Lebih dari 6 (enam) abad lalu, konsep keilmuan surveilans mortalitas dan morbiditas mulai
muncul di Eropa. Sejak jaman “Renaissance” tersebut, konsepnya kemudian meluas ke benua
Amerika bersama-sama dengan berbondong-bondongnya mereka memasuki benua tersebut.
Perkembangan surveilans pada awalnya surveilans hanya berkaitan dengan penyakit yang
mengancam jiwa manusia saja, sehingga kematian karena penyakit tertentu saja yang menjadi
perhatian pada saat itu.
1) Hippocrates :
Ide ide Hippocrates merupakan dasar perkembangan surveilans
Ide observasi/pengamatan dan pecatatan fakta;
Analisis data;
Pertimbangan yang masuk akal untuk aksi.
2) Bubonic Plague :
Aksi pertama yang dilakukan berdasarkan hasil survalens
Republik venesia melarang berlabuh kapal-kapal yang membawa penderita penyakit
dengan ciri seperti pes(Primitif);
Melakukan penahanan selama 40 hari bagi pendatang yang berasal dari daerah dengan
epidemi pes selama 40 hari di Marseilles (1377) dan Venisia (1403) tindakan karantina
yang pertama kali dilakukan.
Pada sekitar tahun 1348 di Eropa terjadi epidemi atau wabah penyakit pneumonia
karena pes (pneumonia plague) dan dikenal dengan istilah “Black Death”. Akibat wabah
tersebut, Republik Venesia (The Venetian Republic) mengangkat pengawas kesehatan yang
bertugas untuk mendeteksi dan menolak kapal-kapal yang memiliki penumpang terinfeksi
penyakit pes sebelum memasuki negara tersebut. Deteksi penyakit ini merupakan tindakan
yang dapat dianggap sebagai kegiatan surveilans yang dilakukan secara primitif oleh suatu
negara dibenua Eropa untuk pertama kalinya. Tindakan yang bersejarah berikutnya adalah
dimulainya untuk melakukan penahanan selama 40 hari bagi pendatang yang berasal dari
daerah dengan epidemi pes selama 40 hari di Marseilles (1377) dan Venisia (Venise) pada
tahun 1403, tindakan ini kemudian dikenal sebagai tindakan karantina yang pertama kali
dilakukan bagi penderita diduga menjadi penyebar penyakit menular, yaitu penderita pes.
Pencatatan kematian mulai dilakukan di beberapa kota-kota besar di negara Eropa sejak
abad ke enambelas yang lalu. Undang-undang tentang kematian di London atau yang
dikenal dengan “London Bills of Mortality” dipersiapkan pada tahun 1532 oleh seseorang
yang sampai sekarang tidak diketahui namanya. Namun demikian baru beberapa abad
kemudian manfaat secara ilmiah hasil pencatatan tersebut pada bidang kesehatan
masyarakat diperkenalkan oleh John Graunt.
Pada abad ini, pencatatan kematian yang dilakukan secara sporadis dan hanya
dilakukan apabila ada wabah pest, mulai diterbitkan. Para sekretaris paroki (Parish Clerks) di
ibukota London mulai mencatat dan melaporkan setiap minggunya, tentang orang-orang
yang dikubur dan penyebab kematiannya pada “The Hall of Parish Clerks” Company. Oleh
sekretaris Hall kemudian disusun laporan statistik kematian di London dan digabungkan dari
beberapa Paroki serta diinterpretasi bagaimana keadaan penyebab wabah pes di kota
London. Laporan ini kemudian diterbitkan secara mingguan kepada yang memerlukan dan
disebut dengan “Bill Mortality” sehingga tindakan yang sesuai dapat diambil secara konkrit.
Hal tersebut dapat dikenali sebagai surveilans yang sampai sekarang prinsipnya masih
relevan dalam mengumpulkan data, data yang dikumpulkan diolah dan diinterpretasi,
kemudian disebarluaskan hasilnya sehingga dapat dipakai untuk pertimbangan pengambilan
keputusan dalam pelayanan kesehatan. Laporan mingguan secara ilmiah disusun pertama
kali oleh John Graunt pada tahun 1662. Laporan ini memuat informasi tentang jumlah
penduduk kota London dan jumlah yang meninggal karena sebab tertentu. Dengan
demikian John Graunt adalah orang yang pertama kali yang mempelajari konsep jumlah dan
pola penyakit secara epidemiologis, yang menerbitkan buku yang berjudul “Natural and
Political Observation on the Bills of Mortality”.
Pada tahun 1776, Johan Peter Frank melaksakanan tindakan surveilans dengan
mengangkat polisi kesehatan di Jerman, yang tugasnya berkaitan dengan pengawasan
kesehatan anak sekolah, pencegahan kecelakaan, pengawasan kesehatan ibu dan anak, dan
pemeliharaan sanitasi air serta limbah. Frank menyusun buku yang menyajikan secara jelas
dan rinci tentang kebijaksanaannya tentang kesehatan, yang mempunyai dampak pada
negara-negara sekitarnya, seperti Hongaria, Italia, Denmark dan Rusia.
Dalam abad yang sama (1741), surveilans dasar ini dilaksanakan di beberapa koloni
Amerika. Tahun 1741 negara bagian “Rhode Island” mengeluarkan peraturan bahwa
pegawai restoran wajib melaporkan penyakit menular yang diderita oleh rekan-rekannya.
Dua tahun kemudian, negara bagian ini menyetujui keharusan lapor bagi penderita cacar,
demam kuning dan kolera.
5. Abad Ke 19 (Sembilan Belas)
Pencatatan pertama Penyakit Kanker (The Danish Cancer Registry) dan Surveilans
1943
morbiditas yang pertama kali di Inggris.
Didirikan Unit Surveilans Epidemiologi pada divisi penyakit menular di WHO Pusat,
1965
Geneva.
1966 Pengembangan sistem sentinel untuk Doktor (General Practice) di Inggris dan Belanda