Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Coronavirus merupakan family dari virus yang dapat mengakibatkan

penyakit pada manusia maupun hewan. Akibat yang terjadi pada manusia

dapat terjadi penyakit berupa infeksi pada saluran pernafasan, yang dapat

dimanifestasikan dengan flu biasa sampai dengan penyakit yang lebih berat

seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom

Pernafasan Akut Berat atau dikenal dengan Severe Acute Respiratory

Syndrom (SARS). Penyakit tersebut dapat menular dari satu individu ke

individu yang lainnya melalui droplet yang dikeluarkan melalui batuk

maupun bersin (Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri, 2013). Sindrom

Coronavirus berkaitan erat dengan kejadian pasien dengan riwayat masuk

ICU dengan masalah pernafasan dan mortalitas tinggi (Huang, et al, 2020)..

Berdasarkan data kementerian kesehatan di Indonesia terdapat lebih

dari 225.00 ribu orng terkonfirmasi positif covid-19 termasuk diantaranya

adalah anak usia dini. Sesak nafas, demam, serta batuk merupakan tanda

dan gejala yang sering muncul pada penyakit akibat te infeksi virus ini.

Infeksi ini dapat menyebabkan terjadinya kematian pada anak. Masa

inkubasi terjadi berkisar antara 5 sampai dengan 6 hari dan paling lama 14

hari sejak terinfeksi virus Covid 19 (Kemenkes, 2020).


1
2

Pada tanggal 31 Desember 2019 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

mengemukakan laporan kasus yang terjadi di China tentang pneumonia

yang belum diketahui penyebab dari kejadian tersebut. Secara spesifik,

COVID-19 terjadi di Kota Wuhan tepatnya di Provinsi Hubei Negara China.

WHO juga mengemukakan saat ini Eropa telah menjadi pusat pandemi virus

Corona secara global. Eropa memiliki lebih banyak kasus dan kematian

akibat COVID-19 dibanding China. Pasien yang positif terinfeksi virus

Corona telah mencapai 2,24 juta orang diseluruh dunia. Amerika Serikat

juga menjadi negara dengan jumlah pasien yang terinfeksi paling besar di

dunia, mendekati angka 700 ribu orang. Pandemi Covid-19 telah

menjangkiti setidaknya 185 negara dan menewaskan 153,822 orang (WHO,

2020).

Di kawasan Asia Tenggara, skala wabah ini sangat bervariasi. Ada yang

memiliki jumlah kasus infeksi virus corona hingga puluhan ribu seperti

Indonesia, Singapura, dan Filipina tetapi ada juga negara yang jumlah

kasusnya tidak sampai 20 seperti Laos. Angka kasus infeksi virus corona di

Asocition Of South East Asia Nation (ASEAN) terhitung tanggal 4 Juli 2020

yaitu Indonesia 62.142 kasus, Singapura 44.664 kasus, Filipina 41.830

kasus, Malaysia 86,58 kasus, Thailand 31.85 kasus, Vietnam 355 kasus,

Myanmar 306 kasus, Brunei 141 kasus, Kamboja 141 kasus, dan Laos 19

kasus. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki

jumlah kasus Covid-19 yang paling tinggi dibandingkan sembilan negara


3

ASEAN lainnya dan Laos merupakan negara dengan kasus Covid-19

terendah.

Berdasarkan data dari Kemenkes pada bulan Juli 2020 ada 5 provinsi

yang mengalami penambahan kasus positif corona terbanyak di Indonesia

antara lain Jakarta 19.450 kasus, Jawa Timur 18.068 kasus, Sulawesi

Selatan 8.527 kasus, Jawa Tengah 8.021 kasus, dan Kalimantan Selatan

5.332 kasus. Dari data diatas disimpulkan bahwa Jakarta merupakan kota

dengan kasus positif terbanyak di Indonesia dan Sulawesi Selatan berada

diurutan tertinggi ke-5 di Indonesia.

Dilansir dari halaman resmi situs Satuan Gugus Tugas Sulsel Tanggap

Covid-19 total jumlah data pada tanggal 18 Juli 2020 yaitu Orang Dalam

Pemantauan (ODP) sebanyak 8.234 orang, dengan rincian 357 proses

Pemantauan dan 7.876 Selesai pemantauan. Untuk total jumlah data

Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 2.505 orang, dengan rincian

313 Follow Up, 1.985 Non Covid-19 dan 207 meninggal. Sedangkan total

jumlah data kasus positif Covid-19 sebanyak 7.705 orang, dengan rincian

3.391 isolasi mandiri, 627 dirawat di Rumah Sakit, 3.422 sembuh dan 265

meninggal. Sulawesi Selatan merupakan provinsi dengan kasus corona

terbanyak diluar Pulau Jawa.

