Anda di halaman 1dari 88

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan

kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi

berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering

terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara

otodidak. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap ingsan pasti membutuhkan suatu

pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Agar

tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia maka dibuatlah undang-undang No. 20

tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur dan menyatakan bahwa

“tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadikan

sumber daya manusia yang handal dan dapat bersaing, membentuk karakter dan

jiwa sosial, berbudaya, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, serta berwawasan

luas, dan menguasai teknologi.1

Semua orang yang berkecimpung di dunia pendidikan, terlebih lembaga

yang menyelengarakan pendidikan harus menjamin lulusan yang berkualitas. Jika

taraf kualitas tidak sesuai yang diinginkan, maka mutu pendidikan

dipermasalahkan. Lembaga tenaga kependidikan merupakan penyelenggara yang

menetapkan mutu pendidikan kita. Oleh karena itu, proses kegiatan belajar

1
Ni Putu Sri Nonik Andayani, dan dkk, Penerapan Bimbingan Belajar Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar SiswaYang Mengalami Kesulitan belajar kelas X4 SMA Negeri 1
Sukasada, Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja, Indonesia. 2014
2

mengajar yang bermutu akan menghasilkan hasil belajar yang bermutu pula. Akan

sangat susah sekali terciptanya hasil belajar yang bermutu jika dalam menjalankan

kegiatan tersebut tidak maksimal.

Pendidkan bukan cuma dilakukan di sekolah, kampus, tetapi juga terjadi di

rumah. Meskipun belum ada peraturan yang membahas akan hal itu, kebiasaan

orang tua akan akan membentuk karakter sang anak dikarenakan kegiatan sehari-

hari dari mulai bangun tidur sampa tidur lagi anak akan berinteraksi dengan orang

tua minimal ibu. Orang tua berperan dalam pembentukan karakter, aspek yang

mungkin gagal dikembangkan di sekolah. Orang tua yang paham bagiamana

mendidik anak melalui ucapan dan tindakan tidak perlu sekolah tinggi, asal mau

belajar dan menggunakan nurani, setiap orang tua akan berhasil menjadi orang tua

yang baik dan bisa mengajarkan anak akan kebersihan, kejujuran, kemandirian,

dan tanggung jawab.2

Tiongkok melaporkan kasus pneumonia misterius yang tidak diketahui

penyebabnya. Laporan ini terjadi pada tanggal 31 Desember 2019. Kemudian

pada tanggal 11 Februari 2020, organisasi kesehatan dunia (WHO) memberikan

virus misterius tersebut dengan nama severa acute resviratory syondrome corona

virus-2 (sars-cov-2) dan nama penyakit sebagai corona virus disease (covid-19).

Yang mana pada saat itu hanya dalam tiga hari saja pasien yang terdampak virus

tersebut berjumlah 44 dan terus bertambah hingga ribuan. Di Indonsia pandemi

Covid-19.3 Virus corona begitu cepat merambat keseluruh penjuru dunia dalam

hal penularannya, mengakibatkan pola hidup pada seluruh manusia berubah


2
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan teori, Kebijakan, dan Praktik (Jakarta:Kencana,
2015), hlm. 9.
3
Erlina Burhan, dkk, Pneumonia Covid 19 (Jakarta: PDPI, 2020), hlm. 1.
3

drastis. Begitu pula pada bangsa kita, Indonesia. Menaggapi penularan virus

corona yang begitu cepat pemerintah pun ikut andil dalam membuat kebijakan di

seluruh bidang.. Melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemerintah

mengharuskan agar kegiatan belajar mengajar di adakan jarak jauh dan daring.

Sekolah online ini diperuntukkan untuk mahasiswa dan pelajar di seluruh daerah

Indonesia. Dimana pembelajaran daring atau sekolah online menggantikan

perkuliahan atau pembelajaran secara langsung atau tatap muka. Adapun tujuan

sekolah online adalah untuk menghentikan virus Covid 19 di Indonesia.4

Richard Sutejo sebagai Virologis atau ahli virus sekaligus Head of Master

in Bio Management Indonesia International Institute For Life Science atau I3L,

menyatakan bahwa virus corona adalah salah satu tipe virus yang mengakibatkan

gangguan saluran pernafasan. Sama hal dengan virus-virus sebelumnya yaitu

MERS dan SARS, dapat mengakibatkan kematian karena menyerang paru paru

sehingga nyawa penderita terancam maka diperlukan ventilator untuk bertahan

hidup. Richard menambahakan selain menerapkan kebijakan Lockdown, tes

massal merupakan salah satu cara ampuh lainnya untuk mengurangi penularan

virus corona. Dengan begitu pemerintah dapat menghentikan pola penyebaran

virus corona, salah satu institusi yang ikut andil dalam menangani penyebaran

virus corona di Indonesia adalah Indonesia International Institute For Life Science

atau I3L. I3L akan bekolaborasi bersama PT. Kalbe Farma Tbk (Kalbe) untuk

4
Lia Nur Atiqoh Bela Dina, “Respon Orang Tua terhadap Pembelajaran Daring pada
Masa Pandemi Covid 19,” Thufuli 2, no. 1 (2020): hlm. 46.
4

melaksanakan PCR test, memproduksi rapid test dan memberikan ide serta

penelitian dari berbagai disiplin ilmu.5

Pemerintah daerah dan pusat langsung menyikapi hal tersebut, dengan

mengambil kebijakan agar tidak adanya kegiatan belajar mengajar disekolah

seperti biasanya. Dengan harapan penularan virus corona dapat diminimalisir

seperti halnya Negara lain yang telah memberlakukan kebijakan tersebut, untuk

mengurangi interaksi dari kerumunan atau keramaian pemerintah melakukan

kebijakan karantina atau lockdown. Dunia pendidikan telah merasakan dampak

dari adanya virus corona yang dimana awalnya virus corona hanya dirasakan oleh

dunia ekonomi yang melemah. Pemerintah dan lembaga pendidikan memberi

alternatif proses pendidikan untuk mahasiswa dan peserta didik yang tidak bisa

melakukan proses pendidikan pada lembaga pendidikan dikarenakan kebijakan

pemerintah yang meniadakan seluruh aktivitas pendidikan di Indonesia.6

Pandemi sudah ada sejak dulu kala tepatnya pada zaman Rasulullah yang

bernama Thaun. Bahkan ternyata dalam sebuah hadits telah tertulis di zaman nabi

tetdapat sebuah penyakit yang bernama Thaun. Rasulullah bersabda jangan ada

yang memasuki daerah yang terdampak wabah, dan jangan pula ada yang

berlarian dari daerah tersebut, umat islam telah diajarkan oleh Rasulullah untuk

tidak bepergian dari sebuah daerah yang terpapar wabah atau yang kita kenal

dengan sebutan karantina yang bertujuan agar wabah itu tidak menular kemana

mana. Selain zaman Rasulullah, penyakit Thaun juga terjadi di zaman khalifah

5
https://www.suara.com/health/2020/04/13/183832/ahli-virus-sebut-covid-19-adalah-
virus-umum-tetapi?, diakses pada tanggal 01 Maret 2021
6
Tsania Zahra Yuthika Wardani, Hetty Krisnani, “Optimalisasi Pengawasan Orang Tua
dalam Pelaksanaan Sekolah Online di Masa Pandemi Covid 19” Vol 7, no. 1 (2020): hlm. 49.
5

Umar Bin Khattab. Tepatnya di Negeri Syam, yang dimana beliau tidak

memasuki daerah tersebut, karna sedang dilanda virus atau penyakit Thaun.

Penyakit Thaun adalah suatu wabah berbahaya yang dapat menular dan

menyebabkan kematian sesuai dengan kutipan dari buku Rahasia Sehat Ala

Rasulullah SAW karya Nabil Thawil. Penyakit Thaun berasal dari infeksi bakteri

Pasterella Pestis. Bakteri tersebut berasal dari Xenopsellan Cheopis (kutu anjing)

yang didapatkan dari darah tikus. Bakteri itu hidup didalam tubuh tikus. Jadi,

penyakit Thaun berawal dari tikus dan menyebar ke tubuh manusia melewati kutu

anjing yang terkena darah melalui kulit dan darah. Waktu antara seseorang

terpapar penyakit hingga menunjukan gejala awal penyakit Thaun antara 2-12

hari. Sehingga penderitanya wajib mejalani karantina dan pengobatan

sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dan Khalifah Umar pada zamannya.7

Sebelum datangnya virus corona yang mengakibatkan pandemi Covid 19

sekarang ini, ternyata Flu Babi juga merupakan sebuah wabah yang ditetapkan

sebagai pandemi skala global. Pada 11 tahun silam tepat di pertengahan antara

tahun 2009-2010. Virus Flu Babi ini disebabkan virus H1N1, sebelum pandemi

Covid 19 yang sekarang kita rasakan, virus flu babi meupakan pandemi terakhir

yang kita alami. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Meskipun

keduanya dinyatakan sebagai pandemi oleh, keduanya memiliki beberapa

perbedaan Flu Babi disebabkan oleh strain baru H1N1 yang berasal dari meksiko

hingga akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Sebelumnya beberapa negara juga

merasakan pandemi pertama di dunia yakni Flu Spanyol pada era 1918. Perbedaan

7
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5329693/penyakit-thaun-zaman-rasulullah-
ini-kisah-dan-penyebabnya, diakses pada 01 Maret 2021.
6

yang terdapat pada korban yang mana orang dewasa muda dan anak kecil adalah

target penyerangan virus ini yang mana orang yang lebih tua dalam virus ini

seakan akan mempunyai kekebalan tubuh sendiri yang tersistem alhasil mereka

tidak gampang terkena. Gejala Flu Babi mirip dengan gejala yang timbul pada

biasanya yaitu demam, batuk, sakit tenggorokan, menggigil kelelahan, dan pilek.

Covid 19 disebut lebih cepat penularannya dibandingkan dengan Flu Babi.8

Untuk mencegah penyebaran luas wabah di masa pandemi ini

kepemerintahan pun akhirnya mengambil kebijakan untuk menyelseaikan

permasalahan yang ada dengan memberlakukan sosial distancing kepada semua

penduduk indonesia. Hampir seluruh kota besar di Indonesia, seperti Jakarta

PSBB telah dilakukan sesuai anjuran pemerintah dalam peraturannya tahun 2020

Nomor 21. Dengan harapan agar penularan Covid 19 dapat diminimalisir. Hal

tersebut ternyata berpengaruh di berbagai kegiatan termasuk diantaranya proses

belajar dan mengajar. Kemendikbud langsung turun tangan membahas mengenai

pandemi ini dengan menerbitkan Edaran Surat Mendikbud nomor

36962/MPK.A/HK/2020 yang berisi bahwa kegiatan belajar mengajar harus

diadakan dengan online agar keresahan di pandemi ini dapat diminimalisir

penularannya, pemerintah akhirnya memutuskan kegiatan belajar dari rumah atau

disingkat BDR.9

Belajar online yang diterapkan Mendikbud, tertuju untuk semua lembaga

instansi pendidikan baik dari TK, SD, hingga perguruan tinggi. Belajar online

8
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/22/160000965/melihat-perbandingan-
antara-pandemi-covid-19-dan-pandemi-flu-babi?,diakses pada tanggal 01 Maret 2021
9
Ririanti Rachmayanie, dkk, Pengantar Pelaksanaan Praktik Pengajaran di Sekolah
Bimbingn dan Konseling di Masa pandemi Covid 19 (Malang: Deepublish, 2020), hlm. 30.
7

merupakan kegiatan belajar mengajar yang berbantukan platform digital yang

menggunakan internet yang mana terhalang oleh jarak dan waktu yang bisa

menjadikan pembelajaran diadakan dengan menunda menerapkan bertatap muka

secara langsung antara guru dengan siswa, belajar online dipilih dikarenakan

berkembangnya revolusi industry 4.0 yang mana sangat mendukung pelaksanaan

belajar online dari rumah.

Belajar online belum pernah diadakan secara serentak, ini terjadi

dikarenakan adanya pandemi Covid 19 ini yang mana belajar online dilakukan

diseluruh belahan dunia yang terpapar virus tersebut. Semua segmen pendidikan

diharapkan agar mampu dalam memberikan fasilitas pembelajaran agar tetap

optimal, meskipun kegiatan belajar dan mengajar diadakan secara daring. Agar

tujuan pembelajaran online tercapai secara optimal, maka diperlukan peranan

orang tua. Dimana dituntut harus bisa mendampingi anak belajar online dirumah

dan bisa mengganti peran pendidik di sekolah sehingga peranannya sangat

dibutuhkan dan dinilai begitu penting.10

Dengan anjuran yang dilakukan oleh Kemendikbud yang menyuruh untuk

belajar secara online dari rumah, maka peran yang harus dilakukan pendidik,

sekarang telah beralih fungsi pada lingkungan keluarga. Berarti rumah sekarang

ini sudah dijadikan pusat kegiatan untuk seluruh anggota keluarga. Perubahan itu

ternyata terdapat dampak positifnya, dikarenakan aktifitas keluarga kembali

kesemula, yakni rumah. Adapun dampak yang terjadi apabila semua kegiatan

sekedar dilaksanakan secara monoton dirumah, maka disebut bisa menghasilkan

10
Tuti Marjan Fuadli, Riki Musriandi, Linda Suryani, “Covid 19: Penerapan
Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi,” Vol 4, no. 2 (2020): hlm. 194.
8

Psikosomatis, yang mana berupa factor emosi yang berlebihan membuat

gangguan fisik terjadi dan kejiwaan yang ada dalam diri masyarakat, meliputi

stress, kecemasan, lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi pikiran negatif,

dan lainnya.

Kondisi dilapangan sekarang ini menandakan bahwa prose kegiatan

belajar mengajar di rumah dengan dampingan orang tua masih terdapat beberapa

permasalahan, bahkan kegiatan secara tatap muka langsung sangat dinantikan oleh

orang tua saat mengeluhkan permasalahan yang ada kepada pihak sekolah.

Adapun masalah yang timbul selama pembelajaran dilakukan dirumah adalah

minimnya pengetahuan materi orang tua, orang tua kesusahan membagi waktu

karena harus bekerja, sukarnya menguatkan minat belajar peserta didik, orang tua

kurang sabar saat mengarahkan proses belajar anak dari rumah, minimnya

pemahaman orang tua dalam mengoperasionalkan gadget serta masalah lainnya

seperti susahnya layanan internet. Ternyata, orang tua memiliki banyak masalah

yang timbul selama pembelajaran daring dilakukan dirumah.11

Yusra Tebe mengatakan Konsultan Nasional Pendidikan pada kondisi

darurat saat ini kurang lebih 60 juta siswa di Indonesia tidak bisa berskolah

disebabkan Covid 19. Pembelajaran dengan menggunakan jarak jauh semasa

pandemi ini berlangsung di Negara kita dinilai tidak sepenuhnya berjalan

maksimal. Masih didapati beberapa kendala dalam melaksanakannya seperti:

susahnya layanan internet, diarenakan masih ada beberapa daerah yang terkendala

jaringan internet. Kemudian kendala selanjutnya masih ada beberapa orang tua

11
Nika Cahyati, Rita Kusumah, “Peran Orang Tua dalam Menerapkan Pembelajaran di
Rumah pada Masa Pandemi Covid 19,” Vol 4, no. 1 (2020): hlm. 154.
9

yang kebingungan tentang sistem pendidikan yang sekarang terjadi saat menemani

anaknya melakukan belajar daring dirumah. Guna mendapatkan pendidikan yang

utuh, berbagai pihak diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada saat

menemani anak belajar di rumah semasa pandemi Covid ini berlangsung.12

Pada masa pandemi covid 19 ini pembelajaran dilakukan sepenuhnya

dirumah, jadi peranan orang tua sangat mempengaruhi dalam keberhasilan belajar

anak. Dikarenakan orang tua merupakan figur idola anak yang paling dekat

dengannya. Perilaku orang tua secara sadar ataupun tidak sadar akan langsung

ditiru oleh anaknya, jika kebiasaan itu bersifat baik maka anak akan sangat cepat

menirukannya, begitupun sebaliknya jika kebiasaan itu kurang baik anak juga

akan cepat menirukannya. Hendaknya orang tua bisa memahami karakter anaknya

dengan baik begitu pun dalam berkomunikasi sebagusnya bukan sekedar

mengancam dan menghakimi akan tetapi di lakukan dengan cara yang lembut atau

memberi motivasi supaya anak mencapai keberhasilan dalam pembentukan

karakter dan pembelajarannya.13

Menurut Rohayani sangat banyak masalah yang timbul pada orang tua

yang mendampingi anak belajar dari rumah saat pandemi Covid 19 berlangsung.

Belum ada penelitian khusus mengenai masalah orang tua saat menemani sang

buah hati ketika kegiatan belajar diadakan secara daring. Meskipun telah

dilakukan penelitian yang berkaitan mengenai masalah orangtua dalam menemani

anak belajar online saat pandemi ini masih ditemukan orangtua yang membiarkan

12
https://www.popmama.com/big-kid/6-9-years-old/amelia-putri/persiapan-dan-adaptasi-
pendidikan-anak-di-masa-pandemi/4, diakses pada tanggal 01 Maret 2021.
13
Al. Tridhonanto, Beranda Agency, Mengembangkan Pola Asuh Demokratis (Jakarta:
PT Gramedia, 2014), hlm. 2.
10

anak terlalu sering baermain gadget ketika anak merasa bosan dan jenuh dalam

belajar, minimnya campur tangan orang tua pada kehidupan anak, masalah

selanjutnya yang timbul pada orang tua untuk mendampingi anak adalah

kejenuhan pada masa pandemi covid 19 berlangsung.14

Berdasarkan keadaan tersebut maka penulis memberanikan diri untuk

melakukan penelitian mengenai “Problematika Orang Tua dalam Mendampingi

Peserta Didik Sekolah Online Pada Masa Pandemi Covid-19 di SMP N 17

Palembang”.

