Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS ASAL DAN PENYEBAB WABAH BLACK DEATH DAN DAMPAKNYA

PADA SOSIAL EKONOMI DI EROPA

Mohamad Iqbal Ramadhani


Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang 65145 Jawa Timur Indonesia
muhamadiqbalramadani9@gmail.com

Abstrak
Wabah Black Death merupakan wabah yang cukup mengerikan, wabah ini pernah menyebar di
benua Eropa dan memusnahkan seperempat populasi di Eropa. Tujuan dari penulisan artikel ini
adalah untuk mengetahui bagaimana wabah ini bisa menyebar ke eropa dan bagaimana
dampaknya pada sosial ekonomi di Eropa. Artikel ini ditulis Metode penulisan yang kami
gunakan adalah jenis kualitatif dengan cara Studi kepustakaan. Penelitian kepustakaan adalah
penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan informasi berupa buku, jurnal dan publikasi
ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian kita untuk menulis artikel ini.
Kata kunci : Black Death, Eropa, wabah.

Abstract
The Black Death epidemic was a terrible epidemic, this plague once spread across the European
continent and wiped out a quarter of Europe's population. The purpose of writing this article
was originally to find out how this epidemic could spread to Europe and what impact it had on
the socio-economy in Europe. This article is written The writing method that we use is a
qualitative type by way of literature study. Library research is research conducted by collecting
information in the form of books, journals and scientific publications related to our research
topic to write this article.
Keywords : Black Death, Europe, plague

Pendahuluan
Ketika melihat benua Eropa saat ini, maka yang kita lihat adalah benua yang di dalamnya
berisi negara negara yang sudah maju. Kemajuan negara tersebut meliputi kemajuan pada bidang
teknologi, ekonomi, sosial dan politik dan lain sebagainya. Tapi pernahkah kalian mengira dulu
di benua yang sekarang maju ini pernah terjadi kemunduran pada abad pertengahan. Abad

1
pertengahan bagi bangsa Eropa merupakan waktu itu disebut dengan Dark Ages atau abad
kegelapan, periode depresi intelektual dalam sejarah. Banyak literatur yang menceritakan masa-
masa sulit yang dirasakan masyarakat Eropa saat itu.
Abad kegelapan adalah abad ketika agama Kristen merupakan satu-satunya kebenaran di
Eropa, Gereja memiliki otoritas penuh dalam kehidupan. Jika ada orang-orang yang memiliki
pemikiran, keyakinan, atau kepercayaan yang berbeda dengan otoritas gereja, maka mereka akan
mendapatkan penganiayaan, pengusiran atau bahkan kematian. Pada abad ini sering terjadi
pertikaian antar agama, persekusi dan pembunuhan orang yang berbeda kepercayaan (Subagiya,
2022). Semua pandangan yang berbeda dengan ajaran-ajaran Gereja dipandang berbahaya.
Kehidupan di Abad pertengahan di Eropa saat itu sangat tidak aman. Orang-orang yang
bepergian bisa tiba tiba dijarah, ditangkap, dan diracun dengan makanan yang disajikan (Wijaya
dalam Subagiya, 2022).
Di antara masa kelam yang pernah mereka rasakan yaitu terjadinya suatu wabah yang
dinamakan 'Black Death' atau 'The Plague'. Wabah ini terjadi di abad ke 13 M, yaitu dalam
rentang tahun 1347 sampai 1351 M. Pandemi wabah yang oleh orang Jerman disebut “Kematian
Besar” ini telah menewaskan sedikitnya seperempat populasi di Eropa. dan dalam 50 tahun
berikutnya kematian total meningkat. Insiden penyakit dan angka kematian bervariasi dari satu
tempat ke tempat lain. Contohnya Populasi Florence berkurang dari 90.000 menjadi 45.000,
Siena dari 42.000 menjadi 15.000, dan Hamburg rupanya juga kehilangan hampir dua pertiga
penduduknya (Langer, 2020). Tidak diragukan lagi wabah ini merupakan bencana terburuk yang
pernah menimpa umat manusia.
Wabah yang mengerikan ini menimbulkan korban yang banyak, hampir seperempat
populasi masyarakat Eropa meninggal karena wabah ini. Delapan puluh persen atau lebih dari
mereka yang terserang wabah meninggal dalam dua atau tiga hari, biasanya mereka meninggal
dalam kesakitan yang menyiksa. Black Death adalah momok yang baru yang belum pernah
dipahami manusia, dan parahnya saat itu mereka tidak mengetahui apa penyebabnya dan
bagaimana cara menghindari wabah (Mommsen & Theodore, 2015). Oleh karena hal itulah,
mula-mula penduduk Eropa percaya, bahwa penyakit ini disebabkan kutukan tuhan. Hampir
semua orang, pada abad pertengahan itu menafsirkan wabah sebagai hukuman tuhan atas dosa
manusia, tetapi ada argumen yang menyalahkan orang Yahudi, menuduh mereka meracuni
sumur atau bertindak sebagai agen Setan. Orang-orang berkerumun di gereja-gereja, memohon

2
perlindungan kepada St. Sebastian, kepada St. Roch atau salah satu dari 60 orang suci lainnya
yang diyakini memiliki pengaruh khusus melawan penyakit tersebut (Langer, 2020).
Tetapi sebenarnya adalah wabah ini merupakan sejenis penyakit Pes. Penyakit Sampar
atau Pes disebabkan ini oleh bakteri Yersinia pestis. Yersinia pestis merupakan Genus Yersinia,
anggota family Enterobacteriaceae, terdiri dari 11 spesies, tiga diantaranya bersifat patogen pada
manusia. Tiga spesies patogen diantaranya, Y. pestis, Y. enterocolitica, dan Y.
pseudotuberculosis, menyebabkan spektrum penyakit yang luas mulai dari wabah pneumonia
hingga gastroenteritis akut. Bakteri ini yang menginfeksi rodensia (terutama tikus), lalu menular
ke manusia melalui gigitan kutu (Popov, 2005). Penyakit ini menyebabkan demam,
pembengkakan kelenjar limfe, dan bercak-bercak merah di kulit, sehingga wabah sampar disebut
Bubonic Plague (bubo‘ artinya inflamasi dan pembengkakan kelenjar limfe) (Murti, 2011).
Sebelum Black death melanda Eropa pada abad pertengahan, pandemi wabah disebabkan
ini oleh bakteri Yersinia pestis pertama yang tercatat dimulai di Mesir pada 541 M dan melanda
seluruh Eropa, dengan hilangnya populasi antara 50 dan 60% di Afrika Utara, Eropa, dan Asia
tengah dan selatan (Popov, 2005). The Black Death selain di Eropa, wabah ini juga membunuh
hampir 100 juta penduduk di seluruh dunia dalam tempo 300 tahun. Hampir sepertiga populasi
Eropa (sekitar 34 juta) meninggal karena penyakit tersebut. Kematian dalam jumlah serupa
terjadi pada penduduk China dan India. Timur Tengah dan benua Afrika juga mengalami
epidemi tersebut. Meskipun jumlah total tidak diketahui, outbreak 1348 - 1349 diperkirakan telah
membunuh 400,000 orang di Suriah (Rice dan McKay, 2001; Epic Disasters, 2010; Edmonds/
howstuffworks, 2010 dalam Murti, 2011).
Sebegitu mengerikanya wabah ini hingga bisa membunuh juataan jiwa. Tapi bagaimana
wabah ini tiba tiba bisa menyebar ke benua Eropa? Apakah wabah ini berasal dari Eropa? Artikel
ini akan fokus menganalisa mengenai asal mula dan bagaimana wabah ini bisa menyebar di
Eropa, selain itu juga akan menelaah tentang bagaimana dampak wabah ini terhadap
perekonomian dan kehidupan sosial pada masyarakat di Eropa saat itu.

