JOHN SNOW
Noreka Azizah Hayuningtyas 1910221050
Immaculata Agata BRD 1910221035
Salma Rizqi Amanah 1920221093
Meyrina Ika Faradita 1920221097
Rafliandi Nasruan Maulana 1920221094
Hibban Zhafran Rifai 1920221164
Pembimbing:
Arwinda Nugraheni, S.K, M.Epid
BLACK
DEATH
DEFINISI
Penyakit sampar, pes (Yersinia pestis),
Suatu infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri Yersinia Pestis menjadi penyakit pandemi
paling hebat di sejarah kehidupan manusia. Puncaknya di eropa (1348-1350)
Ziegler, M, 2014
Pandemi hebat pertama kali melanda Eropa
pada abad 13-14 dan membunuh hampir 100
Sejarah juta penduduk di seluruh dunia dalam 300
tahun.
Pes adalah penyakit yang disebabkan oleh enterobakteria Yersinia pestis (dinamai dari bakteriolog
Perancis A.J.E. Yersin)
Tikus merupakan reservoir dan pinjal merupakan vector penularnya, sehingga penularan ke manusia
dapat terjadi melalui gigitan pinjal atau kontak langsung dengan tikus yang terinfeksi bakteri
Yersinia pestis.
Septicemic Plague
Infection in the lungs
Bakteri berkemban biak di kelenjar yang paling dekat dari tempat masuk.
02
Pneumonic Plague
Pneumonic Plague adalah bentuk kedua yang paing sering
terlihat saat Black Death, dengan angka mortalitas 90-95%.
MANIFESTASI KLINIS
Demam tinggi CDC
Menggigil Travel-
Extreme weakness Related
Nyeri abdominal Infectious
Shock dan perdarahan dari kulit dan organ lain. Diseases
● Anti-Semitism meningkat: Umat Yahudi disalahkan menyebarkan penyakit ini, dan banyak dibunuh
dan dibakar oleh khalayak umum umat Yahudi lainnya terpaksa bermigrasi.
● Banyak buruh meninggal perkebunan gagal pemilik tanah menggantikan upah dengan
layanan buruh supaya mempertahankan penyewa tanah.
● Sistem feudalis yang dulu membagi populasi sistem kasta (raja pengusaha kaya buruh)
setelah pandemi, buruh menjadi lebih penting dan berharga Peasants’ Revolt of London pada
1381.
● Pada tahun 1337, Inggris dan Prancis terlibat perang (Hundred Years’ War). Pada pertengahan
dekade 14th Eropa dilanda malnutrisi, kemiskinan, penyakit dan kelaparan ditambah dengan
perang, inflasi terus-menerus dan masalah ekonomi lainnya.
https://www.britannica.com/event/Black-Death/Effects-and-significance
https://www.ancient.eu/article/1543/effects-of-the-black-death-on-europe/
Konsekuensi pada Ilmu Kesehatan
https://www.ancient.eu/article/1543/effects-of-the-black-death-on-europe/
Konsekuensi pada Sikap Agama
● Akibat pastor, suster, dan frater yang banyak
meninggal layanan ibadah berhenti khalayak
umum kehilangan tujuan dan kepercayaan (faith,
belief)
● Flagellant Movement: sekelompok orang berkelana
antar kota dan mencambuk diri sendiri untuk ‘menebus
dosa’ gerakan ini membantu menyebarkan pandemi
dan meningkatkan anti-Semitism.
● Skandal dalam Gereja dan gaya hidup boros oleh
petinggi Gereja khalayak umum semakin tidak
percaya dengan otoritas Gereja.
https://www.ancient.eu/article/1543/effects-of-the-black-death-on-europe/
Konsekuensi pada Hak Asasi Wanita
● Sebelumnya wanita dianggap kasta rendah, diatur hidupnya oleh pemilik tanah
keluarganya (bukan ayahnya) setelah pandemi, karena populasi laki-laki
berkurang, wanita diperbolehkan bergabung dengan serikat pekerja,
menjalankan bisnis perkapalan dan tekstil, dan dapat memiliki kedai minuman
dan lahan pertanian.
https://www.ancient.eu/article/1543/effects-of-the-black-death-on-europe/
Konsekuensi Seni dan Arsitektur
● Kesenian dan arsitektur menjadi lebih
berfokus pada kematian dan afterlife.