B. Identifikasi Masalah

1. Banyak orang tua mimiliki kesulitan membimbing anak belajar online

dirumah.

2. Banyak masalah yang timbul selama pembelajaran dirumah.

3. Pembelajaran online dinilai lebih susah dibandingkan tatap muka

langsung.

4. Minimnya pengetahan orang tua dibeberapa materi.

5. Minimnya pengetahuan orang tua dalam mengoperasikan gadget.

6. Oranng tua kesusahan dalam membagi waktu untuk mendampingi anak

sekolah online.

14
Anita Wardani, Yulia Ayriza, “Analisis Kendala Orang Tua dalam Mendampingi Anak
Belajar di Rumah pada Masa Pandemi Covid 19,” Vol 5, no. 1 (2020): hlm. 773.
11

C. Batasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada masalah yang timbul pada orang tua saat

menemani anak sekolah online saat pandemi covid-19. Dimana pada masa

pandemi ini belajar secara luring ditiadakan dan siswa diharuskan belajar dari

rumah. Pada hal ini orang tua menjadi guru atau mendampingi anak saat sekolah

online, sehingga banyak masalah yang dihadapi oleh orang tua dan anak. Dalam

hal ini dapat menyebabkan kekurangan minat anak untuk belajar, membuat

stressor anak meningkat, dan anak kurang memahami pelajaran, hal ini membuat

pengetahuan dan prestasi anak menurun. Pada orang tua yang mendampingi anak

belajar membuat orang tua kesusahan antara membagi waktu bekerja dan

mendampingi anak untuk belajar online. Dalam hal ini peneliti berharap

problematika yang timbul selama pembelajaran daring dilaksanakan dapat

diminimalisir oleh orang tua.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pelaksanaan Sekolah Online Pada Masa Pandemi Covid 19 di

SMP Negeri 17 Palembang?

2. Faktor Apa Saja Yang Menyebabkan Terjadi Masalah Pada Orang Tua Saat

Mendampingi Anak Sekolah Online?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


12

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui problematika orang tua dalam mendampingi anak anak

belajar online pada masa pandemi covid-19

b. Untuk mengetahui penyebab terjadi masalah pada orang tua saat

mendampingi anak sekolah online.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara Teoritis

Memberi pengetahuan baru serta sumbangan wawasan serta pemikiran

bagi pembaca, khususnya tentang problematka orang tua untuk mendampingi

peserta didik sekolah online pada masa pandemi covid 19, dapat dijadikan

masukan kepada orang tua untuk merangkul anaknya belajar online.

b. Secara praktis

1. Bagi pihak sekolah dan guru, diharapkan dapat menyiapkan materi

pembelajaran lebih menarik serta mudah di mengerti.

2. Bagi peserta didik, diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang

materi pembelajaran yang dilakukan secara online.

3. Dengan penelitian ini kiranya dijadikan bahan pengetahuan baru untuk

lembaga pendidikan.

4. Sebagai penambah wawasan serta pengetahuan mahasiswa,

terkhususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, selaku

calon pendidik untuk meningkatkan kesadaran memperbaiki

kualitasnya.

F. Tinjauan Pustaka
13

Agar penelitian ini dapat dilihat keasliannya, maka peneliti melakukan

perbandingan dengan penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian membahas

tentang problematika orang tua dalam mendampingi peserta didik sekolah online

telah dilakukan sebelumnya, seperti yang dilakukan saudara Anita Wardani &

Yulia Ayriza, pada tahun 2020 yang berjudul “Analisis Kendala Orang Tua

Dalam Mendampingi Anak Belajar di Rumah Pada Masa Pandemi Covid 19”

yang mana penelitian ini menjelaskan begitu banyaknya masalah orang tua saat

menemani anaknya belajar online di masa pandemi ini, beberapa diantaranya

adalah orang tua dinilai sangat minim di beberapa materi, orang tua kesusahan

untuk menumbuhkan minat belajar anak, tidak memiliki waktu yang banyak untuk

menemani buah hati belajar online dikarenakan akan pergi bekerja, orang tua

tidak telaten ketika menemani sang buah hati pembelajaran online di rumah, orang

tua masih ada yang belum bisa mengoperasionalkan handphone atau yang kita

kenal dengan gaptek, dan masalah berupa susahnya layanan internet.

Selain itu penelitian juga pernah dilakukan oleh Tsania Zahra Y.W, &

Hetty Krisnani Universitas Padjadjaran yang berjudul “Optimalisasi Peran

Pengawasan Orang Tua Dalam Pelaksanaan Sekolah Online di masa Pandemi

Covid-19” dipublikasikan Bulan April Tahun 2020, berdasarkan kesimpulan dari

penelitian tersebut adalah cara upaya untuk memutus rantai penularan virus

corona, yang berisikan anjuran pemerintah utnuk memindahkan segala kegiatan

belajar mengajar yang awalnya dilakukan di sekolah sekarang harus di rumah

saja. Supaya tidak terjadinya kesalahpahaman antara peserta didik dan orang tua
14

yang beranggapan bahwa sekolah diliburkan, peserta didik tetap diberikan tugas

yang dikerjakan di rumah supaya tetap dalam suasana sekolah meskipun di rumah.

Oleh sebab itu, para pendidik dituntut harus kreatif dalam mendesain dan

merancang tugas sedemikian rupa untuk peserta didik selama belajar online. Maka

dari itu, tugas orang tua dan pendidik dalam menjaga kualitas pembelalajaran agar

tetap intens dalam pelaksanaannya dan mendapatkan hasil yang optimal meskipun

keiatan belajar mengajar telah dilakukan di rumah adalah tetap menjaga

komunikasi, yang mana dinilai menjadi kunci saat sekolah online ini diadakan dan

dianggap sangat penting. Pendidik juga harus membawa kebiasaan pelaksanaan

belajar disekolah dalam tatap muka langsung dalam rumah peserta didik. yang

berarti, dengan beragam latihan soal yang diberikan, pendidik diharuskan bisa

berkolaborasi bersama orang tua peserta didik layaknya di sekolah. Jika itu bisa

secara baik dikondisikan, peserta didik akan merasakan kegiatan belajar mengajar

sama halnya ketika pembelajaran dilakukan di sekolah. Orang tua memiliki

peranan sangat penting untuk menjembatani tercapainya pembelajaran yang

optimal, memberikan informasi dan arahan di sepanjang perjalanan, alhasil

peserta didik tidak terganggu, dihalangi, dan tetap pada jalurnya guna tercapainya

potensi mereka dalam bidang akademik.

Yang terakhir, penelitian lain juga dilakukan oleh Lia Nur A.B.D pada

tahun 2020 dengan judul “Respon Orang Tua Terhadap Pembelajaran Daring

Pada Masa Pandemi Covid 19” hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa

semasa pandemi ini berlangsung kegiatan belajar mengajar yang dipindahkan dari

sekolah ke rumah mendapatkan respon positif dari sebagian orang tua peserta
15

didik, meskipun di sekolah KB-RA mambaul ulum yang diteliti baru pertama kalli

menerapkan pemeblajaran dengan sistem daring ini. Respon positif selanjutnya

dari orang tua adalah belajar daring menjadikan mereka lebih banyak

menghabiskan waktu bersama anaknya, sehingga mereka lebih dekat den

mengenali karakter anaknya. Ditambah lagi mereka merasa lebih kompak dengan

anaknya dari sebelumnya.

Dari ketiga penelitian terdahulu, semuanya memiliki keunikan dan

karakteristik masing-masing. Namun dalam peneltian saya juga tentunya memiliki

keunikan dan karakteristik serta diharapkan dapat menjadi terobosan baru.

G. Kerangka Teori

Dalam suatu penelitian diperlukan teori yang berfungsi sebagai penunjang

keberhasilan dan landasan berfikir dalam penelitian. Adapun berapa teori ialah:

1. Pandemi Covid 19

Pembelajaran di sekolah mulanya berjalan baik-baik saja, namun setelah

dunia dilanda pandemi Covid 19 pembelajaran diadakan di rumah atau yang kita

kenal pembelajaran secara daring sesuai anjuran kemtenterian Pendidikan

Indonesia. Pandemi merupakan penyakit yang menyebar secara global meliputi

area geografis yang luas. Pada manusia Corona virus biasanya menyebabkan

saluran pernafasan terinfeksi, tidak hanya manusia Corona virus juga menular

kepada hewan. Pada manusia ditandai dengan flu biasa hingga penyakit yang

serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan sindrom

pernapasan akut berat atau Severe Acute Respiratpry Syndrome (SARS). Penyakit
16

ini menyebar melalui droplet batuk dan bersin. Maka dari itu pemerintah

Indonesia menganjurkan agar menajaga jarak dan kegiatan belajar mengajar

dilakukan secara daring. Covid 19 ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi

Kesehatan dunia WHO pada 11 Maret 2020.15

Di Indonesia sendiri virus corona ditetapkan selaku bencana nasional pada

tanggal 13 april 2020, penetapan tersebut sesuai dengan terbitnya surat keputusan

Presiden no. 12 tahun 2020 tentang penetapan bencana Non alam penyebaran

Corona Virus Disease 2019 Covid 19. Beberapa hari setelah adanya konfirmasi

pasien pertama dan kedua terinfeksi virus corona, pada tanggal 9 maret 2020,

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 2 tahun

2020 yang mana isi himbauan adalah untuk melakukan langkah langkah

pencegahan dan penanganan virus corona seperti Cuci Tangan Pakai Sabun

(CPTS), alat pembersih sekali pakai (Tissue), dan hand sanitizer secara rutin.16

Selanjutnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat

edaran tentang pembelajaran daring dalam rangka pencegahan penyebaran corona

virus pada tanggal 17 Maret 2020. Yang mana kita dihimbaukan agar selalu

mengikuti protokol pencegahan Covid 19 sesuai dengan Surat Edaran

Kementerian dan Kebudayaan Nomor 2 dan 3 Tahun 2020: menunda

penyelenggaraan acara yang mengundang banyak peserta khusus untuk daerah

yang telah terdampak Covid 19 agar melakukan pembelajran secara daring di

rumah, dan bekerja dari rumah (Surat M enteri Pendidikan dan Kebudayaan
15
Rohadatul Alis, Komunikasi Efektif di Masa Pandemi Covid 19: Pencegahan
Penyebarab Covid 19 di Era 4.0 (KKN-DR) (Tanggerang Banten: Makmood Publishing, 2020),
hal. 33.
16
I Ketut Sudarsana, dkk, COVID 19: Perspektif Pendidikan (Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2020), hal. 36.
17

Republik Indonesia Nomor 3696/MPK.A/HK/2020, 2020). Dirjen dikti bagian

dari Kemendikbud juga meminta bantuan dari semua lapisan masyarakat, Rektor

Perguruan tinggi/Direktur Politenik Kesehatan untuk mendorong Dekan Fakultas

masing masing dan mahasiswa tingkat akhir untuk gotong royong sebagai relawan

kemanusiaan guna mendukung pencegahan penyebaran luas virus corona.17

2. Sekolah Online

Sekolah online adalah salah satu akibat dari munculnya wabah covid 19

yang mengakibatkan kegiatan belajar mengajar yang mulanya ditetapkan di

sekolah menjadi diliburkan serta belajar di rumah masing-masing atau belajar di

lakukan secara daring meskipun pada kenyataannya peserta didik ingin segera

Kembali belajar di sekolah.18 Belajar daring merupakan sistem pembelajaran yang

dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform

yang dapat membantu proses belajar mengajar yang di lakukan meskipun jarak

jauh. Pembelajaran di lakukan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang

baik kepada pelajar dengan mengunakan alat bantuan teknologi informasi dan

jaringan internet. Oleh karena itu, kegiatan belajar mengajar ini dijadikan solusi

untuk mendukung kebijakan pemerintah Indonesia untuk memutus rantai

penyebaran virus covid 19.19

Daring sendiri merupakan singkatan dari dalam jaringan, proses kegiatan

belajar mengajar dengan konsep daring ini mrupakan sebuah peluang terutama
17
I Ketut Sudarsana, Op. Cit., hal. 38.
18
Oktafia Ika Handarini, Siti Sri Wulandari, “Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study
From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19,” Vol 8, no. 3 (2020): hal. 502.
19
Sri Gusti, dkk, Covid Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi 19
(Medan: Yayasan Kita Menulis 2020), hal. 68.
18

lembaga pendidikan. Dikarenakan kita telah memasuki era milenial, yang artinya

pembelajaran dengan konsep daring tidak hanya berhenti ketika pandemi berakhir.

Pembelajaran daring pada masa pandemi ini bisa menjadi momentum peralihan

dari pembelajaran dengan konsep konvensional. Pembelajaran daring tidak sama

dengan pembelajaran virtual, pembelajaran virtual adalah pembelajaran yang

dilakukan hanya dengan internet atau internet LAN/WAN. Namun pembelajaran

virtual tidak bisa dipisahkan dari pembelajaran daring virtual sendiri merupakan

bagian dari proses pembelajaran daring.20

Pembelajaran dengan konsep daring sudah dimulai pada 15 tahun yang

silam. Kehadirannya ditandai dengan adanya situs-situs yang mendukung proses

pembelajaran dan dilakukan menggunakan komputer, penggunaan pembelajaran

dalam jaringan ini ternyata sudah digunakan pada pembelajaran yang di Negara

kita sudah ada sejak tahun 1990 yang merupakan tahun di mana pembelajaran

dilakukan dengan bantuan PC atau komputer. Sedangkan Learning Magemen

Syistem (LSM) Muncul pada tahun 1997. LSM sering digunakan untuk latihan,

pembelajaran elektronik, dan dalam jaringan yang mana LSM adalah sebuah

aplikasi yang bersifat lunak. Pada era 2010an merupakan masa di mana maraknya

sosial media dengan adanya pembelajaran dalam jaringan. Beberapa Lembaga

Pendidikan tingkat perguruan tinggi yang telah menggunakan pembelajaran dalam

jaringan atau e-learning adalah Universitas Indonesia, Institut Teknologi

Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Terbuka.21

20
Lidia Simanihuruk, dkk, E-Learning: Implementasi, Strategi dan Inovasinya (Medan:
Yayasan Kita Meulis 2019), hal. 5.
21
Ibid., hal. 8.
19

Pandemi Covid 19 berdampak signifikan dalam dunia Pendidikan

sehingga pembelajaran diadakan dengan jarak jauh (PJJ) agar memutus rantai

virus Covid 19. Pada pelaksanaan PJJ, Teknologi dengan seluruh sistem yang ada

adalah point penting dalam pelaksanaan pembelajaran daring dimana berfungsi

untuk membangun komunikasi, interaksi, dan kolaborasi terhadap pendidik serta

peserta didik yang mana jarak menjadi penghalangnya. Meskipun begitu, pendidik

serta peserta didik harus melek teknologi sehingga bisa memanfaatkan

keberadaannya. Kemudian sekolah online di masa pandemi ini harus

menggunakan berbagai platform agar tujuan pembelajaran bisa tercapai seperti

learning management system (LSM) dan video conference aplikasi video

conference yang sering di pakai selama kegiatan belajar mengajar di alihkan ke

rumah seperti zoom, viscowebex, dan google meet selain itu, whatsapp pun sangat

membantu dan menjadi pilihan ketika sekolah online di masa pandemi ini

dilakukan.22

3. Pengertian Problematika

Problematika bermula dari bahasa inggris “problematic” yang berartikan

persoalan serta masalah.23 Pengertian masalah merupakan suatu permasalahan dan

kendala yang mesti dicari solusinya yang dimaksudkan masalah ialah kesenjangan

antara kenyataan dengan sesuatu hal yang diharapkan dengan baik, dan mencapai

hasil yang optimal. Tertera juga di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

22
Abdul Latip, “Peran Literasi Tekonologi Informasi dan komunikasi pada Pembelajaran
Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid 19,” Vol 1, no. 2 (2020): hal. 109.
23
John M. Echol dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
2000), hal. 441.
20

Problematika artinya masih membuat masalah terjadi, atau sesuatu yang masih

menimbulkan masalah yang mana belum bisa terpecahkan. 24 Jadi, maksud dari

problematika ialah sebuah masalah atau kendala yang mana permasalahannya

belum ditemukan, alhasil tujuan untuk mencapai sesuatu menjadi terhambat dan

kurang maksimal.

Menurut Komarudin, sifat-sifat penting yang ada dalam problem atau

sebuah masalah, antaranya:

a. Negatif, yang berarti mengganggu, menyusahkan, merusak, dan menghalangi

sesuatu agar mencapai tujuannya.

b. Mempunyai beberapa alternatif pemecahan sehingga, masalah itu masih perlu

dipilih atas kemungkinan pemecahan melalui penilaian. Sedangkan, pilihan

atas alternatif pemecahan itu telah ditentukan misalnya melalui proses

pembuatan keputusan analitis maka pemecahan masalah tinggal satu

kemungkinan.25

Selama masa pandemi pembelajaran dilakukan secara daring, namun tidak

bisa dipungkiri belum semua orang siap akan pembelajaran secara online dan

problematika dalam pembelajaran daring pasti akan terjadi baik dari institusi

pendidikan, tenaga pendidik, siswa, dan orang tua. Adapun pembahasan dalam

penuisan ini adalah problematika orangtua saat menemani sang buah hati sekolah

online saat pandemi ini. Dikarenakan tanggung jawab pendidikan selama masa

pandemi ini di bebankan lebih kepada orang tua agar tujuan dari pendidikan bisa

24
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), hal. 895.
25
Komarudin, Yoke Tjurpamah, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah (Jakarta: Bumi
Aksara, 2000), hal. 145.
21

berhasil.26 Namun kendala untuk membimbing anak belajar dari rumah tetap ada

karena bukan semua orang tua peserta didik bekerja dari rumah, hal ini memicu

orang tua menjadi marah, gellisah dan emosi di karenakan tugas yang banyak dari

pekerjaan ditambah harus menjadi guru di rumah bagi anak anak. Dalam laim

kasus tidak semua orang tua bisa mengoperasikan gadget ditambah terkendala

dalam jaringan internet.27

H. Metodelogi Penelitian

Metodelogi penelitian ialah dengan cara ilmiah agar mengumpulkan data

sesuai dengan tujuan tertentu. Penelitian data yang diperoleh peneliti harus valid

dengan data objek yang sesungguhnya.28 Berikut merupakan langkah dari

penelitian sebagai berikut:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini digunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian

Kualitatif merupakan penelitian yang bersifat mendeskripsikan serta menganalisis

suatu kejadian di lapangan yang akan diteliti. 29 Penelitian kualitatif diharuskan

dapat mencari data sesuai apa yang di ucapkan, dilakukan dan dirasakan oleh

partisipan atau sumber data. Penelitian ini menggunakan berbagai teori dari buku

atau jurnal yang digunakan sebagai bahan pendukung untuk penelitian yang

berlangsung.

26
Sri Gusti, dkk, Op. Cit., hlm. 68.
27
Afrillia Fahrina, Karla Amelia, Minda Guru Indoneia: Pandemi Corona, Disrupsi
Pendidikan, dan Kreatifitas Guru (Aceh: Syiah Kuala University Press, 2020), hal. 10.
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. (Bandung:
Alfabeta, 2015), hal. 6.
29
Ibid., hal. 8.
22

Penelitian menggunakan pendekatan fenomenologi yang merupakan suatu

pendekatan yang mana peneliti melakukan observasi terhadap partisipan dalam

mengungkapkan konsep serta fenomena pengalaman yang terjadi dengan hidup

partisipan tersebut. Selain itu juga fenomenologi merupakan gagasan realita

sosial, sosial fakta, atau masalah penelitian yang dijadikan fenomena sosial.30

Fenomenologi member beragam pertanyaan deskriptif, reflekrif,

interpretative supaya pengalaman bisa didapati. Deskriptif dalam fenomenologi

menurut Hedegger dan Husserl menyebutkan bahwasanya struktur dasar berasal

dunia kehidupan menuju dalam pengalaman lived experience pengalaman

dianggap menjadi persepsi individu terhadap kehadirannya didunia.

Fenomenologi berusaha menyingkapi pengalaman yang ada dan kenyataan yang

dirasakan individu, memahami dan membuka sesuatu yang tak tampak dari

pengalaman subjektif. Karena itu, peneliti tidak bisa memasuki dan

mengembangkan asumsi-asumsi pada penelitiannya.31

Dalam buku metodologi penelitian kualitatif, fenomenologi diartikan

beberapa pengertian sebagai berikut ini: pengalaman fenomenologikal atau

subjektif, dan suatu studi yang menceritakan kesadaran dari perspektif pokok

seseorang. Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk

menunjukkan pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis subjek yang dijumpa.

Pada artian yang lebih spesifik, istilah ini mengacu pada penelitian terdisiplin

tentang kesadaran dari perspektif pertama partisipan.32 Melalui fenomenologi ini


30
Lexy J Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), hal. 8
31
J W Creswell, Research Design: Quantitative and qualitative Approach, (London:
Sage, 1994), hal. 53.
32
Lexy J Moelong, Op. cit., hal 15.
23

peneliti dinyatakan bahwa arti sesuatu dari informan yang hendak diteliti belum

diketahui, agar menguak secara detail dan mendalam tentang pengertian sesuatu

yang akan diteliti maka peneliti diharuskan agar lebih banyak diam.

2. Data dan Sumber Data

a. Informan

Penelitian ini menghindari generalisasi, setiap subyek mewakilkan dirinya

sendiri dan data yang instan di dapati dari sumber informasi tersebut, pada

penelitian ini Informan yang dipilih berupa purposive sampling, orang yang

mengetahui betul suatu masalah yang diteliti key informan adalah objek

penelitian yang akan terpilih.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yang hendak digunakan dalam mendapatkan data pada

penelitian ini ialah yang berupa rekaman foto-foto yang mengarahkan mengenai

subjek dan bahan bahan tertulis seperti transkrip hasil wawancara.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian kualitatif dapat dipakai dengan

menggunakan teknik kondisi yang alami, sumber data primer serta lebih banyak

dengan teknik observasi berperan dan wawancara dalam dokumentasi,

pengumpulan data dilakukan seperti:

a. Wawancara/ Interview yang mendalam

Pada penelitian kualitatif wawancara ialah cara utama yang sering terpakai

yang mana artinya suatu perbincangan 2 arah yang terjadi oleh pewawancara

dengan yang akan diwawancarai guna mencari informasi yang relevan dengan
24

tujuan penelitian, pada pendekatan fenomenologi wawancara yang akan dilakukan

berupa interaktif, nonformal, melwati pertanyaan dan jawaban terbuka, peneliti

bukan hanya mencari apa yang diketahui dan yang dialami subjek, juga mencari

yang tersembunyi jauh dalam diri subjek penelitian dan apa yang ditanya kepada

informan dapat berisikan hal-hal yang berkaitan dengan masa lalu, kini, dan yang

akan datang. Begitulah cara kerja dari wawancara.

b. Observasi

S. margono menjelaskan observasi bisa berarti mengamati, dan cacatatan

yang tersistematis kepada objek penelitian yang terlihat gejalanya. Observasi

seperti kegiatan memperhatikan secara langsung tanpa mediator sesuatu objek

untuk melihat lebih dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. 33 Jenis

observasi yang dilakukan berupa observasi nonpartisipatoris, dikarenakan peneliti

dalam mengerjakan penelitiannya tidak ikut serta langsung dalam kegiatan itu.

Observasi ternyata memiliki keunggulan dalam mengumpulkan data pada

penelitian kualitatif, dengan diadakannnya wawancara di setiap lokasi, ternyata

peneliti bisa mendapatkan data yang valid dari pernyataan yang didapati saat

melakukan penelitian.

c. Dokumentasi

Adalah metode yang tujuannya mencari data terdahulu secara objektif dan

sistematis juga bisa membantu menganalisis, pada intinya, dokumentasi ialah

sebuah metode untuk mencari data historis yang sering digunakan.34 Selain

manusia, pada penelitian kualitatif rekaman dan dokumen adalah sumber


33
Zuriah Nurul, Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara, 2006), hal. 173.
34
M. Bungin Burhan, Penelitian Kualitatif, (Jakaarta: Kencana, 2008), hal. 121.
25

informasi selanjutnya. Namun seringkali diremehkan karena dinilai tidak dapat

disamakan akurasinya dengan observasi dan hasil interview yang langsung

dilakukan oleh peneliti. Padahal dokumentasi sangat dibutuhkan guna

kelengkapan data peneliti yang didapati dari wawancara, catatan lapangan adalah

diantaranya

d. Catatan hasil kumpulan data

Catatan reflektif dan deskriptif adalah 2 macam jenis catatan yang sering

dipakai dalam penelitian kualitatif. Catatan reflektif dinilai tidak cukup panjang

dan detail dari pada catatan deskrptif, mengenai kondisi dilapang ia juga berisikan

deskripsi akurat dan terinci. Adapun tentang ide, kecurigaan, spekulasi,

pertanyaan, pernyataan, dan wacana untuk kegiatan selanjutnya merupakan

catatan dari refleksi.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menggapai serta mengatur secara sistematis

trasnkrip wawancara, catatan lapangan serta bahan lainnya yang diketahui dari

peneliti. Adapun analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah teknik

analisis kualitatif yaitu analisis komperatif dan interaktif, artinya hasil penelitian

dengan temuan penelitian sebelumnya dibandingkan. Cara menganalisanya

dilakukan dengan cara 3 alur kegiatan secara bersamaan yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan.35

a. Reduksi data

35
Matthew B. Milles, A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif. (Jakarta: UI Press,
2007), hal. 21.
26

Merupakan proses pemilihan pemusatan perhatian dalam penyederhanaan,

pengabstrakan serta transformasi data yang didapatkan pada catatan lapang.

Reduksi data adalah bagian dari analisis juga, menggolongkan, membuang data

yang tidak perlu, mengorganisasi data, menajamkan, dan mengarahkan. Dengan

begitu maka kesimpulan bisa diambil dan di verifikasi. Semasa data dikumpulkan,

reduksi adalah tahap selanjutnya (menulis memo, mermangkas, mengkode,

membuat gugus, menulusuri pokok bahasan dan membuati partisi).

b. Menyajikan Data

Dalam melakukan pengambilan kesimpulan dan tindakan harus adanya

informasi yang tersusun atau yang kita kenal dengan pengertian penyajian data.

Cara menyajikan data dalam kualitatif adalah harus banyak memakai teks naratif

supaya pemahaman di bagian penelitian lebih ditajamkan pada pemahamannya.

Dalam meneliti pada bahasan ini dilengkapi dengan menyajikan beragam macam

chart, matrik, grafik, dan networks.

c. Menarik Kesimpulan

Menganalisis penelitian kualitatif untuk mengumpulkan data diawali

dengan menulis benda-benda, pola-pola, penjelasan, menulis keteraturan, dan

konfigurasi yang mungkin proposisi dan arah sebab akibat. Akhir dari kesimpulan

dalam penelitian sepetinya belum kelar sampai ke mengumpulkan data akhir,

melainkan seberapa besarnya mengumpulkan catatan lapang, mengkodenya,

menyimpulkan, dan metode mencari ulang yang dipakai, kefasihan peneliti, serta

tuntutan donatur dana. Namun, kesimpulan sering kali sejak awal sudah
27

dirumuskan. Meskipun peneliti menyebut sudah meneruskannya secara induktif.

Ketika penelitian berlangsung kesimpulan harus terverifikasi.

J. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran keseluruhan pada penelitia ini maka, peneliti

membagikan ada macam-macam adalah sebagai berikut:

Bab I membahas tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah,

Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Tinjauan

Pustaka, Kerangka Teori, Metodelogi Penelitian Dan Sistematika Penulisan.

Bab II membahas tentang Pengertian Problematika, Pengertian Sekolah

Online, Pengertian Pandemi Covid 19, Dan Faktor-Faktor Yang Menyebabkan

Problematika Orang Tua Mendampingi Peserta Didik Sekolah Online.

Bab III membahas tentang wilayah penelitian yang berisikan tentang

Historis Dan Geografis SMP Negeri 17, Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang,

Visi Misi Dan Tujuan, Keadaan Siswa, Keadaan Guru, Keadaan Sarana Prasarana

Sekolah, Dan Keadaan Proses Pembelajaran.

Bab IV membahas tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan serta Bab V

berisikan mengenai Kesimpulan dan Saran


28

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pandemi Covid 19

1. Sejarah dan Pengertian Pandemi Covid 19

Awal mula virus corona ditemukan bermulai dari laporan yang berasal dari

kota Wuhan China tepat pada pada akhir Desember 2019. Mulanya penyakit itu

disebut oleh media pers pneumonia Wuhan dikarenakan gejalanya mirip dengan

pneumonia. Awalnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan nama

virus itu novel coronavirus (2019-nCoV) dan tepat pada tanggal 12 Febuari 2020

secara resmi WHO menggantinya menjadi penyakit coronavirus 2019 (COVID-

19). Covid 19 menjadi wabah dengan durasi penularan tercepat, virus yang berasal

dari Wuhan ini hanya membutuhkan 48 hari untuk menginfeksi 1.000 orang.36

36
Siti Nur Aidah, Kitab Sejarah Covid 19, (Jogjakarta: Penerbit KBM Indonesia, 2020),
hal. 3.
29

1. Pengertian Covid 19

Covid-19 merupakan sebuah penyakit yang menyerang saluran

pernapasan. Berasal dari nama kata latin “corona’ yang artinya adalah mahkota.

Diambilnya nama ini dikarenakan bagian luar yang mengelillingi virus ini runcing

seperti mahkota. Banyak sekali varian dari sejenis virus ini, akan tetapi hanya ada

beberapa yang diketahui familiar menginfeksi manusia seperti covid 19, SARS

dan MERS yang diyakini telah berkembang di Cina dari kelelawar hingga musang

dan menginfeksi manusia. Kondisi hewan ternak yang masuk ke Wuhan China

dicuriga dijadikan penularan virus corona ini, para sarjana masih berusaha untuk

menemukan akar permasalahan yang sebenarnya.37

Corona virus adalah keluarga virus yang menyebablan penaykit dengan

manusia serta hewan, pada manusia mulanya mengakibatkan saluran pernapasan

menjadi terinfeksi, mulai flu biasa sehingga penyakit yang serius seperti “Middle

East Respiratory Syndrome” (MERS) serta sindrom pernapasan akut berat atau

Serve Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini menyebar melalui bersin

dan bantuk dan bisa bertahan hingga 3 hari.38

2. Pengertian Pandemi

Pandemi adalah wabah yang menularkan luas semua dunia, dengan

maksud lain wabah ini menjadikan masalah bersama warga dunia. Seperti

37
Mohamad Amin, dkk, COVID-19 (Corona Virus Disease 2019), (Malang: Intelegensi
Media, 2020), hal. 7.
38
Andi Iqbal Burhanuddin, dkk, Merajut Asa di Tengah Pandemi Covid 19, (Yogyakarta:
deepublish, 2020), hal. 7.
30

pandemi merupakan H1N1 yang diresmikan WHO pada 2009. Sama hal dengan

dengan Influenza yang pernah menjadi pandemi tingkat dunia.39

Pandemi ialah penyakit yang menyebar secara global berupa area

geografis yang luas. Menurut WHO, pandemi ini tidak ada hubungannya dengan

tingkat parah atau tidaknya sebuah penyakit, korban yang berjatuhan, infeksi akan

tetapi pandemi berkaitan dengan penyebaran secara geografis. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak

kemana mana meliputi geografis yang luas.40

3. Gejala Penularan Covid 19

Gejala umum yang paling sering dirasakan semua orang yang terdampak

covid 19 ini adalah demam, sesak napas serta batuk. Adapun gejala lain yang

sering dirasakan oleh pasien yaitu sakit pada tenggorokan, nyeri otot, adanya

dahak, gangguan pencernaan seperti diare, sakit perut, dan kehilangan fungsi indra

pengecap dan penciuman.41 Semua orang berpotensi terkena covid 19 ini tanpa

pengecualian baik dari bayi sampai lansia sekalipun, rakyat biasa hingga pejabat

daerah maupun nasional bukan berpikiran ras, bangsa, dan agama, jenis kelamin,

dan kelas sosial.

Masa inkubasi covid 19 adalah 1 minggu biasanya terjadi pada hari ke 3

sampai 7. Demam, kelelahan, dan batuk kering adalah tanda yang sering didapati

disertai gejala seperti hidung tersumbat, pilek, dan diare pada beberapa orang.
39
F,G Winarmo, (Covid 19 Pelajaran Berharga dari ebuah Pandemic,(Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2020), hal. 2.
40
Kemendikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai pustaka,2016)
41
I Ketut Sudarsana dkk, covid 19 perspektif pendidikan, (yayasan kita menulis, 2020),
hal. 2.
31

Adapun sasaran virus covid 19 ini adalah mereka yang imunitas tubuhnya sudah

mulai melemah atau daya tahan tubuh yang lemah seperti: orang tua di atas 60

tahun, ibu hamil, dan orang dengan penyakit peserta darah tinggi, diabetes, dan

gangguan sistem imunitas.42

4. Pencegahan Penularan covid 19

Pencegahan Covid 19 ini harus menjadi prioritas utama dalam kebijakan

pemerintah. Institusi kesehatan harus mengikuti petunjuk pemerintah pusat

maupun daerah yang mana melibatkan para ahli dalam menanganinya. Banyak

sekali poin-poin yang harus kita lakukan seperti:

a. Mematuhi Protokol Kesehatan

Munculnya covid 19 ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO

protokol kesehatan langsung diterapkan di seluruh dunia begitupun di Indonesia

dengan menerapkan 3M yang mana menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan

sabun atau hand sanitizer, dan menggunakan masker. 3M dinilai sangat bisa untuk

mencegah terjadinya virus yang bertebaran masuk kedalam tubuh kita.43

b. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

PSBB pun akhirnya diterapkan oleh pemerintah Indonesia akibar dari

virus corona yang penyebarannya sangat pesat dan meresahkan masyarakat

indonesia. Sesuai dengan PP Pemerintah pasal 2 No. 21 tahun 2020 yang

berpedoman pada Permenkes yang diatur oleh PP No. 21 tahun 2020 yang

berisikan PSBB harus memenuhi kriteria. Pelaksanaan Pembatasan Sosial

Berskala Besar harus meliputi:


42
Nahla Sihab, Covid 19 Kepuasan Ringkas yang Perlu Anda Ketahui, (Tanggerang
Selatan: Literati, 2020), hal. 8.
43
Nahla Sihab, Ibid., hal. 11.
32

1) Peliburan sekolah dan tempat kerja, penegcualian Instansi yang melakukan

pelayanan

2) Pembatasan kegiatan keagamaan, dilakukan di rumah dan tetap mengatur

jarak.

3) Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum, pengecualian untuk

supermarket, pasar, toko, yang menjual kebutuhan pokok dengan tetap

menjaga protokol kesehatan.

4) Pembatasan kegiatan sosial dan budaya

5) Pembatasan sosial skala besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk

dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi corona virus.44

c. Look Down

Dikarenakan penularan virus corona ini melalui udara dan mudah menular

ke orang melalui bersin dan batuk yang akhirnya bisa hinggap di muka, hidung

dan mata maka Lockdown adalah cara yang dinilai efektif untuk mencegah

penyebaran lusa virus yang berbahaya ini. Yang mana Lockdown sendiri artinya

adalah karantina wilayah atau larangan untuk berpergian dari suatu wilayah ke

wilayah yang lainnya, seperti yang pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad dan

Khalifah Umar Bin Khattab 1.400 tahun yang lalu.

Begitupun dengan china yang mengumunkan bawha mereka telah berhasil

mengahambat dan menekan angka virus ini dan menilai bahwa Lockdown sangat

efektif dan berhasil dan telah membuka kembali kegiatan dan aktifitas seperti

semula dengan tetap menjaga protokol kesehatan.45


44
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2020, hal. 5.
45
M. Aji Surya dan Ahmad Mina Ra, Lockdown Asa Cinta dan Zahira, (Kairo: JP, 2020),
hal. 75.
33

B. Sekolah Online

1. Pengertian dan Sejarah Sekolah Online (Daring)

Semenjak virus corona datang dan banyak memakan korban cukup

merepotkan semua sektor termasuk di bidang dunia pendidikan Pemerintah

Republik Indonesia khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Indonesia dengan sigap membuat peraturan untuk meniadakan sekolah secara

tatap muka langsung atau yang kita kenal dengan konvensional sesuai dengan

Surat Edaran Kementrian Pendiikan no. 2 dan 3 Tahun 2020.46 Seperti yang kita

ketahui bersama bahwa pendidikan harus tetap dilakukan agar generasi penerus

bangsa tetap mendapatkan ilmu.

Maka dari itu, segala kegiatan aktivitas belajar mengajar yang semula kita

lakukan di bangku sekolah atau kita lakukan secara tatap muka langsung diganti

di rumah masing masing dengan jarak jauh atau yang kita sebut dengan belajar

daring yang di dalam pelaksanannya menggunakan jaringan internet dan

berbantuan platform digital atau yang kita kenal dengan proses pembelajaran

dalam jaringan (daring) Jadi, sekolah online merupakan dampak dari adanya

corona virus 19 yang ditetapkan sebagai pandemi global oleh organisasi

kesehatan dunia (WHO). Proses peralihan ke sekolah daring harus menggunakan

elektronik dengan jaringan internet atau istilah bahasa inggris yang kita kenal

dengan E-Learning.

a. Pengertian E-Learning

46
I Ketut Sudarsana, Op.Cit., hal. 2.
34

Adapun E-Learning itu sendiri terdiri dari 2 kata E yang singkatan dari

elektronik dan learning sendiri dapat di artikan sebagai proses belajar atau

pembelajaran. Jadi, bisa diambil kesimpulan E-Learning merupakan proses

kegiatan belajar mengajar yang menggunakan alat elektronika seperti komputer

maupun handpone. Pembelajaran online mempermudah antara dosen dan

mahawiswa dan guru dan murid pada masa pandemi ini karena disampaikan

secara daring. Adapun perbedaann dengan virtual learning dan Web based lerning

adalah Virtual learning itu sendiri merupakan pembelajaran yang dalam

pelaksanannya menggunakan internet atau intranet LAN/WAN, dan Web based

learning adalah pembelajaran yang dilakukan dengan mengakses materi yang

telah di unggah pengajar ke web. Dengan demikian E learning tidak dapat di

samakan dengan Virtual leranig maupun Web based learning. Tetapi, meski

begitu mereka merupakan bagian dari e learning itu sendiri.47

b. Sejarah E-learning

Adapun sejarah pembelajaran di Indonesia dengan konsep E-Learning

ternyata sudah ada sejak 15 tahun yang lalu kurang lebih pada tahun 1990. Yang

mana konsep ini kehadirannya ditandai dengan situs situs yang mendukung proses

pembelajaran dan dilakukan dengan menggunakan komputer. Dan pada tahun

1997 adalah awal adanya (LMS) Learning Managamenet System yakni suatu

aplikasi lunak yang digunakan untuk pembelajaran eletronik, pelatihan dan dalam

jaringan. Dan pada tahun 1999 LMS dengan segala fungsinya sudah berbasis

47
Janner Sinarmata, dkk, E-Learning Implementasi, Strategi, Dan Inovasinya, (Medan:
Yayasan Kita Menulis, 2019), Hal. 9.
35

WEB dengan disertai multimedia, video streaming, dan lebih interaktif. Beberapa

contoh dari LMS adalah Moodle, Docebo, Atutor, dan Olat.

Pada tahun 2010 adalah tahun dimana bermuculan sosial media dengan

adanya e-learning. Tidak sedikit lembaga pendidikan dan pelatihan sudah

menggunakan e-learning, beberapa dari lemabaga pendidikan yang menggunakan

e-learning ditingkat perguruan tinggi adalah Univeritas Indonesia, Universitas

ITB Bandung, Universitas Gajah mada, dan Universitas Terbuka. Sebagai contoh

di Universitas Terbuka dalam pelaksanaan e-leraning adalah dengan dapat

mengakses di lamannya https://elearning.ut.ac.id untuk melihat pengumuman,

panduan, suaka UT, fasilitas UT yang didalam menu panduan berisikan tutorial

penulisan karya ilmiah.48

c. Jenis E-learning

Menurut Horton, E-learning bisa membedakan dengan lima jenis seperti

Learning-led E-Leaning, Instructor-led E-Learning, Fasilicated E-Learning,

Embedded E-Learning dan Telementoring and E-Coaching.

1) Learner-led E-learning

Learner-led E-Learning adalah sebuah e-learning yang diciptakan dalam

memeprmudahkan peseta didik belajar secara mandiri dimana saja dan kapan saja.

Adapun cirri khas dari e-learning ini sendiri adalah pelajar bisa memahami materi

dengan menghubungkan komputer tanpa melalui jaringan internet atau web.

Materi ajar sudah disusun dan dirancang dalam CD-ROM atau DVD.

2) Instructor-led E-Learning

48
Ibid., hal. 12.
36

Merupakan kebalikan dari yang pertama karena, yang ini menggunakan

jaringan internet dan intranet atau web dalam melaksanakan proses kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian video, audio, chatting, bulletin, dan board dan

sejenisnya sangat dibutuhkan teknologi itu dalam melakukan pembelajaran.

3) Facilitated E-Learning

Yang ini adalah jenis e-learning antara yang pertama dan kedua digabung.

Diharapkan peserta didik dapat belajar secara mandiri dengan mengakses matreri

yang akan diajarkan seperti video, gambar bergerak dalam berbagai format dari

website kemudian bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dalam melaksanakan

pembelajaran dengan cara melalui konferensi, forum, diskusi, chatting serta lain

sebagainya.

4) Embedded E-Learning

Ini adalah jenis E-Learning yang dapat memudahkan peserta didik ketika

hendak belajar yang mendapatkan bantuan berupa instruksi, diagram, atau metode

yang tersedia untuk peserta didik. Maka dari itu, e-learning jenis ini juga disebut

sebagai sistem pendukung kinerja elektronik.

5) Telementoring and e-coaching

Ini merupakan jenis e-learning yang memakai jaringan internet dan web

dalam melakukan pembelajaran jarak jauh. Guna meringankan peserta didik untuk

menambah wawasan , pengetahuan dan perkembangan sikap dan keterampilan.

Oleh itu, perlunya menggunakan telekonferensi, instant messaging, dan chatting.

2. Dampak Dari Sekolah Online


37

Semenjak Peraturan Pemerintah yang mengatur bahwa seluruh aktivitas

kegiatan belajar mengajar yang mestinya ada disekolah lalu dipindahkan ke rumah

masing-masing atau yang kita kenal dengan istilah BDR (Belajar Dari Rumah).

Ternyata peralihan pemebelajaran ke online atau daring dinilai banyak membawa

problematika yang baru didapati ketika belajar daring ini dilakukan. Terkhusus

lagi orang tua yang mendampingi anak secara langsung. Namun ternyata dampak

dari sekolah online ini juga tidak selamanya memiliki pengaruh buruk melainkan

juga dampak positif. Adapun kelebihan dan kelemahan pembelajaran daring

adalah:

a. Kelebihan pembelajaran daring

Yang pertama saat diadakannya pembelajaran daring adalah bisa

dilakukan dimana saja dan kapan saja. Kemudian selanjutnya, bisa lebih santai

dan sangat praktis, juga dinilai menghemat waktu karena bisa dilakukan kapan

saja dan peyampaian informasi lebih cepat tercapai dengan bisa menjangkau

banyak siswa dengan via Whatsapp Group. Dan yang terakhir para peserta didik

langsung dipantau oleh orang tuanya masing masing dan juga menambah

pengalaman orang tua ketika pembelajaran daring di lain waktu diadakan kembali.

b. Kelemahan pembelajaran daring

Bagi orang tua pemebelajaran daring mengharuskan mereka harus selalu

disamping anaknya agar pembelajaran daring berjalan maksimal. Dengan

demikian mereka kesusahan membagi waktu untuk bekerja dan mengerjakan hal

yang lain. Adapun bagi peserta didik adalah minimnya keterkaitan mereka untuk

melakukan pembelajaran daring ini dari awal hingga akhir yang membuat mereka
38

kurang aktif, dan kurang berpartisipasi sehingga tujuan dari pelajaran tidak

berjalan maksimal.49

c. Harapan pembelajaran daring

Adapun harapan selama pembelajaran daring ini dilakukan adalah ketika

nanti pandei ini berakhir para pendidik tetap bisa melakukannya untuk melatih

keterampilan gruu dan siswa di era abad 4.0, selanjutnya adanya perlakuan khusus

bagi siswa yang kesulitan dalam melakukan pembelajaran, selanjutnya model

pemebelajaran daring ini baik dilakukan tapi alangkah baiknya ditambah dengan

tatap muka langsung agar tetap mejaga kejujuran dan kemandirian peserta didik

didalam melakukan tugas dari guru. Dan yang terakhir adalah semoga

pembelajaran ini menjadi solusi yang baik untuk menunjang kemajuan belajar di

rumah semasa pandemi ini belum berakhir.

C. Pengertian Problematika Dan Kendala Orang Tua

1. Pengertian Problematika

Problematika sendiri artinya adalah yang masih menimbulkan masalah

atau masalah yang belum bisa terpecahkan, sedangkan Problem artinya masalah

atau persoalan yang mana tertera di Kamus Besar Bahasa Indonesia ediai

kedua.50. problematika berasal dari bahasa inggris “Problematic”. Menurut

Richard Carlson masalah ialah dimana tempat terbaik untuk dapat melatih diri

49
Andri Anugraha, Hambatan, Solusi, dan Harapan: Pembelajaran Daring Selama Masa
Pandemi Covid 19 Oleh Guru Sekolah Dasar, PGSD Universitas Sanata Dharma, Scholaria, vol.
10 no. 3 september 2020 hal. 287.
50
Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring (dalam jaringan)
39

sehingga hati menjadi lebih terbuka, masalah juga merupakan suatu bagian

penting yang harus ada dalam kehidupan kita semua.51

2. Kendala Orang Tua

Dalam masa pandemi ini tentunya dunia pendidikan di Indonesia sedang

tidak baik saja atau dalam kata lain sedang mengalami problematika. sesuai

dengan anjuran pemerintah untuk meniadakan kegiatan belajar mengajar di

sekolah banyak sekali keluhan dari orang tua dengan berubahnya sistem

pembelajaran yang mengharuskan anak belajar di rumah masing-masing.

Peraturan ini diberlakukan tidak lain hanya untuk memutus rantai penyebaran

virus covid 19 di Negara kita. Banyak sekali hal yang berubah ketika belajar

daring ini dilakukan, sebelum pandemi anak anak harus bangun pagi karena

diharuskan ke sekolah sehingga dinilai dapat membentuk kedisiplinan anak.52

Sekarang dunia pendidikan ketika pandemi berlangsung banyak

menimbulkan problematika, salah satu orang yang memiliki problematika ketika

pembelajarn online adalah orang tua yang harus menjadi guru dadakan karena

anak harus mendapatkan dampingan ekstra agar belajar online tetap berjalan. Di

sisi lain, belajar di rumah juga menyenangkan karena orang tua dapat

menghabiskan waktu lebih banyak bersama anaknya namun ternyata bukanlah

hal yang mudah orang tua harus bisa mengontrol emosi dan menjawab beragam

kesulitan yang dialami sang anak, orang tua harus bisa membangkitkan semangat

untuk mengumpulkan mood belajar anak.

51
https://pengajar.co.id/masalah-adalah/ diakses jam 21.00 tgl 9
52
Mendadak jadi guru, mardiyah ,2021 ,hal 21, cv.adanu abimata indramayu
40

Sebelum pandemi orang tua percaya sepenuhnya kegiatan pendidikan anak

kepada guru di sekolah, sehhingga ketika pandemi datang orang tua banyak

mepunyai kendala karena harus merubah kebiasaan baru karena sekarang belajar

diadakan secara daring.di antara problematika yang timbul ketika belajar daring

seperti:

a) Kurangnya Pemahaman Materi Oleh Orang Tua

Banyak orang tua yang kurang paham akan materi yang disampaikan guru,

dikarenakan banyak faktor dinataranya latar belakang pendidikan orang tua yang

rendah ditambah lagi orang tua menyampaikan tugas yang diberikan guru

tidaklah mudah sehingga mereka kesulitan menyampaikan dengan peserta didik.

Kurangnya pengetahuan materi orang tua dikatakan juga Kendala pedagogi, yang

melandasi belum pernah meraih pelatihan, dan belum berpengalaman. Kendala

orang tua tersebut bisa diatasi dengan adanya musyawarah antara orang tua dan

guru supaya guru bisa memberi masukan kepada orang tua.

b) Kesulitan Dalam Menumbuhkan Minat Anak Belajar

Problematika selanjutnya yang dirasakan orang tua adalah

menumbuhkan minat belajar anak selama mendampinginya di masa pandemi ini.

Dalam proses pembeajaran di rumah pastilah banyak anak yang mengalami

stress, sedih, bosen dan jenuh dikarenakan mereka rindu akan suasana di sekolah

dan teman temannya sehingga dapat menurunkan minat belajar anak. Strategi

yang dapat digunakan orang tua dalam meingkatkankan minat anak kembali

belajar lagi adalah mendiskusikan tentang beberpa aturan di rumah, menjadi


41

sahabat dalam berbagi tugas yang berkaitan dengan rgulasi diri, dan

mempersiapkan petunjuk bagaimana seharusnya belajar yang efektif.

c) Tidak Memiliki Cukup Waktu Karena Harus Bekerja

Ini merupakan kedala selanjutnya yang harus dihadapi orang tua karena

mereka harus bekerja, dan hanya bisa mendampingi anak belajar daring ketika

selesai bekerja saja. Dengan terbatasnya waktu yang dimiliki orang tua

seharusnya tidak bisa menjadi penghalang momentum keluarga untuk

mewujudkan keberhasilan belajar di masa pandemi ini.

d) Kesulitan Dalam Mengoperasikan Gadget

Masih banyak orang tua yang tidak melek teknologi terkhusus didaerah

pedesaaan, penguasaan teknologi yang masih rendah oleh orang tua di masa

pandemi ini merupakan problematika selanjutnya yang dihadapi oleh orang tua

mengingat pembelajaran daring harus menggunakan gadget dan jaringan internet.

Penggunaan gadget untuk orang tua adalah untuk berkomuniksi kepada guru dan

berkoordinasi guna keberhasilan pembelajaran daring di masa pandemi ini.

e) Kendala Terkait Layanan Internet

Problematika ini bukan lagi rahasia umum mengingat Negara Indonesia

dengan letak kepulauan dengan bergam mengakibatkan bukan semua wilayah

yang memiliki layanan internet yang cepat dan terkadang lamban sewaktu waktu.

Hal ini tentu berpengaruh untuk keberhasilan pembelajaran daring di masa

pandemi ini, ditambah lagi orang tua harus memfasilitasi kuota internet yang

dinilai tidak sedikit mengabiskan biaya ketika belajar daring ini dilakukan.

f) Orang Tua Tidak Sabar Mendampingi Anak Belajar Dirumah


42

Ini merupakan problemtika yang paling banyak dikeluhkan orang tua

ketika belajar daring ini dilakukan, ini terjadi karena banyaknya beban yang

dipikul disisi lain orang tua harus bekerja, menjadi figure untuk anak anaknya dan

harus menjadi guru dadakan. Ditambah lagi orang tua sudah merasa jenuh dengan

pembelajaran daring di rumah sehingga banyak orang tua yang stress dan

melampiaskan amarahnya kepada peserta didik sangat dirugikan sekali

dikarenakan, orang tua memiliki kewajiban untuk mengolah, mangarahkan,

membimbing, dan mendidik anak yang tulus dan kesabaran.53

53
Yulia ayruza, analisis kendala orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah
pada masa pandemi covid 19 .vol 5 issue 1 univ negeri jogja, 2021, 18 agustus hal 776.
43

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A. Sejarah Singkat SMP Negeri 17 Palembang

SMP Negeri 17 Palembang didirikan pada 1981, dengan surat keputusan

Menteri Pendidikan dan kebudayaan N0. 0219/0/1981 tanggal 14 Juli 1981.

Kepala Sekolah pertama pada waktu itu adalah Bapak Adnan Rais, BA. Seorang

guru teladan tingkat Nasional. Awal mula berdirinya SMP Negeri 17 Palembang

menerima siswa baru sebanyak 7 kelas dan titipan dari dari SMPNegeri 3

Palembang sebanyak 3 kelas dengan jumlah siswa lebih kurang 400 orang. Saat

itu gedung SMP Negeri 17 Palembang masih dalam taraf pembangunan sehingga

kegiatan proses belajar untuk sementara masih menumpang di SMP Negeri 13

Palermbang pada sore hari. Pada saat berdirinya SMP Negeri 17 Palembang,

memiliki tenaga pengajar (guru) masih sangat sedikit, yaitu terdiri dari guru yang

melalui proses pengangkatan ditambah dengan guru pindahan dan guru tidak

tetap.

Seiring telah selesainya pembangunan gedung beserta kelengkapan

fasilitasnya kegiatan penerimaan siswa baru (PSB) tahun ajaran 1981/1982 sudah

dapat dilaksanakan digedung sendiri atas aspirasi masyarakat sekitar yang berfikir

bahwasanya minimnya pendidikan tingkat SMP di daerah sana. Semakin tahun

penduduk yang kian membludak membuat kebutuhan pendidikan semakin


44

dibutuhkan terutama tingkat SMP. Karena kondisi tersebut akhirnya didirikanlah

pendidikan tingkat SMP yang sampai sekarang masih terus eksis mendidik

generasi indonesia.Pertama kali berdiri SMP Negeri 17 Palembang memiliki

fasilitas sebagai berikut:

Tabel 1.Fasilitas Yang Ada Saat Pertama Kali Berdiri SMP Negeri 17

Palembang

1. Luas Tanah 8.327 M


2. Ruang Kelas 6 buah
3. Ruang Tata Usaha 1 buah
4. Ruang Kepala Sekolah 1 buah
5. Ruang Guru 1 buah
6. Ruang Perpustakaan 1 buah
7. Ruang Laboratorium 1 buah
8. Ruang Keterampilan 1 buah
9. Gudang 1 buah
10. WC Siswa Putra 1 buah
11. WC Siswa Putri 1 buah
12. Listrik (PLN) 900

Bapak Adnan Rais, BA. Memimpin SMP Negeri 17 Palembang sampai

dengan Bulan Februari 1982 beliau diganti oleh bapak Soeripto, pada tahun 1982

SMP Negeri 17 Palembang mendapat tambahan ruang belajar sebanyak 6 lokal

dan 1 buah ruamh penjaga sekolah. Kegiatan proses belajar dilakukan Double

Ship sampai dengan sekarang. Tahun 1984 tambahan kelas sebanyak 2 lokal dan

pagar tembok keliling. TAhun 1982/1983 siswa kelas 1 sebanyak 8 kelas (320

orang). Kelas II sebanyak 7 kelas (280 orang). Dan kelas III sebanyak 7 kelas

( 280 orang).Bulan Juli 1988 BApak Soeripto diganti oleh Ibu Sarkiyah Sayuti

dan SMP Negeri 17 Palembang menjadi tuan rumah MTQ ke-6 tingkat SMP se-
45

kota MAdya Palembang dari tanggal 22 sd 27 Agustus 1988. Ibu Sarkiyah

memimpin sampai bualn Juni 1989.

Kemudian diganti ibu Choiriah. Tahun 1994 nambah 4 lokal, Tahun 1995

mendirikan Musholah permanen berukuran 6m x 6m untuk melaksanakan sholat.

Pada usia 60 Tahun ibu Choiriah diganti oleh bapak Drs. Soemardi Loeas.

Pasilitas computer berjumlah 24 buah. Bulan Juni 1998 bapak Drs. Soemardi

Loeas diangkat menjadi kepala sekolah SMU Negeri 10 dan beliau diganti oleh

ibu Dra. Hj. Nyayu Siti Aisyah. Dibawah kepemimpinan ibu Dra Hj. Nyayu Siti

Aisyah, pada tahun 2001 SMP Negeri 17 Palembang mendapat bantuan Dana

Hiba dari belanda yang dipergunakan untuk rehap gedung. Saluran air dan

Moubeler. 25 Januari ibu Dra. Hj. Siti Aisyah diganti oleh ibu Nuraini Zulkarnain,

S.Pd. Tahun 2001/2002 meluluskan sebanyak 408 orang. Penambahan alokasi

waktu belajar tambahan bagi siswa kelas III, dan diadakan kelas unggulan baik

kelas VII, VIII, maupun kelas III yang belajarnya pada pagi hari, di akhir

jabatannya beliau meninggalkan kenangan pembangunan ruang kelas baru

sebanyak 3 ruang kelas. Tahun 2006 tepatnya 2 Februari 2006, Ibu Hj. Nuraini

Zulkarnain, S. Pd. Diangkat menjadi pengawas Pembina, dan beliau digantikan

oleh Bapak Jazuli, S. Pd. Yang sebelumnya merupakan Kepala Sekolah

SMPNegeri 20 Palembang. Dalam perjalanan cukup panjang SMP Negeri 17

Palembang telah menamatkan siswa lebih kurang 10139 siswa yang sudah

tersebar keberbagai daerah dan telah bekerja di beberapa instansi pemerintah,

BUMN dan Swasta.


46

Kepala sekolah yang memimpin SMP Negeri 17 Palembang saat ini adalah

Hj. Mismayuti, M.Pd. Kini dalam menapaki perjalanan hidupnya SMP Negeri 17

Palembang masih tetap jaya dan selalu diminati dan menjadi favorit oleh banyak

orang tua siswa. Semoga SMP Negeri 17 Palembang menjadi sekolah favorit di

kota ini.

B. Letak Geografis Sekolah

Dari hasil kegiatan observasi yang telah dilakukan profil sekolah SMP

Negeri 17 Palembang seperti:

Nama Sekolah : SMP Negeri 17 Palembang

Alamat : JL. Padang Selasa, Bukit Lama, Ilir Barat 1

Kabupaten/Kota : Palembang

Nmor Telepon : (0711) 358494

Kategori Sekolah : Reguler

Operasional KBM : Pagi

Akreditas :A

Tahun Berdiri : 1981

Status Tanah : Milik Pemerintah

Luas Tanah : 8.327 M2

C. Visi Dan Misi

1. Visi

Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait (stakcbolders)

bermusyawarah, sehingga visi sekolah mewakili aspirasi berbagai kelompok


47

yang terkait, sehingga seluruh kelompok yang terkait (guru, karyawan, siswa,

orang tua, masyarakat, pemerintah) bersama-sama berperan aktif untuk

mewujudkannya. Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat: (1)

filosofis, (2) Khas, (3) mudah diingat. Berikut ini merupakan visi yang

dirumuskan oleh SMPN 17 Palembang. Visi SMP Negeri 17 Palembang

“Tewujudnya sumber daya, manusia yang bermutu, berbudaya,

berwawasan lingkungan berlandaskan IPTAQ dan IMTAG”

Bermutu artinya:

Sekolah yang mampu mewujudkan keberhasilan sesuai dengan

harapan masyarakat berbudaya dan berwawasan lingkungan.

Berdasarkan Imtaq Artinya:Sekolah yang mampu menjunjung tinggi

nilai-nilai agama, moral,etika, dan estetika serta peduli terhadap lingkungan.

Indikator Visi:

a. Unggul dalam Prestasi Akademik.

b. Unggul dalam Persaingan Masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

c. Unggul dalam Prestasi Ekstrakurikuler

d. Unggul dalam Wiyata Mandala termasuk melestarikan dan

mengendalikan Lingkungan.

e. Unggul dalam Kepribadian, Disiplin yang berkarakter

f. Unggul dalam Pengalaman Agama, Budi Pekerti dan Nilai-nilai

Budaya.

Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita SMP Negeri 17 Palembang:

1) Beriorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian


48

2) Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat

3) Ingin mencapai keunggulan

4) Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah

5) Mendorong adanya perubahan yang lebih baik

6) Mengarahkan langkah-langkah strategis sekolah

2. Misi

a) Menghasilkan lulusan yang dapat bersaing disekolah lanjutan tingaka

atas

b) Menghasilkan prestasi dalam bidang ekstrakulikuler

c) Mewujudkan sekolah sebagai wiyata mandala

d) Menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti luhur

e) Menghasilkan siswa yang dapat membina pengalaman iman dan taqwa

f) Menghasilkan siswa yang mencinta budaya dan lingkungan

g) Menghasilkan siswa yang mampu mengendalikan, memelihara, dan

menjaga kelestrian lingkungan

D. Tujuan Sekolah

1. Menghasilkan siswa yang mampu bersaing dalam mengikuti kegiatan baik

dalam bidan akademik maupun dalam bidang non akademik

2. Meningkatkan prestasi lulusan dalam ujuan nasional maupun ujian sekolah

3. Meningkatkan jumlah lulusan yang diterima pada sekolah lanjutan yag

menjadi tujuan siswa

4. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang kegiatan ekstrakurikuler


49

5. Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan

6. Menghasilkan lulusan yang memilki kecakapan hidup serta mampu

beradaptasi dalam lingkungan masyarakat

7. Menghasilkan lulusan yang tahu hak dan kewajiban serta bertanggungjawab

yang ditunjukkan dengan perilaku yang luhur berdasarkan norma-norma

yang berlaku

8. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan

serta dibanggakan masyarakat dengan kegiatan Adiwiyata

9. Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai

cerminan akhla mulia dan iman serta taqwa

10. Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama yang diyakini dalam

kehidupan

E. Sarana dan Prasarana

1. Ruang Fasilitas Sekolah

Fasilitas sekolah, adapun fasilitas ruangan yang ada di SMP Negeri 17

Palembang yaitu seperti:

Tabel 2. Ruang Fasilitas Sekolah

No Ruang Jumlah Kondisi


1. Ruang Belajar Siswa 24 Baik
2. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
3. Ruang Guru 1 Baik
4. Ruang TU 1 Baik
5. Ruang Perpustakaan 1 Baik
6. Ruang Laboratorium 1 Baik
7. Ruang Keterampilan 1 Baik
8. Mushola 1 Baik
9. Gudang 1 Baik
50

10. WC Guru 2 Baik


11. WC Siswa 2 Baik
12. PapanTulis 48 Baik
13. Kantin 1 Baik

Berdasarkan data dan hasil wawancara peneliti bisa menyimpulkan bahwa

sarana serta prasarana di SMP Negeri 17 Palembang bisa dikatakan baik dan

sangat memadai, kepala sekolah guru, pegawai dan siswa selalu menjaga sarana

dan prasarana agar tetap bermanfaat di lingkungan sekolah, dan dipergunakan

dengan sebaiknya. Karena, sarana dan parasarana sangatlah berpengaruh dengan

sebaik-baiknya. Karena sarana dan prasarana sangatlah berpengaruh dan

mendukung keberlangsungan proses belajar mengajar, serta sarana dan prasarana

juga tentunya akan mengikuti perkembangan dunia pendidikan dari waktu ke

waktu

F. Struktur Organisasi Perpustakaan

Struktur Organisasi Perpustakaan SMP Negeri 17 Palembang Tahun

Pelajaran 2021/2022

No Jabatan Nama
1. Kepala Sekolah Hj. Mismayuti, M.Pd
2. Wakil Kepala Sekolah Desy Elmiana, S,Pd., M.Si
3. Koordinator Hj. Penghuni, S.Pd., M.Pd
4. Pelayanan Teknis I Marezhaq Salsabila, S.Pd
5. Pelayanan Teknis II Marini Oktaria, S.Pd
6. Pengunjung Guru/Pegawai/Siswa

G. Administrasi Sekolah
51

Administrasi umum yang di laksanakan di SMP Negeri 17 Palembang

meliputi:

1. Membuat program kerja tahunan sekolah

2. Penyusunan rencana penegembamgan sekolah (RPS)

3. Fungsionalisasi ruang lingkup

4. Fungsionalisasi ketenagaan dan kesiswaan

5. Rapat, pertemuan dan Meeting

6. Upacara Sekolah

H. Kurikulum Pendidikan

Gambaran umum tentang pelaksanaan kurikulum di SMP Negeri 17

Palembang adalah meliputi:

1. Pembagian tugas belajar dan penyiapan jadwal mengajar tiap guru-guru


bidang studi

2. Menyiapkan perangkat program pembelajaran setiap guru

3. Penyajian belajar dan pelaksanaan KBM

4. Evaluasi, yaitu:

a. Ulangan Harian

b. Ulangan Umum

c. Ulangan Blok

d. Ujian Semester

e. Ujian Nasional (UN/US)

5. Suvervisi kelas
52

6. Kenaikan kelas

7. Kelulusan

8. Laporan Evaluasi

I. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru

Kualitas SMPN 17 Palembang pada kiprah perjuangan melalui prinsip

tidak lepas terhadap ketenagaan dengan sumber daya manusia yang ada,

terkhususnya terhadap tenaga pendidik yang dituntut memiliki kualifikasi

standar kompetensi dengan bidang keahlian masing- masing. Guru dan

karyawan yang bertugas di SMPN 17 Palembang berjumlah 42 orang terdiri

dari 11 guru laki-laki dan 31 guru perempuan beserta tenaga pendidik

berjumlah 10 orang yaitu 3 laki-laki dan 7 perempuan. Oleh sebab itu peneliti

dapat menyimpulkan bahwasanya jumlah guru dan tenaga pendidikan adalah

52 orang yang sesuai jenjang pendidikan

b. Keadaan Siswa

Siswa merupakan anak yang sedang bertumbuh serta berkembang

baik ditinjau segi fisik ataupun segi perkembangan mentalnya. Tetapi, yang

menjadi permasalahan sering muncul banyak siswa yang ikut belajar di SMP

N 17 Palembang dari tahun ke tahun terkhususnya dalam tahun 2021/2022.

Berikut peneliti memaparkan hasil observasi yang sudah dilakukan jumlah

siswa kelas 7,8,9 adalah 352 siswa laki-laki serta 443 siswa perempuan. Oleh

sebab itu peneliti dapat menyimpulkan jumlah keseluruhan adalah 795 siswa

di SMP N 17 Palembang.
53

J. Hubungan Masyarakat

1. Komite Sekolah

2. Rapat Pleno Komite Sekolah

3. Rapat pengurus Komite Sekolah

4. Koordinasi dengan Orangtua Siswa

5. Kerjasama dengan perguruan tinggi

6. Kerjasama dengan bimbingan Belajar

7. Konsultasi dengan Instansi terkait

8. Koordinasi dengan masyarakat di lingkungan Sekolah

K. Pengelolaan Kelas

Proses belajar mengajar terhalangi juga oleh tata ruangan karena, yang

paling mendasar adalah faktor intern yaitu dari siswa itu sendiri dengan cara guru

mengajar setiap proses pembelajaran namun, tata ruang belajar juga harus bisa

mempengaruhinya. Pengelolaan posisi duduk setiap ruangan diatur dalam bentuk

lajur, kemudian lajur terdiri dari empat baris lalu, setiap barisnya ada lorong

dengan letak meja guru yang berada disamping depan kelas.

L. Proses Pembelajaran

Proses belajar mengajar di SMP Negeri 17 Palembang terdiri dari waktu

belajar, kurikulum yang digunkan.

Tabel 3

Hari Waktu Belajar


54

Senin 07.15 sd 14.30 WIB


Selasa 07.15 sd 14.30 WIB
Rabu 07.15 sd 14.30 WIB
Kamis 07.15 sd 14.30 WIB
Jum’at 07.15 sd 11.30 WIB
Sabtu 07.15 sd 12.00 WIB
Sumber : Arsip Dokumen SMP Negeri 17 Palembang

Berdasarkan tabel diatas, waktu belajar di SD Negeri 17 Palembang pada

hari seni sampai dengan hari kamis dimulai dari pukul 07.15 sampai dengan

pukul 14.30 WIB dan pada hari jum;at waktu belajar dimulai pada pukul 07.15

sampai dengan pukul 11.30 WIB dikarenakan mau shalat jum’at jadi pulangnya

lebih awal dan selanjutnya pada hari sabtu tidak masuk kuliah dikarenakan

sudah diterapkan full day tetapi pada hari sabtu digantikan dengan kegiatan

ekstrakulikuler di mulai pada pukul 7.15 sampai dengan pukul 12.00 WIB.

M. Ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakulikuler samgat penting selain kehgiatan belajar

mengajar di dalam kelas, kegiatan ekstrakulikuler dapat membantu siswa

mengembangkan minat dan bakat mereka.61 Ekstakulikuler dan kegiatan di luar

jam belajar di SD Negeri 29 Palembang adalah sebagai berikut:

1. Ekstrakulikuler Pramuka

Ekstakulikuler pramuka banyak menjadi pilihan oleh sekolahsekolah,

dikarenakan pramuka sangat bermanfaat bagi siswa dan siswi. ekstakulikuler ini

dilakukan setiap hari sabtu pada pukul 07.15 WIB sampai dengan pukul 12.00
55

WIB. Ekstakulikuler ini di ajarkan langsung oleh kakak-kakak pembina pramuka

di lokasi sekolah. Sangat banyak manfaat dari ekstrakulikuler pramuka, antara

lain mampu melatih siswa memiliki tenggang rasa antar sesame, melatih

kemandirian, dan menempa pribadi siswa agar lebih berani dalam mengambil

tindakan yang bermanfaat, serta tentunya melatih siswa untuk berorganisasi.

2. Upacara Bendera

Upacara bendera dilakukan rutin di hari senin, siswa secara bergantian

menjadi petugas upacara. Dan di dalam upacara ini, diharapkan dapat

menumbuhkan jiwa nasionalisme siswa-siswi di SMP Negeri 17 Palembang

3. Senam Pagi Bersama

Kegiatan ini dilakukan di setiap hari sabtu, yang dimulai pada pukul 07:15

WIB yang diikuti oleh seluruh siswa-siswi beserta guru dan staff pegawai di SMP

Negeri Palembang. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi refreshing bagi

seluruh yang mengikuti senam pagi bersama ini, serta dapat menjadi pengingat

untuk tidak lupa selalu hidup sehat di tengah-tengah aktifitas yang padat, dan

dapat menjaga kekompakan juga kebersamaan bagi siswa-siswi dan guru di SMP

Negeri 17 Palembang dan juga diharapkan dapat menjadi penghilang kepenatan

dan kejenuhan setelah satu minggu melaksanakan kegiatan pembelajaran

4. Kegiatan Keagamaan

Kegiatan keagamaan SMP Negeri 17 Palembang diadakan setiap hari

jumat, dimulai pada pukul 07.15 WIB. Kegiatan ini meliputi pembacaan yasin

dan tahlil bersama yang di pimpin oleh siswa secara bergantian. Dan kegiatan
56

agama lainnya juga adalah pembacaan surah pendek yang dilakukan pada saat

sebelum dimulai nya pelajaran pertama. Kegiatan ini dengan rutin dilakukan, dan

diharapkan dapat menumbuhkan sifat religiulitas siswa dan guru SMP Negeri 17

Palembang.

N. Struktur Organisasi SMP Negeri 17 Palembang

KEPALA SEKOLAH

Dra. Hj. Tetrayanti, M.S.i.

WAKIL KEPALA SEKOLAH

Muhammad Rozi, S.Pd.


57

WAKA KURIKULUM WAKA KESISWAAN WAKA PRASARANA WAKA HUMAS

Ivan Yulietmi, S.Ag, M.Pd. Desi Elmianah, S.Pd, M.Si. Bayumi, S.E, M.Si. Muhammad Rozi, S.Pd.

UNIT PERPUSTAKAAN TATA USAHA


Hambali, S.Pd. Ahmad Ghgozali

JABATAN

WALI KELAS

GURU

SISWA

MASYARAKAT

PENJAGA SEKOLAH

PETUGAS KEBERSIHAN

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


58

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, pada bab ini akan

menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan tentang Problematika Orang Tua

Dalam Mendampingi Peserta Didik Sekolah Online Pada Masa Pandemi Covid19

di SMP N 17 Palembang. Oleh sebab itu, peneliti langsung penelitian lapanngan

di SMP N 17 Palembang menggunakan metode observasi, wawancara dan

dokumentasi. Sebagaimana sudah dijelaskan oleh Abdurrahmat Fathoni bahwa

observasi adalah teknik pengumpulan data untuk dilaksanakan dengan cara

pengamatan serta pencatatan berbentuk tulisan dalam suasana dan perilaku objek

sasaran.54

Setelah dilakukan wawancara, observasi serta penelusuran dokumen ingin

dibutuhkan, maka data yang dihasilkan diadakan penyalinan kembali dalam

bentuk transkrip. Selanjutnya diadakan reduksi data atau pengkajian kembali

jawaban yang telah ditranskrip, dengan penyederhanaan, pengabstrakan data kasar

yang muncul dari catatan-catatan lapangan, dan kalau mungkin ada yang perlu

dibuang atau ditambah dalam transkrip penelitian tersebut, atau dengan kata lain

penelaahan ulang seluruh catatan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi,

menentukan serta membuang data yang tidak digunakan atau tidak senada dalam

fokus penelitian. Adapun rumusan masalah yang akan peneliti bahas dalam skripsi

ini yaitu: Bagaimana pelaksanaan sekolah online pada masa pandemi covid 19 di

SMP Negeri 17 Palembang serta Faktor apa saja yang menyebabkan terjadi

masalah pada orang tua saat mendampingi anak sekolah online.

54
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011)., hlm 104
59

Sebelum peneliti memaparkan hasil peneliti yang sudah dilakukan

dilapangan pada pembahasan ini peneliti mengenai sasaran utama dalam

melakukan penelitian dengan cara observasi, wawancara serta dokumentasi ialah

dengan kepala sekolah SMP N 17 Palembang, Guru Pendidikan Agama Islam dan

Bukti Pekerti kelas VII, Wali siswa atau orang tua selanjutnya dengan Siswa kelas

VII. Untuk lebih memudahkan peneliti menjelaskan hasil penelitian ini disebutkan

dengan Data 1 adalah ibu Dra. Hj. Tetrayanti, M.S.i. selaku kepala sekolah SMP

N 17 Palembang, Data 2 yaitu bapak M Zamziba Syamsudin S.Ag. M,Pd sebagai

guru agama, Data 3 adalah Ilham Khalid sebagai wali siswa dan Data 4 adalah

Fradika Maulana selaku siswa kelas VII SMP N17 Palembang. Adapun hasilnya

dapat dilihat sebagai berikut:

Wawancara pertama peneliti ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan

pembelajaran online pada masa pandemi Covid-19 di SMP N 17 Palembang dan

hasilnya adalah:

Data 1 Ibu Tetrayanti: “Pembelajaran online pada masa pandemi ini di

SMP N 17 Palembang sudah telaksana pada bulan Maret 2020 yang lalu.

Dikarenakan adanya himbauan dari pemerintah tentang sistem pembelajaran

disekolah adanya larangan tatap muka yang dikeluarkan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sehingga saya mengadakan rapat

sekaligus musyawarah dengan semua guru di sekolah ini untuk membicarakan

tentang sistem pembelajaran online. Alhamdulillah sejauh ini sistem pembelajaran

online di sekolah berjalan dengan baik dan lancar walaupun, sistem

pembelajarannya berbeda dengan pembelajaran tatap muka seperti biasanya.


60

Adapun hasil dalam pelaksanaan pembelajaran online di sekolah ini dengan

langkah pertama yang dilakukan sekolah membuat jaringan komunikasi yaitu

berupa jaringan maupun wifi di sekolah, kemudian sarana dan prasarana, metode

pembelajaran yang akan dilaksanakan pembelajaran online. Mengenai proses

pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran online dengan

menggunakan media seperti: laptop dan handphone (HP) yang dipadukan dengan

aplikasi WhatsApp, Youtube, Google Classroom, dan Zoom Meeting”

Data 2 bapak Zamziba: “Beliau mengatakan pembelajaran online di SMP

N 17 Palembang sampai saat ini berjalan dengan lancar, walaupun ada beberapa

masalah yang menghalangi pembelajaran online yang dilakukan oleh guru sebagai

pengajar dengan siswa selaku belajar. Pembelajaran online ini dikarenakan adanya

virus corona yang sudah heboh di seluruh penjuru dunia. Oleh sebab itu

pemerintahan dinas sekolah provinsi Sumatera Selatan memberikan surat edaran

tentang perubahan sistem pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Di sekolah ini

sudah menerapkan pembelajaran online yang sudah dilakukan di sekolah lain. Di

SMP 17 ini sudah melaksanaan pembelajaran itu sejak bulan maret tahun 2020.

Sesuai dengan arahan dari pemerintah pertama sekali yang dilakukan disekolah

ini, kami semua guru mengikuti rapat yang dihimbau oleh kepala sekolah SMP N

17 Palembang. Adapun hasilnya adalah kami sebagai guru harus memanfaatkan

media pembelajaran berbasis daring dengan menggunakan laptop dan handphone.

Yang mana guru di SMP N 17 Palembang ini dalam metode pembelajaran online

ini menggunakan pembelajaran berbasis Google Classroom, Zoom Meeting,


61

Youtube, Google Form dan yang bagian penting adalah menggunakan aplikasi

WhatsApp”

Data 3 bapak Ilham: berkenaan dalam pelaksanaan pembelajaran online di

sekolah SMP N 17 Palembang sudah menerapkan pembelajaran jarak jauh atau

belajar daring. Yang dimana anak saya belajar dari rumah dengan memanfaatkan

media seperti handphone dalam pembelajaran online. Pembelajaran online ini

sudah diterapkan 1 tahun lebih pembelajaran online ini. Mengenai pelaksanaan

pembelajaran online ini menggunakan aplikasi whatAps dalam aplikasi ini siswa

harus membuka informasi atau himbauan oleh gurunya terhadap apa saja materi

beserta tugasnya, biasanya juga anak saya sistem pembelajarannya menggunakan

zoom meeting dan google classroom.

Data 4 adinda Maulana: “di sekolah SMP N 17 Palembang memang sudah

menerapkan pembelajaran online, karena saya sudah merasakan dalam

pembelajaran ini. Dalam pembelajaran ini sudah lama diterapkan atas himbauan

dari kepala sekolah yang dimana kami dulu sistem pembelajaran tatap muka di

sekolah dengan guru digantikan dengan sistem pembelajaran daring dari jarak

jauh atau dirumah masing-masing hal ini dikarenakan adanya wabah virus corona.

Dalam pelaksanaan pembelajaran online di sekolah tentunya kami harus login

atau mendaptar sebagi siswa dalam akun google clasroom yang sudah dibuat oleh

semua guru, kemudian semua siswa diundang oleh wali kelas untuk bergabung

dalam grub whatsapp untuk mengetahui pembelajaran seperti materi dan tugas

yang diberikan”.
62

Wawancara kedua peneliti melanjutkan dengan wawancara mengenai

apakah pembelajaran online itu efektif untuk siswa pada masa pandemi Covid-19

di SMPN 17 Palembang:

Data 1: dalam pembelajaran online di sekolah ini berjalan dengan efektif

terutama semua guru dalam mengajar baik dalam metode, media, sarana dan

prasarana. Kemudian dalam pelaksanaannya sudah dijalankan oleh guru dalam

mengajar berbasis online atau daring. Di SMP N 17 Palembang ini dilakukan

pembelajaran jarak jauh, yang mana guru memanfaatkan aplikasi-aplikasi

pendukung agar tetap terlaksana dalam pembelajaran dengan baik sehingga,

sampai sejauh ini proses pembelajaran online hampir semua siswa mengikuti

pembelajaran dengan aktif yang dilakukan semua guru walaupun pembelajaran itu

hanya sebatas aplikasi saja. Hanya saja ada sebagian siswa yang tidak mengikuti

pembelajaran di sekolah dikarenakan banyak permasalahan yang dialami siswa.

Data 2: berbicara dalam pembelajaran online yang saya lakukan dalam

pembelajaran online ini sudah berjalan dengan baik walaupun ada beberapa

permasalahan yang mempengaruhi dalam mengajar dan yang dialami siswa dalam

belajar online di SMP N 17 Palembang ini. Selanjutnya mengenai metode

mengajar dengan siswa tentunya jauh berbeda, yang mana sebelumnya

pembelajaran ini dilakukan pembelajaran tatap muka di sekolah sedangkan

pembelajaran online ini dilakukan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan

aplikasi zoom meeting. Dengan adanya aplikasi ini sangat membantu sekali untuk

bertatap muka langsung dengan siswa. Walaupun pembelajaran online hanya

dilakukan dirumah masing-masing namun, pembelajaran yang dilakukan oleh


63

guru dan siswa tidak menghalangi untuk belajar secara online sehingga

pembelajaran yang saya lakukan dengan anak berjalan dengan baik.

Data 3: menurut saya sistem pembelajaran online ini memang sudah

efektif karena, semua guru dan siswa diharuskan pembelajaran di rumah masing-

masing. Pembelajaran online ini hampir sama saja pembelajaran yang dilakukan

di sekolah dengan tatap muka langsung dikelas. Hanya saja dalam pembelajaran

online ini sangat terbatas sekali dalam penggunaan media pembelajaran online

seperti: handphone, jaringan dan aplikasi. Sehingga anak saya mengalami

kesulitan dalam belajar baik secara memahami materi yang dijelaskan oleh guru di

zoom meeting dan mengerjakan tugasnya di google classroom.

Data 4: menurut saya pembelajaran ini tidak memberatkan saya dalam

belajar dalam sehari-hari sehingga, saya mengikuti semua pembelajaran yang

telah diajarkan oleh guru dalam aplikasi zoom meeting. Karena pembelajaran

online ini juga sudah berjalan dengan baik walaupun sistem pembelajarannya

terbatas. Kemudian dalam pembelajaran ini tidak jauh berbeda dengan

pembelajaran tatap muka langsung disekolah. Karena guru menggunakan aplikasi

zoom meeting untuk menyampaikan materi yang diajarkan kepada kami sebagai

siswa, dengan dilanjutkan pemberian tugas yang bisa kami dapatkan dalam google

clasroom. Sehingga dalam pembelajaran online ini bisa terlasanakan dengan baik

walaupun pembelajarannya jarak jauh dengan menggunakan pembelajaran zoom

meeting atau tatap muka langsung dalam aplikasi vidio.


64

Wawancara ketiga peneliti melanjutkan wawancara tentang bagaimana

metode pembelajaran online pada masa pandemi Covid-19 di SMPN 17

Palembang, adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

Data 1: Metode pembelajaran online di SMP N 17 Palembang hampir

sama saja dengan pembelajaran biasanya. Dalam pembelajaran online ini

dilaksanakan setiap hari senin sampai hari sabtu, kemudian guru dan siswa harus

menyiapkan segala alat media dalam pembelajaran seperti laptop, handphone,

kemudian materi yang diajarkan oleh guru sebagai pengajar kepada siswa.

Pembelajaran online ini dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00.

Dalam pelaksanaannya menggunakan pembelajaran berbasis zoom meeting dan

google clasroom sehingga antara guru dan semua siswa bertatap muka dalam

aplikasi tersebut. Sebelum pembelajaran zoom meeting dimulai biasanya guru

sudah memberikan materi berupa video, ppt yang berisikan materi mata pelajaran

masing-masing di google classroom, selanjutnya guru membagikan link zoom

meeting pembelajaran yang dibagikan kepada siswa agar siswa dapat bergabung

dalam room aplikasi zoom meeting untuk menjelaskan materi dan tugasnya

kepada siswa.

Data 2: Metode yang saya lakukan dalam pembelajaran adalah

menggunakan aplikasi google classroom dan aplikasi zoom meeting. Adapun

dalam pelaksanaannya kami sebagai guru mengikuti aturan dari kepala sekolah

yang mana waktu pembelajarannya dilakukan setiap hari kecuali dihari minggu.

Di SMP N 17 Palembang memulai proses pembelajaran dari pukul 08.00-12.00

WIB, sebelum mata pelajaran saya lakukan di zoom meeting, saya sudah
65

membagikan semua materi yang akan diajarkan kepada siswa di google classroom

berupa PPT, video dan latihan, biasanya saya menggunakan video dengan

membagikan link dari aplikasi youtube sehingga, siswa bisa membuka link

tersebut dengan mencermati apa saja yang dijelaskan sesuai materi yang saya

ajarkan. Begitupun sebaliknya berkenaan dengan tugas siswa yang sudah saya

siapkan di google classroom. Selanjutnya apabila saya sudah selesai membagikan

materi dan tugas kepada anak, lalu saya membagikan link zoom meeting kepada

siswa dalam grub whattaps agar siswa bisa bergabung dalam room pembelajaran

zoom meeting.

Data 3: Dalam metode pembelajaran online di SMP N 17 Palembang

memang sudah menerapkan pembelajaran zoom meeting sebagai tatap muka

langsung antara guru dengan anak saya. Sehingga anak saya diharuskan mengikuti

pelaksanaan pembelajaran ini setiap hari senin-sabtu. Untuk lebih jelasnya dalam

pemahaman materi yang diberikan gurunya dengan membuka google classroom

untuk melihat materi dan tugas yang diberikan kepada anak saya. Menurut saya

dengan menggunakan kedua aplikasi ini sudah berjalan dengan baik, hanya saja

terkadang mengalami hambatan seperti jaringan dan kuota untuk membuka

aplikasi dan mengikuti pembelajaran zoom meeting ini.

Data 4: Dalam proses pembelajaran online yang saya lakukan setiap hari

dengan mengikuti pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru saya

menggunakan metode mengajar adalah pembelajaran jarak jauh dengan

memanfaatkan aplikasi whattaps, google classrom dan zoom meeting. Adapun

kegunaan dalam aplikasi whatapps ini ialah untuk melihat semua arahan guru
66

yang disampaikan dalam grub siswa, kemudian google classroom ini berisikan

materi yang dibagikan oleh guru dan tugasnya juga sudah di aplikasi tersebut.

Selanjutnya aplikasi zoom meeting ini untuk mengikuti pembelajaran guru dengan

tatap muka langsung dengan sebuah video call dengan guru.

Selanjutnya untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dialami selama

pembelajaran online pada masa pandemi Covid-19 di SMP N 17 Palembang maka

peneliti langsung menayakan dengan wawancara dengan kepala sekolah, guru

mata pelajaran, wali murid dan siswa kelas VII, adapun hasilnya adalah sebagai

berikut:

Data 1: Dalam problematika atau permasalahan yang dialami semua guru

ketika pelaksanaan pembelajaran online pada masa pandemi covid-19 di SMP N

17 Palembang adalah (1). Permasalahan anak yang sering terlambat bangun pagi

sehingga, mengakibatkan sebagian siswa terlambat dalam mengikuti proses

pembelajaran dalam zoom meeting. (2). Kurangnya persiapan siswa untuk

mengikuti proses pembelajaran. (3). Kemudian selanjutnya adalah yang mana

rumah siswa yang berbeda-beda daerah juga mengalami permasalahan salah

satunya sinyal dan kuota internet. (4). Kurangnya minat belajar siswa dikarenakan

bertatap muka berbasis online zoom meeting. (5). Kurangnya kesadaran dan

semangat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran online baik pembelajaran

google classroom dan zoom meeting. (6). Kurangnya kesadaran orang tua dalam

membimbing, mengarahkan anaknya dalam mengikuti proses pembelajaran

sehingga siswa tidak mengikuti pembelajaran dengan maksimal. (7). Sebagian


67

guru mengalami kesulitan dalam penggunaan teknologi seperti aplikasi yang

digunakan dalam pembelajaran.

