DI
APOTEK KIMIA FARMA ALAI PADANG
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk memenuhi Kurikulum
Program Akademi Farmasi
DISUSUN OLEH :
INDAH PRATAMA PUTRI (2021024)
DISUSUN OLEH :
INDAH PRATAMA PUTRI (2021024)
DI SETUJUI OLEH :
Apt. Shuci Permata Sari, S.Farm Apt. Nedita Putri Bandaro, M.Farm
i
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI APOTEK KIMIA FARMA ALAI PADANG
(11 Desember – 06 Januari 2024)
DISUSUN OLEH:
INDAH PRATAMA PUTRI (2021024)
Disahkan Oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di. Kimia farma Alai padang. Kegiatan praktek kerja
Lapangan ini merupakan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum
sehingga laporan ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan yang diberikan kepada penulis dan semoga Allah SWT
selalu melimpahkan rahmat, kebahagian, serta kemudahan kepada semua pihak yang
telah membantu dan juga semoga kita semua selalu berada dalam perlindungan-Nya.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun penulis
harapkan untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
(Penulis)
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………………..i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………..ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….iv
I. PENDAHULUAN……………………………………………………………….1
iv
III. KEGIATAN APOTEK…………………………………………………….…15
3.1 Pengadaan………………………………………………………….….15
a. Pengadaan Barang………………………………………………….15
b. Pemesanan Barang…………………….……………………….…..17
c. Penerimaan Barang………………………………..……………….18
d. Penyimpanan Barang……………………………………………….18
b. KIE………………………………………………………………….24
IV. PEMBAHASAN………………………………………………………………..26
V. PENUTUP……...………………………………………………………………..33
4.1 Kesimpulan…………………………………………………….……33
4.2 Saran……………………….………………………………………...34
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………35
LAMPIRAN………………………………………………………………………36
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Sejarah PT Kimia Farma Apotek dimulai hampir dua abad lalu yaitu tahun 1817 yang
kala itu merupakan perusahaan farmasi pertama didirikan Hindia Belanda di Indonesia bernama
Kemudian pada awal kemerdekaan dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia dan
seterusnya pada tanggal 16 Agustus 1971 menjadi PT (Persero) Kimia Farma, sebuah perusahaan
farmasi negara yang bergerak dalam bidang industri farmasi, distribusi, dan apotek. Sampai
dengan tahun 2002, apotek merupakan salah satu kegiatan usaha PT Kimia Farma (Persero) Tbk,
yang selanjutnya pada awal tahun 2003 di-spin-off menjadi PT Kimia Farma Apotek.
PT Kimia Farma Apotek menjadi anak perusahaan PT Kimia Farma (Persero) Tbk sejak
tanggal 4 Januari 2003 berdasarkan akta pendirian No. 6 tahun 2003 yang dibuat di hadapan
Notaris Ny. Imas Fatimah, S.H di Jakarta dan telah diubah dengan akta No.42 tanggal 22 April
2003 yang dibuat di hadapan Notaris Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, S.H. Akta ini telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan surat keputusan No: C-09648 HT.01.01 TH 2003 tanggal 1 Mei 2003.
Saat ini PT Kimia Farma Apotek bertrasnformasi menjadi healthcare provider company,
suatu perusahaan jaringan layanan kesehatan terintegrasi dan terbesar di Indonesia, yang pada
akhir tahun 2020 memiliki 1278 apotek, 500 klinik dan praktek dokter bersama, 75 laboratorium
6
klinik, dan 10 optik, dengan visi menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan yang terkemuka
Apotek kimia farma Alai berada di jalan Tengku Umar no.12 CD Alai, Kota Padang,
Sumatra Barat.
7
1.3 Struktur Organisasi dan Job describtion
APOTEKER PENANGGUNG
JAWAB
APOTEKER PENDAMPING
Apt,Yaasinta Safira,S.Farm
Apotek Kimia Farma Alai dikelola oleh Apoteker Penanggung jawab Apotek (APA), yang
membawahi 1 orang Apoteker Pendamping (Aping), 2 orang Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)
yang bekerja di bagian manajerial apotek, administrasi, peracikan, pembelian, penjualan, serta
kasir pada bagian penjualan dan pelayanan. Semua bagian bertugas secara terpadu dan ikut
8
1.4 Pelayanan Apotik
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Kesehatan, Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Sedangkan Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah
Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotek, Apoteker dibantu oleh Tenaga Teknis
dan Analis Farmasi yang sudah memperoleh Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik
Tenaga Kerja Kefarmasian. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek merupakan tolak ukur
yang digunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian di Apotek.
10
2.2 Peraturan dan Perundang-undangan Tentang Apotik/Tenaga Kesehatan
Apotek merupakan satu diantara sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang diatur
dalam:
11
Indonesia 35 Tahun 2016;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 9 tahun 2017 tentang Apotek
menggantikan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 922/MENKES/PER/X/1993 Tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Penggolongan Psikotropika;
15. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 4 Tahun 2018 Tentang
Pengawasan Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian;
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Kesehatan
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2022 Tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika.
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2022 Tentang
Penetapan dan Perubahan Penggolongan Psikotropika
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 347/MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat Keras
yang dapat diserahkan tanpa Resep Dokter oleh Apoteker di Apotek (Obat Wajib Apotek
No. 1).
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 924/MenKes/Per/X/1993 tentang Daftar Obat
Wajib Apotek No.2
22. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1176/MenKes/SK/X/1999
tentang Daftar Obat Wajib Apotek No 3
23. Undang-Undang No 17 tahun 2023 Tentang Kesehatan
24. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 24 Tahun 2021 tentang Pengawasan
Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Perkusor Farmasi di
Fasilitas Pelayanan Kefarmasi
12
25. Surat Ederan Nomor HK.02.02/MenKes/24/2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 889/MenKes/Per/V/2011 tentang
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
13
2.3 Tugas dan Fungsi Apotik
sumpah jabatan.
3. Sarana untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara lain obat,
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayan informasi obat serta
Pakai.
1
2. Pelayanan farmasi klinik, termasuk di komunitas.
Setiap pendirian Apotek wajib memiliki izin dari Menteri. Menteri melimpahkan
kewenangan pemberian izin kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
bentuk SIA (surat izin Apotek). SIA ini berlaku 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan. Berikut tahapan dalam pengurusan SIA
(Permenkes, 2017):
2
4. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menerima laporan dan dinyatakan memenuhi
persyaratan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menerbitkan SIA
dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi, Kepala Balai POM, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dan Organisasi Profesi.
5. Hasil pemeriksaan yang dinyatakan masih belum memenuhi
persyaratan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota harus mengeluarkan
surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja.
6. Pemohon dapat melengkapi persyaratan paling lambat dalam waktu 1
(satu) bulan sejak surat penundaan diterima untuk permohonan yang
dinyatakan belum memenuhi persyaratan,. Apabila pemohon tidak
dapat memenuhi kelengkapan persyaratan maka Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota mengeluarkan Surat Penolakan.
7. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA
melebihi jangka waktu 12 hari Apoteker pemohon dapat
menyelenggarakan Apotek dengan menggunakan BAP sebagai
pengganti SIA.
SIA ini dapat dicabut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota berdasarkan hasil
pengawasan atau rekomendasi Kepala Balai POM. Pencabutan SIA dilakukan setelah
dikeluarkan teguran tertulis berturut-turut sebanyak 3 kali dengan tenggang waktu
masing-masing 1 bulan (Permenkes, 2017). SIA dapat dicabut tanpa peringatan
terlebih dahulu apabila Apotek melakukan pelanggaran berat yang membahayakan
jiwa. Selain itu SIA dapat dicabut apabila (Kemenkes, 2002) :
3
tahun secara terus menerus
d) Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan,
tentang narkotika, obat keras, dan ketentuan perundang- undangan lainnya
yang terjadi di Apotek
e) Surat Izin Kerja Apoteker Pengelola Apotek dicabut
f) Pemilik sarana Apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran Perundang-
undangan di bidang obat ̵ Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan
Ketika SIA diterbitkan maka penerbitannya bersama dengan penerbitan SIPA untuk
Apoteker pemegang SIA. Masa Masa berlaku SIA mengikuti masa berlaku SIPA
(Permenkes, 2017).
Berdasarkan surat edaran nomor hk.02.02/menkes/24/2017 tentang petunjuk
pelaksanaan peraturan menteri kesehatan nomor 31 tahun 2016 tentang perubahan
atas peraturan menteri kesehatan nomor 889/menkes/per/v/2011 tentang registrasi,
izin praktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian, untuk surat izin praktik Apoteker
(Kemenkes, 2017) :
4
Dalam hal apoteker telah memiliki SIA, maka apoteker yang
bersangkutan hanya dapat memiliki 2 (dua) SIPA pada fasilitas
pelayanan kefarmasian lain
5. Bagi apoteker sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di
fasilitas pelayanan kefarmasian milik pemerintah harus memiliki SIPA
6. Dalam rangka permohonan untuk memperoleh SIA, apoteker dapat
menggunakan SIPA Kesatu, SIPA Kedua atau SIPA Ketiga.
7. SIA bersifat melekat pada SIPA, dan memiliki masa berlaku sesuai
dengan SIPA
5
d. Penerbitan SIPA paling lama 20 (dua puluh) hari kerja sejak
surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap
(Kemenkes, 2017)
Kabupaten/Kota.
6
b) Pemerintah Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus dmenunjuk Apoteker lain untuk jangka waktu paling lama 3
(tiga) bulan.
e. Pencabutan SIA
lebih dari 2 (dua) tahun secara terus menerus, Surat Izin Apotek atas nama
dan atau;
7
b) Apoteker tidak memenuhi kewajiban dimaksud dalam Pasal 12 (1)
Sediaan Farmasi yang bermutu baik dan yang keabsahannya terjamin; (2)
Sediaan Farmasi yang karena sesuatu hal tidak dapat digunakan lagi atau
ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri) dan Pasal
8
g) Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan dimaksud dalam pasal 6. Kepala
setempat.
9
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
pekerjaan
atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek
BAB III
KEGIATAN APOTIK
3.1 PENGADAAN
a. Pengadaan Barang
sediaan farmasi yang ada di apotek melalui Kimia Farma Trading and
Distribution dan PBF resmi lainnya. Pengadaan barang atau permintaan barang di
secara tersistem dari penjualan 90 hari terakhir yang dipreses oleh bagian
pengadaan di BM. Forecasting dilakukan dua kali dalam sebulan yaitu pada
10
Pengadaan antar apotek kimia farma dilakukan secara autospreading oleh
sistem dari outlet apotek yang overstock ke outlet apotek yang kekurangan stock.
Hal ini bertujuan untuk agar tidak terdapat penumpukan stok obat di satu outlet.
3. Dropping
manual dan dropping mendesak. Dropping manual dilakukan apabila outlet kimia
farma membutuhkan lebih dari satu jenis obat dari outlet kimia farma lain bukan
dalam keadaan mendesak. Proses dropping manual harus terlebih dahulu di setujui
permintaan obat pasien yang kurang jumlahnya atau tidak tersedia namun pasien
membutuhkan saat itu juga. Kemudian apotek yang diminta akan mengirim barang
yang diminta ke apotek yang mengajukan permintaan. Hal ini bertujuan untuk
Jika dropping dilakukan antar apotek kimia farma maka barang yang sudah
di dropping akan masuk melalui sistem komputerisasi yang secara otomatis akan
menjadi stok barang apotek yang memberikan barang dan secara otomatis
11
obat golongan narkotika menggunakan SP khusus yang di pesan langsung ke PBF
Kimia Farma Trading and Distribution sebagai distributor tunggal yang memiliki
izin resmi dan ditunjuk oleh pemerintah untuk melakukan distribusi obat golongan
narkotika yang ada di Indonesia. Surat pesanan khusus narkotika yang dibuat
empat rangkap (putih, kuning, dan biru untuk PBF dan 1 merah untuk apotek)
ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama, SIPA, alamat, dan stempel
rangkap (putih dan merah), tiap lembar boleh memesan lebih dari satu macam obat
b. Pemesanan Barang
Obat-Obat Tertentu (OOT) dan prekusor yang dibuat dan ditandatangani oleh
APA. Untuk obat narkotika, pemesanan hanya dapat dilakukan melalui PT Kimia
untuk memesan satu jenis narkotika, sedangkan satu surat pesanan psikotropika,
Obat-Obat Tertentu (OOT) dan prekusor boleh untuk lebih dari satu jenis. Surat
pemesanan dibuat rangkap 4 rangkap untuk Obat Narkotika (1 rangkap untuk arsip
apotek dan 3 rangkap untuk PBF) dan 3 rangkap untuk pemesanan obat
12
psikotropika, Obat- Obat Tertentu (OOT) dan prekusor (1 rangkap untuk arsip
c. Penerimaan barang
d. Penyimpanan Barang
13
Penyimpanan obat atau barang di Apotek Kimia Farma disimpan
disimpan pada kotak-kotak yang telah tercantum nama obat dan ditempatkan
dalam rak putar, rak gantung, gondola, dan kulkas, sesuai dengan bentuk
alfabetis dengan menggunakan sistem FIFO dan FEFO. Sistem FIFO (First In
First Out) yaitu penyimpanan barang yang datang lebih awal akan dikeluarkan
lebih dahulu. Sedangkan FEFO (First Expired First Out) yaitu penyimpanan
dapat dibeli bebas. Obat yang disimpan di rak putar disusun secara alfabetis dan
14
(tablet, kapsul, dan kaplet), semi padat (krim, salep, dan gel), sediaan cair
(sirup, sirup kering, suspensi, dan obat tetes), inhaler, suppositoria, injeksi dan
ovula. Lemari pendingin khusus untuk menyimpan obat yang harus disimpan
pada suhu rendah seperti suppositoria, injeksi, dan ovula. Selain itu, juga
terdapat rak penyimpanan khusus diperuntukkan untuk obat generik dan PRB.
Serta terdapat alat kesehatan di rak khusus seperti masker nebulizer, infus set,
IV cath.
kayu khusus narkotika dan psikotropika dengan dua pintu (lemari dalam lemari)
yang menempel pada tembok terpisah dari obat-obat lain dan dilengkapi dengan
barangbarang yang dapat dibeli bebas tanpa resep dokter seperti obat bebas dan
obat bebas terbatas atau obat OTC (Over The Counter) serta obat tradisional.
dan bentuk sediaan obat di rak dan gondola. Produk swalayan farmasi terdiri dari:
a) Medicine, rak sediaan farmasi berupa obat-obat golongan bebas, obat bebas
terbatas atau obat OTC seperti obat demam, flu, batuk, maag, mual, sakit
15
b) Herbal Medicine, rak sediaan farmasi yang berasal dari bahan tradisional
c) Topical, rak sediaan farmasi yang ditujukan untuk penggunaan topikal atau
obat luar, seperti salep, gel, obat tetes mata, dan tetes telinga.
d) Vitamin dan Mineral, rak sediaan farmasi berupa vitamin yang ditujukan
e) First Aid, rak sediaan farmasi yang ditujukan untuk pertolongan pertama pada
lainlain.
Ketika rak obat atau gondola sudah terisi penuh dengan obat, maka sisa
persediaan di rak atau gondola mulai menipis, stok yang ada di dalam gudang
Apotek Kimia Farma telah menerapkan sistem pelayanan farmasi klinis seperti
16
Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek yang
1. Pengkajian Resep
Saat resep masuk dilakukan pengkajian terlebih dahulu dengan tujuan untuk
a) Administrasi (identitas pasien, identas dokter penulis resep, paraf dokter, dan
kompatibilitas obat).
c) Pertimbangan klinis (ketepatan indikasi dan dosis obat, aturan, cara dan lama
diinginkan (alergi, efek samping obat), kontra indikasi dan interaksi obat).
2. Dispensing
17
a) Penyiapan resep meliputi pengambilan obat dan peracikan obat jika diperlukan,
selanjutnya disiapkan etiket putih untuk obat oral dan etiket biru untuk obat
luar.
c.Penyerahan obat dan informasi terkait obat kepada pasien atau keluarga pasien.
atau AA setiap saat penyerahan obat kepada pasien, baik obat resep maupun
obat tanpa resep meliputi informasi terkait indikasi, cara penggunaan obat,
4. Konseling
seorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan
18
memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping. Kegiatan PTO di
Apoteker melakukan PTO melalui via telepon kepada pasien terkait kedaan
respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada
Apotek Kimia Farma Unit Bisnis Padang saat ini belum dilaksanakan
kepada pasien. Semakin baik dan tepat dalam memberikan pelayanan KIE
efek
19
3.3 Administrasi Apotik
a) Kartu stok yaitu mencatat jumlah masuk dan keluarnya barang beserta orang
b) Buku defecta yaitu mencatat jenis barang yang habis atau hampir habis untuk
dilakukan pemesanan.
c) Apotek dilengkapi oleh sistem POS Kimia Farma. Sistem ini bekerja secara
komputerisasi dan akan terlihat historis penjualan dan per tiga bilan terakhir.
d) Kumpulan resep yang telah dilayani oleh apotek, dikumpulkan sesuai dengan
nomor urut dan diberi kode (tanggal, bulan,tahun) kemudian disimpan sebagai
20
BAB IV
PEMBAHASAN
informasi obat, konseling, dan monitoring dengan harapan tercapainya terapi yang
medication eror yang harus dihindari dalm proses pelayan asuhan kefarmasian.
dilakukankah kegiatan Praktek Kerja Lapangan pada program studi DIII farmasi
dan berpengalaman.
resep, non resep, dan swamedikasi. Ditinjau dari lokasi dan tata letak bangunan,
pemilihan lokasi Apotek Kimia Farma Alai sangat strategis karena berlokasi di
21
Penataan ruang di apotek Kimia Farma dibuat terpisah yaitu adanya ruang
penerimaan resep, ruang tunggu, ruang penyerahan obat, ruang penyimpanan obat,
ruang racikan, ruang swalayan farmasi,serta toilet. Selain itu, Apotek Kimia Farma
mempunyai fasilitas pendingin udara, penerangan yang baik, tata letak barang
yang rapi. kendaraan apotek serta lahan parkir yang luas. Apotek Kimia Farma
Alai bukan hanya mudah di akses namun juga meberikan kenyamanan dalam
apotek yang berasal dari Slow moving item pada outlet apotek Kimia Farma lain
yang kemudian dipindahkan menjadi stock barang di apotek Kimia Farma lain fast
moving. Hal ini dilakukan untuk memenuhi stok outlet apotek kimia farma yang
fast moving.Apabila stock belum terpenuhi maka pengadaan barang dapat dipenuhi
manual melalui incidental dimana barang- barang pesanan dicatat dan dibuat
22
perancanaan pengadaannya lalu dikirim ke Bisnis Manager untuk disetujui,Setelah
disetujui maka BM akan membuatkan surat pesanan kemudian di cek kembali dan
Surat pesanan kemudian diambil oleh sales PBF lalu diteruskan ke PBF dan barang
penolakan atas permintaan obat apabila sedang terjadi kekosongan stok untuk
barang yang diminta. Sistem dropping dilakukan melalui sistem POS. Sebelum
dilakuka dropping, outlet apotek Kimia Farma Alai dapat melihat melalui sistem
POS outlet apotek Kimia Farma lain yang mempunyai stok barang yang
stok barang dan permintaan barang mendesak oleh outlet yang bersangkutan.
Farma, setelah diproses oleh outlet apotek yang memiliki stok barang, maka
barang akan dikirim melalui pengiriman yang tersedia. Pada apotek Kimia Farma
Alai juga memiliki sistem pengadaan barang melalui konsinyasi yaitu pengadaan
barang yang merupakan titipan dari PBF (distributor) selama jangka waktu tertentu
sesuai dengan perjanjian. Selama kurun waktu tersebut, barang konsingiyasi yang
terjual akan dibuatkan fakturnya oleh PBF, dan barang konsingiyasi yang tidak
23
Dalam pengadaan obat- obat narkotika, psikotropika dan narkotika harus
memiki surat pesanan khusus untuk masing-masing golongan obat. Surat pesanan
distributor dan 1 rangkap disimpan untuk arsip apotek. Obat narkotika memiliki
surat pesanan berbeda untuk setiap nama obat, dan kekuatan sediaan yang berbeda.
Sedangkan surat pemesan precursor dan psikotropika hanya terdiri dari 1 rangkap
obatobatan baik itu obat keras, maupun obat bebas terbatas dalam bentuk tablet,
kaplet atau kapsul disimpan dalam lemari obat sesuai dengan kelompok
Kelompok obat ini dipisah antara obat paten dengan obat generik. Obat generik
dan obat askes disimpan dalam rak lemari tersendiri, penyimpanan obat generik
dan obat askes tidak berdasarkan kelompok farmakologinya, tetapi hanya disimpan
kelompok obat hormon, kelompok obat untuk pernafasan, kelompok obat sistem
dan kelompok obat suplemen dan multivitamin dengan resep dokter. Setiap obat-
obatan yang disebutkan di atas memiliki kartu kontrol stok masingmasing dan
setiap obat yang masuk maupun obat keluar harus dicatat pada kartu kontrol. Hal
ini penting untuk menjaga agar stok obat terkontrol dengan baik serta sesuai antara
24
jumlah fisik obat dengan jumlah pada kartu stok. Obat-obatan dalam bentuk cair
seperti sirup, suspensi dan eliksir disimpan dalam rak terpisah, dan disimpan
sesuai abjad.
dengan dua pintu dan dikunci. Obat-obatan sediaan salep, krim dan tetes mata
disimpan sesuai dengan abjad pada rak khusus penyimpanan salep, krim dan tetes
suppositoria yang disimpan dalam lemari pendingin. Alat suntik dan cairan infus
Barang dan obat-obatan OTC diletakkan pada lemari OTC atau swalayan
sehingga pasien dapat memilih dengan leluasa barang dan obat-obatan OTC yang
swalayan tersebut tersedia kasa, pasta gigi, cairan pembersih luka, sabun
Sedangkan di bagian paling depan swalayan apotek yang berdekatan dengan pintu
masuk diletakkan alat-alat kesehatan seperti kursi roda, tongkat, pembalut, dan
shampo dan sabun bayi, minyak telon, botol susu bayi, dan lain-lain.
25
Apotek Kimia Farma Alai memakai sistem FIFO (First In First Out)
terjadinya penumpukan obat dalam waktu yang lama dan sistem FEFO dimana
obat untuk memantau ketersediaan obat melalui pencatatan barang masuk dan
barang keluar pada kartu stok. Kondisi barang dicek dengan menulis lembar kartu
stok. Setiap petugas diberikan tanggung jawab terhadap lemari obat yang telah
dilakukan setiap hari minimal 10 item yang disebut dengan istilah uji petik.
Sedangkan stock opname idealnya dilakukan setiap sebulan sekali, tetapi karena
kurangnya personel dan sibuknya kegiatan jual beli di apotek kadang kala stock
opname dilakukan setiap 3 bulan sekali. Hal ini yang menjadi penyebab terjadinya
Jumlah stok obat di apotek pelayanan (APP) dapat terlihat oleh Bussiness
perencanaan manual. Apabila stok habis atau hamper habis, maka Asisten
Apoteker akan mencatat di buku defekta. Daftar obat yang terdapat pada buku
26
defekta akan dijadikan acuan dalam pembuatan Bon Permintaan Barang Apotek
melakukan pemesanan obat, APP akan membuat Bon Permintaan Barang Apotek
mencetak semua pesanan dari apotek, setelah disetujui, obat akan dipesan melalui
apotek ke PBF. Pemesanan pengadaan obat dilakukan lewat jalur resmi melalui
yang berlaku.
27
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Apotek Kimia Farma Alai telah memenuhi standar aturan mutu dan
beroprasi dengan baik dari segi bangunan maupun pelayanan farmasi klinis
2. Apotek Kimia Farma Alai memiliki lokasi yang strategis yaitu berada di
4.1 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Menkes RI. 2002. Kep Menkes RI No.
1332/MenKes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan MenKes RI No.
922/MenKes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
Jakarta:
29
Republik Indonesia.
LAMPIRAN
1. Struktur Organiasi
APOTEKER PENDAMPING
Apt.Yaasinta Safira,S.Farm
30
2. Denah Tata Ruang Apotik
31
3. Bagan Alur Pengadaan Barang
32
4. Bagan Alur Pelayana Resep
PASIEN DATANG
RESEP DITERIMA
SKRINNING RESEP
CEK KETERSEDIAAN
OBAT DAN HARGA
PERSETUJUAN
PEMBAYARAN
PENYIAPAN OBAT
PEMBERIAN ETIKET
PENYERAHAN
33
5. Daftar Obat Psikotropika Beserta Khasiat
syaraf
Lennox-Gastaut (LGS)
akibat epilepsy
depresi
34
6. Daftar Obat Narkotika Beserta Khasiat
bronchitis
Codipront cum exp syr Membantu ngeleuarkan dahak pada kondisi alegi
alergi
7.
35
7. Daftar alat kesehatan dan kegunaan
NAMA KEGUNAAN
Jemuran
Tongkat Kaki Empat Untuk Membantu Menopang Tubuh Dan Alat Bantu
Jalan
Gangguan Asma
36
8. Daftar obat tetes dan obat lainnya
37
9. Format buku administrasi apotik
38
10. Contoh surat pesanan psikotropika
39
11. Contoh surat pesanan obat obat tertentu
40
12. Contoh surat pesanan
41
13. Contoh etiket
42
14. Contoh faktur PBF
43
15. Rak penyimpanan obat
44
16. Contoh kartu stok
45
46
47
48