● Dance of Death (Danse Macabre):
lukisan merepresentasikan kematian
menyambut orang dari berbagai kasta
datang kepadanya.
https://www.ancient.eu/article/1543/effects-of-the-black-death-on-europe/
TATA
LAKSANA
Pengobatan
● Diberikan Streptomycine dengan dosis 3 gr/hari (IM) selama 2 hari berturut-
turut, kemudian dosis dikurangi menjadi 2 gr/hari selama 5 hari berturut-turut.
Setelah demam hilang dilanjutkan dengan pemberian :
1. PERSIAPAN INVESTIGASI
2. MEMASTIKAN ADANYA WABAH
3. MEMASTIKAN DIAGNOSIS
4. DEFINISI KASUS
1. PERSIAPAN INVESTIGASI
TENTUKAN APAKAH JUMLAH KASUS YANG ADA SUDAH MELAMPAUI JUMLAH YANG
DIHARAPKAN
● Dilakukan dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah pada periode waktu
sebelumnya
● Diperkirakan wabah ini membunuh kurang lebih 200 juta orang pada abad ke-14.
● Wabah ini membunuh sekitar lebih dari 50 juta kematian di Eropa selama abad ke-14 (sekitar 60%
dari populasi Eropa)
● Sebelum tahun 1350, terdapat sekitar 170.000 penduduk di Jerman, dan angka ini berkurang hampir
40.000 pada 1450. Pada tahun 1348 wabah ini menyebar dengan sangat cepat sebelum para dokter
atau pemerintah dapat mengetahui asal wabah tersebut, populasi Eropa telah berkurang
sepertiganya.
● Pada era saat ini, wabah pes jarang dijumpai karena sudah ada obatnya
yaitu antibiotik
● Pada tahun 2017, di Madagaskar diketahui terdpat 300 kasus. 30 orang
meninggal.
● Pada bulan mei 2019, di Mongolia terdapat dua orang pasien yang
meninggal karena wabah pes setelah mengonsumsi daging marmut dalam
kondisi mentah.
SUMBER INFORMASI BERVARIASI BERGANTUNG PADA SITUASINYA
● Untuk penyakit yang harus dilaporkan, digunakan catatan hasil surveilans
● Untuk penyakit/kondisi lain, digunakan data setempat yang tersedia
● Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan data setempat yang tersedia
● Boleh juga dilaksanakan survei di masyarakat untuk menentukan kondisi
penyakit yang biasanya ada
PSEUDO-EPIDEMIC
adalah bila jumlah kasus yang dilaporkan melebihi jumlah yang diharapkan,
kelebihan ini tidak selalu menunjukkan adanya wabah, dapat terjadi karena:
● Perubahan cara pencatatan atau pelaporan penderita
● Adanya cara diagnosis baru
● Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
● Adanya penyakit lain dengan gejala serupa
● Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan
● Penyelidikan epidemiologi dilakukan terhadap setiap laporan adanya tersangka kasus pes pada manusia Tersangka Pes
adalah ditandai dengan gejala klinis.
● Untuk pemeriksaan serologi, serum dibawa dengan termos es ke Balai Laboratorium K esehatan terdekat dan
dikonfirmasi ke BLK Yogyakarta. Apabila belum dapat dikirim, serum dapat disimpan di kulkas Puskesmas atau Dinas
Kesehatan.
● Penetapan diagnosis KLB didasarkan pada peningkatan sero konversi, Flea Index dan ditemukannya yersinia pestis.
Penetapan KLB apabila suatu Desa, Dusun, RW memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut :
a) Penyelidikan Epidemiologi
Pada pemeriksaan secara sero kenversi meningkat 4 kali lipat (2 X pengambilan).
c) Ditemukan yersinia pestis dari pinjal, tikus, tanah, sarang tikus atau bahan organik lain, manusia hidup maupun
meninggal , pada suatu desa/lurah/dusun/RW.