Data 2: Permasalahan yang sering saya alami setiap pembelajaran online

paling utama adalah alokasi waktu, yang mana waktu proses pembelajaran ini

membutuhkan waktu yang maksimal agar proses pembelajaran berjalan dengan

lancar, kemudian saat penyampaian materi pembelajaran saya mengalami

kesulitan sekali untuk menjelaskan materi hanya berbasis zoom meeting,

selanjutnya belum secara penuh untuk mengontrol siswa dalam pembelajaran

zoom meeting karena, pembelajaran dilakukan jarak jauh, permasalahan yang

terakhir adalah kurangnya minat atau kemauan siswa dalam mengikuti

pembelajaran terkhususnya mata pelajaran pendidikan agama Islam, hal ini

disebabkan kurangnya motivasi atau dukungan dari orang tuanya. Permasalahan

yang muncul dalam pembelajaran sebagian siswa lebih banyak meluangkan waktu

hanya bermain game saja ataupun mereka lebih banyak main-main di rumah.

Sehingga saya mengalami kesulitan dalam mengajar di zoom meeting.

Data 3: Menurut saya dalam pembelajaran online ini lebih membebani

orang tua yang diharuskan untuk mengajak, mengarahkan bahkan, orang tua

adalah sebagai pengganti gurunya dalam mengajar terkhusunya untuk saya pribadi

dalam sehari hari bekerja, kemudian dalam penyampaian materi yang dijelaskan

oleh guru belum secara maksimal diterima dengan baik oleh anak, dalam

pembelajaran ini anak saya mengalami penurunan dalam belajar, dikarenakan

hanya berjumpa di aplikasi zoom meeting saja, dan yang paling berat itu adalah

banyaknya tugas yang diberikan semua guru di SMP N 17 Palembang sehingga,


68

saya mengalami kesulitan dalam hal tugasnya ini, salah satunya pembelajaran

matematika, fisika dan kimia karena tidak semuanya saya mengerti tentang mata

pelajaran tersebut. Dan permasalahan selanjutnya adalah mengenai jaringan serta

kuota internet, karena pembelajaran online ini tentunya menggunakan kuota

internet. Apalagi menggunakan aplikasi zoom meeting ini memerlurkan jaringan

yang stabil dan kuota internet yang memadai agar proses pembelajaran

berlangsung dapat berjalan dengan baik.

Data 4: Menurut saya permasalahan dalam pembelajaran online ini

tentunya dengan kuota internet dan jaringan, karena saya belajar menggunakan

pembelajaran zoom meeting dan google classroom yang di gunakan guru saya

dalam mengajar, dalam aplikasi ini sangat menguras kuota internet yang banyak,

apalagi saya di tuntut untuk membuka video youtube pembelajaran yang

dibagikan oleh guru, terkadang sinyal kurang mendukung dalam membuka video

ini. Permasalahan yang lain ketika saya mengikuti pembelajaran online ini seperti:

banyaknya tugas yang diberikan oleh guru, penyampaian materi yang dijelaskan

oleh guru belum secara maksimal dimengerti, tidak adanya berinteraksi dengan

teman sekolah saya sehingga, tidak bisa bertukar informasi dalam pembelajaran,

menurut saya pembelajaran online ini sudah bosan dikarenakan pembelajaran

hanya di online atau melalui zoom meeting yang harus menekankan saya untuk

mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh guru setiap harinya.

Tahapan selanjutnya peneliti ingin mengetahui faktor pendukung yang

mempengaruhi pembelajaran online di SMP N 17 pada masa pandemi Covid-19,

dalam kali ini peneliti mendapatkan pengumpulan data dengan cara yang sama
69

yaitu melakukan wawancara dengan sasaran utama yang mana peneliti sudah

jelaskan sebelumnya, berikut peneliti memaparkan hasil dari wawancara sebagai

berikut:

Data 1: Berbicara faktor yang mempengaruhi pembelajaran online di

sekolah ini tentunya ada kelebihan maupun kekurangan dalam pelaksanaan

pembelajaran online sehari-hari. Dalam kelebihan itu seperti: adanya sarana dan

prasarana untuk media pembelajaran online yaitu laptop dan handphone yang bisa

mengakses aplikasi seperti whatapps, zoom meeting, google classroom.

Selanjutnya dari segi kekuranganya dari pembelajaran online ini adalah

berkurangnya alokasi waktu pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran

tidak tersampaikan dengan baik, penugasan siswa lebih banyak, kurangnya

kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran online di zoom meeting.

Data 2: Menurut saya faktor pendukung yang mempengaruhi adanya

pembelajaran online ini adalah adanya sarana prasarana yang memadai, kesiapan

guru untuk melaksanakan proses pembelajaran online di SMP N 17 Palembang,

saya sebagai guru mendapatkan bantuan berupa kuota internet untuk mengakses

kegiatan mengajar sehingga guru tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran

online, dan tidak kalah pentingnya adalah adanya media aplikasi yang mendukung

sehingga berjalan dengan lancar seperti aplikasi Whatapps, Google Classroom,

Zoom meeting.

Data 3: Menurut saya faktor pendukung yang bisa memperlancarkan anak

saya dalam mengikuti pembelajaran online ini adalah adanya media komunikasi

seperti laptop dan handphone, tetapi anak saya sering menggunakan handphone
70

saja, kemudian adanya bantuan kuota dari pemerintah kepada anak saya,

keseharian anak saya dalam belajar online di rumah setidaknya mengurangi

kewaspadaan saya sebagai orang tua dalam mendidik anak karena, anak saya

belajar online dirumah yang sering di awasi oleh kakaknya dirumah.

Data 4: Pembelajaran online menurut faktor pendukung apa saja yang

mempengaruhi pembelajaran online ini adalah saya sudah diberikan fasilitas oleh

orang tua yaitu adanya handphone dan laptop sehingga, saya bisa mengikuti

pembelajaran online yang dilakukan oleh guru, adanya bantuan dari sekolah yaitu

kuota internet yang bisa digunakan dalam pembelajaran.

Setelah peneliti menanyakan langsung tentang apa saja faktor pendukung

yang mempengaruhi pembelajaran online. Kemudian selanjutnya peneliti ingin

mengetahui juga tentang faktor penghambat apa saja yang dialami selama

pembelajaran online di sekolah. Dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Data 1: Faktor penghambat yang dialami pembelajaran online ini adalah

alokasi waktu yang belum maksimal, sebagian guru belum memahami secara utuh

dalam pemanfaatan guru menggunakan teknologi seperti aplikasi zoom meeting

dan google classroom, sebagian guru hanya memberikan tugas saja kepada siswa

di dalam grub whatapps, kurangnya motivasi dan dukungan dari orang tua.

Data 2: Berdasarkan yang saya alami selama pembelajaran online ini

adalah kurangnya waktu dalam pembelajaran, karena ada pengurangan waktu

dalam pembelajaran, kesulitan dalam penyampaian materi, kurangnya

menumbuhkan sikap disiplin kepada siswa dikarenakan tidak berinteraksi

langsung kepada anak, tidak semuanya siswa dapat mengikuti dalam


71

pembelajaran pendidikan agama Islam baik dari segi materi dan pengumpulan

tugas yang telah saya berikan di google classroom, selanjutnya kurangnya waktu

orang tua untuk mendapingi anak dalam mendukung pembelajaran dirumah

sehingga, siswa mengalami bosan bahkan mengabaikan tugas yang saya berikan.

Terkadang dalam penyampaian materi pembelajaran online di zoom meeting

sering mengalami hambatan seperti jaringan sinyal yang belum memadai.

Data 3: Menurut saya pembelajaran online ini tentunya adanya

penghambat yang bisa mempengaruhi pembelajaran dari rumah salah satunya

waktu bersama anak pastinya tidak selamanya saya mendampingi anak saya

belajar karena bekerja, selanjutnya kuota internet yang diharuskan untuk

pembelajaran online ini walaupun ada bantuan kuota dari sekolah, karena dirumah

ini sering tidak stabil dalam mengakses pembelajaran online zoom meeting ini,

kemudian kurangnya pemahaman dan penguasaan materi dari guru yang

diharuskan saya untuk membantu anak saya menyelesaikan semua tugasnya.

Data 4: Dalam pembelajaran online ini menurut adinda Maulana adalah

pembelajaran online ini sudah merasa bosan, karena saya harus mengikuti

pembelajaran online di setiap harinya dalam pembelajaran zoom meeting, jaringan

sinyal yang belum memadai, kurangnya waktu dalam pembelajaran baik secara

memahami materi dan deadline waktu penugasan dari guru, kemudian saya

mengalami setiap harinya dalam penggunaan handphone saya, sering terjadinya

eror bahkan memori penuh saat mengakses pembelajaran yang dilakukan oleh

guru dalam mengajar.


72

Dengan demikian telah peneliti memaparkan hasil dari penelitian di

lapangan dan langsung ke lokasi sekolah di SMP N 17 Palembang dengan

melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali murid

dan sekaligus dengan siswa itu sendiri. Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan

teknik trianggulasi dengan tujuan untuk meyakinkan (credibility) atau untuk

menguatkan derajat kepercayaan hasil wawancara dengan beberapa sumber maka,

penulis melakukan cross check yang mana sudah dituliskan bapak Saiful Annur

dalam bukunya beliau mengemukakan setelah data terhimpun yaitu data yang

didapat dari lapangan diperiksa keabsahannya. Selanjutnya untuk memeriksa

keabsahan data yaitu bagian tidak dapat dipisahkan oleh tubuh penelitian kualitatif

oleh karena itu peneliti memakai trianggulasi yang mana dalam memeriksa

keabsahan data tersebut.

Trianggulasi yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu

data yang lain untuk pengecekan dan sebagai pembanding terhadap data itu

sendiri. Dalam penelitian ini Pada proses preliminary reseach menggunakan

Trianggulasi sumber karena teknik trianggulasi ini paling banyak digunakan.

Trianggulasi sumber ini membandingkan serta mengecek balik derajat

kepercayaan sebuah informasi yang diperoleh melalui waktu, alat-alat yang

berada dalam metode kualitatif55

Oleh sebab itu peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwasanya adanya

kesamaan dan berkesinambungan dalam menjawab pertanyaan peneliti yang

sudah di siapkan kepada kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali murid dan

55
Saiful Annur, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Palembang: PT: Rafah Press, 2015).,
hlm 96
73

siswa. Dan hasilnya adalah dalam proses pembelajaran online di SMP N 17

Palembang ini adalah menggunakan metode pembelajaran online berbasis zoom

meeting sehingga, guru mengajar dengan siswa tetap bertatap muka langsung

walaupun hanya sebatas video call saja, selain aplikasi zoom meeting ini

pembelajaran online dilakukan menggunakan beberapa aplikasi seperti: Whattaps,

Google Classroom dan lain sebagainya.

Kemudian pembelajaran online di SMP N 17 Palembang berjalan dengan

efektif walaupun ada beberapa problematika ataupun permasalahan yang

mempengaruhi pembelajaran online dilakukan, adapun hasil dari peneliti lakukan

di lapangan dalam permasalahan itu adalah, kurangnya alokasi waktu

pembelajaran, kurangnya pemahaman materi yang diterima oleh siswa, kurangnya

guru dalam penggunaan teknologi seperti aplikasi pembelajaran, kurangnya minat

dan kemauan siswa dalam berantusias belajar yang dilakukan setiap harinya.

Selanjutnya banyaknya tugas yang diharuskan untuk siswa menyelesaikan tugas

tersebut, dan yang terakhir adalah kurangnya kesadaran, arahan, motivasi,

dukungan dalam mendampingi anak dalam belajar karena sibuk bekerja dan

kurangnya pemahaman orang tua sebagai pengganti sebagai guru di rumah.

Selanjutnya peneliti dapat memahami faktor pendukung dan penghambat

yang mempengaruhi pembelajaran online di SMP N 17 Palembang dibagi menjadi

dua yaitu: Pertama, Faktor pendukungnya adalah adanya sarana dan prasarana

untuk media pembelajaran online yaitu laptop dan handphone yang bisa

mengakses aplikasi seperti whatapps, zoom meeting, google classroom.

Kemudian kesiapan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran online di SMP


74

N 17 Palembang. Kedua, faktor penghambatnya adalah alokasi waktu yang belum

maksimal, sebagian guru belum memahami secara utuh dalam pemanfaatan guru

menggunakan teknologi seperti aplikasi zoom meeting dan google classroom,

sebagian guru hanya memberikan tugas saja kepada siswa di dalam grub

whatapps, kurangnya motivasi dan dukungan dari orang tua.

A. Pelaksanaan Sekolah Online Pada Masa Pandemi Covid 19 Di SMP Negeri

17 Palembang

Hasil observasi yang dilakukan peneliti di lapangan menunjukkan adanya

tahap pelaksanaan pembelajaran online yang dilakukan semua guru di SMP N 17

Palembang terkhususnya guru mata pelajaran pendidikan agama Islam seperti:

Perencanaan, Pelaksanaan, serta Evaluasi. Tahap perencanaan yang dilakukan

guru yaitu mempersiapkan diri, mempersiapkan alat (handphone/laptop dengan

koneksi internet, serta menyiapkan materi sesuai dengan RPP yang sudah

disiapkan sebelumnya.

Proses pembelajaran dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam

walaupun sistem pembelajarannya berbeda dengan tatap muka langsung di

sekolah sehingga, saat ini guru harus melaksanakan proses pembelajaran secara

daring (online). Selanjutnya guru akan memulai pelaksanaan pembelajaran online

yang dibuka dengan salam, pemberian motivasi kepada anak, pengecekan absensi,

penyampaian materi dari berbagai sumber, dan yang terakhir akan dilakukan tanya

jawab ataupun pemberian tugas sebagi proses evaluasi. Adapun lebih jelasnya

peneliti memaparkan hasil penelitian sebagai berikut:


75

1. Perencanaan Pembelajaran Online

Perencanaan pembelajaran online yang harus disiapkan oleh semua guru

terkhususnya guru mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas VII yang

dijadikan atau sasaran utama bagi peneliti dilapangan dan hasilnya adalah bagi

yang mengajar harus mempersiapkan RPP Daring atau satu lembar, Silabus,

Program Tahunan, Program Semester, KKM dan banyak perangkat pembelajaran

yang lainya. Kemudian menyiapkan media pembelajaran dengan menyesuaikan

dalam materi yang akan dipelajarinya serta menyiapkan bahan mengajar seperti

Laptop, Handphone yang berbasis aplikasi Zoom Meeting, Google Classroom,

Google Formulir yang akan diberikan pada proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran pendidikan agama

Islam sebelum mengajar maka, menyusun pembelajaran berupa materi, media

pembelajaran seperti link absensi kehadiran, materi pelajaran berupa PPT dan link

video Youtube, selanjutnya membuat materi modul di Google Classroom beserta

penugasan yang harus dikerjakan siswa. Setelah semuanya sudah disiapkan oleh

guru di SMP N 17 Palembang lalu, membagikan link Zoom Meeting

pembelajaran yang sudah disiapkan room pembelajaran di pembelajaran online

atau sering disebut daring.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Online

a. Kegiatan Pembuka

1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa

dalam room Zoom Meeting


76

2) Guru dan seluruh siswa yang sudah masuk dalam room pembelajaran

sebagai kegiatan awal membaca doa bersama dan diikuti oleh siswanya

3) Guru menyapa siswa dengan menayakan kabar berupa kesehatan, kesiapan

dalam belajar di rumah masing-masing

4) Dilanjutkan dengan memotivasi semua siswa agar lebih semangat dalam

memulai pembelajaran yang akan dilaksanakan guru dalam pembelajaran

online

5) Setelah memotivasi pembelajaran, guru membagikan link absensi

kehadiran yang harus di isi seluruh siswa sebelum memulai pembelajaran

dalam bentuk link aplikasi Google Formulir

6) Guru mengevaluasi atau membahas materi pertemuan minggu yang lalu

sebelum memulai pembelajaran materi yang baru

b. Kegiatan Inti

a) Guru membagikan dokumen PPT atau link Video Youtube yang berisikan

materi yang akan disampaikan

b) Guru menjelaskan materi kepada siswa berupa PPT yang sudah ada di

layar Room Zoom Meeting lalu siswa memperhatikan sekaligus

mendengarkan apa saja yang di jelaskan oleh gurunya

c) Langkah selanjutnya guru membagikan link video youtube yang berkaitan

dengan materi dan dapat dicermati langsung oleh Peserta room zoom

meeting

d) Setelah itu guru mengajak siswa berkolaborasi terhadap materi yang sudah

dijelaskan oleh guru dengan siswa


77

e) Setelah pemberian dan penjelasan dengan materi yang sudah di pahami

semua siswa lalu, guru memberikan satu atau dua soal dan mengajak

semua siswa memilih jawaban yang benar. Dalam tujuan ini agar guru

dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam memahami

penjelasan oleh guru

f) Selanjutnya guru mempersilahkan kepada semua siswa untuk bertanya

tentang apa saja materi yang belum dipahami dalam pembelajaran online

berlangsung

c. Kegiatan penutup

1. Guru mengkondisikan kembali terhadap semua siswa yang ada di room

pembelajaran Zoom Meeting

2. Guru mengarahkan semua siswa untuk memperhatikan pembelajaran

selanjutnya

3. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Online

Setelah pembelajaran selesai, maka tahapan selanjutnya yang dilakukan

oleh guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dengan cara memberikan

evaluasi dan penilaian sebagai berikut:

a. Guru mengajak semua siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang

sudah dilaksanakan sebelumnya

b. Guru menunjuk sebagian siswa untuk menyebutkan sekaligus menyimpulkan

materi yang sudah diberikan guru mata pelajaran di zoom meeting

c. Setelah selesai mengajak semua siswa untuk menyimpulkan semua materi

yang sudah dibahas sebelumnya, langkah selanjutnya adalah pemberian tugas


78

sekaligus menjelaskan kepada siswa berkenaan dengan tugas baik berupa

bentuk tugasnya, deadline atau batas waktu pengumpulan tugas

d. Guru menutup pembelajaran di room zoom meeting dengan membaca

hamdalah bersama dengan siswa

e. Guru mengucapkan salam dan menginformasikan kepada siswa agar

dipertemuan selanjutnya tetap mengikuti pembelajaran online dalam room

zoom meeting.

B. Faktor Yang Menyebabkan Terjadi Masalah Pada Orang Tua Saat

Mendampingi Anak Sekolah Online

Problematika atau permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran online

di SMP N 17 Kota Palembang pada masa pandemi covid-19 yaitu orang tua

kurang sabar dalam mendampingi anaknya, keterbatasan media pembelajaran,

kurangnya pemahaman orang tua dalam materi pembelajaran, banyaknya tugas

siswa, terbatasnya waktu saat mendampingi anak dalam belajar, kurangnya

kesadaran orang tua dalam memotivasi atau mendukung anaknya, jaringan

internet serta kuota internet. Untuk lebih jelaskan maka, peneliti akan

memaparkan hasil dari penelitian sebagai berikut:

1. Kurangnya kesabaran dalam mendampingi anaknya

Dalam pembelajaran online ini tentunya sangat memberatkan kepada

orang tua yang harus memposisikan diri sebagai guru kepada anaknya, baik dalam

penjelasan materi, membantu menjelaskan kepada anaknya. Dengan adanya

pembelajaran online sebagian orang tua tidak sabar dalam menghadapi anaknya
79

sendiri. Oleh sebab itu, munculnya permasalahan kepada siswa untuk bermalas-

malasan dalam belajar sehingga, orang tua sering marah-marah kepada anaknya.

Karena tugas orang tua juga bukan hanya mendampingi anaknya saja tetapi,

banyak juga beban yang harus dikerjakan yang lain dikarenakan sibuk bekerja dan

mencukupi kebutuhan anaknya untuk belajar online.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti lakukan kepada wali siswa dengan

bapak Fahrul Rozi mengatakan “sebenarnya saya belum secara sepenuhnya bisa

memposisikan sebagai guru dalam pembelajaran online ini, terkadang saya

merasa bingung dalam membantu semua tugas anak saya. Terutama pelajaran

matematika, fisika dan beberapa mata pelajaran yang lain. Karena, setelah saya

amati ketika anak belajar online dengan gurunya hanya diam saja, terkadang

anak saya bosan dan mengabaikan beberapa tugas yang diberikan gurunya.

Kemudian juga sering guru menghubungi saya karena beberapa tugas anak

belum diselesaikan, dengan adanya masalah ini tentunya saya mengingatkan

kepada anak saya untuk menyelesaikan dan memberikan peringatan sehingga,

tidak akan mengulanginya lagi”

2. Keterbatasan media pembelajaran

Media pembelajaran merupakan bagian terpenting agar terlaksananya

proses pembelajaran online berlangsung. Karena pembelajaran pada masa

pandemi covid-19 ini berbeda dengan pembelajaran tatap muka di sekolah. Oleh

sebab itu media pembelajaran ini harus diberikan kepada anak agar dapat

melaksanakan pembelajaran dengan baik. Berdasarkan observasi yang peneliti

lakukan adanya keterbatasan media pembelajaran seperti handphone yang belum


80

memadai dan laptop. Sebagian orang tua mengalami kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan anaknya dalam pembelajaran dikarenakan, keterbatasan ekonomi, dan

banyak biaya lainnya yang harus dipenuhi oleh orang tuanya.

Berdasarkan hasil penelitian lakukan dengan wali siswa, pada kesempatan

ini dengan bapak Akbar Ramadhon, beliau mengungkapkan “permasalahan yang

saya alami adalah media pembelajaran anak saya dalam belajar online ini

adalah handphone dan laptop, kebetulan kedua anak saya sama-sama belajar

online di sekolah yang berbeda, saya merasa mengalami kesulitan dalam

memenuhi kebutuhan anak saya dalam belajar seperti paket atau kuota internet,

karena pada umumnya banyak sekali membutuhkan kuota yang banyak untuk

mendownload tugas anak dan mengirimkan tugas kepada gurunya”

3. Kurangnya pemahaman orang tua dalam materi pembelajaran

Selain memenuhi kebutuhan anak dalam media pembelajaran online maka,

orang tua dituntut untuk membantu dan mendampingi anaknya belajar dari rumah.

Berkenaan dengan pemahaman materi ini tidak semuanya orang tua dapat

memahami dengan materi yang sudah diberikan oleh semua gurunya. Berdasarkan

wawancara yang telah lakukan kepada wali murid yaitu dengan bapak Ilham

Khalid, beliau mengungkapkan “saya mengalami kesulitan dalam memahami

semua mata pelajaran yang telah diampuh oleh anak saya, dikarenakan saya

belum secara sepenuhnya semua materi yang diajarkan oleh gurunya seperti

matematika, fisika dan kimia. Karena pada umumnya tidak semuanya orang tua

siswa yang menjadi profesi sebagai guru akan tetapi, banyaknya orang tua

sebagai profesi wiraswasta, pengusaha, buruh harian dan lain sebagainya.


81

4. Banyaknya tugas siswa

Ketika proses pembelajaran yang dilakukan oleh semua guru terkhususnya

guru mata pelajaran pendidikan agama Islam tentunya memberikan tugas agar

siswa dapat menerapkan pemahaman atas materi yang mereka cermati di saat guru

menjelaskan pembelajaran di room zoom meeting. Dalam kenyataannya peneliti

melihat bukan hanya guru agama saja yang memberikan tugas kepada siswa

tetapi, guru mata pelajaran yang lainnya pada waktu bersamaan. Dengan adanya

tugas seperti ini maka orang tua sangat terbebani dengan penugasan ini. Yang

mana diharuskan untuk orang tuanya membantu dan menjelaskan tugas yang

diberikan oleh gurunya.

5. Terbatasnya waktu saat mendampingi anak dalam belajar

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan memang dalam waktu

untuk mendampingi anak dalam belajar tidak secara sepenuh untuk mendampingi

anaknya belajar online di rumah masing-masing karena sibuk bekerja dalam setiap

harinya. Dengan adanya permasalahan ini membuat siswa menjadi malas belajar

karena orang tua tidak mengontrol dan mengawasi anaknya dalam belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Yuda Agustiawan dan

hasilnya adalah “Ketika pembelajaran daring tentunya sebagai orang tua harus

mendampingi anak dalam belajar di rumah atau sering disebut pembelajaran

online namun, di sini tidak sepenuhnya saya mendamping anak belajar

dikarenakan sibuk bekerja dan pulang sore, belum juga istri saya sama-sama

bekerja. Jadi yang mendampingi anak saya belajar itu adalah kakaknya sendiri,
82

yang sering saya dengar permasalahan anak saya yaitu bermalas-malasan

belajar dengan gurunya sehingga tidak mengikuti secara sepenuhnya”

6. Kurangnya kesadaran orang tua dalam memotivasi atau mendukung anaknya

Pembelajaran online di SMP N 17 Palembang dapat berjalan dengan baik

asalkan orang tuanya memang benar-benar membimbing sekaligus mengarahkan

anaknya untuk mengikuti dengan baik. Walaupun orang tuanya tidak berada di

rumah seharusnya orang tua bisa meluangkan waktunya untuk melihat dan

mengontrol anaknya belajar dari rumah. Berhubung orang tuanya bekerja maka,

orang tua harus bekerja dengan sungguh-sungguh. Dengan adanya seperti ini

orang tua tidak bisa mengalokasi waktunya untuk pembelajaran anaknya

sehingga, anaknya dirumah lebih banyak main game atau lebih banyak

menggunakan handphone yang digunakan bukan untuk pembelajaran melainkan

digunakan aplikasi media sosial, dan lain sebagainya.

7. Jaringan internet serta kuota internet

Seperti yang kita ketahui bersama, pembelajaran online ini sudah cukup

lama di terapkan dalam semua jenjang pendidikan dimulai dari tingkat SD, SMP,

SMA dan perguruan tinggi. Dalam pembelajaran online bermacam-macam

metode dalam pembelajaran online terkhususnya di SMP N 17 Palembang metode

pembelajarannya berbasis Zoom Meeting dan Google Classroom. Dengan adanya

aplikasi ini diharuskan menggunakan jaringan dan kuota internet agar berjalan

dengan baik. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti dilapangan

muncul permasalah seperti jaringan sinyal yang kurang memadai sehingga,

pembelajaran online di lakukan tidak berjalan dengan baik. Selain itu


83

pembelajaran zoom meeting ini tentunya menggunakan kuota internet yang

banyak karena, aplikasi ini bertatap muka dalam video call, sehingga orang tua

mengalami kualahan atau keterbatasan untuk memenuhi kuota internet ini

dikarenakan keterbatasan ekonomi keluarga.


84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti memaparkan hasil penelitian tentang Problematika Orang

Tua Dalam Mendampingi Peserta Didik Sekolah Online Pada Masa Pandemi

Covid19 di SMP N 17 Palembang dapat disebutkan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Sekolah Online Pada Masa Pandemi Covid 19 Di SMP Negeri 17

Palembang adalah Perencanaan Pembelajaran Online, Pelaksanaan

Pembelajaran Online seperti: Kegiatan Pembuka, Kegiatan Inti, Kegiatan

Penutup dan Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Online.

2. Faktor Menyebabkan Terjadi Masalah Pada Orang Tua Saat Mendampingi

Anak Sekolah Online adalah Kurang Sabar Dalam Mendampingi Anaknya,

Keterbatasan Media Pembelajaran, Kurangnya Pemahaman Orang Tua Dalam

Materi Pembelajaran, Banyaknya Tugas Siswa, Terbatasnya Waktu Saat

Mendampingi Anak Dalam Belajar, Kurangnya Kesadaran Orang Tua Dalam

Memotivasi Atau Mendukung Anaknya, Jaringan Internet Serta Kuota Internet

B. Saran

a. Secara Teoritis

Memberikan pemgetahuan baru dan sumbangan wawasan serta

pemikiran bagi pembaca, khususnya tentang problematka orang tua dalam


85

mendampingi peserta didik sekolah online pada masa pandemi covid 19, dapat

dijadikan masukan bagi orang tua dalam mendampingi anak belajar online.

b. Secara praktis

1. Bagi pihak sekolah dan guru, diharapkan dapat membuat materi

pembelajaran lebih menarik dan mudah dimengerti.

2. Bagi peserta didik, diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang

materi pembelajaran yang dilakukan secara online.

3. Semoga hasil penelitian ini, bisa menjadi bahan pengetahuan baru untuk

lembaga pendidikan.

4. Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa, terutama

mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, sebagai calon guru

dalam meningkatkan kesadaran memperbaiki kualitasnya.


86

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Latip, “Peran Literasi Tekonologi Informasi dan komunikasi pada


Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid 19,” Vol 1, no. 2, 2020.
Abdurrahmat Fathoni, 2011, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi,
Jakarta: Rineka Cipta
Afrillia Fahrina, Karla Amelia, 2020, Minda Guru Indoneia: Pandemi Corona,
Disrupsi Pendidikan, dan Kreatifitas Guru, Aceh: Syiah Kuala University
Press
Al. Tridhonanto, Beranda Agency, 2014, Mengembangkan Pola Asuh
Demokratis, Jakarta: PT Gramedia.
Andi Iqbal Burhanuddin, dkk, 2020, Merajut Asa di Tengah Pandemi Covid 19,
Yogyakarta: deepublish.
Andri Anugraha, Hambatan, Solusi, dan Harapan: Pembelajaran Daring Selama
Masa Pandemi Covid 19 Oleh Guru Sekolah Dasar, PGSD Universitas
Sanata Dharma, Scholaria, vol. 10 no. 3 september 2020.
Anita Wardani, Yulia Ayriza, 2020, “Analisis Kendala Orang Tua dalam
Mendampingi Anak Belajar di Rumah pada Masa Pandemi Covid 19,” Vol
5, no. 1
Erlina Burhan, dkk, 2020, Pneumonia Covid 19, Jakarta: PDPI.
F G Winarmo, 2020, Covid 19 Pelajaran Berharga dari ebuah Pandemic, Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5329693/penyakit-thaun-zaman-
rasulullah-ini-kisah-dan-penyebabnya, diakses pada 01 Maret 2021.
https://pengajar.co.id/masalah-adalah/ diakses jam 21.00 tgl 9
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/22/160000965/melihatperbandingan-
antara-pandemi-covid-19-dan-pandemi-flu-babi?,diakses pada tanggal 01
Maret 2021
https://www.popmama.com/big-kid/6-9-years-old/amelia-putri/persiapan-dan-
adaptasi-pendidikan-anak-di-masa-pandemi/4, diakses pada tanggal 01
Maret 2021.
https://www.suara.com/health/2020/04/13/183832/ahli-virus-sebut-covid-19-
adalah-virus-umum-tetapi?, diakses pada tanggal 01 Maret 2021
I Ketut Sudarsana dkk, 2020, Covid 19 Perspektif Pendidikan, yayasan kita
menulis.
87

I Ketut Sudarsana, dkk, 2020, COVID 19: Perspektif Pendidikan, Medan:


Yayasan Kita Menulis.
J W Creswell, 1994, Research Design: Quantitative and qualitative Approach,
London: Sage, 1994.
Janner Sinarmata, dkk, 2019, E-Learning Implementasi, Strategi, Dan Inovasinya,
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Jejen Musfah, 2015, Manajemen Pendidikan teori, Kebijakan, dan Praktik,
Jakarta: Kencana.
John M. Echol dan Hasan Shadily, 2000, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:
Gramedia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus versi online/daring (dalam
jaringan)
Kemendikbud, 2016, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Komarudin, Yoke Tjurpamah, 2000, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, Jakarta:
Bumi Aksara.
Lexy J Moelong, 2004, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Lia Nur Atiqoh Bela Dina, “Respon Orang Tua terhadap Pembelajaran Daring
pada Masa Pandemi Covid 19,” Thufuli 2, no. 1 (2020).
Lidia Simanihuruk, dkk, 2019, E-Learning: Implementasi, Strategi dan
Inovasinya, Medan: Yayasan Kita Meulis.
M. Aji Surya dan Ahmad Mina Ra, 2020, Lockdown Asa Cinta dan Zahira, Kairo:
JP.
M. Bungin Burhan, 2008, Penelitian Kualitatif, Jakaarta: Kencana.
Matthew B. Milles, A. Michael Huberman, 2007, Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: UI Press.
Mendadak Jadi Guru, Mardiyah, 2021, CV.Adanu Abimata Indramayu
Mohamad Amin, dkk, 2020, COVID-19 (Corona Virus Disease 2019), Malang:
Intelegensi Media.
Nahla Sihab, 2020, Covid 19 Kepuasan Ringkas yang Perlu Anda Ketahui,
Tanggerang Selatan: Literati.
Ni Putu Sri Nonik Andayani, dan dkk, Penerapan Bimbingan Belajar Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar SiswaYang Mengalami Kesulitan belajar
kelas X4 SMA Negeri 1 Sukasada, Jurusan Bimbingan dan Konseling,
88

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,


Indonesia. 2014
Nika Cahyati, Rita Kusumah, “Peran Orang Tua dalam Menerapkan
Pembelajaran di Rumah pada Masa Pandemi Covid 19,” Vol 4, no. 1
(2020).
Oktafia Ika Handarini, Siti Sri Wulandari, “Pembelajaran Daring Sebagai Upaya
Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19,” Vol 8, no. 3 (2020).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2020.
Pusat Bahasa Depdiknas, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.
Ririanti Rachmayanie, dkk, 2020, Pengantar Pelaksanaan Praktik Pengajaran di
Sekolah Bimbingn dan Konseling di Masa pandemi Covid 19, Malang:
Deepublish.
Rohadatul Alis, 2020, Komunikasi Efektif di Masa Pandemi Covid 19:
Pencegahan Penyebarab Covid 19 di Era 4.0 (KKN-DR), Tanggerang
Banten: Makmood Publishing.
Saiful Annur, 2015, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Palembang: PT: Rafah
Press.
Siti Nur Aidah, 2020, Kitab Sejarah Covid 19, Jogjakarta: Penerbit KBM
Indonesia.
Sri Gusti, dkk, 2020, Covid Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring di Tengah
Pandemi 19, Medan: Yayasan Kita Menulis.
Sugiyono, 2015, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabeta.
Tsania Zahra Yuthika Wardani, Hetty Krisnani, “Optimalisasi Pengawasan
Orang Tua dalam Pelaksanaan Sekolah Online di Masa Pandemi Covid 19”
Vol 7, no. 1 (2020).
Tuti Marjan Fuadli, Riki Musriandi, Linda Suryani, “Covid 19: Penerapan
Pembelajaran Daring di Perguruan Tinggi,” Vol 4, no. 2 (2020).
Yulia Ayruza, Analisis Kendala Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Belajar Di
Rumah Pada Masa Pandemi Covid 19 .Vol 5 Issue 1 Univ Negeri Jogja,
2021.
Zuriah Nurul, 2006, Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai