Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA SEKOLAH II

“AZAS BLACK”

DISUSUN OLEH:

Nama kelompok 1

1. Fitri Erdiana (06111181621002)


2. Siti Maulidina Rizky (06111181621003)
3. Putri Wahyuni Siregar (06111181621010)
4. Kiki Wulandari (06111181621012)
5. Indri Hayati (06111181621014)
6. Dinda Nopriansyah (06111281621018)

DOSEN PEMBIMBING:

DRA. MURNIATI, M.SI.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2019
1. Tujuan Percobaan
a. Mengamati perubahan suhu air dingin sebelum dan sesudah dicampur
b. Membuktikan keberlakuan azas Black

2. Alat dan Bahan


a. Spiritus
b. Pembakar spiritus
c. Kaki tiga
d. Gelas ukur
e. Air
f. Termometer

3. Langkah Percobaan
a. Masukkan air dingin sebanyak 100 mililiter (m1= .......gram) ke dalam gelas ukur
b. Ukur suhu air dingin tersebut dengan termometer (t1 = ........0C)
c. Hidupkan pembakaran spirtus yang telah diisi oleh cairan spirtus
d. Lalu panaskan air hingga suhunya 80 0 C (t2)
e. Masukkan air dingin sebanyak 25 mililiter ( m2 = ........ gram) ke dalam air yang
suhunya 80 0 C, sambil diaduk sampai 1 menit, kemudian catat suhunya (ta)
f. Lakukan langkah (a – f) sebanyak 3 kali pengukuran dengan massa yang berbeda,
catat hasilnya pada tabel pengamatan.

4. Dasar Teori
A. Pengertian Azas Black
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph
Black. Asas ini menjabarkan:
1. Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas
member kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
2. Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda
panas
3. Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap
bila dipanaskan
Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut:
"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi
sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah

B. Rumus Asas Black


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kalor adalah energi yang dipindahkan dari
benda yang memiliki temperatur tinggi ke benda yang memiliki temperatur lebih rendah
sehingga pengukuran kalor selalu berhubungan dengan perpindahan energi.

Energi adalah kekal sehingga benda yang memiliki temperatur lebih tinggi akan
melepaskan energi sebesar QL dan benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan
menerima energi sebesar QT dengan besar yang sama.

Secara matematis, pernyataan tersebut dapat ditulis sebagai berikut.

Qlepas = Qterima (1)

Keterangan:

QLepas = jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat (Joule)

QTerima = jumlah kalor yang diterima oleh zat (Joule)

Persamaan (1) menyatakan hukum kekekalan energi pada pertukaran kalor yang
disebut sebagai Asas Black. Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis
suatu zat. Jika kalor jenis suatu zat diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat
ditentukan dengan mengukur perubahan temperatur zat tersebut. Kemudian, dengan
menggunakan persamaan:

Q = mc∆T (2)

besarnya kalor dapat dihitung. Ketika menggunakan persamaan ini, perlu diingat bahwa
temperatur naik berarti zat menerima kalor, dan temperatur turun berarti zat melepaskan
kalor.
Dengan menggunakan persamaan (2), maka persamaan (1) dapat dijabarkan secara lebih
spesifik sebagai berikut.

QLepas = QTerima

m1c1∆T1 = m2c2∆T2 (3)


dengan ∆T1 = T – Takhir dan ∆T2 = Takhir – T maka kita mendapatkan persamaan berikut.

m1c1(T1 – Tc) = m2c2 (Tc – T2 ) (4)

Keterangan:

m1 = massa benda 1 yang suhunya tinggi (kg)

m2 = massa benda 2 yang suhunya rendah (kg)

c1 = kalor jenis benda 1 (J/kgoC)

c2 = kalor jenis benda 2 (J/kgoC)

T1 = suhu mula-mula benda 1 (oC atau K)

T2 = suhu mula-mula benda 2 (oC atau K)

Tc = suhu akhir atau suhu campuran (oC atau K)

Pada pencampuran antara dua zat, sesungguhnya terdapat kalor yang hilang ke
lingkungan sekitar. Misalnya, wadah pencampuran akan menyerap kalor sebesar hasil kali
antara massa, kalor jenis dan kenaikan suhu wadah.
Dengan menggunakan Asas Black, kita dapat menghitung suhu akhir dari dua buah benda
atau zat yang dicampurkan. Selain itu, jika kalor jenis salah satu benda diketahui, kita dapat
mencari kalor jenis benda kedua. Alat yang digunakan untuk mencari kalor jenis benda atau
zat yang menggunakan Asas Black adalah kalorimeter.

C. Pengertian Kalorimeter serta Korelasinya dengan Azas Black

Kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Adapun kalor merupakan energi yang
berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Hukum pertama termodinamika menghubungkan
perubahan energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan
pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem. Pada kalorimeter terjadi
perubahan energi dari energi listrik menjadi energi kalor sesuai dengan hukum kekekalan
energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan.
1) Prinsip Kerja Kalorimeter

Prinsip kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan

kawat penghantar yang dimasukan ke dalam air suling. Pada waktu bergerak dalam

kawat penghantar (akibat perbedaan potenial) pembawa muatan bertumbukan dengan

atom logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan

kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh

pembawa muatan akan menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi

yaitu energi kalor / panas.

Diketahui bahwa semakin besar nilai tegangan listrik dan arus listrik pada suatu

bahan maka tara panas listrik yang dimiliki oleh bahan itu semakin kecil. Kita dapat

melihat seolah pengukuran dengan menggunakan arus kecil menghasilkan nilai yang

kecil. Hal ini merupakan suatu anggapan yang salah karena dalam pengukuran pertama

perubahan suhu yang digunakan sangatlah kecil berbeda dengan data yang

menggunakan arus besar. Tapi jika perubahan suhu itu sama besarnya maka yang

berarus kecil yang mempunyai tara panas listrik yang besar.

2) Tipe Kalorimeter

 Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai

kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu

senyawa, bahan makanan, bahan bakar.

 Kalorimeter makanan adalah alat untuk menentukan nilai kalor zat makanan

karbohidrat, protein, atau lemak.

 Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor

yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya, kalor yang

dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.


 Pengukuran kalor jenis dengan kalorimeter didasarkan pada asas Black, yaitu

kalor yang diterima oleh calorimeter sama dengan kalor yang diberikan oleh zat

yang dicari kalor jenisnya. Hal ini mengandung pengertian jika dua benda yang

berbeda suhunya saling bersentuhan, maka akan menuju kesetimbangan

termodinamika. Suhu akhir kedua benda akan sama.

5. Pertanyaan
Perhatikan diagram di bawah ini

Tuliskan persamaan beserta besaran-besarannya untuk menentukan suhu akhir?


m1c1∆T1 = m2c2∆T2
m1c1(T1 – Tc) = m2c2 (Tc – T2 )

Keterangan:

m1 = massa benda 1 yang suhunya tinggi (kg)

m2 = massa benda 2 yang suhunya rendah (kg)

c1 = kalor jenis benda 1 (J/kgoC)

c2 = kalor jenis benda 2 (J/kgoC)

T1 = suhu mula-mula benda 1 (oC atau K)

T2 = suhu mula-mula benda 2 (oC atau K)

Tc = suhu akhir atau suhu campuran (oC atau K)


6. Hasil Pengukuran

No Massa m1 Massa m2 Suhu mula-mula Suhu akhir (t2) Suhu campuran (ta)
(t1)

1 100 ml 25 ml 28 0C 80 0C 67 0C

2 110 ml 25 ml 28 0C 80 0C 68 0C

3 115 ml 25 ml 28 0C 80 0C 70 0C

7. Analisis Data

Hitung suhu campuran (ta) dengan menggunakan persamaan Azas Black , kemudian

bandingkan hasil perhitungan dengan hasil praktek, seperti tabel berikut:

No Suhu campuran Suhu campuran % Kesalahan


praktek (ta) perhitungan (ta)

1 67 0C 69,6 0C 3,7 %

2 68 0C 70,3 0C 3,3 %

3 70 0C 71 0C 1,4 %

Perhitungan:

a. m1 = 100 ml
m2c2∆T2 = m1c1∆T1
25 . 1 (Thitung – 28 0C) = 100 . 1 (80 – Thitung)
25 . Thitung – 700 = 8.000 – 100 Thitung
125 Thitung = 8.700
8.700
Thitung =
125
Thitung = 69,6 0C
𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝑇𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛
KR = 𝑥 100%
𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
69,6 0 𝐶 − 67 0 𝐶
KR = 𝑥 100%
69,6 0 𝐶
KR = 3,7 %

b. m2 = 115 ml
m2c2∆T2 = m1c1∆T1
25 . 1 (Thitung – 28 0C) = 110 . 1 (80 – Thitung)
25 . Thitung – 700 = 8.800 – 110 Thitung
135 Thitung = 9.500
9.500
Thitung =
135
Thitung = 70,3 0C

𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝑇𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛
KR = 𝑥 100%
𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
70,3 0 𝐶 − 68 0 𝐶
KR = 𝑥 100%
70,3 0 𝐶
KR = 3,3 %

c. m2 = 115 ml
m2c2∆T2 = m1c1∆T1
25 . 1 (Thitung – 28 0C) = 115 . 1 (80 – Thitung)
25 . Thitung – 700 = 9.200 – 115 Thitung
140 Thitung = 9.900
9.900
Thitung =
140
Thitung = 71 0C

𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 − 𝑇𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛
KR = 𝑥 100%
𝑇ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
71 0 𝐶 − 70 0 𝐶
KR = 𝑥 100%
71 0 𝐶
KR = 1,4 %
8. Kesimpulan
a. Apa berlaku azaz Black pada percobaan di atas?
b. Bagaimana hubungan antara massa air mula-mula (m1) dengan suhu campuran
c. Bagaimana hubungan antara suhu campuran dengan massa m2 seandainya m2 dirubah
semakin besar tetapi m1 tetap
d. Jelaskan contoh penerapan azas black dalam kehidupan sehari-hari

Jawab:
a. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa hokum Azas Black berlaku karena
kesalahan relatif yang diperoleh di bawah 10 %.
b. Hubungan massa air mula-mula dengan suhu campuran yaitu semakin bertambahnya
air yang dipanaskan maka semakin tinggi pula suhu campuran tersebut dan
sebaliknya.
c. Hubungan massa air dengan suhu campuran yaitu semakin bertambahnya massa air
dingin maka semakin rendah suhu campuran tersebut.
d. Dalam kehidupan sehari-hari dengan asas Black kita bisa menerapkannya misalnya
minum teh panas. Karena panas lalu kita campurkan es, keduanya akan bertinteraksi
termal dan mencapai temperatur kesetimbangan baru. Yang mana lebih rendah dari
panas semula.

Anda mungkin juga menyukai