Anda di halaman 1dari 79

Presentasi Kasus

GERIATRI HANA
Identitas
IdentitasPasien
Pasien
 Nama : Oma IS
 Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 14 Oktober 1940
 Umur : 78 tahun
 Status Perkawinan : Menikah (janda sejak tahun 1988)
 Jumlah anak : 2 orang ( anak tiri)
 Pendidikan Terakhir : Asisten apoteker (SMK Farmasi)
 Pekerjaan Terakhir : Penjual kue kering (1988-2016)
 Alamat : Cikunir, Bekasi
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Suku Bangsa : Tionghoa
 Agama : Kristen Protestan
 Tanggal Masuk : 27 Juni 2016
 Alasan masuk : Mendapatkan rekomendasi dari Gereja GKI Cawang
 Pembiayaan : Diakonia GKI Cawang
Anamnesis
Anamnesis
 Anamnesis dilakukan autoanamnesis kepada pasien di Paviliun Kasih 1
 Tanggal: 4 Oktober 2018
 Jam: 13.00 WIB
 Keluhan Utama : Nyeri lutut kanan dan kiri
 Keluhan Tambahan :-
 Riwayat Penyakit Sekarang :

Nyeri Pada Lutut Kanan dan Kiri Pasien tidak dapat


Nyeri Pada Lutut Nyeri Pada Lutut
semakin memburuk, Konsul Sp. berjalan
Kanan Kiri
OT

2016 Agustus 2018 Oktober 2018


(2,5 tahun) (1-2 bulan) (1 minggu)

Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk benda tajam dan berdenyut, memberat jika melakukan aktivitas seperti berjalan, berdiri
dalam waktu yang terlalu lama, berdiri dari posisi duduk, dan saat bangun tidur. Pasien juga mengatakan sering merasa kaku
pada kedua lututnya saat bangun tidur dengan durasi kurang dari 30 menit dan bangkit dari kursi. Lutut dirasakan nyeri serta
bengkak, panas (-) kemerahan (-). Pasien hanya dapat menggeserkan pinggang di ranjang. Pasien juga mengatakan bahwa
kakinya kadang berbunyi “kretek-kretek” apabila digerakkan. Sehari-hari pasien menggunakan wheelchair untuk berpergian
seperti ke gereja ataupun ke tempat yang agak jauh. Pasien merasa nyeri berkurang bila dioleskan voltaren gel dan setelah
meminum obat-obatan yang diberikan. Untuk keluhan nyeri ini, pasien mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri yaitu arcoxia.
Terapi Yang Dikonsumsi Oleh Pasien
Nama obat (rutin) Pagi Siang Malam
Natrilix SR (Indapamide 3 mg) tablet p.c 0 1 0

Irbesartan 300 mg tablet p.c 0 0 1


 

Allopurinol 100 mg tablet p.c 0 0 1


(selang sehari)

Atorvastatin tablet 20 mg 0 0 1
( selang sehari)
Arcoxia (Etoricoxib) 60mg tab p.c 0 0 1
HCT 12,5 mg tab p.c 1/2 0 0

Antacid p.c prn 1 0 1


Riwayat Penyakit Dahulu

1993 1968 2014


HT Grade 1 3x Operasi Kista Uteri Operasi Katarak OD
Hiperkolesterolemia Operasi Katarak OS (1 tahun)
Kardiomegali
2x serangan jantung

Riwayat Alergi: udang, kepiting, ikan kakap merah dan kerang.


Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Penyakit Keluarga:
Pasien mengatakan bahwa ayah pasien memiliki riwayat penyakit jantung, dan hipertensi. Sedangkan ibu memiliki
penyakit asma.

 Riwayat Imunisasi:
Pasien tidak ingat riwayat imunisasi saat masih kanak-kanak dan tidak pernah melakukan imunisasi saat dewasa

 Riwayat makanan/asupan nutrisi:


Nafsu makan pasien baik, pasien makan 3x/hari (pukul 7.30, 11.30, dan 17.30), sesuai dengan makanan yang diberikan
dari PWK Hana. Pasien juga sering ngemil dengan memakan biskuit atau roti gandum, dan minum milo pada pagi
hari.Pasien mengaku minum air kurang lebih 3-4 gelas (sekitar 900-1200 mL)/ hari.
 Riwayat Kebiasaan:
Pasien Inawati bangun setiap hari pukul 04.00 WIB, menyikat gigi, dan berdoa pagi. Kemudian menunggu
untuk ditensi pukul 5.30 WIB, dan selanjutnya menunggu makan pagi sekitar pukul 07.30 WIB. Pasien biasanya
selalu pergi ke Gereja namun akhir-akhir ini semenjak nyeri lututnya bertambah parah pasien jarang pergi ke
Gereja. Apabila tidak ada kegiatan, pasien biasa duduk di depan kamarnya dan mengobrol dengan pasien-pasien
lainnya atau menonton televisi sambil menunggu makan siang. Selesai makan siang, pasien biasanya di dalam
kamar menonton TV atau melakukan kerajinan tangan, hingga jam tensi sore pukul 14.30 WIB. Pasien
kemudian makan malam pukul 17.30 WIB. Setelah itu, Pasien biasa masuk ke kamar, menonton televisi atau
membaca dan kemudian tertidur.

 Riwayat BAK:
Pasien mengatakan buang air kecil pasien lancar, frekuensi kira – kira 2-3 kali pada pagi hingga malam. Warna
urin kuning jernih, darah (-), nyeri (-).

 Riwayat BAB :
Pasien mengatakan buang air besar teratur, frekuensi 1x sehari pada pagi hari. Konsistensi lunak, warna coklat,
nyeri (-), darah (-), lendir (-). Semenjak pindah ke ruang perawatan, pasien sulit BAB karena merasa risih
dengan penggunaan popok.
Riwayat Kehidupan Pribadi
 Riwayat masa remaja:
Pasien lahir di Jakarta, 14 Oktober 1940. Pasien merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Pasien memiliki 2
saudara kandung laki-laki dan 5 saudara kandung perempuan. Menurut Pasien, tumbuh kembang Pasien sesuai dengan
anak seusianya dan Pasien mengatakan dirinya seorang yang cukup aktif dan riang selama di rumah maupun saat
bermain dengan teman-teman seusianya di lingkungan rumah.

 Riwayat pendidikan:
Pasien menyelesaikan pendidikan di Sekolah Asisten Apoteker (SAA). Pasien memiliki beberapa teman dekat di
sekolah. Nilai-nilai pasien cukup bagus. Pasien tidak melanjutkan pendidikan karena ingin membantu orang tuanya
bekerja.
 Riwayat pekerjaan: Riwayat keluarga:
Pasien bekerja sebagai karyawan pada sebuah apotek imfi  Pasien merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara.
(sebelum menikah). Pasien bekerja sebagai pegawai apotek Pasien memiliki 2 saudara kandung laki-laki dan 5
selama beberapa tahun. Setelah itu pasien menikah pada tahun saudara kandung perempuan. Ayah dari orang tua
1974 dan tidak melanjutkan untuk bekerja. Setelah suami pasien meninggal saat usia 69 tahun dan ibu pasien
pasien meninggal, pasien melanjutkan pekerjaan sebagai ina meninggal saat usia 83 tahun. Saat ini kakak
penjual kue kering dan bakpao. pertama, kedua, ketiga dan adek bungsu pasien sudah
meninggal yang tersisa hanyalah yang ke 4 dan ke 6.
Pada tahun 1974, Pasien menikah dengan suami dari
 Riwayat perkawinan: kakak Pasien yang kedua setelah kakak Pasien
meninggal. Pasien dan suami merawat dan
Pasien menikah pada tahun 1974 dengan suami dari alm. membesarkan kedua putri dari kakak pasien tersebut,
kakak pasien yang kedua namun tidak dikaruniai anak. Pasien sedangkan pasien Ina sendiri tidak dikaruniai anak
membantu suaminya membesarkan kedua putri dari kakaknya karena pasien menderita kista di rahim dan sudah
tersebut. Pasien mengaku sangat sayang terhadap anak- melakukan operasi pengangkatan rahim. Pada tahun
anaknya dan sepeninggal suaminya, pasienlah yang merawat 1988, suami pasien meninggal dikarenakan penyakit
serta mendidik anak-anaknya. Pasien menikah pada tahun sirosis hati. Ketika suami Pasien meninggal akibat
1974 dengan suami dari alm. kakak pasien yang kedua namun kanker hati stadium akhir, Pasien merasa sedih karena
tidak dikaruniai anak. Pasien membantu suaminya merasa harus hidup dan mencari uang sendirian
membesarkan kedua putri dari kakaknya tersebut. Pasien namun kesedihan itu tidak berlangsung lama hanya
mengaku sangat sayang terhadap anak-anaknya dan sekitar 2 minggu, pasien cepat bangkit dari
sepeninggal suaminya, pasienlah yang merawat serta mendidik kesedihannya dan rasa sedih itu tidak mematahkan
anak-anaknya. semangat pasien.
Genogram

? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ?

Rosalie Erlie Selly


? ? 1974
1984 14-10-1940
  P

? ?

m. 1974
 Riwayat kehidupan sosial-ekonomi:
Pasien sering berkumpul dan berbincang dengan teman- teman di sekitar kamar pasien, dan pasien selalu memiliki
hubungan baik dengan penghuni PWK lainnya. Pasien juga selalu membantu temannya yang membutuhkan
pertolongan jika pasien bisa membantunya.
 Riwayat agama:
Pasien beragama kristen dan taat melaksanakan kegiatan di gereja yang diadakan oleh panti. Pasien juga rutin membaca
doa dan alkitab di pagi hari. Pasien merasa cocok dan kuat dengan agama keyakinannya.
 Situasi kehidupan sekarang:
Pasien merasa senang dengan kehidupannya sekarang, selalu bersyukur dan berusaha untuk menikmatinya.

 Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya:


Pasien merasa puas dengan kehidupannya sekarang dan bersyukur bisa ditempatkan di panti hana sehingga tidak perlu
terlalu merepotkan keluarganya, dan pasien senang dapat berkumpul di hari tua dengan teman –teman lainnya. Namun,
karena kondisi kaki pasien yang sakit, pasien merasa banyak hal yang tidak dapat dilakukannya sekarang, kadang
pasien juga merasa bosan karena hanya dapat duduk saja. Namun secara keseluruhan pasien senang berada di PWK
hana, dan pasien merasa dapat bersosialisasi dengan baik.
Pemeriksaan Fisik

 Dilakukan Tanggal : 4 Oktober 2018


 Jam : 13.00 WIB
 Kesadaran : Compos Mentis
 GCS : 15 (E4V5M6)

Ropper AH, Samuels MA, Klein JP. Adams and victor’s principles of neurology, 10th edition. United States: McGraw-Hill Education; 2014.
Ropper AH, Samuels MA, Klein JP. Adams and victor’s principles of neurology, 10th edition. United States: McGraw-Hill Education; 2014. P. 893.
Data Antropometri

 Tinggi badan :
Rumus Chumlea à
TB = 84,88 - (0,24 x usia dalam tahun) + (1,83 x tinggi lutut dalam cm)
TB = 84,88 - (0,24 x 78 ) + ( 1,83 x 43 )
= 84,88 - 18.72 + 78.69
= 144.85 cm (knee height 43 cm)
 Berat badan : 63 kg
 Lingkar perut : 109 cm (normal ♂ < 90 Cm ♀ <80 Cm)
 Lingkar lengan : 29 cm
 IMT : 29,9 kg/m22 (obesitas grade I)
Mitchell CO, Lipschitz DA. Arm length measurement as an alternative to height in nutritional assessment of the elderly. J Parenter Enteral Nutr 1982; 6(3):226-9
World Health Organization. BMI classification. 2004. Available from: http://apps.who.int/bmi/index.jcp?introPage=intro_3.html [2018 Jan 13].
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al. Seventh report of the joint national committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. JAMA.
2003;289:2560-71.
Tanda Tanda Vital

 TD : 130/70 mmHg
 Nadi : 78 x/menit, reguler, isi cukup (N: 60-100x/menit)
 Pernafasan : 18 x / menit, abdominothorakal (normal : 12-20x/menit)7
 Suhu : 36,6°C
 Nyeri : VAS = 6

Bickley LS. Bates’ guide to physical examination and history taking, 11th edition. United States: Lippincott Williams & Wilkins; 2013.
Dinarello CA, Porat r. Fever. In: Kasper DL, Fauci AS, Hausi SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrison’s principles of internal medicine, 19th edition. United States: McGraw-Hill Education; 2015. P.
123.
Pemeriksaan Sistem

 Kulit :
 Kulit :
Kulit keriput, warna kulit kuning langsat, tidak kering, tidak ikterus, tidak sianosis
Kulit keriput, warna kulit kuning langsat, tidak kering, tidak ikterus, tidak sianosis

 Kepala :
 Kepala :
Bentuk dan ukuran normal, tidak teraba benjolan, rambut warna putih keabuan,
Bentuk dan ukuran normal, tidak teraba benjolan, rambut warna putih keabuan,
terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak tampak kelainan kulit kepala, tidak
terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak tampak kelainan kulit kepala, tidak
terdapat sikatriks dan bekas jahitan
terdapat sikatriks dan bekas jahitan
VOD:
>3/60

VOS:
>3/60
Telinga

Hidung :
ala nasi dextra-sinistra simetris, tidak ada
deviasi septum nasi, mukosa tidak hiperemis,
tidak ada sekret

Tenggorokan :
bibir dextra-sinistra simetris, tidak ada perioral
sianosis, lidah tidak kotor, letak uvula di
tengah, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1,
tidak hiperemis, tidak ada detritus.
Gigi:

Kesan: Edentulous

Leher :
trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba membesar

Kel. Limfe :
Preaurikular, retroaurikular, submental, submandibula, servikal, supraklavikula,
inguinal tidak teraba membesar.
Pulmo Cor
Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi Inspeksi : pulsasi iktus cordis tidak tampak
Palpasi : stem fremitus kanan kiri sama kuat, Palpasi : pulsasi iktus cordis teraba pada ICS
tidak teraba benjolan V-VI MCL Sinistra
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru Perkusi : redup
Auskultasi: SNV +/+, Rh -/-, Wh -/- Batas atas: ICS II parasternal line sinistra
Batas kanan: ICS V sternal line dextra
Batas kiri: ICS VII midclavicula line sinistra
Auskultasi: BJ I & II normal, reguler, tidak
terdengar murmur atau gallop
JVP: 5 + 2 cmH20

Kesan : Terdapat pembesaran jantung dari pemeriksaan palpasi jantung


 Abdomen
Inspeksi : cembung, bekas luka operasi (+), tidak tampak striae, tidak tampak peristaltik
Palpasi :supel, nyeri tekan -, H/L tidak teraba membesar
Perkusi : timpani di 4 kuadran abdomen, ascites -/-, nyeri ketok CVA -/-.
Auskultasi : Bising usus positif 12 x/menit

 Punggung
Inspeksi : kifosis, tidak ada sikatrik, tidak ada benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan
Perkusi : tidak ada nyeri ketok
 Ekstremitas:
 Genu:
Inspeksi: Deformitas (-/-), valgus (+/+) membesar (+), warna sama dengan kulit
sekitar
Palpasi: nyeri tekan (+/-), pitting edema (-), krepitasi (+/+)
Movement : ROM terbatas, nyeri gerak (+/+)
 
Kesimpulan :
 Pada pemeriksaan mata ditemukan: arcus senilis (+/+), IOL (+/+), VOD >3/60,
VOS >3/60.
 Pada pemeriksaan gigi geligi didapatkan edentulous.
 Pada pemeriksaan thorax didapatkan kardiomegali.
 Pada pemeriksaan genu didapatkan pembengkakan genu bilateral, keterbatasan
pergerakan, nyeri tekan dan gerak pada genu.
Status Neurologis
 Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15 (E4M6V5)
 Fungsi Luhur
 Orientasi : normal
 Gangguan bicara dan bahasa : normal, afasia motorik atau sensorik (-)
 Daya ingat : normal

Rangsang Meningeal
 Kaku kuduk : negative - Kerniq : Normal > > 135o
 Brudzinsky I : negative - Laseque : normal > 70o
 Brudzinsky II : negatif
 Brudzinsky III : negatif
 Brudzinsky IV : negative
N. Kranialis
N II  lapang pandang tidak menyempit, RCL +/+, RTCL +/+
N III, IV, VI  kedudukan bola mata simetris, ptosis (-), pergerakan bola mata baik, nistagmus (-), pupil isokor
3mm/3mm
N V  sensorik cabang oftalmik, maksilaris, mandibularis baik. Motorik baik.
N VII  kesan baik
N VIII  test romberg (-)
N IX, X  kualitas suara baik, disartria (-), sengau (-), kedudukan palatum molle dan arkus faring simetris dan uvula di
tengah
N XI  kekuatan m. sternokleidomastoideus sama kuat, kekuatan m. trapezius sama kuat.
N XII  kedudukan lidah di tengah baik saat di dalam mulut maupun dijulurkan, atrofi papil lidah (-), tremor lidah (-),
fasikulasi (-), pergerakan lidah baik.

Refleks Fisiologis Refleks Patologis


Biceps : ++/++ Hoffman-Tromner : negatif
Triceps : ++/++ Babinski : negatif
Patella : ++/++ Chaddock : negatif
Achilles : ++/++ Oppenheim : negatif
Gordon : negatif
Pemeriksaan tambahan Schaefer : negatif
Telunjuk-hidung : baik Klonus patella : negatif
Tumit-lutut : baik Klonus achilles : negatif
Test Patrick : negatif
Test kontra-Patrick : negatif
GCS
Kesimpulan : Tidak terdapat gangguan fungsi visuospasial. Kemampuan konsep waktu, angka,
dan hubungan waktu dan angka masih baik
 Rontgen Genu bilateral ( 14 Agustus 2018)
 Kedudukan tulang-tulang pembentuk sendi genu baik, tidak
tampak subluksasi, dislokasi.
 Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik/blastik
 Tampak pembentukan spur di condylus medial-lateral
femur-tibia kanan-kiri, basis patella kanan-kiri
 Osteophyt di ementia intercondylaris kanan-kiri
 Celah sendi femorotibial kompartemen medial kanan-kiri
menyempit
 Jaringan lunak sekitar sendi genu terlihat baik
 Kesan: OA genu bilateral grade III
Deskripsi Umum

 Penampilan
 Pasien adalah seorang wanita berusia 78 tahun, tampak sesuai dengan usia. berperawakan gemuk, tegap, kulit putih
kekuningan, dan rambut tertata rapih. Kebersihan diri baik. cara berpakaian bersih dan rapi sesuai tempat dan keadaan.
 Pembicaraan
 Pasien berbicara dengan suara yang jelas. Kata-kata serta kalimat dilontarkan dengan jelas dan lantang. Bahasa yang
digunakan untuk percakapan sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Tata bahasa dan pilihan kata-kata pasien baik. Pasien
dapat menjawab pertanyaan dengan asosiasi baik dan tidak membingungkan
 Sikap Terhadap Pemeriksa
 Pasien bersikap kooperatif selama diperiksa, ramah, mengatakan hal-hal yang dapat dipercaya, tidak ragu-ragu, ekspresif,
dan bersahabat.
 Perilaku dan Aktifitas Psikomotor
 Pasien duduk tenang selama diperiksa, tidak gelisah, tidak menunjukkan gerakan yang tidak biasa dan berusaha melakukan
gerakan sesuai instruksi.
 Keadaan Mood, Afektif dan Keserasian
 Mood                                                                  : eutimik
 Afek                                                                  : luas
 Keserasian                                             : serasi
 Gangguan Persepsi dan Kognitif
 Halusinasi auditorik                              :    tidak ada
 Halusinasi visual                                  :    tidak ada
 Ilusi                                                         :    tidak ada
 Depersonalisasi                      :    tidak ada
 Derealisasi                                                         :    tidak ada
 Apraksia                                                         :    tidak ada
 Agnosia                                                        :    tidak ada

 Pikiran
Pikiran

 Arus
Arus Pikir
Pikir

 Produktivitas 
Produktivitas  :    baik
:    baik

 Kontinuitas
Kontinuitas pikiran
pikiran :    baik
:    baik

 Hendaya
Hendaya bahasa
bahasa :    tidak
:    tidak ada
ada

 Bentuk
Bentuk Pikir
Pikir

 Asosiasi
Asosiasi longgar
longgar :    tidak
:    tidak ada
ada

 Ambivalensi      
Ambivalensi       :    tidak
:    tidak ada
ada

 Flight
Flight of
of ideas
ideas :    tidak
:    tidak ada
ada

 Inkoherensi       
Inkoherensi        :    tidak
:    tidak ada
ada

 Verbigrasi 
Verbigrasi  :    tidak
:    tidak ada
ada

 Persevarasi 
Persevarasi  :    tidak
:    tidak ada
ada

 Isi
Isi Pikir
Pikir

 Fobia
Fobia :    tidak
:    tidak ada
ada

 Obsesi 
Obsesi  :    tidak
:    tidak ada
ada

 Kompulsi 
Kompulsi  :    tidak
:    tidak ada
ada

 Ideas
Ideas of
of reference    
reference     :    tidak
:    tidak ada
ada

 Waham                 
Waham                  :    tidak
:    tidak ada
ada
 Pengendalian Impuls
 Pasien tenang, sopan, dan tidak agresif selama pemeriksaan
 Fungsi Intelektual
 Taraf Pendidikan
 Sesuai dengan latar belakang pendidikan
 Orientasi                                               
 Waktu    : baik, pasien dapat menyebutkan tanggal, hari, dan tahun pada saat pemeriksaan
 Tempat  : baik, pasien mengetahui tempat dirinya berada sekarang
 Orang : baik, pasien mengetahui dan mengenal pemeriksa, perawat dan nama penghuni panti yang lain
 Atensi
 Pengalihan, pemusatan dan mempertahankan perhatian baik
 Memori
 Jangka panjang : baik, pasien dapat mengingat masa mudanya
 Jangka sedang : baik, pasien dapat mengingat menu sarapannya kemarin
 Jangka pendek :baik, pasien dapat mengingat menu sarapannya hari ini
 Jangka segera :baik, pasien dapat mengulang dengan benar 3 macam benda yang disebutkan oleh
pemeriksa (piring, sepatu, kunci)
 Daya Konsentrasi dan Kalkulasi

 baik, pasien dapat menghitung angka 100 – 7 sebanyak 7 kali
 Kemampuan Baca dan Tulis

 Baik, pasien dapat menuliskan sebuah kalimat spontan dan membaca tulisan tersebut
 Kemampuan Visuospasial

 Baik, pasien dapat menggambarkan jam bulat, lengkap dengan semua angka, serta menempatkan jarumnya sesuai
 Pikiran Abstrak

 Baik, baik, pasien dapat menyebutkan persamaan & perbedaan antara jeruk & apel
 Intelegensi & Kemampuan Informasi

 Baik, pasien dapat menyebutkan nama presiden Indonesia saat ini
 Bahasa

 Komunikasi menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
 Tilikan                      :     derajat 6
 Daya Nilai Sosial    :     baik
 Discriminative Judgement :    baik
 Realibilitas  :    secara umum dapat dipercaya
 Kesimpulan : ditemukan mood eutimik, afek luas, produktivitas pikiran baik,
kontinuitas pikiran baik, memori segera, jangka pendek, jangka sedang, dan jangka
panjang baik, daya konsentrasi dan kalkulasi baik. Tidak ada ambivalensi dan
inkoherensi. Status mental baik.
COMPREHENSIVE GERIATRIC ASSESMENT
Kuisioner

 Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ) salah 0 (fungsi intelektual utuh)
 Mini Mental State Examination (MMSE) skor 28 (tidak ada gangguan kognitif)
 Clock drawing test skor 4 (tidak terdapat gangguan fungsi visuospasial)
 Indeks berat ringannya OA 21 (extremely severe)
 Geriatric depression scale skor 4 (tidak depresi)
 Indeks ADL Barthel skor 16 (ketergantungan ringan )
 Insomnia Severity Index skor 9 (insomnia ringan)
 Penilaian nutrisi mini MNA skor 14 (status gizi normal)
Pemeriksaan rutin (11/07/18)
 Kolesterol total : 198 mg/dl
 Asam urat : 6.4 mg/dl
 GDS : 98 mg/dl

Pemeriksaan rutin (04/10/18)


