1. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah 140/90 mmhg atau lebih pada usia 18 tahun ke
atas.
Tekanan darah berdasarkan JNC VII
Normal sistolik < 120 mmHg, diastolik <80
mmHg
Prehipertensi sistolik 120 - 139 mmHg, diastolik 80-89
mmHg
Grade I sistolik 140 - 159 mmHg, diastolik 90-99
mmHg
Grade II sistolik >160 mmHg dan diastolik >100
mmHg
SUMBER : BUKU AJAR IPD FK UI / JNC VII
Mekanisme Kerja Obat Antihipertensi
Diuretik
- Thiazide: inhibitis Na/Cl pump di distal convoluted tubule dan meningkatkan
ekskresi sodium
- Bersifat sebagai vasodilator
- Dapat dikombinasi dengan: beta blocker, ACE-Inhibitor, ARB
ACE-Inhibitor
- Menurunkan produksi angiotensin 2, meningkatkan jumlah bradikinin,
menurunkan aktivitas saraf simpatis
ARB
- Memblok reseptor angiotensin 1 dan meningkatkan efek reseptor angiotensin 2
ACE-I dan ARB
- Dapat sebagai monoterapi
- Bisa dikombinasi dengan: diuretik, CCB, alfa blocker
Antagonis aldosteron
- Spinorolactone: bersifat non selective antagonis aldosteron, dapat sebagai
monoterapi atau kombinasi dengan diuretic
Beta blocker
- Menurunkan tekanan darah, menurunkan cardiac output menuurnkan tekanan
darah dan kontraktilitas jantung
Alfa blocker
- Menurunkan tekanan darah dengan menurunkan resistensi vaskuler perifer
- Untuk terapi pasien dengan pheochromocytoma
Agen simpatolitik
- Alfa 2 antagonis: menurunkan efek saraf simpatis menurunkan peripheral
resistance
CCB
- Menurunkan vascular resistance lewat blok channel L mengurangi jumlah ion
Ca intraseluler dan menurnkan vasokontriksi
- Bisa sebagai monoterapi atau kombinasi dengan agen lain
Vasodilator
- Hydralazine: bersifat antioksidan dan meningkatkan jumlah NO
1 unit insulin menurunkan 50mg/dL kadar gula darah, dapat bervariasi 30-
100mg/dL sesuai dengan sensitivitas insulin individu
Sumber : diabetesteachingcenter@ucsfmedctr.org
3. Osteo Arteritis
Menurut Kellgren dan Lawrence osteoartritis dalam
pemeriksaan radiologis diklasifikasikan sebagai berikut:
Grade 0: Normal, Tidak tampak adanya tanda-tanda OA pada radiologis.
Grade 1: Ragu-ragu, tanpa osteofit.
Grade 2: Ringan, osteofit yang pasti, tidak terdapat ruang antar sendi.
Grade 3: Sedang, osteofit sedang, terdapat ruang antar sendi yang cukup besar.
Grade 4: Berat atau parah, osteofit besar, terdapat ruang antar sendi yang lebar
dengan
Sumber : (Kohn MD, Sassoon AA, Fernando ND. Classifications in brief:
Kellgren-Lawrance classification of osteoarthritis. Clinical orthopaedic and
related research. 2016 Februari; 474(8): 1886-1893.)
sklerosis pada tulang subkondral. American College of Rheumatology (1987)
mendeskripsikan kesehatan seseorang berdasarkan derajat keparahan. Antara lain
sebagai berikut:
Derajat 0 : Tidak merasakan tanda dan gejala.
Derajat 1 : Terbentuk taji kecil, nyeri dirasakan ketika beraktifitas cukup berat,
tetapi masih bisa dilokalisir dengan cara mengistirahatkan sendi yang terkena
osteoartritis.
Derajat 2 : Osteofit yang pasti, mungkin terdapat celah antar sendi, nyeri hampir
selalu dirasakan, kaku sendi pada pagi hari, krepitus, membutuhkan bantuan
dalam menaiki tangga, tidak mampu berjalan jauh, memerlukan tenaga asisten
dalam menyelesaikan pekerjaan rumah.
Derajat 3-4 : Osteofit sedang-berat, terdapat celah antar sendi, kemungkinan
terjadi perubahan anatomis tulang, nyeri disetiap hari, kaku sendi pada pagi hari,
krepitus pada gerakan aktif sendi, ketidakmampuan yang signifikan dalam
beraktivitas
Sumber : (Woolf dan Pfleger, 2003).
Sumber: Mach WJ, et al. Consequences of hyperoxia and the toxicity of oxygen in
the lug. Review article. Nursing Research and Practice. 2011; 2011.
6. Peran albumin?
Human Albumin merupakan albumin yang paling banyak beredar didalam plasma
(3,5-5 g/dL), sekitar 50% dari total protein. Albumin merupakan protein
berukuran kecil.
Pada kondisi fisiologis, albumin diproduksi oleh hepatosit setiap harinya.
Produksi albumin ini disintesis oleh beberapa hormon seperti insulin, kortisol dan
growth hormone. Produksi albumin dihambat oleh substansi proinflamasi
termasuk IL-6 dan TNF-.
Albumin berperan utama dalam menjada distribusi cairan pada tubuh dimana
mempertahankan tekanan onkotik sebesar 70-80% dari tekanan onkotik dalam
plasma.
Albumin berikatan dan membawa molekul hidrofobik yaitu substansi endogen
(kolestrol, asam lemak, bilirubin) dan substansi eksogen (obat-obatan dan toksin),
metal ion, gas (nitrit oksida).
Albumin juga mengurangi kerusakan oksidatif dan inflamasi pada lapisan endotel
sehingga menjaga permeabilitas kapiler.
Sumber : Caraceni P, Tufoni M, Bonavita ME. Clinical use of albumin. 2013
September; 11(sippl4): s18-s25.