Anda di halaman 1dari 80

BLACK DEATH DAN

JOHN SNOW
Noreka Azizah Hayuningtyas 1910221050
Immaculata Agata BRD 1910221035
Salma Rizqi Amanah 1920221093
Meyrina Ika Faradita 1920221097
Rafliandi Nasruan Maulana 1920221094
Hibban Zhafran Rifai 1920221164

Pembimbing:
Arwinda Nugraheni, S.K, M.Epid
BLACK
DEATH
DEFINISI
Penyakit sampar, pes (Yersinia pestis),

Suatu infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri Yersinia Pestis menjadi penyakit pandemi
paling hebat di sejarah kehidupan manusia. Puncaknya di eropa (1348-1350)

Ziegler, M, 2014
Pandemi hebat pertama kali melanda Eropa
pada abad 13-14 dan membunuh hampir 100
Sejarah juta penduduk di seluruh dunia dalam 300
tahun.

Berasal dari dataran stepa di Asia tengah 


menuju Eropa melalui Jalur Sutra dibawa oleh
tentara dan pedagang Mongol
Tahun 1334 : menyebar di Asia dan merebak
di Provinsi Hubei, Cina
Tahun 1347 : Black death di Eropa pertama kali
dilaporkan berada di Kota Caffa yang berada di
Krimea
Antara Tahun 1346 dan 1350 lebih dari sepertiga
penduduk Eropa tewas oleh wabah pes

Rice dan McKay, 2001; Connor, 2001; University of Liverpool, 2005)


•Wabah
The ini
Blackmembunuh
Death membunuh
sekitar 40%hampir
populasi
100Mesir
juta
EPIDEMIOLOGI padapenduduk
saat itu.di Setengah
seluruh dunia
populasi
dalam
penduduk
tempo Paris
300
meninggal,
tahun. Florence Italia kehilangan populasinya
• Hampir
dari 110 ribusepertiga
orang pada
populasi
tahunEropa
1338,(sekitar
menjadi34sekitar
juta)
50 meninggal
ribu orangkarena
padapenyakit
tahun 1351.
tersebut.
60% penduduk
•Hamburg
Kematiandan Bremen
dalam meninggal.
jumlah serupa terjadi pada
Kasus
penduduk
penyakit
Chinapesdandilaporkan
India. secara berkala di
• Timurdunia.
seluruh TengahPadadan benua
tahun Afrika
2017, juga
di Madagaskar
mengalami
diketahui
epidemicterdpat
tersebut.
300 kasus. 30 orang meninggal.
• Meskipun
Pada bulan meijumlah
2019, total
di Mongolia
tidak diketahui,
terdapat dua
outbreak
orang
pasien
1348yang - 1349
meninggal
diperkirakan
karena wabah
telah pes
membunuh
setelah
mengonsumsi
400,000 orang daging
di Suriah
marmut (sejenis tikus) dalam
(Rice dan
kondisi mentah.
McKay, 2001; Epic Disasters, 2010;
Edmonds/ howstuffworks, 2010).
Murti, Bhisma. 2010. Sejarah Epidemiologi. Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
ETIOLOGI

Pes adalah penyakit yang disebabkan oleh enterobakteria Yersinia pestis (dinamai dari bakteriolog
Perancis A.J.E. Yersin)
Tikus merupakan reservoir dan pinjal merupakan vector penularnya, sehingga penularan ke manusia
dapat terjadi melalui gigitan pinjal atau kontak langsung dengan tikus yang terinfeksi bakteri
Yersinia pestis.

Centers for Disease Control and Prevention. Plague – Ecology and


Transmission
Identifikiasi bakteri:
Bentuk: Batang, gemuk
Gram: Gram negatif Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus,
Pewarnaan: Merah gigitan/cakaran binatang yang terinfeksi
Anaerob fakultatif pada banyak perbenihan pes, dan kontak dengan tubuh binatang
bakteriologi. yang terinfeksi.
Dalam biakan agar darah pada suhu 37C, Kutu yang terinfeksi dapat membawa bakteri
dalam 24 jam dapat menghasilkan ini sampai berbulan-bulan lamanya.
koloni abu-abu dan kental, tetapi Selain itu pada kasus pneumonic plague,
setelah dibiak ulang di laboratorium, penularan terjadi dari dari percikan air
koloni menjadi tak teratur dan kasar. liur penderita yang terbawa oleh udara.
PENYEBARAN

Rice A, dan McKay DO (2001).


Connor S (2001).
Rute penyebaran
● Berasal dari dataran stepa di Asia tengah
dan menyebar menuju ke Eropa melalui
Jalur Sutra dibawa oleh tentara dan
pedagang Mongol
● Awal tahun1330 :wabah sampar yang
mematikan meletus di China, waktu itu
China merupakan pusat perdagangan 
cepat meluas ke Asia Barat dan Eropa
● Tahun 1334 : menyebar di Asia dan
merebak di Provinsi Hubei, Cina
● Tahun 1347 : Black death di Eropa
pertama kali dilaporkan berada di Kota
Caffa yang berada di Krimea
● Tahun 1347
○ kapal dagang Italia kembali dari pelayaran di Laut Hitam (kunci penghubung
perdagangan Eropa dengan China)

○ Ketika kapal berlabuh di bandar Messina di Sicilia, banyak penumpang kapal


meninggal karena penyakit itu.

