DISUSUN OLEH :
2023
A. Judul
Simulasi Tsunami
B. Tujuan
Mengetahui pengaruh kuat tumbukan antara 2 lempeng tektonik terhadap ketinggian
gelombang tsunami.
C. Dasar Teori
Simandjuntak (1994) mengartikan tsunami sebagai salah satu kejadian alam
yang dicirikan oleh terjadinya pasang naik yang besar secara medadak yang biasanya
terjadi sesaat setelah terjadi goncangan gempa bumi tektonik. Gelombang yang
dihasilkan oleh bencana alam ini dapat menghancurkan daerah pemukiman yang
berada di dekat pantai. Tsunami sendiri sangat berkaitan dengan perubahan bentuk
dasar laut dengan cepat karena adanya faktor-faktor geologi, seperti letusan gunung
berapi ataupun gempa bumi (Sudrajat 1994)
Tsunami berasal dari bahasa Jepang, Tsu berarti pelabuhan dan Nami berarti
gelombang, yang secara harfiah berarti "gelombang besar di pelabuhan" (Sugito,
2008). Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut
bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi
bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut.
Tidak semua gempa menghasilkan tsunami, hal ini tergantung beberapa faktor
utama seperti tipe sesaran (fault type), kemiringan sudut antar lempeng (dip angle),
dan kedalaman pusat gempa (hypocenter). Gempa dengan karakteristik tertentu akan
menghasilkan tsunami yang sangat berbahaya dan mematikan, yaitu:
1. Tipe sesaran naik (thrust/ reverse fault)
Tipe ini sangat efektif memindahkan volume air yang berada diatas lempeng
untuk bergerak sebagai awal lahirnya tsunami.
2. Kemiringan sudut tegak antar lempeng yang bertemu.
Semakin tinggi sudut antar lempeng yang bertemu. (mendekati 90°), maka
semakin efektif tsunami yang terbentuk.
3. Kedalaman pusat gempa yang dangkal (<70 km).
Semakin dangkal kedalaman pusat gempa, maka semakin efektif tsunami yang
ditimbulkan. Sebagai ilustrasi, meski kekuatan gempa relative kecil
(6.0-7.0R), tetapi dengan terpenuhinya ketiga syarat diatas, kemungkinan
besar tsunami akan terbentuk. Sebaliknya, meski kekuatan gempa cukup besar
(>7.0R) dan dangkal, tetapi kalau tipe sesarnya bukan naik, namun normal
(normal fault) atau sejajar (strike slip fault), bisa dipastikan tsunami akan sulit
terbentuk. Gempa dengan kekuatan 7.0R, dengan pipe Activate Wind sesaran
naik dan dangkal, bisa membentuk tsunami dengan ketinggian Go to Settings
to a mencapai 3-5 meter. (Sugito, 2008 : 9)
Gambar 1. Tsunami Akibat Gempabumi
(Sumber : Gempa Bumi BMKG, 2012)
D. Metode Praktikum
1. Waktu dan tempat
a. Hari, tanggal : Rabu, 08 Maret 2023
b. Tempat : Laboratorium IPA FMIPA UNY
c. Waktu : 11.10-12.50 WIB
3. Langkah Kerja
4. Variabel Praktikum
Variabel bebas : Kekuatan tarik
Variabel terikat : Ketinggian gelombang air
Variabel kontrol : Volume air
E. Data Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan ketinggian gelombang air
Pelan 8 cm
Sedang 8,5 cm
Keras 10 cm
(Tinggi sebelum : 7,5)
Link drive percobaan :
https://drive.google.com/folderview?id=1rWuco0PPxrjk7Z-d3GrVopumLbx8VPhK
F. Pembahasan
Pada praktikum yang berjudul "Simulasi Tsunami" yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kuat tumbukan antara 2 lempeng tektonik terhadap ketinggian
gelombang tsunami. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 08 Maret 2023 pukul
11.10-12.50 WIB yang bertempat di Laboratorium IPA FMIPA UNY. Adapun alat dan
bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu aquarium bening, dua buah batu bata,
tali nilon, penggaris, dan alat tulis sebagai alat, serta air sebagai bahan. Terdapat
beberapa variabel dalam percobaan ini, variabel terikat pada percobaan ini yaitu
ketinggian gelombang air, variabel bebasnya yaitu kekuatan tarikan pada tali, dan
variabel kontrolnya adalah volume air.
Pada praktikum simulasi tsunami ini yang harus dilakukan yang pertama,
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, memotong tali nilon sepanjang 1 meter,
mengikat batu bata satu pada ujung tali nilon, kemudian mengikat batu bata 2 pada
ujung yang lain. Selanjutnya, meletakkan batu batu bata di dalam aquarium, lalu
mengisi aquarium dengan air jernih setinggi 7,5 cm, dan memberikan skala setiap 0,5
cm mulai dari permukaan air dengan cara menulisnya pada kaca aquarium. Kemudian
dilanjutkan dengan menarik tali pada bagian tengah antara batu bata 1 dan batu bata 2
dengan tarikan yang pelan, lalu mengamati ketinggian gelombang air yang terjadi,
setelah itu mengulangi percobaan pada tarikan sedang dan keras. Setelah melakukan
percobaan, lalu memasukkan data pengamatan ke dalam tabel data hasil.
G. Kesimpulan
Pada praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa pengaruh kuat tumbukan antara
2 lempeng tektonik terhadap ketinggian gelombang tsunami ialah berbanding lurus.
Artinya semakin kuat tumbukan suatu lempeng, maka semakin tinggi gelombang air
yang dihasilkan .Begitu pula sebaliknya, semakin pelan tumbukan lempeng, semakin
rendah pula gelombang air yang dihasilkan.
H. Tugas
1. Apa yang terjadi saat tali ditarik? Mengapa demikian?
Jawab :
Ketika tali ditarik maka akan terbentuk suatu gelombang yang terjadi pada
permukaan air. Peristiwa ini dapat terjadi karena ketika tali bagian tengah
ditarik maka kedua buah batu bata di dalam air akan bertumbukan yang
menyebabkan gangguan keseimbangan air yang ada di dipermukaan. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi pada air, sehingga terbentuknya suatu
gelombang transversal yang merambat melalui air sebagai mediumya (media
perambatan)
2. Apa kekuatan tumbukan mempengaruhi tinggi gelombang air yang terbentuk?
Jawab:
Kekuatan tumbukan mempengaruhi tinggi gelombang air yang terjadi. Hal ini
berkaitan dengan pernyataan Sugito (2008 : 9), Semakin tinggi sudut antar
lempeng yang bertemu. (mendekati 90°), maka semakin efektif tsunami yang
terbentuk. dan Refrizon dan Suwarsono (2006), ia mengatakan bahwa gempa
tektonik adalah terjadinya pergeseran massa bumi akibat tumbukan yang
terjadi pada lempeng bumi. Tumbukan tersebut menyebabkan pergerakan
relatif suatu massa batuan di dalam batuan yang lain di dalam kulit bumi. Jadi
semakin keras tumbukan yang terjadi, semakin tinggi gelombang air yang
terbentuk.
5. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dari bencana
tsunami ini?
Jawab :
Upaya mengurangi risiko tsunami dapat dilakukan dengan beberapa cara
berikut:
a. Pendidikan dan Informasi: Pendidikan dan informasi kepada
masyarakat akan membantu meningkatkan kesadaran akan bahaya
tsunami dan tindakan yang harus diambil ketika terjadi ancaman
tsunami.
b. Sistem peringatan dini: Sistem peringatan dini yang cepat dan akurat
dapat membantu mengurangi risiko tsunami. Sistem ini harus
dirancang dengan baik dan harus ada tes rutin untuk memastikan
bahwa sistem tersebut berfungsi dengan baik.
c. Penataan Kota: Penataan kota dengan memperhatikan aspek keamanan
pada pemilihan lokasi bangunan, struktur, dan jalan raya akan
membantu mengurangi dampak tsunami jika terjadi. Bangunan dan
struktur yang kuat dan dirancang khusus untuk menahan gelombang
tsunami juga dapat membantu mengurangi kerusakan yang
ditimbulkan oleh tsunami.
d. Rencana evakuasi: Rencana evakuasi yang baik dan terstruktur dapat
membantu mengurangi kerusakan dan korban jiwa akibat tsunami.
Rencana ini harus memperhitungkan rute evakuasi, lokasi tempat
berlindung, dan harus dilakukan tes dan latihan rutin untuk
memastikan bahwa rencana tersebut efektif.
I. Daftar Pustaka
BMKG. 2012. Gempa Bumi Edisi Populer. Edited by Masturyono. Badan
Meteorologi Klimatologi Geofisika.
Ellen, J. Prager, dkk. 2006. Sains dan Sifat Gempa Bumi, Gunung Berapi, dan
Tsunami. Riau : Pakar Raya
Ramya, V., & Palaniappan, B. (2011). An automated tsunami alert system,.
international journal of embedded system application (IJESA), Volume 1
no. 2
Simandjuntak, T.O. 1994. Tsunami dan Gempa Bumi dalam Pinggiran Lempeng
Aktif di Indonesia. Makalah Tsunami di Indonesia dan Aspek-aspeknya.
Dewan Riset Nasional, Bandung, 211hlm.
Sudrajat R, Soleh S. 1994. Petunjuk Teknis Pembutan Arang Aktif. Badan Peneliti
dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.
DISUSUN OLEH :
Kelompok 8
B. Tujuan
Mengetahui pengaruh kuat tumbukan antara 2 lempeng tektonik terhadap ketinggian
gelombang tsunami.
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan tempat
a. Hari, tanggal : Rabu, 08 Maret 2023
b. Tempat : Laboratorium IPA FMIPA UNY
c. Waktu : 11.10-12.50 WIB
2. Alat dan Bahan
Alat
1) Aquarium bening
2) Dua buah batu bata
3) Tali nilon
4) Penggaris
5) Alat tulis
Bahan
1) Air
3. Langkah Kerja
D. Data Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan ketinggian gelombang air
Pelan 8 cm
Sedang 8,5 cm
Keras 10 cm
(Tinggi sebelum : 7,5)
Link drive percobaan :
https://drive.google.com/folderview?id=1rWuco0PPxrjk7Z-d3GrVopumLbx8VPhK
LEMBAR PENGESAHAN
Kelompok 8
Menyetujui,
Asisten Praktikum
(Yori Luthfia)