Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DI PT PUPUK SRIWIDJAJA (PUSRI) – PALEMBANG


Analisis Batubara Pabrik STG&Boiler Batubara

Oleh:

Rayhan Alfaza 166581

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN INDONESIA

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) – SMAK Padang


LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Disetujui dan Disahkan Oleh

Disetujui Oleh, Disetujui Oleh

Darmus Viko Gita Buana


NIP Badge No 03.0205
Pembimbing Sekolah Pembimbing Perusahaan

Disetujui Oleh,

Henny Charitassari
Badge No. 85.2071
Superintendent Pelaksanaan Diklat
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan atas kehaditan Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya,sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Kerja Industri dengan judul “Analisis Batubara di Pabrik STG&Boiler Batubara di
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Laporan Praktik kerja Industri di PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI)


Palembang(Analisi Batubara di Pabrik STG&Boiler Batubara)merupakan hasil
praktek kerja industri yang telah dilaksanakan di laboratorium STG&Boiler
Batubara pada tanggal 10 July 2019 sampai 6 Desember 2019.Laporan ini
disususun berdasarkan Program Praktik Kerja Industri Sekolah Menengah
Kejuruan – SMAK Padang khususnya peserta didik XIII Semester Gasal tahun
pelajaran 2019/2020.

Selama Praktik Kerja Industri ini berlangsung penulis telah mendapatkan


banyak pengetahuan dan bimbingan dari berbagai pihak.Dalam kesempatan ini
sudah seharusnya Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

 Allah SWT yang telah memberikan nikmat,rahmat dan karunia-Nya


kepada Penulis sehinga proses Praktek Kerja Industri belangsung dan
berjalan dengan lancar.
 Orang tua dan Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan kepada
penulis baik dalam bentuk moral maupun material
 Bapak Natsir,selaku kepala Sekolah,Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) -
SMAK Padang
 Ibu Barwita dan seluruh guru dai bidang Hubungan Industri dan
masyarakat(HUBIM)yang telah membantu menempatkam penulis untuk
melakukan Praktek Kerja Industri di PT Pupuk Sriwidjaja

i
 Bapak Darmus,selaku pembimbing Prakerin di sekolah yangbtelah
membantu penulis
 Bapak Viko Gita Buana selaku pembimbing Prakerin di PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang yang telah banyak memberikan pengarahan,pengajaran dan
membantu dalam pembuatan laporan Prakerin ini.
 Seluruh Karyawan di Laboratorium STG&Boiler Batubara (Kak Ferli,Bang
Joko,Kak Bagus,Kak Bobby,Kak Gume,KakMimin,Kak Endri,Kak A’an,dan Pak
Maye) serta seluruh Karyawan PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang yang telah
memberikan wawasan serta pengalamannya kepada penulis selama proses
prakerin.
 Keluarga besar HASTA palembang yang telah banyak membantu penulis
selama proses prakerin berlangsung baik dari segi moral dan material
 Seluruh rekan – rekan Aliansi Merak yang melaksanakan prakerin di PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang terutama rekan – rekan Kos Johari
(Genta,Hendra,Faisal,dan Rian) yang membuat kegiatan prakerin menjadi
berkesan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,sehingga
laporan ini masih perlu untuk dievaluasi baik dalam penulisan maupun
penyajian.Oleh karena itu,penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran
yang bersifat membangun sehinnga laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan Praktek Kerja Industri ini
dapat bermanfaat khususnya dalam ilmu kimia serta bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya

Palembang,23 September 2019

Rayhan Alfaza(166581)

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................. i


Daftar isi ........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1


1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktik Kerja Industri .................................................. 2
1.3. Materi Praktik Kerja Industri................................................... 3
1.4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ........... 4
1.5. Tujuan Pembuatan Laporan Praktik Kerja Industri .................. 4

BAB II INSTITUSI PRAKTIK KERJA INDUSTRI .......................... 5


2.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Pupuk Sriwidjaja ................... 5
2.2. Lokasi dan Tata Letak Pabrik .................................................. 11
2.3. Visi, Misi, Tata Nilai, serta Makna Logo Perusahaan .............. 13
2.4. Profil Pabrik ........................................................................... 18
2.5. Struktur dan Fungsi Organisasi Perusahaan ............................. 25

BAB III KEGIATAN DI LABORATORIUM ................................... 29


3.1. Tinjauan Pustaka..................................................................... 29
3.2. Parameter Uji .......................................................................... 38

BAB IV DATA HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN .............. 62


4.1. Hasil Mingguan Batubara September 2019 ............................. 62
4.2. Pembahasan ............................................................................ 64

BAB V PENUTUP ............................................................................ 66

5.1. Kesimpulan............................................................................. 66
5.2. Saran ...................................................................................... 67
5.3. Daftar Pustaka ........................................................................ 68

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pekembangan zaman dan semakin majunya ilmu pengetahuan dan


teknologi (IPTEK) memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan
sektor industri di Indonesia, dimana hal tersebut tentu akan meningkatkan
persaingan yang bersifat pengetahuan dan keterampilan di dunia industri,
maka dari itu, sekolah – sekolah menengah kejuruan khususnya bidang kimia
analisis harus lebih memfokuskan pengembangan pendidikannya pada kualitas
lulusan yang dihasilkan

Dalam rangka melengkapi kebutuhan akan pengetahuan teori maupun


praktik dari sekolah, serta untuk mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia
industri. Diharapkan Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini dapat
menambah pengetahuan serta pengalaman yang tidak ada/tidak dipelajari di
sekolah.

Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan salah satu program


kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK Padang untuk menciptakan
tenaga analis kimia yang siap terjun ke dunia industri dan sebagai wujud
pelaksanaan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang diterapkan oleh
pemerintah pada setiap Sekolah Menengah Kejuruan. Kegiatan prakerin ini
dibantu sepenuhnya oleh lembaga atau instansi pemerintah dan perusahaan -
perusahaan swasta yang berhubungan dengan bidang kimia.

Prakerin merupakan bagian dari penerapan Pendidikan Sistem Ganda yang


memiliki pengertian sebagai suatu bentuk sistem penyelenggaraan pendidikan
keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkronisasi
antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian

1
yang diperoleh di dunia kerja atau industri untuk mencapai suatu tingkat
keahlian professional.

1.2. Tujuan Praktik Kerja Industri

Praktik Kerja Industri bertujuan untuk mencetak dan mempersiapkan


tenaga analis kimia tingkat menengah yang terampil, memiliki kemampuan
kerja yang profesional, dapat bertanggung jawab serta serta siap pakai
yang mempunyai potensi besar untuk mengembangkan dan memajukan
sektor industri kimia di Indonesia khususnya di laboratorium.
Tujuan pelaksanaan praktik kerja industri (prakerin), yaitu:

1. Ditinjau secara umum, yaitu :


a) Untuk mengaplikasikan teori yang sudah didapat di bangku
sekolahdengan melakukan praktik pada laboratorium di dunia
industri atau tempat prakerin.
b) Menumbuhkan dan memantapkan sikap professional siswa
sebelum terjun langsung ke dunia industri sesuai dengan
disiplin ilmu
c) Menanamkan dan menumbuhkan sikap disiplin kerja sedini
mungkin dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
sehingga siswa dapat diandalkan di dunia industri.
d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan
keterampilan dan keahlian di bidang masing - masing.
2. Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan, yaitu :
a) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan
keterampilan dan keahlian di bidang masing - masing.
b) Mengetahui dan mengerti tentang pupuk.
c) Meningkatkan pengetahuan dalam penggunaan instrumen
kimia analisis yang tidak ada di sekolah.
3. Ditinjau dari segi akademis, yaitu :

2
a) Merupakan suatu program kurikulum yang ditetapkan oleh
sekolah.
b) Memperoleh masukkan saran dan kritik yang dapat
memperbaikiserta mengembangkan pendidikan di Sekolah
Menengah Kejuruan -SMAK Padang
4. Ditinjau dari segi praktikan, yaitu:
a) Menambah pengalaman dan keterampilan kerja serta sikap
perilaku disiplin.
b) Meningkatkan wawasan pada aspek - aspek yang potensial
dalam dunia industri, antara lain: struktur organisasi,
kedisiplinan, lingkungan dan manajemen kerja.
c) Memperkenalkan fungsi dan tugas analis kimia kepada
lembaga - lembaga atau instansi penelitian dan perusahaan di
dunia industry tempat prakerin. Memberikan peluang bagi
siswa untuk menangani teknologi terutama bagi alat - alat yang
telah canggih dan modern.

1.3. Materi Praktik Kerja Industri


Salah satu misi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) – SMAK
Padang adalah menghasilkan Sumber Daya Manusia dalam bidang
analis kimia tingkat menengah yang terampil dan produktif. Oleh
karena itu, materi yang diberikan dalam Praktik Kerja Industri ini
meliputi:
1. Struktur organisasi, fungsi organisasi, disiplin kerja,
administrasi (administrasi laboratorium) di institusi dimana
siswa melaksanakan Prakerin.
2. Pengetahuan tentang komoditi yang di analisis baik secara
teoritis maupun secara praktis.
3. Pengetahuan tentang instrumen analisis kimia yang digunakan
secara teoritis maupun praktis.
4. Pengetahuan tentang metode analisis kimia yang dilaksanakan
secara teoritis maupun secara praktis.

3
5. . Pengetahuan tentang pengetahuan mutu (terutama bagi yang
melaksanakan Prakerin di perusahaan industri).
6. Materi yang diberikan dititik beratkan pada latihan analisis
kimia, bukanpenelitian seperti halnya pada program diploma
atau sarjana
1.4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

Praktik Kerja industri dilaksanakan di unit atau bagian pada perusahaan


atau lembaga penelitian yang terkait dengan analisis kimia. Adapun tempat
Praktik Kerja Industri yang dipilih oleh penyusun adalah PT Pupuk
Sriwidjaja Indonesia yang berlokasi di Jalan Mayor Zen Palembang,
Sumatera Selatan. Penyusun melaksanakan Prakerin selama 5 bulan
terhitung mulai dari tanggal 8 Juli 2019 s.d 6 Desember 2019.

1.5. Tujuan Pembuatan Laporan Praktik Kerja Industri

Setelah melaksanakan prakerin, siswa Sekolah Menengah Kejuruan


(SMK) – SMAK Padang wajib membuat laporan selama melaksanakan
prakerin. Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah :
1. Memantapkan siswa dalam pengembangan dan penerapan pelajaran dari
sekolah di institusi tempat prakerin.
2. Siswa mampu mencari alternatif lain dalam pemecahan masalah
analisis kimia secara lebih terperinci dan mendalam (seperti apa yang
terungkap dalam laporan prakerin yang sudah dibuatnya).
3. Menambah koleksi pustaka di perpustakaan sekolah maupun institusi
prakerin, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, baik bagi dirinya
(penyusun), maupun bagi para pembaca.
4. Siswa dapat membuat laporan kerja dan mempertanggung jawabkan hasil
analisa dari laporan tersebut

4
BAB II
INSTITUSI PRAKTIK KERJA INDUSTRI

2.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Pupuk Sriwidjaja

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) adalah perusahaan yang didirikan


sebagai pelopor produsen pupuk urea di Indonesia pada tanggal 24 Desember
1959 di Palembang Sumatera Selatan, dengan nama PT. Pupuk Sriwidjaja
(Persero). Secara legal, PT. Pupuk Sriwidjaja resmi didirikan berdasarkan Akta
Notaris Eliza Pondaag nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan
dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni
1960. PT. Pupuk Sriwidjaja, yang memiliki kantor pusat dan pusat produksi
berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan, merupakan produsen pupuk urea
pertama di Indonesia.

Gambar 1 . PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Sumber:http://sumsel.tribunnews.com/2018/04/30/kumpulan-foto-pusri-menjagaketahanan-
pangan-indonesia)

5
Gambar 2 . PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Sumber:https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Industri_pupuk_nasional_Pupuk_Sriwijay
a.jpg&filetimestamp=20140203073318&

PT. Pupuk Sriwidjaja memulai operasional usaha dengan tujuan utama


untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di
bidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di industri pupuk dan
kimia lainnya.

PT. Pupuk Sriwidjaja telah mengalami dua kali perubahan bentuk badan
usaha. Perubahan pertama berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1964
yang mengubah statusnya dari Perseroan Terbatas (PT)menjadi Perusahaan
Negara (PN). Perubahan kedua terjadi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20
tahun 1969 dan dengan Akta Notaris Soeleman Ardjasasmita pada bulan Januari
1970, statusnya dikembalikan ke Perseroan Terbatas (PT).