 GDS: 117 mg/dl
RESUM
E
Pasien mengeluhkan nyeri lutut kanan dan kiri sejak 2.5 tahun yang lalu, nyeri seperti tertusuk benda tajam dan berdenyut,
memberat jika beraktivitas seperti berjalan. Terkadang kaku pada kedua lututnya saat bangun tidur dengan durasi kurang dari
30 menit. Terdapat bunyi krepitasi jika lutut digerakkan. Keluhan semakin memberat seminggu terakhir hingga tidak dapat
berjalan lagi. Lutut dirasakan nyeri serta bengkak, panas (-) kemerahan (-). Untuk keluhan nyeri ini, pasien mengkonsumsi
obat penghilang rasa nyeri yaitu arcoxia.
Pasien juga mengaku memiliki riwayat hipertensi, hiperkolestrolemia, dan hiperurisemia sudah semenjak lama dan meminum
obat secara teratur dan rutin. Pasien mengaku memiliki riwayat tumor jinak dirahim dan telah menjalani operasi sebanyak 3
kali yaitu pada tahun 1966 (26 tahun), 1968 (28 tahun, dan operasi pengangkatan rahim pada tahun 1971 (31 tahun). Pasien
juga mengatakan bahwa telah melakukan operasi katarak pada kedua matanya pada tahun 2014 dan 2015. Operasi mata kanan
dilakukan di klinik Nusantara dan operasi mata kiri di RS Rawa Lumbu Bekasi. Riwayat alergi terhadap udang, dan kepiting
juga diakui pasien.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU BAIK, GCS 15, tanda vital dalam batas normal, tekanan darah terkontrol dengan obat,
skor skala nyeri VAS 6 dan pada perhitungan IMT termasuk dalam kategori obesitas grade I. Pada pemeriksaan fisik mata
didapat IOL (+) pada kedua mata dengan VOD >3/60 dan VOS >3/60. Pada pemeriksaan muskuloskeletal didapatkan adanya
bentuk valgus, krepitasi pada kedua lutut. Pada penilaian berat ringannya OA berdasarkan Lequesne index didapatkan nilai 22
yaitu termasuk dalam kategori OA Severe (Berat)/grade 4. Penilaian comperhensive geriatric assesment didapatkan skor
SPMSQ= 0 (fungsi intelektual utuh), MMSE= 28 (tidak ada gangguan kognitif), ADL= 16 (ketergantungan ringan), Insomnia
Severity Index= 6 (insomnia ringan), MNA= 14 (status gizi normal).
Pada hasil radiologi genu didapatkan OA genu bilateral grade III. Hasil pemeriksaan lab darah didapatkan hiperurisemia dan
dislipidemi.
Sehari-hari pasien mengaku mengkomsumsi obat voltadex (Na. Diclofenac) tab 50 mg sebanyak 1 kali sehari yaitu malam
haridan osteoflam tab 1-0-0 untuk keluhan nyeri lututnya namun keluhan nyeri pada lututnya tidak membaik. Selain itu, pasien
juga rutin mengkonsumsi obat hipertensi yaitu Natrilix SR 3 mg 1x1 pada siang hari, HCT tab 12,5 mg 1x1/2 tab pada pagi
 PERMASALAHAN
 Biologi
 Nyeri pada lutut bilateral
 Psikososial
 -
 Lingkungan
 -
DIAGNOSIS KERJA

 Diagnosa utama dan DD/   : Osteoarthritis genu bilateral grade III            


 Diagnosa tambahan             :
 Hipertensi sistolik grade I terkontrol obat
 Hiperurisemia
 Dislipidemia
 Obesitas grade I
 Pseudophakia ODS
 Edentulous
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan laboratorium setiap 6 bulan


 Hematologi rutin            : Hemoglobin, Eritrosit, Hematokrit, Trombosit, Leukosit, LED, Hitung
Jenis
 Kimia darah                     : Asam Urat, SGOT, SGPT, GGT, GD2PP, GDP, Ureum, Kreatinin,
ferin, transferin
 Profil lipid                        : Kolestrol total, LDL, HDL, Trigliserida
 Fungsi ginjal                    : GFR
 Pemeriksaan EKG
 Urin Rutin                        : Warna, Berat Jenis, pH, Nitrit Protein, Keton, Leukosit, Eritrosit,
Glukosa, Urobilinogen, Bilirubin, Blood, Epitel, Silinder, Kristal, Bakteri
Osteoartritis Genu bilateral
 Terapi rutin :
 Farmakologis :
 Arcoxia 60 mg tab p.c (0-0-1)
 ii. Non farmakologis  :
 Menghindari aktivitas berlebihan yang membebani lutut seperti berjalan jauh
 Menghindari mengangkat beban berat ataupun berjongkok
 Hindari peningkatan berat badan berlebih
 Usul :
 i. Farmakologis:
 -
 ii. Non farmakologis:
 Fisioterapi lutut
 Penurunan berat badan
 Terapi okupasi : pelindung lutut
 Evaluasi penyulit OA : malalignment, efusi sinovial
 Kontrol ke dr Sp Orthopedi
  
 Prognosis  :
  Ad vitam  : dubia
  Ad functionam  : dubia ad malam
  Ad sanationam  : dubia malam
Hipertensi grade 1 terkontrol obat
 Terapi saat ini                     :
 Farmakologis                       :
 Natrilix SR 3 mg tab (0-1-0)
   Irbesartan 300 mg tab (0-0-1)
    HCT 12,5 mg tab (1/2-0-0)
 Non-farmakologis  :
 meminum obat secara teratur, diet DASH, hindari berat badan berlebih karena obesitas sebagai salah
satu faktor pencetusnya hipertensi, hindari makanan dengan kandungan Natrium yang tinggi dan
asin, maksimal konsumsi garam 6 gram/hari konsumsi cukup serat.
 Usul                     :  Hindari konsumsi lemak trans (mentega, margarin)
 Non-farmakologis                                                   :  Konsumsi makanan tinggi kalsium seperti susu rendah

 Edukasi untuk membatasi makanan tinggi garam sesuai dengan lemak, kacang kedelai
DASH diet dan menghindari makanan instan (Kalengan, Beku,  Konsumsi makanan tinggi magnesium seperti gandum dan
Snack)
sereal
 Edukasi konsumsi obat hipertensi secara teratur
 Konsumsi makanan tinggi kalium seperti pisang, alpukat,
 Makan sayur dan buah yang cukup setiap hari (menambahkan dan jeruk
porsi sayur saat makan siang dan makan malam)
 Kurangi konsumsi biskuit sebagai selingan dan menggantinya
 Edukasi kepatuhan minum obat dan akibatnya
dengan buah  Evaluasi target organ damage : EKG, Cek serum potassium
 Kurangi konsumsi makanan tinggi Natrium ( makanan kalengan) & creatinine (minimal 1-2x/tahun)
 Kurangi konsumsi daging merah dan makanan yang mempunyai  Follow up dokter internis tiap bulan untuk evaluasi terapi
lemak jenuh (susu full cream, daging berlemak)
 Pemeriksaan tekanan darah setiap hari
 Prognosis:
   Ad vitam                       : dubia ad bonam
 Ad functionam            : dubia ad bonam
  Ad sanationam            : dubia ad malam
Hiperurisemia
 Terapi saat ini            :

 Farmakologis             : Allopurinol 100 mg tab 0-0-1 p.c (selang sehari)
 Non Farmakologis : -
 Usul                        :

 Farmakologis              : -
 Non farmakologis:

 Observasi dan motivasi kepatuhan minum obat

 Edukasi diet :

 Hindari sumber makanan tinggi purin: roti manis, daging cincang, sarden, ikan             tongkol, jeroan, kerang, dsb.

 Kurangi sumber makanan moderate purin: kacang-kacangan, daging sapi, bayam, dsb.

 Melakukan pemeriksaan rutin ulang 3 bulan sekali
 Prognosis:
   Ad vitam                       : dubia ad bonam
   Ad functionam            : dubia ad bonam
   Ad sanationam            : malam
Pseudophakia ODS
 Terapi rutin :
 Farmakologis : -
 Nonfarmakologis : -
 Usul :
 Farmakologis :-
 Nonfarmakologis : Kontrol rutin ke dokter spesialis mata
 Prognosis:
   Ad vitam    : bonam
   Ad functionam   : dubia ad bonam
   Ad sanationam : malam
Edentulous
 Terapi saat ini:
 Farmakologis                      : -
 Non Farmakologis             : Menggunakan gigi palsu (prostesis gigi)
 Usul :
 Farmakologis                              : -
 Non Farmakologis              :

 Menggosok gigi 2x/hari, sesudah makan pagi dan sebelum tidur

 Tidak memakan makanan yang terlalu keras

 Menjaga hygiene prostesis

 Melakukan pemeriksaan gigi 6 bulan sekali untuk kebersihan dan kontrol gigi yang masih tersisa
 Prognosis:
 Ad vitam                          : bonam
  Ad functionam              : dubia ad malam
  Ad sanationam              : dubia ad bonam
Obesitas Grade I
 Terapi saat ini:
 Farmakologis                      : -
 Non Farmakologis             :
 Pemilihan makanan tinggi serat rendah kalori
 Usul :
 Farmakologis                              : -
 Non Farmakologis              :
 Diet : rendah lemak, rendah kalori (Kurangi 500-1000 kkal dari keluaran energi)
 Menurunkan berat badan
 Mengganti nasi putih dengan nasi merah
 Prognosis:
  Ad vitam : Dubia ad malam, kareana pasien memiliki banyak faktor risiko dari obesitas grade II
yang akan menyebabkan kematian jika tidak ditangani sedini mungkin.
  Ad functionam: dubia ad malam, menganggu fungsionalitas
  Ad sanationam: dubia ad malam, kareana susah mobilitas dan risiko umur.
Dislipidemia
 Terapi saat ini:
 Farmakologis                      : Atorvastatin tab 20 mg 0-0-1
 Non Farmakologis             :
 Pemilihan makanan tinggi serat rendah lemak
 Usul :
 Farmakologis                       : -
 Non Farmakologis              :
 Diet teratur, rendah lemak, rendah kalori, tinggi serat
 Olahraga ringan setiap hari 30 menit
 Menurunkan berat badan
 Menngurangi makanan yang berminyak contohnya daging merah
 Mengganti alternative makanan dengan lauk dari ikan, tahu tempe
 Prognosis:
 Ad vitam  : Dubia ad malam, kareana pasien memiliki banyak faktor risiko dari dislipidemia
yang akan menyebabkan kematian jika tidak ditangani sedini mungkin
 Ad functionam : Dubia karena jika tidak ditangani akan menimbulkan efek yang merugikan
 Ad sanationam : Dubia ad bonam apaila patuh dalam meminum obat.
Sindrom Metabolik
 Terapi saat ini
 Farmakologis  : Obat-obatan rutin untuk hipertensi dan dislipidemia
 Non farmakologis   : Penurunan berat badan, diet DASH, aktivitas fisik
 Usul :
 Farmakologis : -
 Non farmako : Mengatasi hipertensi, dislipidemia dan obesitas (usul telah disebutkan diatas)
RENCANA EVALUASI

 Evaluasi tekanan darah setiap hari


 Evaluasi kadar asam urat tiga bulan sekali
 Evaluasi asupan makanan yang dapat menjadi pencetus faktor risiko
 Evaluasi profil lipid, gula darah, fungsi ginjal
Bermula pada tahun
1993, Oma IS
Oma ISmengaku memiliki riwayat hipertensi, memeriksakan
hiperkolesterolemia, dan hiperurisemia sudah kesehatanya ke
semenjak lama. dokter spesialis
penyakit dalam

Saat itu berat badan Oma Ina


Lalu didapatlah hasil pemeriksaan mencapai 75 kg
dengan hasil:
• Tekanan darah sistolik pasien
mencapai 200 mmHg
• Hiperkolesterolemia (kadar
kolesterol 300 mg/dL
• Kadar asam urat yang abnormal

Kg
Kita bahas sekilas tentang 3 penyakit
tersebut..
Bila tekanan darah turun..
1
A
Captopril, lisinnopril C
E
Efek samping: Batuk kering,
rash I

Valsartan, Irbesartan

Efek samping: Headache, 3


Nausea
Efek samping: Hipotensi
Alpha 1 Reseptor
Blocker

Prazosin
Beta Blocker
Bisoprolol,
Metoprolol

Efek samping: Bradikardi,


Hipotensi
CCB T-Type Kontraksi↓
- Heart rate ↓
L-Type T-Type

L-Type:
Dihidropiridin
T-Type: Verapamil,
Diltiazem

- Vasodilatasi ↑

L-Type

Efek samping: Oedem


perifer, hipotensi
Diuretik
HCT

2
Spironolakton

Efek samping Loop


diuretic dan Thiazid: 3
Hipokalemi,
Hiponatremi,
Hiperurisemia

1
Efek samping diuretic
hemat kalium:
Hiperkalemi
Furosemid
Tak hanya 3 penyakit diatas, karena 2,5 tahun belakangan Oma Ina
mengeluhkan nyeri lutut kanan dan kiri, dengan sensasi nyeri seakan
tertusuk benda tajam dan berdenyut, dan memberat jika beraktivitas
seperti berjalan.
Maka, dilakukanlah
pemeriksaan rontgen pada
tanggal 14 Agustus 2018

o Kedudukan tulang-tulang pembentuk sendi genu baik, tidak


tampak subluksasi, dislokasi.
o Tidak tampak tanda-tanda fraktur, destruksi, lesi litik/blastik
o Tampak pembentukan spur di condylus medial-lateral femur-
tibia kanan-kiri, basis patella kanan-kiri
o Osteophyt di ementia intercondylaris kanan-kiri
o Celah sendi femorotibial kompartemen medial kanan-kiri
menyempit
o Jaringan lunak sekitar sendi genu terlihat baik
Kesan: OA genu bilateral grade III
Extracellular matrix, Type II Collagen,
4. OSTEOARTHRITIS Elastis & Kuat Proteoglycans (Hyaluronic acid, chondroitin
sulphate, keratin sulphate)

Tulang Sendi Peradangan

Osteoarthritis adalah suatu penyakit


akibat suatu peradangan, yang terjadi
Chondrocyte
pada sendi, tulang dan juga kartilago.

Something
Synovial joint Articular
Cartilage

Kerusakan progresif dari


Synthetic Degradative kartilago ini..
Enzymes Enzymes

Synovium

• Pembuluh darah
• Pembuluh limfatik Osteoarthritis
• Sel A (Debris)
• Sel B (Cairan sinovial)
Something…

• Umur
• Trauma
• Trauma
• Stress mekanik
• Obesitas

Tatalaksana

• Menurunkan berat • Injeksi Hyalurovic


badan Acid
• Exercise • Bedah
• Fisioterapi • Analgesik

Anda mungkin juga menyukai