Anda di halaman 1dari 3

1.

Deskripsikanlah kedudukan Bahasa Indonesia ditengah perkembangan teknologi yang


semakin pesat!
2. Suatu ketika, Parno bersepeda mengelilingi kota. Ia begitu menikmati perjalanan sembari
menengok kehidupan masyarakat di wilayah yang dilewati. Tiba-tiba laju sepedanya terhenti.
Parno kaget melihat kerumunan orang membawa spanduk berisikan tulisan-tulisan protes dan
berteriak-teriak menyuarakan aspirasi di jalan. Namun, sangat disayangkan aksi tersebut
berpadu dengan tindakan anarki, seperti membakar ban, melempar toko-toko/rumah di
pinggir jalan dengan batu sehingga terlihat begitu kacau. Parno pun berinisiatif menanyakan
perihal kejadian tersebut kepada beberapa pihak yang bisa dimintai keterangan. Sesampainya
di rumah, Parno ingin menuangkan kejadian yang ia jumpai tadi ke dalam bentuk teks. Teks
akademik jenis apakah yang cocok disusun untuk memaparkan fenomena/kejadian yang
Parno jumpai itu? Mengapa? Kaitkan juga dengan gendre makro dan mikro!
3. Susunlah sebuah rangkuman dalam bentuk peta konsep (bagan) sesuai dengan pemahaman
terhadap teks berikut!
MITOS, TEORI KONSPIRASI, DAN HOAKS SEPUTAR VIRUS CORONA

Ketika virus corona dan juga kepanikan akibat virus ini terus menyebar ke seluruh dunia,
begitu juga dengan kabar hoaks, teori konspirasi, dan misinformasi mengenai penyakit ini.
Terdapat banyak informasi tak akurat terkait hal ini, yang disebut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) sebagai "infodemik". Untuk meluruskan berbagai informasi keliru ini, WHO bekerja
sama dengan TikTok.
Mitos ini tak hanya beredar di internet tapi juga di banyak media arus utama. Platform
media sosial mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan informasi yang kredibel dan
menghapus konten yang dapat membingungkan orang. Sementara itu, sensor dan
ketidakpercayaan terhadap pemerintah di beberapa negara telah menciptakan peluang untuk
penyebaran misinformasi. Inilah sejumlah mitos soal virus corona yang tak boleh dipercaya,
dikutip dari CNN, Rabu (4/3)
Mitos 1: Virus corona buatan manusia
Ketika wabah virus corona berubah menjadi krisis kesehatan masyarakat di dunia, sebuah
teori muncul di internet tentang asal-usul virus: virus itu tidak muncul secara alami, tetapi
dikembangkan di laboratorium.
Hoaks ini berasal dari akun media sosial yang tak terverifikasi dan tak didukung bukti kredibel.
Namun hoaks ini terus dikembangkan. Salah satu versi menyebutkan laboratorium China secara
diam-diam mengembangkan senjata biologis yang kemudian diretas. Ilmuwan China maupun
Barat telah membantah hal ini. Para ahli masih mencoba menemukan sumber virus ini, dan
penelitian mengindikasikan virus ini berasal dari kelelawar dan ditransmisikan ke perantara
sebelum menular ke manusia. Sama seperti virus yang menyebabkan wabah SARS pada 2003.
Mitos 2: Pengobatan tradisional bisa mengobati virus
Bawang putih baik untuk kesehatan. Begitu juga air. Dan vitamin C. Tapi belum ada
bukti bahwa memakan bawang putih, minum air putih setiap 15 menit, dan konsumsi vitamin C
akan melindungi orang dari virus corona. Begitu juga dengan penggunaan minyak esensial.
Beberapa unggahan di media sosial menyarankan orang-orang mengoleskan minyak wijen di
badan dan menyemprotkan alkohol atau klorin akan membunuh virus. Informasi itu juga keliru.
Ada beberapa disinfektan kimia, termasuk pemutih, etanol 75 persen, asam perasetat dan
kloroform, yang dapat membunuh virus di permukaan. Tetapi jika virus sudah ada di tubuh
Anda, mengoleskan zat-zat itu di kulit Anda atau di bawah hidung Anda tidak akan
membunuhnya - dan sebenarnya bisa berbahaya. Zat ini pun tak boleh diminum atau ditelan.
Belum ada obat untuk virus ini. Sementara penelitian untuk vaksin sedang dilakukan, vaksin bisa
tersedia lebih dari setahun. Cara terbaik untuk melindungi diri adalah sama seperti cara
mencegah penyakit flu saat musim dingin. Jaga jarak setidaknya tiga langkah dari orang yang
terinfeksi. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air setidaknya 20 detik. Tutup mulut
dan hidung saat batuk atau bersin dengan telapak tangan atau tisu dan kemudian langsung
dibuang setelahnya. Bersihkan dengan disinfektan benda atau permukaan yang kita sentuh. Jika
mengalami gejala yang lebih buruk dari flu, datangi rumah sakit segera.
Mitos 3: Harus pakai masker
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan orang sehat tak perlu
menggunakan masker. Dokter bedah umum AS, Dr Jerome Adams memperingatkan, masker
wajah sebenarnya dapat meningkatkan risiko infeksi jika tidak dipakai dengan benar. Masker
seharusnya dipakai oleh mereka yang terinfeksi dan diduga terinfeksi virus corona untuk
melindungi orang lain agar tak tertular. Orang yang harus menggunakan masker adalah petugas
kesehatan dan orang yang merawat seseorang yang terinfeksi virus.
Mitos 4: Panas bisa bunuh virus
Menurut WHO, pengering tangan tak bisa membunuh virus.
WHO juga mengatakan lampu ultra violet (UV) tak boleh digunakan untuk mensterilkan tangan
atau bagian tubuh lainnya karena radiasinya bisa mengiritasi kulit.
Mitos 5: Virus bisa menular lewat surat atau paket kiriman
Tak usah takut untuk mengecek surat atau paket Anda. Mendapat surat atau paket dari
China tak akan berisiko terjangkit virus, menurut WHO. Peneliti juga masih mempelajari
bagaimana tepatnya virus corona bisa menjangkiti orang, tetapi jika dilihat dari virus corona
sebelumnya, Covid-19 tidak bertahan lama pada objek dan permukaan.
Mitos 6: Anak-anak tak bisa tertular virus corona
Siapa pun dari segala usia bisa tertular Covid-19, meskipun orang yang lebih tua dan
mereka yang memiliki kondisi medis sebelumnya tampaknya lebih rentan terhadap infeksi serius.
Sementara sebagian besar kasus yang dikonfirmasi dari virus telah terjadi pada orang dewasa,
anak-anak juga telah terinfeksi, menurut CDC.
Mitos 7: Orang yang terinfeksi virus corona akan mati
Tingkat kematian untuk virus ini sekitar 2 persen, dan para pakar mengatakan jumlah itu
diperkirakan akan turun. Orang yang terinfeksi biasanya akan sakit dengan penyakit saluran
pernapasan atas ringan hingga sedang, mirip dengan flu biasa. Gejalanya meliputi pilek, batuk,
sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam yang bisa berlangsung selama beberapa hari. Seiring
waktu, gejala akan hilang dengan sendirinya. Penyakit ini bisa berakibat fatal tetapi kasus-kasus
itu sangat jarang.
Bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, orang tua dan orang
yang sangat muda, ada kemungkinan virus dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan
yang lebih rendah dan lebih serius, seperti pneumonia atau bronkitis.
Sumber : https://www.merdeka.com/dunia/mitos-teori-konspirasi-dan-
hoaks-seputar- virus-corona.html

4. Bacalah ilustrasi berikut dengan teliti!


Jojo adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi. Ia tergabung dalam organisasi
kemahasiswaan. Suatu ketika, ia ditugasi untuk mencari dana (sponsor) untuk kegiatan ajang
kreativitas mahasiswa. Kegiatan ini telah menjadi agenda tahunan organisasi dan akan
mengundang artis lokal serta nasional. Susunlah sebuah latar belakang proposal kegiatan
yang dapat membantu Jojo dalam mencari dana (sponsor)! Sertakan pula tujuan dan
manfaat kegiatan yang akan diadakan tersebut! Jojo akan sangat berterima kasih kepada
Anda.

Anda mungkin juga menyukai