Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Indonesia memiliki cadangan batubara yang cukup besar yaitu lebih dari
36 milliar ton yang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi
(Mangunwidjaja, 1999). Pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar belum terlalu
luas jika dibandingkan dengan bahan bakar lain, seperti minyak tanah, gas alam,
kayu bakar dan sebagainya. Namun bila dibandingkan dengan bahan bakar padat
yang lain, batubara mampu menyala lebih lama karena kandungan karbon yang
tinggi.
Dengan adanya kenaikan BBM khususnya Minyak Tanah dan Solar,
tentunya penggunaan Briket Batubara oleh kalangan rumah tangga maupun
industri kecil/menengah akan lebih ekonomis dan menguntungkan, untuk itu
diperlukan sosialisasi dalam penggunaan Briket Batubara di setiap daerah.
Batubara dipasarkan dalam bentuk briket untuk keperluan rumah tangga.
Kesulitan penyalaan briket batubara dibandingkan bahan bakar yang lain
menyebabkan batubara kurang diminati sebagai bahan bakar rumah tangga
(Saptoadi, 1999).
Teknologi pembuatan Briket tidaklah terlalu rumit dan dapat
dikembangkan oleh masyarakat maupun pihak swasta dalam waktu singkat.
Sebetulnya di Indonesia telah mengembangkan Briket Batubara sejak tahun 1994
namun tidak dapat berkembang dengan baik mengingat Minyak Tanah masih
disubsidi sehingga harganya masih sangat murah, sehingga masyarakat lebih
memilih minyak tanah untuk bahan bakar sehari-hari. Namun dengan kenaikan
harga BBM per 1 Oktober 2005, mau tidak mau masyasrakat harus berpaling pada
bahan bakar alternatif yang lebih murah seperti Briket Batubara.
Walaupun cadangan batubara di Indonesia relatif besar, sebagian besar
sumber daya batubara tersebut merupakan batubara berperingkat rendah yang
berkadar air tinggi. Batubara berperingkat rendah akan cocok untuk berbagai
kebutuhan rumah tangga dan industri kecil, misalnya memasak. Oleh karena itu,

1
bentuk briket merupakan bentuk paling cocok sebagai sumber energi alternatif
memasak di kegiatan rumah tangga.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Apa itu briket batubara dan peran batubara dalam pembuatan briket batubara?
2. Bagaimana jenis-jenis briket batubara?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahan pemakaian briket batubara?
4. Bagaimana proses pembuatan briket batubara?
5. Bagaimana cara-cara untuk mengetahui kualitas briket batubara?

1.3. MANFAAT DAN TUJUAN


Adapun manfaat dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian briket batubara dan penggunaan batubara dalam
pembuatan briket batubara.
2. Mengetahui berbagai jenis briket batubara.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan pemakaian briket batubara.
4. Mengetahui proses pembuatan briket batubara.
5. Mengetahui langkah-langkah pengujian briket batubara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. BRIKET BATUBARA


Briket Batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran
tertentu, yang tersusun dari butiran batubara halus yang telah mengalami proses
pemampatan dengan daya tekan tertentu dengan sedikit campuran seperti tanah
liat dan tapioka, agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan
menghasilkan nilai tambah dalam pemanfaatannya. Briket Batubara mampu
menggantikan sebagian dari kegunaan Minyak Tanah sepeti untuk : Pengolahan
Makanan, Pengeringan, Pembakaran dan Pemanasan. Bahan baku utama Briket
Batubara adalah Batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan
mempunyai cadangan untuk selama lebih kurang 150 tahun. Teknologi pembuatan
Briket tidaklah terlalu rumit dan dapat dikembangkan oleh masyarakat maupun
pihak swasta dalam waktu singkat. Sebetulnya di Indonesia telah mengembangkan
Briket Batubara sejak tahun 1994 namun tidak dapat berkembang dengan baik
mengingat Minyak Tanah masih disubsidi sehingga harganya masih sangat murah,
sehingga masyarakat lebih memilih Minyak Tanah untuk bahan bakar sehari-hari.
Namun dengan kenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005, mau tidak mau
masyasrakat harus berpaling pada bahan bakar alternatif yang lebih murah seperti
Briket Batubara.

