Anda di halaman 1dari 17

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA

KARBONISASI DENGAN DAN TANPA AKTIVATOR HCL


I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan maka mampu
a. Membuat karbon aktif batubara dengan aktivator dan tanpa aktivator
b. Mengetahui pengaruh pengaktifan batubara dan tanpa pengaktifan
c. Mengetahui pengaruh ukuran partikel batubara terhadap karbon aktif
II.

Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan
Jaw Crusher
Ball Mill
Ayakan Tailer
Furnace
Neraca Analitik
Pipet ukur + Bola karet
Oven
Erlenmeyer
Gelas Kimia
Desikator
Kaca Arloji
Spatula
Cawan Silika
Buret
Labu Takar
2. Bahan yang digunakan
Barubara lignit
Larutan NaOH
Larutan CH3COOH

III.

Dasar Teori
Batubara muda (lignit) memiliki kandungan karbon dan energi yang rendah kadar air,

zat volatil dan mineral anorganik yang tinggi sehingga pemanfaatannya sebagai sumber energi
menjadi tidak menguntungkan, sebagian energi yang dihasilkan dipakai menguapkan air dan
mengurangi energi bersih yang diperoleh. Mencari alternatif pemanfaatan lignit yang
melimpah di alam perlu dilakukan. Salah satunya pemanfaatan lignit adalah sebagai absorben
karbon aktif pada pengolahan limbah.

Indonesia termasuk negara dengan sumber tambang batu bara terbesar di dunia.
Cadangannya diperkirakan 36,3 milyar ton. Hanya saja 50-85 persennya berkualitas rendah.
Ini dilihat dari nilai kalori pembakarannya yang rendah, dan kadar sulfur serta airnya yang
tergolong tinggi. Karena itu, batu bara muda yang disebut juga batu bara lignit atau batu bara
cokelat tidak ekonomis dimanfaatkan sebagai bahan bakar.Bila sumber energi ini dibawa ke
lokasi yang jauh dari areal tambang, maka biaya transportasinya menjadi mahal. Karena
ongkos angkut itu sebenarnya dikeluarkan untuk membawa air dan abu yang nantinya harus
dibuang dalam proses pemanfaatan batu bara.
Ketika dibakar, banyak energi yang terbuang untuk menguapkan air, sedangkan nilai
kalori yang diperoleh relatif rendah. Selain itu, kandungan sulfur yang tinggi akan menjadi
gas pencemar. Kualitas batubara adalah sifat kimia dan fisika dari batubara yang
mempengaruhi potensi penggunanya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral
matter penyusunnya serta oleh derajat coalification.
Analisis proksimat untuk menentukan jumlah air (moisture), zat terbang (voaltile matter),
karbon padat (fixed carbon) dan kadar abu (ash). Sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk
menentukan kandungan unsur kimia pada batubara seperti : Karbon, Hidrogen, Oksigen ,
Nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur karbon.
Tabel Data dan Kualitas Batubara
Parameter Kualitas

Basis

Persentase (%)

Nilai Kalor

Ar

2,93 31,3

(Kkal/Kg)
-

Inherent Moisture

Adb

14,5 16,8

Ash

Adb

4,3 4,5

Vollatile Matter

Adb

40,7 42,4

Fixed Carbon

Adb

41,2 45,3

Total Sulfur

Adb

0,20 0,9

Calorific Value

Adb

5300 - 5900

Total Moisture

Karbon Aktif
Karbon atau arang aktif adalah material yang berbentuk butiran atau bubuk yang
berasal dari material yang mengandung karbon misalnya batubara, kulit kelapa, dan

sebagainya. Dengan pengolahan tertentu yaitu proses aktivasi seperti perlakuan dengan
tekanan dan suhu tinggi, dapat diperoleh karbon aktif yang memiliki permukaan dalam yang
luas.
Karbon aktif yang berasal dari serbuk gergaji dan lignite mempunyai struktur yang
rapuh dan berbentuk bubuk. Sedangkan carbon aktif yang berbentuk granule, keras, dan
dipakai sebagai pengadsorb vapor biasanya berasal dari tempurung kelapa, biji buah-buahan,
atau briket batubara.
Setelah karbon aktif terpakai dan telah jenuh (dengan vapor atau warna), maka zat-zat
penyebab jenuh tersebut dapat disteaming, dikondensasi, direcovery (bila diperlukan), dan
dihilangkan (bila tidak diinginkan), sehingga karbon aktif siap digunakan kembali. Perlakuan
ini disebut regenerasi.
Karbon selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben
(penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat
menjadi lebih tinggi jika terhadap karbon tersebut dilakukan aktifasi dengan bahan-bahan
kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan demikian, karbon akan
mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia.
Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 5001500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus
berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja
yang kontak dengan karbon tersebut.
Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif
lagi.. Reaktifasi karbon aktif sangat tergantung dari metode aktivasi.Karbon aktif tersedia
dalam berbagai bentuk misalnya gravel, pelet (0.8-5 mm) lembaran fiber, bubuk (PAC :
powder active carbon, .18 mm atau US mesh 80) dan butiran-butiran kecil (GAC : Granular
Active carbon, 0.2-5 mm) dsb.
Secara umum proses pembuatan arang aktif dapat dibagi dua yaitu:
1. Proses Kimia.
Bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu, kemudian dibuat padat.
Selanjutnya padatan tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan serta dipotongpotong. Aktifasi dilakukan pada temperatur 100 C. Arang aktif yang dihasilkan, dicuci
dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300 C. Dengan proses kimia, bahan
baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan bahan-bahan kimia.
2. Proses Fisika
Bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut digiling, diayak
untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara pemanasan pada temperatur 1000 C yang disertai
pengaliran uap. Proses fisika banyak digunakan dalam aktifasi arang antara lain :

1. Proses Briket: bahan baku atau arang terlebih dahulu dibuat briket, dengan cara
mencampurkan bahan baku atau arang halus dengan ter. Kemudian, briket yang
dihasilkan dikeringkan pada 550 C untuk selanjutnya diaktifasi dengan uap.
2. Destilasi kering: merupakan suatu proses penguraian suatu bahan akibat adanya
pemanasan pada temperatur tinggi dalam keadaan sedikit maupun tanpa udara. Hasil
yang diperoleh berupa residu yaitu arang dan destilat yang terdiri dari campuran
metanol dan asam asetat. Residu yang dihasilkan bukan merupakan karbon murni,
tetapi masih mengandung abu dan ter. Hasil yang diperoleh seperti metanol, asam
asetat dan arang tergantung pada bahan baku yang digunakan dan metoda destilasi.
Diharapkan daya serap arang aktif yang dihasilkan dapat menyerupai atau lebih baik
dari pada daya serap arang aktif yang diaktifkan dengan menyertakan bahan-bahan
kimia. Juga dengan cara ini, pencemaran lingkungan sebagai akibat adanya penguraian
senyawa-lenyawa kimia dari bahan-bahan pada saat proses pengarangan dapat
diihindari. Selain itu, dapat dihasilkan asap cair sebagai hasil pengembunan uap hasil
penguraian senyawa-senyawa organik dari bahan baku.
Namun secara umum dan sederhana proses pembuatan arang aktif terdiri dari tiga tahap yaitu:
1. Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai temperatur
170 C.
2. Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas 170C
akan menghasilkan CO, CO2 dan asam asetat. Pada suhu 275C, dekomposisi
menghasilkan ter, metanol dan hasil samping lainnya. Pembentukan karbon terjadi
pada temperatur 400 600 0C
3. Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap atau
CO2 sebagai aktifator.Proses aktifasi merupakan hal yang penting diperhatikan
disamping bahan baku yang digunakan. Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu
perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara
memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul molekul permukaan
sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas
permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi.
Metoda aktifasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang aktif adalah:
1. Aktifasi Kimia.
Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan
pemakaian bahan-bahan kimia. Aktifator yang digunakan adalah bahan-bahan kimia
seperti: hidroksida logam alkali garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam
alkali tanah dan khususnya ZnCl2, asam-asam anorganik seperti H2SO4 dan H3PO4.
2. Aktifasi Fisika.

Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan
bantuan panas, uap dan CO2. Umumnya arang dipanaskan didalam tanur pada temperatur
800-900C. Oksidasi dengan udara pada temperatur rendah merupakan reaksi eksoterm
sehingga sulit untuk mengontrolnya. Sedangkan pemanasan dengan uap atau CO2 pada
temperatur tinggi merupakan reaksi endoterm, sehingga lebih mudah dikontrol dan paling
umum digunakan.
Karbon aktif terbagi atas 2 tipe yaitu arang aktif sebagai pemucat dan arang aktif sebagai
penyerap uap.
1. Arang aktif sebagai pemucat.
Biasanya berbentuk serbuk yang sangat halus dengan diameter pori mencapai 1000 A0
yang digunakan dalam fase cair. Umumnya berfungsi untuk memindahkan zat-zat
penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan dan membebaskan
pelarut dari zat zat penganggu dan kegunaan yang lainnya pada industri kimia dan
industri baru. Arang aktif ini diperoleh dari serbuk serbuk gergaji, ampas pembuatan
kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang
lemah.
2. Arang aktif sebagai penyerap uap.
Biasanya berbentuk granula atau pellet yang sangat keras dengan diameter pori
berkisar antara 10-200 A0. Tipe porinya lebih halus dan digunakan dalam fase gas yang
berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut atau katalis pada pemisahan dan pemurnian
gas. Umumnya arang ini dapat diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu bata atau
bahan baku yang mempunyai struktur keras.Sehubungan dengan bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan arang aktif untuk masing- masing tipe, pernyataan diatas
bukan merupakan suatu keharusan.

IV.

Prosedur Kerja
a. Tahap persiapan bahan baku
1. Lakukan proses grinding untuk memperkecil ukuran batubara
2. Lakukan proses sieving untuk memperoleh ukuran batubara sesuai kebutuhan
b. Proses Karbonisasi
1. Menyiapkan sampel batubara lignit yang telah di grinding dan sieving
2. Menyiapkan lembar kerja untuk pengisian data
3. Mengatur suhu furnace pada suhu 3000C
4. Menimbang cawan kosong dan tutup pada neraca analitik (W1)
5. Menimbang sampel sebanyak 30 gr
6. Menimbang cawan yang berisi sampel beserta tutupnya (W2)
7. Menimbang cawan yang berisi sampel beserta tutupnya ke dalam furnace
bersuhu 3000C selama 10 menit
8. Memasukkan cawan berisi residu beserta tutupnya ke dalam desikator
9. Menimbang cawan berisi residu berserta tutupnya (W3)
10. Mnegulangi proses ini sampai diperoleh jumlah produk yang diinginkan
c. Proses aktivasi karbonisasi
1. Menyiapkan sampel seberat 1 gr ke dalam erlenmeyer
2. Memipet 50 mL larutan HCL 1M ke dalam erlenmeyer lalu rendam selama 3
jam
3. Menyaring sampel menggunakan kertas saring dan mencuci cokenya dengan
aquadest
4. Mengeringkan dalan oven bersuhu 1100C sampai sampel benar-benar kering
d. Proses aktivasi tanpa karbonisasi
a. Menyiapkan sampel seberat 1 gr ke dalam erlenmeyer
b. Memipet 50 mL larutan HCL 1M ke dalam erlenmeyer lalu rendam selama 3 jam
c. Menyaring sampel menggunakan kertas saring dan mencuci cokenya dengan
aquadest
d. Mengeringkan dalan oven bersuhu 1100C sampai sampel benar-benar kering
e. Menganalisa karbon aktif
1. Membuat larutan iodine
Menimbang iodide (I2) sebanyak 6,35 gr dan kalium iodida (KI) 20 gr
Melarutkan keduanya dalam 500 ml aquadest

2. Membuat larutan tiosulfat (Na2S2O3)


Menimbang Na2S2O3 sebanyak 2,5 gr kemudian masukkan kedalam

gelas kimia 250 ml


Menambahkan 6 gr NAOH dan 25 ml air aquadest, selanjutnya

menambahkan dengan 100 ml aquadest lagi


Menambhakan 4 tetes indicator pp
Menambahkan HCL dengan perbandingan 1:1 sampai warna merah

muda berubah menjadi bening


Memindahkan larutan tadi kedalam labu ukur 500 ml dan encerkan

sampai tanda batas


3. Membuat indicator kanji
Menimbang 0,25 gr amilum
Mendidihkan 50 ml air aquadest di atas hot plate
4. Mencampurkan larutan iodine dengan limbar cair 100 ml
5. Memipet lautan iodine+limbah cair sebanyak 25 ml ke dalam Erlenmeyer lalu
menambahkan karbon aktif sebanyak 1 gr
6. Menyaring larutan tersebut dengan kertas saring, kemudian mengukur volume
filtratnya
7. Mengambil 10 ml filtat lalu di tambahkan indicator kanji 3-4 tetes, lalu di
titrasin dengan tiosulfat hingga berubah warna dari merah kecoklatan menjadi
bening.

V.

PERHITUNGAN
A. Pembuatan Larutan
1. Untuk Aktivasi

Menghitung volume HCl untuk lautan HCl 1 M 500 ml

M1 . V1

= M2 . V2

11,8 Mol/L . V1
V1

= 1 Mol/L .500 ml

= 42,37 ml

2. Iodine

Menghitung normalitas I2 500 ml


N.I2 =
=
= 0,1 ek/L
= 0,1 N

3. Tiosulfat (Na2S2O3 .5H2O)

Menghitung normalitas I2 500 ml


N. Na2S2O3 .5H2O =
=
= 0,1 ek/L
= 0,1 N

B. Penentuan % konversi pada proses karbonisasi


Tanpa Aktivasi
1. SIZE 1 ( 60 mesh )

Massa sebelum karbonisasi

= 30 gr

Massa setelah karbonisasi

= 24,03 gr

2. SIZE 1 ( 170 mesh )

Massa sebelum karbonisasi

= 30 gr

Massa setelah karbonisasi

= 24,52 gr

3. SIZE 1 ( 200 mesh )

Massa sebelum karbonisasi

= 30 gr

Massa setelah karbonisasi

= 24,92 gr

Dengan Aktivasi
1. SIZE 1 ( 60 mesh )

Massa sebelum karbonisasi

= 30 gr

Massa setelah karbonisasi

= 24,17 gr

2. SIZE 1 ( 170 mesh )

Massa sebelum karbonisasi

= 30 gr

Massa setelah karbonisasi

= 24,33 gr

3. SIZE 1 ( 200 mesh )

Massa sebelum karbonisasi

= 30 gr

Massa setelah karbonisasi

= 24,59 gr

C. Adsorpsi sampel hasil aktivasi dan tanpa aktivasi


Dengan aktivasi
Konsentrasi Akhir I2 Setelah Adsorpsi Dengan titrasi Titran Na2S2O3 .5H2O 0,1 N
dengan activator HCL
Konsentrasi activator HCL 1M
SIZE 1 ( 60 mesh )
Va . Ma
=
Vt . Mt
10 ml . Ma
=
2 ml .0,1 N
Ma
=
0,02 N
SIZE 2 ( 170 mesh )
Va . Ma
10 ml . Ma
Ma

=
=
=

Vt . Mt
1,6 ml .0,1 N
0,016 N

SIZE 3 ( 200 mesh )


Va . Ma
10 ml . Ma
Ma

=
=
=

Vt . Mt
1,4 ml .0,1 N
0,014 N

Tanpa aktivasi
Konsentrasi activator HCL 1M
SIZE 1 ( 60 mesh )
Va . Ma
=
Vt . Mt
10 ml . Ma
=
2,6 ml .0,1 N
Ma
=
0,026 N
SIZE 2 ( 170 mesh )

Va . Ma
10 ml . Ma
Ma

=
=
=

Vt . Mt
2,2 ml .0,1 N
0,022 N

SIZE 3 ( 200 mesh )


Va . Ma
10 ml . Ma
Ma

=
=
=

Vt . Mt
2 ml .0,1 N
0,02 N

D. Daya serap
Aktivasi
Konsentrasi activator HCL 1M
SIZE 1 ( 60 mesh )
%

SIZE 2 ( 170 mesh )


%

SIZE 3 ( 200 mesh )


%

Tanpa Aktivasi
Konsentrasi activator HCL 1M
SIZE 1 ( 60 mesh )
%

SIZE 2 ( 170 mesh )


%

SIZE 3 ( 200 mesh )


%

VII.

Analisa Percobaan
Pada percobaan karbon aktif kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh batubara
dengan dan tanpa aktivasi dengan aktivator HCL IM. Karbon aktif adalah karbon bebas
yang masing-masing berkaitan secara kovalen atau arang yang telah dibuat dan diolah
secara khusus melalui tiga tahapan yaitu dehidrasi, karbonisasi dan aktivasi. Pada
praktikum ini dilakukan pembuatan karbon aktif dengan ukuran 60 mesh, 70 mesh, dan
200 mesh dengan dan tanpa aktivasi. Sebelumnya dilakukan pengecekan PH terlebih
dahulu..
Proses aktivasi bertujuan untuk memperbesar pori-pori batubara dengan cara
memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul permukaan sehingga karbon
mengalami perubahan sifat fisika maupun kimia yaitu luas permukaannya bertambah
besar dan berpengaruh terhadap gaya adsorbsi. Hal ini dapat dibuktikan dengan
diperolehnya data perhitungan daya serap antara karbon aktif dengan aktivasi dan tanpa
aktivasi. Karbon aktif dengan aktivasi memiliki daya serap yang lebih besar dibandingkan
karbon aktif tanpa proses aktivasi. Proses pengaktifan (aktivasi) batubara dengan
menggunakan aktivator HCL IM dengan proses karbonisasi. Proses ini dilakukan dengan
merendam sampel selama 3 jam didalam larutan HCL. Semakin tinggi konsentrasi larutan
HCL maka semakin tinggi/bertambah banyak mineral yang teradsorbsi sehingga
menyababkan volume pori karbon cenderung bertambah besar karena garam berfungsi
juga sebagai delay drating asal.
Proses selanjutnya yaitu dilakukan analisam menggunakan karbon aktif dimana
menggunakan limbah air buangan disekitar lab energi. Lalu limbah tersebut
dihomogenkan dengan larutan iodine 0,1 N dan sampel yang digunakan 1gr dilakukan
perendaman selama 30 menit, dengan volume limbah yang telah dihomogenkan dan
larutaniodine 0,1 N untuk masing-masing sampel sebanyak 25 ml. Perbandingan limbah
air buangan sebanyak 125 ml dan larutan iodine 0,1 N sebanyak 100 ml. Larutan standar
yang digunaka ialah larutan tiosulfat (Na2S2O3 5H2O) 0,1 N

Sebelum ditambah larutan iodine PH limbah yaitu 4 dan setelah ditambah larutan
iodine PH limbah menjadi 7,5. Sebelum dicampur larutan iodine warna limbah keruh dan
setelah dicampurkan larutan iodine warnanya berubah menjadi merah kecoklatan.
Kemudian selanjutnya ditambahkan indikator kanji 3-4 tetes dan titrasi dengan tiosukfat
hingga warnya berubah menjadi bening.
VII. Pertanyaan Responsi
1. Tuliskan sifat-sifat fisik dari bahan bakar !
2. Tuliskan definisi dari titik nyala/titik api, Api Gravity, dan titik asap suatu bahan
3.
4.

bakar !
Apa guna mengetahui sifat bahan bakar tersebut
Apakah perbedaan titik didih, titik nyala / titik

VIII. Jawaban Responsi


1. Sifat-sifat fisik dari bahan bakar
Densitas
Specific gravity
Viskositas
Titik nyala
Panas jenis
Nilai Kalor

Sulfur
Kadar Abu
Residu Karbon
Kadar Air
Api Gravity

2. Titik nyala adalah suhu dimana uap yang berada diatas minyak dapat menyala
sementara
atau meledak seketika kalau ada api.
Titik api adalah suhu dimana uap yang berada di atas minyak akan cepat terbakar
seluruhnya Secara terus menerus
Api Gravity menyatakan densitas atau berat persatuan volume sesuatu zat, yang digunakan
untuk menyatukan berat jenis.
Titik asap adalah tinggi nyala yang dapat dihasilkan oleh lampu standar tanpa terjadi langat
(jelaga).
3. Salah satu kegunaan mengetahui sifat fisik bahan bakar adalah dapat mengetahui
spesifikasi dari masing-masing bahan bakar
4.Titik nyala adalah dimana timbul sejumlah uap yang apabila bercampur dengan udara
membentuk suatu campuran yang mudah menyala dengan udara membentuk suatu campuran
yang mudah menyala. Titik nyala dapat diukur dengan jalan melewatkan nyala api pada bahan
bakar yang di panaskan secara teratur.
Titik api adalah suhu dimana ia akan menyala (terus) selama minimal 5 detik setelah kunci
kontak dengan api terbuka. Titik api digunakan untuk mengukur karakteristik dari sampel
untuk mendukung proses pembakaran, titik asap adalah temperatur ketika minyak atau lemak

pada kondisi tertentu menguap sejulah senyawa volatil yang memberikan penampakan asap
yang jelas.
IX TUGAS
1. Jelaskan perbedaan titik nyala, titik api dan titik asap
2. Tuliskan 6 sifat-sifat fisik bahan bakar
3. Mengapa sampel harus diddinginkan terlebih dahulu sebelum diuji
X . Jawaban Tugas
1. Titik nyala dapat diukur dengan jalan melewatkan nyala api pada bahan bakar yang
dipanaskan secara teratur
Titik api digunakan untuk mengukur karakteristrik dari sampel untuk mendukung proses
pembakaran
Titik asap adalah temperatur ketika minyak pada kondisi tertentu menguap senyawa volatil
memberikan penampakan asap yang jelas
2. Sifat fisik bahan bakar
Densitas
Specific gravity
Titik nyala
Panas jenis
Nilai Kalor
Viskositas
3. Sampel harus didinginkan terlebih terlebih dahulu sebelum diuji karena pada suhu tinggi
senyawa yang diukur titik nyala dan titik apinya dapat menguap sehingga dapat
mempengaruhi berat jenisnya. Demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat
menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung titik nyala dan titik api.
Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil yaitu pada suhu 25 o C (Suhu
kamar)

VIII.

Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :

1. Karbon aktif adalah karbon berupa karbon bebas yang masing-masing keterikatan
secara kovalen atau orang yang telah dibuat dan diolah secara khusus melalui 3 tahapan
yaitu Dehidrasi, karbonisasi dan aktivasi
2. Pembuatan karbon aktif merupakan proses yang terpenting karena sangat menentukan
kualitas karbon aktiv yang di hasilkan baik luas area permukaan maupun daya serap nya
3. Kegunaan karbon aktif dapat menjernihkan dan mengurangi kesadahan dengan
menyerap bau, warna, maupun logam berat.
4. Semakin kecil ukuran batubara yang digunakan maka semakin banyak penyerapan yang
dihasilkan sehingga semakin besar juga daya serapnya.

Daftar Pustaka

Jobsheet. 2016. Penuntun Praktikum Teknologi Pemanfaatan batubara. Politeknik Negeri


Sriwijaya : Palembang.
www.scrib.com/lapoan karbon aktif
www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai