi data yang telah dikumpulkan dalam epidemi

1848-1849 dan yang menunjukkan bahwa pola penyakit dapat dikaitkan dengan

pasokan air tertentu. Dia juga melanjutkan studi perintis tentang efek dosis diukur

tepat anestesi. Snow juga merupakan pelopor dalam bidang anestesi.Dengan

menguji efek dari dosis terkontrol eter dan kloroform pada hewan dan manusia, dia

membuat obat tersebut aman dan lebih efektif.

Dokter lain tetap sangat skeptis terhadap teori kuman Snow kolera, tapi

semua orang memuji karyanya pada anestesi yang memenangkan reputasi sebagai

ahli terkemuka di dunia pada penggunaan mereka. Pada tanggal 7 April 1853 dia

diberikan kloroform ke Ratu Victoria pada kelahiran anak kedelapan, Prince Leopold.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 42


C. Teori Miasma Dan Teori Germ

1. Teori Miasma

Teori miasma adalah teori yang menyatakan bahwa penyakit sepertikolera

chlamydia, atau Kematian Hitam diakibatkan oleh miasma (Μίασμα, Yunani Kuno:

"polusi"), sejenis "udara buruk". Menurut teori ini, miasma berasal dari materi organik

yang membusuk.

Teori miasma didukung semenjak zaman kuno di Eropa, India, dan Cina, hingga

tersingkirkan oleh teori kuman pada abad ke-19

Teori Miasma, penyakit timbul karena sisa dari mahkluk hidup yang mati membusuk,

meninggalkan pengotoran udara dan Iingkungan.

Kira-kira pada awal abad ke-18 mulai muncul konsep miasma sebagai dasar

pemikiran untuk menjelaskan timbulnya wabah penyakit.Konsep ini dikemukakan

oleh Hippocrates.Miasma atau miasmata berasal dari kata Yunani yang berarti

something dirty (sesuatu yang kotor) atau bad air (udara buruk).

Miasma dipercaya sebagai uap yang dihasilkan dari sisa-sisa makhluk hidup yang

mengalami pembusukan, barang yang membusuk atau dari buangan limbah yang

tergenang, sehingga mengotori udara, yang dipercaya berperan dalam penyebaran

penyakit. Contoh pengaruh teori miasma adalah timbulnya penyakit malaria.Malaria

berasal dari bahasa Italia mal dan aria yang artinya udara yang busuk.Pada masa

yang lalu malaria dianggap sebagai akibat sisa-sisa pembusukan binatang dan

tumbuhan yang ada di rawa-rawa.Penduduk yang bermukim di dekat rawa sangat

rentan untuk terjadinya malaria karena udara yang busuk tersebut.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 43


Pada waktu itu dipercaya bahwa bila seseorang menghirup miasma, maka ia

akan terjangkit penyakit. Tindakan pencegahan yang banyak dilakukan adalah

menutup rumah rapat-rapat terutama di malam hari karena orang percaya udara

malam cenderung membawa miasma.Selain itu orang memandang kebersihan

lingkungan hidup sebagai salah satu upaya untuk terhindar dari miasma

tadi.Walaupun konsep miasma pada masa kini dianggap tidak masuk akal, namun

dasar-dasar sanitasi yang ada telah menunjukkan hasil yang cukup efektif dalam

menurunkan tingkat kematian.

Dua puluh tiga abad kemudian, berkat penemuan mikroskop oleh Anthony van

Leuwenhoek, Louis Pasteur menemukan bahwa materi yang disebut miasma

tersebut sesungguhnya merupakan mikroba, sebuah kata Yunani yang artinya

kehidupan mikro (small living)

Penyakit timbul karena sisa dari mahluk hidup yang mati membusuk,

meninggalkan pengotoran udara dan lingkungan. Pada zaman itu orang percaya bila

seseorang menghirup miasma atau uap busuk tadi maka ia akan terjangkit penyakit.

Sebagai pencegahannya rumah-rumah dianjurkan ditutup rapat terutama pada

malam hari dan tidak banyak keluar malam karena dipercaya miasma muncul

terutama pada waktu malam.Selain itu masyarakat juga percaya bahwa miasma

dapat dihalau atau diatasi dengan jalan membakar ramuan/ kemenyan (dupa) dan

bisa juga diusir dengan bunyi-bunyian keras seperti bel gereja, bedug, petasan,

dll.Pada zamannya teori miasma lebih dipercaya dan dapat diterima daripada teori

contagion yang dicetuskan oleh Fracastoro karena uap busuk lebih bisa diamati dan

tercium baunya.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 44


2. Teori Germ

Teori ini dikemukakan oleh John Snow (1813-1858), seorang dokter ahli anestesi

dari Inggris. Ia berhasil membuktikan adanya hubungan antara timbulnya penyakit

kolera dengan sumber air minum penduduk. Dari hasil perhitungan ini dikemukakan

kesimpulan bahwa air minum yang tercemar dengan tinja manusia adalah penyebab

timbulnya penyakit kolera. Kesimpulan ini diambil tanpa mengetahui adanya kuman

kolera, karena pengetahuan tentang pengetahuan ini baru kemudian muncul. Pada

teori ini jasad renik (germ) dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit.

Penemuan-penemuan di bidang mikrobiologi dan parasitologi oleh Louis Pasteur

(1822-1895), Robert Koch (1843-1910), Ilya Mechnikov (1845-1916) dan para

pengikutnya merupakan era keemasan teori kuman. Para ilmuwan tersebut

mengemukakan bahwa mikroba merupakan etiologi penyakit.