● Gambaran epidemiologi KLB Pes tersebut diatas dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber dan cara penularan :
a) Identifikasi hewan sumber penular, terutama adanya sejumlah hewan tertentu yang meninggal pada daerah dan dalam
periode KLB
b) Hubungan distribusi kasus dan distribusi hewan sumber penular yang dicurigai
Melaksanakan Pengendalian Dan Pencegahan Kejadian Black Death
Pengendalian :
● Pengendalian harus diupayakan secepat mungkin
● Upaya penanggulangan biasanya dapat diterapkan setelah sumber
diketahui
● Upaya pengendalian diarahkan kepada agen dan sumber penyakit
● Melakukan surveilans wabah pes
Pencegahan
1. keadaan desa, dusun, RW yang sedang mengalami paceklik atau pasca panen raya.
2. Terganggunya habitat tikus, kebakaran hutan, gunung berapi meletus dan gempa bumi.
3. Ditemukan ratfall
● Bakteri V.cholera ditemukan
pada tahun 1854 tetapi
belum dikenal secara
internasional.
● Bakteri V.cholera ditemukan
secara internasional pada
saat diidentifikasi dari kasus
epidemik kolera di Mesir oleh
Robert Koch tahun 1883.
• Tahun 1984 Filipo Pucini mengatakan bahwa menemukan bakter
yang diberi nama Vibrio cholerae pucini 1854.
PENYEBARAN
Snow mengambil kesimpulan bahwa air yang berasal dari pompa di Broad Street
telah terkontaminasi. Untuk mencegah terjadinya kontaminasi maka gagang
pada pompa di Broad Street harus dilepas.
PENAGANAN OLEH JOHN SNOW
PENAGANAN OLEH JOHN SNOW
● Pada 6 September Snow muncul pada pertemuan Dewan
Penjaga setempat dan mempresentasikan buktinya bahwa
pompa adalah sumber wabah. Dia berpendapat bahwa
pegangan pompa harus dilepas untuk mencegah kontaminasi
lebih lanjut. Para dewan tidak yakin, tetapi setuju untuk
melepas pegangan pompa sebagai tindakan pencegahan
● Epidemi dengan cepat mereda. Grafik di atas ini adalah "kurva
epidemi" yang menggambarkan jumlah kasus baru yang terjadi dari
waktu ke waktu. Grafik ini menunjukkan bahwa jumlah kematian
akibat kolera secara tiba-tiba meningkat pada hari terakhir bulan
Agustus, dengan cepat meningkat ke puncak 130 kasus dalam dua hari
pertama bulan September. Setelah itu, jumlah kematian harian secara
bertahap turun mendekati nol selama tiga minggu berikutnya.
INVESTIGASI JOHN SNOW
PERSIAPAN INVESTIGASI
- Persiapan logistik : lidi kapas, hand gloves, masker, alat pemeriksaan penderita (stetoskop
dsb), alat wawancara (formulir isian), dan leaflet serta brosur kolera untuk keluarga
penderita.
PENGAMBILAN SAMPEL
● Pengambilan usap dubur dilakukan dengan mencelupkan lidi kapas ke dalam media transpor Cary Blair kemudian memasukkan lidi kapas
tersebut ke dalam dubur penderita sedalam 2–3 cm, setelah itu dikeluarkan lidi kapas sambil memutar berlawanan arah jarum jam. Lidi kapas
yang mengandung tinja dimasukkan kembali ke dalam media transpor Cary Blair kemudian ditutup rapat dan disimpan dalam suhu ruang.
Memastikan adanya wabah
● Pada tahun 1849 terdapat wabah yang menurut hipotesis Jon Snow
menyerang sistem pencernaan sehingga menyebabkan ribuan kematian
pada suatu daerah tertentu.
