Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ( PKL )

APOTEK KIMIA FARMA KEBAYORAN LAMA NO. 55


JAKARTA BARAT

Disusun Oleh :
Sundari

(13006)

Wiki Widowati

(13007)

AKADEMI FARMASI BHUMI HUSADA


JAKARTA
2016

LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan ( PKL )

Di Apotek Kimia Farma Kebayoran Lama


Disusun oleh:
Sundari

(NIM: 13006)

Wiki Widowati

(NIM:13007)

Disetujui oleh:

Pembimbing 1

Pembimbing 2

Wahyu Dwi Purnomo, S.Si, Apt

Dra. Kusbandimah

Mengetahui,
Direktur
Akademi Farmasi Bhumi Husada

Dra.Chusun, Apt., M.Kes


DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Copy Resep, Etiket, dan Kantong Plastik Obat
2. Lampiran 2 Alur Pelayanan Pasien
3. Lampiran 3 Alur Penerimaan Barang

4. Lampiran 4 Kartu Suhu Ruangan Kulkas


5. Lampiran 5 Obat- obat di Apotek Kimia Farma Kebayoran Lama No.
55

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Kimia
4

Farma No. 55, yang telah dilaksanakan sejak tanggal senin 18 29


Januari 2016.
Laporan ini kami susun untuk memberikan informasi mengenai
kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

yang kami lakukan di Apotek

Kimia Farma Kebayoran Lama. Kegiatan yang kami lakukan mengenai


pelayanan kefarmasian sehingga kami mengetahui kegiatan-kegiatan
yang dilakukan di Apotek.Semoga laporan ini dapat menambah wawasan
pengetahuan tentang pelayanan kefarmasian dan dapat menumbuhkan
rasa semangat untuk terjun ke dunia kerja bidang farmasi.
Pada kesempatan ini,

kami mengucapkan terimakasih

kepada

pihak- pihak yang telah membantu kami dalam melaksanakan kegiatan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Apotek, rasa terimakasih yang sebesarbesarnya kami ucapkan kepada:
1. Dra. Chusun, Apt., M.Kes, selaku Direktur di Akademi Farmasi Bhumi
Husada.
2. Dra. Kusbandimah,

selaku

Ketua

Program

Studi

sekaligus

pembimbing 2 yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan


bimbingan kepada kami di Akademi Bhumi Husada.
3. Wahyu Dwi Purnomo, S.Si, Apt, selaku pembimbing I di Apotek Kimia
Farma Kebayoran Lama yang telah memberikan pengetahuan
mengenai pelayanan kefarmasian di Apotek dan membingbing selama
melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

4. Dan kepada pihak- pihak lain yang turut membantu kami dalam
melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah
memberikan dukungan, semangat, informasi dan pengetahuan.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penulisan Laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL). Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik
serta saran yang membangun supaya laporan ini dapat diperbaiki dengan
sebaik-baiknya di masa yang akan datang.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan,

semoga laporan ini

dapat diterima dengan baik dan bermanfaat bagi bidang farmasi dalam
pelayanan kefarmasian di Apotek.

Jakarta, Febuari 2016

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................i
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iii
A. Latar Belakang..................................................................................1

B. Tujuan.................................................................................................2
C. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL).............................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................4
A. Apotek................................................................................................4
B. Pelayanan Kefarmasian.....................................................................5
C. Sumber Daya Kefarmasian................................................................6
D. Narkotika............................................................................................7
BAB III PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk.....................................................9
A. Sejarah PT. Kimia Farma (Persero) Tbk............................................9
B. Tujuan dan Fungsi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk........................10
C. Bentuk Perusahaan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.......................11
BAB IV APOTEK KIMIA FARMA KEBAYORAN LAMA NO.55...................14
A. Sejarah Apotek................................................................................14
B. Struktur Organisasi Apotek.............................................................16
C. Pengelolaan Apotek........................................................................16
BAB V KEGIATAN DAN PEMBAHASAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
(PKL)..........................................................................................................18
A. Pengelolaan (Manejerial) Farmasi...................................................18
B. Pelayanan Farmasi Klinik.................................................................23
C. Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Kefarmasian...........................26
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................28
A. Kesimpulan.......................................................................................28
B. Saran................................................................................................28
LAMPIRAN.................................................................................................30

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian pada Bab 1 ketentuan umum
pasal 1 menyebutkan bahwa Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan
termasuk

pengendalian

mutu

Sediaan

Farmasi,

pengamanan,

pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat,


pengelolaan obat,
informasi obat,
tradisional

[ 1 ]

pelayanan obat atas resep dokter,

serta pengembangan obat,

pelayanan

bahan obat dan obat

. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung

dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan


Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien[ 4]. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker.[ 13 ]
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan pada Bab 1 ketentuan umum pasal 1 menyebutkan
bahwa Kesehatan adalah keadaan sehat,

baik secara fisik,

mental,

spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup


produktif secara

sosial dan ekonomis. [

1 ]

Sumber daya di bidang

kesehatan

adalah

segala

dana,

bentuk

tenaga,

perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas


pelayanan

kesehatan

dan

teknologi

yang

dimanfaatkan

untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah,


pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.[ 2 ]
Setiap

orang

mempunyai

hak

dalam

memperoleh

pelayanan

kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Setiap orang berhak


untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggung jawab. Apoteker harus memahami dan
menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication
error) dalam proses pelayanan dan mengidentifikasi, mencegah, serta
mengatasi masalah terkait Obat (drug related problems),

masalah

farmakoekonomi, dan farmasi sosial (socio-pharmacoeconomy).


Tersedianya tenaga kesehatan merupakan salah satu penunjang yang
dibutuhkan dalam terlaksananya upaya kesehatan yang optimal. Untuk
terbentuknya tenaga kesehatan yang profesional maka Akademi Farmasi
Bhumi

Husada

Jakarta

bekerjasama

dengan

Apotek

untuk

menyelenggarakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) agar mahasiswa


mendapat pengalaman langsung bagaimana cara pelayanan kefarmasian
di Apotek.
B. Tujuan
1 Tujuan umum

Mampu mengetahui dan mempraktikan kegiatan pelayanan


kefarmasian yang berkualitas dan edukasi dalam kesehatan di
Apotek.
2 Tujuan khusus
a Pengelolaan Obat ( manajerial ), meliputi :
- Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai, mencakup : perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pemusnahan, pengendalian,

pencatatan dan

b
-

pelaporan.
Pengarsipan Resep
Sumber Daya Kesehatan
Pelayanan Farmasi Klinik, meliputi :
Penerimaan Resep Dokter sampai dengan Penyerahan Obat
Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan Konsultasi dengan

Apoteker
Standar Prosedur Operasional (SPO/SOP)
Monitoring dan Evaluasi pelayanan kefarmasian

A. Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL)


1 Bagi Penulis
Sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan berupa teori yang
didapat di Akademi yang digunakan di dalam kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL), serta untuk menambah wawasan tentang
pelayanan kefarmasian di Apotek.
2 Bagi Institusi
Sebagai referensi pustaka berupa bahan informasi dan acuan
untuk Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang lebih
baik di masa akan datang.
3 Bagi Apotek kimia farma Kebayoran Lama

Dengan adanya mahasiswa yang melakukan kegiatan Praktik Kerja


Lapangan (PKL) diharapkan dapat memberikan masukan dalam
meningkatkan

kualitas

yang

lebih

baik

dalam

kefarmasian di Apotek kimia farma Kebayoran Lama.

pelayanan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Apotek
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek pada pasal 1 menyebutkan, bahwa:
1 Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktik kefarmasian oleh Apoteker.[ 1 ]
2 Standar Pelayanan Kefarmasian

adalah

tolak

ukur

yang

dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam


menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.[ 2 ]
3 Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi,
kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronic
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai
peraturan yang berlaku.[ 4 ]
4 Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan
kosmetika.[ 5 ]
5 Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologiatau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi untuk manusia.[ 6 ]
6 Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan
yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,
mendiagnosis,

menyembuhkan

dan

meringankan

penyakit,

merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia,


dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. [ 7 ]
7 Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan
untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya
diatur dalam peraturan perundang-undangan. [ 8 ]
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada
pasal

menyebutkan

bahwa,

Penyelenggaraan

Pelayanan

Kefarmasian di Apotek harus menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi,


Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang aman, bermutu,
bermanfaat, dan terjangkau.
B Pelayanan Kefarmasian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 2009
tentang pekerjaan kefarmasian pada Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1
menyebutkan, bahwa:
1 Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan
Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.[ 4 ]
2 Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengedalian
mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan,
dan pendistribusi

atau penyaluran

obat, pengelolaan

obat,

pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta


pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. [ 1 ]

3 Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan


Kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian(TTK).[ 3 ]
4 Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah prosedur tertulis
berupa petunjuk operasional tentang Pekerjaan Kefarmasiaan. [16 ]
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek pada pasal 1 menyebutkan, bahwa:
1 Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.[ 9 ]
2 Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga
Menengah Farmasi/ Asisten Apoteker.[ 10 ]
3 Direktur Jenderal adalah Direktur Jendral pada Kementerian
Kesehatan yang bertanggung jawab di bidang kefarmasian dan alat
kesehatan.[ 11 ]
C Sumber Daya Kefarmasian
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek pada pasal 4 menyebutkan, bahwa:
1 Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek harus
didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian yang
berorientasi kepada keselamatan pasien. [ 1 ]
2 Sumber daya kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat 1
meliputi :
a Sumber daya manusia; dan

b Sarana dan prasarana


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 2009
tentang pekerjaan kefarmasian pada Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1
menyebutkan, bahwa:
1 Fasilitas

Kesehatan

adalah

sarana

yang

digunakan

untuk

menyelenggrakan pelayanan kesehatan.[ 7 ]


2 Fasilitas Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk
melakukan Pekerjaan Kefarmasian.[ 8 ]
3 Fasilitas Pelayanan Kefarmasian adalah srana yang digunakan
untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian, yaitu apotek,
instalasi farmasi sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau praktik
bersama.[ 11 ]
4 Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk
badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.[ 12 ]
D Narkotika
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
2009 Tentang Narkotika pada Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1
menyebutkan bahwa, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang
dapat menyebabkan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi

sampai

menghilangkan

menimbulkan ketergantungan.

[ 1 ]

rasa

nyeri,

dan

dapat

Pada pasal 7 menyebutkan bahwa,

Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan


kesehatan dan/ atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada pasal 6 Narkotika dobedakan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu :
1 Narkotika Golongan 1, dilarang digunakan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan. Narkotika golongan I, adalah Narkotika yang
hanya

dapat

digunakan

untuk

tujuan

pengembangan

ilmu

pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai


potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
2 Narkotika golongan II, adalah Narkotika berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
3 Narkotika golongan III, adalah Narkotika berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.

10

11

BAB III
PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk.

A Sejarah PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.


Sejarah Kimia Farma (KF) dimulai sekitar tahun 1957, pada saat
pengambil alihan perusahaan milik Belanda yang bergerak di bidang
farmasi oleh Pemerintah Republik Indonesia. Perusahanperusahaan
yang mengalami nasionalisasi antara lain N. V. Pharmaceutische
Hendel Svereneging J. Van Gorkom & Co., (Jakarta), N. V. Chemicalier
Handle Rathcamp & Co., (Jakarta), N. V. Bandoengsche Kinine
Fabriek,

(Bandung),

N.

V. Jodium

Onderneming

Watoedakon

(Mojokerto) dan N. V. Verband Stoffe Fabriek (Surakarta).

Berdasarkan UndangUndang No. 86 tahun 1956, pemerintah


Indonesia melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan farmasi
Belanda tersebut dan menurut Peraturan Pemerintah No. 69 tahun
1968 statusnya diubah menjadi Perusahaan Negara Farmasi (PNF).
Perusahaan Negara Farmasi tersebut adalah PNF Radja Farma
(Jakarta), PNF Nurani Farma (Jakarta), PNF Nakula Farma (Jakarta),
PNF Bio Farma, Perusahaan Negara (PN) Bhineka Kina Farma
(Bandung), PN Sari Husada (Yogyakarta) dan PN Farmasi dan alat
kesehatan Kasa Husada (Surabaya). Pada tanggal 23 januari 1969,
berdasarkan PP No. 3 Tahun 1969 perusahaan perusahaan negara
tersebut digabung menjadi PNF Bhineka Kimia Farma dengan tujuan
12

penertiban dan penyederhanaan perusahaanperusahaan negara.


Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, perusahaan Negara
Farmasi Kimia Farma mengalami peralihan bentuk hukum menjadi
Badan Usaha Milik Negara dengan status sebagai Perseroan Terbatas,
sehingga selanjutnya menjadi (PT. Kimia Farma (Persero).

Pada

tahun 1998, terjadi krisis ekonomi di ASEAN yang mengakibatkan


APBN mengalami defist anggaran dan hutang negara semakin besar.
Untuk mengurangi beban hutang, pemerintah mengeluarkan kebijakan
privatisasi BUMN.Berdasarkan Surat Menteri Negara Penanaman
Modal Dan Pembinaan BUMN No.S-59/M-PM.BUMN/2000 tanggal 7
maret 2000, PT. Kimia Farma diprivatisasi. Untuk dapat mengelola
perusahaan lebih terarah dan berkembang dengan cepat, maka direksi
PT. Kimia Farma (Persero) mendirikan dua anak perusahaan pada
tanggal 4 januari 2002 yaitu PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia
Farma Trading dan Distibution. Pada tanggal 4 Juli tahun 2002 PT.
Kimia Farma Tbk. resmi terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
Bursa Efek Surabaya (BES) sebagai perusahaan publik dan berubah
namanya menjadi PT. Kimia Farma (Persero), Tbk.
B Tujuan dan Fungsi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Tujuan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. adalah turut serta dalam
melaksanakan

dan

menunjang

kebijaksanaan

serta

program

pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada


umumnya, khususnya kegiatan usaha dibidang industri kimia, farmasi,

13

biologi, dan kesehatan serta industri makanan dan minuman. Selain itu
juga bertujuan untuk mewujudkan PT. Kimia Farma (persero) Tbk,
sebagai salah satu pemimpin pasar (market leader) di bidang farmasi
yang tangguh.
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, mempunyai 3 fungsi, yaitu :
-

Mendukung setiap kebijaksanaan pemerintah di bidang pengadaan


obat, mengingat PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. merupakan salah
satu badan usaha milik negara dalam bidang industri farmasi.

Memupuk laba demi kelangsungan usaha.

Sebagai

agent

perkembangan

of

development

yaitu

menjadi

pelopor

kefarmasian di Indonesia.

C Bentuk perusahaan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.

PT. Kimia farma (persero)Tbk, mempunyai Logo matahari terbit


yang memiliki makna sebagai berikut:

14

Simbol matahari , menunujukan makna:


Paradigma baru
Optimistis
Komitmen
Sumber energy
Semangat abadi
Sifat abadi
Sifat huruf
Kokoh
Dinamis
Bersahabat
PT.Kimia Farma (Persero) Tbk pada anak perusahan PT.Kimia

Farma

Apotek,

mempunyai

visi

dan

misi

untuk

memajukan

perusahaanya, yaitu sebagai berikut:


Visi
Menjadi perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia dan
berdaya sebagai global.
-

Misi
Menyediakan produk dan jasa layanan kesehatan yang unggul
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan mutu

kehidupan.
Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk menigkatkan
nilai bagi perusahaan bagi pemegang saham, karyawan dan pihak
lain yang berkepentingan dan meninggalkan prinsip- prinsip tata
kelola perusahaan yang baik.
PT.KimiaFarma (Persero) Tbk, merupakan bentuk perusahaan

dengan jenis Badan Usaha Milik Negara ( BUMN )/publik, yang


memiliki symbol saham IDX:KAEF dengan industri/ jasafarmasi yang
didirikan pada tahun 1971 yang merupakan pemilik pemerintahn

15

Indonesia

dengan

selingan

Pengabdian

Sepenuhnya

Untuk

Kesehatan Bangsa.

BAB IV
APOTEK KIMIA FARMA KEBAYORAN LAMA NO.55
A. Sejarah Apotek
Apotek Kimia Farma Kebayoran Lama No.55 merupakan cabang
dari perusahaan

PT. Kimia Farma Apotek (KFA) yang merupakan

anak perusahaan perseroan yang didirikan berdasarkan akta pendirian


tanggal 4 januari 2003. Sejak tahun 2001.KFA menyediakan layanan

16

kesehatan yang terintegrasi meliputi layanan farmasi (apotek), klinik


kesehatan, laboratorium klinik dan optik, dengan konsep One Srop
Health Care Solution (OSHcS) sehingga semakin memudahkan
masyarakat mendapatkan layanan kesehatan berkualitas.Komposisi
pemegang saham PT Kimia Farma (Persero)Tbk yaitu 99.99% dan
Yayasan Kesejahtraan Keluarga Kimia Farma (YKKKF) 0.01%.
Apotek Kimia Farma Kebayoran Lama No.55 terletak di Jl.
Kebayoran Lama No.50 Jakarta Barat, yang memiliki lokasi strategis
dan mudah dijangkau karena terletak ditepi jalan raya yang dilalui
kendaraan dua arah, dilalui kendaraan umum, berdekatan dengan
pemukiman penduduk, bank, klinik praktek dokter, laboratorium, pusat
perbelanjaan, sekolah, dan lain-lain yang

memudahkan konsumen

untuk ke Apotek tersebut. Bangunan Apotek Kimia Farma Kebayoran


Lama No.55 terbagi menjadi tiga bagian , yaitu:
-

Bagian luar, yang terdapat area parkir, papan Apotek Kimia Farma,

neon box dan spanduk jadwal dokter.


Bagian swalayan, yang terdapat obat yang dapat diambil dan pilih
oleh konsumen, seperti obat bebas dan obat bebas terbatas serta
terdapat alat kesehatan, bahan medis habis pakai seperti kapas,
pembalut, kasa, dan lain-lain, selain itu juga terdapat makanan dan

minuman
Bagian dalam, yang terdapat obat narkotik dan psikotropik, obat
keras, infus, dan wajib apotek.

17

Apotek Kimia Farma Kebayoran Lama No.55 mempunyai pelayanan


kefarmasian yang melayani resep dokter secara tunai dan kredit, resep
dokter melalui BPJS, penjualan obat wajib Apotik, obat bebas dan
obat bebas terbatas . adapun shift kerja yang ada terbagi men jadi
tiga shift, yaitu:
-

Shift pertama
Shift kedua
Shift ketiga

: pukul 08.00-15.00 WIB


: pukul 15.00-22.00 WIB
: pukul 22.00-08.00 WIB

Selain itu Apotek Kimia Farma Kebayoran Lama No.55 mempunyai


Standart Operasional Prosedur (SOP).Yang ada prinsipnya kerjakan
apa yang di catat dan cata tapa yang dikerjakan. Dan memberikan
pelayanan yang sopan, cepat, dan
meningkatkan mutu pelayanan.

18

ramah kepada pasien dalam

B. StrukturOrganisasiApotek

C. PengelolaanApotek
Manajemen PT.Kimia Farma Apotek terdiri dari beberapa unit bisnis
manajer

(BM).

Masing-

masing

BM

mengelola

pengelolaan

pengadaan, pelayanan, dan administrasi keuangan dari apotek- apotek


pelayanan yang berada dalam wilayah nya. Salah satu keuntungan
dari sistem pengelolaan tersebut yaitu adanya kesatuan manajemen
dalam mengelola persediaan barang, baik penyimpanan maupun
pembelian kepada distributor, sehingga meningkatkan efesiensi,
efektivitas, serta produktivitas kerjanya. Dan kerugian dari system
adalah meningkatnya lead time dalam pengadaan

barang. Hal ini

terjadi karena pemesanan dari apotek- apotek pelayanan

kepada

distributor dilakukan secara kolektif dalam suatu waktu melalui BM.


Barang kebutuhan apotek yang tersedian digudang BM akan langsung
19

di droping oleh BM kepada Apotek yang membutuhkanya. Barang


kebutuhan apotek yang tidak tersedia di apotek yang tidak tersedia
digudang BM akan dipesan kepada distributor untuk selanjutnya
dikirimkan kepada Apotek

yang bersangkutan beserta dengan

fakturnya dikirimkan kepada apotek yang bersangkutan beserta


dengan fakturnya agar dapat mengecek barang yang diterima sesuai
dengan yang dipesan. Dan untuk pemesanan obat narkotika dilakukan
langsung apotek- apotek pelayanan dengan mengirimkan surat
pemesanan (SP ) dari Apotek sendiri kepada PBF
Visi
Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan yang terkemuka
dan mampu memberikan solusi kesehatan masyarakat di indonesia.
Misi
-

Jaringan layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi jaringan


Apotek, Klinik, Laboratorium

klinik, dan

layanan

kesehatan

lainnya.
-

Saluran distribusi

utama

bagi

produk

sendiri

dan

produk

prinsipal.
-

Pengembangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan

lainnya. Apotek Kimia Farma Kebayoran Lama No. 55

juga

mempunyai gretting dalam menyapa konsumen yang berkunjung ke


Apotek, seperti :

20

Ketika pasien datang, mengucapkan :


Selamat

datang

di

Apotek

Kimia

Farma, ada

yang

bisa

dibantu ?
Ketika pasien pergi, mengucapkan :
Terima kasih, semoga sehat selalu

BAB

KEGIATAN DAN PEMBAHASAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


A. Pengelolaan (Manejerial) Farmasi
1. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
Pengelolaan Sediaan Farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai dalam pelayanan

kefarmasian di Apotek Kimia Farma

Kebayoran Lama No.55 terdiri dari :


- Perencanaan, dilakukan dengan

metode

konsumsi

yang

berdasarkan pada data stok yang ada. Adanya stock minimum


yang tersedia biasanya maksimal 1 (satu) minggu sekali. Stok
minimum ini dilihat untuk mengetahui jumlah obat tersebut sudah
dikit dan akan habis jika tidak segera dipesan kembali. Oleh karena
itu, adanya stok minimum agar obat selalu tersedia di Apotek. Hal
-

tersebut sudah cukup baik.


Pengadaan, untuk tersedianya obat maka pengadaan yang
dilakukan yaitu melalui pemesanan langsung dari Apotek Kimia
Farma Kebayoran Lama No.55 ke bagian pusat Apotek Kimia

21

Farma untuk mengirimkan barang obat yang dipesan. Pemesanan


dilakukan seminggu sekali melalui e-mail atau via telepon. Barang
dikirim disertakan dengan salinan pesanan dan fakturnya untuk
memudahkan pengecekan. Jika barang yang dipesan tidak ada di
pusatnya maka pemesanan dilakukan langsung ke PBF. Hal
tersebut menurut kami sudah cukup baik dalam pengadaan barang
obat d Apotek karena barang obat yang hampir habis sudah dapat
-

dipesan kembali sehingga dapat mencegah kekosongan obat.


Penerimaan, ketika barang sudah dikirim maka penerimaan barang
dilakukan oleh Apoteker atau Asisten Apoteker dan setelah itu
barang dicek satu per satu sesuai dengan fakturnya jadi barang
yang diterima sesuai dengan yang dipesan, setelah sudah sesuai
dan benar baik nama, jumlah, nomor batch, tanggal kadaluarsa
obat, maka obat tersebut baru boleh ditempatkan sesuai pada
tempatnya. Hal tersebut sudah cukup baik tetapi terkadang barang
yang diterima berjumlah banyak sekali sehingga tempat obat yang

diterima penuh.
Penyimpanan, obat disimpan pada rak obat berdasarkan dengan
farmakoterapi obat dan disusun secara alfabetis serta ada juga
yang disimpan pada lemari pendingin dengan suhu tertentu,
sehingga dapat memudahkan petugas dalam mengambil obat dan
terlihat rapi dalam penyimpanan obat-obatnya. Untuk obat narkotik
dan

psikotropik

mempunyai

disimpan

kunci

pada

tersendiri

22

lemari

yang

yang

dipegang

berbeda

dan

oleh Apoteker.

Pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First In First Out) yaitu


obat yang pertama masuk maka obat tersebut yang pertama keluar.
Dalam hal penyimpanan obat tersebut

sudah sesuai

dengan

peraturan yang berlaku. Sedangkan untuk menyimpan barang obat


yang sudah tidak cukup pada rak obatnya maka obat tersebut di
simpan pada rak obat yang kosong dikarenakan tidak ada gudang
khusus untuk penyimpanan obat yang datang pada waktu yang
sama dan dalam jumlah yang banyak. Menurut kami ini sudah
cukup baik karena obat yang disimpan akan cepat habis dan juga
untuk efisiensi tempat tetapi akan lebih baik lagi jika terdapat
-

gudang obat.
Pemusnahan, jika terdapat obat yang rusak dan kadaluarsa maka
apoteker akan melapor ke bagian pusat untuk memusnahkan obat
yang rusak dan kadaluarsa sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan. Di Apotek tidak dilakukan pemusnahan sendiri tetapi
dimusnahkan bersama di bagian pusat Apotek Kimia Farma untuk

mengefesiensi waktu.
Pengendalian, untuk mengendalikan persediaan pelayanan agar
tidak terjadi kekosongan, kelebihan, kekurangan, kehilangan,
kerusakan, kadaluarsa, dan pengembalian pesanan obat maka
dilakukan stok opname setiap 3 (tiga) bulan sekali untuk mengecek
persediaan obat. Stok opname dicatat pada kartu stok yang
didalamnya terdapat kolom nama obat, jumlah obat, jumlah sisa
obat dan paraf tetapi tidak tersedia kolom nomor batch, setiap obat

23

dan juga disimpan di dalam komputer untuk mempermudah


mengetahui persediaan obat yang ada. Dalam pengendalian ini
-

sudah dapat dikendalikan dengan baik.


Pencatatan dan pelaporan, pencatatan dilakukan pada sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang pada
pengadaan barangnya besertakan dengan surat pesanan dan
fakturnya, penyimpanan pada kartu stok dan komputer, penyerahan
dengan struk penjualan. Pelaporan akan dibuat secara internal
yang merupakan pelaporan untuk kebutuhan manjemen Apotek,
seperti pelaporan keuangan, barang, dan lain-lain serta dibuat
secara eksternal yang merupakan pelaporan untuk memenuhi
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-

undangan, seperti pelaporan narkotika, psikotropika, dan lain-lain


yang akan dilaporkan ke bagian pusat Apotek Kimia Farma untuk
diketahui secara jelas.
2. Pengarsipan Resep
Resep yang diterima oleh Apotek ada dua macam yaitu resep
BPJS dan resep tunai yang diarsipkan secara berbeda di dalam
komputer yang berbeda sesuai dengan jenis resepnya sehingga tidak
tercampurkan data resep BPJS dan resep tunai. Resep yang telah
disimpan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun akan dimusnahkan
dengan membuat pelaporan pemusnahan resep ke bagian pusat.
Resep BPJS yang diterima 10 resep perhari, sedangkan resep
tunai yang diterima 50 resep perhari.Resep tersebut diarsipkan untuk
mengetahui jumlah obat yang keluar.
3. Pengelolaan Sumber Daya Kesehatan

24

a. Sumber Daya Manusia (SDM)


Tenaga kesehatan di Apotek Kimia Farma berjumlah 11
(sebelas) orang tenaga kesehatan yang diantaranya terdiri dari :
- 1 (satu) orang Apoteker
- 1 (satu) orang Asisten Pendamping Apoteker
- 9 (sembilan) orang Asisten Apoteker
Tenaga kesehatan di Apotek ini sudah cukup dan bekerja
dengan jadwal shift yang bergantian ada tiga shift yaitu shift
pagi, sore, dan malam karena Apotek buka selama 24 jam untuk
melayani kebutuhan masyarakat.
b. Fasilitas Kesehatan
1. Fasilitas Kesehatan

yang dimiliki

Apotek Kimia Farma,

meliputi :
- Klinik Laboratorium
- Praktek Dokter
- Ruang Konsultasi Apoteker
- Ruang peracikan obat dan penyerahan obat
- Ruang tunggu yang nyaman dilengkapi dengan AC,
televisi,

majalah kesehatan, tempat brosur, dan tempat

sampah.
2. Perlengkapan Pelayanan Kefarmasian, meliputi :
- Rak : Etiket, kantong etiket, kantong plastik obat
- Rak obat obat
- Lemari Narkotik dan psikotropik
- Lemari es untuk obat- oba t khusus
- Kasir
- Kwitansi, copy resep, dan Buku bukti pembayaran
- FOI ( Formularium Obat Inhealth ) edisi VII 2015
- Streples dan Lakban
- Telepon, Komputer, Printer struck
- Brosur, majalah
- Kalkulator, buku telepon, bolpoin
- Mesin ATM
- AC
- Kalender, Jam dinding
- Stempel Kimia farma

25

3. Penunjang Pelayanan Kefarmasian


-Buku : ISO, MIMS, DLL
-Timbangan
-Mortir dan Stamper
-Batang pengaduk
-Gelas ukur
-Blender obat
-Mesin cetak puyer
-Pipet tetes, spantel
-Pot plastik, botol obat, sendok obat
B. Pelayanan Farmasi Klinik
1. Penerimaan resep dokter dan penyerahan o bat
- Pasien datang ke apotek dengan membawa resep dokter untuk
ditebus/ diracik, setelah itu petugas merima resep sekaligus
melakukan

skrining

untuk

mengecek

kelengkapan

resep

berdasarkan administrasi, farmakologi terapi, dan secara klinik,


jika resep tidak lengkap akan ditolak dan tidak dilanjutkan, tetapi
jika resep lengkap maka akan disiapkan obat berdasarkan
dengan resep setelah diproses di dalam komputer dan
melakukan pembayaran terlebih dahulu, penyiapannya berupa
-

nama pasien, jumlah obat, jenis obat, dan etiket.


Setelah itu
pasien menerima nomor resep dan selama

penyiapan obat pasien menunggu diruang tunggu.


Kemudian obat dilakukan peracikan dan pengemasan, setelah
sudah selesai obat diperiksa kembali, jika sudah sesuai akan

diserahkan ke pasien.
Penyerahan obat ke pasien dengan memanggil nama pasien
setelah itu mencocokkan nomor resep pasien jika benar obat
akan diserahkan beserta dengan informasi obatnya.

26

Penerimaan resep sampai dengan penyerahan resep di Apotek

ini sudah cukup baik dan sesuai.


Berikut ini adalah bagan alur pelayanan resep :
Alur Pelayanan Resep

27

2. Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan Konsultasi dengan


Apoteker
Pelayanan informasi obat (PIO) adalah kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat,
komprehensif, terkini oleh apoteker kepada pasien, tenaga kesehatan,
masyarakat maupun pihak yang memerlukan.
Kegiatan Pelayanan informasi obat (PIO) yang dilaksanakan di
Apotek
ini, diantaranya adalah menjawab pertanyaan dari pasien, membuat
brosur, leafleat, dan lain-lain untuk dapat diketahui oleh pasien.
Sedangkan Konsultasi dengan Apoteker yaitu konseling pasien
yang merupakan informasi khusus kepada pasien yang mempunyai
kriteria pasien untuk diberikan konseling, seperti : pasien penyakit
kronis, pasien kondisi khusus, pasien dengan tingkat kepatuhan
rendah, pasien dengan polifarmasi, dan pasien yang menggunakan
obat dengan indeks terapi sempit(digoksin, fenitoin, teofilin). Hasil dari
kegiatan Pelayanan informasi obat (PIO) tersebut akan dicatat dan
didokumentasikan untuk arsip laporan.
3. Standar Prosedur Operasional (SPO/SOP)
Standar Prosedur Operasional (SPO/SOP) di Apotek ini sudah
diterapkan dan sesuai, standar pelayanan sudah ditempel pada
dinding agar dapat dilihat dan dibaca, beberapa standar pelayanannya
-

adalah sebagai berikut :


Standar Pelayanan Apotek Kimia Farma ( Lemari Narkotik)

28

Lemari dalam keadaan baik, tidak berpindah tempat dan layak

digunakan
Terdapat kartu stok dan cek jumlah stok sesuai dengan catatan

kartu setiap hari


Laporan bulanan sesuai, kerjakan dan selesai sebelum tanggal

5
Lemari dalam

keadaan

terkunci dan dapat segera dibuka bila

dibutuhkan
a. Standar Sarana Apotek Kimia Farma (Seragam Kerja)
- Seragam kerja yang digunakan bersih, tapi sesuai dengan
-

jadwal yang telah ditetapkan


Memakai ID / atribut / kartu pengenal di sebelah kiri dada
Masker digunakan saat meracik
Apoteker memakai jas praktek, terdapat papan nama

Apoteker di sebelah kiri dada.


b. Standar Kebersihan Ruang Peracikan (Pastikan)
- Terdapat alat racik yang bersih, kering dan rapi siap
-

digunakan
Terdapat alat tulis, sarana lain yang lengkap, siap digunakan
AC / exhause Fan / kipas tetap terjaga bersih dan bekerja

dengan baik
Ruangan tidak berdebu dan tidak berbau
Tidak terdapat kotoran sampah
tempat sampah dalam keadaan kering, bersih dan tertutup
rapi.

C. Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Kefarmasian


Pelayanan kefarmasian dimonitoring dan dievaluasi melalui metode
evaluasi yaitu Audit yang emrupakan usaha untuk menyempurnakan
kualitas pelayanan dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan
pelayanan dengan menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar

29

yang dikehendaki dan merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi,


menyempurnakan Pelayanan Kefarmasian secara sistematis. Audit
dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap proses
dan hasil pengelolaan. Audit ini dilakukan untuk meningkatkan mutu
manajerial dan mutu pelayanan farmasi klinik serta kualitas pelayanan
yang diberikan petugas Apotek kepada pasien dalam hal, seperti :
keramahan, kesopanan, gretting, kecepatan pelayanan, dan melayani
dengan sepenuh hati. Hal seperti itulah yang terus dipantau dan
dievaluasi agar pasien/ pelanggan merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh Apotek Kimia Farma. Monitoring dan evaluasi yang
dilakukan ini sudah cukup baik tetapi akan lebih lagi jika metode yang
digunakan tidak hanya audit saja tetapi dengan metode lainnya untuk
dapat

memonitoring

dan

mengevaluasi

diharapkan.

30

sesuai

dengan

yang

BAB

VI

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Dari hasil Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Apotek
KimiaFarma Kebayoran

Lama No. 55 dapat disimpulkan, sebagai

berikut :
- Pengelolaan Obat (manajerial) di Apotek ini yang meliputi : Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, Bahan Medis Habis Pakai, Pengarsipan
Resep, dan Sumber Daya Kesehatan sudah dikelola dengan baik
-

dan dan sesuai.


Pelayanan Farmasi Klinik, yang meliputi : Penerimaan resep
sampai dengan penyerahan obat, Pelayanan Informasi Obat (PIO)
dan

Konsultasi

dengan

Apoteker,

serta

Standar

Prosedur

Operasional (SPO/SOP) sudah sesuai dengan prosedur.


Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Kefarmasian dengan metode
evaluasi secara audit sudah berjalan dengan baik.

B. Saran
Saran

yang

dapat

kami

berikan

sebagai

masukan

untuk

meningkatkan Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kimia Farma


Kebayoran Lama No. 55, yaitu sebagai berikut :
- Dalam penyimpanan obat diperlukan gudang penyimpanan obat
untuk menyimpan obat yang baru datang agar dapat disimpan
-

dengan rapi dan baik.


Perlu penambahan kolom nomor batch pada kartu stok.
Mengadakan pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy
care) sperti mengadakan kunjungan rumah khususnya untuk
31

kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis


-

lainnya.
Sebaiknya metode evaluasi yang di gunakan tidak hanya audit
tetapi dengan metode evaluasi yang lainnya seperti review, survei,
dan observasi, metode- metode tersebut dapat digabungkan
sehingga monitoring dan evaluasi dapat berjalan dengan lebih

baik.
Terdapat 1 ruang khusus untuk konseling pasien agar pasien

merasa lebih nyaman untuk konseling dengan Apoteker.


Sebaiknya dilakukan pencatatan waktu tunggu obat racikan dan
non racikan agar pasien tidak lama menunggu.

32

LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1
Copy Resep, Etiket, dan Kantong Plastik Obat
-

Copy Resep

Etiket
33

Kantong Plastik Obat

Lampiran 2
Alur Pelayanan Pasien

34

ALUR PELAYANAN PASIEN


Pasien Pulang

Pasien
Datang
Pendaftaran dan
Kasir
(Perawat)
Entry data pasien
Memberikan
No Urut Pasien
Menyiapkan Medical

No
Urut
Pasien

Pembayaran ADM dan


Hasil Pemeriksaan Dokter
ke Kasir

Obat

Ruang praktek
Resep Dokter

(Dokter)
Diagnosa
Pemeriksaan
Tindakan DLL.

Rujukan
ke Lab
jika
Diperluka

Hasil
Pemeriksaan
Laboraorium

Laboratorium Klinik

Lampiran 3
Alur Penerimaan Barang
PENERIMAAN BARANG

35

Apotek

Bon Penerimaan
Barang
(BPBA)

Asisten Pendamping
Apoteker (APA)

Business
manager
(BM)

Logistik

Pedagang besar
farmasi
(PBF)

Khusus untuk pemesanan barang narkotik dan psikotropik harus dengan


surat pemesanan dari apoteker.

Lampiran 4
Kartu Suhu Ruangan Kulkas
KARTU SUHU RUANGAN KULKAS
PERACIKAN / SWALAYAN / KULKAS

36

BULAN FEBRUARI 2015


TANGGAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

SHIFT
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE
PAGI
SORE

PUKUL
08.00
15.00
08.30
15.30
09.00
16.00
07.00
15.00
07.30
15.30
08.00
16.00
08.30
15.30
09.00
15.30
07.00
15.45
07.30
14.00
07.45
15.00
08.00
15.30
08.30
15.45
09.00
16.00
08.45
15.00
07.00
15.30

SUHU
5 0C
2 0C
3 0C
5 0C
6 0C
8 0C
2 0C
4 0C
3 0C
5 0C
8 0C
7 0C
2 0C
3 0C
5 0C
4 0C
6 0C
30C
6 0C
7 0C
2 0C
4 0C
3 0C
5 0C
6 0C
7 0C
3 0C
2 0C
5 0C
8 0C
6 0C
4 0C

Lampiran 5
Obat-obat di Apotek Kimia Farma Kebayoran Lama No. 55

37

PARAF

OBAT 0BAT di APOTEK KIMIA FARMA KEBAYORAN LAMA


NO. 55
NO
1
2
3
4
5

ANTI JAMUR
Diflucan 500 mg, 150 mg
Formyco 200 mg
Fulcin 500 mg
Fungasol 200 mg
Grazol 200 mg

NO
1
2
3
4
5

NO
1
2
3
4
5

PENCERNAAN
Acpulsif 5 mg
Acran 150 mg
Anvomer B6
Benozym
Becantex

NO
1
2
3
4
5

ANTIPIRETIK
Alerfed
Alupent 20 mg
Ataroc 25 mcg, 50 mcg
Bestalin 25 mg
Bricasma 25 mg

NO
1
2
3
4
5

ANTIBIOTIK
Amoxillin 500 mg
Amoxil 50 mg
Anfix 100 mg
Amoxsan 250 mg, 500 mg
Augmentin 500 mg

NO
1
2
3
4
5

GENERIK
Acyclovir 200 mg, 400 mg
Allopurinol 100 mg, 300 mg
Amlodopine5 mg, 10 mg
Amoxycillin 250 mg, 500 mg
Ampicillin 500 mg

NO
1
2
3
4
5

ANALGESIK
Megabal 500 mcg
Meloxin 7.5 mg, 15 mg
Mertigo SR 6 mg
Methycobal 250 mg, 500 mg
merislon

NO
1
2
3
4
5

ALERGI
Aerius 5 mg
Allerhis 10 mg
Alloris 10 mg
Avil 25 mg
Cerini 10 mg

NO

HORMON,

NO
1
2
3
4
5

NO
1
2
3
4
5
KOLESTEROL, NO

38

ANTIVIRUS
Baraclude 1 mg
Clinovir 200 mg, 400 mg
Herclov 500 mg
Isoprinosine 500 mg
Sebivo 600 mg
PRODUK KIMIA FARMA
Betaserg 8 mg, 24 mg
Duvadilan
Doxef 500 mg
Enkapyrin
Fungarol

HIPERTENSI
Alovell 10 mg, 70 mg
Amlodipine tab 10 mg
Eclid 100 mg
Hipolip kap 300 mg, 100 mg
Transamin tab 250 mg, 500 mg
ANTIVIRUS

1
2
3
4
5
N
O
1
2
3
4
5

ANTI DIABETES
Cataflam drop
Somerol 4 mg
Urogetik 100 mg
Urispas 200 mg
Urixin 400 mg

1
2
3
4
5

Baraclude 1 mg
Clinovir 200 mg, 400 mg
Herclov 500 mg
Isoprinosine 500 mg
Sebivo 600 mg

PSIKOTROPIK

NO

NARKOTIK

Ativan 0.5 mg, 1.5 mg, 2 mg


Alprazolam 0.5 mg, 1 mg
Diazepam 2 mg
Esilgan 1 mg, 2 mg
Haloperidol 5 mg

1
2
3
4
5

Codein 10 mg, 15 mg
Codipront kapsul
Codipront syr 60 ml
Coditam tab
MST Continus 10 mg, 15
mg

39

Anda mungkin juga menyukai