Metode
Metode penulisan yang kami gunakan adalah jenis kualitatif dengan cara Studi
kepustakaan. Penelitian kepustakaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan metode
pengumpulan data perpustakaan, membaca, menyimpan dan mengolah bahan penelitian (Zed,

3
2014). Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan
informasi berupa buku, jurnal dan publikasi ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian kita
untuk menulis artikel ini (Gunawan, 2013). Tujuan dari pengumpulan data bibliografi ini adalah
untuk mengetahui bagaimana wabah black dead bisa menyebar dan bagaimana dampaknya pada
sosial ekonomi di Eropa berdasarkan analisis yang kritis dan menyeluruh terhadap bahan pustaka
yang relevan. 

Hasil dan Pembahasan


1. Awal Penyebaran wabah
Wabah Black Death dimulai pada awal 1330 ketika wabah Pes yang mematikan
meletus di China. Dalam (Ubaidillah, 2021) di jelaskan kemunculan wabah ini terjadi
karena invasi Mongol ke Tiongkok pada abad ke-13. Invasi Mongol tersebut membuat
Tiongkok mengalami krisis pertanian, sehingga pada tahun 1330 Tiongkok mengalami
bencana kelaparan, bencana kelaparan inilah yang menjadi awal dari tersebarnya wabah
Pes ini. Wabah ini dibawa oleh tikus tikus hitam yang sebelumnya sudah terinfeksi
bakteri Yersinia pestis. Wabah ini diperkirakan telah membunuh sebanyak 25 juta jiwa di
Tiongkok sebelum akhirnya menyebar di konstantinopel pada tahun 1947. Selain itu
Menurut (Rice dan McKay, 2001; Epic Disasters, 2010; Edmonds/howstuffworks, 2010
dalam Murti, 2011) Pada waktu itu China merupakan pusat perdagangan paling ramai di
dunia, sehingga hal ini membuat epidemi sampar dengan cepat meluas ke Asia Barat dan
Eropa.
Wabah ini Yang dibawa oleh tentara Kekaisaran Mongol pada masa pengepungan
mereka masuk melalui kota Kaffa (saat ini Feodosia, Ukraina) di Krimea pada 1347 M.
Pada kala itu Pasukan Mongol yang dipimpin oleh oleh Jani Beg ternyata telah terinfeksi
wabah ini. Banyak pasukan Mongol yang tewas akibat wabah ini, tapi mereka malah
menjadikan mayat pasukan yg terjangkit menjadi amunisi ketapel tempur yang kemudian
di tembakan ke kota Kaffa (Ubaidillah, 2021). Para pedagang yang melarikan diri tanpa
sadar membawa wabah tersebut kembali ke kota Sisilia, Italia. Dari sana, wabah ini
menyebar ke Prancis, Spanyol dan Inggris. Kemudian dari Inggris menyebar sampai ke
Norwegia dan seluruh Eropa, bahkan sampai ke Moskow (Rusdi, 2020).

4
Selain itu, Persebaran penyakit pes di Eropa saat itu terjadi ketika kontak sosial
ekonomi di laut Mediterania. Kapal dagang bermuatan sereal, gandum, pakaian, dan
berbagai kebutuhan pokok manusia berlayar dalam misi dagang ke wilayah Asia seperti
Cina, India, dan wilayah Asia Tengah. Saat yang bersamaan binatang tikus dari
pelabuhan ikut serta terkalahkan di dalam tumpukan-tumpukan bahan dagangan itu. Di
antara tikus tikus itulah terdapat tikus pembawa bakteri Yersinia pestis atau bakteri pes.
Dari kutu-kutu tikus tersebut, para awak kapal yang bertugas di gudang kapal menjadi
sasaran pertama. Penyakit pes bisa terjadi di kapal ketika tikus bersentuhan dengan
manusia. Ketika kapal mendarat di pelabuhan-pelabuhan tujuan, tikus-tikus itu ikut
terbawa ke daratan. Ketika tikus pembawa bakteri pes mati maka kutu-kutu tikus mencari
inang untuk dihinggapinya, bisa ke manusia atau juga hewan. Saat itulah penyakit pes
menyebar ke manusia (Pradjoko & Emalia, 2021).
Dari beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan sementara bahwa
menyebarnya wabah ini di Eropa dibawa oleh pasukan Mongol dan juga para pedagang
yg pulang dari China. Selain itu dalam beberapa literatur juga disebutkan bahwa wabah
ini disebabkan dan diperparah karena adanya pembantaian kucing dalam jumlah besar.
Karena pada abad pertengahan, kucing juga sering dianggap berasosiasi dengan penyihir
dan sering dibunuh dengan cara dibakar atau dilempar dari tempat tinggi. Beberapa ahli
sejarah mengatakan bahwa takhayul seperti ini lah penyebab terjadinya penyebaran
wabah Black death dengan cepat.
Karena Banyaknya kematian saat itu menyebabkan banyak orang percaya bahwa
setan penyebab penyakit tersebut. Akibatnya, banyak kucing dibunuh di Eropa saat itu
karena sering dianggap berasosiasi dengan penyihir sehingga populasi kucing menurun
dan jumlah tikus bertambah. Padahal, tikus yang membawa wabah Black death (Suwed &
Napitupulu, 2011). Rantai makanan jadi rusak, yang seharusnya kucing menjadi predator
dari tikus tikus tersebut karena jumlah kucing yang menurun membuat tikus tikus jadi
tambah menyebar.

2. Dampak Pada Perekonomian di Eropa


Terjadinya wabah ini disebabkan tentu sangat mempengaruhi perekonomian di
Eropa. Hal ini disebabkan karena menurunya jumlah populasi yang hal tersebut pada

5
akhirnya berpengaruh pada jumlah pekerja yang ada di Eropa saat itu. Jumlah pekerja di
Eropa saat itu menurun drastis, membuat semua kegiatan ekonomi menjadi terbengkalai.
Eropa yang pada saat itu perekonomianya dominan dengan para pekerja yang
bekerja pada tuan tanah, menurunya populasi ini membuat para tuan tanah kebingungan,
karena pekerja semakin sedikit dan tanah yang harus digarap cukup banyak. Akibatnya
banyak tanah pertanian yang terbengkalai dan hal ini membuat para tuan tanah itu pun
rugi. Hal yang sama juga terjadi pada sektor peternakan, para pekerja yang biasanya
merawat hewan hewan ternak itu pun jadi berkurang, bahkan di beberapa tempat malah
tidak ada sama sekali. Hal tersebut membuat hewan hewan ternak tersebut mati karena
tidak ada pekerja yang merawatnya.
Kemudian para pekerja yang masih tersisa juga menuntut upah yang tinggi. Hal
tersebut terjadi lantaran para pekerja yang masih bekerja tersebut bekerja dua kali lipat
lebih banyak dari pada sebelumnya. Dalam (Ubaidillah, 2021) dikatakan bahwa lantaran
pekerja menuntut upah yang tinggi, akhirnya pemerintah pun membuat hukum yang
melarang para pekerja untuk meminta upah lebih tinggi kepada tuan tanah, tapi karena
kondisi ekonomi yang memburuk akhirnya banyak para tuan tanah yang tidak keberatan
memberikan upah tinggi pada para pekerja tersebut asalkan mereka mau lebih produktif
dan mau menggarap bagian yang lebih banyak. Karena jumlah pekerja yang lebih sedikit,
hal itu membuat para tuan tanah rebutan dengan tuan tanah lainya maka para tuan tanah
mau tak mau juga harus mau memberikan upah lebih banyak. Tapi positifnya Karena
sedikitnya pekerja yang ada hal ini membuat mereka lebih produktif dan lebih serius
untuk bekerja
Kedatangan Black Death mengintensifkan penurunan demografis dan membawa
gangguan ke dunia. Sosial konflik meningkat, pekerjaan umum lumpuh, dan tanah
terkonsentrasi di tangan yang lebih sedikit. di Spanyol ketimpangan meningkat dan
perbedaan antara tenaga kerja dan keuntungan modal tumbuh di tahun-tahun setelah
wabah, ketika upah riil menurun lebih banyak (Santiago, 2020).

3. Dampak Sosial di Eropa


Kehidupan sosial pada masa ini cukup mengerikan, dimana para orang orang yang
terkena wabah akan di asingkan dan di kurung di rumahnya masing masing. Perlu penulis

6
ingatkan bahwa saat itu masyarakat Eropa menganggap menyakit ini bukan penyakit
biasa. Anggapan mereka bermacam macam, ada yang menganggap wabah ini adalah
kutukan tuhan, guna guna penyihir dan lain sebagainya. Sehingga jika ada orang yang
terkena wabah ini maka mereka akan diisolasi di rumah masing masing dan dijauhi
penduduk lainya. Setiap pintu rumah yang terkena wabah ditutup rapat dan di beri
lambing salib, hal itu supaya sihir tidak bisa keluar dari rumah tersebut(Langer, 2020)
Selain itu, dalam kehidupan sosial ada sebuah sosok yang dianggap momok
menakutkan pada masyarakat Eropa saat itu. Momok itu adalah Plague Doctor. Mereka
adalah dokter yang dibayar oleh pemerintah untuk mengatasi masalah wabah ini. sepintas
memang tidak ada yang salah dengan dokter ini. Tapi yang membuat masyarakat takut
adalah pakaian yang mereka kenakan. Mereka memakai semacam topeng karnaval
Venesia yang khas dengan nada menyeramkan dan makna sejarah bagi para dokter
karena itu milik 'Doctor of the Plague'. Kostum tersebut menampilkan topeng putih
berparuh, topi hitam, dan gaun berlapis lilin. Ini dipakai oleh Dokter Wabah abad
pertengahan sebagai perlindungan menurut Teori Miasma penyebaran penyakit (Mussap,
2019)
Kemudian kita kembali membicarakan para tuan tanah. Para tuan yang punya
modal mulai beralih ke peternakan kambing yang awalnya di bidang pertanian. Hal itu
disebabkan karena sektor peternakan memerlukan lebih sedikit pekerja dibandingkan
dengan pertanian. Karena para pekerja dibayar lebih tinggi, hal tersebut berdampak
positif dengan kehidupan mereka.
Sebelum wabah jumlah pekerja yang sangat banyak tidak membuat upah mereka
naik. Tapi setelah wabah pekerja yang masih hidup di bayar dengan gaji yang tinggi dan
disediakan tempat bekerja yang nyaman. Hal itu membuat para pekerja tersebut menjadi
lebih sejahtera. Bahkan ada di antara pekerja itu yang sampai mampu membeli tanah
sendiri (Ubaidillah, 2021). Walaupun wabah ini membawa dampak negatif yang sangat
besar, tapi nyatanya wabah ini juga membawa dampak yang positif khususnya para buruh
yang bekerja dengan tuan tanahnya.

