Anda di halaman 1dari 54

Manajemen Penyakit Berbasis ASRIATI, SKM, MPH

Wilayah Pegunungan dan Pesisir


• Mata Kuliah : Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah
Pegunungan dan Pesisir
• Kode Mata Kuliah :
• Bobot/Semester : 2/Semester VII
• PJMK :
• Staf Pengajar : Asriati, SKM, MPH
• Peserta : Mahasiswa FKM Uncen Semester VII
• Peminatan : Gizi
Deskripsi Mata Kuliah

• Mata kuliah ini membahas pengertian dan ruang lingkup manajemen penyakit berbasis wilayah
pegunungan dan pesisir, paradigma kesehatan lingkungan, manajemen penyakit berbasis
wilayah, manajemen penyakit menular berbasis wilayah penyakit menular di Indonesia dan
Papua (7 wilayah adat), strategi pengendalian, epidemiologi global penyakit, langkah-langkah
manajemen penyakit menular berbasis wilayah, Kejadian Luar Biasa penyakit endemik,
karantina, dan Audit Manajemen Penyakit Menular Berbasis Wilayah, Manajemen Penyakit
Tidak Menular Berbasis Wilayah, Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah Peruntukan:
Pegunungan (Wlayah adat La Pago dan Wilayah adat Me Pago), Manajemen Penyakit Berbasis
Wilayah Peruntukan: Pesisir (Wilayah adat Saireri, Wilayah adat Doberai, Wilayah adat
Bombera), Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah Peruntukan Wilayah adat Mamta/Tabi dan
Wilayah adat Anim Ha/Ha Anim, dan Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah Pertanian dan
Perkebunan.
Tujuan Mata Kuliah

• Mampu menjelaskan pengertian serta ruang lingkup manajemen penyakit


berbasis wilayah pegunungan dan pesisir,
• Mampu menjelaskan paradigma kesehatan lingkungan,
• Mampu menguasai dan menjelaskan manajemen penyakit berbasis wilayah,
manajemen penyakit menular berbasis wilayah penyakit menular di
Indonesia dan Papua (7 wilayah adat), strategi pengendalian, epidemiologi
global penyakit, langkah-langkah manajemen penyakit menular berbasis
wilayah,
• Mampu menjelaskan tentang Kejadian Luar Biasa penyakit endemik,
karantina
Tujuan Mata Kuliah

• Mampu menjelaskan dan menguasai Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah


Peruntukan: Pegunungan (Wlayah adat La Pago dan Wilayah adat Me Pago),
• Mampu mengetahui tentang Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah
Peruntukan: Pesisir (Wilayah adat Saireri, Wilayah adat Doberai, Wilayah
adat Bombera),
• Mampu menjelaskan Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah Peruntukan
Wilayah adat Mamta/Tabi dan Wilayah adat Anim Ha/Ha Anim, dan
• Mampu mengetahui tentang Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah Pertanian
dan Perkebunan.
• Metode Belajar Mengajar
Ceramah dan Tanya Jawab
Tugas dan Presentasi
Outline Pembahasan

• Penyakit : Pengertian dan ukuran


• Penyakit dalam perspektif ekosisten serta gangguan ekosistem : KLB
• Habitat dan Penyakit, Iklim dan Kejadian Penyakit, Topografi
• Pengertian Wilayah dalam Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah
Penyakit ?

• Penyakit adalah suatu kondisi kelainan fungsi/morfologi dari salah satu organ
tubuh/jaringan tubuh manusia
Cth : tumor/kanker  kelainan morfologi; termasuk kelainan biokimia 
gangguan enzim
• Penyakit terjadi krn hub kehidupan manusia dg bahan/kekuatan/zat yg tdk
dikehendaki dan masuk kedalam tubuh manusia, mengeluar toxin dan
menyebabkan gangguan
• Berasal dr sumber dalam tubuh manusia (radikal bebas krn stress, gas beracun
hasil pembusukan usus) dan luar tubuh manusia (bahan kimia, virus, bakteri)
Penyakit dan ukuran penyakit

• Bagaimana cara menentukan seseorang sakit/tidak ?  radiologi, ultra-


sonografi (USG), scanning, lab
• Utk menentukkan seriusnya perkembangan penyakit dlm populasi  ukuran
dalam dunia kesehatan masy :
1. Prevalensi  jumlah keseluruh penderita yg menimpa sekelompok penduduk
tertentu pada suatu titik waktu/periode waktu tertentu
2. Insiden rate  jumlah kasus baru yg dilaporkan pd periode waktu tertentu
dibagi jumlah penduduk berisiko
Penyakit dalam prespektif Ekosistem

