APOTEK
di
APOTEK KURNIA FARMA
MEDAN
Disusun oleh:
Kelompok 15
NAMA NIM
TAMARA GUSTIA 1901021031
TIARA KARENINA SARASWATI LUBIS 1901021032
PRODI D3 FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Kuria Farma yang beralamat
di JL. Karya Wisata no. 31 A Medan.
Praktek kerja lapangan merupakan salah satu syarat yang diwajibkan
Institut Kesehatan Helvetia Medan Farmasi D III bagi setiap mahasiswa tingkat
akhir dalam menyelesaikan studinya. Penulisan laporan didasarkan atas pemberian
materi oleh pihak Apotek Kurnia Farma dan tinjauan langsung ke Apotek
tersebut.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan
tanpa bantuan berbagai pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan
pemikiran. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia.
2. Iman Muhammad S.E., S.Kom, M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan
Helvetia
3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
5. Hafizhatul Abadi, S.Farm., M.Kes., Apt selaku Ketua Program Studi D3
Farmasi Fakultas Farmasi Dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
6. Apt. Fahma Shufyani, S.Farm., M.Farm sebagai Dosen Pembimbing yang
senantiasa memberikan waktu dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian
penyusunan laporan PKL ini.
7. Dra. Rosmawaty L. Tobing, Apt, selaku Pemilik Sarana Apotek (PSA)
sekaligus Apoteker Penanggung jawab Apotek (APA), serta Tenaga Teknik
Kefarmasian (TTK) kak Ruth Hafni, Tarigan S.Farm., kak Leni Marlina S.E
yang dengan sangat ramah dan sabar dalam membimbing penulis selama
penulis melakukan praktek kerja lapangan (PKL).
8. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah
memberikan arahan fasilitas dan bimbingan selama proses praktek kerja
lapangan (PKL).
9. Orang tua dan keluarga besar yang tidak pernah berhenti memberikan
dukungan serta doa dan materi kepada penulis sehingga Laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) ini dapat terselesaikan.
10. Serta teman-teman dan rekan-rekan mahasiswa D3 Farmasi semester VI yang
telah memberi dukungan dan semangat yang selalu setia menemani dalam
penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Konsep Dasar dan Prinsip Dasar PKL
1.3 Prinsip Dasar
1.4 Tujuan Kegiatan PKL
1.5 Manfaat PKL
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Apotek
2.1.1 Pengertian Apotek
2.1.2 Tugas dan Fungsi Apotek
2.1.3 Personalia Apotek
2.2 Manajemen
2.2.1 Perencanaan (Planning)
2.2.2 Pengorganisasian(Organizing)
2.2.3 Pengarahan (Actuating)
2.2.4 Pengawasan(Controling)
2.3 Studi Kelayakan Untuk Apotek
2.3.1 Lokasi
2.3.2 Persyaratan Apotek
2.3.3 Tata Cara Pemberian Izin Apotek
2.3.4 Persyaratan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)
2.3.5 Analisa Perbelanjaan
2.4 Sediaan Farmasi dan Perbekalan
2.4.1 Sediaan Farmasi
2.5 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
2.5.1 Perencanaan
2.5.2 Pengadaan
2.5.3 Penerimaan
2.5.4 Penyimpanan
2.5.5 Penjualan/Pelayanan
2.6 Administrasi
2.7 Perpajakan
2.8 Pelaporan Narkotika dan Psikotropika
BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK KURNIA FARMA
3.1 Sejarah
3.2 Lokasi
3.3 Struktur Organisasi dan Personalia
3.4 Denah Ruangan
3.5 Arus Barang
3.5.1 Pembelian (Pengadaan)
3.5.2 Pelaksanaan Pembelian
3.5.3 Pemantauan Hasil Pembelian
3.5.4 Penyimpanan Barang Dagangan
3.6 Penjualan/Pelayanan
3.6.1 Pelayanan Resep Tunai
3.6.2 Penjualan Bebas
3.7 Pajak Apotek Kurnia Farma
3.8 Administrasi
BAB IV PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Stok Obat dan Alat Kesehatan Habis Pakai (Disposable)
4.2 Penerimaan Resep
4.3 Penerimaan Obat dan Alat Kesehatan Habis Pakai (Disposable)
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Apotek
2.1.1 Pengertian Apotek
Apotek adalah sarana pelayanan kesehatan untuk membantu meningkatkan
kesehatan bagi masyarakat, apotek juga sebagai tempat praktik tenaga profesi
apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian (Hartini dan Sulasmo, 2007).
Pekerjaan kefarmasian menurut ketentuan umum pasal 1 di dalam undang-undang
RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan adalah pembuatan termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
Menurut kemenkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan
Permenkes No.922/MENKES/PER/X/1993 mengenai Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat
tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran perbekalan
farmasi kepada masyarakat.
2.1.2 Tugas dan Fungsi Apotek
Fungsi apotek menurut Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009, tentang
tugas dan fungsi Apotek adalah :
A. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan Apoteker.
B. Sarana yang digunakan untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian.
C. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi
antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetika.
D. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisionsl.
(2)
2.1.3 Personalia Apotek
Sikap karyawan yang baik, ramah dan cepat melayani pembeli, mengenal pasien
di daerah sekeliling apotek sebanyak mungkin dapat membangkitkan kesan baik,
sehingga peran karyawan sangat penting dalam laba yang diinginkan atau
direncanakan. Untuk mendapatkan karyawan yang baik di dalam apotek, perlu
dilakukan kegiatan-kegiatan :
a. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan.
b. Mendorong para karyawan untuk bekerja lebih giat.
c. Memberi dan menempatkan mereka sesuai dengan pendidikannya.
d. Merekrut calon karyawan dan mendidik sebagai calon pengganti yang tua.
2.2 Manajemen
2.2.1 Perencanan( planing)
Perencananan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan
organisasi serta penentuan strategi, kebijaksanan, proyek, program, prosedur,
metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhakan untuk mencapai tujuan
pengawasan.
Pada saat hendak mendirikan Apotek, fungsi perencanan merupakan dasar
dari pengoorganisasian, pengarahan, koordinasi dan pengawasan. Perencanan
yang baik berdasarkan fakta bukan dari emosi saja. Oleh karena itu, perencanan
yang baik harus dilengkapi dengan menyusun jadwal waktu dan pembiayaan.(6)
Perencananan dalam mendirikan Apotek meliputi:
1. Pemilihan Lokasi yang bagus
2. Mengadakan program kelayakan
3. Menyusun dan merencanakan anggaran yang buget
4. Menghitung sumber modal dan Return Of Investment( ROI).
2.2.2 Pengoorganisasian(Organizing)
Pengoorganisasian adalah fungsi yang mempersatukan semua sumber daya
yang ada dengan sistem yang teratur dan mengatur orang- orang dalam suatu pola
yang harmonis sehingga mereka dapat melaksanakan aktivitas sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi Organisasi(Organizing) antara lain(6) ;
1. Penetapan sumber daya dan kebutuhan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat
membawa hal tersebut kearah tujuan.
3. Penegasan tanggung jawab tertentu
4. Pemberian wewenang yang diperlukan kepada individu stuktrur formal dimana
pekerjaan ditetapkan.
2.2.3 Pengarahan(Actuacing)
Pengarahan berfungsi untuk menggerakkan, dilakukan dengan cara
mengarahkan karyawan agar bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Dalam hal ini diperlukan bakat kepemimpinan dan kewibawaan
sehingga dapat mengaktifkan semua karyawan untuk bekerja sesuai dengan
bidangya.
2.2.4 Pengawasan( Controling)
Pengawasan (Controling) berfungsi sebagai kemampuan pengawasan,
pengecekan cara dan peralatan untuk menjamin semua sudah berjalan kearah
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, yang kemudian diberi koreksi atas
usaha perbaikan selanjutnya.
Berdasarkan deskripsi pekerjaan( job description) Apoteker Pengelola
Apotek ( APA) dan Tenaga Teknis Kefarmasiaan (TTK) mempunyai tugas atau
fungsi, kewajiban dan tanggung jawab antara lain (6) ;
1. Apoteker
Tugas dan fungsi Apoteker:
Membuat visi dan misi
Membuat perencanaan, sasaran, tujuan dan program kerja.
Membuat dan mempertahankan Surat Pemesanan Obat (SPO) pada setiap
kegiatan di Apotek.
Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SPO (Surat Pemesanan
Obat) dan program kerja pada setiap tugas kegiatan di Apotek.
Kewajiban dan tanggung jawab Apoteker
Memberikan arah terhadap seluruh kegiatan.
Memberikan sistem atau peraturan seluruh kegiatan
Memberikan pengawasan SPO (Surat Pemesanan Obat) dan program kerja
Bertanggung jawab terhadap tenaga kerja yang diperoleh.
Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri
kepada Apotek atau Apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana untuk
Pasal 12:
(4) SIA berlaku 5 tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyratan.
Pasal 13:
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditandtangani oleh
(3) Paling lama dalam waktu 6(enam) hari kerja sejak menerima permohonan
(4) Tim pemeriksa sebagiaman dimaksud pada ayat (3) harus melibatkan unsur
a.Tenaga Kefarmasian
(5) Paling lama dalam waktu 6(enam) hari kerja sejak tim pemeriksa ditugaskan,
(6) Paling lama dalam waktu 12(dua belas) hari kerja sejak Pemerintah Daerah
mengeluarkan surat perundangan paling lama dalam waktu 12(dua belas) hari
SIA.
Pasal 14:
dalam pasal 13 ayat (6), maka penerbitnya bersama dengan penerbitan SIPA
persyaratan:
2. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
memiliki STRA, atau pimpinan insitusi pendidikan lulusan, atau organisasi yang
kefarmasian.
ditetapkan.(8)
dihitung sebagai modal minimal yaitu jumlah modal yang diperlukan untuk
pengadaan saran dan prasarana sebagai syarat diperolehnya izin apotek mampu
1. Pengadaan aktiva tetap (harta tetap) yaitu aktiva atau harta relatif yang
dapat diuangkan segera dalam jangka waktu kurang dari satyu tahun, yang
2. Pengadaian aktiva lancar (harta lancar) yaitu harta yang relatif mudah
segera diuangkan dalam jangka waktu kurang dari setahun. Dalam hal ini adalah
sediaan farmasi dan barang dagangan lain yang diperbolehkan untuk dijual di
apotek.
sebagai apotek.
4. Kas yaitu uang kontan, baik ditangan ataupun di bank dalam bentuk
dilakukan analisa break even point(analisa impas) yaitu suatu teknik untuk
mengetahui kelangsungan hidup suatu usaha dengan omset berapa yang harus
dicapai, penentuan berapa harga biaya perusahaan yang ada tidak akan
menderita kerugian. Analisa break oven point dapat pula digunakan untuk
berkurang laba.
FC (biaya tetap)
BEP = VC
1−( )
TR
Keterangan:
tata cara pemberian izin apotek, pasal 10 bahwa yang dimaksud dengan
Ayat a) yaitu:
Ayat b) yaitu:
Ayat c) yaitu :
Obat adalah bahan atau paduan bahan yang dimaksud untuk menetapkan
a. Obat Generik
Obat generik merupakan obat-obat yang diproduksi oleh pabrik farmasi dengan
nama dagang mengikuti zat aktif yang ada didalamnya. Nama generic dituliskan
b. Obat Paten
Obat paten adalah obat-obat yang diproduksi oleh pabrik farmasi dan sudah
memiliki nama jual tertentu yang sudah dipatenkan, sehingga nama produk
(Paracetamol).(11)
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat tanpa peringatan yang dapat diperoleh tanpa resep dokter
dan tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika. Obat bebas sudah
terdaftar di Depkes RI
"Lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi lingkaran berwarna hitam.
(12) Dapat dilihat pada gambar 2.1, contoh obat bebas: vitamin A dan antalgin.
Gambar 2.1 Lambang Golongan Obat Bebas
Obat bebas terbatas adalah obat dengan peringatan yang dapat diperoleh
tanpa resep dokter. Berdasarkan Kepmenkes RI tentang tanda khusus obat bebas
terbatas yaitu lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi lingkaran
berwarna hitam (12), dapat dilihat pada gambar 2.2, contoh obat bebas terbatas:
Adapun tanda peringatan yang tercantum pada obat bebas terbatas sebagai
berikut ;
P no 1 P no 4
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Bacalah aturan pakainya Hanya untuk dibakar
P no 2 P no 5
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Hanya untuk kumur, jangan Tidak boleh ditelan
ditelan
P no 3 P no 6
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar Obat wasir, jangan ditelan
badan
Contoh Bravoderm
c. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang dapat diperoleh dengan menggunakan resep dokter
di apotek, apotek rumah sakit, puskesmas dan balai pengobatan.
Berdasarkan Kepmenkes RI tentang tanda khusus tentang obat keras yaitu :
lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi lingkaran hitam dengan huruf
K yang menyentuh garis tepi. Dapat dilihat pada gambar 2.4, contoh obat keras:
Pseudoefedrin dan kloramfenikol.
Gambar 2.4 Lambang Golongan Obat Keras
d. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah zat atau bahan obat yang berasal dari tanaman atau bahan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyen dan dapat menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikis(12)
e. Obat Psikotropika
Psikotropika merupakan zat atau obat yang secara alamiah maupun sintentesis
bukanlah golongan narkotika. Efek yang dimiliki psikotropika dapat
mempengaruhi susunan sistem saraf pusat (SPP) sehingga dapat menimbulkan
perubahan yang khas terhadap mental dan perilaku bagi orang yang
mengonsumsinya.(13)
Bukan hanya itu, psikotopika juga dapat menyebabkan halusinasi, gangguan
pada cara berpikir, mengurangi rasa nyeri dan sakit, serta dapat menimbulkan
ketergantungan bagi pemakainya. Contoh Obat atau zat yang tergolong
psikotropika antara lain seperti, phenobital, diazepam, sabu-sabu, serta
ekstasi(13)
o Psikotropika Golongan I
Psikotropika yang termasuk golongan 1 terdiri dari 26 macam, mulai dari
psilobina, etisiklidina, tenosiklidina, brolamfetamin, dll. Psikotropika golongan
merupakan psikotropika yang hanya dapat dipakai untuk keperluan ilmu
pengetahuan namun tidak dapat digunakan dalam terapi. Karena Psikotropika
yang ada pada golongan ini memiliki potensi yang sangat kuat untuk
mengakibatkan sindrom ketergantungan (13).
o Psikotropika Golongan II
Golongan II terdiri dari psikotropika yang berkhasiat dalam pengobatan,
dapat digunakan untuk terapi maupun ilmu pengetahuan. Namun, tetap saja
berpotensi cukup kuat untuk menimbulkan sindrom ketergantungan. Contoh
Psikotropika golongan II ini terdiri dari 14 macam, mulai dari deksanfetamin,
amfetamin, metamfetamin, levamfetamin, dll (13)
o Psikotropika Golongan IV
Golongan IV terdiri dari psikotropika yang sangat banyak digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan dan terapi. Selain itu juga berkhasiat dalam
pengobatan. Potensi yang dimiliki untuk menimbulkan sindrom
ketergantungannya pun ringan. Psikotropika pada golongan ini terdiri dari 60
macam, mulai dari diazepam, bromazepam, allobarbital, nitrazepam, dan
sebagainya.(13)
Jenis OWA
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat,
maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan
bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi
(asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata
(salep) oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal.
Sesuai Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang
dapat diserahkan:
a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di
bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada
kelanjutan penyakit.
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan
d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.
e Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggung
jawabkan untuk pengobatan sendiri.
3. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari
bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman. Obat tradisional digolongkan atas beberapa golongan,
yaitu: jamu, obat herbal berstandar dan fitofarmaka.
1) Jamu
Jamu adalah obat yang diolah secara tradisional, baik dalam bentuk
serbuk, seduhan, pil, maupun cairan yang berisi seluruh bagian tanaman. Jamu
telah digunakan secara turun temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan
mungkin ratusan tahun. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada
resep peninggalan leluhur.
3) Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alami
yang dapat disejajrkan dengan obat modern karena proses pembuatan yang telah
distandarisasi serta ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinis pada
manusi. Contohnya produknya yaitu stimuno, sirup/ kapsul, Tenisigard kapsul,
Ardium tablet dan lain-lain.
4. Kosmetik
Kosmetik adalah bahan sediaan yang dimasuksudkan untuk digunakan
pada bagian luar tubuh manusia( epidermis, rambut, kuku, dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mengangikan, mengubah penampilan dan memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.(15)
5. Alat Kesehatan
Alat kesehatan adalah barang, instrumen, apparatus, mesin, implant yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta
memulihkan kesehatan pada manusia dan untuk membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh. Contoh: needle, verban, kain kasa, dll.
2.5.4 Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi di suatu apotek dilakukan di gedung
maupun di ruang peracikan dengan rata-rata suhu ruangan 15-25° C. Tujuan
penyimpanan perbekalan farmasi yaitu untuk memelihara mutu
perbekalanfarmasi, menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab,
menjaga kelangsungan persediaan dan memudahkan pencarian dan pengawasan.
(15)
Sistem penyimpanan perbekalan farmasi di gudang dan ruang peracikan
disusun secara alfabetis, obat-obatan bebas membutuhkan penataan letak secara
farmkologis dengan prinsip obat yang pertama expired date pertama keluar
FEFO(First Expire First Out) dan prinsip obat pertama masuk pertama keluar
FIFO (First in First Out) (15)
Penyimpanan obat narkotik mempunyai tempat yang khusus dengan
pesyaratan sebagai berikut: (15)
1. Harus dibuat seluruhnya dari bahan kayu atau bahan lain yang kuat.
2 Harus mempunyai kunci yang kuat.
3. Dibagi dua masing-masing dengan kunci yang lain. Bagian pertama digunakan
untuk menyimpan morfin, codein, dan turunan persediaan narkotika
4. Lemari berukuran 40x80x100 cm dan harus dibuat melekat erat pada tembok
atau lantai.
5. Tempat khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang lain selain
narkotika.
6. Anak kunci lemari harus dikuasai oleh penanggung jawab atau pegawai lain
yang diberi kuasa misalnya: Asisten Apoteker (AA).
7. Lemari khusus harus diletakkan ditempat yang aman dan tidak terlihat oleh
Umum
Barang yang masuk berdasarkan faktur dan surat pengantar barang terlebih
dahulu dicek kualitas dan kuantitas, batas kadaluarsa, keadaan fisik barang harus
sesuai surat lamaran setelah disetujui dibubuhi tanda terima barang dan sampel,
kemudian dicatat dalam kartu barang dengan mencantumkan tanggal, nomor
faktur dan jumlah barang yang bersangkutan. Salinan faktur dicatat dalam buku
penerimaan barang atau buku pembelian
2.5.5 Penjualan/Pelayanan
Penjualan adalah salah satu kegiatan di apotek yang melayani konsumen
dalam pemberiaan sediaan farmasi dan alat-alat kesehatan. Kegiatan tersebut
dapat berupa pelayanan resep tunai, dan obat bebas. Penjualan dilakukan dengan
melayani resep tunai. Mutasi barang dicatat dalam kartu obat dengan
mencantumkan tanggal, nomor resep/nomor permintaan barang
Pelayanan merupakan kegiatan di apotek yang bertujuan melayani dalam
hal pemberian perbekalan farmasi yang meliputi obat, bahan obat, obat
tradisional, alat kesehatan, kosmetik dan pelayanan resep (tunai) serta pemberian.
informasi yang diperlukan pasien. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelayanan yaitu (15)
1. Kelengkapan Obat
Kelengkapan obat merupakan hal yang sangat penting dalam melayani
konsumen karena hal tersebut sesuai dengan motto apotek "setiap resep yang
masuk ke apotek keluarnya harus membawa obat" dengan demikian setian pasien
menerima obat dari Asisten Apoteker (AA) dari ruang peracikan dan menjual
bebas setiap harinya.
2. Harga Obat
Harga obat jual di suatu apotek sangat mempengaruhi penjualan di apotek
tersebut. Untuk menekan harga jual bagian penjualan harus berusaha mencari
pemasok yang dapat memberikan kondisi yang baik kepada pihak apotek.
3. Lingkungan
Keadaan lingkungan sangat mendukung dalam pelayanan terhadap
konsumen seperti keamanan, kenyamanan, kemudahan parkir kendaraan yang
dapat memberikan ketenangan dan kesebaran bagi konsumen saat menunggu.
Dalam hal ini juga termasuk keramahan dari karyawan yang memberi informasi
kepada pasien
2.6 Administrasi
Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang
dilaksanakan oleh suatu perusahaan (apotek) Administrasi yang baik dan benar
sangat diperlukan dalam pengolahan suatu apotek agar bisa didapat informasi
yang dapat dipercaya dalam rangka pengambilan keputusan oleh apoteker selaku
pengelola apotek. (9)
2.7Perpajakan
Pajak adalah kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian
dari kekayaannya atau penghasilannya kepada negara menurut peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah dan dipergunakan untuk
kepentingan masyarakat (9)
Pajak "berdasarkan undang-undang pajak di Indonesia".
1. Pajak Penghasilan (PPN Pasal 21)
a. Pajak penghasilan adalah pajak atas gaji/upah/honorarium imbalan jasa.
b. Kenikmatan lainnya yang dibayar kepada orang pribadi, berhutang oleh
pemberi.
c. Kerja (majikan), bendahara pemerintah, perusahaan dan lain-lain sehubungan.
d Dengan pekerjaan, jabatan dan hubungan kerja lainnya yang dilakukan di
Indonesia.
2. Pajak Penghasilan Badan (PPH Pasal 25)
Pajak penghasilan badan pasal 25 adalah pajak yang dipungut dari
perusahaan atau laba yang diperoleh tersebut. Penentuan besar pajak ini
didasarkan pada penghasilan bersih.
3. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Dasar pengeluaran PPN adalah jumlah harga jual menurut undang-undang
PPN 1984, tarif pajak secara umum adalah 10% untuk semua barang kena pajak
(BKP) merupakan selisih dari pajak masuk dan keluar, jika pajak masuk lebih
besar dari pada pajak keluar maka selisih merupakan kelebihan pajak yang
terhutang dalam masa berikutnya atau dapat diminta kembali. tetapi bila
pengeluaran lebih besar disetor kekas negara selambat-lambatnya pada tanggal 10
setiap bulannya dan dilaporkan kekantor pelayanan pajak.
3.1 Sejarah
Apotek Kurnia Farma berdiri sejak tahun 1990, yakni sekarang telah
berusia sekitar 32 tahun. Apotek Kurnia Farma dibangun sendiri oleh ibu
Rosmawaty L. Tobing sekaligus Apoteker yang bertanggung jawab atas Apotek
Kurnia Farma.
3.2 Lokasi
Apotek Kurnia Farma terletak di Jl. Karya Wisata no 31A, Pangkalan
Mahsyur, kec. Medan Johor. Sebuah lokasi yang terbilang sangat strategis karena
berada diantara pemukiman penduduk yang ramai, selain itu tempatnya juga
mudah dijangkau oleh kendaraan umum. Denah lokasi apotek Jemadi Natural
dapat dilihat pada
SPBU
Pintu Masuk
Keterangan;
Parkiran =
Pintu Masuk =
Steling Obat Bebas =
Steling Obat Keras =
Steling Obat Generik =
Lemari Narkotika dan Psikotropika =
Lemari Pendingin =
Tempat Penyimpanan Uang =
Meja Racikan =
Pintu Masuk Khusus Karyawan =
Meja Apoteker =
3.8 Administrasi
Petugas Administrasi melakukan pencatatan sebagai berikut :
a. Administrasi pembukuan mencatatat arus uang dan arus barang yang
terdiri dari :
Buku pembelian mencatat semua arus uang dan arus barang dari
distriutor.
Seluruh penjual tunai baik yang dilakukan di bagian peracikan
maupun bagian penjualan bebas dicatat dan dihitung menggunakan
aplikasi komputer pada kasir perharinya setelah selesai
melaksanakan pelayanan kefarmasian.
Buku pesanan barang yang diperlukan untuk dipesan kepada
distributor.
b. Administrasi pelaporan meliputi narkotika dan psikotropika. Khusus untuk
obat-obatan golongan narkotika dan psikotropika dilakukan selambat-
lambatnya tanggal 10 setiap bulannya dan untuk obat-obatan psikotropika
laporan dilakukan 3 bulan sekali. Laporan ditandatangani oleh Apoteker
Pengelola Apotek (APA) melalui SIPNAP.
BAB IV
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan praktik kerja nyata di Apotek
agar D-III farmasi memahami tentang pekerjaan kefarmasian di Apotek.
Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran perbekalan kefarmasian kepada masayarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (KepMenKes, 2002). Ahli
Madya Farmasi yang akan menyelesaikan pendidikannya di Akademi Farmasi
Institut Kesehatan Helvetia Medan diwajibkan melaksanakan PKL di Apotek.
Selama mengikuti PKL di Apotek Rejeki Mandiri ditemukan beberapa masalah
antara lain stok barang, penerimaan resep dan penerimaan barang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan ini, yaitu:
1. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini memberikan kesempatan
kepada para peserta didik untuk mendapatkan pengalaman kerja nyata dan
langsung secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di
apotek dengan penyaluran obat kepada masyarakat.
3. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini kami sebagai Tenaga Teknis
Kefarmasiaan dapat membandingkan antara ilmu pengetahuan didapatkan di
akademi dengan keadaan yang sebenarnya di apotek
5.2 Saran
1. Sebaiknya jumlah stok obat habis pakai (disposable) yang ada di Apotek
Kurnia Farma mencukupi, sehingga pelayanan kepada pasien berjalan maksimal.
2. Disarankan kepada Apotek Kurnia Farma memiliki lebih banyak obat yang
beragam
3. Disarankan kepada mahasiswa selanjutnya yang melakukkan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) untuk lebih cepat tanggap mengenai fungsi obat dan bagaimana
dalam melayani pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Indonesia R. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan. Jakarta: Sekretariat Negara; 2014.
2. Indonesia Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. 2009,
3. Indonesia DKR, No PMK Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Dep Kesehat Republik Indones Jakarta. 73AD;
4. Malinda E. Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Apotek
Parahyangan Medan.
5. RI DK. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1027/Menkes. SK/IX; 2004.
6. Manief. Manajemen Farmasí. Gadjah Mada University, 1995.
7. Umar M. Manajeman Apotek Prakktis. Vol. 1. Solo, 2005.
8. Indonesia KKR. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 889/Menkes. Per,
9. Umar M. Manajemen Apotek Praktis. Cetakan I Penerbit Ar Rahman Solo.
2005;
10. Firmansyah M. Tata Cara Mengurus Perizinan Usaha Farmasi &
Kesehatan. VisiMedia, 2009.
11. Martini RADR, Taufiq MSDA, Si M. Implementasi Kebijakan Distribusi
Obat Pelayanan Kesehatan Dasar Menurut Sk. Menteri Kesehatan RI
Nomor: 1426/menkes/sk/xi/2002 Di Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Polit Gov Stud. 2013:461-76.
12. Indonesia Foha. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
6 Tahun 2016 Tentang Penggolongan Obat. Apotek, 2017.
13. Nomor U-U. tahun 1997 tentang Psikotropika Law Republic Indonesia
number 5 1997 Concern Psychotr. SAD,
14. Indonesia MKR. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 347/Menkes.
SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek. Jakarta: Kemenkes, 1990.
15. Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 73 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Menteri Kesehat
Jakarta 2016;