Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


PERCOBAAN : HUKUM GAY-LUSSAC

Disusun Oleh:

Nama : Deanes Ahsana Kibdah

NIM : 20312241046

Kelas : Pendidikan IPA C

PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
A. Judul
Hukum Gay-Lussac

B. Tujuan
Menunjukkan hubungan tekanan dan suhu pada volume tetap.

C. Dasar Teori
Gas Ideal terdiri dari partikel-partikel yang kecil, bergerak, tidak saling interaksi dan
mematuhi hukum gas ideal, yang diberikan dibawah ini. Pada tekanan-tekanan rendah
hingga sedang, dan pada temperatur tidak terlalu rendah, gas-gas umum berikut ini dapat
dianggap ideal: udara, nitrogen, okseigen, helium, hydrogen, dan neon. Hampir semua gas
yang secara kimia stabil akan berperilaku ideal jika dipindahkan jauh dari kondisi dimana
ketika atom-atom atau molekul-molekulnya jauh terpisah sehingga mereka tidak secara
nyata berinteraksi satu sama lain.
Kasus-kasus khusus dari hukum gas ideal, diperoleh dengan mempertahankan semua
kecuali dua dari parameternya konstan, yaitu
Hukum Boyle (n, T konstan): PV = konstan
V
Hukum Charles (n, P konstan): = konstan
T
P
Hukum Gay-Lussac (n, V konstan): = konstan
T
Hukum Gay Lussac dikemukakan oleh seorang ilmuwan kimiawan Perancis yang
bernama Joseph Gay Lussac. Gay Lussac menyelidiki hubungan antara tekanan (P) dan
suhu (T) ketika gas berada dalam volume (V) tetap. Jika volume gas pada ruang tertutup
dijaga tetap, maka tekanan gas tersebut sebanding dengan suhunya. Hal ini dikenal dengan
hukum Gay Lussac. Hukum Gay Lussac menyebutkan bahwa : “Jika gas dalam wadah
tertutup volumenya dijaga konstan maka tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur
mutlaknya”. Semakin tinggi suhu saat dipanaskan maka semakin besar pula tekanan gas.
Menurut (Abdullah, 2016) Gay-Lussac mendapat kesimpulan bahwa pada volume tetap,
tekanan gas berbanding lurus dengan suhunya. Dan pernyataan diatas dapat ditulis P ∝T ,
denagn T adalah suhu. Hubungan ini ditulis sebagai P = C2T, dengan C2 adalah konstanta.
matematis , hukum Gay Lussac oleh Tipler (2005) ditulis sebagai berikut:
P
=¿C
T
Untuk gas pada dua keadaan setimbang pada volume tetap , persamaannya menjadi:
P 1 P2
=
T1 T 2
Keterangan :
P1 = Tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
P2 = Tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
T 1 = Suhu mutlak gas keadaan 1 (K)
T 2 = Suhu mutlak gas keadaan 2 (K)

D. Prosedur Percobaan
a. Waktu dan Tempat
Waktu : Senin, 9 November 2020
Tempat : Rumah
b. Alat dan Bahan : Aplikasi Phet Interactive Simulation
c. Langkah Kerja

Membuka software PhET Simulations. Kemudian


memilih menu “Play with Simulations”, dan
memilih menu “Physics” ► “Heat and Thermo”.

Memilih simulasi Gas Properties (Sifati Gas).

Memilih “Volume” sebagai parameter yang


konstan.

Memasukkan jumlah molekul gas berat (warna


biru) dan ringan (warna merah) yang sama ke dalam
ruang, misalnya masing-masing 100. Setelah
persebaran molekul gas cukup konstan, kemudian
menekan tombol pause dan mencatat tekanan dan
P0 T0
suhu yang ada sebagai dan . Lalu, Menekan
tombol resume untuk melanjutkan percobaan.
Memvariasikan suhu ruangan dengan menambah
suhu ruangan. Kemudian mencatat perubahan suhu
dan tekanan yang terjadi.

Memvariasikan suhu ruangan dengan mengurangi


suhu ruangan. Kemudian mencatat perubahan suhu
dan tekanan yang terjadi.

Mengulangi langkah 5 dan 6 sebanyak 5 kali.

Memasukkan data hasil percobaan kedalam tabel.

E. Tabulasi Data
Suhu ruang dinaikkan
P0 = 1,02 atm

T0
= 300 K

No. Suhu (K) Tekanan (atm)

1. 297 1,00

2. 340 1,15

3. 390 1,32

4. 435 1,45

5. 662 2,22

Suhu ruang diturunkan


P0 = 1,02 atm

T0
= 300 K
No. Suhu (K) Tekanan (atm)

1. 279 0,94

2. 260 0,88

3. 239 0,81

4. 215 0,72

5. 145 0,50

F. Analisis Data
Variabel bebas : Suhu (T)
Variabel terikat : Tekanan (P)
Variabel kontrol : Volume (V)

Data yang diperoleh berdasarakan praktikum menggunakan aplikasi Phet Interactive


P 1 P2
Simulation dapat dibuktikan melalui persamaan : = . Pada tabel 1 ketika keadaan
T1 T 2
suhu dinaikkan diketahui:
P1 (tekanan gas pada keadaan 1) : 1,02 atm
T 1 (Suhu mutlak gas keadaan ) : 300 K
1. Pada data 1 tabel 1 diperoleh:
P2 (Tekanan gas pada keadaan 2) : 1,00 atm
T 2 (Suhu mutlak gas keadaan 2) : 297 K
Maka dapat dibuktikan:
P 1 P2
=
T1 T 2
1,02 1,00
=
300 297
0,0034 = 0,0034 (Terbukti)
2. Pada data 2 tabel 1 diperoleh:
P2 (Tekanan gas pada keadaan 2) : 1,15 atm
T 2 (Suhu mutlak gas keadaan 2) : 340 K
Maka dapat dibuktikan:
P 1 P2
=
T1 T 2
1,02 1,15
=
300 340
0,0034 = 0,0034 (Terbukti)
3. Pada data 3 tabel 1 diperoleh:
P2 (Tekanan gas pada keadaan 2) : 1,32 atm
T 2 (Suhu mutlak gas keadaan 2) : 390 K
Maka dapat dibuktikan:
P 1 P2
=
T1 T 2
1,02 1,32
=
300 390
0,0034 = 0,0034 (Terbukti)
4. Pada data 4 tabel 1 diperoleh:
P2 (Tekanan gas pada keadaan 2) : 1,45 atm
T 2 (Suhu mutlak gas keadaan 2) : 435 K
Maka dapat dibuktikan:
P 1 P2
=
T1 T 2
1,02 1,45
=
300 435
0,0034 = 0,0034 (Terbukti)
5. Pada data 5 tabel 1 diperoleh:
P2 (Tekanan gas pada keadaan 2) : 2,22 atm
T 2 (Suhu mutlak gas keadaan 2) : 662 K
Maka dapat dibuktikan:
P 1 P2
=
T1 T 2
1,02 2,22
=
300 662
0,0034 = 0,0034 (Terbukti)

Kemudian pada tabel 2 ketika keadaan suhu diturunkan diketahui:


P1 (tekanan gas pada keadaan 1) : 1,02 atm
T 1 (Suhu mutlak gas keadaan ) : 300 K
1. Pada data 1 tabel 2 diperoleh:
P2 (Tekanan gas pada keadaan 2) : 0,94 atm
T 2 (Suhu mutlak gas keadaan 2) : 279 K
Maka dapat dibuktikan:
P 1 P2
=
T1 T 2
1,02 0,94
=
300 279
0,0034 = 0,0034 (Terbukti)
2. Pada data 2 tabel 2 diperoleh:
P2 (Tekanan gas pada keadaan 2) : 0,88 atm
T 2 (Suhu mutlak gas keadaan 2) : 260 K
Maka dapat dibuktikan:
P 1 P2
=
T1 T 2
1,02 0,88
=
300 260
0,0034 = 0,0034 (Terbukti)
3. Pada data 3 tabel 2 diperoleh:
P2 (Tekanan gas pada keadaan 2) : 0,81 atm
T 2 (Suhu mutlak gas keadaan 2) : 239 K
Maka dapat dibuktikan:
P 1 P2
=
T1 T 2
1,02 0,81
=
300 239
0,0034 = 0,0034 (Terbukti)
4. Pada data 4 tabel 2 diperoleh:
P2 (Tekanan gas pada keadaan 2) : 0,72 atm
T 2 (Suhu mutlak gas keadaan 2) : 215 K
Maka dapat dibuktikan:
P 1 P2
=
T1 T 2
1,02 0,72
=
300 215
0,0034 = 0,0034 (Terbukti)
5. Pada data 5 tabel 2 diperoleh:
P2 (Tekanan gas pada keadaan 2) : 0,50 atm
T 2 (Suhu mutlak gas keadaan 2) : 145 K
Maka dapat dibuktikan:
P 1 P2
=
T1 T 2
1,02 0,50
=
300 145
0,0034 = 0,0034 (Terbukti)

Berdasarkan perhitungan tersebut data yang diperoleh praktikan semuanya terbukti.


Tidak hanya itu pola hubungan antara suhu dan tekanan dengan volume tetap yaitu
semakin tinggi suhu maka semakin besar pula tekanan gasnya dapat dilihat melalui grafik
berikut:
HUBUNGAN SUHU DAN TEKANAN PADA VOLUME TETAP
KETIKA SUHU DINAIKKAN

2.5

2 f(x) = 0.00333056318647445 x + 0.0131767583856537

TEKANAN (atm)
1.5

0.5

0
250 300 350 400 450 500 550 600 650 700
SUHU (K)

Grafik 1. Hubungan suhu dan tekanan pada volume tetap ketika suhu dinaikkan

HUBUNGAN SUHU DAN TEKANAN PADA VOLUME TETAP


KETIKA SUHU DITURUNKAN

1
0.9 f(x) = 0.00330365077014218 x + 0.0180890847156399
0.8
0.7
TEKANAN (atm)

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
SUHU (K)

Grafik 2. Hubungan suhu dan tekanan pada volume tetap ketika suhu dinaikkan

G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang berjudul Hukum Gay-Lussac bertujuan untuk
menunjukkan hubungan tekanan dan suhu pada volume tetap. Praktikum ini
menggunakan aplikasi Phet Interactive Simulation pada menu Physic kemudian heat and
thermo dan setelah itu menu gas properties. Hukum Gay-Lussac menyelidiki hubungan
antara tekanan (P) dan suhu (T) ketika gas berada dalam volume (V) tetap. Praktikum ini
terdiri terdiri dari dua kali percobaan, yaitu percobaan ketika suhu ruangan dinaikkan dan
ketika suhu ruangan diturunkan.
Pada percobaan yang pertama ketika suhu dinaikkan didapatkan hasil sebagai
berikut, diketahui P1 (tekanan gas pada keadaan 1) : 1,02 atm, dan T 1(Suhu mutlak gas
keadaan 1) : 300 K. Data pertama didapatkan suhu mutlak gas keadaan 2 adalah 297 K
P 1 P2
dan tekanan gas keadaan 2 adalah 1,00 atm. Melalui data tersebut persamaan = ,
T1 T 2
1,02 1,00
= , 0,0034 = 0,0034 terbukti berlaku. Pada data kedua didapatkan suhu mutlak
300 297
gas keadaan 2 adalah 340 K dan tekanan gas keadaan 2 adalah 1,15 atm. Melalui data
P 1 P2 1,02 1,15
tersebut persamaan = , = , 0,0034 = 0,0034 terbukti berlaku. Kemudian
T 1 T 2 300 340
pada data ketiga didapatkan hasil suhu mutlak gas keadaan 2 adalah 390 K dan tekanan
P 1 P2 1,02 1,32
gas keadaan 2 adalah 1,32 atm. Melalui data tersebut persamaan = , = ,
T 1 T 2 300 390
0,0034 = 0,0034 terbukti berlaku. Begitu juga pada data keempat didapatkan hasil suhu
mutlak gas keadaan 2 adalah 435 K dan tekanan gas keadaan 2 adalah 1,45 atm. Melalui
P 1 P2 1,02 1,45
data tersebut persamaan = , = , 0,0034 = 0,0034 terbukti berlaku. Dan
T 1 T 2 300 435
pada data kelima didapatkan hasil suhu mutlak gas keadaan 2 adalah 662 K dan tekanan
P 1 P2 1,02 2,22
gas keadaan 2 adalah 2,22 atm. Melalui data tersebut persamaan = , = ,
T 1 T 2 300 662
0,0034 = 0,0034 terbukti berlaku.
Kemudian pada percobaan yang kedua ketika suhu diturunkan didapatkan hasil