Dari aspek permodalan, PT. Pupuk Sriwidjaja juga mengalami perubahan


seiring dengan perkembangan industri pupuk di Indonesia. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 28 tanggal 7 Agustus 1997 ditetapkan bahwa seluruh saham
Pemerintah pada industri pupuk PT. Pupuk Kujang , PT. Pupuk Iskandar Muda,

6
PT. Pupuk Kalimantan Timur Tbk., dan PT. Petrokimia Gresik dialihkan
kepemilikannya kepada PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) sehingga membuat
PT.Pupuk Sriwidjaja menjadi induk dari semua pabrik pupuk di Indonesia

Pada tahun 2010, dilakukan pemisahan (Spin - Off) dari PT. Pupuk
Sriwidjaja (Persero) kepada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri Palembang).
Pengalihan hak dan kewajiban Pusri kepada Pusri Palembang tertuang dalam
Rapat Umum Pemegang Saham - Luar Biasa pada 24 Desember 2010. Serah
terima jabatan dan pengalihan hak dan kewajiban efektif pada 1 Januari 2011.
Pusri Palembang tetap menggunakan logo dan merk dagang Pusri. Pusri sendiri
berganti nama menjadi Pupuk Indonesia dan menggunakan merk Pupuk Indonesia
dan logo Pupuk Indonesia.

PT. Pupuk Indonesia (persero) merupakan pemegang saham utama


dan pengendali Pusri dengan kepemilikan sebesar 99,9998%. Sementar pemilik
akhir dari Pupuk Indonesia adalah Pemerintah Republik Indonesia yang memiliki
seluruh (100,00%) saham Pupuk Indonesia (Persero)

7
Gambar 3. PT.Pupuk Indonesia (Persero) sebagai Induk Perusahaan Pupuk di Indonesia

(Sumber : http://www.pusri.co.id/ina/profil-sekilas-perusahaan/)

Selain sebagai produsen pupuk nasional, Pusri juga mengemban tugas


dalam melaksanakan usaha perdagangan, pemberian jasa dan usaha lain yang
berkaitan dengan industri pupuk. Pusri bertanggung jawab dalam melaksanakan
distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk
pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan
nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani
di seluruh wilayah Indonesia. Penjualan pupuk urea non subsidi sebagai
pemenuhan kebutuhan pupuk sektor perkebunan, industri maupun eksport
menjadi bagian kegiatan perusahaan yang berada diluar tanggung jawab
pelaksanaan Public Service Obligation.

Untuk Wilayah Pemasaran produk pupuk , telah diatur oleh Surat


Keputusan (SK) Menperindag No 70 / MPP / Kep / 2 / 2003 tanggal 11 Februari
2003 tentang pola Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor
Pertanian, yaitu dengan pola rayonisasi distribusi pupuk bagi produsen pupuk.
Wilayah Pemasaran Pupuk Sriwidjaja serta anak perusahaannya ditunjukkan
dengan warna biru.

Gambar 4. Rayonisasi penyaluran Pupuk Bersubsidi di


Indonesia(sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_Sriwidjaja_Palembang)

8
Sebagai perusahaan yang sudah berjalan lebih dari 50 tahun, PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang telah mengalami banyak sekali perubahan,
berikut skema perjalanan singkat dari PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Tahun 1959, PT. Pupuk Sriwidjaja didirikan pada tanggal 24


Desember 1959, merupakan produsen pupuk urea pertama di Indonesia.
Sriwidjaja diambil sebagai nama perusahaan untuk mengabadikan sejarah
kejayaan Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan yang sangat
disegani di Asia Tenggara hingga daratan Cina, pada Abad Ke Tujuh
Masehi.

Gambar 5 . Skema singkat Perjalanan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

(Sumber :http://www.pusri.co.id/ina/perusahaan-perjalanan-kami/)

Tahun 1961, Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan tonggak


penting sejarah berdirinya Pusri, karena pada saat itu dimulai
pembangunan pabrik pupuk pertama kali yang dikenal dengan Pabrik
Pusri I. Pada tahun 1963, Pabrik Pusri I mulai berproduksi dengan

9
kapasitas terpasang sebesar 100.000 ton urea dan 59.400 ton Amoniakk
per tahun

Tahun 1964, Wakil Perdana Menteri Chaerul Saleh menekan


tombol tanda diresmikannya penyelesaian Pabrik Pusri I didampingi
Direktur Utama Pusri Ir. Salmon Mustafa pada tanggal 4 Juli 1964.

Tahun 1972 - 1977, Seiring dengan kebutuhan pupuk yang terus


meningkat, selama periode 1972 - 1977 Pusri membangun Pabrik Pusri II,
Pusri III dan Pusri IV. Pabrik Pusri II memiliki kapasitas terpasang
380.000 ton per tahun. Pada tahun 1992 dilakukan proyek optimalisasi
urea pada Pabrik Pusri II dengan kapasitas terpasang sebesar 552.000 ton
per tahun.

Pabrik Pusri III dibangun pada 1976 dengan kapasitas terpasang


sebesar 570.000 ton per tahun, sedangkan pabrik urea Pusri IV dibangun
pada tahun 1977 dengan kapasitas terpasang sebesar 570.000 ton per
tahun.

Tahun 1979, Pusri diberi tugas oleh Pemerintah untuk


melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani
sebagai bentuk pelaksanaan Public Service Obligation untuk mendukung
program pangan nasional dengan memprioritaskan produksi dan
pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah Indonesia.

Tahun 1993, dilakukan pembangunan Pabrik Pusri IB berkapasitas


570.000 ton per tahun, sebagai upaya peremajaan dan peningkatan
kapasitas produksi pabrik dan untuk menggantikan pabrik Pusri I yang
dihentikan operasinya karena usia dan tingkat efisiensi yang menurun.

Tahun 1997, Pusri ditunjuk sebagai induk perusahaan yang


membawahi empat BUMN yang bergerak di bidang industri pupuk dan
petrokimia, yaitu PT Petrokimia Gresik, PT. Pupuk Kujang Cikampek,
PT. Pupuk Kaltim dan PT. Pupuk Iskandar Muda serta satu BUMN yang
bergerak di bidang Engineering, Procurement & Construction (EPC),

10
yaitu PT. Rekayasa Industri. Pada tahun 1998, anak perusahaan Pusri
bertambah satu BUMN lagi, yaitu PT. Mega Eltra yang bergerak di bidang
perdagangan.

Tahun 2010, dilakukan Pemisahan (Spin - Off) dari Perusahaan


Perseroan (Persero) PT. Pupuk Sriwidjaja atau PT Pusri (Persero) kepada
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dan pengalihan hak dan kewajiban PT.
Pusri (Persero) kepada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagaimana
tertuang di dalam RUPS - LB tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku
efektif 1 Januari 2011.

Tahun 2012, Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN Dahlan


Iskan meresmikan PT. Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai
nama induk perusahaan pupuk yang baru, menggantikan nama PT Pusri
(Persero). Hingga kini PT Pupuk Sriwidjaja Palembang tetap
menggunakan brand dan merk dagang Pusri.

2.2. Lokasi dan Tata Letak Pabrik

PT Pupuk Sriwidjaja terletak di tepian sungai Musi, di wilayah


perkampungan sungai Selayur kampung 1 Ilir dan 2 Ilir, Kecamatan Ilir
Timur II, Kota madya Palembang. Lokasi ini berada kira - kira 7 km dari
pusat kota Palembang. Pemilihan lokasi ini berdasarkan studi kelayakan
yang dilakukan oleh Gass Bell and Associaties dari Amerika Serikat yang
memberikan rekomendasi untuk membangun pabrik Pupuk Urea di
Sumatera Selatan. Kelayakan tersebut ditunjang oleh beberapa faktor
geografis sebagai berikut.

 Dekat dengan sumber bahan baku gas alam yaitu di


Prabumulih dan Pendopo yang terletak di sekitar 100 – 150
km dari pabrik.
 Dekat dengan sumber bahan baku air yaitu di sungai Musi.
Air merupakan salah satu penunjang utama sebagai bahan

11
baku pembuatan steam, pemenuhan kebutuhan proses
produksi lainnya, sebagai air minum dan tempat
pembuangan limbah yang telah mengalami pengolahan.
Selain itu, sungai Musi mempunyai peranan penting untuk
transfortasi bahan baku maupun hasil produksi baik dalam
bentuk pupuk curah (bulk) maupun dalam bentuk pupuk
kantong (in bag) dari atau ke lokasi pabrik.
 Dekat dengan sarana pelabuhan dan kereta api.
 Dekat dengan Bukit Asam yang merupakan pengolahan
batubara sehingga dapat dijadikan cadangan bahan baku
yang sangat potensial jika persediaan gas bumi sudah
menipis.

Luas tanah yang digunakan untuk lokasi pabrik adalah 20,4732 hektar
ditambah untuk lokasi perumahan karyawan seluas 26,5265 hektar.
Disamping itu, sebagai lokasi cadangan disiapkan tanah seluas 41,7965
hektar untuk persediaan perluasan komplek pabrik dan perumahan
karyawan bila diperlukan dikemudian hari.

Gambar 5. Lokasi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang (Sumber : Google Maps

12
2.3. Visi, Misi, Tata Nilai, serta Makna Logo Perusahaan

Pada tahun 2012, Pusri melakukan review terhadap Visi, Misi,


Nilai, dan Budaya Perusahaan. Proses review ini merupakan penyesuaian
atas perubahan posisi perusahaan sebagai anak perusahaan dari PT Pupuk
Indonesia (Persero) dan lingkup lingkungan bisnis perusahaan pasca
spinoff. Dasar pengesahan hasil analisa Visi, Misi, Tata Nilai dan Makna
perusahaan adalah Surat Keputusan Direksi No. SK/DIR/207/2012 tanggal
11 Juni 2012. (Sumber : PT.Pusri, 2013, http :// www . pusri .co . id/ ina/
perusahaan-visi-misi-amp-makna-perusahaan/)

2.3.1. Visi

“Menjadi perusahan pupuk terkemuka tingkat regional”.


2.3.2. Misi

Memproduksi, serta memasarkan pupuk dan produk agrobisnis


secara efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan.
2.3.3. Tata Nilai Perusahaan

(Sumber : http://www.pusri.co.id/ina/perusahaan-tata-nilai-
perusahaan/)

1. Integritas

Yaitu perilaku yang mencerminkan kesesuaian antara pikiran,


perkataan dan perbuatan.

 Berkata dan bertindak jujur tanpa menyembunyikan fakta


yang ada.
 Berani melaporkan kesalahan dan kecurangan yang terjadi
sesuai data dan fakta yang sebenarnya.
 Konsisten bertindak sesuai perkataan.
 Bekerja dengan ikhlas.

13
 Bekerja bertanggung - jawab sebagai ibadah.

2. Profesional

Yaitu sigap melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan serta


pengetahuan dengan bertanggung jawab dan kreativitas tinggi.

 Berani bertindak secara benar, tepat dan cepat untuk


kepentingan perusahaan.
 Melaksanakan tugas hingga tuntas dengan
bertanggungjawab.
 Senantiasa meningkatkan kompetensi dan pengetahuan.
 Berpikir kreatif dan menyampaikan gagasan inovatif.
 Bekerja efektif dan efisien mengelola waktu.

3. Fokus pada Pelanggan

Prioritas tertuju pada kepuasan dan pemenuhan kebutuhan


pelanggan.

 Memperhatikan dan tanggap terhadap keluhan dan


kebutuhan pelanggan.
 Memotong birokrasi yang tidak perlu.
 Sigap memberikan solusi dan mengantisipasi masalah yang
mungkin terjadi.
 Memelihara hubungan baik dengan pelanggan (maintaining
networking)
 Menjadikan proses selanjutnya sebagai pelanggan (next
process is our customer) internal dan eksternal sesuai
harapan.

14
4. Loyalitas

Taat peraturan, patuh pada pimpinan, serta menjaga kesatuan hati


antara pimpinan dengan karyawan demi melindungi nilai dan mencapai
visi.

 Mengutamakan kepentingan perusahaan diatas kepentingan


pribadi, golongan dan kelompok.
 Taat kepada Peraturan dan Prosedur yang ada serta
konsisten menjalankannya.
 Patuh pada pimpinan dan lini manajemen eksekutif
perusahaan.
 Menjaga kerahasiaan dan citra baik perusahaan dengan
penuh tanggungjawab.
 Menjunjung tinggi kehormatan dan nilai - nilai perusahaan.

5. Baik Sangka

Selalu bersikap atau menanggapi segala hal dari perspektif


positif.

