PERSAMAAN BERNOULLI
Disusun oleh:
Kelompok 4
Nama: 1. Kinia Eldwita
2. Putra Pratama
Kelas: 3. Eg. A
Dosen Pengampuh: Dr. Ir. Aida Syarif, M.T
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga penulis dapat membuat makalah ini. Makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Transportasi Fluida.
Ucapan terimakasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada dosen Transportasi
Fluida kami, yaitu Ibu Aida Syarif yang telah memberikan ilmu, arahan, serta bimbingan
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dan orangtua penulis yang telah memberikan
izin serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Banyak sekali suka duka yang terjadi selama Kami menyusun makalah ini, sehingga
Kami berharap kalian dapat memanfaatkan makalah ini sebaik-baiknya. Penulis menyadari
banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini sehingga penulis memohon saran dan
kritikan dari kalian semua sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………………1
Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi……………………………………………………………………………………….3
Bab I: PENDAHULUAN
c. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………..6
h. Tekanan Stagnasi…………………………………………………………………24
3
Bab IV: SOAL DAN
PEMBAHASAN……………………………………………………….26
Bab V: PENUTUP
a. Kesimpulan………………………………………………………………………...31
b. Saran……………………………………………………………………………….31
Daftar Pustaka……………………………………………………...…………………………
33
4
BAB I
PENDAHULUAN
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan
penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada
suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain
pada jalur aliran yang sama.
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Penulisan
6
BAB II
PERSAMAAN BERNOULLI
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, dalam hal ini kerja total(net-work)
sama dengan perubahan energi mekanik total, yaitu perubahan energi kinetik ditambah
perubahan energi potensial.
B. Persamaan Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan
penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada
7
suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain
pada jalur aliran yang sama. Hukum Bernoulli yang dalam bentuknya sudah
disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk Persamaan Bernoulli; yang pertama
berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk
fluida termampatkan (compressible flow).
1. Aliran Tak Termampatkan
Aliran tak termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut
(Anonimous, 2008). Contoh fluida tak termampatkan adalah air, berbagai jenis minyak,
emulsi, dan lain-lain. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
P = Tekanan (Pascal)
v = kecepatan (m/s)
p = massa jenis fluida (kg/m^3)
h = ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi (9,8
m/s^2)
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak termampatkan dengan asumsi - asumsi
sebagai berikut:
Sehingga muncullah Persamaan Bernoulli dalam bentuk lain, yang dapat dituliskan
sebagai berikut:
Aliran tunak atau aliran permanen (permanent flow) adalah kondisi dimana komponen
aliran tidak berubah terhadap waktu. Contohnya adalah aliran di saluran/sungai pada
kondisi tidak ada perubahan aliran (tidak ada hujan, tidak banjir, dan lain-lain). Kondisi
tersebut dinyatakan dalam persamaan matematika berikut:
8
Keterangan: 1. jf: perubahan komponen aliran
2. jt: perubahan terhadap waktu
3. f: komponen aliran (viskositas, tekanan, rapat massa, kedalaman, debit,
dan lain-lain.)
Aliran tak tunak atau aliran tidak permanen (impermanent flow) adalah kondisi
dimana komponen aliran berubah terhadap waktu. Contoh aliran di saluran/sungai
pada kondisi ada perubahan aliran (ada hujan, ada banjir, dan lain-lain) atau aliran
yang dipengaruhi muka air pasang-surut (muara sungai di laut). Kondisi tersebut
dinyatakan dalam persamaan matematika berikut:
Ilustrasi visual untuk kasus sederhana ditampilkan pada gambar di bawah ini
2. Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut (Anonimous, 2008).
Contoh fluida termampatkan adalah udara, gas alam, dan lain-lain.
Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan, yaitu:
9
C. Asas Bernoulli
10
Jadi, dari referensi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
komponen kerugian pada pipa adalah kerugian kecil yaitu disebabkan gesekan pipa,
belokan, siku, sambungan, dan katup sedangkan kerugian tinggi tekan disebabkan oleh
pembesaran mendadak pada jalur pipa.
Berikut ini merupakan pengaplikasian Asas Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu:
1. Dua perahu bermotor berbenturan;
2. Aliran air yang ke luar dari keran;
3. Lintasan melengkung baseball yang sedang berputar;
4. Pancaran air pada selang yang ujungnya dipersempit.
11
besarnya sama dengan tinggi total dari konstanta Bernoulli. Sedangkan garis tekanan dapat
ditunjukkan oleh elevasi muka air di dalam tabung vertikal yang disambung pada pipa.
V2 p
E z
2g
12
V2 p
E z
2g
Aplikasi Persamaan Bernoulli untuk kedua titik di dalam medan aliran akan
memberikan persamaan:
2 2
p V 2 p V 2
z1z p1 1 V1 1 zz2 p2 2 V2 2
1 22gg 2 22gg
Melalui persamaan di atas ditunjukkan bahwa jumlah tinggi elevasi, tinggi tekanan
dan tinggi kecepatan di kedua titik adalah sama. Dengan demikian garis tenaga pada aliran
zat cair ideal adalah konstan.
H. Kehilangan Tenaga
Kehilangan tenaga terdiri dari dua macam, yaitu:
13
1. Kehilangan tenaga primer (hf), kehilangan tenaga ini terjadi karena adanya gesekan
antara zat cair dan dinding batas. Rumusnya, yaitu:
2. Kehilangan tenaga sekunder (he), kehilangan tenaga ini terjadi karena adanya
perubahan tampang aliran. Rumusnya, yaitu:
14
I. Koefisien Koreksi Energi
Dalam analisis aliran satu dimensi, kecepatan aliran pada suatu tampang dianggap
konstan. Pada kenyataannya, kecepatan pada penampang adalah tidaklah merata. Kecepatan
di dinding batas adalah nol dan bertambah dengan jarak dari dinding batas. Untuk itu
diperlukan koefisien koreksi energi (α).
15
BAB III
PENERAPAN PERSAMAAN BERNOULLI
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan aplikasi Hukum Bernoulli yang
sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjukkan kehidupan manusia
masa kini. Meskipun pada kenyataannya tak ada jenis fluida yang memiliki kecairan dan
kekentalan seperti yang disyaratkan dalam konsep Hukum Bernoulli tersebut, yaitu kecairan
yang merata dan sedikit kekentalan.
Skema persamaan Bernoulli untuk fluida dalam tangki dan terdapat kebocoran dalam ketinggian tertentu.
Perhatikan gambar di atas, pada titik A, kecepatan fluida turun relatif kecil sehingga
dianggap nol (v1 = 0). Oleh karena itu persamaan Bernoulli menjadi sebagai berikut.
g(h1 – h2) = v2
v=
v=
16
Lintasan air (fluida) pada tangki berlubang
Perhatikan gambar diatas. Jika air keluar dari lubang B dengan kelajuan v yang
jatuh di titik D, maka terlihat lintasan air dari titik B ke titik D berbentuk parabola.
Berdasarkan analisis gerak parabola, kecepatan awal fluida pada arah mendatar sebesar vBX
Y = v0yt + ay t2 dengan Y = H –h, v0y = 0, dan ay = g, maka kita peroleh persamaan untuk
menghitung waktu yang diperlukan air dari titik B ke titik D sebagai berikut.
Gerak air (fluida) pada sumbu X merupakan gerak lurus beraturan (GLB) sehingga berlaku
persamaan:
X = v0X t
R=X=
R=X=
17
R=X=
Alat penyemprot yang menggunakan Prinsip Bernoulli yang sering kita gunakan
adalah alat penyemprot racun serangga. Perhatikan gambar berikut.
Ketika kita menekan batang pengisap pompa, udara dari tabung silinder dipaksa
keluar dari tabung pompa melalui tabung sempit pada ujungnya. Semburan udara yang
bergerak dengan cepat mampu menurunkan tekanan pada bagian atas tabung tandon yang
berisi cairan racun. Hal ini menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan turun
dan memaksa cairan naik ke atas tabung (cairan mengalir dari tempat bertekanan tinggi ke
tempat bertekanan rendah) karena tekanan di bagian itu lebih kecil daripada tekanan
atmosfer pada permukaan cairann di dalam wadah. Semburan udara berkelajuan tinggi
meniup cairan, sehingga cairan dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.
Cara kerja alat penyemprot serangga adalah jika gagang pengisap (T) ditekan,
maka udara ke luar dari tabung melalui ujung pipa kecil (A) dengan cepat, karena
kecepatannya tinggi maka tekanan pada A kecil, sehingga cairan insektisida di B terisap
naik lalu ikut tersemprotkan ke luar.
18
Karburator adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan campuran bahan bakar
dengan udara, campuran ini memasuki silinder mesin untuk tujuan pembakaran. untuk
memahami cara kerja karburator pada kendaran bermotor, perhatikan gambar berikut:
Penampang pada bagian atas jet menyempit, sehingga udara yang mengalir pada
bagian ini bergerak dengan kelajuan yang tinggi. Sesuai Asas Bernoulli, tekanan pada
bagian ini rendah. Tekanan di dalam tangki bensin sama dengan tekanan atmosfer.
Tekanan atmosfer memaksa bahan bakar (bensin atau solar) tersembur ke luar melalui jet
sehingga bahan bakar bercampur dengan udara sebelum memasuki silinder mesin.
Tabung venturi atau venturimeter, yaitu alat yang dipasang pada suatu pipa aliran
untuk mengukur kelajuan zat cair. Ada dua venturimeter yang akan kita pelajari, yaitu
venturimeter tanpa manometer dan venturimeter menggunakan manometer yang berisi zat
cair lain.
Bentuk paling sederhana dari venturi meter ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
pipa mengecil (konvergen), leher dan pipa membesar (divergen), seperti yang ditunjukkan
dalam gambar di bawah. Alat ini dipasang pada pipa yang akan diukur debit alirannya. Zat
cair yang mengalir melalui venturi meter akan dipercepat pada bagian pipa konvergen.
Karena percepatan tersebut maka kecepatan zat cair di dalam leher akan lebih besar dari
pada kecepatan pada pipa dimana venturi meter ditempatkan. Kenaikan kecepatan ini akan
mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan. Untuk mengukur perbedaan tekanan di pipa
19
dan di leher venturi meter maka kedua bagian tersebut dihubungkan oleh tabung kecil
(monometer) yang diisi dengan zat cair yang berbeda.
p1 – p2 = ρ(v22 – v12)
Jika persamaan ini kita masukan ke persamaaan p1 – p2 = ρ(v22 – v12) maka diperoleh
persamaan seperti berikut:
Pada gambar di atas terlihat perbedaan ketinggian vertikal cairan tabung pertama dan
kedua adalah h. Oleh karena itu selisih tekanan sama dengan tekanan hidrostatis cairan
setinggi h.
p1 – p2 = ρgh
20
2. Venturimeter dengan Manometer
Keterangan:
21
Alat ukur yang dapat kita gunakan untuk mengukur kelajuan gas adalah tabung pitot.
Tabung pitot (dibaca Pitou sesuai fonologi Prancis) adalah instrumen untuk melakukan
pengukuran tekanan pada aliran fluida. Tabung pitot ditemukan oleh insinyur
berkebangsaan Prancis, Henri Pitot pada awal abad ke 18, dan dimodifikasi oleh ilmuwan
berkebangsaan Prancis, Henry Darcy di pertengahan abad ke 19. Tabung pitot telah
digunakan secara luas untuk menentukan kecepatan dari pesawat terbang dan mengukur
kecepatan udara dan gas pada aplikasi industri.
Prinsip stagnasi merupakan dasar dari Tabung Pitot yang digunakan untuk mengukur
kecepatan aliran zat cair. Gambar dibawah menunjukkan pipa berbentuk L yang berada
dalam zat cair yang mengalir dengan salah satu ujungnya menghadap arah datangnya
aliran, sedang ujung yang lain ke atas dan berhubungan langsung dengan udara luar
(tekanan atmosfer). Titik stagnasi terjadi pada ujung bagian pipa yang mendatar dan
tekanannya akan lebih besar dari tekanan zat cair di sekitarnya sebesar tinggi kecepatannya
V2/2g, yang ditunjukkan oleh kenaikan zat cair di dalam tabung. Perhatikan gambar
berikut:
22
ketinggian titik a dan b dapat diabaikan (ha = hb), sehingga perbedaan tekanan yang terjadi
menurut persamaan Bernoulli adalah sebagai berikut.
Perbedaan tekanan ini sama dengan tekanan hidrostatika fluida (raksa) pada
manometer.
pb – pa = ρrgh
Oleh karena itu, kecepatan aliran gas vA = v dapat dirumuskan sebagai berikut:
F. Penerapan Asas Bernoulli pada Gaya Angkat Sayap pada Pesawat Terbang
Pesawat terbang dapat terangkat ke udara karena kelajuan udara yang melalui
sayap pesawat. Pesawat terbang tidak seperti roket yang terangkat ke atas karena aksi-
reaksi antara gas yang disemburkan roket itu sendiri. Roket menyemburkan gas ke
belakang, dan sebagai reaksinya gas mendorong roket maju. Jadi, roket dapat terangkat
ke atas walaupun tidak ada udara, tetapi pesawat terbang tidak dapat terangkat jika tidak
ada udara.
Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih
tajam dan sisi bagian atas yang lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya.
Perhatikan gambar dibawah. Garis arus pada sisi bagian atas lebih rapat daripada sisi
bagian bawahnya. Artinya, kelajuan aliran udara pada sisi bagian atas pesawat v2 lebih
besar daripada sisi bagian bawah sayap v1. Sesuai dengan asas Bornoulli, tekanan pada
sisi bagian atas p2 lebih kecil daripada sisi bagian bawah p1 karena kelajuan udaranya
23
lebih besar. Dengan A sebagai luas penampang pesawat, maka besarnya gaya angkat
dapat kita ketahui melalui persamaan berikut.
Pesawat terbang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat lebih besar daripada
berat pesawat. Jadi, suatu pesawat dapat terbang atau tidak tergantung dari berat
pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar kecepatan pesawat,
makin besar kecepatan udara. Hal ini berarti gaya angkat sayap pesawat makin besar.
Demikian pula, makin besar ukuran sayap makin besar pula gaya angkatnya.
Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar daripada berat
pesawat (F1 – F2) > m g. Jika pesawat telah berada pada ketinggian tertentu dan pilot
ingin mempertahankan ketinggiannya (melayang di udara), maka kelajuan pesawat
harus diatur sedemikian rupa sehingga gaya angkat sama dengan berat pesawat (F1 –
F2) = m g.
Dari gambar garis arus udara disekitar sayap peasawat terbang terlihat jelas penerapan
Asas Bernoulli pada desain sayap pesawat.
G. Tekanan Hidrostatis
Dengan mrnggunakan persamaan Bernoulli untuk titik 1 dan 2 seperti yang ditunjukkan
pada gambar dibawah ini, dapat dihitung besar tekanan yang bekerja pada permukaan
benda dalam zat cair diam. Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk:
24
Oleh karena zat cair
dalam keadaan diam maka V1=V2=0 sehingga persamaan tersebut menjadi:
Apabila tekanan di titik 1 (p1) adalah tekanan atmosfer maka besar tekanan di titik 2
adalah:
P2= h γ+pa= h γ
H. Tekanan Stagnasi
25
Gambar di atas menunjukkan sebuah benda yang berada di dalam zat cair mengalir
(misalnya pilar jembatan di sungai). Garis arus yang sampai disekitar benda tersebut
akan berubah arah kecuali garis arus yang ditengah yang memotong benda tersebut di
titik S di mana garis singgungnya membentuk sudut siku dengan garis arus tersebut. Zat
cair pada titik tersebut mempunyai kecepatan nol. Titik S disebut titik stagnasi dan
tekanan pada titik tersebut adalah tekanan stagnasi. Jika pada titik berjarak tertentu dari S
mempunyai tekanan p0 dan kecepatan v0, maka tekanan stagnasi dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan Bernoulli untuk titik 0 dan S.
26
BAB IV
1. Pipa yang memiliki perbedaan ketinggian 2 m pada kedua ujungnya , dialiri air dengan
kecepatan 5 m/s. Jika perbandingan luas penampang tempat air masuk dan tempat air keluar
adalah 3: 5. Tentukan perbedaan tekanan antara kedua ujung Pipa?
Pembahasan:
Jika diperhatika pada rumus hukum bernoulli, untuk mencari perbedaan tekanan (P2-P1),
dibutuhkan v1 dan v2. Sementara itu kita belum memiliki v2. Untuk itu gunakan terlebih
dahulu rumus persamaan kontinuitas untuk mencari v2 .
*) A1.v1=A2.v2
3A. 5 m/s = 5A. v2
v2 = 3 m/s
Baru dilanjutkan dengan rumus persamaan bernoulli.
27
2. Sebuah tabung pitot digunakan untuk mengukur kelajuan aliran udara. Pipa U dihubungkan
pada lengan tabung dan diisi dengan cairan yang memiliki massa jenis 800 kg/m3.
Jika massa jenis udara yang diukur adalah 1 kg/m3 dan perbedaan level cairan pada tabung U
adalah h = 25 cm, tentukan kelajuan aliran udara yang terukur!
Pembahasan
Misalkan kelajuan udara di A adalah vA dan kelajuan udara di B adalah vB.
Udara masuk melalui lubang depan dan saat di B aliran udara tertahan hingga kecepatannya
nol.
28
Dari hukum Bernoulli:
Dengan kondisi:
Kecepatan di B vB = 0, dan perbedaan tinggi antara A dan B dianggap tidak signifikan,
diambil ha = hb sehingga ρgha - ρghb = 0
dengan ρ adalah massa jenis udara yang diukur, selanjutnya dinamakan ρu.
Dari pipa U, perbedaan tinggi yang terjadi pada cairan di pipa U diakibatkan perbedaan
tekanan.
gabungkan i dan ii
29
Data soal:
ρu = 1 kg/m3
ρzc = 800 kg/m3
h = 25 cm = 0,25 m
g = percepatan gravitasi = 10 m/s2
diperoleh:
2.
Pembahasan :
3
Q 1=Q 2 +Q 3 KarenaQ 2= A 2 . V 2 → Q 2=14 m ×0,03 m 2=0,42 m Q❑3=Q 1−Q 2 =1−0,42=0,58
s s
30
m3/s
v3 = 0,58 m3/s : 0,035 m2 =16,57 m/s
Jadi tekanan pada bagian 2 adalah ;
1 1
P1 + ρ v 21 + ρg h1=P2 + ρ v 22 + ρg h2karena h1 & h2 = 0 maka:
2 2
1 1 1 kg m2 1 kg m2
P1 + ρ v 21=P2 + ρ v 22300 kPa+ ×1000 3 ×100 2 =P2 + ×1000 3 × 196 2
2 2 2 m s 2 m s
P2=350000 Pa−98000=252000 Pa=252 kPaTekanan pada bagian 3 :
1 1
P1 + ρ v 21 + ρg h1=P3 + ρ v 23 + ρg h3
2 2
1 1
300000+ ( 1000 ) ( 10 )❑2 =P3 + ( 1000 )( 16,57 )❑2 +1000 ( 9.8 )( 10 )
2 2
P3=350000 Pa−235282=114718 Pa=114,718 kPa
3. Untuk mengukur kecepatan aliran air pada sebuah pipa horizontal digunakan alat seperti
diperlihatkan gambar berikut ini!
Jika luas penampang pipa besar adalah 5 cm2 dan luas penampang pipa kecil adalah 3 cm2
serta perbedaan ketinggian air pada dua pipa vertikal adalah 20 cm tentukan:
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil
Pembahasan
Rumus kecepatan fluida memasuki pipa venturimetar pada soal di atas
31
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
v1 = A2√ [(2gh) : (A12 − A22) ]
v1 = (3) √ [ (2 x 10 x 0,2) : (52 − 32) ]
v1 = 3 √ [ (4) : (16) ]
v1 = 1,5 m/s
b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil
A1v1 = A2v2
(3 / 2)(5) = (v2)(3)
v2 = 2,5 m/s
32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible
flow);dan
f. Penerapan Asas Bernoulli pada gaya angkat sayap pada pesawat terbang;
B. Saran
33
berbagai referensi yang ada yang berkaitan dengan materi ini. Karena pada dasarnya
disiplin ilmu sains tidak berhenti sampai disini saja. Dan bahkan mungkin suatu saat nanti
Hukum Bernoulli tidak hanya berlaku pada hal - hal yang sudah dijelaskan di atas.
Sehingga kita sebagai generasi muda mampu dan mau menyalurkan ilmu yang telah
dipelajari kepada sesama agar bermanfaat
34
DAFTAR PUSTAKA
35