sebagai berikut, diketahui P1 (tekanan gas pada keadaan 1) : 1,02 atm, dan T 1(Suhu
mutlak gas keadaan 1) : 300 K. Data pertama didapatkan suhu mutlak gas keadaan 2
adalah 279 K dan tekanan gas keadaan 2 adalah 0,94 atm. Melalui data tersebut
P 1 P2 1,02 0,94
persamaan = , = , 0,0034 = 0,0034 terbukti berlaku. Pada data kedua
T 1 T 2 300 279
didapatkan suhu mutlak gas keadaan 2 adalah 260 K dan tekanan gas keadaan 2 adalah
P 1 P2 1,02 0,88
0,88 atm. Melalui data tersebut persamaan = , = , 0,0034 = 0,0034
T1 T 2 300 260
terbukti berlaku. Kemudian pada data ketiga didapatkan suhu mutlak gas keadaan 2
adalah 239 K dan tekanan gas keadaan 2 adalah 0,81 atm. Melalui data tersebut
P 1 P2 1,02 0,81
persamaan = , = , 0,0034 = 0,0034 terbukti berlaku. Begitu juga pada
T 1 T 2 300 239
data keempat didapatkan suhu mutlak gas keadaan 2 adalah 215 K dan tekanan gas
P 1 P2 1,02 0,72
keadaan 2 adalah 0,72 atm. Melalui data tersebut persamaan = , = ,
T1 T 2 300 215
0,0034 = 0,0034 terbukti berlaku. Dan juga pada data kelima didapatkan suhu mutlak gas
keadaan 2 adalah 145 K dan tekanan gas keadaan 2 adalah 0,50 atm. Melalui data
P 1 P2 1,02 0,50
tersebut persamaan = , = , 0,0034 = 0,0034 terbukti berlaku.
T 1 T 2 300 145
Berdasarkan data yang diperoleh hubungan tekanan dan suhu pada volume tetap
adalah ketika suhunya dinaikkan tekanan juga bertambah besar, begitu juga ketika suhu
diturunkan tekanan pun semakin kecil. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa semakin tinggi suhu saat dipanaskan maka semakin besar pula tekanan gas. Dan
juga sesuai dengan Hukum Gay Lussac menyebutkan bahwa : “Jika gas dalam wadah
tertutup volumenya dijaga konstan maka tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur
mutlaknya”. Dapat dilihat juga pada grafik tersebut menggunakan grafik relasi linear
dengan persamaan y = ax+b. Pada grafik 1 didapatkan persamaan grafiknya adalah y =
0,0033x + 0,0132. Dan pada grafik 2 didapatkan persamaan grafiknya adalah y = 0,0033x
+ 0,0181. Pada grafik tersebut garis pada grafik terlihat menuju keatas, hal ini
menunjukkan bahwa ketika suhu semakin besar tekanan juga akan semakin besar.
Pada saat melakukan praktikum ini praktikan melihat gerakan molekul/partikel ketika
suhu dinaikkan terus menerus partikel terlihat bergerak semakin cepat dan ketika suhu
coba diturunkan gerakan partikel/molekul semakin melambat.
H. Kesimpulan
Berdasarkan grafik data hasil yang diperoleh oleh praktikan hubungan antara tekanan dan
suhu pada volume tetap adalah ketika suhu semakin tinggi maka tekanan gas juga akan
semakin besar. Begitu juga sebaliknya ketika suhu semakin rendah maka tekanan gas
juga akan semakin kecil.

