Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TRANSPORTASI FLUIDA

PERSAMAAN BERNOULLI

Kelompok 3

Nama : M. Jannatun Naim (0618404117..)


Romy Apriansyah Ysf (061840411743)
Kelas : 2 EGD
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Aida Syarif, MT

PRODI TEKNIK ENERGI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,


Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat membuat makalah ini. Makalah ini dibuat
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Transportasi Fluida.
Ucapan terimakasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada dosen Transportasi
Fluida kami, yaitu Ibu Aida Syarif yang telah memberikan ilmu, arahan, serta bimbingan
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dan orangtua penulis yang telah
memberikan izin serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Banyak sekali suka duka yang terjadi selama Kami menyusun makalah ini,
sehingga Kami berharap kalian dapat memanfaatkan makalah ini sebaik-baiknya. Penulis
menyadari banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini sehingga penulis memohon
saran dan kritikan dari kalian semua sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Palembang, September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................................1
Kata Pengantar.......................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
a. Latar Belakang....................................................................................................................4
b. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
c. Tujuan.................…………………………………………………......…………………..4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Persamaan Bernoulli…………………………………………………………......5
2.2 Persamaan Bernoulli……………………………………………………………….........6
2.3 Asas Bernoulli…………………………………………………………………......…....8
2.4 Anggapan-Anggapan untuk Menurunkan Persamaan Bernoulli…………………..........8
2.5 Bentuk Persamaan Bernoulli………………………………………………………........9
2.6 Penerapan Persamaan Asas Bernoulli..............................................................................9
a. Penerapan Asas Bernoulli pada Tangki Berlubang………………………………....10
b. Penerapan Asas Bernoulli pada Alat Penyemprot………………………………......11
c. Penerapan Asas Bernoulli pada Karburator……………………………………........12
d. Penerapan Asas Bernoulli pada Venturimeter (Alat Pengukur Debit)………….......12
e. Penerapan Asas Bernoulli pada Tabung Pitot (Alat Pengukur Kecepatan)………....14
f. Penerapan Asas Bernoulli pada Gaya Angkat Sayap pada Pesawat Terbang…….....16
BAB III : SOAL DAN PEMBAHASAN
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….........23
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu persamaan fundamental dalam persoalan dinamika fluida adalah Persamaan
Bernoulli. Persamaan ini bersumber dari Hukum Bernoulli. Hukum ini dicetuskan oleh
ilmuwan Belanda yang bernama Daniel Bernoulli. Hukum Bernoulli menjelaskan tentang
konsep dasar aliran fluida (zatcair dan gas) bahwa peningkatan kecepatan pada suatu aliran
zat cair atau gas, akan mengakibatkan penurunan tekanan pada zat cair atau gas tersebut.
Artinya, akan terdapat penurunan energi potensial pada aliran fluida tersebut.
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam
suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang
sama.
Dengan prinsip tersebut Hukum Bernoulli sangat banyak dimanfaatkan dalam
peralatan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk penjelasan selengkapnya,
kalian dapat menemukannya di dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep Hukum Bernoulli?
2. Sebutkan macam-macam Persamaan Bernoulli!
3. Bagaimanakah penerapan Hukum Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari!
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep Hukum Bernoulli;
2. Mengetahui macam-macam Persamaan Bernoulli beserta penggunaannya;dan
3. Mengetahui pengaplikasian Hukum Bernoulli di kehidupan sehari-hari.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Persamaan Bernoulli pertama kali digunakan oleh seorang ilmuwan asal


