Anda di halaman 1dari 4

ANALISA KADAR ABU PADA BATUBARA

I. RUANG LINGKUP : Standard ini meliputi analisis kadar abu dari semua contoh

II. STANDARD ACUAN : ASTM D 3174 – 2004


ISO 1171 – 1997 (E)

III. PRINSIP : Kadar abu ditentukan dengan cara menimbang sisa hasil
pembakaransempurna contoh batubara pada kondisi standar.

IV. DASAR TEORI

Batubara sebenarnya tidak mengandung abu, melainkan mengandung


mineral matter. Namun mineral matter dapat dianalisa dan dinyatakan sebagai
kadar abu atau ash content. Mineral matter atau ash dalam batubara, terdiri
dari inherent dan extraneous. Inherent ash ada dalam batubara sejak pada masa
pembentukan batubara dan keberadaan dalam batubara terikat secara kimia
dalam struktur molekul batubara. Sedangkan extraneous ash berasal dari luar
batubara.

Sifat-sifat ash content :

- Kadar abu dalam batubara tergantung pada banyaknya dan jenis material
matter yang terkandung didalam batubara baik yang berasal dari inherent atau
dari extranious.
- Kadar abu relatif, lebih stabil pada batubara yang sama. Oleh karena itu ash
sering dijadikan parameter penentu dalam beberapa kalibrasi alat preparasi
maupun alat sampling.
- Semakin tinggi kadar abu pada jenis batubara yang sama, semakin rendah nilai
kalornya.
- Kadar abu juga sering mempengaruhi nilai HGI batubara.

Ash adalah istilah parameter dimana setelah pembakaran batubara


dengan sempurna, mineral yang tersisa dan tidak terbakar adalah ash abu,
sebagai sisa pembakaran. Pada material ash ini mungkin mencerminkan
langsung mineral matter yang terkandung dalam mineral yang dibakar tersebut.
Adapun yang menggolongkan mineral dalam batubara kedalam tiga
kategori yaitu :

- Mineral matter
- Inherent ash
- Extranious ash

Mineral adalah unsru-unsur yang terikat secara organik dalam rantai karbon
sebagai karbon pengganti hydrogen. unsur ini biasanya ada dalam batubara pada saat
pembentukan batubara yang berasal dari tumbuhan atau pohon pembentuk batubara
tersebut.

Inherent ash adalah mineral yang masih dapat tertinggal dalam partikel setelah
di puresize dan yang ke tiga adalah extraneous ash yang termasuk kedalam kategori ini
adalah tanah atau pasir yang terbawa. Pada saat penambahan batubara dan mineral
yang keluar dari partikel batubara pada saat di pulverize.

Reaksi-reaksi yang mungkin terejadi selama pemmbakaran :

- Dekomposisi pyrite
4 FeS2 + H2O 2FeO3 + 3SO2

- Dekomposisi karbonat
CaCO3 + CaO + Co2

- Penetapan dari sulfur


CaO + SO2 CaSO4
Na2O + SO3 Na2SO4

Dalam basis dry mineral matter free basis (dmmf) untuk penentuan rank
batubara di ASTM. Ash yang digunakan adalah hasil kalkulasi dimana ash dinyatakan
sebagai ash bebas sulfat.

Kadar abu contoh batubara dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :


𝑚3 −𝑚1
A(%) = 𝑚 2 − 𝑚1
x 100%

Keterangan :

𝑚1 = berat cawan kosong (gr)

𝑚2 = berat cawan dengan contoh (gr)

𝑚3 = berat cawan dengan abu (gr)


Pengabuan dibagi menjadi 2 yaitu :

A. Pengabuan Kering
Keuntungan dari pengabuan kering adalah :
1. Aman
2. Hanya membutuhkan reagen dalam jumlah sedikit
3. Beberapa sampel dapat dianalisis secara bersamaan
4. Tidak memerlukan tenaga kerja yang intensif.

Kelemahan dari metode pengabuan kering adalah :


1. Memerlukan waktu lama
2. Biaya listrik yang lebih tinggi untuk memanaskan tanur
3. Kehilangan mineral yang dapat membuat menguap pada suhu tinggi

B. Pengabuan basah

Prinsip pengabuan secara basah adalah memberi reagen kimia (asam


kuat) pada bahan sebelum pengabuan. Pengabuan basah memberikan beberapa
keuntungan, yaitu :

1. Suhu yang digunakan tidak dapat melebihi titik didih larutan


2. Pada umumnya karbon lebih cepat hancur dari pada menggunakan cara
pengabuan kering.

Pengabuan dilakukan melalui dua tahap, yaitu :

1. Pemanasan pada suhu 3000C


2. Pemanasan pada suhu 8000C
V. ALAT DAN BAHAN

ALAT :

 Muffle furnace
 Cawan platina
 Desikator
 Neraca Analitik
 Penjepit Cawan
 Stop watch

BAHAN :

 Batubara -200 mesh

VI. LANGKAH KERJA

1. Menimbang cawan porselin


2. Memasukkan 1 gr sampel kedalam cawan, lalu ditimbang kembali
3. Menempatkan cawan yang berisi sampel kedalam furnace, panaskan
perlahan-lahan sehingga suhu mencapai 4000 C – 7500 C (selama 3 jam)
4. Menyisihkan cawan dari furnace, mendinginkan cwan di dalam desikator
5. Menimbang cawan yang telah dingin

VII. DATA PENGAMATAN

Berat Cawan Kosong(gr) Berat Cawan + batubara(gr) Berat Cawan + Abu (gr)
23,651 24,666 22,764

22,57 23,571 22,689

22, 245 23,272 22,359

Anda mungkin juga menyukai