2.2. BAHAN CAMPURAN DAN FUNGSINYA


2.2.1.  Batubara, sebagai bahan utama pembuatan briket batubara.
 Semakin tinggi nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin tinggi
 Semakin tinggi nilai kalorinya, pembakaran akan semakin lama karena
unsur zat yang mudah terbakar (volatile matter) yang dikandungnya akan
semakin sedikit
 Semakin banyak komposisi batubaranya, pembakaran yang dihasilkan
akan semakin panas dan semakin lama
 Semakin tinggi nilai kalorinya semakin sulit menyala, karena kadar
volatile matternya akan semakin sedikit

3
 Semakin rendah nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin
berkurang dan lama pembakaran akan semakin cepat. Batubara dengan
nilai kalori rendah juga mengandung banyak air sehingga menyulitkan
dalam penyalaan, berasap dan panas yang berkurang. Solusinya dengan
cara pengeringan (mengurangi kadar air) dan dengan cara karbonisasi
(menaikkan kadar kalori batubara)
2.2.2. Biomassa (serbuk kayu keras), sebagai bahan untuk mempercepat dan
memudahkan proses pembakaran
 Semakin banyak komposisi biomassa maka briket akan semakin mudah
terbakar dan pencapaian suhu maksimalnya akan semakin cepat
 Kelemahannya semakin banyak komposisi biomassanya, lama pembakaran
menjadi semakin berkurang
 Biomassa dapat diubah / diolah menjadi bio arang, yang merupakan bahan
bakar dengan tingkat nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari
 Semakin besar komposisi biomassa, maka kandungan emisi polutan CO
dan polusi HC akan semakin berkurang
2.2.3. Tanah liat, sebagai bahan pengeras sekaligus perekat
 Jenis tanah liat yang dipilih, harus mengandung unsur Kaulinik yaitu unsur
yang mempengaruhi kerekatan, kekerasan dan kekeringan
 Semakin banyak komposisinya, briket yang dihasilkan akan semakin keras
 Semakin banyak komposisinya, gas CO yang dihasilkan akan semakin
sedikit
 Dari hasil uji coba untuk ketahanan dan lama pembakaran, komposisi yang
terbaik untuk tanah liat adalah 10%
2.2.4. Tepung tapioka, sebagai bahan perekat utama
 Pemilihan tepung tapioka yang baik juga diperlukan untuk mendapatkan
daya rekat yang kuat dan tidak mudah hancur
 Pembuatan “adonan perekat” dari tepung tapioka dengan air juga harus
diperhatikan sehingga benar-benar matang dan kental. Setelah adonan jadi
sebaiknya didinginkan terlebih dahulu sehingga adonan tersebut benar-
benar kental dan rekat

4
2.2.5. Kapur (lime), sebagai bahan imbuhan yang digunakan untuk mengikat
racun dan mengurangi bau belerang
 Dari hasil uji coba, komposisi yang terbaik untuk kapur adalah 1%
 Komposisi kapur juga perlu diperhatikan, karena apabila terlalu banyak
akan membuat panas pembakaran briket menjadi berkurang

2.3.   JENIS BRIKET BATUBARA


1. Jenis Berkarbonisasi (super), jenis ini mengalami terlebih dahulu proses
dikarbonisasi sebelum menjadi Briket. Dengan proses karbonisasi zat-zat
terbang yang terkandung dalam Briket Batubara tersebut diturunkan serendah
mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau an berasap, namun biaya
produksi menjadi meningkat karena pada Batubara tersebut terjadi rendemen
sebesar 50%. Briket ini cocok untuk digunakan untuk keperluan rumah tangga
serta lebih aman dalam penggunaannya.
2. Jenis Non Karbonisasi (biasa), jenis yang ini tidak mengalamai dikarbonisasi
sebelum diproses menjadi Briket dan harganyapun lebih murah. Karena zat
terbangnya masih terkandung dalam Briket Batubara maka pada
penggunaannya lebih baik menggunakan tungku (bukan kompor) sehingga
akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana seluruh zat terbang
yang muncul dari Briket akan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan
tungku. Briket ini umumnya digunakan untuk industri kecil.
Produsen terbesar Briket Batubara di Indonesia saat ini adalah PT.
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), atau PT. BA yang mempunyai 3 pabrik
yaitu di Tanjung Enim Sumatera Selatan, Bandar Lampung dan Gresik Jawa
Timur dengan kapasitas terpasang 115.000 ton per tahun. Disamping PT. BA
terdapat beberpa perusahaan swasta lain yang meproduksi Briket Batubara namun
jumlahnya jauh lebih kecil dibanding PT. BA dan belum berproduksi secara
kontinyu. Dengan adanya kenaikan BBM khususnya Minyak Tanah dan Solar,
tentunya penggunaan Briket Batubara oleh kalangan rumah tangga maupun
industri kecil/menengah akan lebih ekonomis dan menguntungkan, namun
demikian kemampuan produksi dari PT. BA. masih sangat kecil, untuk mengatasi

5
kekurangan tersebut diharapkan partisipasi serta keikutsertaan pihak swasta untuk
memproduksi dan mensosialisasikan penggunaan Briket Batubara disetiap daerah.

 2.4. KEUNGGULAN BRIKET BATUBARA


Beberapa keunggulan dari briket batubara adalah sebagai berikut:
 Lebih murah
 Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untk pembakaran yang
lama
 Tidak beresiko meledak/terbakar
 Tidak mengeluarkan sauara bising serta tidak berjelaga
 Sumber Batubara berlimpah
Namun demikian Briket memiliki keterbatasan yaitu waktu penyalaan
awal memakan waktu 5 – 10 menit dan diperlukan sedikit penyiraman minyak
tanah sebagai penyalaan awal, Briket Batubara hanya efisien jika digunakan
untuk jangka waktu diatas 2 jam. 

 2.5. KELEMAHAN BRIKET BATUBARA DAN SOLUSINYA


2.5.1. Sulit dalam penyalaan, solusinya :
 Bahan baku batubara dan tanah liat dalam keadaan kering (dijemur terlebih
dahulu), sehingga kadar airnya rendah.
 Bahan baku batubara dan tanah liat “di-crusher” dan “di-screen” terlebih
dahulu dengan menggunakan lubang saringan yang kecil dari 3 mm2
 Memperbesar komposisi biomassa (serbuk kayu keras), karena biomassa
dapat membantu mempercepat proses penyalaan
 Briket batubara yang sudah dicetak harus dikeringkan terlebih dahulu
dengan cara dijemur atau dipanaskan dengan “oven” sebelum dikemas
dalam karung. Hal ini untuk menghindari briket lembab saat digunakan
nantinya
2.5.2. Berasap dan berbau, solusinya :
 Semua bahan diusahakan dalam keadaan kering, karena kelembaban dan
kadar air yang banyak menyebabkan asap yang banyak dan berbau

6
 Pemberian angin atau menggunakan cerobong pada saat penyalaan awal
akan membantu briket cepat menjadi bara sehingga asap dan bau yang
dihasilkan dari pembakaran briket tersebut juga akan berkurang
 Penambahan unsur kapur dalam komposisi briket. komposisi terbaik untuk
kapur 1%. Hal ini juga akan mengurangi kadar asap dan bau
 Pemberian biomassa juga akan membantu mempercepat batubara menjadi
bara sehingga asap dan bau akan cepat berkurang
 Dengan cara batubara dikarbonisasi terlebih dahulu, karena dengan proses
karbonisasi, telah membuang sebagian zat terbang dan gas-gas sisa
pembakaran
2.5.3. Panas dan lama pembakaran, solusinya :
 Pemilihan batubara dengan kalori tinggi atau dengan cara dikarbonisasi
 Dengan memperbesar komposisi batubara. Karena semakin banyak
komposisi batubaranya maka akan semakin lama dan semakin panas hasil
pembakarannya
 Penentuan komposisi tanah liat dan jenis tanah liat juga berpengaruh
terhadap lama pembakaran. Pemilihan tanah liat yang baik akan membuat
briket lebih rekat, padat dan keras yang akhirnya juga memperlama proses
pembakaran
 Pengeringan hasil briket. Karena briket yang lembab dan basah akan
berpengaruh besar terhadap panas yang dihasilkan
2.5.4. Kepadatan dan kekerasan, solusinya :
 Pemilihan tanah liat yang baik yang mengandung unsur kaulinik sehingga
mempunyai daya rekat dan kekerasan yang tinggi serta cepat kering
 Penghancuran (crusher) dan penyaringan (screen) bahan baku juga
berpengaruh terhadap kekerasan hasil cetak. Semakin kecil partikel bahan
baku akan membuat partikel tercampur (mixer) lebih merata dan padat
serta tidak mudah hancur
 Pemilihan tepung tapioka dan pembuatan “adonan tapioka” yang baik
sehingga didapatkan campuran adonan tapioka yang kental dan
mempunyai daya rekat yang baik

7
 Penjemuran atau peng-oven-an hasil briket sampai benar-benar kering
sebelum dikemas dalam karung. Untuk mengurangi briket yang hancur dan
mutu yang buruk saat pengiriman dan pemakaian
2.5.5. Harga jual produk, solusinya :
 Pemilihan lokasi pabrik yang dekat dengan sumber bahan baku dan
konsumen. Hal ini akan mempengaruhi harga jual sehingga lebih mudah
bersaing di pasar
 Proses produksi yang baik dan benar, untuk mengurangi kegagalan
produksi atau “complain” dari konsumen
 “Quantity” produksi yang besar akan menurunkan biaya produksi

2.6. PROSES PEMBUATAN BRIKET


2.6.1. Tanpa Karbonisasi
 Batubara ukuran 170 mesh ditimbang sebanyak 50 gr dan ditampung di
dalam beaker glass 500ml.
 Sekam padi ditimbang sebanyak 5 gr, lalu dicampurkan dengan beaker
glass yang sama dengan batubara.
 Adonan tepung tapioka dibuat dengan cara mencampurkan air sebanyak
30ml dan 5 gr tepung tapioka. Adonan dibuat hingga menyerupai lem.
 Dilakukan pencampuran antara ketiga jenis bahan tersebut dan diaduk rata,
selanjutnya ditempatkan pada cetakan briket batubara yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
 Campuran tersebut dicetak dengan menggunakan alat press, setelah jadi
maka briket tersebut dijemur selama 1 jam baru kemudian siap digunakan.
2.6.2. Dengan Karbonisasi
 Batubara ukuran 170 mesh ditimbang sebanyak 50 gr dan dimasukkan ke
dalam krusibel.
 Krusibel tersebut dipanaskan di dalam oven pada suhu 110oC selama 2 jam.
 Krusibel dikeluarkan dari dalam oven lalu selanjutnya batubara hasil
pemanasan tersebut ditimbang sebanyak 50 gr dan ditempatkan pada beaker
glass.

8
 Sekam padi ditimbang sebanyak 5 gr, lalu dicampurkan dengan beaker
glass yang sama dengan batubara.
 Adonan tepung tapioka dibuat dengan cara mencampurkan air sebanyak
30ml dan 5 gr tepung tapioka. Adonan dibuat hingga menyerupai lem.
 Dilakukan pencampuran antara ketiga jenis bahan tersebut dan diaduk rata,
selanjutnya ditempatkan pada cetakan briket batubara yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
 Campuran tersebut dicetak dengan menggunakan alat press, setelah jadi
maka briket tersebut dijemur selama 1 jam baru kemudian siap digunakan.

2.7. PENGUJIAN KADAR AIR


Langkah-langkah Pengujian Kadar Air Briket Batubara adalah sebagai berikut:
 Cawan porselen dipanaskan pada suhu 110oC selama 1 jam dan setelah selesai
kemudian didinginkan di dalam desikator selama 15 menit.
 Sebanyak 1 gr sampel briket batubara ditimbang dan dimasukkan ke dalam
cawan porselen.
 Cawan porselen kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu yang sama
yaitu 110oC selama 2 jam.
 Setelah pemanasan maka cawan dikeluarkan lalu didinginkan di dalam
desikator kemudian ditimbang

2.8. PENGUJIAN KADAR ABU


Langkah-langkah Pengujian Kadar Abu Briket Batubara adalah sebagai berikut:
 Sebanyak 1 gr sampel briket batubara ditimbang dan dimasukkan ke dalam
krusibel.
 Krusibel beserta tutup dimasukkan ke dalam furnace dan dilakukan pemanasan
secara perlahan hingga suhu 500oC selama 1 jam.
 Setelah pemanasan pertama selesai maka dilanjutkan pemanasan hingga suhu
mencapai 750oC selama 1 jam.
 Setelah selesai krusibel dikeluarkan lalu didinginkan di dalam desikator
kemudian ditimbang.

9
2.9. PENGUJIAN KADAR ZAT TERBANG
Langkah-langkah Pengujian Kadar Zat Terbang Briket Batubara adalah sebagai
berikut:
 Sebanyak 1 gr sampel briket batubara ditimbang dan dimasukkan ke dalam
krusibel.
 Furnace dipanaskan hingga suhu mencapai 900oC.
 Setelah suhu furnace telah mencapai 900oC maka krusibel dimasukkan
kedalam furnace selama 7 menit.
 Setelah selesai krusibel dikeluarkan lalu didinginkan di dalam desikator
kemudian ditimbang

2.10. PENGUJIAN WAKTU NYALA


Langkah-langkah Pengujian Waktu Nyala Briket Batubara adalah sebagai berikut:
 Briket batubara dipersiapkan dan plat kawat serta ranting-ranting pohon dan
batubata dipersiapkan dan dikondisikan sebagaimana tungku untuk membakar
briket.
 Ranting pohon dituangkan oli agar lebih mudah untuk terbakar.
 Setelah persiapan selesai dilakukan pembakaran briket batubara dan
digunakan  stopwatch untuk mengukur lamanya waktu penyalaan batubara.
 Saat batubara telah mulai menyala, waktu yang diperlukan batubara tersebut
dicatat dan dilakukan analisa.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. SIMPULAN
Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat disimpulkan sebagai berikut :
 Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang
tersusun dari butiran batubara halus yang telah mengalami proses pemampatan
dengan daya tekan tertentu dengan sedikit campuran seperti tanah liat dan tapioka,
agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan menghasilkan nilai tambah
dalam pemanfaatannya.
 Bahan campuran dalam pembuatan briket batubara adalah batubara, biomassa, tanah
liat, tepung tapioca, dan kapur.
 Jenis briket batubara adalah jenis berkarbonisasi (super), dan jenis non
berkarbonisasi (biasa).
 Briket batubara memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing.
 Proses pembuatan batubara dibagi menjadi dua, yakni tanpa karbonasi dan dengan
karbonasi.
 Pengujian pada briket batubara meliputi uji kadar air, kadar abu, kadar zat terbang,
dan waktu nyala.

3.2. SARAN
Penggunaan briket batubara oleh kalangan rumah tangga maupun industri
kecil/menengah akan lebih ekonomis dan menguntungkan, untuk itu diperlukan
sosialisasi dalam penggunaan Briket Batubara. Untuk pembahasan terperinci
mengenai teknologi pembuatan briket batubara harus dipelajari lebih lanjut dalam
sumber – sumber pemanfaatan batubara dalam bentuk briket.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. https://aisyahnyayu.wordpress.com/2014/03/16/pembuatan-briket-batubara
2. http://rumahindustriindonesia.blogspot.com/2015/10/cara-membuat-briket-
batubara.html

12

Anda mungkin juga menyukai