Berdasarkan data kementerian kesehatan di Indonesia terdapat lebih

dari 225.00 ribu orng terkonfirmasi positif covid-19 termasuk diantaranya

adalah anak usia dini. (Kemenkes, 2020).


4

Menjaga kesehatan sangatlah penting di terapkan sejak dini yaitu pada

anak-anak asia sekolah. Hal ini penting karena pada anak-anak rawan

terkena penyakit karena daya tahan tubuh anak-anak belum sekuat orang

dewasa pada umumnya (Mardhiati,2019).

Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga,

ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Jumlah usia sekolah yang cukup

besar yaitu 30% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masa

keemasan untuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

sehingga anak sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk

mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun

masyarakat (Proverawati & Rahmawati, 2012).

Sekolah memiliki peran penting dalam mendidik dan mendorong

kebiasaan cuci tangan sejak usia dini karena kebiasaan mencuci tangan

yang dipelajari di sekolah dapat bertahan seumur hidup. Selain itu, anak-

anak juga merupakan calon-calon agen perubah untuk lingkungan

sekitarnya (“Kemenkes RI,” 2014a).

Departemen Kesehatan RI menunjukan bahwa secara nasional kualitas

kesehatan dan perilaku sehat anak usia pada sekolah dasar (10-14), masih

kurang memenuhi target yang diharapkan. Berdasarkan data masih ada

yang tidak melakukan cuci tangan sebelum makan, dan setelah bermain.

Selain itu penyakit yang dialami oleh anak sekolah terkait dengan kebiasaan
5

cuci tangan adalah cacingan yaitu sebesar 60-80%. Kompleknya masalah

kesehatan anak sekolah perlu ditanggulangi secara komperhensif dan multi

sektor. Saat ini banyak anak-anak yang sakit akibat kurangnya menjaga

kebersihan diri, sehingga hal ini harus segera diatasi dan diberikan

penanggulangan secepatnya (Lestari, 2015).

Siswa di kelas 5 dan 6 SD yang rata-rata berusia 10-12 tahun masuk

kedalam tahap operasional konkret tingkat akhir. Kemampuan berpikirnya

sudah logis dan sistematis, mampu memecahkan masalah, mampu

menyusun strategi dan mampu menghubungkan. Kemampuan

komunikasinya sudah berkembang seiring perkembangan kemampuan

berpikirnya sehingga sudah mampu mengungkapkan pemikiran dalam

bentuk ungkapan kata yang logis dan sistematis. Berkembangnya

kemampuan sosialisasi siswa kelas 5 yang sudah dipengaruhi oleh teman

sebayanya sehingga terbentuklah kelompok-kelompok yang disadari oleh

kesamaan-kesamaan tertentu (Ista Annisa, 2017)

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik meneliti

dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Pentingnya

Mencuci Tangan Di Masa Pandemic Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Anak Di SD 123 Kaero, Tana Toraja.


6

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh penyuluhan

kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan di masa pandemic terhadap

peningkatan pengetahuan di SD Negri 123 Kaero, Tana Toraja?”

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang

pentingnya perilaku mencuci tangan di masa pandemic terhadap

peningkatan pengetahuan di SD Negri 123 Kaero, Tana Toraja

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengukur pengetahuan anak sebelum penyuluhan

kesehatan terhadap pentingnya mencuci tangan di masa pandemic

b. Untuk mengukur pengetahuan anak setelah penyuluhan kesehatan

terhadap pentingnya mencuci tangan di masa pandemic

c. Menganalisis pengaruh penyuluhan terhadap pentingnya mencuci

tangan di masa pandemic

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Menjadi landasan untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan

pentingnya mencuci tangan


7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

tentang pengetahuan anak dalam mencuci tangan

b. Bagi Institusi

Melalui penulisan ini diharapkan pada institusi pendidikan agar

mampu melakukan berbagai penelitian lainnya yang dapat

menambah ilmu keperawatan, khususnya pengetahuan mencuci

tangan pada anak

c. Bagi Responden

Sebagai informasi tentang pentingnya pengetahuan anak dalam

mencuci tangan

d. Bagi Penelitia

Sebagai sarana untuk untuk menerapkan pengetahuan yang

diperoleh dan menambah pengalaman peneliti dalam melakukan

penelitian
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM TENTANG PENGETAHUAN

1. Pengertian Pengetahuan

(Ignatia, 2013) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, hal ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia didapatkan melalui mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau Ranah kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang atau over behavior

(Notoatmojo, 2012).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2012), pengetahuan mempunyai enam

tingkatan yang tercakup dalam domain kognitif antara lain :


8
9

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, termasuk juga mengingat sesuatu yang

spesifik dan seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima, oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap obyek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

pengetahuan hokum-hukum, rumus, metode,prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


10

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan utnuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu cerita yang

ditentukan sendiri dan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.


