Anda di halaman 1dari 29

Adam Khalid Alfarisi

Endro Dwi Iswanto


Patar Sebastiano
Dian Indra Dewi
Maureen Syahailatua
Karen Shaka Wiranti
Kelompok 4
Kasus 2
Model Simpul Dinamika Kinetika
Media + Agents Penyakit

Simpul 1 (Sumber Simpul 2 Simpul 3 Simpul 4 (Sakit)


Penyakit) (Lingkungan) (Komunitas)

•Tambang gas •Udara •Pedagang kaki •Penyakit


•Alih fungsi •Tanah lima/restoran pernafasan
lahan •Air dimana-mana (ISPA, Asma,
•Kemacetan •Tata kelola dsb)
•Pangan
kota yang tidak •Penyakit kulit
baik (lesi)
•Pertumbuhan •Penyakit sistem
pemukiman syaraf
tidak •Kanker
terkontrol
Variable yang berperan dalam dinamika
kinetika media+agents seperti ukuran
partikel, teori hidrolisis bahan toksik,
proses terjadinya pencemar sekunder,
kelembaban, ketinggian, teori spasial
lainnya
Berdasarkan kasus….
 Kemacetan
-agent: asap kendaraan (Pb, benzene, CO, NO2,dll)
-media: udara
 Tambang gas
-agent: gas hidrokarbon, sulfide, H2S, CO, dll
-media: udara
 Pedagang kaki 5 (misal: pedagang makanan pinggir jalan)
-agent: makanan yang terkontaminasi asap kendaraan / debu
-media: pangan
Variabel yang berperan

Suhu
• Suhu yang meningkat dapat meningkatkan kecepatan reaksi
suatu bahan kimia, sedangkan suhu yang menurun
menyebabkan kelembapan relative tinggi sehingga
meningkatkan efek korosif
Arah dan kecepatan angin
• Zat-zat dan partikel pencemar udara dibawa dan ditentukan
arahnya oleh angin, terutama gas dan partikel berukuran kecil
Teori hidrolisis bahan toksik
• Terjadinya reaksi berbagai bahan berbahaya yang
ada di alam yang menyebabkan fenomena seperti
hujan asam, dsb

Ukuran partikel
• Partikel dengan ukuran lebih dari 10 µm dapat
mengiritasi hidung, mata, tenggorokkan. Sedangkan
partikel yang lebih kecil dari 10 µm dapat terhirup
dan masuk ke paru-paru
3. sifat dan karakteristik agents penyakit
dalam media air maupun media pangan dalam
perjalannya (kinetika) sebelum kontak dengan
population at risk.
 Pencemaran dari Kendaraan : CO,
Partikulat, Nox, HC, Pb dan SOx
 Pencemaran dari tambang gas : CO2, CO,
SO2, NO2, HC
CO
Karakteristik dalam media air dan pangan

 Cukup larut dalam air


 Sifat fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
pada suhu normal
NO2
Karakteristik dalam media air

 Kelarutan dala air rendah namun mudah larut dalam


larutan alkali, karbon disulfida dan kloroform
 nitrit membentuk nitrosamine pada air buangan
tertentu dan dapat menimbulkan kanker
HC
Karakteristik dalam media air dan pangan

 Hidrokarbon merupakan senyawa organik yang tak larut


dalam air; mudah terbakar dengan membebaskan kalor
yang tinggi.
 Pada pembakaran sempurna menghasilkan air, H2O dan
gas karbon dioksida, CO2; dan bila tak-sempurna, selain
H2O dan CO2 juga dihasilkan gas karbon monoksida, CO
dan kadang-kadang jelaga, C.
Pb
Karakteristik dalam media air dan pangan

 Timbal merupakan logam putih kebiru-biruan dengan pancaran


yang terang, sangat lunak, mudah dibentuk, ductile, bukan
konduktor listrik yang baik, dan memiliki resistasi tinggi terhadap
korosi.
 Logam ini masuk ke perairan melalui pengkristalan Pb di udara
dengan bantuan air hujan
 Di perairan, timbal ditemukan dalam bentuk terlarut dan
tersuspensi. Kelarutan timbal cukup rendah sehingga kadar timbal
dalam air relatif sedikit.
SO2
Karakteristik dalam media air dan Pangan

 Mudah larut dalam air


 Bereaksi dengan air menjadi H2SO4
 Termasuk ke dalam kelompok sulfur oksida atau SOx bersama
dengan sulfur trioksida (SO3).
CO2
Karakteristik dalam media air dan pangan

 mudah larut dalam air dingin, tidak berbau dan tidak berwarna
 senyawa karbon dioksida terdapat dalam bentuk ion dan bentuk
molekul. Dalam bentuk ion adalah ion bikarbonat (HCO3) dan
karbonat (CO3) sedangkan dalam bentuk molekul adalah molekul
karbon dioksida bebas (CO2) dan asam karbonat H2CO3)
4. Pengertian Population at risk (spasial),
genetika, dan karakteristik dinamika kinetika
agents+media, dalam konteks pencemaran air
maupun pencemaran pangan (pangan yang
mengandung bahan toksik).
Population at Risk (Spasial)

 Population at risk  kelompok yang terkena


resiko/kelompok yang mendapatkan ancaman
penyakit lebih tinggi untuk terjadinya penyakit

 Population at risk dalam kasus ini adalah


masyarakat yang tinggal di Kota Kalimantan Baru
Genetika

 Genetika  penemuan suatu penyebab penyakit.


Dalam konteks pencemaran udara, seseorang yang
telah terpapar polusi udara dalam jangka waktu
yang lama, dapat menyebabkan atau timbulnya
suatu penyakit karena genetik seseorang tersebut
telah terpapar.
Dinamika Kinetika Agents+Media
Pada Pencamaran Air

Air tanah, air laut


tercemar Ekosistem di air
Tambang Gas
Hidrocarbon berupa terancam
PAH

Polusi Kendaraan Menimbulkan hujan Air di permukaan


Bermotor asam (HNO3, H2SO4) tercemar

Alih fungsi lahan Kemampuan hutan


Banjir, kualitas air
menjadi perkebunan menyerap CO2
berkurang, daya resap
tidak sehat dan
sawit dan rawa-rawa
tanah berkurang merusak ekosistem
menjadi pemukiman
Dinamika Kinetika Agents+Media
Pada Pencemaran Makanan

Makanan
Tambang Gas Makanan tidak terkontaminasi
disajikan tertutup, logam berat seperti
Pb dari udara,
Logam berat dapat
terakumulasi pada Bahan pangan
bahan pangan terkontaminasi
(tanaman dan logam berat dari
Polusi Kendaraan sayuran) udara, tanah dan air
Bermotor yang tercemar
Behavioural Exposure

 Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara


manusia dengan komponen lingkungan yang
mengandung potensi bahaya penyakit. Agent
penyakit dengan atau tanpa menumpang
komponen lingkungan lain, masuk kedalam tubuh
melalui satu proses yang kita kenal sebagai proses
”hubungan interaktif”. Hubungan interaktif antara
komponen lingkungan dengan penduduk berikut
perilakunya, dapat diukur dalam konsep yang
disebut sebagai perilaku pemajanan atau
“behavioural exposure”.
Behavioural Exposure
(lanjutan)
 Behavioural Exposure yang terjadi dalam kasus ini
terdapat di pemukiman warga karena tambang gas
yang berada di kota Kalimantan tersebut
melakukan pencucian limbah tambang batu bara di
dekat pemukiman warga. Limbah pencucian
batubara zat-zat yang sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia jika airnya
dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit
pada manusia seperti kanker kulit
Behavioural Exposure
(lanjutan)
 Limbah tersebut mengandung belerang ( b),
Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan (Mn),
Asam sulfat (H2sO4), cadmium ( cd ). Air
Penambangan Batubara secara langsung
menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah
penducian batubara tersebut dalam hal
memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah
pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga
warna air sungai menjadi keruh, asam, dan
menyebabkan pendangkalan sungai akibat
endapan pencucian batubara tersebut
Biotransformasi

 Proses untuk menetralkan atau menawarkan bahan


beracun hingga tidak beracun lagi
(detoksifikasi).Terdapat 2 fase:
1. Mengubah struktur kimia dengan cara oksidasi,
reduksi, dan hidrolisis.
2. Reaksi konjugasi dan sintesis.
 Namun, tidak selamanya biotransformasi bersifat
detoksifikasi, beberapa metabolit justru
merupakan racun dalam tubuh. Co/: carcinogenic,
teratogenic, metabolit organophosphate.
Genetic Environmental
Health
 Hubungan interaktif antara media transmisi agen
penyakit dengan population at risk salah satunya
dipengaruhi oleh genetik, dimana genetik dapat
memengaruhi kepekaan seseorang terhadap
paparan pencemaran lingkungan, sehingga reaksi
dari satu orang dengan orang lain yang terpapar
media yang berisi agen penyakit bisa berbeda-
beda.
Hubungan Interaktif Komponen
Media Berisi Agents Penyakit
Dengan Kelompok Penduduk
 Perkebunan kelapa sawit bisa menjadi tempat
perindukan nyamuk sehingga pekerja perkebunan
dan penduduk sekitar perkebunan kelapa sawit
mempunyai risiko terkena penyakit yang
ditularkan oleh nyamuk
Unsur-unsur yang Masuk
Kelompok dalam Variabel
Kependudukan
 Jenis kelamin : jenis kelamin tertentu mempunyai risiko
lebih tinggi mengalami kejadian penyakit.
 Umur : balita dan ibu hamil mempunyai risiko yang lebih
tinggi mengalami kejadian penyakit
 Pendidikan : pendidikan tertentu juga memiliki risiko lebih
tinggi mengalami kejadian penyakit
 Pekerjaan : pekerjaan tertentu mempunyai risiko yang
lebih tinggi mengalami kejadian penyakit
 Penghasilan : tingkat penghasilantertentu mempunyai
risiko yang lebih tinggi mengalami kejadian penyakit
 Lokasi tempat tinggal : lokasi yang dekat dengan sumber
penularan mempunyai risiko lebih tinggi mengalami
penyakit
 Pada lokasi perkebunan kelapa sawit penyakit
yang berisiko adalah penyakit yang ditularkan oleh
nyamuk.
 Variabel tempat tinggal yang dekat dengan
perkebunan mempunyai risiko tertular penyakit
tersebut
 Pekerja perkebunan sawit juga mempunyai risiko
lebih tinggi tertular penyakit
Parameter agents dalam
spesimen biologi manusia
 Nyamuk Anopheles juga dapat mengenali manusia
melalui mencium aroma keringat manusia lewat asam
laktat, panas tubuh, kelembapan, dan penglihatannya
yang dapat membedakan target potensial dengan objek
lain. Selain itu, nyamuk juga tertarik pada gas karbon
dioksida yang kita keluarkan saat bernapas.
 Toksisitas logam adalah terjadinya keracunan dalam
tubuh manusia yang diakibatkan oleh bahan berbahaya
yang mengandung logam beracun. Zat-zat beracun
dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui
pernapasan, kulit, dan mulut. Pada umumnya, logam
terdapat di alam dalam bentuk batuan, bijih
tambang, tanah, air, dan udara.
Referensi
 Jontari, Hutagalung et all. 2014. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Penyakit
Lymphatic Filariasis di Kabupaten Agam, Proponsi Sumatera Barat Tahun 2010.
Outbreak, Surveilance and Investigation Report Volume 7 Issue 1.
 Fahmi, Umar. Wulandari, Ririn Arumsih. 2014. Kesehatan Lingkungan. In:
Paradigma Epidemiologi Kesehatan Lingkungan. Universitas Terbuka: Jakarta.
 Ardalina, dkk. 2012. Analisa Kadar Timbal (Pb) pada Gorengan yang disajikan
Menggunakan Penutup dan Tidak Menggunakan Penutup pada Kawasan Traffic
Light Kota Medan Tahun 2012. Universitas Sumatera Utara : Medan
 Asri. 2016. Dampak Limbah dan Polusi Terhadap Manusia dan Lingkungan.
Alauddin University Press: Makassar
 Fibrianti, Lian Dwi. Azizah, R. 2015. Karakteristik, Kadar Timbal (Pb) dalam
Darah, Dan Hipertensi Pekerje Home Industry Aki Bekas di Desa Talun
Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan. Junal Kesehatan Lingkungan Vol.
8 No. 1 Januari 2015: 92-102
 Achmad,R. 2004. Kimia Lingkungan. Edisi I. Jakarta: Universitas Negri
Jakarta.
 https://sains.kompas.com/read/2008/09/21/11254074/bahaya.logam.berat.
dalam.makanan.?page=all
 Serambi Indonesia. (2018). ESDM: Waspadai Gas Beracun. Serambinews.com

Anda mungkin juga menyukai