Anda di halaman 1dari 24

FAKTA KONSPIRASI VIRUS DAJJAL

I. TEROR VIRUS CORONA

1. BAHAYA YANG NYATA

Virus Corona sebenarnya sudah lama ada, berkembang menjadi berbagai macam jenis virus
akibat modifikasi genetik. SARS yang pertama teridentifikasi di Guangzhou China pada tahun 2002 adalah
keluarga virus Corona. Korban kematian dalam satu setengah tahun (November 2002 s.d. Juli 2003)
sebanyak 774 orang. MERS yang pertama diidentifikasi di Timur Tengah pada tahun 2012 juga virus
Corona. Korban kematian selama tiga tahun sebanyak 866 orang. Tiba-tiba muncul virus baru di Wuhan
yang belum pernah ada sebelumnya disebut Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang tingkat
penyebarannya begitu pesat, jauh di atas SARS dan MERS. Dalam waktu satu setengah bulan Covid-19
menyebabkan kematian 3.000 orang. Data Resmi dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention)
lembaga kesehatan resmi Amerika, sebelum wabah virus Corona, di Amerika Serikat sepanjang tahun
2018-2019 terdapat 35 juta lebih kasus flu biasa dengan kematian lebih dari 34.000 dan di akhir Maret
2020 ada 2.229 kematian yang kalau dikali empat, setahun 10.000 kematian.

Dari segi prosentase tingkat kematian, sebenarnya Covid-19 paling kecil. Yang mati hanya 3,4 %,
sedangkan virus Corona SARS 9,6 % dan MERS 34,3 %. Namun karena penyebarannya begitu pesat maka
yang kena Covid-19 paling banyak sehingga meskipun prosentase kematiannya rendah tetapi jumlah
kematiannya paling banyak dibandingkan SARS dan MERS. Pertanyaannya, mengapa tiba-tiba muncul
jenis virus baru yang mampu berkembang begitu pesat?

Kalau kita lihat ke belakang, pandemik alias wabah penyakit yang melanda seluruh dunia di abad
ke-20 terjadi sejak Perang Dunia I tahun 1918. Flu awalnya adalah produk senjata biologis yang pada
tahun 1918 belum ada obatnya. Jumlah kematian akibat flu tersebut sebanyak 50 juta orang atau
sepertiga jumlah penduduk dunia saat itu. Terdapat bukti-bukti dokumen militer AS bahwa pemerintah
Amerika meracuni warganya sendiri untuk eksperimen senjata biologis di kota St. Louise. Cepatnya
penyebaran virus Corona yang terjadi apakah secara natural atau rekayasa genetik? Apa yang membuat
Covid ini menyebar begitu pesat?

2. RAHASIA PESATNYA PENYEBARAN VIRUS CORONA

Hasil penelitian laboratorium oleh Virology (jurnal volume 510) pada Okotber 2017 dengan
eksperimen modifikasi asam amino pada genetik virus Corona menyimpulkan kalau ingin Corona berhenti
menyebar, hilangkan asam aminonya. Kalau mau virus Corona cepat menyebar, tambahkan asam
aminonya dan itulah yang terjadi.

Penambahan asam amino itu alami atau rekayasa di laboratorium? Menurut Prof. Chi Tang Fang
dari National Taiwan University, penambahan asam amino pada virus Corona sangat tidak wajar.

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
Biasanya mutasi virus tidak radikal seperti itu. Mengapa tiba-tiba virus Corona punya empat asam amino?
Pasti ada campur tangan manusia di laboratorium menambahkan asam amino pada virus Corona yang
sudah ada supaya lebih cepat menyebar. Prof. DR. Francis Boyle yang membuat Undang-Undang senjata
biologi di Amerika Serikat menyatakan bahwa Covid-19 adalah senjata perang biologi yang ofensif dan
WHO sudah mengetahuinya. JRSM (Journal of the Royal Society of Medicine) yang diterbitkan US
National Library of Medicine (kementerian kesehatan AS) pada tahun 2013 menyatakan bahwa influenza
adalah senjata biologi.

3. PREDIKSI DAN SIMULASI SEBELUM MEWABAH

Serangan virus sejenis Corona di dunia sudah lama diprediksi oleh Bill Gates sang pendiri
Microsoft sejak tahun 2015. Dia mengatakan bahwa saat ini risiko terbesar bencana global, bukanlah
bencana nuklir, melainkan bencana virus. Jika ada sesuatu yang membunuh lebih dari 10 juta orang
dalam beberapa puluh tahun ke depan, kemungkinan besar adalah virus berdaya infeksi tinggi, bukan
peperangan. Saya pikir sebuah epidemik, apakah karena alami atau SENGAJA DIBUAT, adalah hal yang
paling mungkin untuk menyebabkan kematian 10 juta orang. Dalam kampanyenya tersebut jelas sekali
bahwa dia bertujuan agar semua negara di dunia siap-siap mengeluarkan dana di bawah kendali mereka.

Penyebaran virus Corona sudah disimulasikan di New York dua bulan sebelum virus menyebar di
Wuhan. Hasil simulasi tersebut adalah bahwa virus Corona menyebabkan kematian 65 juta orang di
dunia. Simulasi dilakukan oleh Johns Hopkins University & Medicine yang sekarang menjadi garda
terdepan informasi mengenai penyebaran virus Corona. Penyebarannya sudah didesain dan
direncanakan dengan sangat matang.

Mengapa ada orang yang begitu jahat memodifikasi virus agar cepat menyebar? Siapa yang
diuntungkan dari bencana global yang menghancurkan perekonomian dunia? Jawabannya, ELIT GLOBAL:
Illuminati, New World Order. Elit global adalah segelintir orang yang sangat kaya dan berkuasa atas
ekonomi, politik, militer, intelijen, sains, bisnis dan media massa dunia. Semua presiden AS adalah kaki
tangan elit global, NWO.

4. JURUS PROBLEM, REAKSI, SOLUSI

Seperti preman tebar paku di jalan: problem, reaksi, solusi. Pertama, ciptakan problem, tebar
paku di jalan, mobil yang lewat bannya kempes. Kedua, terjadi reaksi, pengemudi kendaraan panik
karena tidak bisa menyelesaikan persoalannya sendiri. Ketiga, solusi, penebar paku datang seolah-olah
membantu korban mengganti ban, padahal hendak memalak korban.

Jurus tersebut sudah digunakan untuk mengegolkan UU FED atau UU Federal Reserve tahun 1913
(bank sentral swasta AS). Jurus pertama, problem, ciptakan krisis (panic 1907) sebar isu ada bank kalah
clearing dan tidak ada uangnya, seolah ada krisis keuangan yang sangat parah di Wall Street padahal
merekalah penguasa di Wall Street. Jurus kedua, reaksi, media-media massa yang sebagian besar milik
mereka membakar paranoia massa seolah-olah ada krisis keuangan yang sangat parah. Rakyat panik dan
beramai-ramai melakukan bank rush, maka terjadilah krisis yang nyata akibat teror ketakutan lantas para

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
dewa keuangan saat itu (J.D. Rockefeller, J.P. Morgan, Jacob Schiff, Max Warburg, Paul Walburg dll)
mengampanyekan bahwa perekonomian nasional akan runtuh, kita butuh otoritas moneter yang baru!
Jurus ketiga, solusi, mereka membuat UU bank sentral seolah-olah untuk menyelamatkan perekonomian,
maka diundangkanlah Federal Reserve Act 1913. Karena krisis dunia adalah profit bagi para bankir pemilik
FED, maka FED genjot cetak dollar dan memfasilitasi terjadinya perang dunia pertama tahun 1914 -1918.
Tahun 1929-1933 terjadi The Great Depression, Bank sita aset-aset rakyat, Amerika Serikat bangkrut pada
tahun 1933.

Jurus problem, reaksi, solusi juga digunakan pada kasus virus Corona. Pertama, ciptakan problem,
sebarkan virus Corona, yang dijadikan kambing hitam adalah China, negara berpenduduk terbesar dunia
sekaligus untuk melumpuhkan perekonomian China. Agar semua kesalahan ditujukan ke China seolah-
olah virus Corona menyebar di dunia akibat orang China. Padahal Menlu China, Lijian Zhao mengatakan
bahwa penyebar Covid-19 adalah tentara AS yang mengikuti Military World Games 2019 di Wuhan.
Kontingen tentara AS pada acara tersebut tidak berprestasi, hanya di posisi ke-35 tanpa meraih medali
emas satupun. Kedua, ciptakan reaksi, paranoia massa, panik global sengaja diciptakan oleh media-media
massa dan media-media sosial oleh elit global. Awalnya ketika masih satu korban akibat Corona, MIT
Technology Review langsung menulis “The coronavirus is the first true social media infodemic.” Lantas
situs pencarian google pada awal tahun 2020 menyematkan pencarian “corona”, “covid” dan “wuhan”
sebagai pencarian utama dengan narasi-narasi yang sangat menakutkan. Berbagai media massa dan
organisasi-organisasi internasional secara sangat sistematis menciptakan panik global. CNN, FOX, Times,
NBC, ABC, Aljazeera, google, youtube dll milik elit global serentak dikerahkan, juga lembaga-lembaga
seperti WHO, PBB, NCBI, IMF, Word Bank, GAVI, CEPI, dll menginstruksikan negara-negara di dunia untuk
lockdown. Akibatnya ekonomi hancur, nilai mata uang anjlok, pasar modal hancur, perbankan berhenti
menyalurkan kredit, inilah tujuan mereka. Ketiga, seperti Iblis berkedok malaikat, mereka berpura-pura
menawarkan solusi. Solusi pertama, vaksin. Elit global melalui kaki tangannya seperti PBB dan UNICEF
dan WHO akan menginstruksikan negara-negara di dunia untuk mengeluarkan anggaran penanganan
virus di bawah pengawasan mereka. Solusi kedua dengan berpura-pura menyelamatkan perekonomian
negara-negara di dunia dengan memberikan paket “penyelamatan ekonomi” berupa utang yang tidak
akan mampu dibayar. Mereka bisa menawarkan utang miliaran dollar karena mereka bisa menyetak uang
dengan “modal dengkul.”

Caranya:

1. IMF Terbitkan Bond $ 1 M = 15.000 T, surat utang tanpa jaminan.

2. Bond dibeli oleh FED, tinggal ketik digit computer dengan sistem “fractional reserve” yang modal
dengkul juga namanya uang giral termasuk uang elektronik.

3. IMF bayar bunga 0,5% kepada FED

4. FED terima bunga 0,5% dari IMF dengan modal dengkul senilai Rp 7,5 T / tahun.

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
5. Kreditur seperti IMF dll member pinjaman kepada negara-negara yang terkena krisis. Contohnya,
pemerintah terbitkan Bond (SUN) Rp 15.000 T, pemerintah bayar bunga 5% / tahun atau Rp 750 T / tahun
dari APBN (pajak rakyat). Selisih bunga 4,5 % atau Rp 675 T dengan modal dengkul. Hutang kita semua
akan terus bertambah selama dan paska krisis Corona. Begitulah cara mengeruk uang dari krisis.

NEWS memberitakan: “IMF sediakan $ 50 M (Rp 750 T) untuk penanggulangan Corona.” Modal
dengkul, untung besar. The FED (The Federal Reserve) adalah pahlawan krisis Corona. The Washington
Post menulis “Senat AS setujui anggaran $ 2,2 T (Rp 33.000 T) untuk Corona.” Liputan 6 menulis “Ekonom
khawatir Indonesia alami krisis ekonomi berkepanjangan akibat Corona”. Pemerintah kepepet harus
tambah utang terus-menerus.

Keuntungan elit global akibat lockdown dan runtuhnya ekonomi dunia:

1. Memberikan utang kepada negara-negara di dunia dan dapat profit dari bunga dengan modal
dengkul.

2. Harga-harga saham di pasar modal anjlok lantas mereka borong dengan harga murah.

3. Kredit bank banyak yang macet kemudian mereka sita aset rakyat.

Jam utang dunia (world debt clock) di situs https://www.usdebtclock.org/world-debt-clock.html


menunjukkan total utang Rp 1,15 juta T, semua negara di dunia tidak mampu membayar utangnya.

Rupiah, dollar, euro, real, yen dll hancur semua, lalu mereka pura-pura menawarkan solusi dengan
menerbitkan “mata uang tunggal dunia”, one world currency di bawah NWO, New World Order.

Mata uang dunia sudah digaungkan oleh elit global sejak tahun 1988 oleh majalah The Economist
dengan judul “Get ready for a world currency” dan jurnal IMF dengan judul “Reserve accumulation and
International Monetary Stability” pada tanggal 13 April 2010. Gabungan bank sentral di Eropa dan Jepang
merilis pada BIS tanggal 21 Januari 2020 dengan judul “Central bank group to assess potential cases for
central bank currencies” dan The Irish Times dengan judul “World will need new financial system after
Covid-19” tanggal 29 Maret 2020.

Krisis Covid-19 dijadikan alasan untuk diciptakannya mata uang tunggal dunia dan bank sentral
dunia, karena kalau tidak ada krisis mana mau negara-negara di dunia mengganti mata uangnya. Oleh
sebab itu, krisis harus diciptakan, krisis perang dan terorisme, krisis global warming hoax, krisis virus dan
lockdown yang mengakibatkan krisis ekonomi berkepanjangan, krisis mata uang yang akhirnya semua
negara bersedia menerima mata uang tunggal dunia yang mereka terbitkan, itulah tujuan akhirnya, the
end game: New World Order.

Celakanya, mata uang tunggal dunia bukan dalam bentuk uang atau kartu ATM, melainkan berupa chip
yang ditanam di tubuh Anda, bionic banking: credit card inserted into hands. Maka tuntaslah misi mereka
menjadi Tuhan di dunia dan umat manusia lain adalah budak-budaknya.

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
Propaganda lockdown begitu luar biasa, CNN memberitakan bahwa Bill Gates meminta agar pemerintah
Amerika Serikat melakukan lockdown supaya ekonomi Amerika lumpuh, sebab dalangnya memang bukan
pemerintah Amerika, melainkan para elit yang mengontrol para presiden di negara-negara maju.

Quote: “Trik terhebat yang dilakukan Iblis adalah meyakinkan dunia bahwa dirinya tidak ada.”

II. TERBONGKAR, SKENARIO VIRUS DAN LOCKDOWN

1. DOKUMEN YANG KREDIBEL

Skenario wabah dan lockdown sudah dibuat sepuluh tahun yang lalu oleh Rockefeller Foundation
(salah satu pentolan elit global) dengan judul buku “Scenario for the Future Technology and International
Development” sebagai dokumen resmi Universitas PBB (UNU/United Nations University). Anda bisa
membacanya di:

https://www.academia.edu/42904542/Scenarios_for_the_Future_of_Technology_and_International_De
velopment

Bab I berjudul Scenario Narrative sub judul Lock Step. Buku tersebut ditandatangani oleh pemimpin
tertingginya dan presiden GBN (Global Business Network). Buku tersebut berkedok “kajian akademis”
dengan dana berlimpah untuk memanggil berbagai kalangan akademisi dari berbagai universitas
terkemuka di Amerika Serikat seperti Massachussetts Institute of Technology, New York University,
Boston University, University of Carolina-Berkeley, Cisco, The George Washington University. Kalau suatu
saat dokumen ini terbongkar, seperti saat ini, mereka akan berkilah bahwa ini hanyalah “kajian
akademis” dan bukan rencana elit global, itu pastilah rencana alien.

Tahun 2010 mereka membuat skenario wabah dan lockdown dengan kalimat “past tense” seolah-
olah semua sudah terjadi. Isi skenario tersebut:

1. Ada wabah “flu baru” yang sangat mematikan.

2. Ekonomi lumpuh, industri mati, rantai suplai dunia hancur.

3. Toko-toko dan kantor-kantor tutup, para karyawan menjadi pengangguran.

4. Amerika Serikat terdampak, namun China dahulu yang lockdown dan sembuh seperti saat ini, dengan
tujuan dijadikan contoh lockdown oleh negara-negara lain di dunia.

5. Penduduk dunia memakai masker, cek temperatur tubuh di semua pintu masuk gedung, persis
seperti yang terjadi saat ini.

6. Meskipun wabahnya hilang, kontrol otoriter pemerintah terus berjalan, bahkan ditingkatkan.

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
7. Rakyat dunia seperti tawanan di penjara, lama-lama pasrah dan menyerah. Inilah tujuan lockdown
yang sesungguhnya.

8. Rakyat dunia akhirnya sukkarela minta dipasang biometrik ID atau chip dalam tubuh mereka untuk
mengakhiri derita mereka.