Memastikan Diagnosis
● Gejala utama penyakit kolera adalah diare tinja penderita cair
dan berwarna pucat keputihan seperti susu atau air cucian
beras. Beberapa penderita kolera mengalami diare parah,
berkali-kali, hingga kehilangan cairan tubuh dengan cepat.
Terjadi pada abad ke-19 Wabah Cholera masuk pertama kali melalui Sunderland, pada
bersamaan dengan 26 Oktober 1831
pandemic Black Death.
Kabut beracun menggelayuti langit Soho pada Akhir Agustus
tahun 1854 yang merupakan awal wabah Kolera kembali ke
Waktu tepatnya September London
1948-1954.
○ Faktor resiko : Perusahaan pemasok air minum lokal dimana seluruh warga membeli air
minum dari perusahaan tersebut
Menilai Hipotesis
Terdapat dua studi untuk menguji Hipotesis :
● Studi Kohort : uji hipotesis terbaik dalam investigasi wabah pada populasi
yang kecil dan jelas batasnya
● Studi Kasus Kontrol : dilakukan apabila wabah terjadi dengan populasi yang
tidak jelas batasannya
MEMPERBAIKI HIPOTESIS
● Studi kohort dahulu disebut sebagai studi alamiah oleh John Snow
RENCANA PENGENDALIAN WABAH JON SNOW
Pengendalian
● Pengendalian harus diupayakan secepat mungkin
● Upaya penanggulangan biasanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui
● Upaya pengendalian diarahkan kepada agen dan sumber penyakit
● Melakukan surveilans wabah kolera
Pencegahan
● Menjaga kebersihan diri
● Menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi
● Minum air mineral botol atau air yang telah dimasak hingga mendidih
● Hindari konsumsi makanan mentah
MENYAMPAIKAN HASIL INVESTIGASI
○ Merawat dan memberikan pengobatan diare sesuai bagan tatalaksana diare sesuai derajat dehidrasinya
(sesuai standar)
○ Melakukan registrasi pencatatan nama, umur, alamat lengkap, tanggal berobat dan waktu mulai sakit,
gejala, diagnosa
Secara nasional KLB diare sudah jauh berkurang dan jarang terjadi, tetapi sepanjang tahun masih dilaporkan
adanya KLB diare karena kolera di beberapa daerah di Indonesia. Namun demikian kewaspadaan dini terhadap
kemungkinan terjadinya KLB Diare tetap harus dilakukan.
Kegiatan SKD KLB Diare adalah pengamatan dan pencatatan untuk :
● Kasus diare mingguan untuk melihat pola maksimum-minimum tahunan (trend dilihat minimal dalam 3
tahun).
● Faktor risiko (perubahan iklim, lingkungan, sanitasi, PHBS).
PWS KLB diare harus dilaksanakan di setiap unit pelayanan, terutama di Puskesmas dan rumah sakit serta Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan pelaporan berjenjang sampai ke tingkat Pusat. PWS KLB diare juga perlu
dikembangkan di laboratorium, baik di Balai Laboratorium Kesehatan Pusat dan Daerah maupun laboratorium
rumah sakit dan puskesmas.
THANK YOU
● Centers for Disease Control and Prevention.
Plague – Ecology and Transmission dalam
https://www.cdc.gov/plague/transmission/index
.html
diakses 19 September 2020
● https://www.britannica.com/event/Black-
Death/Effects-and-significance
● https://www.ancient.eu/article/1543/effe
cts-of-the-black-death-on-europe/
● Pedoman Penyelidikan Dan
Penanggulangan Klb Penyakit Menular
Dan Keracunan Pangan Edisi Revisi. 2011
● “Black Death Pandemic, Medieval
Europe”,
https://www.britannica.com/event/Black-
DAFTAR PUSTAKA Death/Effects-and-significance
(2020)
● Byrne, J. P. (2004), The Black Death
(http://books.google.com/books?
id=yw3HmjRvVQMC&
printsec=frontpage), London: Greenwood
Publishing Group, ISBN 0-313-32492-1
● Duncan, C. J. (2005). What caused the
Black Death? Postgraduate Medical Journal,