• Semua bagian dari alam semesta, baik besar/kecil, berada dalam keadaan
saling terikat, bergantung, dan mempengaruhi satu sama lain 
Sistem/Ekosistem
• Mikroorganisme, parasit, bahan kimia, dll  bagian dari ekosistem
• Ekosistem : tatanan yg menggambarkan hubungan timbal balik dan suasana
ketergantungan antara komponen benda mati dan makhluk hidup dalam
sebuah ruang
• Jadi, masyarakat adalah komponen dalam ekosistem, serta virus bakteri juga
bagian dr ekosistem dimana manusia ada di dalamnya
Contoh

• Manusia berinteraksi tiap hari dg lingkungan  pangan, udara, air, bahkan


serangga (jika mengandung bahan berbahaya maka timbul penyakit)
• Parasit plasmodium, bakteri E.coli, virus avian flu dll, hidup di alam
bergantung pada nyamuk, burung, dan manusia  ada yng hidup di perut
nyamuk, ada yg ganti kelamin di aliran darah manusia
• Organ tubuh manusia tidak didesain sbg tempat tinggal mikroorganisme 
kedatangan tamu tak diundang tsb menimbulkan gangguan masalah
kesehatan krn menimbulkan kerusakan dan kelainan fungsi tubuh
• Tapi, parasit malaria membutuhkan tubuh manusia dalam siklus hidupnya
• Virus HIV hanya bisa hidup di dalam tubuh manusia
KLB  Gangguan Ekosistem

• Ekosistem akan stabil jika tdk ada gangguan, meskipun hub antar kompenen
tetap terjadi
• Gangguan Ekosistem disebut sbg KLB atau wabah
• Cth KLB Malaria di Banyumas 2001
Habitat dan Penyakit

• Habitat : apabila suatu ekosistem yg memiliki kemampuan mendukung


kehidupan spesies tertentu, maka dikatakan ekosistem tersebut
merupakan habitat spesies tersebut
• Habitat binatang penular penyakit memiliki wilayah bergantung pada
komponen lingkungan yang mendukungnya
• Cth : nyamuk perlu tempat tinggal yg sesuai dg kebutuhannya (suhu,
kelembapan, kecepatan angin, tempat perindukan shg tdk cocok tinggal di
pegunungan dg ketinggian tertentu, tp bisa tgl di daerah pantai/dataran
rendah  habitat nyamuk
• Adanya penularan penyakit yang ditransmisikan vektor karena manusia
memasuki wilayah habitat mereka
Iklim dan Kejadian Penyakit

• Iklim dapat mempengaruhi ekosistem, habitat vektor penular penyakit


• DBD, Chikungunya, malaria sering dikaitkan dengan kelembaban dan musim
hujan
• Perubahan iklim global mengakibatkan perubahan pola transmisi beberapa
parasit dan penyakit baik langsung maupun tidak langsung  nyamuk penular
dengue dan malaria akan ke utara bumi seiring peningkatan suhu
• Iklim menjadi predictor kejadian penyakit menular  dasar manajemen
penyakit berbasis wilayah
• Dunia sedang mengalami perubahan iklim, apa yg harus diantisipasi terkait
penularan penyakit?
Penyakit dalam perspektif kependudukan

• Atribute manusia  selain jenis kelamin, umur, gen  sifat, karakteristik,


budaya dan perilaku, kepadatan dan persebaran penduduk
• Nyamuk memiliki sifat dan perilaku bionomik  kebiasaan menggigit mangsa di
jam2 tertentu, nyamuk Anopheles menggigit jam 18.00 – 24.00
• Perilaku menusia dipengaruhi variabel2  tingkat pendidikan, pengetahuan,
sikap, agama, budaya, gender, umur, dsb
• Interaksi perilaku pendudu k dan lingkungan menyebabkan gangguan kesehatan
• Cth : penyakit gigi keropos hasil dr kebiasaan mengkonsumsi (perilaku) cuka
(lingkungan), Minamata Disease hsl dr kebiasaan mengkonsumsi (perilaku) ikan
(lingkungan)
Pengertian “Wilayah”

• Ruang  hamparan dengan udara di atasnya memiliki batas2 tertentu


• Tata ruang wilayah perlu dilakukan  mengatur pabrik2 agar emisinya tdk
memberikan dampak buruk bagi penduduk di pemukiman, mengatur agar
akses ke pelayanan kesehatan mudah
• Ruang  batasan yg dibuat manusia dg memperhatikan peruntukan &
karakteristik ekosistem utk menjaga keseimbangan semua spesies
Pengertian “Wilayah”

• Spasial  “ruang”
• Spasial  hub antara sebuah fenomena kejadian dg semua benda dan
fenomena di permukaan bumi yg diperkirakan mempunyai hub satu dg lain
• Spasial memperhatikan tempat, ketinggian, waktu, karakteristik ekosistem (
suhu, kelembapan, struktrur permukaan tanah, struktur kependudukan, dsb)
• Analisis spasial  metodologi manajemen penyakit berbasis wilayah  uraian
data penyakit secara geografis berkaitan dg distribusi kependudukan,
persebaran faktor risiko lingkungan, ekosistem, sosial ekonomi, serta analisis
hub antar variabel
• Kejadian penyakit  fenomena spasial di permukaan bumi
Pengertian “Wilayah”

• Wilayah Administrastif  wilayah yg telah ditentukan secara administratif sbg


wilayah pemerintah menyangkut wewenang dan kekuasaan
• Kab, kec, desa, RT, RW dll
• Sebuah wilayah administratif bisa terdiri dari dua/lebih wilayah ekosistem;
ekosistem pegunungan, pantai, sungai, rawa dll
Pengertian “Wilayah”

• Wilayah Peruntukan  wilayah kerja/unit perhatian yg merupakan


sasaran/objek tugas yg diberikan oleh seseorang yg memiliki kewenangan dlm
sebuah wilayah administratif
• Pertambangan, perkebunan, daerah wisata, wilayah kerja puskesmas, dll
Manajemen Penyakit Berbasis
Wilayah Pegunungan dan Pesisir :
Paradigma Kesehatan Lingkungan
• Mampu menjelaskan pathogenesis atau kejadian penyakit
• Teori simpul kejadian penyakit
• Piramida penyakit
• Model dinamika transisi penyakit
Kesehatan Lingkungan

• IKL  mempelajari hub interaktif antara komponen lingkungan yg memiliki


potensi bahaya penyakit dengan variabel kependudukan (perilaku, pendidikan,
umur)
• “lingkungan” luas focus kesling  komponen lingkungan yg punya potensi
bahaya penyakit
• Potensi bahaya penyakit  komponen lingkungan mengandung agen penyakit
• Cth : mengkonsumsi ikan yg mengandung bahan kimia (proses interaksi manusia
dg lingkungan )
• Hub interaksi manusia dg lingkungan ini bagian dari proses kejadian penyakit
(patogenesis)
• Patogenesis dlm prespektif lingkungan dipelajari dlm Teori Simpul
Patogenesis

• Hubungan interaktif antara manusia serta perilakunya dengan komponen


lingkungan yang memiliki potensi bahaya penyakit juga dikenal proses kejadian
penyakit.
• Dengan mempelajari patogenesis penyakit, kita dapat menentukan pada titik
mana atau di simpul mana kita bisa melakukan pencegahan.
• Tanpa memahami patogenesis kita tidak dapat melakukan pencegahan atau
dengan bahasa lain disebut manajemen penyakit.
Penyakit dalam prespektif Kesehatan
Masyarakat

• Kejadian penyakit adalah fenomena spasial, dipengaruhi berbagai faktor


ruang  ketinggian permukaan tanah, jenis tanah, iklim, suhu, tanaman
sekitar, kepadatan dan perilaku penduduk, bentuk rumah, budaya, arah dan
kecepatan angin dan sebagainya
• penyakit merupakan fenomena yang bersandar pada basis wilayah yang
mencakup ekosistem dalam dimensi ruang dan waktu, di dalamnya termasuk
variabel lingkungan, kependudukan dan wilayah administratif.
• wilayah dapat juga diberi batasan tertentu seperti wilayah kerja, wilayah
pariwisata, wilayah perbatasan, wilayah kecamatan atau kelurahan.
Contoh :

• kejadian penyakit malaria selain dipengaruhi oleh bionomik nyamuk dan kondisi
habitat spesies nyamuk, juga dipengaruhi oleh kebiasaan dan perilaku
penduduk.
• Transmisi malaria merupakan resultan antara kependudukan dan perilaku
(bionomik) nyamuk Anopheles sp.
• Spesies nyamuk penular malaria mempunyai habitat yang dipengaruhi oleh suhu
lingkungan, vegetasi, ketinggian atau topografi, ketersediaan makanan bahkan
beberapa subspesies ada yang dipengaruhi oleh pH air dan salinitas.
• Apabila kehidupan seorang manusia bersentuhan dengan habitat nyamuk
Anopheles maka ada risiko terjadi proses penularan. Jelaslah bahwa untuk
melakukan upaya pencegahan kita harus memahami patogenesis atau proses
kejadian penyakit malaria tersebut.
Contoh

• Masalah gizi pada bayi dan anak balita di Indonesia disebabkan penyakit infeksi
yang erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan.
• Diare bukan hanya disebabkan oleh bakteri/mikroorganisme penyebab diare
• Penyakit diare termasuk salah satu penyakit dengan sumber penularan melalui
air (water borne diseases)
• Penyebabnya  Kurangnya akses masyarakat terhadap air bersih atau air
minum serta buruknya sanitasi dan perilaku higiene
• Upaya penurunan angka kejadian penyakit bayi dan balita dapat diusahakan
dengan menciptakan sanitasi lingkungan yang sehat, yang pada akhirnya akan
memperbaiki status gizinya.
• Harus pula dipahami, bahwa upaya kuratif atau pencarian dan pengobatan
penderita penyakit menular juga termasuk dalam upaya pencegah.
• Dengan melakukan diagnosis dini dan pengobatan segera yang tepat maka kita
telah mengurangi atau bahkan menghilangkan sumber penularan penyakit.
• Tanpa sumber penularan tidak akan pernah ada proses penularan, meski jutaan
serangga vektor penular penyakit tersedia berlimpah.
• Kejadian penyakit selain berakar pada sosial budaya dan ekosistim juga
bersifat lintas batas.
• Dengan demikian, kejadian penyakit akan terus berulang tanpa henti jika kita
hanya melaksanakan pemerataan pengobatan tanpa upaya mengendalikan
faktor risiko.
• Inti permasalahan kesehatan • Pencegahan penyakit (peran
masyarakat adalah patogenesis kesmas) harus bersama-sama
penyakit  harus dicegah dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat
• Masyarakat sehat adalah • Manajemen kejadian penyakit
masyarakat yg bebas dari merupakan fungsi organisasi
penyakit/masalah kesehatan, pemerintah namun idealnya
representasi dari wilayah yg dilakukan oleh semua komponen
sehat dan negara yg kuat sistem yang terkait, tidak
Pemerintah Daerah melalui Dinas
Kesehatannya
Teori Simpul Kejadian Penyakit

• Simpul 1 : sumber
penyakit
• Simpul 2 : media
transmisi penyakit
• Simpul 3 : perilaku
pemajanan
• Simpul 4 : kejadian
penyakit
• Simpul 5 : variabel
suprasistem
Teori Simpul Kejadian Penyakit

• Titik simpul pada dasarnya menuntun kita sebagai simpul manajemen untuk
mencegah penyakit tertentu, tidak perlu menunggu hingga simpul 4 terjadi.
• Dengan mengendalikan sumber penyakit kita dapat mencegah suatu proses
kejadian hingga simpul 3, 4, dan 5. Skema tadi juga memberi petunjuk akan
titik-titik simpul tempat mendapatkan informasi. Informasi dapat diperoleh
dengan kegiatan surveilans secara paripurna dapat diperoleh dari titik simpul 1,
2, 3, 4, dan 5.
• Manajemen penyakit berdasarkan informasi yang terpercaya atau evidence
dapat digambarkan dengan teori Simpul.
Simpul 1 : Sumber Penyakit

• Sumber Penyakit adalah titik mengeluarkan atau meng-emisikan


agent penyakit. Agent penyakit adalah komponen lingkungan yang
dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui kontak secara
langsung atau melalui media perantara (yang juga komponen
lingkungan).
• Umumnya melalui produk bahan beracun yang dihasilkannya ketika
berada dalam tubuh, atau secara langsung dapat mencederai
sebagian atau seluruh bagian tubuh manusia, sehingga
menimbulkan gangguan fungsi maupun morfologi (bentuk organ
tubuh).
Simpul 1 : Sumber Penyakit

• Sumber Penyebab  Agent penyakit :


a. Mikroorganisme  virus, protozoa (amoeba), jamur, bakteri,
parasit, dll
b. Kelompok fisik  kekuatan radiasi, energi kebisingan, kekuatan
cahaya
c. Kelompok bahan kimia toksik  pestisida, merkuri, cadmium,
CO, H2S, dll
Simpul 1 : Sumber Penyakit

• Penyakit di bagi menjadi 2 :


a. Penyakit Menular  penyakit yang umumnya disebabkan oleh mikroba
yang dapat dipindahkan secara langsung maupun melalui perantara
bintang.
b. Penyakit tidak menular  berbagai bahan atau komponen lingkungan
berupa bahan kimia maupun zat dengan kekuatan fisik.

• Sumber penularan utk penyakit menular :


1. Manusia yg menderita penyakit  malaria, TB, HIV
2. Hewan yg menderita penyakit  Babi (Japanesse Enchepalitis), Kelelawar
(Radang otak virus Nipah)
Simpul 2 : Media Transmisi Penyakit

• Udara  bhn kimia polusi udara, bakteri Mycobacterium Tuberculosis, measles


virus
• Air  bakteri Salmonella thyphi, vibrio cholera, bhn kimia beracun
• Tanah/Pangan
• Binatang/Serangga  nyamuk menjadi pembawa parasit plasmodium
penyebab malaria
• Manusia  manusia yg sakit menjadi sumber penularan
Simpul 2 : Media Transmisi Penyakit

• Pada PTM, agent penyebab juga dapat berpindah dari satu media ke media
lain
• Lava beracun dpt terbawa air dan mengendap di tanah  terserap akar
tanaman  dikonsumsi manusia
• Ikan air  mengkonsumsi limbah logam berat  ikan dikonsumsi manusia
Simpul 3 : Perilaku Pemajanan (Behavioural
Exposure)

• Perilaku pemajanan  jumlah kontak antara manusia dg komponen lingkungan


yg mengandung potensi bahaya penyakit (agen penyakit)
• Cth  jumlah pestisida yg mengenai kulit petani, jumlah air yg mengandung
cadmium yg dikonsumsi, ukuran man bite hour utk mengukur frekuensi gigitan
nyamuk
• Jumlah kontak ditentukan dr perilaku pejamu, perilaku diperngaruhi 
pendidikan, pengetahuan, tinggi badan, gender, pengalaman, dll
• Jumlah kontak utk radiologis diukur dg pocket dosimeter
Simpul 3 : Perilaku Pemajanan (Behavioural
Exposure)

• Agent penyakit masuk ke dalam tubuh melalui :


a. Sistem pernapasan
b. Sistem pencernaan
c. Melalui mukosa kulit

• Besar agent penyakit bisa diukur dg biomarker/tanda biologis


• Cth : kandungan merkuri dlm darah/urin, kandungan plasmodium dlm darah,
kandungan Pb dalam darah
• Bisa juga dilihat dr antibodi dr agen penyakit di dlm tubuh (jejak), pernah
terpapar penyakit tertentu
Simpul 4 : Kejadian Penyakit

• Outcome dr interaksi antara manusia dg lingkungan yg memiliki agent


penyakit
• Sakit  ada kelainan dibandingkan penduduk lain, dpt diperiksa menggunakan
alat teknologi; di lab, radiologi, Electro Encephalogi (EEG) atau dr tanda2
biologis, atau kesepakatan tanda gejala
• Cth  tekanan darah diatas rata
Simpul 5 : Variabel Suprasistem

• Variabel suprasistem : iklim, topografi, temporal, dll  mempengaruhi


kejadian penyakit
• Iklim  dlm teori simpul mempengaruhi semua simpul.
IKLIM

• Iklim  dlm teori simpul mempengaruhi semua simpul (sumber penyakit,


media transmisi, simpul kependudukan, kejadian penyakit)
• Musim kemarau dg suhu dan kelembapan tertentu mempengaruhi pola
bionomik nyamuk :
 menstimulus kopulasi/perkawinan nyamuk, lebih agresig mencari mangsa,
frekuensi gigitan semakin meningkat
Dikombinasikan dg perilaku manusia yg tidak memakai pakaian tertutup di
pergantian musim
• Pencegahan : kampanye PSN sebelum pergantian musim
Kebijakan Makro dan Institusi Lintas Sektor

• kebijakan makro bidang energi : penghapusan timbal pada bensin 


mengurangi potensi timbulnya penyakit akibat pencemaran timbal
• Kebijakan makro ini mempengaruhi interaksi lingkungan dengan faktor
kependudukan
• Kebijakan makro bidang perikanan : rehabilitasi tambak udang yg menjadi
sarang nyamuk Anopheles
Temporal

• Pola penyakit dan masalah kesehatan berubah dari waktu ke waktu, musim ke
musim, dan dari satu tempat ke tempat lain
• Seiring perubahan perubahan faktor risiko kesehatan di kependudukan, sosial
ekonomi, geografi, ekosistem
• Perencanaan kesehatan harus memperhatikan faktor ini
Faktor Risiko Kesehatan

• Risk  probability, faktr yang berperan pada proses timbulnya sakit


• Cth ;
- Perilaku hidup tidak sehat, mengendari motor tanpa helm
- Faktor lingkungan (pangan, serangga, air, udara)
- Faktor kependudukan (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dll)
Piramida Penyakit

• kejadian penyakit dapat terjadi secara tiba-tiba dengan gambaran korban dan
gejala klinik yang jelas, ini dikenal dengan kejadian akut
• ada pula penderita yang sebenarnya telah mengidap penyakit yang
diakibatkan bahan kimia toksik atau mikroba, dikenal dengan istilah subklinik.
• Sedangkan kelompok berikutnya adalah penduduk yang telah terkontaminasi
atau terkena agent penyakit, tetapi sama sekali tidak menunjukkan gejala
atau samar
Piramida Penyakit
Sakit
dg gejala klinik

subklinik

Subtle (samar2)
Model Dinamika Transmisi Penyakit
Iklim dan Kejadian Penyakit
Manajemen penyakit berbasis wilayah

Manajemen penyakit berbasis wilayah pada hakikatnya adalah manajemen


penyakit yang dilakukan komprehensif dengan melakukan serangkaian upaya :
a. Tata Laksana kasus atau penderita penyakit dengan baik, mulai dari upaya
menegakkan diagnosis penyakit, melakukan pengobatan dan penyembuhan
penyakit dalam sebuah komunitas penduduk dalam sebuah wilayah.
b. Tata laksana faktor risiko atau pengendalian faktor risiko, untuk mencegah
penularan atau proses kejadian penyakit yang berkelanjutan dan melindungi
penduduk yang sehat dari risiko menderita penyakit yang bersangkutan
Mengapa perlu manajemen Penyakit berbasis
wilayah ?
• WHO atau world health organization memiliki program kesehatan masyarakat
dengan atau melalui pendekatan pengendalian penyakit. Tugas pengendalian
berbagai penyakit adalah tanggung jawab wilayah otonom.
• Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali dijumpai kondisi lingkungan yang buruk
yang memiliki potensi bahaya penyakit.
• Dalam sebuah wilayah administratif diperlukan upaya keterpaduan dalam
pengendalian penyakit, perencanaan maupun alokasi sumber daya untuk
menanggani berbagai masalah yang dianggap prioritas.
• Tiap wilayah otonom seperti kabupaten dan kota lazimnya memiliki Sistem
Kesehatan Kabupaten atau Kota disingkat SKK. Dalam SKK yang senantiasa diperkuat
dengan perda dan disahkan oleh paripurna DPRD dan memiliki kekuatan yang
luarbiasa dimana, pembangunan kesehatan pada sebuah wilayah harus mengacu
pada perda SKK tersebut
• Pencegahan penyakit malaria bersifat spesifik lokal harus didukung oleh
pemahaman model transmisi yang tergantung pada bionomik nyamuk dan
variabel kependudukan. Hal yang sama, untuk melakukan upaya pencegahan
penyakit kanker nasopharinx atau avian influenza, juga harus dibangun teori
kejadian penyakit kanker dan penyakit avian influenza.
• Singkat kata, kejadian penyakit apapun, tidak terkecuali menular ataupun
tidak menular senantiasa berbasis wilayah, senantiasa ada kekhasan lokal
(local specificity).

Anda mungkin juga menyukai