Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN

(HIPERTENSI)

OLEH :

KADEK AGUNG WAHYU (P07120017 182)

3.5 / D-III KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATANDENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
LAPOTAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. PENGERTIAN

Hipertensi menurut Caraspot merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih


besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar
95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003 ).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer, 2001). 

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada

pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh

darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali

disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang

mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan

bagi korbannya (Lanny Sustrani, dkk, 2004).

Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh

meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit ini

biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti stroke, dan penyakit

jantung (Rusdi dan Nurlaela, 2009).

Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi adalah

suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada pembuluh

darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah

terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.


B. TANDA DAN GEJALA
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menumbulkan gejala meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan
yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan
tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala
berikut :
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan


bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
C. POHON MASALAH
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik menurut FKUI (2003;64) dan Dosen Falkutas
Kedokteran USU, Abdul Madjid (2004), meliputi :
1. Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan
menentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau mencari penyebab
hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer lengkap, kimia darah
(kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, HDL, LDL).
2. Pemeriksaan EKG. EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP (dapat
mengidentifikasi hipertensi, sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain,
seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, THS dan ekordiografi.
3. Pemeriksaan diagnosti meliputi BUN / kreatinin (fungsi ginjal), glucose (DM),
kalium serum (meningkat menunjukan aldosteron yang meningkat), kalsium
serum (peningkatan dapat menyebabkan hipertensi: kolesterol dan tri gliserit
(indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan vasokonstrisi),
urin analisa protein, gula (menunjukan disfungsi ginjal), asam urat (faktor
penyebab hipertensi).
4. Pemeriksaan radiologi : foto dada dan CT scan.

E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena
olahraga isotonik (seperti bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat
memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga
juga dapat digunakan untuk mengurangi atau mencegah obesutas dan mengurangi
asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam
lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah
sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-
kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi
diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk
mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
a. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh.
b. Mengurangi asupan garam kedalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan.
Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal,
tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
c. Ciptakan keadaan rileks.
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol
sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
d. Melakukan olahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
e. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang
beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi
dokter.
a. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi ringan. Contoh obatnya adalah
Hidroklorotiazid.
b. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktifitas saraf simpatis (saraf
yang bekerja pada saat kita beraktifitas). Contoh obatnya adalah Metildopa,
Klonidin dan Reserpin.
c. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya
pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah
diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh
obatnya adalah Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes
militus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi
dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa
berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala
bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat
harus hati-hati.
d. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah
Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari
pemberian obat ini adalah sakit kepala dan pusing.
e. Penghambat Enzim Konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat angiotensin
II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat
yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin
timbul adalah batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
f. Antagonis Kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah
Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul
adalah sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
g. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-
obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek
samping yang mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas dan mual.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor reiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Aktifitas dan Istirahat
Gejala : kelemahan, keletihan, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit serebrovaskular. Episode palpitasi, perspirasi.
Tanda : kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah
diperlukan untuk menegakkan diagnosis). Hipotensi postural (mungkin
berhubungan dengan regimen obat). Nadi : denyutan jelas dari karotis,
jugularis, radialis ; perbedaan denyut seperti denyut femoral melambat
sebagai kompensasi denyutan radialis atau brakialis ; denyut popliteal,
tibialis posterior, pedialis tidak teraba atau lemah. Frekuensi / irama :
takikardia berbagai disritmia. Bunyi jantung : terdengar S2 pada dasar ;
S3 (CHF dini) ; S4 (pergeseran ventrikel kiri/hipertrofi ventrikel kiri).
Murmur stenosis valvular. Ekstremitas ; perubahan warna kulit, suhu
dingin (vasokonstriksi perifer) ; pengisian kapiler mungkin
melambat/tertunda (vasokonstriksi).
3. Integritas Ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau
marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Faktor-faktor stress
multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
Tanda : letupan suara hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan
yang meledak. Gerak tangan empati, otot muka tegang (khusus sekitar mata),
gerakan fisik cepat, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang alu (seperti infeksi/obstruksi atau
riwayat penyakit ginjal dimasa lalu).
5. Makanan dan Cairan
Gejala : makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur) ;
kandungan tinggi kalori. Mual, muntah, perubahan berat badan akhir-akhir ini
(meningkat/menurun)
Tanda : berat badan normal atau obesitas. Adanya edema (mungkin umum
atau tertentu) ; kongesti vena; glukosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah
diabetik).
6. Neurosensori
Gejala : keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipial (terjadi
saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam). Episode
kebas/kelemahan pada satu sisi tubuh, gangguan penglihatan(diplopia, penglihatan
kabur), episode epitaksis.
Tanda : status mental : perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek,
proses pikir, atau memori (ingatan). Respon motorik : penurunan kekuatan
genggaman tangan dan atau reflex tendon dalam. Perubahan-perubahan renital
optik : dari sklerosis/penyempitan arteri ringan sampai berat dan perubahan
sklerotik dengan edema atau papiledema, eksudat dan hemoragi tergantung pada
berat/lamanya hipertensi.
7. Nyeri dan Ketidaknyamanan
Gejala : angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung). Nyeri hilang
timbul pada tungkai atau klaudasi (indikasi arteriosklerosis pada arteri ekstremitas
bawah). Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Nyeri
abdomen/massa (feokromositoma).
8. Pernafasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja. Takipnea, ortopnea,
dispnea nokturnal paroksimal. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat
merokok.
Tanda : distress respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan, bunyi napas
tambahan (krekles/mengi), sianosis.
9. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, episode parestesia unilateral
transien,hipotensi posturnal.
10. Pembelajaran dan Penyuluhan
Gejala : faktor-faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM, penyakit serebrovaskular/ginjal.
Faktor-faktor Resiko Etnik : seperti orang Afrika-Amerika, Asia Tenggara,
penggunaan pil KB atau hormone lain, penggunaan obat/alkohol.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
afterload, vasokontriksi pembuluh darah.
2. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan
dengan misinterpretasi informasi.
3. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan dukungan sosial yang tidak adekuat
yang di ciptakan oleh karakteristik hubungan
H. RENCANA KEPERAWATAN

