Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEFARMASIAN

PADA HIPERTENSI
Oleh : Fauziah Afdalleni
Nim : 2021016

Dosen Pengampu :
Apt. Vivaldi Ersil, M.Farm
ASUHAN KEFARMASIAN PADA
HIPERTENSI

1 Pengertian Hipertensi 2 Penyebab Hipertensi

3 Gejala Hipertensi 4 Pengobatan Hipertensi

Asuhan Kefarmasian Pada


5
Hipertensi
1. PENGERTIAN HIPERTENSI
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi ialah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk
penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi
korbannya.
Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
di atas ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO (Word Health Organization), batas tekanan
darah yang dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90
mmHg dinyatakan hipertensi batas tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun. Hipertensimerupakan
penyebab utama gagal jantung, stroke, infak miokard, diabetes dan gagal ginjal. Pada pemeriksaan tekanan
darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik),
angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai
tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan
puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,
atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya
terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140
mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran
normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
2. PENYEBAB TERJADINYA HIPERTENSI
 Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau
hipertensi primer. Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab. Beberapa perubahan pada jantung dan
pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
 Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya, yaitu :
• Penyakit ginjal (5-10%)
• Kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB) (1-2%)
 Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan
hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
 Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa
memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
 Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah
biasanya akan kembali normal.
 Faktor keturunan atau genetik
 Umur yang sudah lanjut juga dapat menyebabkan hipertensi
 Jenis kelamin, pria lebih sering mengalami hipertensi dibandingkan dengan wanita. Hal ini disebabkan pria memang banyak
mempunyai faktor yang mendorong terjadinya hipertensi seperti kelelahan, perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan,
pengangguran dan makan tidak terkontrol. Biasanya wanita akan mengalami peningkatan resiko hipertensi setelah masa
menopause.
 Mengonsumsi obat-obatan. Contohnya : Pil KB, Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Kokain, Penyalahgunaan
alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
3. GEJALA HIPERTENSI
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa
gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
Gejala yang dimaksud adalah : Sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan;
yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
• sakit kepala
• kelelahan
• mual
• muntah
• sesak nafas
• gelisah
• pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi
pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
4. PENGOBATAN HIPERTENSI
Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
1. Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup penderita:
• Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal.
• Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah tinggi.
• Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan
asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol.
• Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat.
• Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.
• Berhenti merokok.
2. PEMBERIAN OBAT-OBATAN
 DIURETIK. Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantu
ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah.,
menyebabkan pelebaran pembuluh darah, menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan
kalium atau obat penahan kalium.Contoh Diuretik:
-Hidroklortiazid+bisoprolol: untuk edema dan hipertensi
-Kloratlidon:asites karena sirosis pada sekelompok pasien (dibawah pengawasan dokter), edema karena sindrom nefrotik, hipertensi
(lihat juga keterangan diatas); gagal jantung kronik yang ringan sampai sedang; diabetes insipidus.
-Torasemid:untuk edema dan hipertensi
-Indapamid:hipertensi esential
-Metolazon:untuk edema dan hipertensi
 Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, betablocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang
menghambat efek sistem saraf simpatis. Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon
terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.Contoh Obatnya: Reserpin untuk hiprttensi ringan sampai sedang.
 Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.
Contoh Obatnya:
-Benazepril:bekerja secara tidak langsung, diesterifikasi dihati dan organ lainnya (ginjal, saluran cerna) menjadi bentuk aktifnya
(benazeprilat).
-Delapril:bekerja secara tidak langsung seperti benazepril
-Enalapril maleat:hipertensi, gagal jantung simptomatik, pencegahan gagal jantung simptomatik dan pecegahan iskemia koroner pada
pasien disfungsi ventrikel kiri.
-Imidapril:hipertensi esensial
-Kaptopril:hipertensi ringan sampai sedang (sendiri atau dengan terapi tiazid) dan hipertensi berat yang resisten terhadap pengobatan
lain; gagal jantung kongestif (tambahan); setelah infark miokard; nefropati diabetik (mikroalbuminuri lebih dari 30 mg/hari) pada
diabetes tergantung insulin.
-Kuinapril:semua tingkat hipertensi, gagal jantung kongestif(tambahan)
-Lisinopril:semua tingkat hipertensi, gagal jantung kongestif(tambahan), setelah infark miokard pada pasien yang secara hemodinamik
stabil.
-Moeksipril:hipertensi esensial
-Perindopril: hipertensi, gagal jantung kongestif
-Ramipril:hipertensi ringan sampai sedang; gagal jantung kongestif (tambahan); setelah infark miokard pada pasien dengan gagal
jantung yang terbukti secara klinis;dll.
-Trandolapril:hipertensi, tidak digunakan pada pengobatan awal hipertensi
-Silazapril:hipertensi esensial dan renovaskular, gagal jantung kongestif(tambahan).
 Angiotensin-II-bloker/Antagonis Reseptor Angiotensin II menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang
mirip dengan ACE-inhibitor tapi bedanya tidak menyebabkan batu kering bagi pengonsumsinya. Contoh obatnya:
-Aliskiren:hipertensi.
-Losartan:hipertensi, termasuk pasien hipertropi ventrikular kiri, nefropati diabetik pada diabetes melitus tipe 2.
-Valsartan:hipertensi (dapat digunakan tunggal maupun dikombinasi dengan obat antihipertensi lain); gagal jantung pada pasien yang
tidak dapat mentoleransi obat penghambat ACE (penghambat enzim pengubah angiotensin).
-Kandesartan:hipertensi; Kombinasi dengan HCT: Pengobatan hipertensi yang tidak dapat terkontrol dengan kandesartan sileksetil atau
HCT sebagai monoterapi.
-Olmesartan:hipertensi.
-Telmisartan:hipertensi esensial.
-Irbesartan:ipertensi, untuk menurunkan albuminurea mikro dan makro pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus tipe II yang
mengalami netropati. Kombinasi dengan HCT: untuk pasien hipertensi dimana tekanan darahnya tidak dapat terkontrol dengan
irbesartan atau HCT tunggal.
 Antagonis kalsium Calsium Channel Blocker (CCB) menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang benar-
benar berbeda. Bekerja dengan memperlambat masuknya kalsium kedalam sel-sel jantung dan dinding pembuluh darah. Contoh
obatnya:
-Amlodipin:hipertensi, angina pektoris akibat jantung koroner.
-Nifedipin:hipertensi, angina pektoris akibat jantung koroner.
-Nikardipin:hipertensi.
-Felodipin:hipertensi.
-Diltiazem:hipertensi, mencegah terjadinya angina pektoris akibat jantung koroner.
Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan
sebagai tambahan terhadap obat antihipertensi lainnya. Contoh obatnya:
-Beraprost:hipertensi paru primer; perbaikan tukak, nyeri dan rasa dingin yang disebabkan oleh oklusi arteri kronik.
-Hidralazin HCl:hipertensi sedang hingga berat (sebagai terapi tambahan); gagal jantung (dengan nitrat kerja panjang,
tapi kombinasi ini sering tidak dapat ditoleransi); krisis hipertensi (sebagai terapi alternatif pada kehamilan).
-Iloprost:hipertensi paru primer atau sekunder yang disebabkan penyakit jaringan ikat (connective tissue disease) atau
akibat obat, pada tahap sedang sampai berat. Sebagai tambahan, pengobatan hipertensi paru yang disebabkan
tromboembolisme paru kronik yang tidak bisa dilakukan pembedahan.
-Minoksidil:hipertensi berat, sebagai tambahan pada terapi diuretika dan beta bloker.
-Natrium nitroprusid:krisis hipertensi, untuk mendapatkan penurunan tekanan darah yang terkontrol pada anestesi;
gagal jantung kronik atau akut.
Alfa blocker, efektif diberikan pada dosis pemberian pertama. Pada pengbatan hipertensi resintensi alfa bloker
dapat dikombinasi dengan obat antihipertensi lain. Contoh obatnya:
-Doksazosin:hipertensi, hiperplasia prostat jinak.
-Indoramin:hipertensi, hiperplasia prostat jinak.
-Prazosin HCl:hipertensi; sindrom Raynaud; gagal jantung kongestif; hiperplasia prostat jinak.
-Terazosin:hipertensi ringan sampai sedang, hiperplasia prostat jinak.
Beta Blocker, mengahmbat adrenoreseptor beta dijantung, pembuluh darah perifer, bronkus, pankreas dan hati.
Conto Obatnya:
-Asebutolol:hipertensi;angina;aritmia.
-Atenolol:hipertensi;angina;aritmia.
-Betaksolol:hipertensi;glaukoma.
-Karvediol:hipertensi esensial sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan antihipertensi lain terutama diuretika
tiazid, gagal jantung kongestif: tidak sebagai terapi tunggal tetapi sebagai terapi kombinasi bersama terapi
standar dengan digitalis, diuretika dan penghambat ACT.
-Bisoprolol fumarat:hipertensi dan angina; gagal jantung kronik.
-Labetolol HCl:hipertensi (termasuk hipertensi pada kehamilan, hipertensi dengan angina, dan hipertensi setelah
infark miokard akut); krisis hipertensi; mendapatkan hipotensi yang terkendali pada anestesia.
-Metoprolol tartrat:hipertensi, angina, aritmia; profilaksis migren; tirotoksikosis.
-Nadolol:hipertensi, angina, aritmia; profilaksis migren; tirotoksikosis.
-Nebivolol:hipertenssi esensial.
-Pindolol:hipertensi, angina.
-Propanolol HCl:hipertensi; feokromositoma; angina; aritmia, kardiomiopati obstruktif hipertrofik, takikardi
ansietas, dan tirotoksikosis (tambahan); profilaksis setelah infark miokard; profilaksis migren dan tremor
esensial.
5. ASUHAN KEFARMASIAN PADA HIPERTENSI
A. Hal yang dianjurkan bagi penderita hipertensi dan mencegah hipertensi:
* Mengonsumsi garam secukupnya, tidak lebih dari 5 - 6 gram per hari.
* Menjaga berat badan normal.
* Membatasi konsumsi kafein agar tidak berlebihan.
* Mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur dan buah-buahan.
* Menghindari kebiasaan merokok.
* Berolahraga secara teratur.
* Membatasi asupan makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi.
* Mengurangi minuman beralkohol.
* Mengelola stres dengan bermeditasi.
* Tidur yang cukup dan berkualitas.
B. Hal yang sebaiknya dihindari:
* Makanan yang diolah dengan menggunakan garam dapur dan atau baking powder dan soda seperti
roti, biskuit, kue asin, keripik asin dan makanan kering asin lainnya
* Makanan yang diolah dengan garam dapur/ diawetkan seperti ikan asin, daging asap, dendeng, sosis,
abon, ebi, udang kering, terasi, telur asin, telur pindang, acar, asinan dan tauco
* Makanan yang diawetkan dalam kaleng seperti ikan sardin, kornet, sosis, sayuran dan buah dalam
kaleng
* Bumbu seperti kecap, maggi, bumbu penyedap, saus tomat, sambal botol, monosodium glutamat
(MSG)
* Minuman bergas seperti minuman bersoda
* Margarin, mentega, keju.
* Makanan yang Digoreng
* Kulit Ayam
* Daging Olahan seperti sosis
* Makanan dan Minuman Manis
* Sup dan Tomat Kalengan
* Alkohol
TERIMA KASIH
THANK YOU
ありがとうございます
감사합니다

Anda mungkin juga menyukai