Dalam skenario elit global, yang namanya pandemik virus, terorisme, krisis lingkungan seperti
hoax global warming, krisis ekonomi dan peningkatan kemiskinan dll sengaja dibuat agar rakyat di dunia
lemah sehingga pada akhirnya dengan suka rela bertekuk lutut dikendalikan oleh “mulkan jabariyyan”,
pemerintahan diktator yang otoriter. Kemudian rela menjadi budak globalnya New World Order. Rakyat
dunia bukan lemah dan miskin, namun dilemahkan dan dimiskinkan oleh sistem yang zalim. Sepuluh
tahun lalu diskenariokan bahwa dengan alasan keamanan dan kesehatan, penduduk dunia akhirnya akan
dengan suka rela menggunakan biometric id (chip 666/chip Dajjal) https://id2020.org/ . Dalam skenario
mereka, Anda akan meminta dengan suka rela ditanam chip karena takut masalah keamanan, takut
masalah kesehatan dan takut masalah keuangan karena nantinya chip digunakan sebagai alat
pembayaran, satu-satunya uang tunggal di dunia di bawah kontrol NWO.

FAKTA: Amerika ikut kena virus, China yang pertama lockdown dan sembuh agar negara-negara lain ikut
lockdown adalah skenario Rockefeller Foundation 10 tahun lalu. Adalah kewajiban kita: “people power”
agar skenario ke-7 dan ke-8 tidak terjadi.

2. TENTANG ROCKEFELLER

John D. Rockefeller (USA) adalah salah satu pentolan elit global. Berasal dari Dinasti Jacob
Rotschild (Inggris) yang menguasai jaringan perbankan internasional:

Rothschilds Bank of London, Rothschilds Bank of Berlin, Israel Moses Bank of Italy, Schroders,
Mendelshon & Co., Bank of France, Bank of Austria, Swiss Banks, Ottoman Eastman Bank, Grindlays Bank,
First National Bank of New York, Chase Manhattan Bank, Kuhn Loeb Bank of New York, JP Morgan Bank,
Rockefeller’s Bank, Warburg’s Bank, Goldman Sachs Bank, The FED (Federal Reserve), Lehman Bank,
Stillman Bank, Lazard, National City Bank of New York, Bank of America, International Monetary Fund
(IMF) bahkan Bank Dunia (World Bank).

Rothschilds lebih dahulu ada, menguasai pemerintahan dan bank sentral di Eropa. Sedangkan elit
global di Amerika antara lain J.P. Morgan, J.D. Rockefeller, Jacob Schiff, Max and Paul Warburg dll.
menguasai pemerintahan dan bank sentral Amerika sebagai binaan Rothschild.

Rockefeller lebih kaya dari semua pemerintah di dunia. Amerika Serikat, Jepang dan China di bawah
kendali elit global. Ketiga negara tersebut adalah pengutang terbesar di dunia. Gedung PBB di New York
yang dibangun tahun 1949 adalah hibah dari John D. Rockefeller.

PBB, World Bank, IMF, NASA, CNN, WHO, UNICEF, NATO adalah kaki tangan elit global. Mereka berkedok
sebagai lembaga-lembaga yang bekerja untuk kemaslahatan umat di dunia, padahal sebenarnya
bertujuan untuk mengontrol semua negara di dunia. Modus penjajahan gaya baru ini sudah lama

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
diketahui oleh Bapak Bangsa kita Presiden Soekarno yang menyebutnya sebagai Nekolim, Neo
Kolonialisme dan Imperialisme. Indonesia keluar dari PBB pada tanggal 7 Januari 1965 karena PBB adalah
perpanjangan tangan dari Nekolim. Elit global melakukan infiltrasi sebagai organisasi tanpa bentuk dalam
pemerintahan dunia, militer, sains dll dengan menggunakan kedok yayasan seolah-olah bekerja untuk
kebaikan umat manusia di dunia. Contohnya The Rockefeller Foundation yang mendanai berbagai
universitas paling top di dunia untuk membuat skenario wabah dan lockdown tahun 2010.

III. ILLUMINATI, TEORI KONSPIRASI ATAU FAKTA?

Dalam pidato dewan penasihat bisnis PBB, David Rockefeller membantah tudingan bahwa
keluarganya adalah pentolan elit global yang berkonspirasi merugikan umat manusia lain dengan
menciptaan pemerintahan yang diktator dan otoriter, NWO.

Padahal dalam autobiografi David Rockefeller yang berjudul “Memoirs” di halaman 405, dia menulis:
“Selama lebih dari satu abad, para ekstrimis ideologis dari seluruh spektrum politik telah memaksakan
berbagai insiden terkenal untuk menyerang keluarga Rockefeller dengan tuduhan bahwa kami memiliki
peran yang sangat kuat untuk memengaruhi institusi-institusi politik dan ekonomi Amerika.”

Perhatikanlah Rockefeller menyebut pejuang kemanusiaan seperti kita sebagai ekstrimis ideologis.
Selanjutnya dia menulis: “Sebagian bahkan percaya bahwa kami adalah bagian dari sekte rahasia yang
bekerja bertentangan dengan kepentingan nasional Amerika Serikat, mengelompokkan keluarga kami
sebagai “internasionalis”, dan berkonspirasi dengan pihak-pihak lain di seluruh dunia untuk membentuk
struktur politik dan ekonomi global yang lebih terintegrasi – one world – istilah Anda.

Perhatikan pemilihan kata yang sangat cerdaS dari seorang Rockefeller, dalam satu alinea dia
merangkum lima hal yang sangat penting. Pertama, sekte rahasia, maksudnya illuminati. Kedua,
bertentangan dengan kepentingan nasional Amerika Serikat, maksudnya merugikan bangsa Amerika.
Ketiga “internasionalis”, istilah lain dari globalis alias elit global. Internasionalis atau globalis tidak
mengenal batas kenegaraan, tidak peduli merugikan bangsa Amerika atau bangsa-bangsa lain. Keempat
berkonspirasi, dia akan menjelaskan itu semua teori konspirasi atau fakta konspirasi? Yang kelima, one
world, maksudnya one world government alias New World Order.

Lima tuduhan yang sangat serius dirangkum dengan sangat cerdas dalam satu alinea pendek.
Lantas apa jawaban dia? David Rockefeller menjawab: “Kalau itu tuduhannya, saya mengaku salah, dan
saya bangga dengan itu”, bahasa gaulnya: “Gue emang Iblis, terus Lu mau apa?”

Orangnya sudah mengaku, bukan teori konspirasi namun fakta konspirasi.

IV. SOLUSI KONKRET ATASI COVID

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
1. BENARKAH JUMLAH KORBAN COVID?

Akan kita sajikan cuplikan wawancara Londonreal TV bersama dengan Dr. Andrew Kaufman
membahas tentang fakta dan fiksi virus Corona dengan topik “Unmasking the lies around Covid-19: facts
and fiction of the corona virus pandemic”. Namun kebanyakan orang akan menganggapnya angin lalu
dengan alasan hanya pendapat satu dua orang. Tentu saja tidak ada saintis medis yang berani
bertentangan dengan penguasa medis karena kemungkinannya malah akan dihujat orang sedunia,
dikucilkan oleh saintis lain, dikucilkan oleh keluarganya sendiri, kehilangan pekerjaan dan risiko dibunuh.
Kalaupun ada saintis media yang jujur, media mana yang bersedia memublikasikannya? Padahal media
terbesar di dunia dikuasai oleh elit global antara lain: GE (General Electric), memiliki Comcast, NBC,
Universal Pictures, Focus Creatures; News-Corp memiliki FOX, Wall Street Journal, New York Post; DISNEY
memiliki ABC, ESPN, Pixxar, Miramax, Marvel Studios; VIACOM memiliki MTV, Nick Jr, BET, CMT,
Paramount Pictures; TIME WARNER memiliki CNN, HBO, TIME, Warner Bros; CBS memiliki Showtime,
Smithsonian Channel, NFL.com, Jeopardy, 60 Minutes.

Maka wawancara dengan Dr. Kaufman termasuk kejadian langka sebab ada saintis medis yang
berani berbicara jujur dan ada media yang berani memublikasikannya. Sebagaimana pernyataan Suara
Kebenaran oleh para dokter yang tergabung dalam Aliansi Dokter Dunia di bawah naungan ACU2020.org
( https://acu2020.org/ ) World Freedom Alliance ( https://worlddoctorsalliance.com/ ) pada tanggal 10
Oktober 2020 , langsung di ban videonya dan segera dinyatakan sebagai konten misinformasi oleh
hampir semua media nasional maupun media internasional.

Londonreal adalah media independen milik rakyat, dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Andapun bisa
menjadi anggota Londonreal Army. Pada wawancara tersebut, hostnya Brian Rose dan bintang tamunya
Dr. Andrew Kaufman, dokter medis Amerika, profesor psikiatri, pakar biologi molekular dan saksi ahli.
Pendidikan Dr. Kaufman di Duke, MIT dan Medical University of St. Carolina yang membuat dan
menerbitkan riset orisinilnya dan memberikan kuliah pada para mahasiswa, penduduk dan rekanan.

Selama masa pandemik Covid-19, Dr. Kaufman bertentangan dengan media mainstream dengan
pernyataan bahwa:

- Virus Corona bukanlah penyebab penyakit baru ini

- Tidak ada bukti Covid-19 meningkatkan kematian

- Pengobatan modern adalah penyebab kematian yang sesungguhnya

Luar biasa, statemen yang sangat keras, bukan seperti troll di internet sebagai psikopat narsis dan sadis
yang mencibir dengan kalimat “Itukan cuma pendapat satu orang saja, dasar bodoh!”

Padahal Dr. Kaufman tidak asal berpendapat, melainkan mencari kebenaran dengan riset sendiri tanpa
dibayar meskipun dihujat orang sedunia, merisikokan diri kehilangan pekerjaan dan bisa dibunuh orang.
Hasil penelitiannya diberi judul “Diagnostic detection of Wuhan coronavirus-2019 by real-time RT-PCR”.

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
Berikut wawancaranya:

Host: “Dr. Kaufman, selamat datang di Londonreal sebagai platform kebebasan digital, solusi teknologi
independen, dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat tersedia secara eksklusif di situs kami, berisi pendapat
dari donator yang dermawan, puluhan ribu orang di seluruh dunia, yang juga dikenal sebagai The
Londonreal Army. Bagi yang ingin menjadi anggota pendiri platform kebebasan digital, silakan ke
Londonreal.tv/freedom untuk memberi donasi. Platform kebebasan berbicara sejak tahun 2011. Dok,
saya sangat senang bisa mewawancarai Anda hari ini. Langsung saja ke pertanyaan pertama: Apa maksud
Anda ketika mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa virus Corona adalah penyebab penyakit
tersebut?”

Dr. Kaufman: “Pertanyaan yang bagus sekali. Yang telah saya lakukan adalah melakukan penelitian
dengan cara:

- Memeriksa semua dokumen ilmiah dimana para saintis mengklaim telah menemukan bukti ada
virus baru (mengisolasi virus baru)

- Meneliti prosedur yang mereka lakukan

- Membandingkan dengan prosedur sebelumnya dimana virus lain dibuktikan sebagai penyebab
suatu penyakit

- Menemukan hasil penelitian bahwa dengan prosedur ilmiah seperti itu, tidak mungkin dapat
mengisolasi/memurnikan virus dan membuktikan bahwa virus itu eksis.

Inti pembahasannya yaitu pertama, pada isolasi/pemurnian virus dari inang, bukan isolasi dari
sampel. Sedangkan akar permasalahannya pada metoda atau prosedurnya, bukan pada alatnya
(menggunakan sentrifugasi atau tidak). Kedua, tidak bisa membuktikan bahwa virusnya eksis, ibarat
memakai kacamata kuda, meneliti virus di cawan petri tanpa meneliti yang di luar cawan petri. Padahal
dari semua cawan petri yang diperiksa, tidak ada Covid-19 yang eksis. Bukan berarti Covid-19 tidak ada di
dunia, virusnya mungkin ada namun tanpa pemurnian tidak bisa disebut virus dalam cawan petri itu
Covid-19.

Bagaimana prosedur yang dilakukan para saintis elit?

Pertama, materi genetik dan yang kedua isolasi (pemurnian) virus. Penjelasannya:

Prosedur olah materi genetik: mengambil sampel dari cairan paru-paru pasien, sampel itu sangat tidak
murni, berisi dahak, sel paru-paru dan sel imun kita sendiri, bakteri, jamur, materi genetik bebas dan
exosome yang semua mempunyai DNA/RNA lalu ditambahkan enzim untuk membebaskan DNA/RNA.
Mengidentifikasi urutan RNA dari makhluk yang diklaim sebagai virus Corona dan masalahnya adalah
karena sampelnya sangat tidak murni berisi banyak makhluk yang mempunyai RNA, sehingga mustahil
diketahui itu RNA siapa. Jadi tidak membuktikan bahwa Covid-19 itu eksis. Jadi inti permasalahannya
adalah saintis mengambil DNA dan RNA dari inang padahal inang itu berisi macam-macam, seharusnya

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
virus dipisahkan dahulu dari materi genetik lainnya lalu sehingga jelas RNA makhluk mana yang diambil.
Dengan metode penelitian seperti itu, semua sampel yang diteliti saintis tidak dapat membuktikan Covid
eksis di dunia, maksudnya simpulan dari sampel yang telah diteliti saja. Yang dia permasalahkan bukanlah
alatnya, namun prosedurnya. Material, prosedur, statemen, konklusi, hipotesis harus diterapkan dengan
benar dalam sebuah penelitian.

Penjelasannya tentang melesetnya RT-PCR yang menggunakan sentrifugasi untuk memisahkan


DNA dari inang namun tidak memurnikan virusnya. Tahap awal ekstraksi DNA bertujuan untuk
mendapatkan larutan DNA yang dapat digunakan sebagai bahan analisis RT-PCR. Dimana sampel
ditambah buffer dengan suhu 65 derajat celcius selama 10 menit, ditambah precipitation buffer dalam es
selama 5 menit, sentrifuge selama 2 menit dengan kecepatan 12.000 rpm ditambah bindding buffer lalu
sentrifugasi selama 1 menit dengan kecepatan 12.000 rpm, ditambah washing buffer 1 menit dengan
kecepatan 12.000 rpm. Persoalannya bukan teknis PCR-nya namun pada tidak adanya prosedur awal
pemurnian virusnya.

Analogi sederhananya menentukan spesies hewan baru, hewannya sembunyi di hutan kemudian ambil
hewan apapun yang keluar dari hutan. Apapun yang terambil dari sampel disebut Covid.

Lantas bagaimana prosedur yang seharusnya dilakukan?

1. Ambil sampel dari (cairan paru-paru) dari pasien

2. Murnikan virusnya dulu (difiltrasi lalu sentrifugasi untuk mengisolasi virus, bukan untuk
mengambil DNA)

3. Ambil larutan berat jenis hasil sentrifugasi berisi partikel virus dengan pipet

4. Ambil materi genetik virus yang sudah terisolasi dalam larutan tersebut

5. Baru kemudian ambil DNA/RNA virus yang sudah dimurnikan

Poin ke-2, ke-3 dan ke-4 tidak dilakukan saintis saat ini sehingga tidak jelas RNA siapa yang
diambil. Acuan baku dari saintis elit di seluruh dunia adalah meneliti virus dari inang tanpa dilakukan
pemurnian virusnya terlebih dahulu. Jadi selama menggunakan acuan para elit, hasilnya sama saja.
Ilmuwan Indonesia baru pertama kali memetakan genom Corona SARS-CoV-2 pada bulan Mei 2020
sedangkan negara-negara lain sudah mulai sejak bulan Januari 2020. Namun semuanya hanya penelitian
yang menggunakan acuan para elit sehingga hasilnya sama saja. Bukan meneliti virus namun malah
exosome yang diteliti, jadi kalau ada vaksinasi, yang divaksin bukan virusnya malah exosome-nya.
Sedangkan solusi keruwetan tersebut adalah dengan memisahkan terlebih dahulu virus dengan exosome-
nya, baru bisa diidentifikasikan virusnya untuk PCR test yang akurat maupun vaksin yang akurat. Namun
semua solusi tersebut tidak ada dalam acuan WHO sehingga tes Covid dan PCR meleset terus.

Coba Anda riset, dokumen awal penentuan Covid itu yang mana? Apa dasar ilmiah penetuan
spesies Covid-19? Lihatlah timeline di situs resmi WHO https://www.who.int/ kita lihat bahwa tanggal 5

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
Januari 2020 (timeline sudah dihapus), WHO mengumumkan pertama kali ada wabah, ditulis masih tidak
diketahui penyebabnya (Pneumonia, unknown cause – China). Seminggu kemudian tanggal 12 Januari
2020 diklaim sudah ditemukan urutan genetiknya sekaligus sudah dinamai pula sebagai Covid-19. Apa
yang terjadi dalam rentang waktu seminggu itu? Cobalah mencari manakah penelitiannya? Adanya
interpretasi atas wabah tanggal 11 Januari 2020 dengan judul “Wuhan Municipal Health Commission’s
Experts of The Outbreak update, 11 January 2020 (in Chinese)” kemudian Anda klik linknya, yang muncul
404 Not Found. Artinya yang katanya laporan 11 Januari 2020 tidak dipublikasikan. Jadi, mana penelitian
Covid yang pertama? Apa dasar ilmiah penemuan spesies Covid-19? Yang masih ada filenya di situs WHO
adalah penelitian tanggal 13 Januari 2020 di Berlin dengan judul “Diagnostic detection of Wuhan
coronavirus 2019 by real-time RT-PCR” yang isinya hanya protokol pemeriksaan kanker paru-paru biasa,
tidak ada pemurnian virus dan tanpa visualisasi spesies barunya.

Demikianlah acuan yang sudah dirancang otoritas sains. Para saintis lantas langsung
membandingkan urutan tersangka Covid itu dengan urutan genetik SARS. MN908947 Wuhan-Hu-1
dibandingkan NC_004718 SARS-CoV hasilnya <80% urutan genetiknya sama dengan SARS, maka diambil
kesimpulan ini keluarga virus Corona maka dinamakan Covid-19, dasarnya cuma itu, padahal manusia
dengan ikan juga 80% urutan genetiknya sama namun bukan berarti manusia satu keluarga dengan ikan.
Inilah yang dimaksud oleh Dr. Kaufman bahwa dengan prosedur ilmiah seperti ini maka tidak dapat
dibuktikan bahwa Covid-19 itu eksis, dalam sampel yang diambil saintis.

Dr. Kaufman: “Hanya berdasarkan urutan genetik yang <80% sama dengan SARS untuk
mengatakan bahwa itu adalah virus Corona adalah sains yang sangat lemah. Tanpa memurnikan sampel
cairan paru-paru, Anda benar-benar tidak tahu itu RNA siapa.”

Bukan berarti virusnya tidak ada, melainkan prosedur yang dirancang otoritas sains justru malah
membuat virusnya menjadi tidak teridentifikasi. Akibat fatalnya jika salah mengidentifikasi virus, maka
PCR test pasti meleset terus, jumlah korban seolah-olah banyak dan vaksin menjadi salah sasaran.

Solusi tuntas akurasi test Covid untuk mengurangi jumlah korban dan pembuatan vaksin yang tepat
sasaran yaitu:

1. Ambil sampel (cairan paru-paru)

2. Murnikan virusnya dari materi genetic lain termasuk dari exosome

3. Ambil DNA/RNA virus hanya yang sudah dimurnikan

4. Identifikasi, visualisasi dan penelitian urutan genetik virus untuk pembuatan “Gold Standard” PCR
test yang akurat dan pembuatan vaksin yang tepat sasaran.

Mengapa banyak korban Covid-19? Diambil sampel, keluar exosome dari kanker paru-paru,
asma, flu berat, keracunan, stress, radiasi ion, radiasi 5G, infeksi dll di test PCR langsung divonis positif
Covid. Jadi Covid-19 mungkin ada tapi bukan virusnya yang dites PCR. Inilah settingan yang sangat

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
canggih untuk menciptakan PROPAGANDA KETAKUTAN: “Awas virus mematikan!”/“Banyak yang kena
dan mati!”/”Segera lockdown!”

Pasti ada yang membantah “Masa WHO sebodoh itu? Isinya kan orang-orang pinter semua?”
Jangan naïf, Anda pasti tahu siapa lima pendana terbesar WHO termasuk Bill & Melinda Gates
Foundation dan GAVI sebagai aliansi perusahaan konglomerat terbesar vaksin di dunia. Peraturan
Presiden RI No.99 Tahun 2020 Tentang Pengadaan Vaksin Dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
https://www.academia.edu/44371588/PERATURAN_PRESIDEN_RI_NO_99_2020 di pasal 7 menyatakan
bekerja sama dengan: ayat 2a. The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI)
https://www.cepi.org/ ayat 2b. The Global Alliance for Vaccines and Immunizations (GAVI)
https://www.gavi.org/

WHO sangat jelas ikut ambil bagian terbesar menjadi kaki tangan elit global yang melakukan
semuanya karena soal uang dan kekuasaan, fortune and glory.

2. KOMPARASI JUMLAH KEMATIAN

Hampir semua orang ketakutan dengan Covid akibat propaganda yang dibesar-besarkan oleh
media. Setiap hari semua media mengutip jumlah korban terinfeksi dan jumlah kematian akibat Covid.
Mereka hanya copas data tanpa pernah melakukan studi komparasi jumlah kematian. Dengan sumber
data mainstream dari mereka untuk memukul balik mereka para elit: PBB, worldometer Coronavirus, The
Lancet Infectious Diseases, WHO dll.

Perbandingan data jumlah kematian di dunia tahun 2019 vs Covid tahun 2020 (periode 1 Januari – 10 Mei
2020 atau 131 hari):

Total 20.957.847 orang (100%) sumber: PBB, world mortality 2019

Kanker 3.011.009 orang (14,4%) sumber: www.worldometer.com

HIV/AIDS 616.309 orang (2,9%) sumber: www.worldometer.com

Diare 586.184 orang (2,8%) sumber: Lancet Infectious Diseases

TBC 530.981 orang (2,5%) sumber: WHO

Malaria 359.610 orang (1,7%) sumber: www.worldometer.com

Covid-19 280.443 orang (1,3%) sumber: www.worldometer.com

Dengan catatan tidak ada satupun korban kematian yang katanya akibat Covid tidak dimurnikan dulu
virusnya.

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
Artinya dari 100 orang yang meninggal di seluruh dunia, hanya 1 orang yang katanya “terinfeksi Covid”.

Itupun karena penggelembungan jumlah korban Covid akibat acuan test yang tidak akurat.

Dr. Andrew Kaufman: “Jika Anda bandingkan jumlah kematian akibat Covid dengan data kematian tahun
lalu, tidak ada bukti bahwa Covid-19 meningkatkan jumlah kematian.”

Mengapa pada parno minta lockdown?

Bagaimana dengan kondisi di Indonesia?

Data dari PBB dan International Vaccine Access Center, data Kapolri, Kemenkes dan BPS:

Perbandingan data jumlah kematian di dunia tahun 2019 vs Covid tahun 2020 (periode 1 Januari – 10 Mei
2020 atau 131 hari):

Total 632.016 orang (100%) sumber: PBB, Department of Economic and Social Affairs

Diare 11.969 orang (1,9 %) sumber: International Vaksin Access Center (IVAC)

Laka Lantas 8.455 orang (1,3%) sumber: Kapolri, berita di media massa Indonesia

HIV/AIDS 1.628 orang (0,3%) sumber: Biro Pusat Statistik

Covid-19 959 orang (0,2%) sumber: PHEOC Kementerian Kesehatan RI

Dengan catatan tidak ada satupun korban kematian yang katanya akibat Covid tidak dimurnikan dulu
virusnya.

Artinya dari 500 orang yang meninggal di Indonesia, hanya 1 orang yang “katanya” terinfeksi Covid.

Mengapa pada parno minta lockdown?

Bukan kita tidak berempati kepada para korban namun kita hanya melihat konteks keseluruhan. Banyak
yang bertanya: “Mengapa di Rumah Sakit banyak yang meninggal dunia?” Lho lho, kok Cuma nanya yang
0,2 persen, yang 99,8 persen mati karena apa?”

Jumlah yang mati karena kecelakaan lau-lintas 9 X lebih banyak dari akibat Covid. Mengapa tidak ditutup
saja jalan raya supaya tidak ada yang mati?

SOP (Standard Operatiing Procedur) kematian di Rumah Sakit adalah karena Covid, padahal tidak ada
yang tahu penyebab kematiannya karena apa. Pasien pertama Covid di Indonesia yang katanya terjangkit
awal Maret 2020 bersama pasien kedua dan ketiga sekarang dimana? Apakah sehat-sehat saja setelah
sandiwaranya? Di media massa disebutkan: Pemerintah memastikan penanganan 2 Warga Negara
Indonesia (WNI) yang positif terinfeksi virus korona (Corona Virus Disease 2019/Covid-19) dilakukan
sesuai standar internasional milik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Keduanya saat ini sedang

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
menjalani proses isolasi di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianto Saroso, Sunter, Jakarta Utara.
https://lokadata.id/artikel/penanganan-2-wni-positif-korona-sesuai-standar-pemerintah-minta-
masyarakat-tidak-takut

"Karena sekarang ini, sakit apapun yang ada di rumah sakit, kalau gejalanya itu gejala demam, panas,
batuk pasti protokol kesehatannya akan membungkus yang meninggal itu dengan SOP COVID. Kalau itu
memang ada data disampaikan saja, apa sih sulitnya, tapi tidak disampaikan ke publik dan justru
memperkeruh," ujar Jokowi. https://news.detik.com/berita/d-4987441/jokowi-minta-idi-sampaikan-
data-1000-kematian-jangan-perkeruh-suasana

Masalah test Covid saat ini:

- Tidak menguji virus maupun exosome

- Melainkan menguji urutan genetik tertentu

- Kita sebenarnya tidak tahu urutan genetik itu asalnya darimana karena virusnya tidak dimurnikan
terlebih dahulu

- Jadi sebenarnya kita tidak tahu apa yang sedang kita uji

Solusi: Murnikan dahulu virusnya (termasuk dari exosome) baru kemudian diteliti untuk dibuatkan “gold
standard” test Covid yang akurat dan vaksin yang tepat sasaran.

Kita bisa bebas dari masalah Covid saat ini juga jika tahu rahasianya:

1. Prosedur standar penelitian virus (sesuai acuan otoritas sains medis, diikuti peneliti di seluruh dunia)

adalah ambil sampel cairan dari paru-paru (yang berisi dahak, sel paru-paru, sel imun, bakteri, jamur
dll termasuk exosome) kemudian ambil DNA/RNA dari inang (asumsi inang virus) lalu identifikasi
urutan genetiknya untuk menjadi acuan test dan pembuatan vaksin.

2. Dasar penentuan spesies Covid adalah karena 75% urutan genetiknya sama dengan SARS maka
disimpulkan itu adalah keluarga virus Corona. Padahal menurut saintis mereka sendiri, DNA manusia
sama dengan 80% DNA ikan Zebra. https://sites.jmu.edu/bio103hurney/how-close-related-are-fish-
to-humans-tutorial-for-mom sekarang sudah tidak bisa diakses lagi, maka disarankan membuka situs
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0925443914001525 atau http://www.sci-
news.com/genetics/article01036.html

3. Kalau virusnya tidak dimurnikan terlebih dahulu, kita tidak tahu DNA siapa yang kita ambil. Yang kita
ambil bisa saja malah DNA exosome karena memiliki ukuran, berat dan bentuk yang sama dengan
virus. Diameter dalam selnya sama-sama 500 nm (MVE), diameter lapisan luar selnya sama-sama 100
nm, reseptornya sama-sama ACE-2, isinya sama-sama RNA, keberadaannya sama-sama di paru-paru.

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
4. Dampak penelitian tanpa pemurnian virus adalah virusnya malah menjadi tidak teridentifikasi, acuan
test meleset, korbannya seolah-olah banyak, vaksin salah sasaran. Mau mematikan virus, yang
dimatikan malah exosome-nya yang membantu mematikan racun. Exosome akan mengeluarkan
racun dari sel-sel yang sakit dan memberi perintah kepada tubuh untuk membentuk sistem
kekebalan guna menyerang penyebab penyakit,” ungkap Kaufman. Semua kondisi yang melemahkan
sistem tubuh, akan memicu tubuh mengeluarkan exosome. Saintis selama ini mengira mereka
mematikan virus padahal mereka mematikan exosome tubuh yang dibutuhkan. Efeknya jelas, sistem
imun tubuh makin anjlok.

5. Acuan baku tersebut sebenarnya sudah lama dijalankan untuk penelitian SARS, MERS dan HIV sejak
tahun 2003. Coba Anda cek, SARS dan MERS sampai sekarang tidak ada vaksinnya, dan khusus HIV
tidak ada vaksinnya karena virusnya terus bermutasi, maka mustahil Covid-19 ditemukan vaksinnya
karena juga dinyatakan terus bermutasi. Mengapa virus HIV bermutasi terus sehingga tidak
ditemukan vaksinnya? Berikut penjelasan dari James Hildreth, M.D., president and chief executive of
Meharry Medical College former professor at Johns Hopkins HIV researcher: “the virus is fully an
exosome in every sense of the world.” Dialah yang pertama kali mengungkapkan bahwa yang dikira
virus HIV itu sebenarnya exosome dan yang dianggap virus itu akan selalu berubah sesuai kadar racun
yang ada dalam tubuh. (JCB, Journal of Cell Biology dengan judul When is a virus an exosome?)

Propaganda Covid bermutasi terus seperti HIV sudah dimulai sejak 22 April 2020, berita CNN: Peneliti
China Beberkan 30 Mutasi Baru Virus Corona dan BBC: Mutasi virus corona yang membingungkan
para ilmuwan. Jangan mimpi vaksin Covid segera ada, akan terus ada berita “Covid terus bermutasi”
sehingga tidak bisa disembuhkan seperti HIV.

6. Prof. James Hildreth (peneliti HIV di Johns Hopkins) tahun 2003 mengatakan: “Yang dikira virus HIV
itu sebenarnya exosome.” Bukan karena virusnya bermutasi terus, melainkan exosome-nya memang
selalu berubah sesuai kadar racun di dalam tubuh.

7. Karena acuan prosedurnya sama, kondisi itu bisa terjadi pada Covid. Rakyat bisa saja menemukan
vaksin, tapi nantinya tidak manjur karena virusnya “bermutasi terus” (padahal itu exosome yang
membantu mematikan racun dalam tubuh).

8. Kalau mengikuti prosedur baku, virusnya menjadi tidak teridentifikasi, alat test meleset, tidak ada
vaksinnya (seperti SARS, MERS dan HIV).

9. Hanya ada dua kemungkinan penyebab salah acuan tersebut: kekeliruan (keteledoran/kebodohan)
atau kesengajaan (kelihaian/kecerdikan yang jahat)?

10. Dengan acuan seperti itu, sepintar apapun saintis tidak akan menemukan vaksinnya.

BAB V. JURU SELAMAT PALSU

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
Bill Gates: “No one who lives through pandemic will forget it”, “Covid itu seperti perang dunia
kecuali satu hal: yang selamat tak akan bisa melupakannya.”

Arti pernyataan Bill Gates adalah teror bahwa Covid lebih parah daripada perang dunia. Selamat datang
di dunia impian illuminati, New Normal, instruksi elit global lewat WHO diteruskan ke semua pemimpin
negara dan otoritas kesehatan bahwa seumur hidup rakyat memakai masker, rakyat di scan seperti
belanjaan di supermarket, Ka’bah yang selama 14 abad tiap detik di-thowaf-I kosong, tempat ibadah
tutup, tidak ada orang ke tempat ibadah, ke tempat maksiat aman dari rasa malu karena memakai
masker, PHK massal membuat kemiskinan dan kelaparan merajalela, sekolah di-online-kan.

Apa yang membuat perkembangan Covid-19 begitu pesat? Karena sebagian rakyat percaya
terhadap media. Padahal apapun yang dikatakan media hanyalah kentut dan najis yang tidak sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya. Semua media besar di dunia dimiliki oleh enam induk perusahaan
informasi milik elit global yaitu GE, NEWS-CORP, DISNEY, VIACOM, TIME WARNER dan CBS yang memuat
berita sesuai dengan kepentingan mereka. Sementara media-media lokal hanya meng-copy paste dan
menerjemahkan beritanya saja. Masyarakat percaya dan mengikutinya sama seperti segerombolan
domba yang digiring oleh penggembala ke tempat penjagalan. Para domba berpikir bahwa penggembala
yang didanai oleh perusahaan-perusahaan vaksin terbesar dunia mengarahkan agar tidak tersesat adalah
JURU SELAMAT dari keganasan virus Corona padahal domba-domba itu justru sedang menggiring mereka
untuk dibantai di penjagalan.

Siapakah Juru Selamat Palsu? Dialah antichrist atau al-Masih ad-Dajjal. Buktinya dahulu sewaktu
peristiwa 911, media mainstream bilang bahwa Irak memproduksi senjata pemusnah massal, sarang
teroris sehingga Irak harus diserang dan Saddam Hussein dihukum mati. Semua orang percaya padahal
terbukti bahwa Irak tidak punya senjata pemusnah massal, yang ada hanyalah media-media besar
internasional (senjata penipu massal). Ini adalah bukti betapa mudahnya membohongi rakyat sedunia jika
Anda memiliki media-media besar di dunia.

Donald Trump: “Jelas sekali, perang di Irak adalah suatu kesalahan yang sangat besar! Jelas sekali itu
adalah kesalahan, George Bush membuat kesalahan. Kita seharusnya tidak ada di Irak, karena justru
melemahkan stabilitas di Timur-Tengah. Saya mau memberitahukan Anda: Mereka bohong! Mereka
bilang ada senjata pemusnah massal padahal tidak ada! Dan mereka tahu memang tidak ada! Tidak ada
senjata pemusnah massal!”

Para elit tidak peduli telah menipu orang sedunia, tidak takut dosa (fuck sin) lewat kaki
tangannya, perusahaan-perusahaan media internasional. Bahkan kalaupun ketahuan bohong juga tidak
masalah karena yang terpenting tujuannya sudah tercapai. Begitu juga dengan Osama bin Laden, akibat
propaganda media-media elit semua orang percaya bahwa Osama bin Laden adalah teroris yang
meruntuhkan WTC dan Pentagon. Faktanya adalah bahwa keluarga bin Laden merupakan “angel
investor” George Bush sejak masih menjadi gubernur.

Milton William “Bill” Cooper (1940-2001) seorang mantan marinir dan aktivis kemanusiaan
memperingatkan bangsa Amerika tentang Osama bin Laden sebagai teroris rekayasa elit global sejak

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
enam bulan sebelum kejadian 911. Rekamannya: “Apakah kalian percaya apa yang kalian saksikan di CNN
hari ini, Saudara-Saudari? Apakah kalian percaya? Haha. Konon kabarnya seorang reporter CNN
menemukan Osama bin Laden dengan membawa awak TV bersamanya, masuk ke tempat
persembunyian Osama bin Laden, mewawancarai Osama bin Laden dan pimpinan top organisasinya, para
letnan, kolonel dan jenderal di tempat persembunyian mereka. Reporte CNN bersama krunya
memberitakan kepada semua orang bahwa dalam waktu tiga minggu ke depan Osama bin Laden akan
menyerang Amerika Serikat dan Israel. Mau gerilya kok pengumuman? Apakah kalian tidak melihatnya
sebagai sebuah keanehan, Kawan? Sebab organisasi intelijen yang paling canggih di dunia dengan
anggaran terbesar dalam sejarah dunia, CIA, telah berusaha mencari Osama bin Laden selama bertahun-
tahun namun tidak dapat menemukannya, tiba-tiba reporter CNN dan awak kameranya bisa masuk ke
tempat persembunyian rahasia Osama bin Laden. Dan jika Anda percaya, Anda adalah salah satu manusia
paling tolol yang pernah hidup di muka bumi ini. Dan apapun yang akan terjadi, mereka akan
menyalahkan Osama bin Laden. Jangan pernah percaya hal itu. Sampai kapan kalian semua akan sadar?”

Bill Cooper tewas ditembak polisi di depan rumahnya pada tanggal 5 November 2001 (dua bulan setelah
kejadian hoax 911). Beliau pahlawan pemberani yang tidak takut mati karena semua orang akan mati.

Siapakah para elit ini? Mereka adalah penganut Illuminati, sekte penyembah Iblis, Lucifer, Dajjal.
Mereka melakukan perjanjian dengan Iblis sebagai cara cepat agar kaya dan berkuasa. Pesugihan
memang ada di semua negara di dunia. Manusia yang sebenarnya makhluk ruhani namun demi materi
harus rela mengorbankan dirinya ke dalam jahannam yang kekal abadi selamnya.

Para elit ini belajar banyak dari peristiwa 911, WTC pesawat palsu dengan gambar kartun CGI, penipuan
yang sukses dipercaya oleh semua manusia di dunia agar tujuan mereka tercapai. Strateginya adalah
menciptakan musuh bersama untuk menakut-nakuti rakyat. Problem: “teroris Islam” bersarang di Irak
dan Afghanistan membahayakan dunia. Reaksi: Ciptakan propaganda media elit, media lokal tinggal
copas dan terjemahkan. Solusi: pura-pura menjadi juru selamat, menguasai Irak dan Afghanistan dengan
bonus jackpot ladang-ladang minyaknya. Mereka tampil seolah-olah membela rakyat dunia, juru selamat
palsu.

Sekarang mereka tampil dengan wajah baru, Bill Gates, yang mempropagandakan virus sejak
tahun 2015 dalam pidatonya: “Saat ini risiko terbesar bencana global bukanlah bencana nuklir melainkan
bencana virus. Jika ada sesuatu yang membunuh lebih dari 10 juta orang dalam beberapa puluh tahun ke
depan, kemungkinan besar adalah virus berdaya infeksi tinggi, bukan peperangan.”

Bill Gates mengibaratkan pandemi seperti perang dunia. Problem: Covid-19 sebagai musuh bersama yang
baru sangat mematikan, cepat menyebar tidak bisa disembuhkan dan membahayakan dunia. Reaksi:
propaganda media elit, media lokal hanya copas dan terjemahkan tanpa mem-filter berita yang menakut-
nakuti rakyat sedunia bahwa virus Corona berbahaya seperti HIV. Solusi: Sebagai juru selamat mereka
memberi utang dengan modal dengkul, wajib vaksin (fuck sin) terus-menerus dan masyarakat dunia wajib
disertifikat digital (tato Dajjal) bagi yang sudah diberikan vaksin.

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
Bukti konspirasi Illuminati untuk menghancurkan negara-negara dan agama-agama ditulis oleh Prof. John
Robinson (University of Glasgow) pada tahun 1797 berjudul ”Proofs of a Conspiracy against all the
Religion and Government of Europe carried on in the secret meetings of Freemasons, Illuminati, and
reading societies, collection from good authorities.” Silakan Anda membacanya di
https://www.gutenberg.org/files/47605/47605-h/47605-h.htm sebagai fakta dan bukan teori konspirasi.

The Library of Congress menyimpan tulisan tangan presiden George Washington tentang bahaya
Illuminati. https://www.loc.gov/resource/mgw2.021/?q=Illuminati&sp=182&st=text .

WHO pernah meminta Indonesia untuk menetapkan Darurat Bencana Nasional akibat pandemi
Covid-19 WHO Surati Jokowi Minta Segera Umumkan Darurat Nasional Virus Corona
https://news.detik.com/berita/d-4938451/who-surati-jokowi-minta-segera-umumkan-darurat-nasional-
virus-corona yang terbukti hanya akal-akalan WHO yang didanai oleh aliansi perusahaan vaksin global.
Tujuannya agar semua orang di dunia membeli vaksin yang diproduksi oleh perusahaan vaksin pendana
terbesar WHO seperti Bill & Melinda Gates Foundation, GAVI Alliance, Pfizer, Sinovac, Moderna, dsb.

Pfizer-Moderna Diramal Raup Rp 450 T dari Jualan Vaksin Corona https://finance.detik.com/bursa-dan-


valas/d-5293633/wow-pfizer-moderna-diramal-raup-rp-450-t-dari-jualan-vaksin-corona .

Welcome Sinovac, 39 Juta Vaksin Corona Akan Mendarat di RI


https://www.cnbcindonesia.com/news/20201209084635-4-207840/welcome-sinovac-39-juta-vaksin-
corona-akan-mendarat-di-ri

GAVI sediakan Rp2,2 T bantu negara miskin persiapkan pengiriman vaksin


https://www.antaranews.com/berita/1759933/gavi-sediakan-rp22-t-bantu-negara-miskin-persiapkan-
pengiriman-vaksin

Bill Gates Donasi Rp 2,17 triliun untuk Distribusi Vaksin Covid-19 ke Negara Miskin

https://money.kompas.com/read/2020/08/10/110600326/bill-gates-donasi-rp-2-17-triliun-untuk-
distribusi-vaksin-covid-19-ke-negara?page=all.
Dipercaya CEPI, Kompetensi Bio Farma Kembangkan Vaksin Diakui Dunia

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4388542/dipercaya-cepi-kompetensi-bio-farma-kembangkan-
vaksin-diakui-dunia

Top! Bio Farma Bakal Pasok Vaksin Covid-19 untuk Global

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20201021175222-37-196111/top-bio-farma-bakal-pasok-vaksin-
covid-19-untuk-global

China Akan Impor 100 Juta Vaksin Corona Pfizer/BioNTech

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20201216203310-113-583141/china-akan-impor-100-juta-
vaksin-corona-pfizer-biontech?
utm_source=twitter&utm_medium=oa&utm_content=cnnindonesia&utm_campaign=cmssocmed

WHO Akan Izinkan Pemakaian Vaksin COVID-19 Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca

https://www.liputan6.com/global/read/4432143/who-akan-izinkan-pemakaian-vaksin-covid-19-pfizer-
moderna-dan-astrazeneca

Pfizer dan Moderna Lanjut Fokus Uji Klinis Vaksin Covid-19 pada Anak

https://tekno.tempo.co/read/1413166/pfizer-dan-moderna-lanjut-fokus-uji-klinis-vaksin-covid-19-pada-
anak

Vaksin Oxford Lebih Cocok bagi Dunia Dibandingkan Pfizer dan Moderna, Mengapa?

https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/29/190000423/vaksin-oxford-lebih-cocok-bagi-dunia-
dibandingkan-pfizer-dan-moderna?page=all.

Negara Mana Saja yang sudah Menggunakan Vaksin Corona?

https://travel.detik.com/travel-news/d-5168074/negara-mana-saja-yang-sudah-menggunakan-vaksin-
corona

Inggris Akan Jadi Negara Pertama Pengguna Vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech

https://www.liputan6.com/global/read/4426550/inggris-akan-jadi-negara-pertama-pengguna-vaksin-
covid-19-pfizer-biontech

Ini daftar negara yang diprioritaskan mendapat vaksin Covid-19 China, RI termasuk

https://internasional.kontan.co.id/news/ini-daftar-negara-yang-diprioritaskan-mendapat-vaksin-covid-
19-china-ri-termasuk

Negara Mana yang Akan Dilayani Terlebih Dahulu dengan Vaksin Corona?

https://www.dw.com/id/negara-mana-yang-pertama-akan-dilayani-dengan-vaksincorona/a-53304806

Lihatlah, semua negara “maju” berlomba-lomba memproduksi vaksin namun akhirnya yang akan dipakai
adalah vaksin milik GAVI dan perusahaan farmasi Bill & Melinda Gates Foundation yang sudah
mengeluarkan biaya sangat besar kepada WHO bagi keberlangsungan teror Covid-19 di dunia.

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
WHO pernah meminta Indonesia menetapkan virus flu burung (H5N1) sebagai pandemi namun berhasil
digagalkan oleh menteri kesehatan periode 2004-2009 yang sangat cerdas, Dr. dr. Siti Fadilah Supari,
Sp.JP(K)pada tahun 2005.

Ikhtisar perjuangan beliau melawan WHO adalah sebagai berikut:

- Tahun 2005 ketika masih menjabat sebagai menteri kesehatan telah membatalkan penetapan WHO
di Indonesia bahwa virus flu burung adalah pandemi.

- Membuktikan secara ilmiah bahwa virus flu burung tidak menular sekaligus menggugat transparansi
WHO.

- Menolak vaksin flu burung yang ditawarkan WHO yang hasilnya terbukti virus tersebut tidak
berkembang di Indonesia.

Saran Ibu Siti Fadilah dan penulis mengenai penanganan Covid-19 di Indonesia:

- Indonesia harus bisa membuat metode test sendiri (test alat asing adalah sumber kebohongan
jumlah korban Covid, tingkat penyebaran seolah sangat pesat karena alat test tidak akurat).

- PCR test tidak menguji virus dan exosome melainkan hanya menguji urutan genetik tertentu. Kita
tidak tahu pasti urutan genetik itu asalnya dari mana. Kita tidak tahu sebenarnya kita menguji apa.

- Penemu PCR Test, Kerry Mullis, pemenang nobel bidang kimia, memberikan peringatan bahwa alat
ini bukan untuk mendeteksi virus namun untuk mendeteksi urutan asam nukleat.

- Jadi sebenarnya urutan utama yang mereka cari sangat probabilistik dan tidak definitif.

- Kalaupun hasil testnya positif, tidak berarti Anda mengidap virus, itu yang penting. Titik.

- Jika Anda mengikuti postulasi Koch yang menyatakan bahwa untuk membuktikan bahwa Anda
memiliki suatu virus yang menyebabkan penyakit, Anda harus menemukan virusnya dalam jumlah
besar.

- Apalagi kita semua mungkin memiliki sebagian urutan genetik tersebut.

- Lakukan penelitian sendiri: perlu vaksin atau tidak?

- Kalaupun perlu vaksin, paling aman buatan sendiri, jangan beli vaksin yang ditawarkan konglomerat
vaksin dunia.

- Memperingatkan agar tidak membeli vaksin Covid-19 buatan Bill Gates.

- Selama vaksin diperjualbelikan oleh industri vaksin global, maka pandemi virus akan terus ada di
dunia.

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
- Menghentikan pandemi bukan dengan vaksin, namun dengan politik, lawan WHO.

Beliau pantas kita sebut sebagai dokter berhati singa yang berani melawan kezaliman sistem global. Ibu
Siti Fadilah memberikan pelajaran berharga bagi kita semua, bangsa bahwa kita bukan bangsa kacung!

WHO harus transparan, jangan berlagak seperti juru selamat dunia padahal gaji dan tunjangan mereka
dibayar oleh Bill Gates dan perusahaan-perusahaan vaksin terbesar di dunia.

BAB VI. FAKTA TENTANG KORBAN DI AMERIKA, ITALIA DAN EKUADOR

1. Mengapa Amerika Terbanyak Korban Covid?

Fox News Channel pernah mengadakan acara bertajuk The Debate About Covid-19 Infection
Rates dengan narasumber Senator DR. Scott Jensen yang mengatakan bahwa acuan dari otoritas
kesehatan Amerika, CDC, menggelembungkan jumlah korban Covid di Amerika:

CDC’S GUIDANCE FOR CERTIFYING COVID-19 DEATHS: “in cases where a definite diagnosis of Covid-19
cannot be made, but it is suspected or likely (e.g. the circumstances are compelling within a reasonable
degree of certainty), it is acceptable to report Covid-19 on a death certificate as “probable” or
“presumed.”

Acuan resmi CDC: Rumah Sakit boleh menulis sertifikat “Meninggal akibat Covid-19” meskipun tidak
pernah ditest Covid.

Host: “Saya tidak bermaksud memotong pembicaraan Anda, tapi saya…, saya… hati saya hancur sekarang
karena apa yang Anda informasikan. Anda… Anda adalah seorang dokter, mengapa mereka mengirim
informasi kepada Anda untuk mengisi Sertifikat Kematian dimana pasien ‘entah pernah didiagnosis Covid-
19 atau tidak’ namun di sertifikat kematiannya ditulis akibat Covid-19? Itu… Itu perbuatan yang sangat
keliru. Dengan informasi seperti itu, mengapa mereka ingin mendongkrak jumlah kematian akibat Covid-
19”?

Dr. Scott Jensen: “Ketakutan adalah cara yang hebat untuk mengontrol rakyat”.

Premanisme: Jika Anda takut, seumur hidup terus diperas.

Mengapa di Amerika korban Covidnya terbanyak?

1. Acuan dari CDC: RS boleh menulis Sertifikat Kematian “akibat Covid” meskipun tidak pernah ditest
Covid dan hanya berdasarkan “dugaan” atau “kemungkinan”

2. Dana insentif untuk Rumah Sakit berakibat upaya menggelembngkan jumlah korban Covid:

- RS mendapat $13.000 (Rp200 juta) setiap satu pasien yang dilaporkan

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
- Jika pasien masuk ventilator, dapat tambahan dana $39.000 (Rp600 juta) per pasien yang dilaporkan

Jadi istilah “teori konspirasi” sudah jelas digunakan agar persekongkolan jahatnya tidak terbongkar.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Dr. Anthony Fauci: “Selalu saja ada teori
konspirasi di saat ada krisis kesehatan publik yang sangat menantang, mereka tak lebih dari sekedar
gangguan saja.”

Host: “Teori konspirasi, Dokter? Jadi Anda dianggap sebagai pengusung teori konspirasi sekarang. Apa
tanggapan Anda terhadap tudingan Dr. Fauci tadi?”

Dr. Scott Jensen: “Aku ingin ingatkan dia bahwa tiap kali industri kesehatan bersinggungan dengan uang
pasti timbul keanehan-keanehan. Tidak ada yang bilang kepadaku, dengan pengalaman praktek selama
35 tahun di dunia pengobatan medis, bahwa kadang duit sangat mempengaruhi perilaku kami.”

Banyak pertanyaan mengenai dampak pemakaian vaksin, sebenarnya obat atau racun?

1. Selama saintis tidak bisa memisahkan virus dari exosome maka sudah pasti alat test meleset terus,
lalu vaksinnya salah sasaran (keliru target).

2. Itulah sebabnya virus SARS, MERS, HIV dan Covid-19 tidak ada vaksinnya.

3. Media-media mereka sendiri mengatakan bahwa polio lebih banyak terjadi akibat vaksin (imunisasi)
daripada oleh virus (sumber berita: ABC News, The Scientist).

4. Sekarang lebih banyak negara yang tidak menggunakan lagi vaksin cacar air (sumber: The
Conversation).

5. Virus Herpes juga tidak ada vaksinnya (sumber: CNBC News).

Apakah kita masih berharap taipan vaksin menjadi “juru selamat” dunia?

https://iias.academia.edu/AjiKusuma
https://iias.academia.edu/AjiKusuma
https://iias.academia.edu/AjiKusuma

Anda mungkin juga menyukai