11

3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2011), faktor - faktor yang

mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu:

a) Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita - cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya

hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih

banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,

berulang dan banyak tantangan.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun.


12

b) Faktor External

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial Budaya

Sistim sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi

4. Cara memperoleh pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan menurut notoatmodjo (2011), adalah :

a. Cara tradisional

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain.

2) Cara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena

tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.


13

3) Cara kekuasan atau otoritas

Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada

kekuasaan atau otoritas, baik tradisi, otoritas pimpinan agama,

maupun ahli ilmu pengetahuan.

4) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi pada masa lalu.

5) Melalui jalan pikiran

Yaitu manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.

6) Kebenaran secara intuitif

Hal ini diperoleh manusia secara tepat melalui proses diluar

kesadaran tanpa melalui proses penalaran atau berpikir.

7) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran

8) Kebenaran melalui wahyu

Suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para

nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-


14

pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah

kebenaran tersebut rasional atau tidak.

b. Cara Modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah.cara ini disebut metode

penelitian ilmiah. Dalam melakukan pengukuran pengetahuan,

yakni dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara

langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis

atau angket sesuai dengan materi yang ingin dikukur dari subjek

atau responden.

B. TINJAUAN UMUM TENTANG MENCUCI TANGAN

1. Pengertian Cuci Tangan

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air atau

cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih,

sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.

Mencuci tangan yang baik membutuhkan peralatan seperti sabun, air

mengalir yang bersih, dan handuk yang bersih (Priyoto,2015).

(WHO,2012) Tiga komponen untuk mencuci tangan adalah gosokan

(friction), sabun (soap), dan air mengalir. Sehingga defenisi cuci tangan

adalah gerakan menggosok kedua permukaan tangan secara


15

menyeluruh dengan sabun, yang diikuti dengan membilas dibawah air

yang mengalir.

Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan

kotoran dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air

mengalir, yang bertujuan untuk mencegah penularan penyakit infeksi

(Kemenkes RI,2013).

2. Tujuan Mencuci Tangan

Tujuan mencuci tangan menurut menurut Kristia (2014) mencegah

kontaminasi silang (orang ke orang atau benda terkontaminasi ke

orang) suatu penyakit atau perpindahan kuman

3. Fungsi Cuci Tangan

Menurut Proverawati dan Rahmawat (2012), fungsi dari cuci tangan

diantaranya yaitu:

a) Cuci tangan dapat berfungsi untuk menghilangkan atau

mengurangi mikroorganisme yang menempel ditangan;

b) Untuk pencegahan penyakit seperti diare, kolera, ISPA, cacingan,

Flu dan hepatitis A

c) Menjadikan tangan bersih dan terhindar dari penyakit;

d) Melindungi kesehatan keluarga;

e) Merupakan upaya sederhana, mudah dan terjangkau untuk

mencapai sehat;

f) Mendidik anggota keluarga untuk berprilaku bersih.


16

Menurut Kemenkes RI (2013) menjelaskan bahwa manfaat mencuci

tangan selama 20 detik yaitu sebagai berikut :

a) Mencegah resiko tertular flu, demam dan penyakit menular lainnya

sampai 50 %.

b) Mencegah tertular penyakit serius seperti Hepatitis A,meningitis

dan lain – lain.

c) Menurunkan resiko terkena diare dan penyakit pencernaran

lainnya sampai 59 %.

d) Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak biasa

ditinggalkan, sejuta kematian biasa dicegah setiap tahun.

e) Dapat menghemat uang karena anggota keluarga jarang sakit.

4. Indikasi Waktu Mencuci Tangan

Indikasi waktu untuk mencuci tangan menurut Kemenkes RI (2013)

adalah :

a. Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang,

binatang,berkebun,dll)

b. setelah BAB (buang air besar),

c. sebelum memegang makanan,

d. setelah bersin, batuk, membuang ingus,


17

e. setelah pulang dari bepergian, setelah bermain.

5. Langkah Cuci Tangan Yang Baik Dan Benar:

Cuci tangan pakai sabun tentunya tidak hanya sekedar

menggosokan tangan dengan sabun, tetapi harus mengikuti beberapa

langkah. Menurut Kemenkes (2013) dalam program PHBS, langkah

mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut:

a) Menggosok ke dua telapak tangan dengan tujuan membersihkan

kedua telapak tangan .

Gambar 1. Langkah Pertama CTPS

b) Menggosok punggung tangan secara bergantian kanan dan kiri

dengan tujuan membersihkan punggung tangan secara bergantian

kiri dan kanan.


18

Gambar 2. Langkah Kedua CPTS

c) Menggosok kedua telapak tangan dan sela- sela jari bertujuan

untuk membersihkan sela – sela jari kanan dan kiri

Gambar 3. Langkah Ketiga CTPS

d) Jari – jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci dengan

tujuan membersihkan sisi dalam kedua tangan .

Gambar 4. Langkah Keempat CTPS

e) Menggosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan dan

sebaliknya bertujuan membersihkan seluruh jari – jari tangan

kanan dan kiri.


19

Gambar 5. Langkah Kelima CTPS

f) Menggosok dengan memutar ujung jari tangan kanan di telapak

tangan kiri dan sebaliknya dengan tujuan membersihkan ujung jari

dan kuku tangan kanan dan kiri.

Gambar 6. Langkah Keenam CTPS

g) Setelah tangan itu di cuci dengan 6 enam langkah CTPS maka

tangan dibilas dengan air yang mengalir dan dikeringkan dengan

tisu atau di angin – anginkan (handuk tidak direkomendasikan

karena lembab terus – menerus dan justru menyimpan bakteri atau

kuman penular penyakit).


20

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau Ranah kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang atau over behavior (Notoatmojo, 2012).

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air atau cairan

lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian

dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Mencuci tangan yang

baik membutuhkan peralatan seperti sabun, air mengalir yang bersih, dan

handuk yang bersih (Priyoto,2015).

Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya

membutuhkan waktu yang lebih lama akan tetapi mencuci tangan dengan

air saja terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan

20
21

mencuci tangan dengan sabun, penggunaan sabun lebih efektif untuk

membersihkan kotoran yang menempel ditangan.

Masyarakat pada umumnya belum mengetahui manfaat mencuci

tangan memakai sabun, terutama pada kalangan anak-anak yang secara

masih aktif bermain di halaman dengan menggunakan tangannnya untuk

melakukan berbagai aktivitas dan mengambil berbagai macam benda, jadi

mereka belum melakukan langkah-langkah dalam mencuci tangan dengan

memakai sabun.

Oleh karena itu peneliti ingin memfokuskan penelitian ini untuk

mengetahui adanya pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pentingnya

mencuci tangan di masa pandemic terhadap peningkatan pengetahuan di

SD Negri 123 Kaero, Tana Toraja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

bagan kerangka konsep berikut :

Penyuluhan Kesehatan
Pengetahuan
Tentang Pentingnya
Siswa
Mencuci Tangan

keterangan :

: Variabel independen yang di teliti

: Variabel Dependen yang di teliti

: Penghubung antara Variabel yang di teliti


22

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen : Penyuluhan Kesehatan Tentang Pentingnya

Mencuci Tangan

2. Variabel dependen : Pengetahuan Siswa

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Penyuluhan kesehatan : memberikan penyuluhan kepada siswa dengan

memberikan evaluasi

2. Pengetahuan siswa tentang cuci tangan : segala sesuatu yang diketahui

responden mengenai cuci tangan pakai sabun

Kriteria Objektif :

Jumlah pertanyaan
Median =
2

10
=
2

= 5

Maka,

Baik : jika responden menjawab ¿5 benar

Kurang : jika responden menjawab ≥5

D. Hipotesis

Adapun hipotesis penelitian sebagai berikut : Ada pengaruh

penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan dimasa


23

pandemic terhadap peningkatan pengetahuan di SD Negri 123 Kaero, Tana

Toraja.

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan

metode analitik melalui pendekatan one group pre and post test design

yaitu suatu pendekatan dimana variabel dependent suatu kelompok di ukur

sebelum dan setelah terapi diberikan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 dan 6 SD

Negri 123 Kaero, Tana Toraja.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 dan 6 dengan

proses pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu

tekhnik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan

populasi. Dengan criteria sebagai berikut :

Kriteria Inklusi :

1. Semua siswa kelas 5 dan 6 SD Negri 123 Kaero, Tana Toraja


24

2. Bersedia untuk menjadi responden

3. Berada di tempat penelitian

Kriteria Eksklusi 23

1. Menolak untuk dijadikan responden

2. Tidak berada di tempat penelitian

C. Pengumpulan Data

1) Instrument penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan

kuesioner pre-test dan post-test kepada responden yang telah

ditentukan. Pembagian kuesioner pre-test dilakukan di awal, sebelum

adanya pelakuan (intervensi) dilakukan lagi post-test yang bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pengetahuan dan

perilaku mencuci tangan di sekolah.

2) Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negri 123 Kaero, Tana Toraja

b. Waktu penelitian

Penelitian ini rencana dilakukan pada bulan April-Juni 2021

3) Prosedur Pengumpulan Data

a. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitan ini adalah:


25

1) Data primer, yaitu data yang di peroleh langsung dari responden

melalui kuesioner. Data primer dalam penelitian ini diantaranya

adalah tingkat pengetahuan tentang perilaku mencuci tangan. Data

primer tersebut dikumpulkan melalui kuesioner

2) Data sekunder, data yang diambil dari tempat penelitian yang

berkaitan dengan hal yang ingin di teliti. Data sekunder dalam

penelitian ini diperoleh kepala sekolah SD Negeri 123 Kaero, Tana

Toraja

b. Pengolahan Data

Data yang dikumpul dalam penelitian diolah melalui prosedur

pengolahan data secara manual dengan tahap-tahap sebagai berikut

1) Editing

Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan

dengan memeriksa kelengkapan data, memeriksa

kesinambungan data dan keseragaman data.

2) Koding

Koding dilakukan untuk memudahkan dalam pengelolahan

data, semua data/ jawaban disederhanakan dengan memberikan

simbol untuk setiap jawaban.

3) Tabulasi Data
26

Untuk memudahkan dalam pengolahan data maka data

tersebut diolah dengan menggunakan tabel distribusi menurut

sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.

c. Analisa Data

Setelah memperoleh nilai dari tiap variabel , selanjutnya data

dianalisa dengan cara sebagai berikut :

1) Analisa Univariate

Analisa ini dilakukan untuk tiap-tiap variabel yang diteliti dari

hasil penelitian yang kemudian akan mendapatkan hasil dari

variabel yang diteliti.

2) Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel

independen dan dependen dengan menggunakan uji statistik

dengan tingkat kemaknaan α= 0,05.

Uji statistik yang digunakan yaitu uji komparasi paired t test sample.

Uji paired t test sample adalah pengujian yang digunakan untuk

membandingkan selisih dua mean dari dua sampel yang

berpasangan dengan asumsi data berdistribusi normal. Sampel

berpasangan berasal dari subjek yang sama.

Dengan asumsi :
27

 Apabila t hitung < dari t tabel, Ho ditolak atau Ha diterima,

artinya ada hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen

 Apabila t hitung > dari t tabel, Ho diterima atau Ha ditolak,

artinya tidak ada hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen.

D. Etika Penelitian

Peneliti menjamin hak-hak informan dengan melakukan masalah

etika yang meliputi:

a) Lembar Persetujuan ( informet consent)

Sebelum melakukan wawancara, informan berhak menolak atau

tidak bersedia menjadi subjek penelitian. Dalam meminta persetujuan

dari calon informan, peneliti terlebih dahulu menjelaskan topik, tujuan,

teknis pelaksanaan penelitian dan hak-hak informan.

b) Tanpa Nama (Anonimity)

Peneliti tidak mencantumkan nama informan tetapi hanya

menggunakan nama inisial.

c) Kerahasiaan ( Konfodentiality)

Kerahasiaan informasi informan dijamin oleh peneliti. Hanya

kelompok data tertentu akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.


28

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Pengantar

Penelitian ini dilakukan Di SD Negri 123 Kaero, Tana Toraja

pada tanggal 15 Maret – 5 Mei 2021. Pengambilan sampel ini

dilakukan dengan teknik Total Sampling. Dengan jumlah sampel 36

responden yang memenuhi kriteria untuk diteliti, hasil peneliti ini

diperoleh melalui lembar penilaian. Lembar penilaian ini tersebut di isii

oleh peneliti sendiri berdasarkan apa yang dilihat dari responden. Hasil

pengolahan data pada variabel penelitian ini disajikan dengan secara

analitik dengan pendekatan one grup pre dan post test design yang

bertujuan untuk mencari pengaruh penyuluhan kesehatan tentang

pentingnya mencuci tangan di masa pandemic terhadap peningkatan

pengetahuan di SD Negri 123 Kaero, Tana Toraja.