N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)


o Keperawatan (NOC)
1. Penurunan curah NOC NIC
jantung 1. Cardiac Pump Cardiac Care
Effectiveness 1. Evaluasi adanya nyeri dada
2. Circulation Status 2. Monitor status
3. Vital Sign Status kardiovaskuler
Kriteria Hasil 3. Monitor status pernapasan
1. Tanda vital dalam yang menandakan gagal
rentang normal jantung
2. Dapat mentoleransi 4. Monitor abdomen sebagai
aktivitas, tidak ada indikator penurunan perfusi
kelelahan 5. Monitor adanya perubahan
3. Tidak ada edema paru, tekanan darah
perifer, dan tidak ada 6. Anjurkan untuk
asites menurunkan stres
4. Tidak ada penurunan Vital Sign Monitoring
kesadaran 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
2. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
3. Monitor kualitas dari nadi
4. Monitor frekuaensi dan
irama pernapasan
5. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
2. Intoleransi aktivitas NOC Activity Therapy:
1. Energy Conservation 1. Kolaborasikan dengan
2. Activity Tolerance Tenaga Rehabilitas Medik
3. Self Care : ADLs dalam merencanakan
program terapi yang tepat
Kriteria Hasil : 2. Bantu klien untuk
1. Berpartisipasi dalam mengidentifikasi aktifitas
aktivitas fisik tanpa yang mampu dilakukan
disertai peningkatan 3. Bantu untuk
tekanan darah, nadi dan mengidentifikasi dan
RR mendapatkan sumber yang
2. Mampu melakukan diperlukan untuk aktivitas
aktivitas sehari-hari yang diinginkan
(ADLs) secara mandiri 4. Bantu untuk mendapat alat
3. Tanda-tanda vital bantu aktivitas seperti kursi
normal roda, krek
4. Mampu berpindah : 5. Bantu untuk
dengan atau tanpa mengidentifikasi kekurangan
bantuan alat dalam beraktivitas
5. Status kardiopulmunari 6. Bantu pasien untuk
adekuat mengembankan motivasi diri
6. Sirkulasi status baik dan penguatan
7. Status respirasi: 7. Monitor respon fisik, emosi,
pertukaran gas dan sosial dan spiritual
ventilasi adekuat

3. Nyeri NOC Pain Management


1. Pain Level 1. Lakukan pengkajian nyeri
2. Pain Control secara komprehensif
3. Comfort Level termasuk lokasi,
karakterisitik, durasi,
Kriteria Hasil : frekuensi, kualitas dari faktor
1. Mampu mengontrol presipitasi
nyeri (tahu penyebab 2. Kontrol lingkungan yang
nyeri, mampu dapat mempengaruhi nyeri
menggunakan teknik seperti suhu ruangan,
nonfarmakologi untuk pencahayaan dan kebisingan
mengurangi nyeri, 3. Kurangi faktor presipitasi
mencari bantuan) nyeri
2. Melaporkan bahwa 4. Pilih dan lakukan penanganan
nyeri berkurang dengan nyeri (farmakologi,
menggunakan nonfarmakologi, dan
manajemen nyeri interpersonal)
3. Mampu mengenali 5. Ajarkan tentang teknik
nyeri (skala, intensitas, nonfarmakologi
frekuensi, dan tanda 6. Tingkatkan istirahat
nyeri) 7. Monitor penerimaan pasien
4. Menyatakan rasa tentang manajemen nyeri
nyaman setelah nyeri Analagesic Administration
berkurang 1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat.
2. Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan
frekuensi.
3. Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
4. Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal.
5. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
4. Kelebihan volume NOC NIC
cairan 1. Electrolite and acid Fluid Management
base balance 1. Pertahankan catatan intake
2. Fluid balance dan output yang akurat
3. Hydration 2. Monitor vital sign
Kriteria Hasil 3. Monitor indikasi
1. Terbebas dari edema retensi/kelebihan cairan
2. Memelihara tekanan 4. Kaji lokasi dan luas edema
vena sentral, tekanan 5. Monitor masukan
kapiler paru, output makanan/cairan dan hitung
jantung, dan vital sign intake cairan kalori
dalam batas normal Fluid Monitoring
3. Terbebas dari 1. Tentukan riwayat jumlah dan
kelelahan, kecemasan tipe intake cairan dan
atau kebingungan eliminasi
4. Menjelaskan indikator 2. Catat secara akurat intake
kelebihan cairan dan output
3. Monitor tanda dan gejala dari
oedema
5. Resiko NOC NIC
ketidakefektifan 1. Circulation status Peripheral Sensation
perfusi jaringan 2. Tissue Prefusion : Management
otak cerebral 1. Monitor adanya daerah
Kriteria Hasil tertentu yang hanya peka
1. Tekanan sistole dan terhadap
diastole dalam rentang panas/dingin/tajam/tumpul
normal 2. Monitor adanya paretese
2. Tidak ada 3. Instruksikan keluarga
ortostatikhipertensi untuk megobservasi kulit
3. Tidak ada tanda-tanda jika ada lesi/laserasi
peningkatan tekanan 4. Gunakan sarung tangan
intrakranial (tidak lebih untuk proteksi
dari 15 mmHg) 5. Batasi gerakan pada
4. Berkomunikasi dengan kepala, leher, dan
jelas dan sesuai punggung
kemampuan 6. Monitor kemampuan BAB
5. Menunjukkan perhatian, 7. Kolaborasi pemberian
konsentrasi, dan analgetik
orientasi 8. Monitor adanya
6. Membuat kepeutusan tromboplebitis
dengan benar 9. Diskusikan mengenai
7. Menunjukkan fungsi penyebab perubahan
sensori motori cranial sensasi
yang utuh : tingkat
kesadaran membaik,
tidak ada gerakan-
gerakan involunter
6. Ketidakefektifan NOC NIC
koping 1) Decision making Decision making
2) Role inhasmet 1) Menginformasikan klien
3) Sosial suport alternatif atau solusi lain
Kriteria hasil penanganan
1) Mengidentifikasi pola 2) Memfasilitasi klien untuk
koping yang efektif membuat keputusan
2) Mengungkapkan secara 3) Bantu klien untuk
verbal tentang koping mengidentifikasi keuntungan,
yang efektif kerugian dari keadaan
3) Mengatakan penurunan Role inhancement
stres 1) Bantu klien untuk
4) Klien mengatakan telah mengidentifikasi macam-
menerima tentang macam nilai kehidupan
keadaanya 2) Bantu klien identifikasi strategi
5) Mampu positif untuk mengatur pola
mengidentifikasi nilai yang dimiliki
strategi tentang koping Coping enhancement
1) Anjurkan klien untuk
mengidentifikasi gambaran
perubahan peran yang realistis
2) Gunakan pendekatan tenang
dan meyakinkan
3) Hindari pengambilan keputusan
pada saat klien berada dalam
stres berat
4) Berikan informasi actual yang
terkait dengan diagnosis, terapi
dan prognosis
7. Defisiensi NOC NIC
pengetahuan 1. Knowledge : disease Teaching : disease proces
Definisi: ketiadaan proces 1. Berikan penilaian tentang
atau defisiensi 2. Knowledge : health tingkat pengetahuan pasien
informasi kognitif behavior tentang proses penyakit yang
yang berkaitan Kriteria hasil spesifik
dengan topic tertentu. 1. Pasien dan keluarga 2. Gambarkan tanda dan gejala
menyatakan tentang yang biasa pada penyakit,
Batasan Karakteristik:
penyakit, kondisi, dengan tanda yang tepat
 Perilaku prognosis dan program 3. Identifikasi kemungkinan
hiperbola pengobatan penyebab, dengan cara yang
2. Pasien dan keluarga tepat
 Ketidakakuratan
mampu melaksanakan 4. Diskusikan perubahan gaya
mengikuti
prosedur yang hidup yang mungkin
perintah
dijelaskan secara diperlukan untuk mencegah
 Ketidakakuratan
benar. komplikasi yang akan
melakukan tes
3. Pasien dan keluarga datang dan atau proses
 Perilaku tidak mampu menjelaskan pengontrolan penyakit.
tepat (mis., kembali apa yang 5. Diskusikan pilihan terapi
hysteria, dijelaskan perawat/tim atau penanganan.
bermusuhan, kesehatan lainnya. 6. Dukung pasien untuk
agitasi, apatis) mengeksplorasi atau
 Pengungkapan mendapatkan second
masalah informasi atau opinion
7. Instruksikan pasien
Faktor yang
mengenai tanda dan gejala
berhubungan:
untuk melaporkan pada
 Keterbatasan pemberi perawatan
kognitif kesehatan, dengan cara yang

 Salah interpretasi tepat.

informasi

 Kurang pajanan

 Kurang minat
dalam belajar

 Kurang dapat
menginat

 Tidak familier
dengan sumber
informasi

8. Ansietas NOC Anxiety Reduction (penurunan


Definisi : Perasaan 1. Anxiety Self-control kecemasan)
tidak nyaman atau 2. Anxiety Level 1. Gunakan pendekatan yang
kekawatiran yang 3. Coping menenangkan.
samar disertai respon Kriteria Hasil : 2. Pahami perspektif pasien
autonom ; perasaan 1. Klien mampu terhadap situasi stres.
takut yang mengidentifikasi dan 3. Temani pasien untuk
disebabkan oleh mengungkapkan gejala memberikan keamanan dan
antisipasi terhadap cemas. mengurangi takut.
bahaya. Hal ini 2. Mengidentifikasi, 4. Identifikasi tingkat
merupakan isyarat mengungkapkan, dan kecemasan.
kewaspadaan yang menunjukkan teknik 5. Dorong pasien untuk
memperingatkan utk mengontrol cemas. mengungkapkan perasaan,
individu akan akan 3. Vital sign normal. ketakutan, persepsi.
adanya bahaya dan 6. Instruksikan psien
kemampuan individu 4. Postur tubuh, ekspresi menggunakan teknik
untuk bertindak wajah, bahasa tubuh relaksasi.
menghadapi ancaman dan tingkat aktivitas 7. Berikan obat untuk
menunjukkan mengurangi kecemasan.
berkurangnya
kecemasan.
9. Risiko cedera NOC NIC
a. Risk Control Environment Management
(Manajemen Lingkungan)
Setelah 3x24 jam interaksi a. Sediakan lingkungan yang
diharapkan: aman untuk pasien
Kriteria Hasil b. Identifikasi kebutuhan
a. Klien terbebas dari keamanaan pasie, sesuai
cedera dengan kndisi fisik dan fungsi
b. Klien mampu kognitif pasien dan riwayat
menjelaskan penyakit terdahulu pasien
cara/metode untk c. Hindari lingkungan yang
mencegah injuri/cedera berbahaya (misalnya
c. Klien mampu memindahkan perabotan)
menjelaskan factor d. Pasang side rall tempat tidur
resiko dari lingkungan e. Sediakan tempat tidur yang
atau perilaku personal nyaman dan bersih
d. Mampu memodifikai f. Tempatkan saklar lampu di
gaya hidup untuk tempat yang mudah dijangkau
mencegah injuri pasien
e. Menggunakan fasilitas g. Batasi pengunjung
kesehatan yang ada h. Anjurkan keluarga untuk
f. Mampu mengenali menemani pasien
perubahan status i. Kontrol lingkungan dari
kesehatan kebisingan
j. Pindahkan barang-barang
yang dapat membahayakan
k. Berikan penjelasan pada
pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya perubahan
status kesehatan dan
penyebab penyakit.

I. IMPLEMENTASI

Dilakukan sesuai intervensi

J. EVALUASI
1. Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisi terhadap klien
terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)
2. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan analisis
mengenai status kesehatan klien terhadap waktu). (Poer, 2012)
K. REFERENSI

Bulechrck, Goria M,. dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Ed 6.


United Kingdom : Elsevier.
Kurniawan, A. 2002. Gizi seimbang Untuk Mencegah Hipertensi. Seminar Hipertensi
Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Yarsi. Jakarta : EGC
Moorhead, Sue,. Dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Ed 5. United
Kingdom : Elsevier.
NANDA Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-
2017. Jakarta : ECG
Poer, M. 2012. Makalah Dokumentasi Keperawatan “Dokumentasi Evaluasi”.
(Online). Available at https://www.scribd.com/doc/106424735/makalah-
dokumentasi-evaluasi-keperawatan. Diunduh pada 13 Sepetember 2016.
Rusdi & Nurlaela Isnawati. 2009. Awas! Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi Dan
Diabetes. Yogyakarta : Power Books (IHDINA)
Sustrani, Lanny, dkk. 2004. Diabetes. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai