Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidrolika merupakan cabang ilmu teknik yang mempelajari perilaku zat cair
ataupun air baik itu dalam keadaan dian (statis) ataupun dalam keadaan beregerak
(dinamis). Didalam hidraulika kita mengenal kata fluida, baik itu dalam praktikum
maupun pada teori.

Fluida adalah zat yang mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap
perubahan bentuk ketika mengalami tekanan. Sehinggga itu yang termasuk kedalam
jenis fluida adalah zat cair dan gas. Mekanika fluida yang mengkaji atau yang
mempelajari tentang fluida diam atau statis dinamakan statika fluida(hidrostatika),
sedangkan yang bergerak atau dinamis dipelajari dalam dinamika
fluida(hidodinamika). Di dalam fluida ini dikenal juga yang namanya Orifice
Discharge.

Orifice merupakan alat untuk mengukur laju aliran dengan prinsip beda
tekanan atau disebut juga bernoulli’s principle yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara tekanan fluida dan kecepatan fluida. Fluida yang mengalir melalui
pipa ketika sampai pada orifice akan dipaksa melewati lubang pada orifice. Pada
dasarnya orifice berupa alat dengan lubang dibagian tertentu umumnya ditengah.
Fluida yang mengalir melalui pipa pasti akan melewati lubang orifice, hal ini
menyebabkan terjadinya perubahan kecepatan dan tekanan.

Perubahan kecepatan setelah setelah melalui orifice plate selalu berkaitan


dengan perubahan tekanan yang kemudian diukur dan diasosisikan denagn laju
aliran. Dalam kaitannya dengan orifice dan pengukuran aliran, umumnya yang
diukur adalah differential pressure. Alat orifice plate pada bagian tengahnya
dilubangi dengan ukuran yang telah dihitung besarnya, kemudian dipasang pada pipa
alir untuk memberikan beda tekanan. Orifice dapat dipakai untuk semua fluida yang
bersih dan juga gas,tetapi umumnya untuk fluida yang mengandung kotoran atau
solid.

Pelat orifice yang paling sering digunakan untuk pengukuran kontinyu cairan
di dalam pipa. Pelat orifice juga digunakan dalam beberapa sistem sungai kecil untuk
mengukur aliran sungai melewati gorong-gorong atau saluran. Dalam lingkungan
alam pelat orifice digunakan untuk mengontrol aliran bendungan banjir. Dalam
struktur sebuah bendungan pelat orifice ditempatkan di seberang sungai dan dalam
operasi normal, air mengalir melalui pelat orifice sebagai lubang substansi besardari
aliran normal melintang. Akan tetapi, pada saat banjir, naik laju aliran banjir akan
keluar pelat orifice yang kemudian hanya akan melewati aliran yang ditentukan oleh
dimensi fisik aliran tersebut.

Pada dasarnya air yang emngalir secara vertikal karena dipengaruhi oleh
tekananhidrostatik. Dalam orifice discharge apparatus fitur yang dihitung adalh
besarnya kerugian dalam pelepasan vertikal tangki. Kerugian debit ditemui
dimanapun debit penampang lebih kecil dari aliran sebuah penampang. Kerugian ini
disebabkan oleh fenomena debit yang berbeda baik itu akibat streaming defleksi
maupun gesekan dinding dan aliran melambat.

Oleh karena itu, kami dari kelompok 1 Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan
melakuakan praktikum Orifice Discharge ini untuk mengamati dan menganalisis
aliran yang terjadi akibat dari tekanan yang terjadi terhadap suatu aliran serta
pengaruhnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari praktikum Orifice Discharge adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara menentukan laju aliran ?
2. Bagaimana cara membandingkan antara hasil percobaan dan perhitungan ?
3. Bagaimana cara menetukan koefisien laju aliran ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Orifice Discharge adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan laju aliran.
2. Untuk membandingkan antara hasil percobaan dan perhitungan.
3. Untuk menentukan koefisien laju aliran.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum Orifice Discharge adalah sebagai berikut:
1. Agar dapat menentukan laju aliraan.
2. Agar dapat membandingkan antara hasil percobaan dan perhitungan.
3. Agar dapat menentukan koefisisen laju aliran.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk (dapat
dimampatkan) jika diberikan tekanan. Zat yang termasuk kedalam fluida adalah zat
cair dan gas, dimana terdapat perbedaan keduannya terletak pada kemampatannya.
Ditinjau dari keadaan fisiknya, fluida terdiri dari fluida statis atau hidrostatika yaitu
ilmu yang mempelajari tentang fluida atau zat cair yang diam ( tidak bergerak ) dan
fluida dinamis atau hidrodinamika yaitu ilmu yang mempelajari tentang zat cair atau
fluida yang bergerak ( S Poerboyo, 2013 ).

Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan kita sehari-
hari, setidaknya kita menghirupnya, meminumnya dan bahkan terapung atau
tenggelam di dalamnya. Air yang kita minum dan udara yang kita hirup juga
bersikulasi di dalam tubuh kita setiap saat hingga kita juga kadang merasa tidak
sadar.

2.1.1 Jenis-jenis Fluida


Menurut jenisnya fluida dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu :

A. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak ( diam ) akan
fluida dalam bergerak tetapi tidak ada perbedaan kecepatan antara partikel fluida
tersebut akan bisa di katakana bahwa partikel fluida tersebut bergerak dengan
kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.

B. Fluida Dinamis
Fluida adalah zat yang dapat mengalir, fluida dinamis adalah fluida yang dalam
kondisi bergerak atau mengalir. Dari fluida dinamis di temukan energy potensial
yang dapat dijadikan sumber energy listrik. Fluida dinamis merupakan slah satu jenis
sumber daya alam yang dapat dimanipulasi dan direkayas untuk kesejahteraan. ( S
Poerboyo, 2013 ).

2.2 Komponen Dasar Aliran Air


2.2.1 Aliran Air
Sebuah batu di lepas dari ketinggian tertentu, maka batu tersebut berpindah
tempat. Berpindah dengan sendirinya dari satu tempat ketempat yang lain, yaitu dari
tempat yang tinggi ketempat yang rendah hal ini disebabkan karena adanya gaya
gravitasi bumi. Demikian, air juga akan berpindah dari tempat yang tinggi ketempat
yang rendah. Sekarang, sebuah batu kita lempar keatas, maka batu tersebut akan
bergerak dari bawah keatas, karena kita memberinya tekanan dari tangan kita tetapi
pada akhirnya akan jatuh ke bawah pula.

2.2.2 Aliran Pada Saluran Tertutup


Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang
digunakan untuk mengalirkan air yang di alirkan melalui pipa biasa berupa zat cair
atau gas dan tekanan biasa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer. Aliran
yang bersentuhan dengan atmosfer tergolong dalam aliran terbuka dalam system
perpipaan, berguna mengalirkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Aliran terjdi karena ada perbedaan tekanan diantara kedua tempat yang terjadi karena
tekanan geser kehilangan tenaga dapat dan biasa terjadi pada aliran pipa.

2.2.3 Kehilangan Tenaga Aliran Melalui Pipa


Di dunia industry sebagian besarnya fluida dapat mengalir pada pipa tertutup,
dan masalah yang sering terjadi adalah
1. Terjadi gesekan sepanjang pipa
2. Terjadi turbulasi akibat gesekan atau gerakanrelatif dalam molekul fluida
3. Terjadi kehilangan tekanan
4. Terjadi kehilangan tenaga

Fluida dapat mengalir karena akibat memiliki energy saat fluida tersebut mengalir
dalam pipa maka energy total yang dimilikinya akan berkurang.
Ada dua macam kehilangan energy yaitu

1. Mayor losses yaitu kehilangan energy akibat gesekan antara air dan didnding pipa
2. Minor losses yaitu kehilangan energy akibat gesekan antara air akibat perubahan
bentuk geometri.
Untuk pipa lurus dengan diameter o yang tetap kehilangan energy yang terjadi
akibat gesekan antara aliran dan dinding pipa. Kehilangan tenaga yang timbul pada
aliran tersebut akibat tikungan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Kehilangan energy akibat perubahan geometri pipa dengan koefisien kehilangan
energy
2. Kehilangan energy akibat perubahan geometri pipa dan gesekan pada tikungan ¼
lengkungan dengan koefisien kehilangannya.
Kehilangan energy dalam pipa data diperoleh dengan menggunakan
persamaan rumus kehilangan energy, dimana rumus sebagai berikut

2
v …….. Pers ( 2.1 )
h1 =k
g
Keterangan:
h1 = kehilangan energy akibat tikungan

k = koefisien kehilangan energy


v = kevcepatan aliran ( m/s )
g = percepatan gravitasi ( m/s2 )
kehilangan energy akibat gesekan dalam pipa ditikungan dan sepanjang pipa
yang diamati, di rumuskan

hf =hcb+ht . …Pers ( 2.2 )

Keterangan:
Hf = kehilangan energy total
Hcb = kehilangan energy akibat geometri pipa
Ht = kehilangan energy akibat gesekan yang diamati

Suatu alitran turbulen yang melalui pipa yang melalui berdiameter D dan pipa
miring dengan dusut kemiringan α dianggap terjadi kehilangan tenaga geser. Gaya-
gaya yang bekerja pada tekanan berat aliran dirumuskan

.
Bila V1 = V2, maka
p1 v1 2 p2 v 22
z1+ + =z 2 + + + hf
y p1 g p2 g
(
h1 = z 1 +
y
−z2 +
y
2
)
Pers(2.4)

Atau

Pers(2.5)
Δp
hf = Δz
y
Keterangan:
Hf = kehilangan tenaga
Z1 = tinggi elevasi di titik 1 ( m )
Z2 = tinggi elevasi di titik 2 ( m )
P1 = tekanan di titik 1 ( N/m2 )
P2 = tekanan di titik 2 ( N/m2 )
v1 = kecepatan aliran titik 1 ( N/m2 )
v2 = kecepatan aliran titik 2 ( N/m2 )
y = berat jenis ( kg/m2s2 )
g = percepatan gravitasi ( m/s2 )

gaya-gaya yang bekerja pada zat cair adalah gaya tekanan pada kedua
tampang, gaya berat, dan gaya gesekan. Dengan memakai hokum II Newton untuk
gaya tersebut di dapat

F=m. a pers(2.6)

P1−P 2 A +γAΔLsin α−τ 0 PAL=h :0

Δ PA+γAΔLsin α−τ 0 Pal=0


Kedua ruas di bagi dengan AB menjadi

ΔP τΔL
+ΔLsin α− =0
γ γA Pers(2.7)
ΔP τ Δ
+Δ 2= 0 1
γ γR
Dengan
τ 0 ΔL
hf =
γR hf . γR Pers(2.8)
τ 0=
ΔL
τ 0 =1 γR=ρ gR 1
Untuk Pipa Lingkaran

τ 0 A1
hf =
γR

R=
D Pers(2.9)
4

τ =CV

4 CV 2
hf = ΔL
Persamaan diatas disebut dengan persamaan
6D Darcy Walsback untuk aliran melalui
pipa lingkaran. Dengan membandingkan persamaan
2
AL V
Lf = F
D 2g

4 C0 ΔL hf = F
h V2
hf = D 2g
6D dengan persamaan
ΔL Δ 1
hf =f
D 2g
Pers(2.10)

Maka di peroleh rumus

Pers(2.11)
F
Keterangan: τ = P . v2
F = Gaya ( N )
δ
m = Massa ( kg )
α = Sudut ( ° )
P1 = Tekanan di titik 1 ( N/m2 )
P2 = Tekanan di titik 2 ( N/m2 )
ΔP = selisih tekanan ( N/m2 )
A = Luas Penampang ( m2 )
δ = Berat Jenis ( kg/m2s2 )
τ = tegangan geser ( N/m2 )
hf = kehilangan
R = jari-jari hidrolis ( m )
I = kemiringan garis hidrolis ( % )
D = Diameter ( m )
F = Koefisien Konstanta
V = Kecepatan Aliran ( m/s )

2.3 Debit Aliran


Konsep awal mengenai fluida dinamis tentang debit aliran. Debit air adalah
jumlah air yang mengalir setiap eaktu atau dapat diartikan banyaknya volume air
yang mengalir setiap waktu berdasarkan pengertian diatas rumus empiris dari debit
air adalah

V
Q= pers( 2.12)
t

Keterangan :
Q = Debit Air ( m3/s )
V = Volume ( m3 )
t = Waktu ( s )

Jika dihubungkan dengan kecepatan aliran air dari luas penampang pipa dan
mulut keran maka persamaan diatas dapat di ubah menjadi . (HYSH Nugroho, 2015 )

Q= A . V pers( 2.13 )
Keterangan :
Q = Debit Aliran ( m3/s )
A = Luas Penampang ( m2 )
V = Kecepatan aliran air ( m/s )

2.4 Orifice Discharge

Anda mungkin juga menyukai