I. Diskusi / Penyelesaian Tugas


1. Berdasar tabel hasil percobaan, bagaimana besarnya nilai tekanan jika suhu yang
diberikan semakin besar?
Jawab: Berdasarkan tabel hasil percobaan ketika suhu dinaikkan atau semakin besar
maka niai tekanan juga semakin besar.
2. Bagaimanakah gerakan molekul/partikel ketika suhu semakin tinggi?
Jawab: Ketika suhu dinaikkan atau semakin tinggi gerakan molekul/partikel terlihat
lebih cepat pergerakannya. Hal ini karena pada volume tetap, tekanan gas berbanding
lurus dengan suhunya.
3. Berdasar tabel hasil percobaan, bagaimana besarnya nilai tekanan jika suhu yang
diberikan semakin kecil?
Jawab: Berdasarkan tabel data hasil percobaan nilai tekanan ketika suhu diturunkan
atau semakin kecil maka nilai tekanannya juga akan semakin kecil. Hal ini karena
pada volume tetap, tekanan gas berbanding lurus dengan suhunya.
4. Bagaimanakah gerakan molekul/partikel ketika suhu mendekati 0 K?
Jawab: Ketika suhu dibuat menekati 0 K, pergerakan partikel/molekul terlihat semakin
melambat.
5. Bagaimanakah gerakan molekul/partikel ketika suhu = 0 K?
Jawab: Ketika suhu dibuat = 0 K, pergerakan partikel/molekul sangat kecil dan sangat
lambat sekali bahkan hamper tidak bergerak.
6. Carilah informasi tentang gerakan partikel zat jika suhunya = 0 K!
Jawab: Berdasarkkan literatur yang dibaca, suhu terendah yang mungkin terjadi atau
suhu pada 0 K disebut nol mutlak atau nol absolut. Pada suhu nol mutlak ini, molekul
tidak bergerak (relatif terhadap molekul lain secara keseluruhan). Berada pada
temperatur yang rendah memiliki beberapa konsekuensi termodinamika, contohnya,
pada nol absolut semua gerakan molekuler tiak berhenti tetapi tidak memiliki energi
yang cukup untuk berpindah ke sistem lain. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
pada temperatur nol mutlak, energi molekuler bernilai minimal.
7. Dengan menggunakan dua data tekanan dan suhu pada tabel hasil percobaan, buktikan
P1 P2
=
bahwa persamaan T 1 T 2 berlaku!
Jawab:
Pada tabel 1 ketika keadaan suhu dinaikkan diketahui:
P1 (tekanan gas pada keadaan 1) : 1,02 atm
T 1 (Suhu mutlak gas keadaan ) : 300 K
1. Pada data 1 tabel 1 diperoleh:
P2 (Tekanan gas pada keadaan 2) : 1,00 atm
T 2 (Suhu mutlak gas keadaan 2) : 297 K
Maka dapat dibuktikan:
P 1 P2
=
T1 T 2
1,02 1,00
=
300 297
0,0034 = 0,0034 (Terbukti)
Kemudian pada tabel 2 ketika keadaan suhu diturunkan diketahui:
P1 (tekanan gas pada keadaan 1) : 1,02 atm
T 1 (Suhu mutlak gas keadaan ) : 300 K
2. Pada data 1 tabel 2 diperoleh:
P2 (Tekanan gas pada keadaan 2) : 0,94 atm
T 2 (Suhu mutlak gas keadaan 2) : 279 K
Maka dapat dibuktikan:
P 1 P2
=
T1 T 2
1,02 0,94
=
300 279
0,0034 = 0,0034 (Terbukti)
8. Buatlah grafik hubungan antara suhu (T) dan tekanan (P) pada volume tetap
berdasarkan data percobaan!
Jawab:

HUBUNGAN SUHU DAN TEKANAN PADA


VOLUME TETAP KETIKA SUHU DI-
NAIKKAN
2.5
2 f(x) = 0.00333056318647445 x + 0.0131767583856537
TEKANAN (atm)

1.5
1
0.5
0
250 300 350 400 450 500 550 600 650 700
SUHU (K)

Grafik 1. Hubungan suhu dan tekanan pada volume tetap ketika suhu dinaikkan

HUBUNGAN SUHU DAN TEKANAN PADA


VOLUME TETAP KETIKA SUHU DITU-
RUNKAN
1
f(x) = 0.00330365077014218 x + 0.0180890847156399
0.8
TEKANAN (atm)

0.6
0.4
0.2
0
120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
SUHU (K)

Grafik 2. Hubungan suhu dan tekanan pada volume tetap ketika suhu dinaikkan
Daftar Pustaka

Abdullah. 2016. Fisika Dasar I. Bandung. Institut Teknologi Bandung.


Nurazmi, dkk. 2020. Analisis Hubungan Jumlah Partikel dengan Volume
Menggunakan Model Tori Kinetik Gas. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Volume 8. Diunduh di https://download.garuda.ristekdikti.go.id pada 12
November 2020 pukul 18.57.
Ratu, Kunlestiowati. 2018. Optimasi Alat Praktikum Termodinamika Hukum Charles
Gay-Lussac untuk Mahasiswa Rekayasa Politeknik Negeri Bandung.
Politeknik Negeri Bandung. Diunduh di https://jurnal.uns.ac.id pada 12
November pukul 19.13.
Tipler. 2005. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai