PENDAHULUAN
1
bentuk briket merupakan bentuk paling cocok sebagai sumber energi alternatif
memasak di kegiatan rumah tangga.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Semakin rendah nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin
berkurang dan lama pembakaran akan semakin cepat. Batubara dengan
nilai kalori rendah juga mengandung banyak air sehingga menyulitkan
dalam penyalaan, berasap dan panas yang berkurang. Solusinya dengan
cara pengeringan (mengurangi kadar air) dan dengan cara karbonisasi
(menaikkan kadar kalori batubara)
2.2.2. Biomassa (serbuk kayu keras), sebagai bahan untuk mempercepat dan
memudahkan proses pembakaran
Semakin banyak komposisi biomassa maka briket akan semakin mudah
terbakar dan pencapaian suhu maksimalnya akan semakin cepat
Kelemahannya semakin banyak komposisi biomassanya, lama pembakaran
menjadi semakin berkurang
Biomassa dapat diubah / diolah menjadi bio arang, yang merupakan bahan
bakar dengan tingkat nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari
Semakin besar komposisi biomassa, maka kandungan emisi polutan CO
dan polusi HC akan semakin berkurang
2.2.3. Tanah liat, sebagai bahan pengeras sekaligus perekat
Jenis tanah liat yang dipilih, harus mengandung unsur Kaulinik yaitu unsur
yang mempengaruhi kerekatan, kekerasan dan kekeringan
Semakin banyak komposisinya, briket yang dihasilkan akan semakin keras
Semakin banyak komposisinya, gas CO yang dihasilkan akan semakin
sedikit
Dari hasil uji coba untuk ketahanan dan lama pembakaran, komposisi yang
terbaik untuk tanah liat adalah 10%
2.2.4. Tepung tapioka, sebagai bahan perekat utama
Pemilihan tepung tapioka yang baik juga diperlukan untuk mendapatkan
daya rekat yang kuat dan tidak mudah hancur
Pembuatan “adonan perekat” dari tepung tapioka dengan air juga harus
diperhatikan sehingga benar-benar matang dan kental. Setelah adonan jadi
sebaiknya didinginkan terlebih dahulu sehingga adonan tersebut benar-
benar kental dan rekat
4
2.2.5. Kapur (lime), sebagai bahan imbuhan yang digunakan untuk mengikat
racun dan mengurangi bau belerang
Dari hasil uji coba, komposisi yang terbaik untuk kapur adalah 1%
Komposisi kapur juga perlu diperhatikan, karena apabila terlalu banyak
akan membuat panas pembakaran briket menjadi berkurang
5
kekurangan tersebut diharapkan partisipasi serta keikutsertaan pihak swasta untuk
memproduksi dan mensosialisasikan penggunaan Briket Batubara disetiap daerah.
6
Pemberian angin atau menggunakan cerobong pada saat penyalaan awal
akan membantu briket cepat menjadi bara sehingga asap dan bau yang
dihasilkan dari pembakaran briket tersebut juga akan berkurang
Penambahan unsur kapur dalam komposisi briket. komposisi terbaik untuk
kapur 1%. Hal ini juga akan mengurangi kadar asap dan bau
Pemberian biomassa juga akan membantu mempercepat batubara menjadi
bara sehingga asap dan bau akan cepat berkurang
Dengan cara batubara dikarbonisasi terlebih dahulu, karena dengan proses
karbonisasi, telah membuang sebagian zat terbang dan gas-gas sisa
pembakaran
2.5.3. Panas dan lama pembakaran, solusinya :
Pemilihan batubara dengan kalori tinggi atau dengan cara dikarbonisasi
Dengan memperbesar komposisi batubara. Karena semakin banyak
komposisi batubaranya maka akan semakin lama dan semakin panas hasil
pembakarannya
Penentuan komposisi tanah liat dan jenis tanah liat juga berpengaruh
terhadap lama pembakaran. Pemilihan tanah liat yang baik akan membuat
briket lebih rekat, padat dan keras yang akhirnya juga memperlama proses
pembakaran
Pengeringan hasil briket. Karena briket yang lembab dan basah akan
berpengaruh besar terhadap panas yang dihasilkan
2.5.4. Kepadatan dan kekerasan, solusinya :
Pemilihan tanah liat yang baik yang mengandung unsur kaulinik sehingga
mempunyai daya rekat dan kekerasan yang tinggi serta cepat kering
Penghancuran (crusher) dan penyaringan (screen) bahan baku juga
berpengaruh terhadap kekerasan hasil cetak. Semakin kecil partikel bahan
baku akan membuat partikel tercampur (mixer) lebih merata dan padat
serta tidak mudah hancur
Pemilihan tepung tapioka dan pembuatan “adonan tapioka” yang baik
sehingga didapatkan campuran adonan tapioka yang kental dan
mempunyai daya rekat yang baik
7
Penjemuran atau peng-oven-an hasil briket sampai benar-benar kering
sebelum dikemas dalam karung. Untuk mengurangi briket yang hancur dan
mutu yang buruk saat pengiriman dan pemakaian
2.5.5. Harga jual produk, solusinya :
Pemilihan lokasi pabrik yang dekat dengan sumber bahan baku dan
konsumen. Hal ini akan mempengaruhi harga jual sehingga lebih mudah
bersaing di pasar
Proses produksi yang baik dan benar, untuk mengurangi kegagalan
produksi atau “complain” dari konsumen
“Quantity” produksi yang besar akan menurunkan biaya produksi
8
Sekam padi ditimbang sebanyak 5 gr, lalu dicampurkan dengan beaker
glass yang sama dengan batubara.
Adonan tepung tapioka dibuat dengan cara mencampurkan air sebanyak
30ml dan 5 gr tepung tapioka. Adonan dibuat hingga menyerupai lem.
Dilakukan pencampuran antara ketiga jenis bahan tersebut dan diaduk rata,
selanjutnya ditempatkan pada cetakan briket batubara yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
Campuran tersebut dicetak dengan menggunakan alat press, setelah jadi
maka briket tersebut dijemur selama 1 jam baru kemudian siap digunakan.
9
2.9. PENGUJIAN KADAR ZAT TERBANG
Langkah-langkah Pengujian Kadar Zat Terbang Briket Batubara adalah sebagai
berikut:
Sebanyak 1 gr sampel briket batubara ditimbang dan dimasukkan ke dalam
krusibel.
Furnace dipanaskan hingga suhu mencapai 900oC.
Setelah suhu furnace telah mencapai 900oC maka krusibel dimasukkan
kedalam furnace selama 7 menit.
Setelah selesai krusibel dikeluarkan lalu didinginkan di dalam desikator
kemudian ditimbang
10
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan sebagai berikut :
Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang
tersusun dari butiran batubara halus yang telah mengalami proses pemampatan
dengan daya tekan tertentu dengan sedikit campuran seperti tanah liat dan tapioka,
agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan menghasilkan nilai tambah
dalam pemanfaatannya.
Bahan campuran dalam pembuatan briket batubara adalah batubara, biomassa, tanah
liat, tepung tapioca, dan kapur.
Jenis briket batubara adalah jenis berkarbonisasi (super), dan jenis non
berkarbonisasi (biasa).
Briket batubara memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing.
Proses pembuatan batubara dibagi menjadi dua, yakni tanpa karbonasi dan dengan
karbonasi.
Pengujian pada briket batubara meliputi uji kadar air, kadar abu, kadar zat terbang,
dan waktu nyala.
3.2. SARAN
Penggunaan briket batubara oleh kalangan rumah tangga maupun industri
kecil/menengah akan lebih ekonomis dan menguntungkan, untuk itu diperlukan
sosialisasi dalam penggunaan Briket Batubara. Untuk pembahasan terperinci
mengenai teknologi pembuatan briket batubara harus dipelajari lebih lanjut dalam
sumber – sumber pemanfaatan batubara dalam bentuk briket.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. https://aisyahnyayu.wordpress.com/2014/03/16/pembuatan-briket-batubara
2. http://rumahindustriindonesia.blogspot.com/2015/10/cara-membuat-briket-
batubara.html
12