(HIPERTENSI)
OLEH :
A. PENGERTIAN
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali
disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang
meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit ini
suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada pembuluh
darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena
olahraga isotonik (seperti bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat
memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga
juga dapat digunakan untuk mengurangi atau mencegah obesutas dan mengurangi
asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam
lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah
sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-
kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi
diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk
mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
a. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh.
b. Mengurangi asupan garam kedalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan
penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan.
Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal,
tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
c. Ciptakan keadaan rileks.
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol
sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
d. Melakukan olahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
e. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang
beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi
dokter.
a. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi ringan. Contoh obatnya adalah
Hidroklorotiazid.
b. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktifitas saraf simpatis (saraf
yang bekerja pada saat kita beraktifitas). Contoh obatnya adalah Metildopa,
Klonidin dan Reserpin.
c. Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya
pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah
diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh
obatnya adalah Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes
militus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi
dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa
berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala
bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat
harus hati-hati.
d. Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah
Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari
pemberian obat ini adalah sakit kepala dan pusing.
e. Penghambat Enzim Konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat angiotensin
II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat
yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin
timbul adalah batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
f. Antagonis Kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah
Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul
adalah sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
g. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-
obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek
samping yang mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor reiko
terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Aktifitas dan Istirahat
Gejala : kelemahan, keletihan, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit serebrovaskular. Episode palpitasi, perspirasi.
Tanda : kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah
diperlukan untuk menegakkan diagnosis). Hipotensi postural (mungkin
berhubungan dengan regimen obat). Nadi : denyutan jelas dari karotis,
jugularis, radialis ; perbedaan denyut seperti denyut femoral melambat
sebagai kompensasi denyutan radialis atau brakialis ; denyut popliteal,
tibialis posterior, pedialis tidak teraba atau lemah. Frekuensi / irama :
takikardia berbagai disritmia. Bunyi jantung : terdengar S2 pada dasar ;
S3 (CHF dini) ; S4 (pergeseran ventrikel kiri/hipertrofi ventrikel kiri).
Murmur stenosis valvular. Ekstremitas ; perubahan warna kulit, suhu
dingin (vasokonstriksi perifer) ; pengisian kapiler mungkin
melambat/tertunda (vasokonstriksi).
3. Integritas Ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau
marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Faktor-faktor stress
multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
Tanda : letupan suara hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan
yang meledak. Gerak tangan empati, otot muka tegang (khusus sekitar mata),
gerakan fisik cepat, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang alu (seperti infeksi/obstruksi atau
riwayat penyakit ginjal dimasa lalu).
5. Makanan dan Cairan
Gejala : makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur) ;
kandungan tinggi kalori. Mual, muntah, perubahan berat badan akhir-akhir ini
(meningkat/menurun)
Tanda : berat badan normal atau obesitas. Adanya edema (mungkin umum
atau tertentu) ; kongesti vena; glukosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah
diabetik).
6. Neurosensori
Gejala : keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipial (terjadi
saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam). Episode
kebas/kelemahan pada satu sisi tubuh, gangguan penglihatan(diplopia, penglihatan
kabur), episode epitaksis.
Tanda : status mental : perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek,
proses pikir, atau memori (ingatan). Respon motorik : penurunan kekuatan
genggaman tangan dan atau reflex tendon dalam. Perubahan-perubahan renital
optik : dari sklerosis/penyempitan arteri ringan sampai berat dan perubahan
sklerotik dengan edema atau papiledema, eksudat dan hemoragi tergantung pada
berat/lamanya hipertensi.
7. Nyeri dan Ketidaknyamanan
Gejala : angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung). Nyeri hilang
timbul pada tungkai atau klaudasi (indikasi arteriosklerosis pada arteri ekstremitas
bawah). Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Nyeri
abdomen/massa (feokromositoma).
8. Pernafasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja. Takipnea, ortopnea,
dispnea nokturnal paroksimal. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat
merokok.
Tanda : distress respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan, bunyi napas
tambahan (krekles/mengi), sianosis.
9. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, episode parestesia unilateral
transien,hipotensi posturnal.
10. Pembelajaran dan Penyuluhan
Gejala : faktor-faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM, penyakit serebrovaskular/ginjal.
Faktor-faktor Resiko Etnik : seperti orang Afrika-Amerika, Asia Tenggara,
penggunaan pil KB atau hormone lain, penggunaan obat/alkohol.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
afterload, vasokontriksi pembuluh darah.
2. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan
dengan misinterpretasi informasi.
3. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan dukungan sosial yang tidak adekuat
yang di ciptakan oleh karakteristik hubungan
H. RENCANA KEPERAWATAN
informasi
Kurang pajanan
Kurang minat
dalam belajar
Kurang dapat
menginat
Tidak familier
dengan sumber
informasi
I. IMPLEMENTASI
J. EVALUASI
1. Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisi terhadap klien
terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)
2. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan analisis
mengenai status kesehatan klien terhadap waktu). (Poer, 2012)
K. REFERENSI