PENDAHULUAN
Hal ini mungkin ada kaitannya dengan, sekitar sepertiga dari kasus-kasus kanker
termasuk perempuan dengan kanker serviks datang ketempat pelayanan kesehatan pada
stadium yang sudah lanjut dimana kanker tersebut sudah menyebar ke organ-organ lain di
seluruh tubuh sehingga biaya pengobatan semakin mahal dan angka kematian semakin
tinggi (Juanda, 2015).
Pengetahuan tentang IVA Test dalam upaya deteksi dini Kanker Serviks pada
WUS dapat meningkatkan antusias dan peran dari masyarakat. Sehingga semakin banyak
WUS yang terdeteksi lebih dini jika mengalami Kanker Serviks. Sehingga upaya mencegah
kanker serviks dengan menemukan kanker pada stadium dini merupakan upaya yang
penting karena disamping membebaskan masyarakat dari penderitaan kanker serviks, dan
dapat mengurangi angka kejadian kanker serviks di Indonesia.
1.3 Tujuan
2. Bagi Puskesmas
Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi
perumusan kebijakan program kesehatan di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan
II
3. Bagi Masyarakat
Mensosialisasikan kepada guru dan wali murid …, dan …. tentang kanker serviks
dan dan pentingnya skrining kanker serviks, serta masyarakat dalam pencapaian
wanita usia subur melakukan skrining kanker serviks.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh seseorang melalui pengenalan sumber
informasi, ide yang diperoleh sebelumnya baik secara formal maupun informal. 5
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan adalah segala sesuatu
yang diketahui berkenaan dengan hal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan
menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka
akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.5
b. Sumber informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan
atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media
massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai
sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,
penyuluhan dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik,
biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke
dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya
interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
e. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia tengah (41-60 tahun) seseorang
tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapai pada usia dewasa.
Sedangkan pada usia tua (> 60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi dan hanya
menikmati hasil dari prestasinya. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi
yang dijumpai dan sehingga menambah pengetahuan. Dua sikap tradisional mengenai
jalannya perkembangan hidup :
1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang di jumpai dan semakin
banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami
kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan
dengan bertambahnya usia, khusunya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya
kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan
menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.
2. Autoritas
Dalam masyarakat yang semakin majemuk adanya suatu autoritas seseorang dengan keahlian
tertentu, pasien memerlukan perawat atau dokter dalam lingkup medik. Akan tetapi seperti
halnya tradisi jika keahliannya tergantung dari pengalaman pribadi sering pengetahuannya
tidak teruji secara ilmiah.
3. Pengalaman Seseorang
Kita semua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan obsesi dan pengalaman
sebelumnya, dan ini merupakan pendekatan yang penting dan bermanfaat. Kemampuan untuk
menyimpulkan, mengetahui aturan dan membuat prediksi berdasarkan observasi adalah
penting bagi pola penalaran manusia. Akan tetapi pengalaman individu tetap mempunyai
keterbatasan pemahaman : a) setiap pengalaman seseorang mungkin terbatas untuk membuat
kesimpulan yang valid tentang situasi, dan b) pengalaman seseorang diwarnai dengan
penilaian yang bersifat subyektif.
6. Metode Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran
karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistematis serta dalam mengumpulkan
dan menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitas dan reliabilitas.7
Serviks atau leher rahim merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Serviks adalah
bagian sempit yang ada disebelah bawah uterus (rahim). Kanker serviks adalah salah satu
jenis keganasan atau neoplasma yang lokasinya terletak di daerah serviks, daerah leher rahim
atau mulut rahim (Wijaya, 2010:39).8
Kanker servik adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, sehingga jaringan
disekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut
biasanya disertai dengan adanya perdarahan dan pengeluaran cairan vagina yang abnormal,
penyakit ini dapat terjadi berulang-ulang (Aminati, 2013 :24).9
Kanker leher rahim (kanker serviks) merupakan sebuah tumor ganas yang tumbuh didalam
leher rahim/serviks. Yaitu bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
Kanker serviks ini dapat muncul pada perempuan usia 35 sampai 55 tahun (Sukaca,
2009:25).10
Leher rahim merupakan bagian dari alat reproduksi yang sering ditumbuhi kanker. Leher
rahim terletak di bagian bawah rahim. Tugasnya adalah membantu jalannya sperma dari
vagina menuju rahim (Sukaca, 2009).10
Kanker secara umum merupakan bentuk pertumbuhan sel-sel dalam tubuh. Khususnya
dimulai di bagian organ tertentu yang rentan dan yang tidak normal. Ketidaknormalan kanker
tercemin dari adanya kemampuan tumbuh sel yang tidak terbatas (Aminati, 2013:21).9
Pada sel-sel normal, apabila sel telah mencapai jumlah yang besar, maka akan ada yang
menghambat pertumbuhan sel yang lebih lanjut dan lebih banyak. Sehingga sel akan
menghentikan diri, tidak membelah secara intensif lagi karena adanya tegangan dengan sel
lain. Namun padasel kanker, kemampuan membelah sel sangat besar (ploriferasi =
memperbanyak diri) (Aminati, 2013 : 22).9
Infeksi HPV tidak menimbulkan gejala, bahkan seorang penderita tidak menyadari bahwa
dirinya telah terinfeksi, bahkan sudah menularkannya kepada oranglain. Sehingga pada tahap
awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati (Wijaya, 2010:52).8
Pada fase sebelum terjangkitnya kanker sering menderita tidak mengalami gejala atau tanda
yang khas. Namun sering ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
2) Perdarahan setelah senggama yang kemudian dapat berlanjut menjadi perdarahan yang
abnormal.
4) Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning- kuningan, berbau dan dapat
bercampur darah.
6) Timbul nyeri panggul (pelvis) atau diperut bagian bawah bila ada radang panggul. Bila
nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis. Selain itu,
bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.
7) Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, odema kaki, timbul
iritasi kandung kencing dan proses usus besar bagian bawah (rectum) (Sukaca, 2009:71-
72).10
Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker
serviks stadium lanjut. Gejala- gajala tersebut antara lain :
1) Munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan seksual (contack bleeding).
2) Perdarahan vagina yang tidak normal, seperti perdarahan di luar siklus menstruasi,
perdarahan di antara periode mentruasi yang regular, periode menstruasi yang lebih lama
dan lebih banyak dari biasanya, dan perdarahan setelah menopause.
5) Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri
punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal (Wijaya, 2010:53).8
Faktor etiologi yang perlu mendapat perhatian adalah infeksi Human Pavilloma Virus
(HPV).HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52, 56, dan 58 sering ditemukan pada kanker dan
lesi prakanker.HPV adalah DNA virus yang menimbulkan proliferasi pada permukaan
epidermal dan mukosa.Infeksi virus papilloma sering terdapat pada wanita yang aktif secara
seksual (Rasjidi, 2008:6).11
1. MakananMakanan yang mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada
wanita adalah makanan yang rendah : Beta karoten, Retinol (Vitamin A), Vitamin C,
Vitamin E. Makanan yang dapat berkhasiat dalam pencegahan kanker adalah bahan-
bahan anti oksidan seperti : advokat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur,
bawang,bayam, tomat, vitamin E, vitamin C, dan beta karoten juga mempunyai
khasiat antioksidan yang kuat (Aminati, 2013:37).9
2. Kekebalan tubuhPada orang yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C,
dan E setiap hari dapat menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh,
sehingga orang tersebut mudah terinfeksi oleh berbagai virus, termasuk HPV.
Penurunan kekebalan tubuh dapat mengakselerasi(mempercepat) pertumbuhan sel
kanker dari noninvasif menjadi invasif (Wijaya, 2010:51).8
4. RasRas sedikit banyak juga berpengaruh terhadap resiko terjadinya kanker serviks.Pada ras
Afrika-Amerika kejadian kanker serviks meningkat sebanyak 2 kali dari ras Amerika-
Hispanik. Sementara, untuk ras Asia-Amerika memiliki angka kejadian kanker
serviks yang sama dengan warga Amerika. Hal ini berkaitan dengan faktor sosio-
ekonomi (Wijaya, 2010:52).8
5. Polusi Udara Menyebabkan Kanker Leher RahimPolusi udara dapat juga memicu penyakit
kanker leher rahim.Sumber dari polusi udara disebabkan oleh dioksin.Zat dioksin ini
tertentu merugikan tubuh. Sumber dioksin berasal dari beberapa faktor antara lain :
6. Frekuensi KehamilanSama seperti jumlah partner seksual, jumlah kehamilan yang pernah
dialami wanita juga meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks.Sehingga, wanita
yang mempunyai banyak anak atau sering melahirkanmempunyai risiko terserang
kanker serviks lebih besar (Wijaya, 2010:49).8
B. Faktor Individu
2. Herpes Simpleks Virus (HVS) Tipe 2Pada awal tahun 1970 herpes simpleks tipe 2 banyak
dibicarakan, lantaran sebagai timbulnya kanker serviks atau kanker leher
rahim.Namun ternyata virus itu tidak berperan besar dalam timbulnya kanker
serviks.Virus ini hanya diduga sebagai faktor pemicu terjadinya kanker. Atau
dianggap sama dengan karsinogen kimia atau fisik (Sukaca, 2009:43).10
3. UmurPerempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia 35-50
tahun dan masih aktif berhubungan seksual (prevalensi 5-10%) (Wijaya, 2010:49).8
4. Aktivitas Seksual Pertama KaliPrevalensi atau angka kejadian tertinggi kanker serviks
(sekitar 20%) terutama dijumpai pada perempuan yang telah aktif secara seksual
sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan
resiko terserang kanker serviks dua kali lebih besar dibandingkan perempuan yang
melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun (Wijaya, 2010:49).8
5. Usia Wanita Saat MenikahSeharusnya pasangan yang menikah adalah pasangan yang
benar-benar siap dan matang.Bukan hanya siap dalam kematangan seksual namun
juga siap lahir dan batin. Sebab jika tidak siap maka sel-sel mukosa yang belum
matang akan mengalami perubahan. Ini dapat merusak sel-sel dalam mulut rahim
(Aminati, 2013:46).9
6. ParitasParitas merupakan keadaan dimana seorang wanita pernah melahirkan bayi yang
dapat hidup atau viable.Paritas yang berbahaya adalah dengan memiliki jumlah anak
lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat. Sebab dapat menyebabkan
timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim.Jika jumlah anak yang
dilahirkanmelalui jalan normal banyak dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel
abnormal dari epitel pada mulut rahim.Dan dapat berkembang menjadi keganasan
(Sukaca, 2009:46).10
C. Faktor Pasangan
2. IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks)
dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas
leher rahim dengan larutan asam asetat 3- 5%. Apabila setelah pulasan terjadi
perubahan warna asam asetat yaitu tampak bercak putih, maka kemungkinan ada
kelainan tahap prakanker serviks.Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap
tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks
(Wijaya, 2010:82).8
4. Vagina Inflammation Self Test CardVagina Inflammation Self Test Card adalah
pendeteksian yang dapat menjadi “Warning Sign”. Yang ditest dengan alat ini adalah
tingkat keasaman (pH), test ini cukup akurat, sebab pada umumnya apabila seseorang
wanita terkena infeksi, myom, kista bahkan kanker serviks, kadar pHnya tinggi.
Dengan begitu maka melalui test ini paling tidak wanita dapat mengetahui kondisi
vagina mereka secara kasar (Sukaca, 2009:105).10
5. BiopsiJika sel-sel abnormal ditemukan dalam tes pap smear, dokter mungkin akan
melakukan biopsi. Suatu jaringan sampel dipotong dari leher rahim kemudian dilihat di
bawah mikroskop oleh patolog untuk memeriksa tanda-tanda kanker (Wijaya,
2010:90).8
2.4.1 Definisi
Tes visual menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 2%) dan larutan iodium lugol pada
serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan.Tujuannya untuk
melihat adanya sel yang mengalami displasia sebagai salah satu metode skrining kanker
mulut rahim (Rasjidi, 2010).12
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan
mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%.
Apabila setelah pulasan terjadi perubahan warna asam asetat yaitu tampak bercak putih, maka
kemungkinan ada kelainan tahap prakanker serviks. Jika tidak ada perubahan warna, maka
dapat dianggap tidak ada infeksi pada kanker serviks (Wijaya, 2010).8
Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap
kasus-kasus yang ditemukan.Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim
(Nugroho, 2010).13
Keuntungan yang di dapat dalam pemeriksaan iva test yang paling utama selain mudah,
praktis, dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan, alat-alat yang dibutuhkan
sederhana, dan sesuai untuk pusat pelayanan sederhana (Nugroho, 2010).13
1. Mendeteksi Kanker Serviks sedini mungkin, terutama pada penderita yang tidak
bergejala.
2. Mudah dijangkau karena diselenggarakan di Puskesmas dan Rumah sakit sesuai jadwal
yang disepakati.
3. Murah dilaksanakan, merupakan program pemerintah sehingga tidak dipungut biaya
untuk kegiatan ini.
Tidak direkomendasikan pada wanita pasca menopause, karena daerah zona transisional
seringkali terletak kanalis servikalis dan tidak tampak dengan pemeriksaan inspikulo (Rasjidi,
2008:49).11
e. Meja ginekologi
f. Lidi kapas
a. Menerangkan prosedur tindakan, bagaimana dikerjakan, dan apa artinya hasil tes
positif. Yakinlah bahwa pasien telah memahami dan menandatangani informed
consent.
b. Pemeriksaan inspekulo secara umum meliputi dinding vagina, serviks, dan forniks
(Rasjidi, 2010:204).
b. Meja atau tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi
litotomi.
d. Spekulum vagina
b. Gunakan lidi kapas untuk membersihkan darah, mukus, dan kotoran lain pada serviks.
d. Oleskan larutan asam cuka atau lugol, tunggu 1-2 menit untuk terjadinya perubahan
warna. Amati setiap perubahan pada serviks, perhatikan dengan cermat daerah
disekitar zona transformasi.
e. Lihat dengan cermat SCJ dan yakinkan area ini dapat semuanya terlihat. Catat bila
serviks mudah berdarah. Lihat adanya plaque warna putih dan tebal atau epitel
acetowhite bila menggunakan larutan lugol. Bersihkan segala daran dan debris
pada saat pemeriksaan.
f. Bersihkan sisa larutan asam asetat dan larutan lugol dengan lidi kapas atau kasa bersih
a. IVA test dilakukan dengan cara mengoleskan asam asetat 3-5% pada permukaan
mulut rahim. Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih.
b. Hasil dari pemeriksaan ini adalah bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA
positif. Maka jika hal itu terjadi maka dapat dilakukan biopsi.
d. Pemeriksaan dengan metode ini bisa dilakukan oleh bidan atau dokter di puskesmas
atau di tempat praktek bidan dengan biaya yang cenderung lebih ekonomis (Aminati,
2013:99).
6) Kategori Pemeriksaan IVA testAda beberepa kategori yang dapat dipergunakan, salah
satu kategori yang dapat dipergunakan adalah, sebagai berikut :10
b. Iva radang, adalah serviks dengan radang (servisitis) atau kelainan jinak lainnya
(polip serviks).
c. Iva positif, adalah ditemukannya bercak putih inilah gejala pra kanker. Kelompok
ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA.
Sebab temuan ini mempengaruhi pada diagnosis serviks pra kanker (dispalsia
ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
d. Iva kanker serviks, pada tahap ini pun sangat sulit untuk menurunkan temuan
stadium kanker serviks. Walaupun begitu akan bermanfaat bagi penurunan
kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini
(stadium IB-IIA) (Sukaca, 2009:101).
7) Orang-orang yang dirujuk untuk test IVA
Jika hasilnya adalah positif maka pemeriksaan sebaiknya dilanjutkan dengan pap smear di
laboratorium atau dokter ahli kandungan. Orang-orang yang dirujuk untuk test IVA
adalah, sebagai berikut :9
b. Wanita yang beresiko tinggi terkena kanker serviks, seperti perokok, menikah
muda, sering bergonta-ganti pasangan.
METODE PENELITIAN