Anda di halaman 1dari 6

Jauh sebelum virus corona mewabah ke berbagai negara

seperti sekarang ini, dunia pernah juga digemparkan oleh


pandemi penyakit yang mematikan. Penyakit apa saja?

Dilansir hitekno.com dari MPH Online, Minggu (15/3/2020), inilah 10 pandemi paling
mematikan yang sempat serang dunia beberapa puluh tahun lalu:

1. HIV/AIDS

BACA JUGA

Waduh, Istri Ronaldo, Georgina Rodriguez Malah Belanja Saat Portugal


Terapkan Lockdown

Kamis, 19 Maret, 2020

WHO Rilis 11 Informasi Hoaks Terkait Covid-19, Simak Info Ini

Rabu, 18 Maret, 2020

Total kematian: 36 juta jiwa

Penyakit ini pertama kali terindetifikasi di Kongo pada tahun 1976 dan ditetapkan sebagai
pandemik global karena telah menewaskan 36 juta orang sejak tahun 1981. Hingga kekinian,
terdapat 31 juta jiwa yang hidup dengan HIV.

Beruntung, sejak kesadaran mulai tumbuh dalam mengatasi penyakit ini, perawatan baru telah
dikembangkan. Dengan begitu, membuat HIV jauh lebih mudah dikelola sehingga banyak dari
mereka yang terinfeksi bisa terus menjalani kehidupan yang produktif.
2. FLU HONGKONG

Total kematian: 1 juta jiwa

Pandemik ini disebut juga sebagai flu kategori 2 atau “Flu Hongkong” karena menginfeksi
pertama kali di Hongkong pada tahun 1968.

Berdasarkan catatan laporan tentang pandemik ini, kasus “Flu Hongkong” pertama kali
dilaporkan pada 13 Juli 1968.

Setelah itu, hanya butuh waktu tiga bulan sampai virus ini menyerang penduduk di Singapura,
Vietnam, Filipina, India, Australia, Eropa, hingga Amerika Serikat. Meski tingkat kematiannya
relatif rendah (0,5%), pandemik ini mengakibatkan lebih dari satu juta orang meninggal dan
separuh di antaranya adalah penduduk Hongkong.

3. FLU ASIA

Total kematian: 2 juta jiwa

Wabah ini menyerang penduduk China pada tahun 1956-1958. Selama kurun waktu tersebut,
wabah ini menyebar dari provinsi Guizhou ke Singapura, Hongkong, dan Amerika Serikat.

World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia menetapkan bahwa wabah ini
telah menelan dua juta korban jiwa dengan perkiraan 69.800 jiwa di antaranya terjadi di Amerika
Serikat.

4. FLU

Total kematian: 20-50 juta jiwa

Tahun-tahun paling mengerikan terjadi antara tahun 1918-1920. Dalam kurun waktu tersebut,
muncul wabah influenza yang mematikan dan menginfeksi hampir sepertiga populasi dunia.
Penyebab pandemi influenza 1918 berbeda dengan yang lainnya adalah para korban justru
berusia produktif.

Wabah ini bukan hanya menyerang orang tua atau pasien yang daya tahan tubuhnya lemah,
namun juga menyerang mereka yang berusia dewasa produktif dan dalam kondisi sehat. Ini
menyebabkan anak-anak mereka atau generasi setelah mereka menjadi lemah.

5. KOLERA

Total kematian: 800 ribu jiwa

Wabah ini berasal dari India dan telah menewaskan lebih dari 800 ribu jiwa sebelum akhirnya
menyebar hingga ke Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa Timur, dan Rusia.
Wabah ini juga tercatat sebagai wabah kolera terakhir di Amerika Serikat (1910-1911). Otoritas
Kesehatan Amerika yang telah belajar dari masa lalu bergerak cepat dengan mengisolasi pasien
yang terinfeksi sehingga hanya ada 11 kematian yang terjadi di Amerika karena wabah ini.

Tahun 1923, wabah kolera di India berkurang secara drastis meskipun masih ada beberapa kasus
yang tercatat.

6. FLU RUSIA (1889-1890)

Total kematian: 1 juta jiwa

Flu yang menyerang pada tahun-tahun ini awalnya disebut “Flu Asia” atau “Flu Rusia”.
Pertumbuhan populasi yang cepat membantu penyebaran wabah ini meluas hingga ke seluruh
dunia. Tercatat selama kurun waktu tersebut, satu juta orang dilaporkan meninggal karena wabah
ini.

7. KOLERA (1852-1860)

Total kematian: 1 juta jiwa

Sama seperti wabah kolera pertama dan kedua yang berasal dari India, wabah kolera ‘ketiga’ ini
juga terjadi dan bermula dari sana. Wabah ini menyebar dari sungai Gangga hingga ke Asia,
Eropa, Afrika, dan Amerika Utara.

Seorang dokter di Inggris bernama John Snow berhasil melacak bahwa penyebab wabah ini
berasal dari air yang tercemar. Di Inggris, sebanyak 23 ribu orang meninggal karena wabah ini.

8. THE BLACK DEATH (1346-1353)

Total kematian: 25 juta jiwa

Ini juga menjadi salah satu wabah paling mengerikan yang pernah tercatat oleh dunia. Wabah ini
menghancurkan tiga benua sekaligus yaitu Asia, Afrika, dan Eropa.

Wabah ini dibawa oleh kutu yang tinggal pada tikus dan menumpang hidup di atas kapal dagang.
Fatalnya, pada tahun-tahun tersebut, perdagangan dunia sedang berada di titik puncak, sehingga
memudahkan penyebaran wabah tersebut yang akhirnya menelan korban puluhan juta jiwa.

9. WABAH JUSTINIAN (541-542)

Total kematian: 25 juta jiwa

Penyakit ini diperkirakan telah membunuh setengah populasi Eropa. Wabah ini menyerang
Kekaisaran Bizantium dan kota-kota pelabuhan Mediterania. Diperkirakan lima ribu orang
terbunuh setiap harinya karena wabah ini sehingga pada masa itu sebanyak 40% populasi kota
meninggal dan lenyap.
10. WABAH ANTONINE (165)

Total kematian: 5 juta jiwa

Wabah ini dicurigai sebagai pandemi kuno yang menyerang Asia Kecil, Mesir, Yunani, dan
Italia. Diduga penyakit tersebut adalah campak atau cacar meskipun tak ada yang benar-benar
bisa membuktikan hal ini. Itulah 10 pandemi paling mematikan yang melanda dunia sebelum
virus corona COVID-19.***

Sumber: hitekno.com

Oleh sebagian orang Flu mungkin saja dianggap sebagai penyakit yang tergolong ringan, namun
semakin bertambah beratnya gejala flu yang berdampak langsung pada  kesehatan kita akhir
akhir ini mengingatkan akan kejadian pandemik flu 100 tahun yang lalu.

Tahun ini dunia mengenang 100 tahun  kembali kejadian pandemik flu yang merupakan salah
satu pandemik yang paling mematikan dalam sejarah manusia.

Pada tahun 1918 dunia dikejutkan dengan merebaknya virus influenza stain baru yang dikenal
sebagai Flu Spanyol.  Tidak tanggung tanggung pandemik flu ini memakan lebih dari 50 juta
korban jiwa di seluruh dunia.

Pandemik flu ini mencatatkan rekor tersendiri dalam sejarah penyebaran penyakit dunia yang
memakan korban jauh lebih banyak dari total korban jiwa pada Perang Dunia I. Kejadian ini
memang menjadi memori kelam dalam dunia kesehatan.

Hal yang sulit dibayangkan

Saat terjadinya pandemik flu di tahun 1918 diperkirakan sebanyak 500 juta penduduk dunia
tertular flu yang mematikan dengan korban jiwa diperkirakan mencapai 50-100 juta jiwa.  Jadi
tidak heran jika kejadian pandemik flu ini dianggap sebagai salah satu pandemik yang paling
mematikan dalam sejarah manusia.

Pada awalnya gelombang wabah flu ini tampak seperti gejala flu biasa seperti misalnya demam,
menggigil dan lemas, namun  beberapa hari korban dapat pulih kembali dan tingkat kematian
saat itu yang masih sangat rendah.

Namun gelombang serangan wabah flu yang kedualah yang menurut catatan sejarah sangat
mematikan.  Gelombang kedua serangan flu ini terjadi pada tahun yang sama.

Serangan gelombang kedua wabah flu ini memang sangat mengerikan, karena korban yang
terserang virus flu meregang nyawa beberapa jam atau hitungan hari setelah munculnya gejala
pertama.
Gejala serangan virus flu yang mematikan ini meliputi kulit yang berubah menjadi kebiruan,
paru paru yang dipenuhi cairan yang menyebabkan korban kesulitan bernafas dan akhirnya
meninggal dunia.

Strain virus flu baru yang tidak diketahui jenisnya ini untuk pertama kalinya diketahui
menyerang Eropa, Amerika dan Asia, setelah itu virus flu ini menyebar ke seluruh bagian dunia
secara tidak terkendali.

Sampai saat ini memang masih terjadi perdebatan dimana titik awal munculnya pandemik ini
karena ada yang berpendapat titik awalnya mulai dari Eropa, namun ada juag yang beranggapan
bawa titik asalnya milai dari Asia tepatnya di Tiongkok.

Korban serangan wabah flu ini memang sangat luas termasuk di dalamnya kalangan  usia muda
yang biasanya tahan terhadap flu dan juga  prajurit yang pulang setelah terlibat dalam Perang
Dunia I.

Pada tahun 1919 pandemik flu yang mematikan ini mulai mereda.  Meredanya wabah flu ini
diduga karena sebagian besar korban sudah meninggal dunia dan juga dugaan mulai timbulnya
kekebalan bagi orang yang selamat dari wabah flu ini.

Penyebab serangan flu yang mematikan ini baru terungkap 90 tahun kemudian, yaitu  ketika di
tahun 2008 ketika para peneliti berhasil mengungkapnya penyebabnya. 

Para peneliti berhasil mengungkap bahwa paling tidak  ada 3 gen virus flu strain baru ini yang
mengakibatkan rapuhnya saluran halus bronkial dan paru paru korban sekaligus memicu
berkembangnya bakteri pneumonia sehingga menimbulkan dampak yang mematikan.

Sejarah kembali berulang

Menurut catatan sejarah, ternyata meredanya pandemik virus influenza di tahun 1919 bukanlah
berarti bahwa serangan virus yang mematikan sudah tidak ada lagi.

Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini terjadi 5 kali pandemik yang mematikan, yaitu tahun
1918 yang dikenal dengan serangan virus H1N1 yang dikenal dengan Flu Spanyol,  tahun 1957
serangan virus H2N2 yang dikenal dengan Flu  Asia, pada tahun 1968 serangan virus H3N2 yang
dikenal sebagai Flu Hongkong, tahun 1977 yang dikenal sebagai Flu Rusia dan pada tahun 2009
serangan virus H1N1 yang dikenal sebagai Flu Babi.

Pandemik flu yang terjadi pada tahun 1957-1958 yang memakan korban jiwa 2 juta orang di
seluruh dunia.  Pada tahun 1968-1969 dunia mencatat terjadi lagi pandemik flu yang mematikan
dengan korban jiwa sebanyak 1 juta jiwa.

Pada tahun 1997 dunia kembali dikejutkan dengan merebaknya wabah flu burung H5N1 yang
juga memakan korban jiwa.  Serangan virus flu burung ini pertama kali terjadi di Hongkong dan
secara cepat meluas ke Myanmar, Indonesia, Thailand, Tiongkok dan Turki.
Pada tahun 2006 badan kesehatan dunia WHO melaporkan angka kematian akibat serangan virus
flu burung ini mencapai  78 jiwa dari 147 kasus yang dilaporkan.

Serangan wabah flu memang selalu menghantui manusia dan menjadi masalah yang sangat
serius bagi kesehatan masyarakat global. Hal yang paling mengkhawatirkan adalah tidak
berlakunya fenomena umum bahwa orang yang pernah tersarang flu akan memicu kekebalan
tubuh.

Studi terakhir menunjukkan bahwa orang yang lahir di tahun  dimana terjadi pandemik flu
ternyata memiliki resiko kematian 30-40% yang lebih tinggi jika terjadi pandemik berikutnya

Semoga catatan sejarah pandemik flu yang pernah melanda dunia ini menjadikan dunia
kesehatan dan kita semua lebih waspada untuk mengantisipasi kejadian pandemik flu berikutnya
yang sewaktu waktu dapat saja menyerang kembali.

Anda mungkin juga menyukai