Belanda/Swiss bernama Daniel Bernoulli (1700-1782) yang digunakan untuk istilah di
dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada
kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Sedangkan
Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu
aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang
sama.
2.1 Dasar Persamaan Bernoulli
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa tekanan dari fluida yang bergerak seperti
udara berkurang ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat. Hukum Bernoulli ditemukan
oleh Daniel Bernoulli, seorang matematikawan Belanda yang menemukannya pada 1700-
an. Bernoulli menggunakan dasar matematika untuk merumuskan hukumnya. Persamaan
ini memberi hubungan antara tekanan dengan kecepatan dan ketinggian pada titik-titik
sepanjang garis alir. Penurunan Persamaan Bernoulli dapat dilakukan dengan
menggunakan hukum kekekalan energi, dalam hal ini kerja total (net-work) sama dengan
perubahan energi mekanik total yaitu perubahan energi kinetik ditambah perubahan energi
potensial. Fluida dinamika yang memenuhi Hukum Bernoulli adalah fluida ideal yang
karakteristiknya; mengalir dengan garis-garis arus atau aliran tunak, tak kompresibel dan
tak kental.

Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, dalam hal ini kerja total(net-work)
sama dengan perubahan energi mekanik total, yaitu perubahan energi kinetik ditambah
perubahan energi potensial.

5
2.2 Persamaan Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam
suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang
sama. Hukum Bernoulli yang dalam bentuknya sudah disederhanakan, secara umum
terdapat dua bentuk Persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-
termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan
(compressible flow).
1. Aliran Tak Termampatkan
Aliran tak termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut
(Anonimous, 2008). Contoh fluida tak termampatkan adalah air, berbagai jenis minyak,
emulsi, dan lain-lain. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah
sebagai berikut:

Keterangan:
P = Tekanan (Pascal)
v = kecepatan (m/s)
p = massa jenis fluida (kg/m^3)
h = ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi (9,8 m/s^2)
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai
berikut:
a. Aliran bersifat tunak (steady state);dan
b. Tidak terdapat gesekan (inviscid).
Sehingga muncullah Persamaan Bernoulli dalam bentuk lain, yang dapat dituliskan sebagai
berikut:

Aliran tunak atau aliran permanen (permanent flow) adalah kondisi dimana
komponen aliran tidak berubah terhadap waktu. Contohnya adalah aliran di saluran/sungai
pada kondisi tidak ada perubahan aliran (tidak ada hujan, tidak banjir, dan lain-lain).
Kondisi tersebut dinyatakan dalam persamaan matematika berikut:
6
keterangan: 1. jf: perubahan komponen aliran
2. jt: perubahan terhadap waktu
3. f: komponen aliran (viskositas, tekanan, rapat massa, kedalaman, debit, dan
lain-lain.)
Aliran tak tunak atau aliran tidak permanen (impermanent flow) adalah kondisi
dimana komponen aliran berubah terhadap waktu. Contoh aliran di saluran/sungai pada
kondisi ada perubahan aliran (ada hujan, ada banjir, dan lain-lain) atau aliran yang
dipengaruhi muka air pasang-surut (muara sungai di laut). Kondisi tersebut dinyatakan
dalam persamaan matematika berikut:

Ilustrasi visual untuk kasus sederhana ditampilkan pada gambar di bawah ini :

2. Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut (Anonimous,
2008). Contoh fluida termampatkan adalah udara, gas alam, dan lain-lain.
Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan, yaitu:

7
2.3 Asas Bernoulli

Gambar: Perhitungan Bernoulli


Kerugian yang terjadi dalam jalur pipa karena belokan, siku, sambungan, katup dan
sebagainya disebut kerugian kecil. Karena dalam banyak situasi kerugian kecil lebih
penting daripada kerugian yang disebabkan oleh gesekan pipa. Namun suatu pengecualian
yang penting adalah kerugian tinggi-tekan yang disebabkan oleh pembesaran mendadak
pada jalur pipa. (Victor L Steeter, 1985)
Jadi, dari referensi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi komponen
kerugian pada pipa adalah kerugian kecil yaitu disebabkan gesekan pipa,belokan, siku,
sambungan, dan katup sedangkan kerugian tinggi tekan disebabkan oleh pembesaran
mendadak pada jalur pipa.
Berikut ini merupakan pengaplikasian Asas Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Dua perahu bermotor berbenturan;
2. Aliran air yang ke luar dari keran;
3. Lintasan melengkung baseball yang sedang berputar;
4. Pancaran air pada selang yang ujungnya dipersempit.

2.4 Anggapan-Anggapan untuk Menurunkan Persamaan Bernoulli


1. Zat cair adalah ideal, tidak punya kekentalan
2. Zat cair adalah homogen & tidak termampatkan
3. Aliran adalah kontinyu & sepanjang garis arus
4. Kecepatan aliran adalah merata dalam suatu penampang
5. Gaya yang bekerja hanya gaya berat & tekanan

8
2.5 Bentuk Persamaan Bernoulli

2
P v
Z+ + =C
ρ×g 2×g
Keterangan :
1. Z= elevasi atau tinggi tempat ( meter )
2. P= tekanan pada pipa ( N/m2 )
3. ρ= densitas ( Kg/m3 )
4. g= percepatan gravitasi ( m/s2 )
5. v= kecepatan aliran ( m/s )
Konstanta C adalah tinggi energi total, yang merupakan jumlah dari tinggi tempat,
tinggi tekanan dan tinggi kecepatan, yang berbeda dari garis arus yang satu ke garis arus
yang lain. Oleh karena itu persamaan tersebut hanya berlaku untuk titik-titik pada satu
garis arus. Persamaan Bernoulli dapat digunakan untuk menentukan garis tekanan dan
tenaga. Garis tenaga dapat ditunjukkan oleh elevasi muka air pada tabung pitot yang
besarnya sama dengan tinggi total dari konstanta Bernoulli. Sedangkan garis tekanan dapat
ditunjukkan oleh elevasi muka air di dalam tabung vertikal yang disambung pada pipa.
2.6 Penerapan Asas Persamaan Bernoulli
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan aplikasi Hukum Bernoulli
yang sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjukkan kehidupan
manusia masa kini. Meskipun pada kenyataannya tak ada jenis fluida yang memiliki
kecairan dan kekentalan seperti yang disyaratkan dalam konsep Hukum Bernoulli tersebut,
yaitu kecairan yang merata dan sedikit kekentalan.Macam-Macan alat Penerapan pada asas
bernoulli sebagai berikut :

9
a. Penerapan Asas Bernoulli pada Tangki Berlubang

Skema persamaan Bernoulli untuk fluida dalam tangki dan terdapat kebocoran dalam
ketinggian tertentu.
Perhatikan gambar di atas, pada titik A, kecepatan fluida turun relatif kecil sehingga
dianggap nol (v1 = 0). Oleh karena itu persamaan Bernoulli menjadi sebagai berikut.

p1 + ρgh1 + 0 = p2 +ρgh2 + ρv22

g(h1 – h2) = v2

v=
Jika h1–h2 = h, maka:

v=

Lintasan air (fluida) pada tangki berlubang


Perhatikan gambar diatas. Jika air keluar dari lubang B dengan kelajuan v yang jatuh di
titik D, maka terlihat lintasan air dari titik B ke titik D berbentuk parabola. Berdasarkan
analisis gerak parabola, kecepatan awal fluida pada arah mendatar sebesar vBX = v =

. Sedangkan kecepatan awal pada saat jatuh (sumbu Y) merupakan gerak lurus
berubah beraturan (GLBB) dengan percepatan ay = g.

10
Berdasarkan persamaan jarak Y = v0yt + ay t2 dengan Y = H –h, v0y = 0, dan ay = g, maka
kita peroleh persamaan untuk menghitung waktu yang diperlukan air dari titik B ke titik D
sebagai berikut.

Gerak air (fluida) pada sumbu X merupakan gerak lurus beraturan (GLB) sehingga berlaku
persamaan:
X = v0X t

Karena v0X = vBX = v = , maka:

R=X=

R=X=

R=X=

b. Penerapan Asas Bernoulli pada Alat Penyemprot


Alat penyemprot yang menggunakan Prinsip Bernoulli yang sering kita gunakan
adalah alat penyemprot racun serangga. Perhatikan gambar berikut.

Penyemprot Racun Serangga


Ketika kita menekan batang pengisap pompa, udara dari tabung silinder dipaksa
keluar dari tabung pompa melalui tabung sempit pada ujungnya. Semburan udara yang
bergerak dengan cepat mampu menurunkan tekanan pada bagian atas tabung tandon yang
berisi cairan racun. Hal ini menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan turun
dan memaksa cairan naik ke atas tabung (cairan mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke
tempat bertekanan rendah) karena tekanan di bagian itu lebih kecil daripada tekanan

11
atmosfer pada permukaan cairann di dalam wadah. Semburan udara berkelajuan tinggi
meniup cairan, sehingga cairan dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.
Cara kerja alat penyemprot serangga adalah jika gagang pengisap (T) ditekan, maka udara
ke luar dari tabung melalui ujung pipa kecil (A) dengan cepat, karena kecepatannya tinggi
maka tekanan pada A kecil, sehingga cairan insektisida di B terisap naik lalu ikut
tersemprotkan ke luar.
c. Penerapan Asas Bernoulli pada Karburator
Karburator adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan campuran bahan bakar
dengan udara, campuran ini memasuki silinder mesin untuk tujuan pembakaran. untuk
memahami cara kerja karburator pada kendaran bermotor, perhatikan gambar berikut:

Diagram Sebuah Karburator

Penampang pada bagian atas jet menyempit, sehingga udara yang mengalir pada
bagian ini bergerak dengan kelajuan yang tinggi. Sesuai Asas Bernoulli, tekanan pada
bagian ini rendah. Tekanan di dalam tangki bensin sama dengan tekanan atmosfer. Tekanan
atmosfer memaksa bahan bakar (bensin atau solar) tersembur keluar melalui jet sehingga
bahan bakar bercampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin.

d. Penerapan Asas Bernoulli pada Venturimeter (Alat Pengukur Debit)


Tabung venturi atau venturimeter, yaitu alat yang dipasang pada suatu pipa aliran
untuk mengukur kelajuan zat cair. Ada dua venturimeter yang akan kita pelajari, yaitu
venturimeter tanpa manometer dan venturimeter menggunakan manometer yang berisi zat
cair lain.
Bentuk paling sederhana dari venturi meter ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
pipa mengecil (konvergen), leher dan pipa membesar (divergen), seperti yang ditunjukkan
dalam gambar dibawah. Alat ini dipasang pada pipa yang akan diukur debit alirannya. Zat
cair yang mengalir melalui venturi meter akan dipercepat pada bagian pipa konvergen.
Karena percepatan tersebut maka kecepatan zat cair di dalam leher akan lebih besar dari
pada kecepatan pada pipa dimana venturi meter ditempatkan. Kenaikan kecepatan ini akan

12
mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan. Untuk mengukur perbedaan tekanan di pipa
dan di leher venturi meter maka kedua bagian tersebut dihubungkan oleh tabung kecil
(monometer) yang diisi dengan zat cair yang berbeda.
- Venturimeter tanpa manometer
Untuk menentukan kelakuan aliran v1 dinyatakan dalam besaran-besaran luas
penampang A1 dan A2 serta perbedaan ketinggian zat cair dalam kedua tabung vertikal h.
Zat cair yang akan diukur kelajuannya mengalir pada titik-titik yang tidak memiliki
perbedaan ketinggian (h1 = h2) sehingga berlaku persamaan berikut:

p1 – p2 = ρ(v22 – v12)
Berdasarkan persamaan kontinuitas diperoleh persamaan sebagai berikut:

A1V1 = A2v2⇒ v1 = atau v2 =

Jika persamaan ini kita masukan ke persamaaan p1 – p2 = ρ(v22 – v12) maka diperoleh
persamaan seperti berikut:

Pada gambar diatas terlihat perbedaan ketinggian vertikal cairan tabung pertama dan kedua
adalah h. Oleh karena itu selisih tekanan sama dengan tekanan hidrostatis cairan setinggi h.
p1 – p2 = ρgh
Dengan menggabungkan kedua persamaan yang melibatkan perbedaan tekanan tersebut
diperoleh kelajuan aliran fluida v1.

13
- Venturimeter dengan manometer
Pada prinsipnya venturimeter dengan manometer hampir sama dengan venturimeter tanpa
manometer. Hanya saja dalam venturimeter ini ada tabung U yang berisi raksa. Perhatikan
gambar berikut:

Venturimeter dengan sistem manometer


Berdasarkan penurunan rumus yang sama pada venturimeter tanpa manometer, diperoleh
kelajuan aliran fluida v1 adalah sebagai berikut:

Keterangan:
ρr: massa jenis raksa
ρu : massa jenis udara

e. Penerapan Asas Bernoulli pada Tabung Pitot (Alat Pengukur Kecepatan)


Alat ukur yang dapat kita gunakan untuk mengukur kelajuan gas adalah tabung
pitot. Tabung pitot (dibaca Pitou sesuai fonologi Prancis) adalah instrumen untuk
melakukan pengukuran tekanan pada aliran fluida. Tabung pitot ditemukan oleh insinyur
berkebangsaan Prancis, Henri Pitot pada awal abad ke 18, dan dimodifikasi oleh ilmuwan
berkebangsaan Prancis, Henry Darcy di pertengahan abad ke 19. Tabung pitot telah
digunakan secara luas untuk menentukan kecepatan dari pesawat terbang dan mengukur
kecepatan udara dan gas pada aplikasi industri.
Prinsip stagnasi merupakan dasar dari Tabung Pitot yang digunakan untuk
mengukur kecepatan aliran zat cair. Gambar dibawah menunjukkan pipa berbentuk L yang
berada dalam zat cair yang mengalir dengan salah satu ujungnya menghadap arah
datangnya aliran, sedang ujung yang lain ke atas dan berhubungan langsung dengan udara
luar (tekanan atmosfer). Titik stagnasi terjadi pada ujung bagian pipa yang mendatar dan
tekanannya akan lebih besar dari tekanan zat cair di sekitarnya sebesar tinggi kecepatannya

14
V2/2g, yang ditunjukkan oleh kenaikan zat cair di dalam tabung. Perhatikan gambar
berikut:

Diagram Penampang Sebuah Pitot


Gas (misalnya udara) mengalir melalui lubang - lubang di titik a. Lubang-lubang
ini sejajar dengan arah aliran dan dibuat cukup jauh di belakang sehingga kelajuan dan
tekanan gas di luar lubang-lubang tersebut mempunyai nilai seperti halnya dengan aliran
bebas. Jadi, va = v (kelajuan gas) dan tekanan pada kaki kiri manometer tabung pilot sama
dengan tekanan aliran gas (Pa).
Lubang dari kaki kanan manometer tegak lurus terhadap aliran sehingga kelajuan
gas berkurang sampai ke nol di titik b (vb = 0). Pada titik ini gas berada dalam keadaan
diam. Tekanan pada kaki kanan manometer sama dengan tekanan di titik b (pb). Beda
ketinggian titik a dan b dapat diabaikan (ha = hb), sehingga perbedaan tekanan yang terjadi
menurut persamaan Bernoulli adalah sebagai berikut.

Perbedaan tekanan ini sama dengan tekanan hidrostatika fluida (raksa) pada manometer.
pb – pa = ρrgh
Oleh karena itu, kecepatan aliran gas vA = v dapat dirumuskan sebagai berikut:

15
f. Penerapan Asas Bernoulli pada Gaya Angkat Sayap pada Pesawat Terbang
Pesawat terbang dapat terangkat ke udara karena kelajuan udara yang melalui sayap
pesawat. Pesawat terbang tidak seperti roket yang terangkat ke atas karena aksi-reaksi
antara gas yang disemburkan roket itu sendiri. Roket menyemburkan gas ke belakang, dan
sebagai reaksinya gas mendorong roket maju. Jadi, roket dapat terangkat ke atas walaupun
tidak ada udara, tetapi pesawat terbang tidak dapat terangkat jika tidak ada udara.
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam
dan sisi bagian atas yang lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Perhatikan
gambar dibawah. Garis arus pada sisi bagian atas lebih rapat daripada sisi bagian
bawahnya. Artinya, kelajuan aliran udara pada sisi bagian atas pesawat v2 lebih besar
daripada sisi bagian bawah sayap v1. Sesuai dengan asas Bornoulli, tekanan pada sisi
bagian atas p2 lebih kecil daripada sisi bagian bawah p1 karena kelajuan udaranya lebih
besar. Dengan A sebagai luas penampang pesawat, maka besarnya gaya angkat dapat kita
ketahui melalui persamaan berikut.

Pesawat terbang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat lebih besar daripada berat
pesawat. Jadi, suatu pesawat dapat terbang atau tidak tergantung dari berat pesawat,
kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar kecepatan pesawat, makin besar
kecepatan udara. Hal ini berarti gaya angkat sayap pesawat makin besar. Demikian pula,
makin besar ukuran sayap makin besar pula gaya angkatnya.
Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar daripada berat
pesawat (F1 – F2) > m g. Jika pesawat telah berada pada ketinggian tertentu dan pilot ingin
mempertahankan ketinggiannya (melayang di udara), maka kelajuan pesawat harus diatur
sedemikian rupa sehingga gaya angkat sama dengan berat pesawat (F1 – F2) = m g.

Garis-garis arus di sekitar sayap pesawat terbang


Dari gambar garis arus udara disekitar sayap peasawat terbang terlihat jelas
penerapan Asas Bernoulli pada desain sayap pesawat.

16
BAB III
SOAL DAN PEMBAHASAN

1. Pipa yang memiliki perbedaan ketinggian 2 m pada kedua ujungnya , dialiri air dengan
kecepatan 5 m/s. Jika perbandingan luas penampang tempat air masuk dan tempat air
keluar adalah 3: 5. Tentukan perbedaan tekanan antara kedua ujung Pipa?
Pembahasan :
Dari soal di atas bisa di ilustrasikan seperti gambar berikut:

Jika diperhatika pada rumus hukum bernoulli, untuk mencari perbedaan tekanan (P2-P1),
dibutuhkan v1 dan v2. Sementara itu kita belum memiliki v2. Untuk itu gunakan terlebih
dahulu rumus persamaan kontinuitas untuk mencari v2 .
A1.v1=A2.v2
3A. 5 m/s = 5A. v2
v2 = 3 m/s
Baru dilanjutkan dengan rumus persamaan bernoulli.
P1+ 1/2 ρ v21+ρ .g.h1 = P2+ 1/2 ρ v22+ ρ g.h2
P1- P2 = 1/2 ρ v22+ ρ g.h2 -1/2 ρ v21-ρ .g.h1
P1- P2 = 1/2 ρ v22+ ρ g.h2 -1/2 ρ v21-ρ .g.h1 (* ρ= 1000kg/m3, g = 10 m/s2
P1- P2 = 1/2 .1000 .9 + 100.10.2 - 1/2. 1000. 25 - 1000.10.0
P1- P2 = 12000 N/ m2

17
2. Sebuah tabung pitot digunakan untuk mengukur kelajuan aliran udara. Pipa U
dihubungkan pada lengan tabung dan diisi dengan cairan yang memiliki massa jenis 800
kg/m3.

Jika massa jenis udara yang diukur adalah 1 kg/m3 dan perbedaan level cairan pada tabung
U adalah h = 25 cm, tentukan kelajuan aliran udara yang terukur!
Pembahasan :
Misalkan kelajuan udara di A adalah vA dan kelajuan udara di B adalah vB.

Udara masuk melalui lubang depan dan saat di B aliran udara tertahan hingga
kecepatannya nol.

18
Dari hukum Bernoulli:

Dengan kondisi:
Kecepatan di B vB = 0, dan perbedaan tinggi antara A dan B dianggap tidak signifikan,
diambil ha = hb sehingga ρgha - ρghb = 0

dengan ρ adalah massa jenis udara yang diukur, selanjutnya dinamakan ρu.

Dari pipa U, perbedaan tinggi yang terjadi pada cairan di pipa U diakibatkan perbedaan
tekanan.

gabungkan i dan ii

dengan va adalah kelajuan aliran udara yang diukur, selanjutnya dinamakan v,

Data soal:

19
ρu = 1 kg/m3
ρzc = 800 kg/m3
h = 25 cm = 0,25 m
g = percepatan gravitasi = 10 m/s2
diperoleh:

3.

Pembahasan :
Dari soal diatas dapat kita ketahui
Q 1=Q2 +Q 3 Karena

3
m m
Q2= A2 . V 2 → Q2=14 ×0,03 m2=0,42 Q❑3=Q1−Q2=1−0,42=0,58 m3/s
s s
v3 = 0,58 m3/s : 0,035 m2 =16,57 m/s
Jadi tekanan pada bagian 2 adalah ;

20
1 2 1 2
P1+ ρ v 1+ ρgh 1=P2+ ρ v 2+ ρg h2 karena h1& h2 = 0 maka:
2 2

1 2 1 2 1 kg m2 1 kg m2
P1+ ρ v 1=P2 + ρ v 2 300 kPa+ ×1000 3 × 100 2 =P2+ × 1000 3 ×196 2
2 2 2 m s 2 m s
P2=350000 Pa−98000=252000 Pa=252 kPa Tekanan pada bagian 3 :

1 1
P1+ ρ v 21+ ρgh 1=P3 + ρ v 23+ ρg h3
2 2

1 1
300000+ ( 1000 ) (10 )❑2 =P3 + ( 1000 )( 16,57 )❑2 +1000 ( 9.8 )( 10 )
2 2
P3=350000 Pa−235282=114718 Pa=114,718 kPa

4. Untuk mengukur kecepatan aliran air pada sebuah pipa horizontal digunakan alat seperti
diperlihatkan gambar berikut ini!

Jika luas penampang pipa besar adalah 5 cm2 dan luas penampang pipa kecil adalah 3 cm2
serta perbedaan ketinggian air pada dua pipa vertikal adalah 20 cm tentukan:
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil
Pembahasan:
Rumus kecepatan fluida memasuki pipa venturimetar pada soal di atas
v1 = A2√ [(2gh) : (A12 − A22) ]
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
v1 = A2√ [(2gh) : (A12 − A22) ]
v1 = (3) √ [ (2 x 10 x 0,2) : (52 − 32) ]
v1 = 3 √ [ (4) : (16) ]
v1 = 1,5 m/s
21
b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil
A1v1 = A2v2
(3 / 2)(5) = (v2)(3)
v2 = 2,5 m/s

22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang kami dapatkan dari materi ini, yaitu:

1. Persamaan Bernouli merupakan persamaan yang berhubungan dengan tekanan(p),


kecepatan aliran(v), dan ketinggian(h), dari suatu pipa yang fluidanya bersifat tak
kompresibel dan tak kental yang mengalir dengan aliran yang tak turbulen;

2. Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible
flow);dan

3. Penerapan Persamaan Bernoulli, antara lain:

- Penerapan Asas Bernoulli pada tangki berlubang;


- Penerapan Asas Bernoulli pada alat penyemprot;
- Penerapan Asas Bernoulli pada karburator;
- Penerapan Asas Bernoulli pada venturimeter;
- Penerapan Asas Bernoulli pada tabung pitot;
- Penerapan Asas Bernoulli pada gaya angkat sayap pada pesawat terbang;

DAFTAR PUSTAKA

23
Aswan,Arizal.,et al (2016) Modul Fisika Teknik,Palembang,Politeknik Negeri Sriwijaya
Munson, Bruce R.,et al.2004 Mekanika Fluida. Edisi Ke 4 Diterjemahkan Oleh Budiarso
& Harinaldi.Jakarta:Erlangga

24

Anda mungkin juga menyukai