Louis Pasteur pertama kali mengamati proses fermentasi dalam pembuatan

anggur. Jika anggur terkontaminasi kuman maka jamur mestinya berperan dalam

proses fermentasi akan mati terdesak oleh kuman, akibatnya proses fermentasi

gagal. Proses pasteurisasi yang ia temukan adalah cara memanasi cairan anggur

sampai temperatur tertentu hingga kuman yang tidak diinginkan mati tapi cairan

anggur tidak rusak. Temuan yang paling mengesankan adalah keberhasilannya

mendeteksi virus rabies dalam organ saraf anjing, dan kemudian berhasil membuat

vaksin anti rabies. Atas rintisan temuan-temuannya memasuki era bakteriologi

tersebut, Louis Pasteur dikenal sebagai Bapak dari Teori Kuman.

Robert Koch juga merupakan tokoh penting dalam teori kuman. Temuannya yang

paling terkenal dibidang mikrobiologi adalah Postulat Koch yang terdiri dari:

1. Organisme (parasit) harus ditemukan dalam hewan yang sakit, tidak pada

yang sehat.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 45


2. Organisme harus diisolasi dari hewan sakit dan dibiakkan dalam kultur murni.

3. Organisme yang dikulturkan harus menimbulkan penyakit pada hewan yang

sehat.

4. Organisme tersebut harus diisolasi ulang dari hewan yang dicobakan

tersebut.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 46


BAB VII

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT

ERA REVOLUSI BAKTERIOLIGI

A. Sejarah kesehatan Masyarakat Era Revolusi Bakteriologi (1875-1950)

Selama bagian akhir dari tahun 1800-an dan awal 1900-an, kemajuan ilmiah,

khususnya dalam mikrobiologi, mengawali suatu era baru untuk bidang kesehatan

masyarakat dan kedokteran. Terkadang disebut sebagai fase bakteriologis dari

gerakan kesehatan masyarakat, era ini dipimpin oleh penemuan Louis Pasteur dan

Robert Koch dan teori kuman penyakit berikutnya. Pasteur menemukan bahwa

organisme aerobik dan anaerobik mulai dipertimbangkan kemungkinan penyebab

hubungan antara kuman dan penyakit. Koch, seorang ahli fisika negara,

menemukan basil yang bertanggung jawab untuk anthrax dan mampu menunjukkan

bahwa penyakit ini dapat ditularkan melalui tikus. Ia kemudian menemukan bakteri

penyebab penyakit lainnya, termasuk yang menyebabkan tuberkulosis dan kolera.

Teori kuman baru ini diberikan peluang baru untuk infeksi penyakit kontrol, termasuk

peningkatan diagnosis, pemahaman negara carrier, dan wawasan pentingnya vektor

terhadap penularan penyakit. Selanjutnya, di New York City pada tahun 1920,

pengembangan antitoksin dan imunisasi terhadap diphteria adalah pertanda

kemampuan program kesehatan masyarakat yang terorganisir untuk mencegah

berbagai penyakit menular.

Penemuan bakteriologis Pasteur dan Koch menjadi penanda antara

kesehatan masyarakat yang “lama” dan yang “terbaru”. Hubungan antara bakteri

dan penyebab penyakit menarik perhatian dari masalah sanitasi pasokan air,

pembersihan jalan, perumahan, dan kondisi kehidupan masyarakat miskin. Penyakit

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 47


yang berorientasi pendekatan pada kesehatan masyarakat yang diadopsi oleh

petugas kesehatan dan lembaga kesehatan setempat. Air tercemar ditunjukkan

untuk bertanggung jawab untuk transmisi demam tifoid, dan metode yang

dikembangkan untuk mengukur bakteri di udara, air, dan susu. Meskipun

pendekatan berorientasi penyakit menjadi standar selama periode ini, profesional

kesehatan masyarakat terus menekankan reformasi sosial dengan kesadaran

bahwa penyakit, bahkan yang disebabkan oleh kuman, tak lepas dari hidup dan

kondisi kerja.

Pada tahun 1890, hampir satu dari setiap empat tempat tinggal di New York

City mengalami kematian terkait TB. Jumlah korban jauh lebih tinggi di lingkungan

miskin, sehingga komunitas ini hancur oleh penyakit. Intervensi awal kesehatan

masyarakat di Amerika Serikat, seperti yang diberlakukan di Eropa dan Inggris,

dimana otoritas pemerintah seringkali diperlukan untuk mengatasi faktor-faktor

lingkungan terkait dengan kesehatan masyarakat.

B. Tokoh – Tokoh Kesehatan Masyarakat di Era Revolusi Bakteriologi (1875-

1950)

1. Leus Pasteur

Dari tahun 1850 ke tahun 1870. Louis Pasteur, seorang professor ilmu kimia

Perancis, dengan hebat mengembangkan basis untuk ilmu kuman modern sebagai

batu penjuru kesehatan masyarakat. Pasteur L. menetapkan suatu bukti ilmiah, yang

bersifat eksperimen untuk teori kuman dengan demonstrasinya pada 1854 tentang

microbial anaerobic pada peragian. Antara 1856 dan 1860 mengungkapkan

bagaimana untuk mencegah anggur dari produksi cacat dalam kaitan dengan

pencernaan dari organism asing oleh/dengan pemanasan anggur pada suatu

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 48


temperature tertentu sebelum pengemasan (pembotolan) untuk membunuh ragi

yang undesired. Ini menjelaskan suatu proses yang disebut sterilisasi. Selanjutnya

Pasteur diminta untuk menyelidiki kematian ular sutera yang mengancam industry

sutera perancis. Ia menemukan jasad renik (1865) yang menyebabkan penyakit

pada ulat sutera. Pasteur melanjutkan lagi penyelidikannya dalam mengembangkan

imunologi dengan mengaktifkan vaksin. Ia memproduksi vaksin dari perlemahan

suatu kekuatan organisme. Pada tahun 1881, ia menyuntik induk ayam dengan

kultur kolera ayam yang disusutkan dalam sebuah eksperimen. Pada 1883 ia

memproduksi suatu vaksin untuk luka babi, dan kemudian pada tahun 1884-1885, ia

menemukan vaksin untuk penyakit anjing gila. Penyakit anjing gila ini, secara luas

ditakuti sebagai penyakit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan binatang yang

terinfeksi. Pasteur memberi alasan bahwa penyakit ini mempengaruhi system

nervus dan ditularkan melalui air liur. Pada tahun1885, seorang anak laki-laki

berumur 14 tahun dari Alsace digigit oleh seekor anjing. Dokter local yakin bahwa

anak tersebut akan meninggal karena penyakit anjing gila, tetapi mengijinkan

Pasteur, seorang nonphysician (bukan dokter) untuk memberikan vaksin kepada

anak laki-laki tersebut dengan tujuan pengebalan/imunisasi. Joseph Meistern anak

laki-laki tersebut selamat, dan kasus serupa dibawa ke Pasteur dan dengan sukses

mengimunisasi. Pasteur dikritik oleh kalangan medis, tetapi kedua-duanya-

masyarakat awam dan kalangan ilmiah- segera mengenali konstribusinya yang

mahabesar terhadap kesehatan masyarakat.

2. Ferdinan Cohn

Ferdinand Cohn (1828-1898), professor ilmu tumbuh-tumbuhan (Botani) pada

Universitas Breslau, mengembangkan ilmu kuman dan karakteristik media jasad

renik, serta mendidik suatu generasi kunci sebagai peneliti mikrobiologi. Salah

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 49


seorang siswa, Robert Koch (1843 1910), seorang pegawai medis salah satu

pedesaan di Jerman, menyelidiki anthrax dengan menggunakan tikus-tikus yang

disuntik dengan darah lembu sakit. Penyakit yang mematikan hingga 20 generasi.

Koch mengembangkan teknik bacteriologic dalam menemukan organism yang

menyebabkan anthrax, kemudian membuktikan transmisi penyakit spesifik oleh

jasad renik spesifik.

3. Rober Koch

Pada 1882, Koch memimpin Komisi Pengawas Kolera Jerman yang

mengunjungi Mesir dan India pada tahun 1883, mengisolasi dan mengidentifikasi

Vibro Cholerae, yang mengantarnya sebagai penerima Hadiah Nobel. Ia juga

membuktikan kemanjuran penyaringan air (filtration) dalam pencegahan transmisi

penyakit enteric termasuk kolera. Pada tahun 1883, Koch mengadaptasikan teori

atas penyabab penyakit dari Clinician-Pathnologist Jacob Henle (1809-1885),

berbagai bentuk dan ukuran bakteri yang menjadi penyebab penyakit. Koch-Henle

membuat teori ini menjadi kaku dan membatasi identifikasi penyebab dari banyak

penyakit, tetapi mereka adalah tokoh penting dalam penetapan teori kuman dan

basis ilmu kuman yang ilmiah. Teori ini disesuaikan kemudian oleh Evans (1976)

terhadap agen penyakit-penyakit non infectious, seperti cholesterol, terkait dengan

penekanan epidemiologi terhadap penyakit noninfectious.ri laporan Shattuck begitu

sedemikian rupa sehingga 1850 menjadi masa kunci di dalam kesehatan

masyarakat amerika, tahun iru menandai dimulainya era modern kesehatan

masyarakat Kemajuan nyata dalam pemahaman mengenai penyebab berbagai

penyakit menular berlangsung pada seperempat abad terakhir abad ke 19. Salah

satu kendala pada kemajuan itu adalah teori perkembang biakan spontan, pemikiran

yang menyatakan organisme hidup dapat berkembang dari benda anorganik atau

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 50


benda tak hidup. Serupa dengan teori ini adalah pemikiran bahwa satu jenis

mikroba dapat berubah menjadi jenis oraganisme yang lain. Di tahun 1862, Louis

Pasteur dari perancis mengajukan teori kuman penyakit.

Selama tahun 1860 dan 1870. Dia dan beberapa lainnya melakukan

eksperimen dan obervasi dan mendukung teorinya dan menumbangkan teori

perkembang biakan spontan Ilmuwan jerman Robert Koch merupakan Orang yang

mengembangkan kriteria dan prosedur-prosedur penting untuk membuktikan

pendapat bahwa mikroba tertentu dan bukan mikroba lain, yang menyebabkan

penyakit tertentu. Demontrasi pertamanya dengan basillus antraks berlangsung

pada tahun 1876. Antara tahun 1877 sapai akhir abd ke 19 , identitas sejumlah

agens penyakit bakterial berhasil dipastikan termasuk diantaranya penyebab

gonorhea, tifus, lepra, kolera, tuberculosis, difteri, tetanus, pnemonia, pes, dan

disentri. Periode ini (1875-1900) lebih dikenal dengan julukan periode bakteriologis

kesehatan masyarakat Walau kebanyakan temuan ilmiah di akhir abad ke 19 terjadi

di eropa, cukup banyak prestasi kesehatan masyarakat yang terjadi di amerika.

Undang-undang pertama yang melarang susu bermutu rendah disahkan pada tahun

1856, survei kebersihan pertama dilakukan di new york tahun 1864, dan american

people health association didirikan tahun 1872.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 51


BAB VIII

SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT ERA PERUBAHAN SOSIAL

A. Trend Sosial Ekonomi

a. Pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Kesehatan Masyarakat.

Pengaruh sosial ekonomi terhadap kesehatan masyarakat banyak macamnya.

Beberapa diantaranya yang dinilai mempunyai makna yang penting adalah:

1. Menurunnya Status Gizi Masyarakat

Masalah sosial ekonomi di dalam masyarakat salah satunya adalah

kemiskinan yang sering melanda masyarakat Indonesia. Hal ini

mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan pangannya, sehingga menyebabkan kurangnya konsumsi

makanan bergizi yang berdampak pada penurunan status gizi.. Penurunan

status gizi akan mendatangkan berbagai masalah seperti:

a) Menghambat pertumbuhan dan perkembangan fisik serta intelektual

janin dan anak terutama anak balita. Kekurangan gizi pada janin dan

balita dapat menimbulkan generasi yang hilang.

b) Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan janin.

c) Kekurangan gizi pada ibu nifas menghambat produksi ASI.

d) Kekurangan gizi pada masyarakat dapat menurunkan daya tahan

tubuh, memudahkan yang sehat menjadi sakit serta menghambat

kesembuhan bagi yang sakit.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 52


2. Menurunnya Akses pada Fasilitas Pelayanan

Mengingat prioritas pendapatan keluarga untuk membeli makanan,

maka penyediaan biaya untuk pelayanan kesehatan mengalami

penurunan. Hal ini perbesar dengan meningkatnya tarif jasa pelayanan

kesehatan khususnya pada fasilitas swasta. Akibatnya akses masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan menurun dengan tajam.

3. Menurunnya perhatian terhadap Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status

kesehatan. Dengan adanya krisis ekonomi sosial menyebabkan perhatian

masyarakat terpusat pada kegiatan untuk mempertahankan hidup,

sehingga perhatian terhadap lingkungan menurun.

4. Menurunnya Partisipasi Masyarakat dalam berbagai Kegiatan yang

Mendukung Kesehatan

Mengurangnya perhatian masyarakat tidak terbatas hanya pada

lingkungan, tapi juga terhadap berbagai kegiatan yang mendukung

kesehatan, misalnya: Posyandu, Pos KB, Pos Obat dan lain-lain.

5. Mengabaikan Perilaku Sehat

Keadaan krisis sosial ekonomi dapat menimbulkan kondisi

pengabaian perilaku hidup sehat, misalnya: Meningkatnya merokok,

kebebasan seksual, makan tidak teratur dan lain-lain.

6. Munculnya Masalah Kesehatan Lain

Krisis sosial ekonomi dapat menimbulkan secara tak langsung

masalah kesehatan lain, misalnya: Meningkatnya stress, cidera akibat

tindak kekerasan, penyakit hubungan seksual dan lain-lain.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 53


B. Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,

bayi dan anak balita serta anak prasekolah.

Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan ibu dan anak merupakan

upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan

masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis

terkait kehamilan dan persalinan.

a. Prinsip dan Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak

Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan

jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Tujuan umum

program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan

hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan

keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)

serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh

kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas

manusia seutuhnya.

Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :

 Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam

mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi

tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, Posyandu dan

sebagainya.

 Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah

secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, Posyandu, dan Karang Balita

serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 54


 Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,

dan ibu bersalin.

 Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan

seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak

prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

b. Kegiatan Dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak

Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak, diantaranya :

1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita,

dan anak prasekolah.

2) Pemantauan tumbuh kembang balita.

3) Imunisasi

4) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan

program

KIA

5) Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk

macam-macam penyakit ringan.

6) Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun

bayi serta kader-kader kesehatan,

Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses

memfasilitasi masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja,

tetapi juga merupakan proses fasilitasi yang terkait dengan upaya perubahan

perilaku.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 55


a) Upaya mobilisasi social untuk menyiagakan masyarakat saat situasi

gawat darurat, khususnya untuk mambantu ibu hamil saat bersalin.

b) Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan

angka kematian maternal.

c) Upaya untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat

dalam menolong perempuan saat hamil dan persalinan.

d) Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan

dibantu oleh tenaga kesehatan profesional.

e) Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi masalah kesehatan

maternal.

Peran dan tugas tenaga kesehatan masyarakat, antara lain :

1) Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi

permasalahan, serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang

berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat.

2) Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi, dan

melaporkan kegiatan Puskesmas.

3) Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk

teknis sesuai bidang tugasnya.

4) Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat.

5) Melaksanakan upaya kesehatan perorangan

C. Ilmu Gizi

Ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari proses

pangan setelah dikonsumsi oleh manusia, masuk ke dalam tubuh, mengalami

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 56


pencernaan, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme serta pengeluaran

zat-zat yang tidak digunakan yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan

yang sehat serta gigi yang sehat pula.

Fungsi dari Gizi

Gizi memiliki beberapa fungsi yang berperan dalam kesehatan tubuh makhluk

hidup, yaitu:

 Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta

mengganti jaringan tubuh yang rusak

 Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari

 Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral

dan cairan tubuh yang lain

Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu

membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh

karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi

umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4

bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses

tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.

Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat

gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu

gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,

pembangun dan zat pengatur.

Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada

satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 57


Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya

kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati

adalah kacang- kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan

adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat

pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

kecerdasan seseorang.

Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan.

Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk

melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.

a. Gizi dalam Kesehatan Masyarakat

Terkait erat dengan ”gizi kesehatan masyarakat” adalah mengacu pada cabang

populasi terfokus kesehatan masyarakat yang memantau diet, status gizi dan

kesehatan, dan program pangan dan gizi, dan memberikan peran kepemimpinan

dalam menerapkan publik kesehatan. prinsip-prinsip untuk kegiatan yang mengarah

pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pengembangan

kebijakan dan perubahan lingkungan.

Gizi istilah dalam kesehatan masyarakat mengacu pada gizi sebagai komponen

dari cabang kesehatan masyarakat , ”gizi dan kesehatan masyarakat” mengacu

pada cabang kesehatan masyarakat yang berfokus pada promosi kesehatan

individu, keluarga, dan masyarakat dengan menyediakan layanan berkualitas dan

program-program berbasis masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan yang

unik dari komunitas yang berbeda dan populasi.

b. Indikator Status Gizi

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 58


Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor risiko untuk

terjadinya kesakitan atau kematian. Status gizi yang baik pada seseorang akan

berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses

pemulihan kesehatan. Status gizi juga dibutuhkan untuk mengetahui ada atau

tidaknya malnutrisi pada individu maupun masyarakat. Dengan demikian, status gizi

dapat dibedakan menjadi gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih.

Indikator status gizi yaitu tanda-tanda yang dapat memberikan gambaran

tentang keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh.

Indikator status gizi umumnya secara langsung dapat terlihat dari kondisi fisik atau

kondisi luar seseorang.

Contoh: pertumbuhan fisik → ukuran tubuh → antropometri (berat badan, tinggi

badan, dan lainnya).

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Seseorang

 Faktor Lingkungan

Lingkungan yang buruk seperti air minum yang tidak bersih, tidak

adanya saluran penampung air limbah, tidak menggunakan kloset yang

baik, juga kepadatan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan

penyebaran kuman pathogen. Lingkungan yang mempunyai iklim tertentu

berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga

berhubungan produksi tanaman.

 Faktor Ekonomi

Di banyak negara yang secara ekonomis kurang berkembang,

sebagian besar penduduknya berukuran lebih pendek karena gizi yang

tidak mencukupi dan pada umunya masyarakat yang berpenghasilan

rendah mempunyai ukuran badan yang lebih kecil.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 59


Masalah gizi di negara-negara miskin yang berhubungan dengan

pangan adalah mengenai kuantitas dan kualitas. Kuantitas menunjukkan

penyediaan pangan yang tidak mencukupi kebutuhan energi bagi tubuh.

Kualitas berhubungan dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi khusus

yang diperlukan untuk petumbuhan, perbaikan jaringan, dan

pemeliharaan tubuh dengan segala fungsinya.

 Faktor Sosial-Budaya

Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir yang dapat

dicapai oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar menentukan

kesanggupan untuk mencapai ukuran yang ditentukan oleh pewarisan

sifat tersebut. Di negara-negara berkembang memperlihatkan perbaikan

gizi pada tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan tinggi badan

yang jelas.

 Faktor Biologis atau Keturunan

Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir yang dapat

dicapai oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar menentukan

kesanggupan untuk mencapai ukuran yang ditentukan oleh pewarisan

sifat tersebut. Di negara-negara berkembang memperlihatkan perbaikan

gizi pada tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan tinggi badan

yang jelas.

d. Akibat yang Ditimbulkan karena Gizi Salah (Malnutrisi)

Gizi salah berpengaruh negatif terhadap perkembangan mental, perkembangan

fisik, produktivitas, dan kesanggupan kerja manusia. Gizi salah yang diderita pada

masa periode dalam kandungan dan periode anak-anak, menghambat kecerdasan

anak. Anak yang menderita gizi salah tingkat berat mempunyai otak yang lebih kecil

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 60


daripada ukuran otak rata-rata dan mempunyai sel otak yang kapasitasnya 15%-

20% lebih rendah dibandingkan dengan anak yang bergizi baik. Studi di beberapa

negara menunjukkan bahwa anak yang pernah menderita gizi salah, hasil tes

mentalnya kurang bila dibandingkan dengan hasil tes mental anak lain yang bergizi

baik. Anak yang menderita gizi salah mengalami kelelahan mental serta fisik, dan

dengan demikian mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi di dalam kelas, dan

seringkali ia tersisihkan dari kehidupan sekitarnya.

Gizi salah merupakan sebab-sebab penting yang berhubungan dengan tingginya

angka kematian di antara orang dewasa meskipun tidak begitu mencolok bila

dibandingkan dengan angka kematian di antara anak-anak yang masih muda.

Dampak relatif yang ditimbulkan oleh gizi salah ialah melemahkan daya tahan

tehadap penyakit yang biasanya tidak mematikan dan perbaikan gizi adalah suatu

faktor utama yang membantu meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Status

gizi juga berhubungan langsung dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk

penyembuhan setelah menderita infeksi, luka, dan operasi yang berat.

e. Cara Perbaikan Status Gizi

Pengaturan makanan adalah upaya untuk meningkatkan status gizi, antara lain

menambah berat badan dan meningkatkan kadar Hb. Berikut adalah pengaturan

makanan yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi:

Kebutuhan energi dan zat gizi ditentukan menurut umur, berat badan, jenis

kelamin, dan aktivitas.Susunan menu seimbang yang berasal dari beraneka ragam

bahan makanan, vitamin, dan mineral sesuai dengan kebutuhan. Menu disesuaikan

dengan pola makan.Selain meningkatkan konsumsi makanan kaya zat besi, juga

perlu menambah makanan yang banyak mengandung vitamin C, seperti pepaya,

jeruk, nanas, pisang hijau, sawo kecik, sukun, dll.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 61


f. Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan Masa Depan

Berikut ini merupakan pemikiran untuk program yang akan datang, antara lain:

Banyak hal yang harus diperkuat untuk melaksanakan program perbaikan gizi,

mulai dari ketersediaan data dan informasi secara periodik untuk dapat digunakan

dalam perencanaan program yang benar dan efektif. Kajian strategi program yang

efisien untuk masa yang datang mutlak diperlukan, mulai dari tingkat nasional

sampai dengan kabupaten.

Melakukan penanggulangan program perbaikan gizi dan kesehatan yang

bersifat preventif untuk jangka panjang, sementara kuratif dapat diberikan pada

kelompok masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Bentuk program efektif

seperti perbaikan perilaku kesehatan dan gizi tingkat keluarga dilakukan secara

professional mulai dipikirkan, dan tentunya dengan ketentuan atau kriteria yang

spesifik lokal.

Melakukan strategi program khusus untuk penanggulangan kemiskinan, baik di

daerah perkotaan maupun perdesaan dalam bentuk strategi pemberdayaan

keluarga dan menciptakan kerja sama yang baik dengan swasta.

Secara bertahap melakukan peningkatan pendidikan, strategi ini merupakan

strategi jangka panjang yang dapat mengangkat Indonesia dari berbagai masalah

gizi dan kesehatan

D. Transisi Epidemiologi

Transisi kesehatan terjadi karena adanya transisi demografi dan transisi

epidemiologi (henry,1993). transisi demografi merupakan akibat adanya urbanisasi,

industrialisasi, meningkatnya pendapatan, tingkat pendidikan, teknologi kesehatan

dan kedokteran di masyarakat. Hal ini akan berdampak pada terjadinya transisi

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 62


epidemiologi yaitu perubahan pola kematian yaitu akibat infeksi,angka fertilitas total,

umur harapan hidup penduduk dan meningkatnya penyakit tidak menular atau

penyakit kronik.

Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola

kesehatan dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan

prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

(penyakit tidak menular) justru semakin meningkat.Hal ini terjadi seiring dengan

berubahnya gaya hidup, sosial ekonomi dan meningkatnya umur harapan hidup

yang berarti meningkatnya pola risiko timbulnya penyakit degeneratif seperti

penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan lain sebagainya

Transisi epidemiologi dan demografi, juga perkembangan ekonomi

mengakibatkan negara-negara menghadapi peningkatan beban akibat Penyakit

Tidak Menular.

Di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

2001, data Pola Penyebab Kematian Umum di Indonesia, penyakit jantung dan

pembuluh darah dianggap sebagai penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia.

Gangguan jantung dan pembuluh darah seringkali bermula dari hipertensi, atau

tekanan darah tinggi. Selain itu, hipertensi yang merupakan suatu kelainan vaskuler

awal, dapat menyebabkan gangguan ginjal, merusak kerja mata, dan menimbulkan

kelainan atau gangguan kerja otak sehingga dapat menghambat pemanfaatan

kemampuan intelegensia secara maksimal.

Hipertensi atau yang disebut the silent killer merupakan salah satu faktor risiko

paling berpengaruh sebagai penyebab penyakit jantung (kardiovaskular). Penderita

penyakit jantung kini mencapai lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia. Kurang

lebih 10-30% penduduk dewasa di hampir semua negara mengalami penyakit

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 63


hipertensi, dan sekitar 50-60% penduduk dewasa adalah mayoritas utama yang

status kesehatannya akan menjadi lebih baik bila tekanan darahnya dapat dikontrol.

1. Pola penyakit yang semakin kompleks

Indonesia saat ini berada pada pertengahan transisi epidemiologi dimana

penyakit tidak menular meningkat drastis sementara penyakit menular masih

menjadi penyebab penyakit yang utama. Kemudian saat ini penyakit

kardiovaskuler (jantung) menjadi penyebab dari 30 persen kematian di Jawa

dan Bali. Indonesia juga berada diantara sepuluh negara di dunia dengan

penderita diabetes terbesar. Di saat bersamaan penyakit menular dan bersifat

parasit menjadi penyebab dari sekitar 22 persen kematian. Angka kematian

ibu dan bayi di Indonesia juga lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan

negara tetangga. Satu dari dua puluh anak meninggal sebelum mencapai

usia lima tahun dan seorang ibu meninggal akibat proses melahirkan dari

setiap 325 kelahiran hidup. Perubahan yang diiringi semakin kompleksnya

pola penyakit merupakan tantangan terbesar bagi sistem kesehatan di

Indonesia.

2. Tingginya ketimpangan regional dan sosial ekonomi

Dalam sistem kesehatan. Dibanyak propinsi, angka kematian bayi dan

anak terlihat lebih buruk dibandingkan dengan situasi di beberapa negara

Asia termiskin. Kelompok miskin mendapatkan akses kesehatan yang paling

buruk dan umumnya mereka sedikit mendapatkan imunisasi ataupun

mendapatkan bantuan tenaga medis yang terlatih dalam proses melahirkan.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 64


Kematian anak sebelum mencapai usia lima tahun dari keluarga termiskin

mencapai sekitar empat kali lebih tinggi dibandingkan anak dari keluarga

terkaya. Tingginya tingkat terkena penyakit, baik yang disebabkan dari

penyakit menular maupun penyakit tidak menular, telah mengurangi

kemampuan orang miskin untuk menghasilkan pendapatan, dan hal ini

berdampak pada lingkaran setan kemiskinan.

3. Menurunnya kondisi dan penggunaan fasiitas kesehatan publik serta

kecenderungan penyedia utama

Fasilitas kesehatan beralih ke pihak swasta. Angka penduduk yang

diimunisasi mengalami penurunan semenjak pertengahan 1990, dimana

hanya setengah dari anak-anak di Indonesia yang diimunisasi. Indonesia

bahkan telah tertinggal dibandingkan dengan negara-negara seperti Filiphina

dan Bangladesh. Program kontrol penyakit tuberkulosis (TB) diindikasikan

hanya mengurangi kurang dari sepertiga penduduk yang diperkirakan

merupakan penderita baru tuberkulosis. Secara keseluruhan, pengunaan

fasiitas kesehatan umum terus menurun dan semakin banyak orang

Indonesia memiih fasiitas kesehatan yang disediakan oleh pihak swasta

ketika mereka sakit.

4. Pembiayaan kesehatan yang rendah dan timpang

Pembiayaan kesehatan saat ini lebih banyak dikeluarkan dari uang

pribadi, dimana pengeluaran kesehatan yang harus dikeluarkan oleh

seseorang mencapai sekitar 75-80 persen dari total biaya kesehatan dan

kebanyakan pembiayaan kesehatan ini berasal dari uang pribadi yang

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 65


dikeluarkan ketika mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hal ini

disebabkan oleh rendahnya pengeluaran pemerintah maupun pribadi untuk

kesehatan. Lebih lanjut, cakupan asuransi amat terbatas, hanya mencakup

pekerja di sektor formal dan keluarga mereka saja, atau hanya sekitar

sepertiga penduduk dilindungi oleh asuransi kesehatan formal.

Meski demikian mereka yang telah diasuransikan pun masih harus

mengeluarkan sejumlah dana pribadi yang cukup tinggi untuk sebagian besar

pelayanan kesehatan. Akibatnya kaum miskin masih kurang memanfaatkan

pelayanaan kesehatan yang dibiayai oleh pemerintah. Dampaknya, mereka

menerima lebih sedikit subsidi dana pemerintah untuk kesehatan

dibandingkan dengan penduduk yang kaya.

5. Angka penularan HIV/AIDS

Angka penularan HIV/AIDS meningkat namun wabah tersebut sebagian

besar masih terlokalisir. Diperkirakan sekitar 120.000 penduduk Indonesia

terinfeksi oleh HIV/AIDS, dengan konsentrasi terbesar berada di propinsi

dengan penduduk yang sedikit (termasuk Papua) dan di kota kecil maupun

kota besar yang terdapat aktifitas industri, pertambangan, kehutanan dan

perikanan. Virus tersebut menyebar lebih lambat dibandingkan dengan yang

diperkirakan sebelumnya. Akan tetapi penularan virus tersebut meningkat

pada kelompok yang berisiko tinggi, yaitu penduduk yang tidak menerapkan

perilaku pencegahan terhadap virus tersebut, seperti menggunakan kondom

pada aktivitas seks komersial atau menggunakan jarum suntik yang bersih

dalam kasus pecandu obat-obatan.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 66


BAB X

PERKEMBANGAN KONSEP KESEHATAN MASYARAKAT

A. Definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)

Beberapa definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat antara lain:

a. Menurut Winslow (1920) seorang ahli kesehatan masyarakat mendefinisikan

kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,

memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha

pengorganisasian masyarakat untuk:

1. meningkatkan sanitasi lingkungan

2. mengendalikan infeksi menular

3. pendidikan secara individual dalam hal hygiene perorangan

4. mengorganisasikan pelayanan medis dan perawatan untuk tercapainya

diagnosis dini dan terapi pencegahan terhadap penyakit.

5. Pengembangan sosial kearah adanya jaminan hidup yang layak dalam bidang

kesehatan.

Dengan cara mengorganisasikan hal tersebut di atas, maka akan memungkinkan

setiap warga untuk menyadari dalam hidupnya di bidang kesehatan dan kehidupan.

Menyimak difinisi tersebut di atas, maka terlihat bahwa ternyata Ilmu Kesehatan

Masyarakat itu menyangkut sebuah kompleksitas yang amat dalam sekali, namun

sebenarnya tidak mudah bagi seseorang untuk memahami Ilmu Kesehatan

Masyarakat.

Berdasarkan definisi IKM menurut Winslow dapat disimpulkan bahwa kesehatan

masyarakat mempunyai dua aspek teoritis (ilmu atau akademik) dan praktis

(aplikatif). Kedua aspek ini masing-masing mempunyai peran dalam kesehatan

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 67


masyarakat. Dari aspek teoritis kesehatan masyarakat perlu didasari dan didukung

dengan hasil-hasil penelitian. Artinya dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan

masyarakat (aplikasi) harus didasarkan pada temuan-temuan (evident based) hasil

kajian ilmiah (penelitian). Sebaliknya kesehatan masyarakat juga harus terapan

(applied) artinya hasil-hasil studi kesehatan masyarakat harus mempunyai manfaat

bagi pengembangan program.

b. Menurut Prayitno (1994) dalam pandangan yang sempit mungkin dapat dikatakan

bahwa Ilmu Kesehatan Masyarakat itu adalah ilmu yang mempelajari sehat dan

sakit saja, dan dalam arti yang luas ternyata Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah

ilmu yang lebih menitikberatkan penanganan kasus-kasus pada upaya-upaya

pencegahan, bukan pada upaya kuratif, sebab dalam IKM dikenal adanya 5

tahap pencegahan (The Five Level of Prevention) yang terdiri atas :

1. Upaya Promotive (meningkatkan pemahaman kesehatan)

2. Upaya Preventive (miningkatkat upaya pencegahan penyakit)

3. Upaya Protective (meningkatkan perlindungan terhadap penyakit)

4. Upaya Curative (upaya penyembuhan terhadap penyakit)

5. Upaya Rehabilitative (upaya pemulihan)

Dengan demikian bila menyimak 5 tahap tersebut di atas, maka terlihat bahwa

sebenarnya yang diutamakan adalah upaya-upaya non kuratif atau upaya non

medik, sebagai contoh adalah upaya promotif yang secara nyata lebih mudah, lebih

murah dan dapat dilakukan oleh siapa saja, artinya tidak memerlukan dokter.

Kedua, upaya preventif atau upaya pencegahan, sebagai contoh adalah anjuran

mencuci tangan sebelum makan, anjuran mandi 2 kali sehari, anjuran mengurangi

konsumsi kolesterol pada penderita Hiperkolesterol, dan sebagainya, maka terlihat

adanya perbedaan yang nyata antara upaya promotif dan preventif.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 68


Ketiga, upaya protektif, adalah upaya perlindungan terhadap risiko yang

mengancam status kesehatan, diantaranya adalah pemakaian sabuk pengaman,

masker, baju kerja, celana kerja, helm atau topi kerja, dan sejenisnya.

Keempat, Curative atau kuratif atau upaya pengobatan. Sebenarnya terkait

dalam hal-hal ini adalah istilah Early Detection and Prompt Treatment yaitu deteksi

dini terhadap adanya penyakit dan adanya penanganan atau pengobatan yang

setepat-tepatnya. Dengan demikian dalam hal ini yang diharapkan adalah perlunya

monitoring terhadap pekerja atau penduduk atau calon penderita yang dilakukan

jauh sebelum yang bersangkutan menderita sakit secara klinis, sehingga

penanganan terhadap penyakit yang disandangnya itu tidak perlu diberikan saat

penderita telah parah penderitaannya.

Kelima, Rehabilitative atau rehabilitatif atau upaya pemulihan adalah upaya

tertentu yang dilakukan agar penderita dimungkinkan meng-alami tahap kembali

seperti semula sebelum menderita penyakit dan dimungkinkan untuk dikembalikan

ketengah-tengah masyarakat lagi, contoh untuk tahap rehabilitasi adalah :

a) Lembaga Pemasyarakatan (Pembinaan Khusus untuk Narapidana)

b) Lokalisasi Wanita Tuna Susila (Pembinaan Khusus untuk Wanita dengan

Risiko Penyakit Menular Seksual)

c) Pembinaan ODHA (Pembinaan Khusus untuk Orang Dengan HIV/AIDS)

d) Rumah Sakit Lali Jiwa, Pakem Yogyakarta (Pembinaan Khusus untuk

Penderita Sakit Jiwa) dan sejenisnya.

B. Letak Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)

Dalam Pohon Ilmu : Dalam pohon ilmu (The Body of Knowledge), maka Ilmu

Kesehatan Masyarakat (IKM) dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut di bawah

ini

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 69


Filsafat

Ilmu-ilmu Alam
Fisika
Matematika
Kimia
Biologi (Ilmu Tumbuhan Dan
Hewan)

Ilmu Kesehatan

Ilmu Kedokteran
Ilmu Obat-Obatan(Farmasi)
Ilmu Kedokteran Gigi
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dalam gambar tersebut di atas, llmu Kesehatan Masyarakat (IKM) dilahirkan

dari rahim Ilmu Kesehatan. Ilmu Kedokteran juga dilahirkan dari rahim yang sama,

karena dalam sejarah IImu Kesehatan Masyarakat itu diselenggarakan untuk

menopang penyelenggaraan Pendidikan Calon Dokter, sehingga Ilmu Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Masyarakat itu ibarat mata uang logam yang memperlihatkan

bahwa sisi yang satu tidak dapat dipisahkan dari sisi mata uang lainnya.

Dilihat dari 5 tahap pencegahan, maka seharusnya yang dimaksudkan itu seorang

dokter mampu melakukan 5 tahap itu seluruhnya, yaitu sejak dari tahap promotif,

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 70


preventif, protektif, kuratif dan rehabilitatif, jadi kiranya pada titik inilah sebenamya

Ilmu Kesehatan Masyarakat diselenggarakan agar calon ahli kesehatan mampu

memahami Ilmu Kesehatan Masyarakat dan menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan demikian cukup jelas bahwa Ilmu Kesehatan Masyarakat itu

berada dalam pohon keilmuan.

Neayayina (2001) secara tegas menyebutkan bahwa IImu Kesehatan

Masyarakat Baru atau The New Public Health itu lebih mengarah kepada

penanganan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan penurunan kualitas

lingkungan, kebijakan, ekonomi dan pemasaran pelayanan kesehatan, yang hal itu

ditekankan kepada kemandirian dibidang penyelenggaraannya yaitu self funding,

self management dan tidak harus pemerintah yang menyelenggarakannya asalkan

tujuannya adalah untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Memperhatikan uraian tersebut di atas, maka terlihat adanya perbedaan antara

Ilmu Kesehatan Masyarakat Klasik dibanding Ilmu Kesehatan Masyarakat Baru,

yang berarti secara pasti IKM baik klasik atau baru harus tetap diselenggarakan dan

dikembangkan sebab tujuan akhirnya tetap sama, yaitu derajat kesehatan

masyarakat.

Menurut American Medical Assosiation (Ikatan Dokter Amerika 1948)

Ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan

meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian

masyarakat mencakup pula usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan

kesehatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 71


DAFTAR PUSTAKA

1. Adanani, Hariza. 2011. Buku Ajar : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Nuha Medika :
Yogyakarta
2. Dedi Alamsyah dan Ratna Muliawati. 2013. Pilar dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Nuha Medika : Yogyakarta
3. Ngatimin Rusli.2005. Dari Hippocrates Sampai Winslow Dan Pengembangan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Selanjutnya. Yayasan “PK-3” : Makassar
4. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta:
Jakarta.
5. Riyadi, Alexander, Lucas Slamet . 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jogyakarta :
Penerbit Andi

Sejarah dan Pendekatan Kesehatan Masyarakat Page 72

Anda mungkin juga menyukai