○ Dalam waktu beberapa hari, penyakit menyebar ke seluruh kota dan


sekitarnya
● Penyebaran infeksi pes berlangsung
cukup cepat dan memakan banyak
korban. Karena didukung oleh keadaan
pada saat itu.
● Keadaan kota kota di wilayah pandemi,
terutama di Eropa pada abad
pertengahan sangat tidak terjaga
kebersihannya, dimana tampak kotor,
sampah berserakan dimana mana,
terutama di jalanan.
● Sikap dan perilaku penduduk di jaman
tersebut terbiasa hanya membuang
sampah ke jalanan lewat jendela
mereka.
● Hal ini memicu perkembangan
lingkungan yang baik bagi
pertumbuhan hewan pengerat, seperti
● Perilaku kebersihan orang orang di
abad pertengahan bisa dibilang
tidak menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
● Contohnya, perilaku kebersihan
sehari hari, hanya berupa mencuci
tangan dan wajah. Kegiatan mandi,
hanya dilakukan paling tidak
1x/tahun, biasanya pada saat
perayaan paskah.
KLASIFIKASI
Bubonic Plague

Infection in the lymph


nodes, or buboes
Pneumonic Plague

Septicemic Plague
Infection in the lungs

Infection in the blood


(the most deadly of the
three)
01
Bubonic Plague
Paling sering ditemukan selama Black death

Ciri khasnya adalah munculnya buboes di selangkangan, leher dan


ketiak, yang mengeluarkan nanah kehitaman dan darah.

MANIFESTASI KLINIS (gejala muncul dalam waktu beberapa jam CDC


sampai 12 hari setelah paparan bakteri) Travel-
Related
• Pasien mengalami demam onset mendadak Infectious
• sakit kepala Diseases
• Meriang
• weakness dan
• >1 kelenjar limfatik yang membengkak, lembut, dan nyeri berasal
dari gigitan kutu yang terinfeksi

Bakteri berkemban biak di kelenjar yang paling dekat dari tempat masuk.
02
Pneumonic Plague
Pneumonic Plague adalah bentuk kedua yang paing sering
terlihat saat Black Death, dengan angka mortalitas 90-95%.

MANIFESTASI KLINIS (Gejala muncul 2-3 hari setelah


terinfeksi )
• Demam CDC
• Menggigil Travel-
• weakness dan Related
• Pneumonia yang berkembang cepat dengan shortness of Infectious
breath, nyeri dada, batuk dan mukus cair dan berdarah. Diseases
Berasal dari menginhalasi droplet atau bubonic dan septicemic
plague yang tidak diobati dan menyebar ke paru-paru.

Pnaeumonia akan menyebabkan gagal napas dan shock.

Bentuk ini yang menularkan antar manusia


03
Septicemic Plague
Paling jarang ditemukan, namun angka mortalitas nya sampai
dengan 100%.

MANIFESTASI KLINIS
Demam tinggi CDC
Menggigil Travel-
Extreme weakness Related
Nyeri abdominal Infectious
Shock dan perdarahan dari kulit dan organ lain. Diseases

Aliran darah penderita tidak adekuat untuk membawa


oksigen ke seluruh tubuh dan tidak dapat menggumpal.
Sehingga, kulit menjadi hipoksia dan lama-kelaman nekrosis
dan akan mengalirkan darah-terus menerus di seluruh tubuh.
KONSEKUENSI
PANDEMI
Konsekuensi Sosial dan Ekonomi

● Anti-Semitism meningkat: Umat Yahudi disalahkan menyebarkan penyakit ini, dan banyak dibunuh
dan dibakar oleh khalayak umum  umat Yahudi lainnya terpaksa bermigrasi.
● Banyak buruh meninggal  perkebunan gagal  pemilik tanah menggantikan upah dengan
layanan buruh supaya mempertahankan penyewa tanah.
● Sistem feudalis yang dulu membagi populasi sistem kasta (raja  pengusaha kaya  buruh) 
setelah pandemi, buruh menjadi lebih penting dan berharga  Peasants’ Revolt of London pada
1381.
● Pada tahun 1337, Inggris dan Prancis terlibat perang (Hundred Years’ War). Pada pertengahan
dekade 14th Eropa dilanda malnutrisi, kemiskinan, penyakit dan kelaparan ditambah dengan
perang, inflasi terus-menerus dan masalah ekonomi lainnya.

https://www.britannica.com/event/Black-Death/Effects-and-significance
https://www.ancient.eu/article/1543/effects-of-the-black-death-on-europe/
Konsekuensi pada Ilmu Kesehatan

● Dokter-dokter mulai menyadari bahwa mengaplikasikan ilmu kesehatan yang


lama (menurut Galen, Hippocrates, dan Aristotle) adalah hal yang kurang tepat
dan harus diperbaharui.
● Dengan banyaknya kematian para pakar teori (yang menulis dengan bahasa Latin)
menyebabkan dokter mulai menulis ilmu baru pada bahasa yang sesuai era nya.
● Sebelumnya rumah sakit hanya digunakan untuk mengisolasi pasien yang sakit 
setelah pandemi, rumah sakit mulai digunakan sebagai pusat tata laksana dengan
gaya hidup yang lebih higenis.