Kesimpulan

7
Black death memang merupakan wabah yang mengerikan kareena wabah ini merenggut
hampir seperempat populasi di benua Eropa. Wabah ini sebenarnya merupakan sejenis penyakit
Pes yang disebabkan ini oleh bakteri Yersinia pestis. Penyakit ini menyebabkan demam,
pembengkakan kelenjar limfe, dan bercak-bercak merah di kulit, sehingga wabah sampar disebut
Bubonic Plague (Murti, 2011).
Awal penyebaran dari wabah ini berasal dari China, wabah ini menyebar ke Eropa lewat
penyerangan bangsa Mongol ke kota Kaffa. Pasukan mongol membawa wabah tersebut ke kota
tersebut. Para pedagan kota kaffa yang terinfeksi melarikan diri ke kota Sisilia, Italia. dari sinilah
akhirnya wabah tersebut menyebar ke seluruh Eropa. Selain itu penyebaran juga dibawa oleh
para pedagang yang baru pulang dari China. Kapal kapal itu membawa serta tikus yang sudah
terinfeksi bakteri Yersinia pestis. Ketika kapal mendarat di pelabuhan-pelabuhan tujuan, tikus-
tikus itu ikut terbawa ke daratan.
Dampak dari wabah tersebut sampai mempengaruhi perekonomian Di Eropa.
Perekonomian di Eropa turun drastis. Turunya populasi di Eropa membuat para tuan tanah
kekurangan pekerja. Hal tersebut membuat tanah pertanian dan hewan ternak jadi tidak ada yang
mengurusi sehingga membuatnya terbengkalai. Para tuan tanah bersedia membayar upah tinggi
karena mereka berebut pekerja yang semakin berkurang.
Pada aspek sosial, kondisinya cukup mengerikan. Orang orang yang terkena wabah akan
diisolasi di rumah masing masing dan dijauhi penduduk lainya. Setiap pintu rumah yang terkena
wabah ditutup rapat dan di beri lambing salib, hal itu supaya sihir tidak bisa keluar dari rumah
tersebut. Wabah ini semakin mencekam karena munculnya dokter wabah atau yang sering
disebut Plague Doctor.
Tapi Walaupun wabah ini membawa dampak negatif yang sangat besar, tapi nyatanya
wabah ini juga membawa dampak yang positif khususnya para buruh yang bekerja dengan tuan
tanahnya. Para pekerja jadi di beri upah tinggi sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhan
sehari hari dan hidup sejahtera.

8
Daftar Pustaka
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Bumi Aksara.

Langer, W. L. (2020). THE BLACK DEATH. Scientific AmericanScientific American, 5(3),


248–253. https://doi.org/https://www.jstor.org/stable/10.2307/24936021
Mommsen, E., & Theodore. (2015). PETRARCH’S CONCEPTION OF THE “DARK AGES.”
49(3), 441–465. https://doi.org/https://doi.org/10.2307/2856364
Murti, B. (2011). Sejarah Epidemiologi Prof Bhisma Murti. ACADEMIA (Accelerating the
World’s Research), 34.
Mussap, C. J. (2019). The Plague Doctor of Venice. Internal Medicine Journal, 49(5), 671–676.
https://doi.org/10.1111/imj.14285
Popov, S. (2005). PLAGUE (YERSINIA PESTIS). Wiley Online Library, 1–5.
https://doi.org/https://doi.org/10.1002/0471686786.ebd0098
Pradjoko, D., & Emalia, I. (2021). Persebaran Penyakit di Kawasan Laut Jawa Abad XIX - XX.
Diakronika, 21(2), 121–135. https://doi.org/10.24036/diakronika/vol21-iss2/213
Rusdi. (2020). Pandemi Penyakit dalam Lintasan Sejarah dan Dampaknya Terhadap. Diakronika,
20(1), 2620–9446. https://doi.org/https://doi.org/10.24036/diakronika/vol20-iss1/146
Santiago, C. (2020). Economic Effects of the Black Death: Spain in European Perspective.
ECONSTORE, May.
Subagiya, B. (2022). Ilmuan Muslim Polimatik di Abad Pertengahan. Ta’dibuna: Jurnal
Pendidikan Islam, 11(1), 112. https://doi.org/10.32832/tadibuna.v11i1.7075
Suwed, M. A., & Napitupulu, R. M. (2011). Panduan Lengkap Kucing. Penebar Swadaya.
Ubaidillah, A. (2021). Asal Usul Peradaban dan Sejarah Eropa. C-Klik Media.
Zed, M. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Anda mungkin juga menyukai