2. Gambaran umum lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini tepatnya di Jl.Buntu Kaero,Sangalla,Tana

Toraja dengan batas-batas sebagai berikut:


29

1. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Sangalla Utara

2. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Sangalla Utara

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Sangalla Selatan


28
4. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Makale

Kecamatan Sangalla mempunyai 3 lembang diantaranya Lembang

Kaero, Lembang Bulian Massa’bu, dan Lembang Turunan. Dan

terdapat 2 kelurahan diantanya Kelurahan Buntu Masakke’ dan

Kelurahan Tongko Sarapung.

SD Negri 123 Kaero terletak di lembang Kaero, kecamatan

Sangalla, kabupaten Tana Toraja. Secara geografis keberadaan SD

Negri 123 Kaero cukup strategis karena sekolah berada di tengah-

tengan pemukiman warga yang tidak bising sehingga terciptanya

suasana yang kondusif pada kegiatan belajar mengajar siswa-siswi SD

Negri 123 Kaero.

Data ruangan dan jumlah siswa yang ada di SD Negri 123 Kaero

terlihat pada tabel 1 berikut ini

Tabel 1
Data Ruangan dan Jumlah Murid SD Negri 123
Kaero, Tana Toraja
Jumlah Siswa Jumlah
No Kelas Total Rombongan
L P
Siswa Belajar
1 I 7 8 15 6
2 II 6 7 13 6
3 III 5 6 11 6
30

4 IV 5 10 15 13
5 V 5 11 16 20
6 V 12 8 20 16
I
Total 41 49 90 67

Jumlah keseluruhan guru dan staf/karyawan adalah 12 orang

diantaranya 8 guru yakni 4 laki-laki dan 4 perempuan, 1 admin, 1

pustakawan, 1 satpam, dan 1 penjaga sekolah .

Fasilitas kesehatan untuk siswa adalah ruang UKS yang

dilengkapi dengan kotak obat dan tempat tidur. Adapun sarana

prasarana yang meliputi : 1 ruang perpustakaan,1 kantin, 1 ruang

kepala sekolah,1 ruang guru, dan 6 ruang kelas.

Data sarana sanitasi yang ada di SD Negri 123 Kaero, Tana

Toraja terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2

Data SaranaSanitasi dan Air Bersih di SD Negri 123


Kaero, Tana Toraja
Kondisi
No. Jenis Sarana Jumlah
Berfungsi Tidak
1. SAB (Mata air) -  -

2. Kamar Mandi 4  -

3. Tempat Sampah 8  -

4. Wastafel 11  -
31

Dari tabel 2 bahwa sarana sanitasi yang tersedia di SD Negri 123


Kaero, Tana Toraja kondisinya baik semua.

3. Analisa variabel yang diteliti


a. Analisa Univariat
1) Karekteristik responden
a) Karakretistik responden berdasarkan umur
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur SD Negri 123 Kaero,
Tana Toraja

Umur (Tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)

9 thn 1 2.8 %

10 thn 7 19.4 %

11 thn 18 50.0 %

12 thn 9 25.0 %

13 thn 1 2.8 %

Total 36 100.0 %
Sumber :data primer
Pada tabel 5.1 Hasil penelitian yang telah dilakukan SD Negri

123 Kaero Tana Toraja di peroleh distribusi frekuensi responden

menurut tingkat umur responden terbanyak dialami pada rentang umur

11 tahun yaitu 18 responden (50,0%), untuk rentang umur 12 tahun

yaitu 9 responden (25,0%), untuk rentang umur 10 tahun yaitu 7

responden (19,4%) untuk frekuensi responden menurut umur paling


32

sedikit dialami pada rentang rentang umur 9 dan 13 tahun yaitu 1

responden (2,8%).

b) Karakterisrik responsen berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin SD Negri 123
Kaero, Tana Toraja
Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
Perempuan 19 52.8 %
Laki-Laki 17 47,2 %
Total 36 100.0 %
sumber : Data primer

Pada tabel 5.2 Hasil penelitian yang telah dilakukan SD Negri

123 Kaero Tana Toraja berdasarkan frekuensi menurut jenis kelamin

dari 36 responden terdapat Perempuan 19 orang (52,8 %) dan

perempuan 17 orang (47,2 %).

c) Karakteristik responden berdasarkan Pre - Test

Tabel 5.3
Distribusi Responden Menurut Pre – Test Di SD Negri 123
Kaero, Tana Toraja
Pre-Test frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 13 36.1 %
Kurang 23 63.9 %
Total 36 100.0 %
33

Sumber : Data primer

Pada tabel 5.5 Hasil penelitian yang telah dilakukan SD Negri

123 Kaero Tana Toraja menunjukkan bahwa berdasarkan frekuensi

menurut Pre – Test dari 36 responden yang termasuk kriteria Baik

sebanyak 13 responden (36,1 %), dan kriteria Kurang sebanyak 23

responden (63,9 %).

d) Karakteristik responden berdasarkan Post – Test

Tabel 5.4

Distriibusi Responden Menurut Post – Test Di SD Negri 123

Kaero, Tana Toraja

Post-Test frekuensi (f) Persentase (%)

Baik 36 100.0 %

Total 36 100.0%

` Sumber : Data primer

Pada tabel 5.6 Hasil penelitian yang telah dilakukan SD Negri

123 Kaero Tana Toraja diketahui terjadi peningkatan jumlah responden

sebelum dan sesudah penyuluhan, berdasarkan frekuensi menurut

Post – Test dari 36 responden yang termasuk dalam kriteria Baik

sebanyak 36 responden (100,0 %).


34

b. Analisa Bivariat

Pengujian hipotesis pada penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penyuluhan kesehatan

tentang pentingnya mencuci tangan di masa pandemic terhadap

peningkatan pengetahuan di SD Negri 123 Kaero, Tana Toraja.

Pengujian hipotesis menggunakan Analisa Bivariat dengan aplikasi

SPSS 20 (Uji Paired Sampel t Test) nilai Sig 0,05. Apabila nilaii

Significancy < 0,05 maka H o ditolak dan H a diterima, artinya ada

pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mencuci

tangan di masa pandemic terhadap peningkatan pengetahuan di SD

Negri 123 Kaero, Tana Toraja. Dan apabila nilai Significancy > 0,05

maka H o diterima dan H a ditolak, artinya tidak ada pengaruh

penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan di masa

pandemic terhadap peningkatan pengetahuan di SD Negri 123

Kaero, Tana Toraja.


35

Tabel 5.5

Analisa Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Pentingnya

Mencuci Tangan Di Masa Pandemic Terhadap Peningkatan

Pengetahuan Di SD Negri 123 Kaero, Tana Toraja

Tingkat Pengetahuan Mean Std. Std. Error Nilai P

Deviation Mean

Pre-Test 4.36 4.87 0.81

Pair 1 0.000

Post-Test 8.64 6.83 1.14

sumber : Data primer

Dari hasil uji statistik Paired Sample T Test diperoleh nilai P

value < nilai signifikan (0.000 < 0.05) berarti H o (Hipotesis Nihil) ditolak

dan H a (Hipotesis Alternatif) diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa “Ada perbedaan antara pengetahuan responden

penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan sebelum

penyuluhan (pre-test) dengan pengetahuan responden penyuluhan

kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan sesudah penyuluhan

(post-test).
36

B. PEMBAHASAN

1. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Pentingnya Mencuci

Tangan Di Masa Pandemic Terhadap Peningkatan Pengetahuan Di

SD Negri 123 Kaero, Tana Toraja

Hasil penelitian pada distribusi jenis kelamin, jenis kelamin

responden terbagi merata dengan jumlah responden laki-laki sebanyak

47,2% dan jumlah responden perempuan sebanyak 52,8%. Perbedaan

jenis kelamin, baik jenis kelamin laki-laki maupun perempuan tidak

mempengaruhi perbedaan tingkat pengetahuan tentang pentingnya

mencuci tangan setelah diberikan penyuluhan. Tetapi, perhatian yang

diberikan siswa perempuan lebih baik dari siswa laki-laki ketika

diberikan materi.

Evaluasi penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mencuci

tangan dilakukan dengan memberikan kuesioner berupa post-test

untuk mengetahui peningkatan pengetahuan pengetahuan peserta

yang hadir penyuluhan sebelumnya. Kegiatan penyuluhan ini berjalan

dengan baik dan lancar di karenakan kepala sekolah SD Negri 123

Kaero memberikan waktu sepuasnya untuk melaksanakan kegiatan

penyuluhan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan


37

Secara keseluruhan, dari semua pertanyaan yang diberikan

semuanya mengalami kenaikan. Semua pertanyaannya mengalami

kenaikan signifikan dari post-test kegiatan penyuluhan ke post-test saat

evaluasi. Ini disebabkan karena semua siswa telah mengetahui tekhnik

mencuci tangan dengan baik dan benar.

Hasil kegiatan pre-test dan post-test penyuluhan tentang

pentingnya mencuci tangan menunjukkan bahwa presentase tingkat

pengetahuan mencuci tangan saat dilakukan post-test mengalami

peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian setelah di lakukan

penyuluhan kesehatan diperoleh 36 responden (100.0%) yang memilikii

pengetahuan tentang mencuci tangan dengan kategori baik. Hal ini

membuktikan bahwa setelah diberikan penyuluhan kesehatan ada

pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan di SD

Negri 123 Kaero, Tana Toraja.

Hasil distribusi tingkat pengetahuan responden siswa kelas V

dan VI SD Negri 123 Kaero mengalami peningkatan pengetahuan

tentang mencuci tangan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis

uji Paired Sample T-test yang mendapat nilai p=0,000<0,05 pada pre

test dengan post test saat penyuluhan yang berarti hipotesis

alternatifnya ( H a ) diterima dan artinya ada perbedaan antara

pengetahuan responden penyuluhan kesehatan tentang pentingnya


38

mencuci tangan sebelum penyuluhan (pre-test) dengan pengetahuan

responden penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan

sesudah penyuluhan (post-test)...

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Intan Putri (2012). Hasil penelitiannya didapatkan bahwa ada pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap perubahan tindakan siswa mencuci

tangan pakai sabun di SDN 20 Dadok Tunggul Hitam dan di SDN 23

Pasir Sebelah. Hasil uji statistik Mann-Whitney menunjukkan

perbedaan bermakna antara pemberian pendidikan kesehatan dengan

multimedia pembelajaran dan metode demonstrasi.

Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah

penelitian Ratna Wati (2011) di SDN Bulukantil Surakarta. Hasil

penelitiannya didapatkan dengan menggunakan uji statistik paired t-test

dengan nilai p value pengetahuan sebesar 0,000<0,05 serta nilai p

value sikap sebesar 0,000<0,005 maka, dapat disimpulkan ada

pengaruh pemberian penyuluhan PHBS tentang mencuci tangan

terhadap pengetahuan dan sikap tentang mencuci tangan pada siswa

SD kelas V.

Hal ini berarti keberhasilan dari dilakukannya penyuluhan

memberikan pengetahuan lebih kepada responden Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh penyuluhan kesehatan


39

tentang pentingnya mencuci tangan di masa pandemic terhadap

peningkatan pengetahuan di SD Negri 123 Kaero, Tana Toraja”.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penyuluhan

kesehatan tentang pentingnya mencuci tangan di masa pandemic

terhadap peningkatan pengetahuan di SD Negri 123 Kaero, Tana

Toraja, hasil uji statistik Paired Sample T Test diperoleh nilai P value <

nilai signifikan (0.000 < 0.05) berarti H o (Hipotesis Nihil) ditolak dan H a

(Hipotesis Alternatif) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa “Ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang pentingnya

mencuci tangan di masa pandemic terhadap peningkatan pengetahuan

di SD Negri 123 Kaero, Tana Toraja”.

B. Saran

1. Bagi Siswa SD Negri 123 Kaero

Siswa diharapkan dapat mempunyai kesadaran yang tinggi

dalam melakukan kebiasaan mencuci tangan untuk mencegah

terjadinya penyakit-penyakit yang sering terjadi contohnya wabah


40

virus corona yang dimana sudah memakan korban yang banyak.

Untuk itu kita dihimbau untuk selalu mencuci tangan dan tetap

mengikuti protokol kesehatan dimanapun kita berada.

39
2. Bagi Pihak Sekolah SD Negri 123 Kaero

Bagi pihak sekolah diharapkan untuk terus memberikan

motivasi pada siswa untuk membiasakan diri mencuci tangan di

lingkungan sekolah, dirumah, dan dimana pun, guna mencegah

timbulnya penyakit yang disebabkan oleh tangan kotor

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagaii informasi tambahan dan bahan masukan yang berguna

bagii pengembangan penelitian keperawatan berikutnya terutama

yang berhubungan dengan penerepan mencuci tangan di

lingkungan sekolah dan untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan

penelitian yang sama dengan menambahkan variabel yang

menyangkut aspek tersebut untuk lebih mengetahui variabel

variabel lain yang mempengaruhi kebiasaan siswa dalam mencuci

tangan.

Anda mungkin juga menyukai