https://www.ancient.eu/article/1543/effects-of-the-black-death-on-europe/
Konsekuensi pada Sikap Agama
● Akibat pastor, suster, dan frater yang banyak
meninggal  layanan ibadah berhenti  khalayak
umum kehilangan tujuan dan kepercayaan (faith,
belief)
● Flagellant Movement: sekelompok orang berkelana
antar kota dan mencambuk diri sendiri untuk ‘menebus
dosa’  gerakan ini membantu menyebarkan pandemi
dan meningkatkan anti-Semitism.
● Skandal dalam Gereja dan gaya hidup boros oleh
petinggi Gereja  khalayak umum semakin tidak
percaya dengan otoritas Gereja.
https://www.ancient.eu/article/1543/effects-of-the-black-death-on-europe/
Konsekuensi pada Hak Asasi Wanita

● Sebelumnya wanita dianggap kasta rendah, diatur hidupnya oleh pemilik tanah
keluarganya (bukan ayahnya)  setelah pandemi, karena populasi laki-laki
berkurang, wanita diperbolehkan bergabung dengan serikat pekerja,
menjalankan bisnis perkapalan dan tekstil, dan dapat memiliki kedai minuman
dan lahan pertanian.

https://www.ancient.eu/article/1543/effects-of-the-black-death-on-europe/
Konsekuensi Seni dan Arsitektur
● Kesenian dan arsitektur menjadi lebih
berfokus pada kematian dan afterlife.
● Dance of Death (Danse Macabre):
lukisan merepresentasikan kematian
menyambut orang dari berbagai kasta
datang kepadanya.

https://www.ancient.eu/article/1543/effects-of-the-black-death-on-europe/
TATA
LAKSANA
Pengobatan
● Diberikan Streptomycine dengan dosis 3 gr/hari (IM) selama 2 hari berturut-
turut, kemudian dosis dikurangi menjadi 2 gr/hari selama 5 hari berturut-turut.
Setelah demam hilang dilanjutkan dengan pemberian :

○ Tetracycline 4-6 gr/hari selama 2 hari berturut-turut, kemudian


dosis diturunkan menjadi 2 gr/hari selama 5 hari berturut-turut
atau,

○ Chloramphenicol 6-8 gr/hari selama 2 hari berturut-turut,


kemudian dosis diturunkan menjadi 2 gr/hari selama 5 hari
berturut-turut
INVESTIGASI
PENYELIDIKAN KLB
Pedoman Penyelidikan Dan Penanggulangan Klb Penyakit Menular Dan
Keracunan Pangan Edisi Revisi. 2011
Byrne, J. P. (2004),
Duncan, C. J. (2005). 
INVESTIGASI PENYELIDIKAN KLB
● Penyidikan dilakukan pada setiap laporan adanya tersangka kasus pes
yang ditandai dengan adanya gejala klinis.

1. PERSIAPAN INVESTIGASI
2. MEMASTIKAN ADANYA WABAH
3. MEMASTIKAN DIAGNOSIS
4. DEFINISI KASUS
1. PERSIAPAN INVESTIGASI

PERSIAPAN SEBELUM KE LAPANGAN


Investigasi dilakukan oleh tim investigasi yang telah ditetapkan (berkoordinasi dengan
tim Prop, Kab/Kota dan Puskesmas)
● Persiapan administrasi
● Persiapan logistik
masker standar investigasi, alat pemeriksaan, alat wawancara, dan media edukasi PES
untuk keluarga penderita.
● Persiapan langkah-langkah investigasi: daftar kegiatan lapangan, alat pemeriksaan,
formulir wawancara dan peralatan laboratorium lainnya jika dibutuhkan
PERSIAPAN UNIVERSAL TIM PENYELIDIKAN EMIDEMIOLOGI DI
LAPANGAN
● Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
● Mencuci tangan dengan sabun atau alkohol setelah memeriksa penderita
(Menjaga kebersihan dan kesehatan diri)
● Membuang APD yang sudah dipakai diperlakukan seperti sampah medis
● Pemberian antibiotik sebagai tindak pencegahan pada orang yang kontak
dengan pengidap pneumonic plague
KEGIATAN DI LAPANGAN
1. Anggota tim mendatangi rumah dengan menggunakan APD. Berikan
penjelasan mengenai Pes, penularannya dan rencana kegiatan
2. Jika ditemukan pasien suspek maka koordinasikan dengan puskesmas
3. Pasien dengan Pes dipantau dan proses pengobatan dimulai
4. Tenaga medis yang berkontak dengan penderita harus dimonitor
kesehatannya dan diberikan antibiotik profilaksis
EDUKASI MASYARAKAT DAN KELUARGA
● Jaga kebersihan rumah
● Menggunakan sarung tangan saat berhadapan dengan hewan
● Menggunakan obat pembasmi serangga ntuk membasmi pinjal
● Melaporkan kepada petugas puskesmas bila menjumpai adanya tikus mati
tanpa sebab yang jelas dan jika terdapat anggota keluarga yang
menunjukan gejala pes
2. MEMASTIKAN ADANYA WABAH

TENTUKAN APAKAH JUMLAH KASUS YANG ADA SUDAH MELAMPAUI JUMLAH YANG
DIHARAPKAN
● Dilakukan dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah pada periode waktu
sebelumnya
● Diperkirakan wabah ini membunuh kurang lebih 200 juta orang pada abad ke-14.
● Wabah ini membunuh sekitar lebih dari 50 juta kematian di Eropa selama abad ke-14 (sekitar 60%
dari populasi Eropa)
● Sebelum tahun 1350, terdapat sekitar 170.000 penduduk di Jerman, dan angka ini berkurang hampir
40.000 pada 1450. Pada tahun 1348 wabah ini menyebar dengan sangat cepat sebelum para dokter
atau pemerintah dapat mengetahui asal wabah tersebut, populasi Eropa telah berkurang
sepertiganya.
● Pada era saat ini, wabah pes jarang dijumpai karena sudah ada obatnya
yaitu antibiotik
● Pada tahun 2017, di Madagaskar diketahui terdpat 300 kasus. 30 orang
meninggal.
● Pada bulan mei 2019, di Mongolia terdapat dua orang pasien yang
meninggal karena wabah pes setelah mengonsumsi daging marmut dalam
kondisi mentah.
SUMBER INFORMASI BERVARIASI BERGANTUNG PADA SITUASINYA
● Untuk penyakit yang harus dilaporkan, digunakan catatan hasil surveilans
● Untuk penyakit/kondisi lain, digunakan data setempat yang tersedia
● Bila data lokal tidak ada, dapat digunakan data setempat yang tersedia
● Boleh juga dilaksanakan survei di masyarakat untuk menentukan kondisi
penyakit yang biasanya ada
PSEUDO-EPIDEMIC
adalah bila jumlah kasus yang dilaporkan melebihi jumlah yang diharapkan,
kelebihan ini tidak selalu menunjukkan adanya wabah, dapat terjadi karena:
● Perubahan cara pencatatan atau pelaporan penderita
● Adanya cara diagnosis baru
● Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
● Adanya penyakit lain dengan gejala serupa
● Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan
● Penyelidikan epidemiologi dilakukan terhadap setiap laporan adanya tersangka kasus pes pada manusia Tersangka Pes
adalah ditandai dengan gejala klinis.
● Untuk pemeriksaan serologi, serum dibawa dengan termos es ke Balai Laboratorium K esehatan terdekat dan
dikonfirmasi ke BLK Yogyakarta. Apabila belum dapat dikirim, serum dapat disimpan di kulkas Puskesmas atau Dinas
Kesehatan.
● Penetapan diagnosis KLB didasarkan pada peningkatan sero konversi, Flea Index dan ditemukannya yersinia pestis.
Penetapan KLB apabila suatu Desa, Dusun, RW memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut :

a) Penyelidikan Epidemiologi
Pada pemeriksaan secara sero kenversi meningkat 4 kali lipat (2 X pengambilan).

b) Flea Index Umum > 2, FI khusus > 1

c) Ditemukan yersinia pestis dari pinjal, tikus, tanah, sarang tikus atau bahan organik lain, manusia hidup maupun
meninggal , pada suatu desa/lurah/dusun/RW.

● Gambaran epidemiologi KLB Pes tersebut diatas dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber dan cara penularan :

a) Identifikasi hewan sumber penular, terutama adanya sejumlah hewan tertentu yang meninggal pada daerah dan dalam
periode KLB

b) Hubungan distribusi kasus dan distribusi hewan sumber penular yang dicurigai
Melaksanakan Pengendalian Dan Pencegahan Kejadian Black Death

Pengendalian :
● Pengendalian harus diupayakan secepat mungkin
● Upaya penanggulangan biasanya dapat diterapkan setelah sumber
diketahui
● Upaya pengendalian diarahkan kepada agen dan sumber penyakit
● Melakukan surveilans wabah pes
Pencegahan

● Menjaga kebersihan dan kesehatan diri


● Pengendalian vektor ( pinjal )
● Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
● Sosialisasi perbaikan rumah agar tidak menjadi sarang hewan pengerat
● Tinggi tempat tidur lebih dari 20 cm dari tanah
● Menyimpan bahan makanan dan makanan jadi ditempat yang tidak mungkin dicapai atau mengundang tikus
● Bagi pecinta alam yang menggunakan alat perlindungan diri agar terhindar dari gigitan pinjal ataupun tikus
● Bagi petugas gudang ataupun pelabuhan gunakan APD
● Para petani diharapkan menggunakan pestisida untuk membasmi hama tikus
● Melaporkan kepada petugas puskesmas bilamana menjumpai adanya tikus mati tanpa sebeb yang jelas
Penanggulangan
Penanggulangan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah dan atau membatasi penularan penyakit Pes di lingkungan
rumah dan lokasi sekitarnya serta di tempat-tempat umum yang diperkirakan dapat menjadi sumber penularan penyakit
Pes.
Kegiatan penanggulangan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
● Penemuan dan pengobatan penderita terutama pada daerah fokus.
● Menghindari kontak dengan penderita Pes.
● Apabila terjadi Pes Bubo, maka penderita diisolasi di rumah dan kontak tidak boleh keluar desa.
● Apabila penderita Pes paru maka penderita dan kontak serumah serta rumah disekitarnya diisolasi. Rumah
sekitarnya dapat seluas RW, Dusun, dan Desa yang diperhitunan secara epidemiologis dengan memperhatikan letak
dan batas situasi wilayah.
● Setiap penderita dan kontak mendapat pengobatan sesuai dengan tatacara yang telah ditentukan.
● Melakukan pemberantasan pinjal dengan dusting menggunakan insektisida (fenithrothion) dan tepung pencampur
(kaolin, gaplek) dengan perbandingan 1 : 20 dilakukan didalam dan diluar rumah serta di sarang-sarang tikus.
● Penyuluhan tentang bahaya Pes serta pencegahannya kepada masyarakat
● Sosialisasi terhadap petugas kesehatan, peternakan, karantina hewan, Pemda, DPRD, Tokoh Agama (TOGA) dan
Tokoh Masyarakat (TOMA).
Surveilans Ketat pada KLB
● Perkembangan jumlah kasus dan kematian Pes dengan melakukan surveillans aktif dan aktif.
Pengamatan secara aktif adalah pengamatan yang dilakukan dengan cara mencari tersangka
penderita dengan gejala-gejala panas meringkil (panas dengan bubo sebesar buah duku pada
daerah lipat paha, ketiak) atau panas dengan batuk darahdengan tiba- tiba tanpa gejala
sebelumnya. Kegiatan aktif dilakukan dari rumah ke rumah, bersamaan waktunya dengan
kegiatan pengamatan terhadap rodentnya (trapping). Sedangkan pengamatan secara pasif
adalah pengamatan yang dilakukan di Puskesmas, Pustu, Pusling maupun rumah sakit
terhadap penderita/tersangka penderita pes dengan gejalaa-gejala seperti tersebut di atas
yang datang ke pusat- pusat pelayanan kesehatan tersebut.
● Perkembangan kematian tikus tanpa sebab (ratfall) baik secara aktif dan pasif. Tikus yang
ditemukan mati dimasukkan dalam kantong plastik untuk diperiksa secara Laboratorium.
● Perkembangan Flea Index (index pinjal) untuk melihat trend kemungkinan meningkatnya
kasus pes untuk upaya tindakan penanggulangan segera.
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
Untuk mengetahui secara dini akan adanya penularan pes dari rodent ke hewan lain (kucing, kelinci, marmut dan anjing) serta
pada manusia di daerah endemis pes perlu adanya sistem kewaspadaan dini (SKD). Ada beberapa variabel penting yang perlu
diperhatikan di dalam mendiagnosa kemungkinan terjadinya penularan pes di suatu wilayah, antara lain:
a. Variabel umum :

1. keadaan desa, dusun, RW yang sedang mengalami paceklik atau pasca panen raya.

2. Terganggunya habitat tikus, kebakaran hutan, gunung berapi meletus dan gempa bumi.

3. Ditemukan ratfall

4. Peningkatan populasi tikus rumah


b. Variabel Teknis :

5. Flea Index, FI umum >= 2, FI khusus X. cheopis >= 1

6. Positif serologi pada rodent dan manusia


Bila ditemukan satu variabel umum dan satu atau lebih variabel teknis maka perlu diwaspadai (warning). Kewaspadaan yang
dimaksud adalah peningkatan surveillans terhadap manusia, hewan dan lingkungan serta dilakukan tindakan selanjutnya
sesuai dengan alur (flow chart) yang telah ditetapkan.
JOHN SNOW
(KOLERA)
DEFINISI

Penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholera


SEJARAH
JOHN SNOW
● Seorang dokter kewarganegaraan Inggris
● Dikenal karena menelusuri penyebab
terjadinya wabah Cholera di Soho, London
pada tahun 1854
● Saat ini John Snow dikenal sebagai salah
satu penemu dari Ilmu Epidemiologi
Modern
JOHN SNOW (1849)

John Snow mempublikasi teori tentang wabah


Cholera
● Kolera adalah penyakit yang berhubungan
dengan sistem pencernaan karena
menyebabkan muntah dan diare
● Darah yang kental adalah efek samping
dari dehidrasi
● Terdapat benda asing yang masuk melalui
mulut manusia yang menybabkan diare dan
kolera
● Benda asing tersebut masuk lewat air kotor
yang dipakai dan dikonsumsi oleh manusia
John Snow mencari tahu asal air yang dipakai oleh pesien
meninggal karena wabah Cholera di Soho, London, Inggris

● Pengguna air dari perusahaan Southwark


& Vauxhall berpotensi 14x lebih besar
terserang kolera dibandingkan dengan
perusahaan air Lambeth
● Sumber air

a) Southwark dan Vauxhall dari sungai Thames yang


memiliki sistem yang kotor

b) Thames dari hulu sungai Thames yg cukup jauh dari


tempat dimana kotoran manusia dibuang
● Kesimpulan : kunci penyakit kolera adalah
Cholera’s waterbone dan sanitasi
Studi kualitatis John Snow di Soho, London

● >500 orang meninggal tiba-tiba karena kolera


● Menyusuri jalan di sekitar perumahan Golden Square & mencari sumber air mereka
● Menemukan hampir seluruh kematian berada di sekitar Broad Street (ada pompa air
sebagai sumber air daerah tsb)
● Hipotesis: Pompa air sebagai sumber kontaminasi
● Dibuktikan dengan Susanna Eli yang meninggal akibat minum air karbonasi yang berasal
dari pompa air tersebut
● Mencabut handle pompa air sehingga penduduk tidak dapat menggunakan air tersebut

John Snow kemudian menerbitkan buku yaitu Bapak Epidemiologi


EPIDEMIOLOGI • September 1854, Snow melakukan investigasi outbreak
kolera di distrik Soho, London.
• Hanya dalam tempo 10 hari 500 orang meninggal karena
penyakit itu.
• John Snow, menggambarkan keadaan itu "the most terrible
outbreak of
cholera which ever occurred in the United Kingdom".
• Hasil analisis Snow menemukan, kematian karena kolera
mengelompok di seputar 250 yard dari sumber air minum
yang banyak digunakan penduduk,
Murti, Bhisma. 2010. Sejarah yaitu pompa air umum yang terletak di Broad Street (kini
Epidemiologi. Bagian Ilmu Kesehatan Broadwick Street)
Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Akhir tahun 2019, sudah tidak ada laporan kasus kolera di
Universitas Sebelas Maret
Indonesia
Laporan KLB terakhir di Papua, April=Agustus 2008.
ETIOLOGI
ETIOLOGI
Teori Miasma Teori Germ
● Kolera disebabkan oleh partikel • Kolera disebabkan oleh bakteri
di udara atau “miasmata” yaitu yang belum dapat diidentifikasi.
bahan organik berupa Snow mengemukakan teorinya
“miasma” yang berada di udara bahwa bakteri yang tidak diketahui
tersebut bertransmisi dari seorang
dan menginfeksi seseorang
kepada orang lainnya melalui air.
sehingga terjadi kolera. • Teori ini masih kurang populer
● Dr. William Farr yang dibandingkan dengan teori Miasma
merupakan komisioner London sehingga John Snow melakukan
tahun 1851 yakin bahwa investigasi lebih dalam mengenai
miasma tersebut berasal dari teori tersebut.
tanah di sekitar sungai
RUTE PENYEBARAN

● Tahun 1854, John Snow


melakukan penelitian dan
menemukan bahwa kasus
paling banyak ditemukan
pada populasi yang tinggal
berdekatan dengan pompa
air di di Broad Street dan
menggunakan pompa
tersebut untuk
mengonsumsi air.

Snow mengambil kesimpulan bahwa air yang berasal dari pompa di


Broad Street terkontaminasi. Untuk mencegah terjadinya kontaminasi
maka gagang pada pompa di Broad Street harus dilepas.
ETIOLOGI

● Pada tahun yang sama di bulan


September hingga Oktober terjadi
kembali outbreak kolera di daerah
yang mendapatkan air konsumsi dari
2 perusahaan air.
● Setelah dilakukan penelitian oleh
John Snow didapatkan bahwa kasus
kolera paling banyak ditemukan pada
rumah yang menggunakan
perusahaan air Southwark and
Vauxhall company dibandingkan
Teori dari John Snow semakin kuat
dengan perusahaan air Lambeth yaitu bahwa kolera terjadi karena air
Company. pada sungai Thames yang
terkontaminasi
Vibrio cholerae

● Bakteri V.cholera ditemukan
pada tahun 1854 tetapi
belum dikenal secara
internasional.

● Bakteri V.cholera ditemukan
secara internasional pada
saat diidentifikasi dari kasus
epidemik kolera di Mesir oleh
Robert Koch tahun 1883.
• Tahun 1984 Filipo Pucini mengatakan bahwa menemukan bakter
yang diberi nama Vibrio cholerae pucini 1854.
PENYEBARAN

Cholera, Migration, and Global Health – A Critical Review,2018


RUTE PENYEBARAN
● Sejak awal 1800-an, pandemi kolera telah menyerang
banyak negara
● Sampai saat ini, ada 7 gelombang pandemi kolera telah
diakui secara resmi, tetapi strain bakteri saat ini hanya
tersedia untuk pandemi keenam dan ketujuh.
● Pandemi kolera pertama, yang dikenal sebagai “Asiatic
cholera”, terjadi di Wilayah Bengal di India pada tahun 1817
dan berlangsung hingga tahun 1822.
● awal 1820-an, kolonisasi, migrasi, dan perdagangan telah
menyebarkan penyakit dari India ke Asia Tenggara, Cina,
Jepang, itu Timur Tengah, dan Rusia selatan. Kota-kota
yang paling terpengaruh selama pandemi kolera pertama
adalah Muscat, Teheran, dan Bagdad.
● Diperkirakan ada sekitar 6000 tentara Inggris meninggal
karena penyakit di India selama pandemi ini, begitu juga
10.000 orang Indonesia.
● John Snow melakukan
penelitian dan menemukan
bahwa kasus paling banyak
ditemukan pada populasi
yang tinggal berdekatan
dengan pompa air di di Broad
Street dan menggunakan
pompa tersebut untuk
mengonsumsi air pada tahun
1854

Snow mengambil kesimpulan bahwa air yang berasal dari pompa di Broad Street
telah terkontaminasi. Untuk mencegah terjadinya kontaminasi maka gagang
pada pompa di Broad Street harus dilepas.
PENAGANAN OLEH JOHN SNOW
PENAGANAN OLEH JOHN SNOW
● Pada 6 September Snow muncul pada pertemuan Dewan
Penjaga setempat dan mempresentasikan buktinya bahwa
pompa adalah sumber wabah. Dia berpendapat bahwa
pegangan pompa harus dilepas untuk mencegah kontaminasi
lebih lanjut. Para dewan tidak yakin, tetapi setuju untuk
melepas pegangan pompa sebagai tindakan pencegahan
● Epidemi dengan cepat mereda. Grafik di atas ini adalah "kurva
epidemi" yang menggambarkan jumlah kasus baru yang terjadi dari
waktu ke waktu. Grafik ini menunjukkan bahwa jumlah kematian
akibat kolera secara tiba-tiba meningkat pada hari terakhir bulan
Agustus, dengan cepat meningkat ke puncak 130 kasus dalam dua hari
pertama bulan September. Setelah itu, jumlah kematian harian secara
bertahap turun mendekati nol selama tiga minggu berikutnya.
INVESTIGASI JOHN SNOW
PERSIAPAN INVESTIGASI

Persiapan sebelum ke lapangan


- Investigasi dilakukan oleh tim investigasi yang telah ditetapkan
- Persiapan administrasi

- Persiapan logistik : lidi kapas, hand gloves, masker, alat pemeriksaan penderita (stetoskop
dsb), alat wawancara (formulir isian), dan leaflet serta brosur kolera untuk keluarga
penderita.

- Persiapan langkah-langkah investigasi : daftar kegiatan yang akan dilakukan selama di


lapangan (satu lembar saja), beserta formulir wawancara dan pemeriksaan untuk
penderita dan untuk kasus tambahan serta peralatan medik dan laboratorium
KEGIATAN DI LAPANGAN

PENGAMBILAN SAMPEL

Air yang berasal Pengambilan sampel


dari sumber air dilakukan dengan usap dubur
minum orang yang sehat dan sakit di
sekitar tempat terjadinya
kolera

● Pengambilan usap dubur dilakukan dengan mencelupkan lidi kapas ke dalam media transpor Cary Blair kemudian memasukkan lidi kapas
tersebut ke dalam dubur penderita sedalam 2–3 cm, setelah itu dikeluarkan lidi kapas sambil memutar berlawanan arah jarum jam. Lidi kapas
yang mengandung tinja dimasukkan kembali ke dalam media transpor Cary Blair kemudian ditutup rapat dan disimpan dalam suhu ruang.
Memastikan adanya wabah
● Pada tahun 1849 terdapat wabah yang menurut hipotesis Jon Snow
menyerang sistem pencernaan sehingga menyebabkan ribuan kematian
pada suatu daerah tertentu.
Memastikan Diagnosis
● Gejala utama penyakit kolera adalah diare tinja penderita cair
dan berwarna pucat keputihan seperti susu atau air cucian
beras. Beberapa penderita kolera mengalami diare parah,
berkali-kali, hingga kehilangan cairan tubuh dengan cepat.

● Diagnosis pasti kolera dilakukan dengan pemeriksaan lab tinja


pasien untuk menemukan bakteri Vibrio cholerae
MEMBUAT DEFINISI KASUS

● Kolera adalah diare akibat infeksi bakteri yang bernama Vibrio


cholerae. Penyakit ini dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak
dan diare yang ditimbulkan dapat parah hingga menimbulkan dehidrasi
MENGHITUNG JUMLAH KASUS
● September 1854, Snow melakukan investigasi outbreak kolera
di distrik Soho, London. Hanya dalam tempo 10 hari 500 orang
meninggal
DESKRIPSI KLB
Waktu Tempat

Terjadi pada abad ke-19 Wabah Cholera masuk pertama kali melalui Sunderland, pada
bersamaan dengan 26 Oktober 1831
pandemic Black Death.
Kabut beracun menggelayuti langit Soho pada Akhir Agustus
tahun 1854 yang merupakan awal wabah Kolera kembali ke
Waktu tepatnya September London
1948-1954.

Snow mendeskripsikan pola penyebaran kasus kolera dan


Para Dokter meyakini bahwa lokasi pompa air minum dalam sebuah spotmap
kedua pandemic tersebut
diakibatkan oleh ‘udara kotor’
Pompa Broad Street
Membuat Hipotesis
Sumber Agen Penyakit : adalah air minum yang terkontaminasi tinja (feses).
Cara Penularan :
○ Meminum air yang terkontaminasi oleh feses

○ Faktor resiko : Perusahaan pemasok air minum lokal dimana seluruh warga membeli air
minum dari perusahaan tersebut
Menilai Hipotesis
Terdapat dua studi untuk menguji Hipotesis :
● Studi Kohort : uji hipotesis terbaik dalam investigasi wabah pada populasi
yang kecil dan jelas batasnya
● Studi Kasus Kontrol : dilakukan apabila wabah terjadi dengan populasi yang
tidak jelas batasannya
MEMPERBAIKI HIPOTESIS

● Studi kohort dahulu disebut sebagai studi alamiah oleh John Snow
RENCANA PENGENDALIAN WABAH JON SNOW

Pengendalian
● Pengendalian harus diupayakan secepat mungkin
● Upaya penanggulangan biasanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui
● Upaya pengendalian diarahkan kepada agen dan sumber penyakit
● Melakukan surveilans wabah kolera
Pencegahan
● Menjaga kebersihan diri
● Menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi
● Minum air mineral botol atau air yang telah dimasak hingga mendidih
● Hindari konsumsi makanan mentah
MENYAMPAIKAN HASIL INVESTIGASI

Penyampaian pada wabah John Snow ada dua cara :


● Laporan lisan kepada otoritas di London
Sehingga peapat dilakukan langkah yang perlu untuk menghentikan
pandemi
● Laporan tertulis kepada komunitas profesi kedokteran
Pengobatan

● Chloramphenicol mungkin dapat digunakan bila


antibiotika yang dianjurkan diatas tidak tersedia
atau bila V. cholerae 01 resisten terhadap
antibiotika diatas.
● Doxycycline adalah antibiotika pilihan untuk orang
dewasa (kecuali wanita hamil) karena hanya
dibutuhkan dosis tunggal.
● TMP-SMX adalah antibiotika pilihan untuk anak-
anak. Tetracycline sama efektifnya namun begitu,
di beberapa negara tidak ada sediaan untuk anak-
anak.
● Chloramphenicol adalah antibiotika pilihan utana
untuk wanita hamil (trimester 1 dan 2),
Tetracycline merupakan obat pilihan utama.
UPAYA PENANGANAN KLB
● Upaya penanggulangan KLB melakukan upaya penyelamatan penderita dengan mendekatkan pelayanan ke
masyarakat di daerah berjangkit KLB diare, yaitu dengan membentuk pos kesehatan dan pusat rehidrasi yang
diikuti dengan penyuluhan agar masyarakat dapat melakukan pertolongan sementara di rumah tangga dan segera
membawa ke pos pelayanan kesehatan terdekat.
● Upaya pencegahan dilakukan sesuai dengan hasil penyelidikan terhadap populasi berisiko dan faktor risikonya.
Secara umum, pada KLB kolera pemberian antibiotika pada penderita dapat sekaligus memutus mata rantai
penularan dan diikuti dengan distribusi air bersih, memasak air sebelum diminum, pemberian kaporit dan
pengamanan makanan. Upaya penanggulangan didukung oleh sistem surveilans selama periode KLB yang dapat
menuntun arah dan evaluasi upaya penanggulangan.
● Tugas utama Pos Kesehatan dan Pusat Rehidrasi (PR) adalah :

○ Merawat dan memberikan pengobatan diare sesuai bagan tatalaksana diare sesuai derajat dehidrasinya
(sesuai standar)

○ Melakukan registrasi pencatatan nama, umur, alamat lengkap, tanggal berobat dan waktu mulai sakit,
gejala, diagnosa

○ Mengatur logistik dan obat-obatan

○ Memberikan penyuluhan kepada penderita dan keluarga

○ Memberikan pengobatan preventif terhadap kontak serumah pada kasus/KLB kolera.

○ Membuat laporan harian kepada puskesmas


Sistem Kewaspadaan Dini KLB

Secara nasional KLB diare sudah jauh berkurang dan jarang terjadi, tetapi sepanjang tahun masih dilaporkan
adanya KLB diare karena kolera di beberapa daerah di Indonesia. Namun demikian kewaspadaan dini terhadap
kemungkinan terjadinya KLB Diare tetap harus dilakukan.
Kegiatan SKD KLB Diare adalah pengamatan dan pencatatan untuk :
● Kasus diare mingguan untuk melihat pola maksimum-minimum tahunan (trend dilihat minimal dalam 3
tahun).
● Faktor risiko (perubahan iklim, lingkungan, sanitasi, PHBS).

PWS KLB diare harus dilaksanakan di setiap unit pelayanan, terutama di Puskesmas dan rumah sakit serta Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan pelaporan berjenjang sampai ke tingkat Pusat. PWS KLB diare juga perlu
dikembangkan di laboratorium, baik di Balai Laboratorium Kesehatan Pusat dan Daerah maupun laboratorium
rumah sakit dan puskesmas.
THANK YOU
● Centers for Disease Control and Prevention.
Plague – Ecology and Transmission dalam
https://www.cdc.gov/plague/transmission/index
.html
diakses 19 September 2020

● Kemenkes RI. Buku Pedoman Penyelidikan dan


Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit
Menular dan Keracunan Pangan Edisi Revisi:
Jakarta: Kemenkes RI: 2011

● Rice A, dan McKay DO (2001). The Black death:


Bubonic Plague. Timpview High School dan
Brigham Young University.
www.byu.edu/ipt/projects/middleages/
LifeTimes/ Health. Html

DAFTAR PUSTAKA ● Connor S (2001).Black Death 'was caused by the


Ebola virus' The Independent. 23 July 2001.
www.independent.co.uk › ... › Health & Families ›
Health News. Diakses 5 September 2010
● Pedoman Penyelidikan Dan Penanggulangan
Klb Penyakit Menular Dan Keracunan Pangan
Edisi Revisi. 2011
● Centers for Disease Control and
Prevention, National Center for Emerging and
Zoonotic Infectious Diseases (NCEZID), Division
of Vector-Borne Diseases (DVBD)
● Cholera, Migration, and Global Health – A
Critical Review, International Journal
travel Medicine and Global Health, 2018

● https://www.britannica.com/event/Black-
Death/Effects-and-significance

● https://www.ancient.eu/article/1543/effe
cts-of-the-black-death-on-europe/
● Pedoman Penyelidikan Dan
Penanggulangan Klb Penyakit Menular
Dan Keracunan Pangan Edisi Revisi. 2011
● “Black Death Pandemic, Medieval
Europe”,
https://www.britannica.com/event/Black-
DAFTAR PUSTAKA Death/Effects-and-significance
(2020)
● Byrne, J. P. (2004), The Black Death
(http://books.google.com/books?
id=yw3HmjRvVQMC&
printsec=frontpage), London: Greenwood
Publishing Group, ISBN 0-313-32492-1
● Duncan, C. J. (2005). What caused the
Black Death? Postgraduate Medical Journal,

Anda mungkin juga menyukai