 Mengedepankan asas percaya.


 Bersedia mendengarkan pendapat secara obyektif dan
sepenuhnya.
 Memiliki empati saat berinteraksi dengan orang lain.
 Menempatkan diri untuk memahami secara utuh sebelum
menyimpulkan pendapat.

2.3.4. Makna Perusahaan

“PUSRI untuk Kemandirian Pangan dan Kehidupan yang Lebih


Baik”.

15
2.3.5. Makna Logo Perusahaan

Gambar 6. Logo PT.Pusri Palembang (Sumber :


http://www.pusri.co.id/ina/perusahaan-makna-logo/)

Tabel 1. Makna masing – masing gambar pada logo PUSRI

1
Lambang Pusri yang berbentuk huruf "U"
melambangkan singkatan "Urea". Lambang
ini telah terdaftar di Ditjen Haki Dep.
Kehakiman & HAM No. 021391

2
Setangkai padi dengan jumLah butiran 24
melambangkan tanggal akte pendirian PT
Pusri.

3
Butiran - butiran urea berwarna putih
sejumLah 12, melambangkan bulan
Desember pendirian PT Pusri

16
4
Setangkai kapas yang mekar dari
kelopaknya. Butir kapas yang mekar
berjumLah 5 buah Kelopak yang pecah
berbentuk 9 retakan ini, melambangkan
angka 59 sebagai tahun pendirian PT Pusri
(1959)

5
Perahu Kajang, merupakan legenda rakyat
dan ciri khas kota Palembang yang terletak
di tepian Sungai Musi. Perahu Kajang juga
diangkat sebagai merk dagang PT Pupuk
Sriwidjaja.

6
Kuncup teratai yang akan mekar,
merupakan imajinasi pencipta akan prospek
perusahaan dimasa depan.

7
Komposisi warna lambang kuning dan biru
benhur dengan dibatasi garis-garis hitam
tipis (untuk lebih menjelaskan gambar) yang
melambangkan keagungan, kebebasan cita -
cita, serta kesuburan, ketenangan, dan
ketabahan dalam mengejar dan mewujudkan
cita – cita itu.

17
2.4. Profil Pabrik

Fasilitas pabrik dari PUSRI I, II, III, IV, V dan IB dibangun secara
bertahap. Masing - masing pabrik dibangun dengan perencanaan matang
sesuai dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun yang dicanangkan oleh
Pemerintah Indonesia dan untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional
yang terus meningkat. (Sumber:http://www.pusri.co.id/ina/profilprofil-
pabrik/)

2.4.1. PUSRI I (1963 – 1986)

PUSRI I merupakan simbol dari tonggak sejarah industri pupuk di


Indonesia. Dibangun di atas lahan seluas 20 hektar, PUSRI I adalah
pabrik pupuk pertama di Indonesia yang dibangun pada tanggal 14
Agustus 1961 dan mulai beroperasi pada tahun 1963 dengan kapasitas
terpasang sebesar 100.000 ton urea dan 59.400 ton Amoniak per
tahun. Saat ini peran Pabrik PUSRI I sudah digantikan oleh PUSRI IB
karena alasan usia dan tingkat efisiensi yang sudah menurun. (Sumber:
http://www.pusri.co.id/ina/profil-profil-pabrik/)

2.4.2. PUSRI II (1974 – 2017)

Pusri II merupakan pabrik kedua yang didirikan oleh Pusri, dengan


kapasitas produksi sebesar 380.000 ton urea dan 218.000 ton Amoniak
per tahun, Pusri II mulai beroperasi pada tahun 1974 . Karena alasan
usia dan efisiensi, Saat ini peran pabrik PUSRI II sudah digantikan oleh
pabrik PUSRI IIB.

18
2.4.3. PUSRI III

Proses perencanaan PUSRI III telah dimulai ketika pemerintah


meresmikan operasional PUSRI II sebagai langkah antisipasi
meningkatnya kebutuhan pupuk. Sebagai tindak lanjut dari keputusan
pemerintah, tepat pada tanggal 21 Mei 1975 Menteri Perindustrian M.
Jusuf telah meresmikan Pemancangan Tiang Pertama pembangunan
Pabrik Pusri III dan pabrik pusri III masih beroperasi hingga saat ini.
Pabrik Pusri III memiliki kapasitas produksi 1.100 metrik ton
Amoniak per hari atau 330.000 ton per tahun dan 1.725 metrik ton urea
per hari atau 570.000 metrik ton per tahun.

2.4.4. PUSRI IV

Melalui Surat Keputusan No.17 tanggal 17 April 1975, Presiden


Republik Indonesia telah menugaskan kepada Menteri Perindustrian
untuk segera mengambil langkah - langkah persiapan guna
melaksanakan pembangunan pabrik Pusri IV.

Tanggal 7 Agustus 1975 merupakan awal pembangunan PUSRI


IV. Pemancangan tiang pertama pembangunan pabrik PUSRI IV
dilakukan di Palembang oleh Menteri Perindustrian M. Jusuf pada tanggal
25 Oktober 1975. Pusri IV dibangun pada tahun 1977 dengan kapasitas
produksi yang sama dengan PUSRI III dengan kapasitas produksi 1.100
metrik ton Amoniak per hari, atau 330.000 metrik ton per tahun dan
1.725 metrik ton urea per hari atau 570.000 metrik ton per tahun

2.4.5. PUSRI IB

Pabrik PUSRI IB merupakan pabrik yang dibangun sebagai


pengganti pabrik PUSRI I yang telah dinyatakan tidak efisien lagi.
Tanggal 15 Januari 1990 merupakan Early Start Date untuk memulai
kegiatan Process Engineering Design Package. Tanggal 1 Mei 1990

19
merupakan effective date dari pelaksanaan pembangunannya dan
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 22
Desember 1994. PUSRI IB memiliki kapasitas produksi 446.000 ton
Amoniak per tahun dan 570.000 ton urea per tahun.

Pabrik ini menerapkan teknologi proses pembuatan Amoniak dan


urea hemat energi dengan efisiensi 30% lebih hemat dari pabrik - pabrik
PUSRI sebelumnya (PUSRI II,III dan IV).

Ruang lingkup Pusri IB mencakup satu unit pabrik Amoniak


berkapasitas 1.350 ton per hari atau 396.000 ton per tahun. Satu unit
pabrik urea berkapasitas 1.725 ton per hari atau 570.000 ton per tahun
dan satu unit utilitas, offsite dan auxiliary.

2.4.6. PUSRI IIB

Pembangunan Pabrik Pusri IIB bertujuan untuk menggantikan


fungsi Pabrik Pusri II yang sudah berusia lebih dari 40 tahun dan kurang
efisien lagi.

PUSRI IIB menggunakan teknologi KBR Purifier Technology


untuk
Pabrik Amoniak dan teknologi ACES 21 milik TOYO dan Pusri sebagai
Co Licensor untuk Pabrik Urea.

Pabrik Pusri IIB memiliki Kapasitas produksi Amoniak 2.000 ton


/hari (660.000 ton/tahun) dan kapasitas produksi Urea 2.750 ton/hari
(907.500 ton/tahun) yang membuat kapasitas produksi Pusri IIB menjadi
yang terbesar dibandingkan pabrik lainnya.

Pabrik Pusri IIB dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan


juga hemat bahan baku gas yakni dengan rasio pemakaian gas per ton
produk 31,49 MMBTU/Ton Amoniak dan 21,18 MMBTU/Ton Urea.
pemakaian gas pusri IIB lebih hemat dibandingkan dengan Pabrik Pusri
II yang memiliki rasio pemakaian gas per ton produk 49,24 MMBTU/Ton

20
Amoniak dan 36.05 MMBTU/Ton Urea. (Sumber : http://www.pusri.co.id
/ina/riset-amp-pengembangan-pusri-ii-b/)

Dengan dibangunnya Pusri IIB ini, diharapkan PT. Pupuk


Sriwidjaja dapat berkontribusi lebih besar pada peningkatan produksi
pangan dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

2.4.7. NPK Fusion

Proyek NPK Fusion merupakan langkah Pusri untuk diversifikasi


produk pupuk. Ada kecenderungan peningkatan konsumsi pupuk NPK di
Indonesia dan Proyek NPK Fusion dilaksanakan untuk memanfaatkan
trend tersebut.

Pabrik NPK dibangun menggunakan teknologi Steam Fused


Granulation dengan kapasitas 100.000 ton per tahun. Bahan baku utama
yang digunakan adalah urea produksi Pusri (Sumber Nitrogen), Batuan
Fosfat (Sumber Fosfat), dan KCl (Sumber Kalium). Keunggulan teknologi
ini adalah fleksibilitas untuk dapat memproduksi berbagai macam formula
dengan biaya investasi yang tidak terlalu mahal.

Lokasi proyek NPK Fusion terletak di lahan milik PT. Pupuk


Sriwidjaja di jalan Sutami yang terletak di samping komplek Pusri
Palembang. Area yang tersedia sudah termasuk area untuk
pengembangan selanjutnya.

Persiapan proyek NPK sudah dimulai sejak awal tahun 2013 dan
pengumuman pemenang telah dilaksanakan pada tanggal 18 Desember
2013, dengan pemenang PT. Timas Suplindo. Penunjukkan pemenang
dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2014 dan Pembahasan Kontrak
dilaksanakan pada bulan Januari 2014.

Pembangunan telah selesai dilaksanakan pada November 2015 dan


Pabrik NPK Fusion PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang telah beroperasi

21
mulai Februari 2016 dengan kapasitas 100.000 ton per tahun. (Sumber :
http://www.pusri.co.id/ina/riset-amp-pengembangan-npk-fusion/)

2.4.8. STG & Boiler Batubara

Proyek STG & Boiler Batubara terdiri dari pembangunan Boiler


berkapasitas 2 × 240 ton/jam dan STG (Steam Turbine Generator)
berkapasitas 1× 23 MW Nett. Tujuan pembangunan STG dan Boiler
batubara adalah untuk substitusi bahan bakar pembangkit steam (uap air
bertekanan) dan listrik yang sebelumnya menggunakan gas bumi ke
batubara sehingga gas bumi tersebut dapat digunakan untuk proses
produksi ammonia dan urea. Proyek STG dan Boiler Batubara terbagi
menjadi dua tahap dengan durasi proyek tahap pertama dari tahun 2013 –
2016 untuk memasok kebutuhan uap air bertekanan dan listrik Pabrik
Pusri IIB. (Sumber : http://www.pusri.co.id/ina/riset amppengembangan-
stg-coal/)

Boiler yang digunakan menggunakan teknologi pulverized coal


boiler, teknologi yang paling umum digunakan di pembangkit listrik,
sekitar 90% dari kapasitas keseluruhan boiler yang digunakan di
pembangkit steam dan listrik di dunia menggunakan teknologi ini.

Keunggulan teknologi pulverized coal boiler antara lain adalah


keandalan (reabilitas) dan interval masa pemeliharaan rutin yang cukup
panjang.

PT. Rekayasa Industri terpilih sebagai pemenang kontrak proyek


STG dan Boiler Batubara dengan penandatanganan kontrak dilaksanakan
pada tanggal 19 Agustus 2013 di Kantor Perwakilan PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang di Jakarta. Effective date dan site area handover Proyek STG
dan Boiler Batubara sudah terlaksana pada tanggal 30 Agustus 2013.

Dengan dibangunnya proyek ini, diharapkan PT. Pupuk Sriwidjaja


dapat memfokuskan penggunaan gas bumi untuk meningkatkan produksi

22
dan memanfaatkan sumber daya alam berupa batubara yang berlimpah di
Sumatera Selatan.

2.5. Struktur dan Fungsi Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi pada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang


menggunakan sistem Line and Staff Organization dengan bentuk
perusahaan Perseroan Terbatas (PT) dimana seluruh sahamnya dimiliki
oleh Pemerintah Indonesia dan proses manajemennya berdasarkan Total
Quality Control Management (TQCM) yang melibatkan seluruh pimpinan
dan karyawan dalam rangka peningkatan mutu secara kontinyu. Organisasi
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang dipimpin oleh Direktur Utama dan
dibantu oleh lima orang Direksi. Dalam kegiatan operasionalnya, direksi
dibantu oleh staf dan kepala Departemen. Kedudukan Direksi adalah
sebagai mendataris Dewan Komisaris dan menguasai seluruh fungsi
operasional perusahaan dimana Dewan Komisaris terdiri dari wakil –
wakil pemegang saham yang bertugas menentukan kebijaksanaan umum
yang harus dilaksanakan oleh Direksi. Selain itu, Dewan Komisaris juga
bertindak sebagai pengawas atas semua kegiatan dan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh Dewan Direksi.

Dewan Komisaris terdiri dari wakil – wakil pemerintah, yaitu:

1. Dewan Keuangan Direktorat Jenderal Moneter Dalam


Negeri
2. Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri
Kimia Dasar
3. Pertanian
4. Departemen Pertambangan dan Energi Dewan

23
Direksi terdiri dari:

1. Direktur Produksi
2. Direktur Keuangan dan Pemasaran
3. Direktur Teknik dan Pengembangan
4. Direktur SDM dan Umum

Struktur Organisasi yang berada di bawah Dewan Direksi. Ditentukan


sendiri oleh pihak Dewan Direksi, yang meliputi:

1. Direktur
2. General Manager
3. Manager
4. Sub. Departemen
5. Kepala Bagian (superintendent)
6. Supervisor
7. Foreman Senior

2.5.1. Struktur Organisasi Departemen Laboratorium

Departemen laboratorium merupakan salah satu departemen


yang berada di divisi teknologi yang terdiri dari beberapa laboratorium,
yaitu :

2.5.1.1. Laboratorium Penunjang Sarana (LPS)

Laboratorium penunjang sarana ini memiliki beberapa kegiatan


sebagai berikut:

 Laboratorium Inventory dan Sistem Mutu

Laboratorium Inventory dan sistem mutu berfungsi


sebagai pengelola, penyediaan barang keperluan
perusahaan seperti peralatan gelas untuk analisis, suku
cadang instrumen, dsb. Selain itu, bagian ini juga mengurus

24
administrasi sistem mutu Internasional ISO 17025:2005,
ISO 14000, ISO 9001.

 Laboratorium Kalibrasi dan Pemeliharaan


Laboratorium Kalibrasi bertugas untuk
melaksanakan proses pengecekan dan kalibrasi kepada
instrumen – instrumen yang berada di tiap laboratorium di
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang secara berkala sehingga
dapat diketahui instrumen tersebut masih layak untuk
digunakan atau tidak. instrumen yang dikalibrasi meliputi
pH meter, Conductometer, Neraca Analitik,
Spektrofotometer, Wet Test Meter, dsb. Sedangkan
pemeliharaan bertugas untuk melakukan pemeliharaan
terhadap alat – alat serta transportasi dan gedung
laboratorium

 Laboratorium Chemical Cleaning,Reagent Preparation


and Benfield (LCRB).
Bertugas untuk menyediakan bahan atau pereaksi
yang diperlukan lab untuk kegiatan analisis serta bertugas
melakukan pembersihan dengan bahan kimia dan
melakukan analisa larutan benfield yang berfungsi sebagai
larutan penjerap gas CO2 dalam proses pembuatan
Amoniak

2.5.1.2. Laboratorium Kimia Analisis


Laboratorium kimia analisis terbagi atas 3 seksi, yaitu:
 Laboratorium Pengujian Produk (LPP)
Analisis yang dilakukan di LPP meliputi analisis
produk jadi yang akan dipasarkan, yaitu produk ammonia

25
cair dan urea butiran (prill). Peralatan yang digunakan
antara lain: oven, destilation, automatic titrator, separately
funnel shaker, spectrophotometer, sieve shaker , Gas
Chromatography, Chromameter, Karl Fischer, neraca
analitik, dan peralatan - peralatan lainnya.

 Laboratorium Pengujian Umum (LPU)


Analisis yang dilakukan di LPU antara lain: analisis
mutu air penunjang industri , bahan kimia penunjang,
minyak pelumas baru, resin, katalis dan karung plastik
dengan menggunakan peralatan Spektrofotometer, alat
jartest, autoclaf , colony counter, neraca analitik,
autograph, pH meter, conductometer, turbidimeter,
viscometer, auto titrator, dan peralatan gelas.
 Laboratorium pengujian Gas dan Lube Oil
Analisa yang di lakukan di laboratorium ini adalah
analisis trace element (logam), scale, gas alam, gas
proses,dan lube oil.
Peralatan yang digunakan antara lain tanur, orsat
analyzer ,Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dan Gas
Chromatography (GC).
 Laboratorium NPK Fusion
Analisis yang dilakukan di laboratorium ini meliputi
analisis dari produk pupuk NPK PUSRI yaitu kadar
Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K), alat – alat yang
digunakan antara lain adalah Kjeldahl Master,
Spektrofotometer UV – VIS, Karl Fischer, Neraca Analitik
serta Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
 Laboratorium STG (Steam Turbine Generator) & Boiler
Batubara.
Analisis yang dilakukan di Laboratorium STG
meliputi analisis rutin proses water treatment dan analisis

26
bahan baku batubara. Alat – alat yang digunakan antara lain
ialah pH meter, Spektrofotometer UV – Vis serta
Kalorimeter.

2.5.1.3. Laboratorium Kontrol Produksi (LKP)


Analisis yang dilakukan di setiap LKP (Pupuk Sriwidjaja IB, IIB,
III, dan IV) meliputi analisa rutin proses produksi serta hasil akhir
dari proses di pabrik Amoniakk, utilitas, dan urea selama 24 jam.
Adapun peralatan yang digunakan antara lain: Gas Chromatography
(GC), Spektrofotometer UV – VIS , pH meter, conductometer, auto
titrator, turbidimeter, Karl Fischer, dan alat-alat gelas.

Struktur Organisasi Departemen Laboratorium PT.Pusri Palembang

Manajer
Laboratorium

Kepala Bagian Kepala Bagian Laboratorium Kepala Bagian


Laboratorium Kimia Penunjang Sarana (LPS) Laboratorium Kontrol
(LKA) Produksi (LKP)

Kepala Seksi Inventory


Laboratorium Kepala Seksi
Pengujian Produk LKP Pusri - IB
Kalibrasi dan
Pemeliharaan
Kepala Seksi
Laboratorium LCRB Kepala Seksi
Pengujian Umum (Laboratorium LKP Pusri - IIB
Chemical,
Reagent
NPK & STG and Benfield)
Kepala Seksi LKP
Pusri -III
Kepala Seksi
Laboratorium Gas and Kepala Seksi
Lube Oil (LGLO) LKP
Pusri -IV

27
Struktur Organisasi Bagian Laboratorium Kontrol Produksi PT Pusri
Palembang

Kepala Bagian LKP

Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi


LKP IB LKP IIB LKP III LKP IV

Foreman Foreman Foreman


Analis Foreman
Analis Analis Analis
(Karu) (Karu) (Karu) (Karu)

Analis Analis
Senior Senior Analis Analis
Senior Senior

Analis Analis Analis


Yunior Yunior Analis
Yunior Yunior

28
BAB III
KEGIATAN DI LABORATORIUM

3.1. Tinjauan Pustaka

3.1.1. STG & Boiler Batubara

Gambar1. Pabrik STG&BB

Proyek STG & Boiler Batubara terdiri dari pembangunan Boiler


berkapasitas 2 × 240 ton/jam dan STG (Steam Turbine Generator)
berkapasitas 1× 23 MW Nett. Tujuan pembangunan STG dan Boiler
batubara adalah untuk substitusi bahan bakar pembangkit steam (uap air
bertekanan) dan listrik yang sebelumnya menggunakan gas bumi ke
batubara sehingga gas bumi tersebut dapat digunakan untuk proses
produksi ammonia dan urea. Proyek STG dan Boiler Batubara terbagi

29
menjadi dua tahap dengan durasi proyek tahap pertama dari tahun 2013 –
2016 untuk memasok kebutuhan uap air bertekanan dan listrik Pabrik
Pusri IIB. (Sumber : http://www.pusri.co.id/ina/riset amppengembangan-
stg-coal/)

Boiler yang digunakan menggunakan teknologi pulverized coal


boiler, teknologi yang paling umum digunakan di pembangkit listrik,
sekitar 90% dari kapasitas keseluruhan boiler yang digunakan di
pembangkit steam dan listrik di dunia menggunakan teknologi ini.

Keunggulan teknologi pulverized coal boiler antara lain adalah


keandalan (reabilitas) dan interval masa pemeliharaan rutin yang cukup
panjang.

PT. Rekayasa Industri terpilih sebagai pemenang kontrak proyek


STG dan Boiler Batubara dengan penandatanganan kontrak dilaksanakan
pada tanggal 19 Agustus 2013 di Kantor Perwakilan PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang di Jakarta. Effective date dan site area handover Proyek STG
dan Boiler Batubara sudah terlaksana pada tanggal 30 Agustus 2013.

Dengan dibangunnya proyek ini, diharapkan PT. Pupuk Sriwidjaja


dapat memfokuskan penggunaan gas bumi untuk meningkatkan produksi
dan memanfaatkan sumber daya alam berupa batubara yang berlimpah di
Sumatera Selatan.

30
3.1.1.1. Laboratorium STG (Steam Turbine Generator) & Boiler
Batubara.

Gambae 2. Laboratorium STG&BB

Analisis yang dilakukan di Laboratorium STG meliputi analisis


rutin proses water treatment dan analisis bahan baku batubara. Alat – alat
yang digunakan antara lain ialah pH meter, Spektrofotometer UV – Vis
serta Kalorimeter.

3.1.2. Batubara

Batubara adalah suatu batuan sedimen tersusun atas unsur karbon,


hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur. Dalam proses pembentukannya,
batubara diselipi batuan yang mengandung mineral. Bersama
dengan moisture, mineral ini merupakan pengotor batubara sehingga
dalam pemanfaatannya, kandungan kedua materi ini sangat berpengaruh.
Dari ketiga jenis pemanfaatan batubara, yaitu sebagai pembuat kokas,
bahan bakar, dan batubara konversi, pengotor ini harus diperhitungkan
karena semakin tinggi kandungan pengotor, maka semakin rendah
kandungan karbon, sehingga semakin rendah pula nilai panas batubara
tersebut.

Batubara indonesia berada pada perbatasan antara batubara


subbitumen dan batubara bitumen, tetapi hampir 59% adalah lignit.

31
Menurut hasil eksplorasi pada tahun 1999 akhir, sumber daya batubara
indonesia jumlahnya sekitar 38,8 miliar ton, dan sampai tahun 2003 sekitar
57,85 miliar ton.

Kemajuan pesat teknologi industri khususnya sejak akhir tahun


1950-an membuat konsumsi energi meningkat sangat pesat. Hal ini
membuat pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi, gas alam dan
batubara) secara besar-besaran tidak terhindarkan. Bahan bakar fosil yang
mudah di eksplorasi dan dapat diperoleh dalam jumlah besar adalah
batubara dengan biaya yang tidak terlalu tinggi menjadi sumber energi
utama dunia selama berpuluh-pulu tahun.Tetapi pemakain bahan bakar
batubara secara besar-besaran juga membawa dampak yang sangat serius
terhadap lingkungan terutama isu global warming dan hujan asam.

Batubara adalah mater heterogen yang jika dilihat dari sisi kimiawai
terdiri dari komponen
1. Moisture (Air)
2. Inorganic Matter (Zat Anorganik)
3. Organic Matter (Zat Organik)

Elemen zat anorganik disebut mineral,sedang elemen zat


organik maceral.Ketiga komponen tersebut bercampurbaur dalam
jumlah,bentuk, dan ukuran yang tidak merata,serta berkaitan dalam ikatan
yang berbeda pula

 Inorganic Matter (Zat Anorganik)


Mineral yang terdapat dalam batubaraterbagi dalam dua bentuk
1. Inherent Mineral
2. Extraneous Mineral

32
Inherent Mineral
Material ini terdapat dalam batubara dalam bentuk partikel
halus yang tersebar keseluruh bagian batubara.Pada dasarnya,sebagian
material ini adalah unsur anorganik yang berasal dari tanaman yang
membentuk batubara tersebut,dan sebagian lainnya berasal dari material
sampingan yang terbawa kedalam batubara selama terjadinya proses
pembentukan batubara,oleh karena itu,jumlah serta sifat mineral dalam
batubara biasanya berbeda dari satu lapisan kelapisan lainnya

Berdasarkan bentuk ikatan mineral ini dengan batubara,maka


hampir dapat dipastikan bahwa mineral ini tidak dapat dipisahkan dari
batubara dengan cara mekanis (penggilingan dan pencucian)

Extraneous Mineral
Zat ini berasal dari lapisan floor,roof,serta dirt band yang
terbawa kedalam batubara pada saat proses penambangan.Kadang kadang
mineral ini juga disebut sebagai”free stone”

Pada umumnya tingkat kandungan Extraneous Mineral dalam batubara


bervariasi mengikuti ukaran partikelnya,dimana partikel yang lebih halus
akan mempunya kandungan mineral yang lebih tinngi.

 Organic Matter(Zat Organik)


Zat organik adalah satu satunya kompenen batubara yang
menghasilkan kalori pada saat proses pembakaran
Penguraian komponen batubara ini dapat dilihat dari dua sisi
berbeda.Pertama dilihat dari sis bagian dan jenistanaman awal yyang
membentuknya,sedangkan sis yang kedua dilahat dari unsur kima yang
mebentuknya

33
Walauupun zat organik batubara merupakan satu satunya komponen yang
menghasilkan kalori,namin didalamnya terdapat didalamnya unsur yang
dianggap pengotor,karena pada proses pembakaran,unsur ini dapat
menimbulkan polusi

3.1.3. CHN628 Analyzer

Gambar 3. CHN Analyzer

(CHN analyzer) merupakan peralatan yang digunakan


untuk menganalisis komposisi karbon (C), hidrogen (H), dan nitrogen (N)
pada suatu sampel material. Peralatan untuk menentukan persentase
kandungan karbon, hidrogen, nitrogen,dan sulfur pada senyawa
organik berdasarkan metode Dumas. Metode tersebut melibatkan oksidasi
yang sempurna dan sesaat dari sampel dengan cara pembakaran sekejap
(flash combustion). Gas hasil pembakaran dipisahkan oleh kromatografi
kolom dan kemudian dideteksi oleh thermal conductivity detector (TCD)
yang memberi sinyal keluaran yang proporsional dengan konsentrasi dari
komponen individu dari campuran gas

34
Prinsip Kerja Alat:

Terdapat beberapa teknik yang berbeda untuk menentukan


kandungan C, H,dan N pada sampel. Setiap teknik memiliki level
presisi, akurasi, kecepatan analisis, dan tingkatkemudahan operasi
yang berbeda. Susunan kolom kromatografi mengubah komponen
menjadi bentuk NO2, CO2,dan H2O yang kemudian dideteksi
dengan menggunakan bantuan thermal conductivity detector.
Instrumen dikalibrasi dengan analisis komponen standard
menggunakan perhitungan K-faktor. Dengan demikian, instrumen
tersebut menjamin keandalan yang maksimal darihasil keluaran
karena gas hasil pembakaran tidak dipisah ataupun diencerkan,
melainkan langsung dilewatkan pada sistem kromatografi gas,
sehingga hasil analisis komponen CHN dapat dilakukan dalam
waktu kurang dari 10 menit. Metode ini sangat bermanfaat untuk
menentukan persentase C, H,dan N, pada senyawa organik yang
secara umum dapat terbakar pada suhu 1800 °C

3.1.4. TGA701 (Thermogravimetri Analyzer)

Gambar 4. TGA701 (Thermogravimetri Analyzer)

35
Proximate Analyzer (Thermogravimetric Analyzer, TGA)
digunakan untuk menentukan kelembaban, abu, bahan mudah menguap
dan karbon tetap dalam batubara dan kokas. Itu juga dapat menentukan
sisa abu dan bahan bakar terak sesuai dengan ASTM, yang secara luas
diterapkan di pembangkit listrik, tambang batubara, metalurgi, industri
kimia, inspeksi komersial, penelitian ilmiah, pendidikan, dll. (Hasil
Volatile Matter hanya untuk referensi .)

Metode analisis termal yang paling sering digunakan adalah


analisis termogavimetrik atau TGA . TGA adalah suatu teknik analitik
untuk menentukan stabilitas termal suatu material dan fraksi komponen
volatile dengan menghitung perubahan berat yang dihubungkan dengan
perubahan temperatur. Kurva yang dihasilkan pada analisis
termogavimetrik (TGA) adalah perubahan massa vs temperatur sebagai
kurva TG. Kurva TG merupakan plot dari penurunan massa pada sumbu y
dan peningkatan temperatur pada sumbu x. Terkadang kita juga dapat
mengeplotkan waktu pada sumbu y. Kurva TG dapat membantu
menyatakan tingkat

TGA biasanya diaplikasikan pada beberapa riset untuk menentukan


karakteristik material seperti polimer, untuk menentukan penurunan
temperatur, kandungan material yang diserap, komponen anorganik dan
organik dalam material, dekomposisi bahan yang volatile, dan residu
bahan pelarut. TGA juga sering digunakan pada kinetika korosi pada
oksidasi temperatur tinggi.

Prinsip Kerja Alat:

Prinsip dasar analisis termogravimetrik adalah


perubahan massa sampel yang diamati ketika sampel dikenakan
pada Controlled temperature programe. Program temperatur
seringkali digunakan pada peningkatan suhu, namun pengamatan
isotermal dapat juga dilakukan ketika perubahan massa sampel
dengan waktu diikuti. TGA memiliki sifat kuantitatif, dan oleh

36
karena itu TGA merupakan teknik pengukuran secara termal yang
sangat tepat, namun memberikan informasi kimia secara tidak
langsung. Kemampuan analisis produk yang volatile selama
penghilangan berat dalam jumlah yang besar. Untuk mendapatkan
data dalam bentuk informasi grafis TGA biasanya di gabungkan
pada beberapa detektor dan spektrofotometer seperti MS dan FTIR.

3.1.4. AC500 (Kalorimeter Bomb)

Gambar 5. AC500 (Kalorimetri Bomb)

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menggunakan


jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi.Tipe
kalorimeter yang digunakan untuk analisa batubara pada laboratorium
STG&BB adalah Kalorimeter Bom
Kalorimeter Bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur
jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan dalam pembakaran sempurna
(dalam O2 berlebih) suatu senyawa batubara.
Dalam AC500,sampel ditempatkan didalam lingkungan yang
memiliki tekanan tinggi yang disebit combition vassel.Wadah pembakaran
dikelilingi oleh air dan sampelnya dibakar.Suhu air diukur dengan gas

37
elektronik dengan resolusi 1/10.000 derajat.Selama analisis,kecepatan
kipas dimodulasi untuk mengontrol suhu jaket.

Prinsip Kerja Alat:


Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung
beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalori
(Kalorimeter),dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari
kawat logam terpasang dalam tabung.
Panas yang dihasilkn pada saat pembakran sampel
dipindahkan kemedia air sehingga menghasilkan kenaikan
suhu dari suhu awal,selisih dari knaikan suhu dihitung sebagai
T,dimana T digunakan dalam menetukan nilai kalori

3.2. Parameter Uji

3.2.1. Analisis Proximate

Pada proses pembakaran batubara pada suhu tertentu terjadi


beberapa perubahan fisik pada komponen batubara
Moisture akan menguap.Mineral akan terbakar meninggalkan
residu yang disebut dengan ash dan menguapkan sedikit zat terbang yang
terukur sebagai sebagian kecil dari volatile matter.zat organik akn
meninggalkan residu karbon yang sering disebut dengan Fixed Carbon
serta gas hidrokarbon ringan yang menguap sebagai volatile matter

Proximate adalah rangkaian pengujian untuk menetapkn


proporsi komponen batubar dalam contoh batubara yang telah dikeringkan
terlebih dahulu (air-dried sample),ketika dibakar pada kondisi tertentu,oleh
karena itu hasil pengujianya dilaporkan dari laboratorium berbeda

38
air-dried basis

Fixed Volatile
moisture Ash content
Carbon Matter

3.2.1.1. Moisture (Kadar Air)

Pada dasarnya,baik air yang terdapat dalam batubara maupun


yang terurai dari batubara jika dipansakan sampai kondisi tertentu,terbagi
dalam beberapa bentuk yang menggambarkan ikatan air tersebut dengan
batubara
Moisture batubara bukanlah seluruh air yang terdapat di dalam
pori pori batubara (besar dan kecil) dan yang terbentuk dari penguaraian
batubara selama pemanasan.Moisture batubara adalah air yag menguap
dari batubara apabila dipanaskan sampai suhu 105o-110oC.

Total Moisture
Parameter yang dianlisis dalam kondisi as-recaived,baik
langsung ataupun secara bertahap,adalah total moisture,sedangkan
parameter lain pada umumnya dianalisis pada kondisi contoh yang telah
dikeringkan terlebih dahulu dan digerus halus.
Umumnya pengujian total moisture dilakukan dalam dua tahap
sehingga pengujian disebut two-stage determination.
Tahap pertama dilakukan di ruang preparasi contoh dengan cara
menimbang contoh kemudian dikeringkan pada suhu ruangan sampai
diporeleh berat konstan,kehilangan berat dihitung persentasenya dan
disebut dengan air-dry loss (ASTM),setelah dicapai berat konstan,contoh
digiling ke partikel tertentu,diambil sebagian dan dikirimkan ke
laboratorium untuk dianlisis

Total moisture kemudian dihitung dengan rumus

39
TM=ADL+RM*(1-ADL/100)

Dimana:TM=Total moisture (%)


ADL=Air dry loss (%)
RM=Residual moisture(%)

1.) Alat dan Bahan


 Alat
1. Spatula
2. TGA701 (Thermogravimetri Analyzer)
3. Crucible
4. PC
 Bahan
1. Sampel (Raw Coal Feeder)
2. Gas O2
3. Gas N2
4. Udara

2.) Cara Kerja


2.1. Menyalakan Intrumen

1) Pastikan semua gas (Oksigen ,Nitrogen ,dan


Udara)sudah terpasang dengan benar ke
instrument.Berikut setting pada regulator tabung gas:
a. Oksigen 35psi (2.4 bar)
b. Nitrogen 35psi (2.4 bar)
c. Udara tekan 45psi (3.1 bar)
2) Nyalakan instrumen TGA (switch panel terletak
dibagian kanan instrumen).
3) Nyalakan PC,klik ganda ikon TGA701 sofware pada
layar dekstop untuk mengaktifkan Software.

40
4) Lakukan pengecekan awal dengan memilih
Diagnostic,kemudian System Check.Intrument akan
melakukan System Check,ikuti langkah yang diberikan
lalu klik OK jika sudahn selesai

2.2. Analisis Sampel

1) Masukan data dengan cara sebagai berikut:


a. Pada menu sample klik Login
b. Ketik nama sampel dan pilih metoda analisi
yang akan dipakai atau pilih melalui menu drop-
down
c. Pada atribut location,tuliskan nomor sampel,jika
dikosongkan maka software akan menentukan
sendiri secara otomatis.
d. Pada atribut Count,tuliskan jumlah sampel yang
akan dianalisa,klik OK
e. Ulangi langkah b-d sampai samua sampel
dimasukan
f. Untuk mengakhiri proses ini,klik cancel
2) Pada menu utama,klik view,pilih balance dan coursel
(akan menampilkan data penimbangan neraca dan
posisi coursel)
3) Pilih configuration,Method untuk melakukan setting
metode
4) Pada menu utama klik F5 Analyze
5) Furnace akan segera membuka,tempatkan sejumlah
crucible yang akan digunakan untuk analisa pada
lubang lubang caorsel,ditambah satu crucible kosong
(sebagai reference) pada posisi Home yang bertanda

41
”lubang kecil”.Tekan tombol acuator (pada panel depan
instrument),furnace akan tertutup dan sistem akan
menginisialisasi dan menimbang semua crucible.
6) Setelah selesai furnace akan kembali terbuka dan
coursel akan kembali pada posisi crucible penimbangan
pertama dan siap untuk menimbang sampel.
7) Masukan sampel sesuai yang diperlukan kedalam
crucibel (data penimbangan dapat dilihat pada kotak
estimasi dialog balance)
8) Tekan tombol acuator,coursel akan berputar dan
berhenti pada posisi crucuble berikutnya,ulangi hingga
semua cruciblr terisis sampel.Jikatelah terisis
semua,penekana tombol acuator akan memulai semua
analisa secara otomatis.

2.3 Mematikan Instrument

1) Setelah proses analisa selesai,furnace akan


membika.Karena temperatur masih terlalu tinggi maka
biarkan sistem menurunkan temperatur sampai
mencapai temperatur ruang
2) Klik F7 COVER untuk menutup furnace
3) Tutup semua tabung gas
4) Keluar dari Software TGA
5) Matikan instrument TGA dengan switch tombol yang
berada disamping kanan instrument

42
3.2.1.2. Valatile Matter

Definisi volatile matter (VM) ialah banyaknya zat yang hilang


bila sampel batubara dipanaskan pada suhu dan waktu yang telah
ditentukan (setelah dikoreksi oleh kadar moisture). Suhunya adalah
900oC, dengan waktu pemanasan tujuh menit tepat.

