Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI WHATSAPP


TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN
DI SMP N 2 TRUCUK

Disusun Oleh :

Nama : Sekar Ayu Istiqomah


NIM : P27224017 154
Kelas : Sarjana Terapan Berlanjut Profesi Bidan
Semester VII

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

PRODI D-IV KEBIDANAN

TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan elemen penting manusia untuk dapat hidup
produktif. Perlu disadari bahwa kesehatan reproduksi tidak dapat dipisahkan
dari kesehatan secara umum, sehingga untuk mempertahankan kondisi prima
dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh perilaku hidup sehat dan
bersih (Poltekkes Depkes dalam Sukatmi et al, 2014).
Masalah reproduksi pada remaja yang sering muncul adalah keputihan.
Tetapi, banyak remaja belum mengetahui tentang keputihan. Keputihan
seringkali tidak ditangani dengan serius oleh para remaja putri karena masih
kurang tersedianya akses pada remaja untuk mendapat informasi mengenai
keputihan. Sementara itu, keputihan bisa jadi indikasi adanya suatu penyakit.
Hampir semua perempuan pernah mengalami keputihan. Pada umumnya,
orang-orang menganggap keputihan pada wanita sebagai hal yang normal,
pendapat ini tidak sepenuhnya benar karena ada berbagai sebab yang dapat
mengakibatkan keputihan. Keputihan yang normal memang merupakan hal
yang wajar, tetapi keputihan yang tidak normal dapat menjadi petunjuk adanya
penyakit yang harus diobati (Widyastuti, 2009 dan Pudiastuti, 2011).
Perlunya pengetahuan yang luas mengenai keputihan, salah satunya
dengan pemberian pendidikan kesehatan pada remaja karena dengan pemberian
pendidikan kesehatan tentang keputihan secara dini diharapkan remaja dapat
melakukan penatalaksanan dan pencegahan terhadap keputihan dengan tepat.
Penelitian yang dilakukan oleh Aldriana (2018) melaporkan hasil penelitiannya
terhadap 64 remaja puteri Pesantren Hasanatul Barokah yang menunjukkan
bahwa sebagian besar remaja puteri di Pesantren tersebut memiliki
pengetahuan yang kurang mengenai keputihan sekitar 74,9%. Pengetahuan
yang kurang ini terjadi karena hampir seluruh remaja puteri belum pernah
mendapatkan informasi atau pendidikan kesehatan reproduksi mengenai
keputihan.
Pengetahuan dan informasi yang diperoleh sangat memungkinkan
seseorang mengadopsi nilai-nilai dan pengetahuan yang dapat mempengaruhi
pola pikir dan pola tindakan. Salah satu sumber informasi adalah melalui
pendidikan kesehatan. Mita Murdiana (2018) telah melakukan penelitian pada
siswi di SMP N 2 WEDI yang mengungkapkan bahwa pengetahuan remaja
perempuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan nilai rata-rata
54,3%, terjadi peningkatan pengetahuan menjadi 74,3% setelah diberikan
pendidikan kesehatan. Hal tersebut dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang
signifikan pengetahuan remaja perempuan tentang pencegahan keputihan
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.
Pengetahuan yang baik merupakan faktor penentu dalam mengatasi
keputihan. Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. (Notoatmodjo, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah usia.
Menurut WHO, dikatakan remaja adalah penduduk dalam rentang usia 12
sampai 24 tahun. Menurut Depkes RI batasan usia remaja adalah antara 10
sampai 19 tahun dan belum kawin. Sementara itu, menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) rentang usia
remaja adalah 10-19 tahun. Perbedaan definisi tersebut menunjukkan bahwa
tidak ada kesepakatan universal mengenai batasan kelompok usia remaja. Masa
remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa yang mengalami serangkaian perkembangan biologis yang meliputi
perubahan anatomi dan fungsional, psikologis, kognitif, sosial dan emosional
sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Widyastuti, 2009). Perubahan
biologis pada remaja perempuan salah satunya pada sistem reproduksi yang
dipengaruhi oleh perubahan hormonal. Perubahan anatomi organ reproduksi
remaja perempuan ditandai dengan tumbuhnya rambut kemaluan, perubahan
pada bentuk dada dan perbesaran panggul, sedangkan perubahan fisiologis
ditandai dengan adanya menstruasi (Kusmiran, 2012).
Keputihan (Leukorea) merupakan cairan putih yang keluar dari liang
senggama yang berlebihan. Keputihan bukan merupakan suatu penyakit
tersendiri melainkan manifestasi klinis dari suatu penyakit. Keputihan bisa
bersifat fisiologis dan patologis. Keputihan fisiologis terjadi saat menjelang
atau sesudah menstruasi, sedangkan keputihan patologis terjadi karena infeksi
genetalia dan keganasan organ reproduksi. Dampak dari penyakit yang
memiliki gejala keputihan abnormal sangat berbahaya bagi organ reproduksi
perempuan dapat menimbulkan gangguan dalam fungsi organ reproduksi. Cara
mencegah keputihan adalah dengan menjaga kebersihan organ genetalia dan
selalu menjaga organ genetalia dalam keadaan kering tidak lembab (Manuaba
dkk, 2009).
Salah satu cara supaya pengetahuan remaja tentang keputihan meningkat
sehingga remaja mempunyai perilaku yang baik untuk mengatasi keputihan
adalah dengan diberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan
merupakan usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan perilaku mereka untuk mencapai
tingkat kesehatannya secara optimal (Notoatmodjo, 2014). Pendidikan
kesehatan dapat dilakukan menggunakan berbagai media seperti media audio
(verbal), media visual (leaflet, dll), media audio visual (video, televisi), serta
media internet (Ahmad Kholid, 2014). Media internet merupakan media yang
sangat efektif dikarenakan mampu mencangkup semua jenis media tanpa
adanya keterbatasan ruang dan waktu. Aplikasi berbasis internet bukan hal
baru lagi dan saat ini sedang diminati oleh kaum remaja, salah satunya aplikasi
yang sedang digemari remaja saat ini adalah WhatsApp.
Hasil survey penggunaan teknologi informasi tahun 2017 yang dirilis
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyebutkan
84,76% responden menyatakan mereka pengguna aktif Instant Messenger (IM).
Sementara itu untuk aplikasi IM yang paling diminati yaitu WhatsApp (WA)
sebanyak 65,10% (Kemenkominfo, 2018). Efektifitas penggunaan aplikasi
WhatsApp dalam pembelajaran tidak terlepas dari fungsi dan peranannya.
Aplikasi WhatsApp dapat digunakan sebagai sarana edukasi, evaluasi,
penyambung informasi yang bersifat menyeluruh, dan sarana layanan
konsultasi (Saefulloh, 2018). Selain itu, pemanfaatan aplikasi WhatsApp dapat
meningkatkan hasil belajar, baik dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan (Somantri, 2019).
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik ingin melakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Whatsapp Terhadap
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Keputihan di SMP Negeri 2 Trucuk
Klaten”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas banyak remaja putri yang kurang
mengetahui tentang keputihan maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut : “Adakah pengaruh pendidikan kesehatan melalui whatsapp terhadap
pengetahuan remaja putri tentang keputihan di SMP N 2 Trucuk Klaten ?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
melalui whatsapp terhadap pengetahuan remaja putri tentang keputihan di
SMP N 2 Trucuk Klaten.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasikan karakteristik responden di SMP N 2 Trucuk
Klaten berdasarkan umur, pengalaman keputihan, informasi tentang
keputihan dan sumber informasi tentang keputihan.
b. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang keputihan sebelum
diberikan pendidikan kesehatan melalui whatsapp di SMP N 2 Trucuk
Klaten.
c. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang keputihan setelah
diberikan pendidikan kesehatan melalui whatsapp di SMP N 2 Trucuk
Klaten.
d. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
remaja putri tentang keputihan melalui whatsapp di SMP N 2 Trucuk
Klaten.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menjadi landasan dalam promosi kesehatan remaja untuk meningkatkan
pengetahuan tentang keputihan pada remaja putri.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Diharapkan sekolah bekerjasama dengan petugas kesehatan untuk
mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan tentang
kesehatan reproduksi remaja dalam hal ini tentang keputihan, seperti
seminar atau diskusi.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat menambah program pelayanan
kesehatan khususnya pemberian pendidikan kesehatan tentang gangguan
kesehatan remaja terutama tentang keputihan.
c. Bagi Siswi atau Remaja Putri
Menambah pengetahuan remaja putri mengenai keputihan sehingga
remaja dapat bertanggungjawab terhadap kesehatan reproduksi dengan
selalu menjaga kebersihan genetalianya.
d. Bagi Masyarakat
Memberi gambaran kepada masyarakat terutama orang tua yang
mempunyai anak usia remaja untuk bisa memberikan pendidikan
kesehatan reproduksi terutama mengenai keputihan.
e. Bagi Peneliti
Untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dibangku
pendidikan pada situasi yang sesungguhnya.
E. Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Penelitian Metode Variabel Analisa Hasil


Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
1. Aldriana Gambaran Penelitian Variabel Univariat Sebagian
(2018) pengetahuan remaja deskriptif tunggal: besar
puteri tentang dengan pengetahuan responden
keputihan pendekatan memiliki
di Pesantren cross pengetahuan
Hasanatul Barokah sectional. kurang
Kecamatan Jumlah
Tambusai responden : 64
orang.
Teknik sampel
jenuh.
2. Khabibah Pengaruh pendidikan Penelitian Pra- Variabel Wilcoxon Ada
(2020) kesehatan terhadap Eksperiment Bebas: Sum Rank perbedaan
perilaku pencegahan dengan desain pendidikan perilaku
keputihan (flour One Group kesehatan. pencegahan
albus) santri remaja Pretest- keputihan
putri di Yayasan Postest. Variabel (flour albus)
SPMAA Desa Turi Jumlah Terikat : santri remaja
Kecamatan Turi responden : 30 perilaku putri sebelum
Kabupaten siswi. pencega- dan sesudah
Lamongan Teknik Simple han diberikan
Random keputihan pendidikan
Sampling. (flour kesehatan di
albus). Yayasan
SPMAA
Desa Turi
Kecamatan
Turi
Kabupaten
Lamongan.
3. Indah Pengaruh pendidikan Penelitian Variabel Uji Ada
(2018) kesehatan media Quasi Bebas : Statistik perbedaan
video terhadap Eksperimental pendidikan Wilcoxon perilaku
perilaku vulva dengan kesehatan Sign Rank vulva
hygiene untuk rancangan pre- media Test dan hygiene
mencegah keputihan posttest video. Mann remaja putri
pada remaja putri control group whitney tentang
kelas VIII di SMP N design. Variabel pencegahan
1 Kec. Babadan Jumlah Terikat : keputihan
Ponorogo responden : 82 perilaku sebelum dan
siswi. vulva sesudah
Teknik Simple hygiene diberikan
Random mencegah pendidikan
Sampling. keputihan. kesehatan
mengguna-
kan media
video di
SMP N 1
Kec.
Babadan
4. Andriyani Pengaruh pendidikan Penelitian pre- Variabel Wilcoxon Ada
(2018) kesehatan tentang eksperiment Bebas : pengaruh
genital hygiene dengan pendidikan setelah
terhadap tingkat pendekatan the kesehatan diberikan
pengetahuan dalam one group tentang pendidikan
pencegahan pretest-posttest genital kesehatan
keputihan pada design. hygiene. tentang
remaja siswi di SMA Jumlah Variabel genital
Muhammadiyah responden : 42 Terikat : hygiene
Pakem Sleman siswi. pengetahuan terhadap
Yogyakarta Teknik total dalam tingkat
sampling. pencegahan pengetahuan
keputihan siswi SMA
Muhammadi
yah Pakem.

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang sekarang akan


dilakukan adalah pada penelitian ini judul yang diambil adalah “Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Melalui Whatsapp Terhadap Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Keputihan di SMP Negeri 2 Trucuk Klaten”. Variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan melalui aplikasi
WhatsApp, sedangkan untuk variable terikatnya adalah pengetahuan remaja
putri tentang keputihan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
preeksperimental, menggunakan rancangan pretest-posttest design. Dalam
penelitian ini populasinya adalah remaja putri di SMP N 2 Trucuk Klaten
Tahun 2020. Teknik sampling menggunakan Cluster Sampling.

Anda mungkin juga menyukai