Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

APOTEK KIMIA FARMA

Disusun sebagai salah satu syarat mengikuti ujian siding praktik kerja industri
(PRAKERIN)

Disusun oleh:

 Neng kiki fitriyani


 Silvia sari

Sekolah menengah kejuruan


BHAKTI KENCANA SOREANG
Jl. Raya Soreang-Banjaran KM2 Cipetir kec. Soreang kab Bandung
Telp. (022) 85871752
Email: Bhaktikencanasoreang@ymail.com
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Idustri (Prakerin) di Apotek Kimia
farma ini tanpa suatu halangan apapun. Adapun penyusunan laporan ini
berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan Praktk Kerja Industri,
serta data-data dan keterangan dari pembimbing.
Dalam menyusunkan laporan ini kami sudah berusaha sebaik mungkin,
namun tentu masih banyak kekurangan. Kami berharap semoga laporan ini bisa
menjadi bahan referensi bagi peserta didik yang akan datang setelah kami. Dan
kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
 Ibu Resli Kumala Pertiwi S.Si.,Apt selaku apoteker sekaligus pembimbing
di Apotek Kimia Farma
 Pak Erick Kurniawan selaku pembimbing Praktik Kerja Industri di SMK
Bhakti Kencana Soreang
 Ibu Sanny Leniawati, S.Si.Apt selaku kepada kompetensi jurusan farmasi
SMK Bhakti Kencana Soreang
 Bapak Wawan Kurniawan, S.Farm.,Apt, selaku kepala sekolah SMK
Bhakti Kencana Soreang
 Panitia prakerin SMK Bhakti Kencana Soreang
 Staf dan karyawan Apotek Kimia Farma

Penyusunan laporan ini sebagai salah satu pelatihan untuk membuat


laporan Prakerin (praktik kerja industri) sebagai landasan agar laporan
yang dihasilkan maksimal. Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk ini kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat saya harapkan. Semoga laporan ini menjadi bermanfaat khususnya
bagi penulis umumnya bagi pembaca.

i
Bandung,februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................6
PENDAHULUAN...................................................................................................6
1.1 Latar belakang...............................................................................................6
1.2 Rumusan masalah.........................................................................................6
1.3 Tujuan...........................................................................................................7
1.3.1 Tujuan mengikuti prakerin........................................................................7
1.3.2 tujuan pembuatan laporan.........................................................................7
1.4 Sistematik Penulisan Laporan.......................................................................7
1.5 waktu dan Tempat Pelaksanaan Prakerin......................................................8
BAB II....................................................................................................................10
URAIAN UMUM..................................................................................................10
2.1 Definisi Apotek............................................................................................10
2.2 Tugas dan Fungsi Apotek............................................................................10
2.3 Tujuan Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek..................11
2.4. Standar Pelayanan Kefarmasian..................................................................11
2.5. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat kesehatan dan Bahan Medis Habis
pakai.......................................................................................................................11
2.6. Obat.............................................................................................................14
BAB III..................................................................................................................17
URAIAN KHUSUS...............................................................................................17
3.1 Sejarah Kimia Farma...................................................................................17
3.2 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma 381................................................18
3.3 Kepegawaian Apotek Kimia Farma 381.......................................................19
3.4 Standart oprating procedure (SOP)..............................................................20
3.5 Visi dan Misi Apotek Kimia Farma.............................................................20
3.6 Standar Grooming Associates Apotek Kimia Farma...................................21
3.7 Tata ruang di Apotek Kimia Farma.............................................................22
BAB IV..................................................................................................................24
PEMBAHASAN....................................................................................................24

iii
4.1 Standar Pelayanan Kefarmasian Apotek Kimia Farma 381..........................24
4.2 Sistem perencanaan, pengadaan, penerimaan penyimpanan perbekalan
farmasi diapotek Kimia Farma 381........................................................................24
BAB V....................................................................................................................29
KESIMPULAN & SARAN...................................................................................29
5.1 kesimpulan.......................................................................................................29
5.2 saran..............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................32

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pratik Kerja Industri (Prakerin) merupakan program khusus yang harus


dilaksanakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan
kurikulum yang sudah ditentukan. Program ini dilaksanakan di luar sekolah
dalam bentuk praktik kerja di dunia usaha / industri (Instansi) dengan
mempertimbangkan struktur program kurikulum, kalender Pendidikan, dan
kesediaan dunia usaha / industri (Instansi) untuk dapat menerima para siswa
melakukan Pratik Kerja Industri ini.

Praktik Kerja Industri dimaksudkan unutk dapat mendekatkan siswa


kepada tuntunan kerja / industri, yang sekaligus diharapkan mampu
memberikan umpan balik kepada pihak dunia usaha / industri, maupun
sekolah sebagai Lembaga pelaksana Pendidikan formal, sehingga diperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang standar kualifikasi lulusan SMK yang
sesuai kebutuhan pasar kerja industri kerja dunia usaha / industri serta
masukan yang berarti bagi pengembangan mutu Pendidikan khususnya di
SMK Bhakti kencana Soreang .

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Bagaimana cara menjadi tenaga teknis kefarmasian yang kompeten?


1.2.2 Bagaimana cara pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pengendalian,
perbekalan farmasi yang baik di Apotek Kimia Farma?
1.2.3 Bagaimana cara melayani pasien yang baik di Apotek Kimia Farma?
1.2.4 Bagaimana cara melayani resep yang baik di Apoek Kimia Farma?
1.2.5 Bagaimana cara melakukan Stock Opname yang baik di Apotek
Kimia Farma?

1
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan mengikuti prakerin

a. Sebagai salah satu kewajiban dari sekolah yang harus dipenuhi


b. Mengimplementasikan materi yang selama ini didapatkan
disekolah
c. Melatih keterampilan siswa untuk menjadi Tenaga Teknis
Kesehatan yang kompeten

1.3.2 tujuan pembuatan laporan

a. sebagai salahsatu bentuk latihan dalam menghadapi uji


kompetensi pada akhir pembelajaran
b. menambah wawasan karya ilmiah
c. sebagai bukti telah melaksanakan Prakerin

1.4 Sistematik Penulisan Laporan

Panduan Draf Laporan


Draf laporan terdiri dari:
1. Urutan Halaman
A. Judul
B. Pengesahan dari sekolah dan DU/DI
C. Kata pengantar
D. Daftar isi
E. Daftar gambar/table (jika perlu)
2. Isi laporan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan dan Tujuan Masalah
1.3 Sistematik Penulisan Laporan
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL

2
BAB II URAIAN UMUM
Tinjauan tempat praktik (berisi definisi/teori dan materi yang berhubungan
dengan praktik yang dilaksanakan).
BAB III URAIAN KHUSUS
3.1 Sejarah Tempat Praktik
3.2 Struktur Organisasi Tempat Praktek
3.3 Kepegawaian
3.4 Tata tertib pegawai/standar operasional prosedur
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi tentang uraian tujuan dan perbandingan antara kegiatan siswa
dengan teori yang ada.

BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Identitas peserta didik
B. Daftar hadir (format absensi)
C. Laporan/agenda kegiatan harian (format kegiatan)
D. Laporan penilaian DU/DI (format penilaian)
E. Lampiran lainnya

1.5 waktu dan Tempat Pelaksanaan Prakerin

prakik Kerja Industri ini dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2020 dan
selesai pada tanggal 4 Aprill 2020 di Apotek Kimia Farma. Di Apotek Kimia
Farma, jam kerja dibagi menjadi 2 sift, yaitu:

3
a. sift pagi :

08.00-15.00 WIB
a. sift siang:
13.00-20.00 WIB
c. sift sore:
15.00-22.00 WIB

4
BAB II
URAIAN UMUM

2.1 Definisi Apotek

Menurut Permenkes No.9 Tahun 2017 mendefinisikan, Apotek adalah


sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker.

Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud adalah pembuatan, pengendalian,


mutu sediaan farmasi pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atau
resep dokter, pelayanan resep obat, bahan obat, dan obat tradisional.

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membuat Apoteker dalam


menjalani pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli
Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker.

2.2 Tugas dan Fungsi Apotek

Tugas dan Fungsi Apotek berdasarkan peraturan pemerintah No.51


Tahun 2009, adalah sebagai berikut:

a. Tempat pengabdian propesi seorang Apoteker yang telah


mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
b. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.

5
c. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan
farmasi antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan
kosmetika.
d. Sarana pembuatan dan pengedalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusi atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan
obat tradisional.

2.3 Tujuan Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek

Tujuan peraturam standar pelayanan kefarmasian bertujuan untuk:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di Apotek;


b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam
memberikan pelayanan kefarmasian di Apotek;
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety)

2.4. Standar Pelayanan Kefarmasian

Berdasarkan permenkes No.73 tahun 2016 standar Pelayanan


Kefarmasian meliputi;
a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai
b. Pelayanan farmasi klinik

2.5. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat kesehatan dan Bahan Medis Habis
pakai

Pengelolaan sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis


Pakai dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlalu meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
prmusnahan, pengendalian,pencatatan dan pelaporat.

6
a. Perencanaan, dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis pakai perlu di
perhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan
masyarakat.
b. Pengadaan, untuk menjamin kualitas pelayanan Kefarmasian maka
pengadaan Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
c. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jalur, jumlah, mutu waktu penyerahan dan harga yang
tertera dalam dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang di terima.
d. penyimpanan
1) 0bat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan
dalam wadah lain, maka harus di cegah terjadianya
kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah
baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat masa Obat, nomor
bacth dan tanggal kedaluawarsaanya.
2) Semua Obat/bahan Obat harus di simpan pada kondisi yang
sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasinya.
3) Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
4) Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis.
5) Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First
Out) dan FIFO (First in First Out)

e. Pemusnahan dan Penarikan

1) Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan


jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau
rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan

7
oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Pemusnahan Obat selain narkotika dan
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga
kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin
kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan
menggunakan formulir 1 sebagaimana terlampir.
2) Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun
dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker
disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan
cara di bakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktian dengan
berita acara pemusnahan resep menggunakan Formulir 2
sebagaimana terlampir dan selanjutnya di laporkan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota.
3) Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara
yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recal) atau
berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (vulontary
recall) dengan tetap memberikan laporan kepada kepala BPOM.
5) Penarikan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan
terhadap yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
e. Pengendalian
Pengendalian Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis
dan jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui
pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan
pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kedaluwarsa,

8
kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan
dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau
elektronik. Kartu stok sekurang-kurangnya memuat nama Obat,
tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pemasukan dan sisa
persediaan.
f. Pencatatan Dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi
pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya
disesuaikan dengan kebutuhan.

Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal.Pelaporan


internal merupakan pelaporan yang di gunakan untuk kebutuhan
manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya.

Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk


memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, meliputi pelaporan narkotika,prikotropika dan pelaporan
lainnya.

Petunjuk teknis mengenai pencatatan dan pelaporan akan diatur


lebih lanjut pleh pihak yang berwajib.

2.6. Obat

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produksi biologi


yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi
atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diognasis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia.

2.6.1. Pengelolaan Obat

9
1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas dipasaran dan


dapat dibeli tanpa resep dokter. Contohnya: parasetamol, asam
mepenamat, asetosel, ibuprofen.

Logo obat bebas

,.

2. Obat Bebas Terbatas

Obat Bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk


obat keras, tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep
dokter, serta dengan peringatan. Contohnya: CTM,
Dextromethorhan, Diphenhydramin, GG, Brombexin.

Logo obat bebas terbatas

Tanda peringatan OBT

10
3. Obat Keras dan Psikotropika
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli dengan
resep dokter. Contohnya: Amoxicillin, Amlodioine, Cetixin,
Cefrodroxil, Azitromysin, Ambroxon.

Obat psikotropika adalah abat keras baik alamiah maupun


sintetis bukan obat narkotika yang berkhasiat psikoaktif memalui
pengaruh selektif pada sesuai saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas dan prilaku, Contohnya: diazepam,
phenobarbital, Amytrivilin, Klobajam, proneuron.

4. Obat Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau


bukan tanaman, baik sistesis maupun semi sistensis yang
menyebabkan penurunan atau perubahan kesabaran, hilangnya
rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan. Contohnya: Codein, Ganja, Kokain,
Heroin, Morfin.

11
BAB III

URAIAN KHUSUS

3.1 Sejarah Kimia Farma

Kimia farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di


Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda tahun 1817.
Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle
Rathkamp & Co.

Berdasarkan kebijaksaan nasionalisasi atas perusahaan Belanda di


masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, pemerintah Republik Indonesia
melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF
(Perusahaan Negara Farmasi) Bhineka Kimia Farma. Kemudian pada
tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi
Perseroan Terbatas , sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT
Kimia Farma (Persero).

PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk


oleh Kimia Farma untuk mengelola Apotek apotek milik perusahaan yang
ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar
penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.

12
3.2 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma 381

APOTEKER PENANGGUNG JAWAB

Resli Kumala Pertiwi S.Si.,Apt

APTOTEKER PENDAMPING 1
1) mnasbdweggfhuke
Grasela Rohmalia,S.Farm.,Apt

TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN 2

Regiman Widyana,S.Farm.Apt

TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN 1


TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN 2
Soni Hendarsa,A.A
Neng Riska Septiani,S.Farm.

13
3.3 Kepegawaian Apotek Kimia Farma 381

Apotek Kimia Farma 381 mempunyai total pegawai 7 orang diantaranya:

1. Apoteker penanggung jawab


Tugas APJ adalah :
a) Menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik
b) Mengambil keputusan yang tepat, mampu berkomunikasi antar
profesi
c) Menempatkan diri sebagai pemimpin dalam situasi
multidisipliner
d) Kemampuan mengelola sumber daya manusia (SDM) secara
efektif
e) Selalu belajar sepanjang karier dan membantu memberi
pendidikan serta memberi peluang untuk meningkatkan
pengetahuan
f) Bertanggung jawab atas jalannya apotek
2. Apoteker pendamping
Tugas Apoteker pendamping:
Mendampingi dan menggantikan Apoteker penanggung jawab saat
tidak ada diapotek.
3. Tenaga teknis kefarmasian
Tugas Tenaga teknis kefarmasian :
a) Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan
standar profesinya
b) Memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan atau
pemakaian obat
c) Menghormati pasien dan menjaga kerahasiaan identitas serta
data kesehatan pasien
d) Melakukan pengelolaan apotek

14
e) Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi
4. Satpam
Tugas satpam:
a) Melakukan atau melaksanakan peraturan dan rencana yang
diberikan oleh atasan
b) Menjaga apotek pada malam hari

3.4 Standart oprating procedure (SOP)

Standart oprating procedure (SOP) adalah petunujuk bagi pegawai untuk


melaksanakan perkerjaan dengan standar yang telah ditetapkan. SOP juga
merupakan serangkaian intryksi yang menggambarkan pendokumentasian
dari kegiatan yang berulang pada sebuah organisasi sehingga
dapatdiketahui engan jelas peran dan fungsi setiap posisi, memperjelas
alur tugas, menjaga konsistensi kerja, mencegah mal praktek, dan
menghindari kegagalan.

SOP Kimia Farma dikenal Good Fharmaceutical Practie (GPP). Standar


GPP dibagi menjadi 5 bagian menurut pendekatan Fip-WHO yang
disesuaikan dengan visi misi budaya perusahaan. Kelimaan standar berikut
mengikuti pasilitas, peralatan, dan layanan penunjang manajemen mutu,
mutu layanan hukum, regulasi, dan kode etik. Serta partisipasi dalam
kegiatan social dan kesehatan masyarakat.

Terdapat beberapa SOP Apotek Kimia farma diantaranya adalah proseder


penerimaan barang, prosedur penyimpanan penataan, prosedur penyiapan
barang, prosedur peralatan, prosedur pembersihan area apotek, prosedur
stok opname apotek, prosedur penerimaan rsep narkotik, prosedur

penyerahan obat (resep), dan prosedur pemberian harga, yang mana telah
diterapkan dengan baik dan benar oleh para karyawan. SOP tersebut
mengacu pada buku pedoman GPP yang dibuat oleh tim khusus GPP
kimia farma yang telah disetujui dan ditandatangani oleh pihak yang
terkait.

15
3.5 Visi dan Misi Apotek Kimia Farma

Visi

Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan


menghasilkan nilai yang berkesinambungan.

Misi

1.melakukan aktivitas usaha dibidang-bidang Industri Kimia dan Farmasi,


perdagangan dan Jaringan Distribusi, Ritel Farmasi dan Layanan
Kesehatan serta Optimalisasi Aset.

2. Mengelola perusahaan secara Good corporate Governance dan


Operational Excellence didukung oleh SDM professional.

3. Memberikan nilai tambah dan Manfaat bagi Stakeholder

3.6 Standar Grooming Associates Apotek Kimia Farma

1) Wajib membuat daftar hadir


2) Kehadiran minimal 80%
3) Harus wangi, bersih, dan rapih
4) Memakai sepatu hitam
5) Kuku jari tangam pendek dan bersih
6) Harus memakai ID cart
7) 15 menit sebelum masuk harus sudah ada di apotek

Untuk wanita:
 Kerudung dimasukan kedalam baju
 Menggunakan make up secara wajar agar terlihat fresh
 Rambut harus dipotong pendek (bagi yang tidak memakai
kerudung)

Untuk pria:

 Rambut berwarna hitam

16
 Rambut tidak menutupi telinga / gondrong
 Rambut harus rapih

Hal yang tidak boleh dilakukan di Apotek Kimia Farma

1) Tidak boleh opus computer


2) Tidak boleh menggunakan kasir
3) Dilarang mencuri
4) Dilarang membuat etiket

3.7 Tata ruang di Apotek Kimia Farma

Di Apotek kimia farma terdapat berbagai macam fasilitas baik untuk pasien
maupun karyawan. Berikut tempat dan fasilitas di Apotek Kimia Farma :

1) Ruang tunggu
Ruang tunggu merupakan fasilitas yang disediakan oleh
Apotek Kimia Farma bagi pasien yang sedang menunggu obat yang
sedang dikerjakan oleh Asisten Apoteker. Selain itu pasien, ruang
tunggu juga ditujukan untuk para pengunjung Apotek yang
mempunyai kepentingan khusus. Didalam ruang tunggu tersebut
terdapat tempat duduk yang nyaman dan AC.
2) Ruang peracikan
Ruang peracikan merupakan ruangan yang digunakan oleh
Asisten Apoteker yang bertugas untuk meracik obat.

3) Ruang penyimpanan
Ruang penyimpanan merupakan ruangan yang digunakan untuk
menyimpan perbekalan farmasi dan kesehatan.
4) Ruang pelayanan
Ruang pelayanan merupakan ruangan yang digunakan untuk
melayani pasien baik resep maupun non resep, penyerahan obat,
pemberian informasi dan yang lainnya.

17
5) Meja kerja Apoteker
Meja kerja Apoteker merupakan tempat khusus Apoteker untuk
memberikan konsultasi obat kepada pasien dan untuk melaksanakan
tugas apoteker lainnya.
6) Ruang praktek dokter
Terdapat 2 ruangan dokter yaitu Dokter Gigi dan Dokter
Umum.
7) Mushola
Mushola merupakan tempat beribadah yang disediakan oleh
Apotek bagi karyawan maupun pasien.
8) Toilet
Toilet merupakan fasilitas tambahan yang disediakan oleh
Apotek Kimia Farma.

18
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Standar Pelayanan Kefarmasian Apotek Kimia Farma 381

Standar pelayanan kefarmasian kefarmasian di Apotek Kimia Farma


381 mengacu pada Permenkes no 73 tahun 2016 sebagaimana tercantum
pada pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) yakni:
(1) penyelenggaraan standar pelayanan kefarmasian di Apotek harus
didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian yang
berorientasi pada keselamatan pasien.
(2) Sumber daya kefarmasian sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
meliputi sumber daya alam manusia dan sarana prasarana .
Dalam hal ini Apotek kimia farma 381 sangat mengutamakan
keselamatan, dan kenyamanan pasien supaya pasien merasa aman dan
nyaman saat diberikan pelayanan oleh Asisten Apoteker dan tentu saja
supaya Apotek Kimia Farma 381 memiliki penilaian yang baik dimata
masyarakat.

4.2 Sistem perencanaan, pengadaan, penerimaan penyimpanan perbekalan


farmasi diapotek Kimia Farma 381

4.1.1 Sistem perencanaan

Menurut permenkes No 73 tahun 2016 dalam membuat


perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan habis pakai perlu diperhatikan :

a) Pola konsumsi
yaitu perencanaan berdasarkan hasil analisis data konsumsi
obat pada periode sebelumnya dilihat dari resep resep yang
masuk setiap harinya. Jika obat atau barang yang habis atau
laku keras maka dilakukan perencanaan pemesanan obat
tersebut.

19
b). Pola penyakit

yaitu perencanaan yang sesuai data jumlah pengunjung dan


jenis penyakit yang banyak dikeluhkan atau dikonsultasikan
dengan APA atau TTK Apotek atau dapat dilihat dari data data
yang sesuai contohnya UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri)
atau data HV (Obat Bebas)

4.2.2 Pengadaan

Pengadaan perbekalan faramasi untuk mendukung pelayanan


di apotek kimia farma 381 diajukan oleh APA kepada PBF dengan
menggunakan surat pesanan, namun di apotek kimia farma ini
menggunakan cara lain dalam permintaannya, yaitu APA Kimia
farma 381 mengajukan daftar pesanan obat atau yang disebut Bon
Permintaan Barang Apotek (BPBA) yang diambil dari data defecta
yang kemudian akan dikirim ke BM (Bisnis Manager) Kimia farma
dikota Bandung yang kemudian dari BM akan dibuatkan surat
pesanan kepada PBF PBF. Permintaan perbekalan farmasi yang
melalui BM dilakukan setiap dua kali dalam seminggu, yaitu setiap
hari Senin dan Kamis.

4.2.3 Penerimaan

Menurut permenkes no 73 tahun 2016, Penerimaan merupakan


kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi ,jumlah,
mutu ,waktu penyerahan, dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dengan kondisi fisik diterima.

Jika sudah memenuhi syarat maka faktur distempel dan


ditanda tangani oleh karyawan yang menerima. Setiap penerimaan
perbekalan farmasi dicatat pada masing masing kartu stok dan
kemudian dientry ke computer berdasarkan faktur yang telah
dicocokan pada saat penerimaan barang

20
4.2.4 Penyimpanan

Menurut permenkes no 73 tahun 2016, obat/bahan obat


harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darudat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis
informasi yang jelas pada wadah baru . wadah sekurang kurangnya
memuat nama obat , nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.

Sistem penyimpanan barang diapotek kimia farma 381


disimpan dalam rak rak obat berdasarkan penggolongan obat serta
khasiat farmakologi secara alphabetis. Penyimpanan dilakukan
berdasarkan penggolongan sebagai berikut:

a) Berdasarkan bentuk sediaan obat seperti tablet atau kapsul,


sirup, obat tetes, salep atau crem
b) Berdasarkan jenis obat meliputi obat generic, produk kimia
farma, obat bebas, obat keras, obat narkotika, obat
psikotropika.
c) Berdasarkan masa perputaran barang meliputi fast moving dan
slow moving
d) Berdasarkan sifat kimia dan fisik obat meliputi penyimpanan
obat dalam suhu dingin dan penyimpanan suhu kamar
e) Obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus
dilengkapi dengan kunci dan bukti penerimaannya harus
ditanda tangi oleh APA.

4.2.5 Pelayanan

Apotek kimia farma 381 melayani pelayanan farmasi terdiri


dari pelayanan obat dengan resep dokter, obat obat bebas tanpa
resep dokter (UPDS) dan obat obat dengan resep dokter, baik tunai
maupun kredit.

21
1. Pelayanan dengan resep dokter
a) TTK menerima resep dari pasien
b) TTK melihat kelengkapan resep
c) TTK menghitung dan mengkonfirmasikan harga obat
kepada pasien
d) Setelah pasien membayar harga obat yang disetujui
resep diberi nomor dan kasir menyerahkan struk kepada
pasien sebagai bukti pembayaran
e) Kasir menyerahkan resep kepada petugas peracikan
untuk menyiapkan barang atau obat yang diminta
dalam resep
f) Setelah obat disiapkan dan diberi etiket petugas
penyerahan memeriksa kembali kesesuaian obat dengan
resep
g) TTK menvalidasi waktu pelayanan dan memberikan
informasi dosis, cara pemakaian obat dan informasi lain
yang diperlukan.
h) Resep yang diserahkan kepada penanggung jawab
peracikan untuk diarsipkan
i) Untuk obat yang kurang atau diambil sebagian maka
TTK membuatkan Salinan resep dan / atau kwitansi
pembayaran.

2. Pelayanan obat tanpa resep dokter (UPDS)


Pelayanan obat ini dilakukan atas permintaan
langsung dari pasien biasanya terdiri dari obat obat wajib
apotek (OWA) yang dapat diberikan tanpa resep dokter.
Apoteker atau TTK terlebih dahulu bertanya kepada pasien
mengenai keluhannya , kemudian memberikan beberapa
pilihan obat yang bisa digunakan. Setelah pasien setuju dan

22
menyelesaikan pembayaran obat disiapkan kemudian
diserahkan kepada pasien.

Apotek kimia farma 381 juga menyediakan


pelayanan pengiriman obat ke rumah atau instansi, yang
dilakukan oleh petugas Apotek tanpa dikenakan biaya.

3. pelayanan obat obat narkotika dan psikotropika dengan


resep

Pelayanan dan penyerahan obat golongan narkotika


dan psikotropika dilakukan berdasarkan resep dokter.
Resep yang mengandung obat golongan narkotika diberi
tanda garis merah dibawah nama obatnya dan dicatat nomor
resep , tanggal penyerahan, nama dan alamat pasien , nama
dan alamat dokter, serta jumlah obat yang dimimta dalam
laporan pemakaian narkotika. Apotek tidak boleh
mengulang penyerahan obat narkotika dan psikotropika atas
dasar Salinan resep dari apotek lain Salinan resep harus
diambil di apotek yang menyimpan resep aslinya.

4.2.6 Stock opname

Proses stock opname apotek kimia farma 381:

a) Dilakukan setiap 3 bulan sekali ,untuk semua obat, alat


kesehatan dan barang barang yang berada diswalayan apotek.
b) Menyesuaikan fisik barang dan jumlah pengeluaran obat
berdasarkan laporan penjualan perbulan
c) Hasil dari stock opname diperiksa oleh pemimpin apotek
d) Jika hasil stock opname sesuain maka dapat disetujui , jika
tidak sesuai maka diperiksa kembali dimana letak
ketidaksamaannya.
e) Hasil stock opname yang telah disetujui akan dikirimkan ke
Bisnis Manager.

23
BAB V
KESIMPULAN & SARAN

5.1 kesimpulan

Praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan di Apotek Kimia farma


381 telah memberikan suatu gambaran secara lengkap dan utuh dalam
melaksanakan semua aspek kefarmasian dengan cukup teratur dan
terorganisir. Seluruh kegiatan sudah tertera dengan rapih, baik dan dilengkapi
dengan fasilitas yang memadai. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
a) Apotek Kimia Farma 381 selama 18 jam setiap harinya, sehingga
memberikan saya gambaran terhadap usaha tempat layanan kesehatan
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pemeliharaan
kesehatan.
b) Penggolongan obat di Apotek Kimia Farma ditangani berdasarkan
peraturan yang berlaku, mulai dari perencanaan sampai penditribusian
obat kepada pasien.
c) Pengadaan barang perbekalan farmasi berdasarkan stok minum obat
yang dicatat pada buku defecta dimana surat pesanannya dibuat oleh
Apoteker dan ditujukan kepada BM dan di lanjutkan ke PBF resmi
yang telah ditunjuk. Hal tersebut memberikan saya gambaran tentang
pengelolaan perbekalan farmai yang baik dan benar.
d) Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan oleh Apoteker Pengelola
Apotek (APA) atau Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).
e) Penyimpanan perbekalan farmasi sesuai dengan bentuk sediaan, jenis
obat, dosis, sifat fisik dan kimia yang kemudian disusun secara
alfabets sesuai dengan namanya.
f) Stok opname untuk semua perbekalan farmasi dilakukan setiap tiga
bulan sekali dan dlaporkan kepada bisnis Manager. Untuk obat

24
golongan narkotika dan psikotropika dilaporkan juga kepada dinas
kesehatan kabupaten,Dinas Kesehatan Provinsi dan Balai POM.
g) Pelayanan penjualan perbekalan farmasi dibantu dengan sistem
komputerisasi.
h) Pencatatan penjualan perbekalan farmasi dilakukan setiap hari dan
dilaporkan kepada Bisnis Manager serta direkap setiap bulan.

5.2 saran

5.2.1 Saran untuk sekolah

Seharusnya sekolah sering mengunjungi siswa prakerin baik


itu ke tempat kost terutama siswa yang jauh supaya sekolah dapat
mengetahui perkembangan siswa tersebut.

5.2.2 saran untuk tempat prakerin

Lebih melengkapi perbekalan farmasi maupun alat


kesehatan suapaya dapat terjangkau oleh masyarakat yang
membutuhkan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Https:farmasetika.com

Https ://SudutHukum.com (Berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI No


1027/MENKES/SK/IX/2004)

Https: //jdih.kemenkeu.go.id.belajarilmukomputerdaninternetblogspot.com

26
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

Identitas siswa

Nama lengkap :Neng kiki fitiryani

Nomor induk siswa :

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat tanggal lahir : Garut, 30 maret 2003

Nama orang tua/wali : Pandi

Alamat orang tua/wali : Kp.Cigembong RT 02/06 Kec. Talegong

Kab.Bandung Prov. Jawa barat

27
Nama lengkap : Silvia sari

Nomor induk siswa :1819.10.101

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Bandung,14 juli 20013

Nama orang tua/wali : Eli lesmana

Alamat orang tua/wali : Kp.Muaraciwidey Rt 06/04 Kec.Katapang

Kab.Bandung

28
Lampiran 2
Daftar hadir

29
Lampiran 3
Kegiatan diapotek

30
Lampiran 4

Faktur

31
lampiran 5

Kwitansi

32
lampiran 6

Copy Resep

33
lampiran 7

Etiket

34
lampiran 8

Kemasan Obat

35
lamiran 9

Surat Pesanan Obat Obat Tertentu

36
lampiran 10

Surat Pesanan Obat Psikotropika

37
lampiran 11

Surat Pesanan Narkotika

38
lampiran 12

Tugas Khusus

39
Lampiran 13

Defecta

40

Anda mungkin juga menyukai