Volatile yang menguap terdiri atas sebagian besar gas-gas yang


mudah terbakar, seperti hidrogen, karbon monoksida, dan metan, serta
sebagian kecil uap yang dapat mengembun seperti tar, hasil pemecahan
termis seperti karbon dioksida dari karbonat, sulfur dari pirit, dan air dari
lempung.

Volatile Matter yang ditentukan dapat digunakan untuk


menentukan rank suatu batubara, klasifikasi, dan proporsinya dalam
blending. Volatile matter juga penting dalam pemilihan peralatan
pembakaran dan kondisi efisiensi pembakaran.

Prinsip pengerjaan volatille matter pada analisa batubara yaitu


dimana sampel batubara dimasukan kedalam thermogravimetri analyzer
yang kemudian sampel dipanaskan pada suhu 900oC,lalu berat sampel
ditimbang oleh alat serta diolah yang kemudian dihasilkan kadar volatile
matter dalam bentuk persen.

1.) Alat dan Bahan


 Alat
1. Spatula
2. TGA701 (Thermogravimetri Analyzer)
3. Crucible
4. PC

43
 Bahan
1. Sampel (Raw Coal Feeder)
2. Gas O2
3. Gas N2
4. Udara

2.) Cara Kerja


2.1. Menyalakan Intrumen

1) Pastikan semua gas (Oksigen ,Nitrogen ,dan


Udara)sudah terpasang dengan benar ke
instrument.Berikut setting pada regulator tabung gas:
a. Oksigen 35psi (2.4 bar)
b. Nitrogen 35psi (2.4 bar)
c. Udara tekan 45psi (3.1 bar)
2) Nyalakan instrumen TGA (switch panel terletak
dibagian kanan instrumen).
3) Nyalakan PC,klik ganda ikon TGA701 sofware pada
layar dekstop untuk mengaktifkan Software.
4) Lakukan pengecekan awal dengan memilih
Diagnostic,kemudian System Check.Intrument akan
melakukan System Check,ikuti langkah yang diberikan
lalu klik OK jika sudahn selesai

2.2. Analisis Sampel

1) Masukan data dengan cara sebagai berikut:


a. Pada menu sample klik Login
b. Ketik nama sampel dan pilih metoda analisi yang
akan dipakai atau pilih melalui menu drop-down
c. Pada atribut location,tuliskan nomor sampel,jika
dikosongkan maka software akan menentukan
sendiri secara otomatis.

44
d. Pada atribut Count,tuliskan jumlah sampel yang
akan dianalisa,klik OK
e. Ulangi langkah b-d sampai samua sampel
dimasukan
f. Untuk mengakhiri proses ini,klik cancel
2) Pada menu utama,klik view,pilih balance dan coursel
(akan menampilkan data penimbangan neraca dan
posisi coursel)
3) Pilih configuration,Method untuk melakukan setting
metode
4) Pada menu utama klik F5 Analyze
5) Furnace akan segera membuka,tempatkan sejumlah
crucible yang akan digunakan untuk analisa pada
lubang lubang caorsel,ditambah satu crucible kosong
(sebagai reference) pada posisi Home yang bertanda
”lubang kecil”.Tekan tombol acuator (pada panel depan
instrument),furnace akan tertutup dan sistem akan
menginisialisasi dan menimbang semua crucible.
6) Setelah selesai furnace akan kembali terbuka dan
coursel akan kembali pada posisi crucible penimbangan
pertama dan siap untuk menimbang sampel.
7) Masukan sampel sesuai yang diperlukan kedalam
crucibel (data penimbangan dapat dilihat pada kotak
estimasi dialog balance)
8) Tekan tombol acuator,coursel akan berputar dan
berhenti pada posisi crucuble berikutnya,ulangi hingga
semua cruciblr terisis sampel.Jikatelah terisis
semua,penekana tombol acuator akan memulai semua
analisa secara otomatis.

2.3 Mematikan Instrument

45
1) Setelah proses analisa selesai,furnace akan
membika.Karena temperatur masih terlalu tinggi maka
biarkan sistem menurunkan temperatur sampai
mencapai temperatur ruang
2) Klik F7 COVER untuk menutup furnace
3) Tutup semua tabung gas
4) Keluar dari Software TGA
5) Matikan instrument TGA dengan switch tombol yang
berada disamping kanan instrument

3.2.1.3. Fixed Carbon


merupakan karbon yang tertinggal setelah dilakukan
pembakaran pada batubara sesudah penguapan volatile matter.

Fixed Carbon (FC) menyatakan karbon yang terdapat dalam


material sisa setelah vilatile amtter yang dihilangkan.FC ini mewakili sisa
penguraian dari komponen organik batubara ditambah sedikit senyaawa
Nitrogen,Sulphur,Hidrogen dan mungkin oksigen yang terserap atau
bersatu secara kimiawi.Kandungan FC digunakan sebagai indeks hasil
kokas sari batubara pada saat berkarbonisasi,atau sebagai suatu ukuran
material padat yang dapat dibakar didalam peralatan pembakaran batubara
satelah fraksi zat mudah menguap dihilangkan.Apabila ash atau zat
material telah dikoreksi,maka kandungan FC dapat dipakai sebagai indeks
rank batubara dan parameter untuk mengklasifikasi batubara.

Fixed Carbon ditentukan dengan perhitungan:100% dikurangi


persentase Moisture,VM,dan Ash (Dalam basis kering Udara(adb))

Data fixed carbon digunakan dalam pengklasifikasian


batubara,pembakaran dan karbonisasi batubara.Fixed carbon kemungkinan

46
membawa pula sedikit persentase nitrogen,sulphur,hidrogen,dan mungkin
pulaoksigen sebagai zat terabsorbsi atau bergabung secara kimia.

Fixed carbon merupakan ukuran padatan yang dapat terbakar


yang masih berada dalam peralatan pembakaran setelah zat-zat mudah
menguap yang ada dalam batubara keluar.Ini adalah salah satu nilai yang
digunakandidalam perhitungan efesiensi peralatan pembakaran.

1.) Alat dan Bahan


 Alat
1. Spatula
2. TGA701 (Thermogravimetri Analyzer)
3. Crucible
4. PC
 Bahan
1. Sampel (Raw Coal Feeder)
2. Gas O2
3. Gas N2
4. Udara

2.) Cara Kerja


2.1. Menyalakan Intrumen

1) Pastikan semua gas (Oksigen ,Nitrogen ,dan


Udara)sudah terpasang dengan benar ke
instrument.Berikut setting pada regulator tabung gas:
a. Oksigen 35psi (2.4 bar)
b. Nitrogen 35psi (2.4 bar)
c. Udara tekan 45psi (3.1 bar)
2) Nyalakan instrumen TGA (switch panel terletak
dibagian kanan instrumen).

47
3) Nyalakan PC,klik ganda ikon TGA701 sofware pada
layar dekstop untuk mengaktifkan Software.
4) Lakukan pengecekan awal dengan memilih
Diagnostic,kemudian System Check.Intrument akan
melakukan System Check,ikuti langkah yang diberikan
lalu klik OK jika sudahn selesai

2.2. Analisis Sampel

1) Masukan data dengan cara sebagai berikut:


a. Pada menu sample klik Login
b. Ketik nama sampel dan pilih metoda analisi yang
akan dipakai atau pilih melalui menu drop-down
c. Pada atribut location,tuliskan nomor sampel,jika
dikosongkan maka software akan menentukan sendiri
secara otomatis.
d. Pada atribut Count,tuliskan jumlah sampel yang akan
dianalisa,klik OK
e. Ulangi langkah b-d sampai samua sampel dimasukan
f. Untuk mengakhiri proses ini,klik cancel
2) Pada menu utama,klik view,pilih balance dan coursel
(akan menampilkan data penimbangan neraca dan
posisi coursel)
3) Pilih configuration,Method untuk melakukan setting
metode
4) Pada menu utama klik F5 Analyze
5) Furnace akan segera membuka,tempatkan sejumlah
crucible yang akan digunakan untuk analisa pada
lubang lubang caorsel,ditambah satu crucible kosong
(sebagai reference) pada posisi Home yang bertanda
”lubang kecil”.Tekan tombol acuator (pada panel depan
instrument),furnace akan tertutup dan sistem akan
menginisialisasi dan menimbang semua crucible.

48
6) Setelah selesai furnace akan kembali terbuka dan
coursel akan kembali pada posisi crucible penimbangan
pertama dan siap untuk menimbang sampel.
7) Masukan sampel sesuai yang diperlukan kedalam
crucibel (data penimbangan dapat dilihat pada kotak
estimasi dialog balance)
8) Tekan tombol acuator,coursel akan berputar dan
berhenti pada posisi crucuble berikutnya,ulangi hingga
semua cruciblr terisis sampel.Jikatelah terisis
semua,penekana tombol acuator akan memulai semua
analisa secara otomatis.

2.3 Mematikan Instrument

1) Setelah proses analisa selesai,furnace akan


membika.Karena temperatur masih terlalu tinggi maka
biarkan sistem menurunkan temperatur sampai
mencapai temperatur ruang
2) Klik F7 COVER untuk menutup furnace
3) Tutup semua tabung gas
4) Keluar dari Software TGA
5) Matikan instrument TGA dengan switch tombol yang
berada disamping kanan instrument

3.2.1.4. Ash Content

Coal ash didefinisikan sebagai zat organik yang tertinggal


setelah sampel batubara dibakar (incineration) dalam kondisi standar
sampai diperoleh berat yang tetap. Selama pembakaran batubara, zat
mineral mengalami perubahan, karena itu banyak ash umumnya lebih kecil
dibandingkan dengan banyaknya zat mineral yang semula ada didalam

49
batubara. Hal ini disebabkan antara lain karena menguapnya air konstitusi
(hidratasi) dan lempung, karbon dioksida serta karbonat, teroksidasinya
pirit menjadi besi oksida, dan juga terjadinya fiksasi belerang oksida.
Ash batubara, disamping ditentukan kandungannya (ash
content), ditentukan pula susunan (komposisi) kimianya dalam analisa ash
dan suhu leleh dalam penentuan suhu leleh ash.
Abu merupakan komponen non-combustible organic yang
tersisa pada saat batubara dibakar. Abu mengandung oksida-oksida logam
seperti SiO2, Al2O3, Fe2O3, dan CaO, yang terdapat didalam batubara.
Kandungan abu diukur dengan cara membakar dalam tungku pembakaran
(furnace) pada suhu 815°C. Residu yang terbentuk merupakan abu dari
batubara.
Dalam pembakaran, semakin tinggi kandungan ash batubara,
semakin rendah panas yang diperoleh dari batubara tersebut. Sebagai
tambahan, masalah bertambah pula misalnya untuk penanganan dan
pembuangan ash hasil pembakaran

1.) Alat dan Bahan


 Alat
1. Spatula
2. TGA701 (Thermogravimetri Analyzer)
3. Crucible
4. PC
 Bahan
1. Sampel (Raw Coal Feeder)
2. Gas O2
3. Gas N2
4. Udara

50
2.) Cara Kerja
2.1. Menyalakan Intrumen

1) Pastikan semua gas (Oksigen ,Nitrogen ,dan


Udara)sudah terpasang dengan benar ke
instrument.Berikut setting pada regulator tabung gas:
a. Oksigen 35psi (2.4 bar)
b. Nitrogen 35psi (2.4 bar)
c. Udara tekan 45psi (3.1 bar)
2) Nyalakan instrumen TGA (switch panel terletak
dibagian kanan instrumen).
3) Nyalakan PC,klik ganda ikon TGA701 sofware pada
layar dekstop untuk mengaktifkan Software.
4) Lakukan pengecekan awal dengan memilih
Diagnostic,kemudian System Check.Intrument akan
melakukan System Check,ikuti langkah yang diberikan
lalu klik OK jika sudahn selesai

2.2. Analisis Sampel

1) Masukan data dengan cara sebagai berikut:


a. Pada menu sample klik Login
b. Ketik nama sampel dan pilih metoda analisi yang
akan dipakai atau pilih melalui menu drop-down
c. Pada atribut location,tuliskan nomor sampel,jika
dikosongkan maka software akan menentukan
sendiri secara otomatis.
d. Pada atribut Count,tuliskan jumlah sampel yang
akan dianalisa,klik OK
e. Ulangi langkah b-d sampai samua sampel
dimasukan
f. Untuk mengakhiri proses ini,klik cancel

51
2) Pada menu utama,klik view,pilih balance dan coursel
(akan menampilkan data penimbangan neraca dan
posisi coursel)
3) Pilih configuration,Method untuk melakukan setting
metode
4) Pada menu utama klik F5 Analyze
5) Furnace akan segera membuka,tempatkan sejumlah
crucible yang akan digunakan untuk analisa pada
lubang lubang caorsel,ditambah satu crucible kosong
(sebagai reference) pada posisi Home yang bertanda
”lubang kecil”.Tekan tombol acuator (pada panel depan
instrument),furnace akan tertutup dan sistem akan
menginisialisasi dan menimbang semua crucible.
6) Setelah selesai furnace akan kembali terbuka dan
coursel akan kembali pada posisi crucible penimbangan
pertama dan siap untuk menimbang sampel.
7) Masukan sampel sesuai yang diperlukan kedalam
crucibel (data penimbangan dapat dilihat pada kotak
estimasi dialog balance)
8) Tekan tombol acuator,coursel akan berputar dan
berhenti pada posisi crucuble berikutnya,ulangi hingga
semua cruciblr terisis sampel.Jikatelah terisis
semua,penekana tombol acuator akan memulai semua
analisa secara otomatis.

2.3 Mematikan Instrument

1) Setelah proses analisa selesai,furnace akan


membika.Karena temperatur masih terlalu tinggi maka
biarkan sistem menurunkan temperatur sampai
mencapai temperatur ruang
2) Klik F7 COVER untuk menutup furnace
3) Tutup semua tabung gas

52
4) Keluar dari Software TGA
5) Matikan instrument TGA dengan switch tombol yang
berada disamping kanan instrument

3.2.2. Analisis Ultimate

Ultimate adalah rangkaian pengujian untik mengukur unsur


yang terkandung dalam organic matter,yaitu carbon ,hydrogen ,oksigen
,hydrogen ,sulphur,dan unsur lainnya yang jumlahnya tidak terlalau besar.

Pada saat pembakaran komponen organic matter inilah yang


menghasilkan kalori pada saat proses pembakaran,oleh karena itu kita
dapat mengestimasikan kalori yang ditimbulkan dengan cara membuat
kolerasi antara unsur unsur komponen organic matter dengan kalorinya.

Mirip dengan coal proximate analysis, tujuan dari coal


ultimate analysis adalah untuk menentukan konstituen batu bara,
melainkan dalam bentuk unsur kimia dasar. Ultimate analysis
menganalisis jumlah karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), belerang (S),
dan elemen lainnya dalam sampel batubara. Variabel-variabel ini juga
diukur dalam persen berat (% berat) dan dihitung dalam basis yang
dijelaskan di atas

Salah satu metode standar yang digunakan untuk coal ultimate


analysis adalah ASTM D3176-09 Standard Practice for Ultimate Analysis
of Coal and Coke. Selain itu ada juga ASTM D5373 – 13 Standard Test
Methods for Determination of Carbon, Hydrogen and Nitrogen in Analysis
Samples of Coal and Carbon in Analysis Samples of Coal and Coke.
Penggunaan analisis ini sebagai berikut

53
Metode Analisis Ultimat:

1. Carbon dan Hydrogen.

Dibebaskan sebagai CO2 dan H2O ketika batubara dibakar. CO2


bisa berasal dari mineral karbonat yang ada, dan H2O bisa berasal dari
mineral lempung atau inherent moisture pada air-dried coal atau pada
keduanya. Nilai kadar karbon ini semakin bertambah seiring dengan
meningkatnya kualitas batubara. Kadar karbon dan jumlah zat terbang
digunakan sebagai perhitungan untuk menilai kualitas bahan bakar, yaitu
berupa nilai fuel ratio.

2. Nitrogen.

Kandungan nitrogen dari batubara merupakan hal yang signifikan,


khususnya dengan hubungan polusi udara. jadi batubara dengan nitrogen
yang rendah lebih diharapkan pada industri. Batubara tidak boleh
mengandung nitrogen lebih dari 1.5-2.0%.

Untuk penentuan kadar C,H,N pada batubara digunakan alat yaitu


CHN analyzer,Terdapat beberapa teknik yang berbeda untuk menentukan
kandungan C, H,dan N pada sampel. Setiap teknik memiliki level presisi,
akurasi, kecepatan analisis, dan tingkatkemudahan operasi yang berbeda.
Susunan kolom kromatografi mengubah komponen menjadi
bentuk NO2, CO2,dan H2O yang kemudian dideteksi dengan menggunakan
bantuan thermal conductivity detector. Instrumen dikalibrasi dengan
analisis komponen standard menggunakan perhitungan K-faktor. Dengan
demikian, instrumen tersebut menjamin keandalan yang maksimal
darihasil keluaran karena gas hasil pembakaran tidak dipisah ataupun
diencerkan, melainkan langsung dilewatkan pada sistem kromatografi gas,
sehingga hasil analisis komponen CHN dapat dilakukan dalam waktu
kurang dari 10 menit. Metode ini sangat bermanfaat untuk menentukan

54
persentase C, H,dan N, pada senyawa organik yang secara umum dapat
terbakar pada suhu 1800 °C

1.) Alat dan Bahan


 Alat
1. Spatula
2. CHN628 Analyzer
3. Wadah Cangkir Timah
4. Neraca Analitik
5. Kuas
6. Wadah Sampel (Sampel coursel)

 Bahan
1. Sampel (Raw Coal Feeder)
2. Cangkir Timah (Tin Foil)
3. Gas He
4. Gas O2
5. CRM CHN

2.) Cara Kerja

2.1. Menyalakan instrument

1) Hubungkan power cord instrument,komputer,dan balance ke


fasilitas listrik.Pastikan semua gas (Oksigen,Helium dan
Udara Tekan)msudah terpasang dan dibuka
a. Oksigen 35psi (2.4 bar)
b. Helium 35psi (2.4 bar)
c. Udara Tekan 40 psi
2) Nyalakan instrumen (switch terletak dibagian kana
instrument)

55
3) Nyalakan PC,klik ganda ikon CHN628 software pada layar
desktop untuk mengaktifkan software
4) Lakukan conditionng dan pengecekan awal,dengan memilih
diagnostic,kemudian chat,kemudian tunggu sampai smua
parameternya OK (±8 jam)
5) Klik leak check kemudian lakukan proses leak cheak untuk
Whole O2 dan segmented O2,lakukan juga untuk whole He
dan segmented He.
6) Klik system Check,kemudian start dan amatihasulnya
(pastikan tanda o berwarna hijau semua atau passed)

2.2. Analisa Blank

Catatan: sebelum melakukan Blank,analisa terlebih dahulu 3-


5 kali sampel untuk conditioning alat. Kemudian
lakukan 3-5 kali analisa Blank

1) Pilih ID code Blank dengan drop down dari kolom sampel


name
2) Masukan berat sampel,default 1 gram untuk blank
3) Pilih method yang akan digunakan
4) Tekan F5 ANALYZE,lakukan 3-5 kali hingga hasilnya
stabil.
5) Sorot hasil blank yang stabil kemudian klik configuration
,lalu blank.
6) Tekan OK untuk menerima settingan blank yang baru.

2.3. Analisa sampel.

Catatan: sebelummelakukan analisa pastikan semua


parameter system check berstatus passed,dan

56
pastikan method yang akan digunakan sudah
terkalibrasi

1) Ketik nama sampel pada kolom name


2) Pilih method yang akan digunakan
3) Timbang sampel yang akan digunakan menggunakan tin
foil,masukan data berat sampel pada kolom mass
4) Bungkus sampel dengan rapi (dibuat menjadi bulatan)
kemudian masukan pada sampel coursel.
5) Tekan F5 ANALYZE untuk memulai analisa
6) Tunggu sampai analisa selesai
7) Ulangi proses yang sama untuk sampel berikutnya

2.4. Kalibrasi Method

Catatan:

 Tentukan standar sampel yang akan digunakan untuk kalibrasi


 Pastikan standar sampel yang akan digunakan sudah terdapat
pada menu standar (jika belum ada,masukan data datanya).
 Untuk melakukan kalibrasi ada 2 cara, yaitu standar sama
dengan verat berbeda atau standar berbeda dengan berat sama

1) Lakukan analisa standar sampel yang akan digunakan untuk


kalibrasi
2) Sorot hasil semua analisa yang telah dilakukan
3) Klik Configuration, lalu pilih Calibration lalu New
Calibration
4) Pilih cell yang akan dikalibrasi
5) Tentukan kurva kalibrasi yang akandigunakan
6) Perhatikan kurva kalibrasi,tentukan data yang akan
digunakan.

57
7) Tentukan standar sampel yang akan digunakan untuk drift
dengan memberi tanda silang pada kolom drift
8) Lalu langkah 2-7 untuk cell lainnya
9) Klik OK
10) Pilih kalibrasi cell yang diinginkan dengan memberi tanda
silang pada persamaan kurva kalibrasi
11) Klik save untuk menyimpan data kalibrasi

2.5. Drift Kalibrasi

Catatan: Drift kalibrasi digunakan untuk meng-adjust kurva


kalibrasi agar sesuai dengan nilai standar
sampel.Drift kalibrasi harus dilakukan setiap hari
atau pada saat nilai standar sampel tidak sesuai
dengan nilai standar yang ada.Sebelum melakukan
drift, terlebih dahulu harus melakukan analisa blank
sample kemudian lakukan proses blank.

1) Lakukan analisa standar masing masing sebanyak 2-3 kali.


2) Pilih hasil analisa yang stabil,kemudian sorot.
3) Klik configuration lalu pilih drift
4) Kemudian klik drift

2.6. Mematikan Instrument

1) Klik menu maintanence


2) Pilih Instrument Shutdown
3) Tunggu hingga terjadi penurunan suhu hingga 600oC,atau
hingga indicator berubah menjadi warna hijau
4) Jika telah hijau tutup software
5) Kemudian matikan instrument

58
3.2.3. Analisa Calori

Untuk batubara yang dipergunakan sebagai bahan bakar,caloric


value(jumlah kalori) merupajkan komponen utama yang menjadi
perhatian.Secara umum caloric value yang akan lebih tinggi lebih disukai
pemakai tapi harganya pun sesuai dengan caloric value-nya.

1.) Alat dan Bahan


 Alat
1. AC500
2. Sample Holder
3. Fuse Wire
4. Bucket
5. Cup
6. Spatula
7. Combustion Vassel
8. Penggaris
9. Pipete tank

 Bahan
1. Benzoic Acid
2. Demin
3. Sampel (Raw Coal Feeder)
4. Gas O2

2.) Cara Kerja

2.1. Kalibrasi Alat

1) Pastikan line gas O2 telah terpasang dengan baik


2) Hidupkan instrument dan PC,tunggu kurang lebih 10 menit
untuk conditioning instrument.

59
3) Pada layar PC,pilih icon software LECO AC500
4) Timbang 1 tablet Caloric standar (Benzoic Acid) pada cup
sampe calorimeter
5) Persiapkan sample holder,sebagai berikut
a. Pasang fuse wire pada sampl holder
b. Masukkan cup sampel ke sample holder
c. Atur fuse ±0,5 cm diatas sampel
6) Masukan sample holder ke dalam combustion vassel,tutup
secara kuat
7) Isi combustion vassel dengan gas O2,tunggu hingga selesai
8) Isi bucket denga air demin menggunakan pipet tank
(±2L).(Patikan F7 WATER PUMP aktif pada software).
9) Masukan combustion vassel dengan menggunakan vassel
handle ke dalam bucket dan sesuaikan posisinya agar tidak
goyang
10) Masukan bucket yang berisi combustion vassel ke dalam
instrument (jangan air sampai tumpah dan membasahi
insulatin material)
11) Pada software akifkan F4 BALANCE untuk menampilkan
pembacaan neraca
12) Membuat data standar,dengan cara: pilih configaration
standar .tambahkan standar ,isi data standar dan nilai
kalorinya, klik OK
13) Membuat method dengan cara : pilih configuration,
method, pilih add,isikan nama method, klik properties,isis
komposisis zat sebagai koreksi jika ada, pilih high precision
pada heat correction. Klik OK
14) Pada tabel sampel masukan data standar yang akan
dianalisa (Nama, Berat, Fuse Length, dan Method).
15) Klik F5 ANALYZE tunggu hasilnya muncul
16) Lakukan pengulangan sebanyak minimal 3 kali untuk
standar.

60
17) Untuk mengubah faktor kalibrasi, blok hasil analisa
kalibrasi.
18) Pilih configuration, calibration, kemudian OK. Maka akan
muncul tampilan faktor yang baru.
19) Masih dalam posisi blok hasil, klik kanan ,pilih recalculate

2.2. Melakukan Pengukuran Sampel

1) Lakukan langkah 1 sampai 11 seperti pengerjaa standar


,hanya saja standarnya diganti dengan sampel yang akan
dianalisa
2) Membuat method untuk sample dengan cara : pilih
configuration method ,pilih add,isikan nama nethod,klik
properties isikan kompisisi zat sbagai koreksi jik ada, pilih
high precision pada heat correction.klik OK
3) Pada table sample maukan data ampel yang akan dianalisa
(Nama, Berat, Fuse Length, dan Method).
4) Klik F5 ANALYZE, tunggu hingga hasil analisa mucul

61
BAB IV
DATA HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Mingguan Batubara September 2019


4.1.1. Rabu/4 September 2019
Hasil
Parameter
Simplo Duplo Rata rata
Moisture (%) 15,5 15,3 15,4

Volatile Matter (%) 38,75 38,79 38,77

Ash Content (%) 5,53 5,55 5,54

Fixed Carbon (%) 40,2 40,23 40,215

Hydrogen (%) 4,81 4,8 4,805

Carbon (%) 60,61 60,65 60,63

Nitrogen (%) 0,88 0,89 0,885

Calori (cal/g) 5857,4 5860,45 5858,925

Tabel 1. analisa Rabu/4 September 2019

4.1.2. Rabu/11 September 2019


Hasil
Parameter
Simplo Duplo Rata rata
Moisture (%) 13,52 13,5 13,51

Volatile Matter (%) 40,34 40,44 40,39

Ash Content (%) 5,31 5,33 5,32

Fixed Carbon (%) 40,82 40,78 40,8

Hydrogen (%) 4,94 4,8 4,87

Carbon (%) 62,01 62,05 62,03

Nitrogen (%) 0,87 0,89 0,88

Calori (cal/g) 5885,74 5876,45 5881,095


Tabel 2. analisa Rabu/11 September 2019

62
4.1.3. Rabu/18 September 2019
Hasil
Parameter
Simplo Duplo Rata rata
Moisture (%) 16,01 16,05 16,03

Volatile Matter (%) 37,9 37,92 37,91

Ash Content (%) 5,88 5,9 5,89

Fixed Carbon (%) 40,19 40,23 40,21

Hydrogen (%) 5,28 5,25 5,265

Carbon (%) 61,6 61,57 61,585

Nitrogen (%) 0,9 0,89 0,895

Calori (cal/g) 5985,81 5978,9 5982,355


Tabel 3. analisa Rabu/18 September 2019

4.1.4. Rabu/25 September 2019


Hasil
Parameter Rata
Simplo Duplo rata
Moisture (%) 16,65 16,6 16,625

Volatile Matter (%) 37,24 37,25 37,245

Ash Content (%) 7,89 7,89 7,89

Fixed Carbon (%) 38,21 38,22 38,215

Hydrogen (%) 5,17 5,16 5,165

Carbon (%) 54 54,03 54,015

Nitrogen (%) 0,94 0,94 0,94

Calori (cal/g) 5031,71 5040,13 5035,92

Tabel 4. analisa Rabu/25 September 2019

63
4.2. Pembahasan
Dalam pengerjaan analisa sampel batubara harus disertakan pengerjaan
analisa (daily check)yaitu bertujuan untuk meyakinkan ketepatan hasil analisa
yang dilakukan oleh analis.

Parameter dalam analisa batubara berhubungan antara satu parameter


dengan parameter lainnya,seperti parameter dari tiap tiap analisa proksimat,dan
hubungan parameter analisa ultimate dengan kalori.
Dari hasil analisa yang diperoleh maka pembahasan menurut parameter
yaitu
 Moisture Content
Semakin tinggi tingkatan atau kelas batubara semakin kecil porotisitas
batubara tersebut atau semakin padat batubara tersebut. Dengan demikian akan
semakin kecil juga moisture yang dapat diserap atau ditampung dalam pori
batubara tersebut. Hal ini menyebabkan semakin kecil kandungan moisturenya
khususnya inherent moisturenya.
Semakin kecil ukuran partikel batubara, maka semakin besar luas
permukaanya. Hal ini menyebabkan akan semakin tinggi surface moisturenya.
Pada nilai inherent moisture tetap, maka TM-nya akan naik yang
dikarenakan naiknya surface moisture.
Moisture berpengaruh pada hasil penentuan VM sehingga sampel yang
dikeringkan dengan oven akan memberikan hasil yang berbeda dengan sampel
yang dikering-udarakan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil penentuan
VM ini adalah suhu, waktu, kecepatan pemanasan, penyebaran butir, dan ukuran
partikel.

 Volatile Matter
Kadar Volatile Matter dalam batubara ditentukan oleh peringkat batubara.
Semakin tinggi peringkat suatu batubara akan semakin rendah kadar volatile
matternya.

64
Volatile Matter digunakan sebagai parameter penentu dalam penentuan
peringkat batubara. Volatile matter dalam batubara dapat dijadikan sebagai
indikasi reaktifitas batubara pada saat dibakar.
Kandungan Volatile Matter mempengaruhi kesempurnaan pembakaran
dan intensitas api. Penilaian tersebut didasarkan pada rasio atau perbandingan
antara kandungan karbon (fixed carbon) dengan zat terbang, yang disebut dengan
rasio bahan bakar (fuel ratio).
Semakin tinggi nilai fuel ratio maka jumlah karbon di dalam batubara yang
tidak terbakar juga semakin banyak. Jika perbandingan tersebut nilainya lebih dari
1.2, maka pengapian akan kurang bagus sehingga mengakibatkan kecepatan
pembakaran menurun.

 Fixed Carbon
Nilai kadar karbon diperoleh melalui pengurangan angka 100 dengan
jumlah kadar air (kelembaban), kadar abu, dan jumlah zat terbang. Nilai ini
semakin bertambah seiring dengan tingkat pembatubaraan. Kadar karbon dan
jumlah zat terbang digunakan sebagai perhitungan untuk menilai kualitas bahan
bakar, yaitu berupa nilai fuel ratio sebagaimana dijelaskan di atas.

 Ash Content
Kadar abu dalam batubara tergantung pada banyaknya dan jenis
mineral matter yang dikandung oleh batubara baik yang berasal dari inherent atau
dari extraneous. Semakin tinggi kadar abu pada jenis batubara yang sama,
semakin rendah nilai kalorinya. Kadar abu didalam penambangan batubara dapat
dijadikan penentu apakah penambangan tersebut bersih atau tidak, yaitu dengan
membandingkan kadar abu dari data geology atau planning, dengan kadar abu dari
batubara produksi.
 Caloric Value ( Nilai Klaori )
Nilai Kalori batubara bergantung pada peringkat batubara. Semakin
tinggi peringkat batubara, semakin tinggi nilai kalorinya. Pada batubara yang
sama Nilai kalori dapat dipengaruhi oleh moisture dan juga Abu. Semakin tinggi
moisture atau abu, semakin kecil nilai kalorinya.

65
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Batubara merupakan mineral organic yang dapat terbakar, terbentuk dari


sisa tumbuhan purba yang mengendap dan berubah bentuk akibat proses
fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun, sehingga akhirnya
membentuk fosil. Karena pengaruh waktu, suhu dan tekanan fosil tersebut
membentuk sedimen organic yang di sebut Batubara.

2. Preparasi sample bertujuan untuk menyediakan suatu sample yang


jumlahnya sedikit, yang mewakili sample asalnya.

3. Batubara yang mempunyai kualitas yang baik ditandai dengan tingginya


nilai kalori, kandungan air rendah dan kandungan abu yang rendah.dan
sebaliknya Batubara yang mempunyai kualitas yang rendah ditandai
dengan rendahnya nilai kalori, kandungan air tinggi dan kandungan abu
yang tinggi. Apabila kandungan abunya tinggi berarti batubara tidak
terbakar sempurna

4. Dalam pengerjaan analisa sample batubara disertai pengerjaan analisa


ASCRM (Australian Standard Certified Reference Materials) untuk
memeriksa kondisi alat yang digunakan dan ketepatan hasil analisa. Selain
itu, juga dilakukan Daily Check (Inhouse Standard) untuk menjaga mutu
laboratorium secara harian.

5. Semakin tinggi peringkat suatu batubara semakin kecil porositas batubara


tersebut atau semakin padat batubara tersebut. Dengan demikian akan
semakin kecil juga moisture yang dapat diserap atau ditampung dalam pori

66
batubara tersebut. Hal ini menyebabkan semakin kecil kandungan
moisturenya khususnya inherent moisturenya.

5.2. Saran

1. Faktor keselamatan kerja harus selalu diperhatikan dan diutamakan,


terutama dalam melakukan pekerjaan di laboratorium dan di lapangan

2. Sikap kerjasama dan kekeluargaan antara praktikan dan analis


laboratorium harus selalu ditanamkan agar tercipta lingkungan kerja
yang nyaman dan harmonis.

3. Fasilitas serta kebersihan dilaboratorium harus dirawat dengan baik


oleh praktikan maupun analis.

4. Peningkatan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium


hendaknya lebih diperhatikan dan ditingkatkan lagi untuk menghindari
kecelakaan dalam bekerja yang setiap saat bisa terjadi.

5. Preparasi sample untuk sample produksi, sebaiknya di kerjakan tepat


waktu agar proses analisa juga berjalan sebagaimana mestinya

6. Pengecekan pada alat-alat analisa harus selalu di perhatikan agar


semua pengerjaan analisa dapat berjalan dengan lancar.

7. Semoga PT.Pupuk Sriwidjaya Palembang dapat terus menjalin


kerjasama dengan Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Padang.

67
5.3. Daftar Kepustaka

 Anonim. 2019. Kumpulan Foto : Pusri Menjaga Ketahanan Pangan


di Indonesia
di http://sumsel.tribunnews.com/2018/04/30/kumpulan-
foto-pusri menjagaketahanan-pangan-indonesia (Diakses 01
Oktober 2019)
 Anonim. 2019. Pupuk Sriwidjaja Palembang
https://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_Sriwidjaja_Palembang
(diakses 18 September 2019)
 ASTM D 5865 ; Standard Test Method Gross Caloric Value of
Coal and Coke
 ASTM D 3302 ; Standar Test Method for Total Moisture in Coal
 ASTM D 7582 ; Standar Test Method for Proximate Analysis of
Coal and Coke
 ASTM D 5373 ; Standar Test Method for Determination Carbon,
Hydrogen, and Nitrogen of Coal
 Dinas Laboratorium. 2001. IK Analisa Proses Kontrol. Palembang
; PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang
 PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang. 2013. Perjalanan Kami di
http://www.pusri.co.id/ina/perusahaan-perjalanan-kami/
(diakses pada 15 September 2019)
 PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang. 2013. Sekilas Perusahaan
http://www.pusri.co.id/ina/profil-sekilas-perusahaan/
 PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang. 2013. Visi Misi dan Makna
Perusahaan
http://www.pusri.co.id/ina/perusahaan-visi-misi-amp-
makna-perusahaan/ (diakses 15 September 2019)
 PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang. 2013. Tata Nilai Perusahaan
http://www.pusri.co.id/ina/perusahaan-tata-nilai-
perusahaan/ (diakses 15 September 2019)
 PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang. 2013.Makna Logo

68
http://www.pusri.co.id/ina/perusahaan-makna-logo/
(diakses 15 September 2019)
 PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang. 2013. Profil Pabrik
http://www.pusri.co.id/ina/profil-profil-pabrik/ (diakses 16
September 2019)
 PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. 2013. Profil Proyek NPK Fusion
http://www.pusri.co.id/ina/riset-amp-pengembangan-npk-
fusion/ (diakses 17 September 2019)
 PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. 2013. Profil Proyek STG &
Boiler Batubara
http://www.pusri.co.id/ina/riset-amp-pengembangan-stg-
coal/# (diakses 17 September 2019)
 PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. 2013. PUSRI IIB
http://www.pusri.co.id/ina/riset-amp-pengembangan-pusri-
ii-b/ (diakses 17 September 2019)

69
LAMPIRAN

Gambar Alat Dan Bahan

TGA (Thermogravimetric Analyzer) Crucible

Tang Cricible AC500 (Calorimeter)

Spatula Bucket

70
Combustion Vassel Tang Combustion Vassel

Sample Holder Sample Holder Brust

Tang Combustion Vassel CHN628

71
Neraca Tin Foil

Standar CHN (CRM) Kuas

Pinset Spatula

72
Wadah Tin Foil Wadah Timbang Tin Foil

Pabrik STG

Laboratorium STG

73

Anda mungkin juga menyukai