Anda di halaman 1dari 112

TIM PENYUSUN:

DANIS ENGINEERING COURSE

Materi:

 Pemodelan Struktur Gedung


 Analisis Gempa Statik & Dinamik
 Desain Beton Bertulang
 Kinerja Struktur
TRAINING SOFTWARE SAP2000

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Bencana Alam

Secara kebetulan, bencana alam (natural disasters) sering terjadi dan sebagian
besar terjadi di banyak negara berkembang di Asia Pasifik (Watanabe, 2000,
Sidjabat, 2000). Secara umum bencana alam dapat terjadi akibat dari perilaku,
perbuatan, pengaruh manusia maupun akibat anomali peristiwa alam.

1.2. Pengertian dan Karakteristik Bencana Alam


Bencana alam (natural disaster) adalah suahr kejadian alam yang berlebihan yang
dapat mengganggu aktivitas normal kehidupan manusia, yang secara umum
mempunyai karakteristik (Sidjabat,2000) :

a. Gangguan atas kondisi kehidupan yang normal, yang mana gangguan


tersebut umurnnya sangat besar, tiba-tiba dan mencakup kawasan yang
cukup luas dan durasi yang tidak singkat.
b. Bencana alam sangat mengganggu kehidupan, misalnya luka-ringan, luka
berat bahkan sampai merenggut jiwa manusia, gangguan terhadap
kenyamanan hidup dan Kesehatan.
c. Bencana alam akan mempengaruhi kehidupan sosial akibat dari rusaknya
alam (tanah longsor, settlement, likuafaksi) dan rusaknya bangunan sipil
(rumah, bangunan, jalan, jembatan, pelabuhan) dan rusaknya sarana
telekomunikasi dan pelayanan umum kepada masyarakat.
d. Bencana alam akan menggerakkan empati masyarakat misalnya dalam
solidaritas kemanusiaan (penyediaan tempat tinggal sementara, obat-
abatan, makanan, pakaian dan sebagainya).

SAP2000 Modul Series 2 1


TRAINING SOFTWARE SAP2000

1.3. Gempa Bumi


Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang terjadi
pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Gempa bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi) secara tiba-tiba (sudden
slip). Pergeseran secara tiba-tiba terjadi karena adanya sumber gaya (force)
sebagai penyebabnya, baik bersumber dari alam maupun dari bantuan manusia
(artificial earthquakes). Selain disebabkan oleh sudden slip, getaran pada bumi
juga bisa disebabkan oleh gejala lain yang sifahrya lebih halus.

Berdasarkan hasil penelitian dari peneliti kebumian, menyimpulkan bahwa


hamper 95 Persen lebih gempa bumi alamiah yang cukup besar terjadi di daerah
batas pertemuan antar lempeng yang Menyusun kerak bumi dan di daerah sesar
atau fault.

Indonesia termasuk negara yang sering tertimpa bencana gempa bumi. Gempa
bumi baik yang skala kecil maupun skala besar pernah terjadi di Indonesia. Letak
geogiafis Indonesia yang berada di pertemuan perbatasan 3(tiga) lempeng
tektonik, yaitu lempeng Australia,lempeng pacific dan lempeng Euroasia,
mengakibatkan Indonesia menjadi daerah yang rawan gempa. Selain di
Indonesia, negara yang sering terkena bencana gempa bumi adalah jepang.
Bahkan bisa dikatakan, jepang adalah negara yang paling sering terkena bencana
gempa bumi. Sekitar 90 persen gempabumi terjadi dibawah air.
Tepatnya,didaerah cincin api yang terletak di lingkaran Lautan pasifik.

1.4. Proses Terjadinya Gempa Bumi


Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan
itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan

SAP2000 Modul Series 2 2


TRAINING SOFTWARE SAP2000

tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan, Pada saat itulah
gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan
lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di
perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi
kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam
mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa
bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi.
Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung
berapi. jika gunung tersebut mulai aktif, akan terjadi getaran di permukaan bumi
dan itu termasuk gempa vulkanik.

1.5. Teori Lempeng Tektonik.


Bumi terdiri dari banyak lapisan. Lapisan terluar bumi adalah litosfer. Di bawah
permukaan litosfer terdapat lapisan yang menyerupai kerang yang terdiri dari
tujuh batu piringan tebal. Batu tersebut tebalnya sekitar 100 km yang bisa
bergerak sepanjang 10 sentimeter tiap tahunnya. Gempa bumi sering terjadi
karena adanya pergerakan di antara dua lapisan batu tebal. Gerakan batu itu juga
bisa terjadi karena ada tekanan dari permukaan bumi selama bertahun-tahun.
Pergeseran itulah yang membuat gempa bumi terjadi dan sering disebut sebagai
gempa tektonik.

SAP2000 Modul Series 2 3


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 1.1 Struktur Lapisan Bumi


Lapisan kulit bumi terbagi dalam beberapa pelat atau lempeng tektonik seperti
teilihat pada Ganibar 1.2 Pelat Tektonik yang satu dengan yang lainnya cenderung
untuk bergerak.

Gambar 1.2 Peta Pelat Tektonik Dunia

SAP2000 Modul Series 2 4


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Potensi gempa di Indonesia memang terbilang besar, sebab berada dalam


pertemuan sejumlah lempeng tektonik besar yang aktif bergerak. Kemudian
interaksi lempeng India-Australia, Eurasia dan Pasifik yang bertemu di Banda serta
pertemuan lempeng Pasifik-Asia di Sulawesi dan Halmahera. Kata Sukhyar,
terjadinya Gempa juga berkaitan dengan sesar aktif. Di antaranya sesar Sumatera,
sesar Palu, atau sesar di yang berada di Papua. Ada iuga sesar yang lebih kecil di Jawa
seperti sesar Cimandiri, Jawa Barat. Sedangkan peta pelat tektonik dan garis patahan
atau sesar (fault line) di wilayah hrdonesia terlihat pada Gambar 1.3 berikut.

Gambar 1.3 Peta Sesar di wilayah Indonesia


Para peneliti kebumian berkesimpulan bahwa penyebab utama terjadinya
gempa bumi berawal dari adahya gaya pergerakan di dalam interior bumi (gaya
konveksi mantel) yang menekan kerak bumi (outer layer) yang bersifat rapuh,
sehingga ketika kerak bumi tidak lagi kuat, dalam respon gaya gerak dari dalam bumi
tersebut maka akan membuat sesar dan menghasilkan gempa bumi.
Akibat gaya gerak dari dalam bumi ini maka kerak bumi telah terbagi-bagi
menjadi beberapa fragmen yang di sebut lempeng (Plate). Gaya gerak penyebab
gempa bumi ini selanjutnya disebut gaya sumber tektonik (tectonic source). Bentuk
pergerakan pada batas pelat (plate boundary) yang satu dengan pelat yang lain

SAP2000 Modul Series 2 5


TRAINING SOFTWARE SAP2000

secara garis besar di kelompokkan atas tiga pergeraakn sebagai berikut :

1. Divergent plate boundaries (saling menjauh)


Pada Gambar 1.4 terlihat proses pergerakan pelat tektonik yang saling
menjauh, sehingga terbentuk limbah pada boundary (Rift valley), yang
memungkinkan terbukanya mantle dan magma di dalamnya terdorong
keluar.

Gambar 1.4 Divergent plate boundaries (saling menjauh)

2. Convergent plate boundaries (saling mendekat)


Pada Gambar 1.5 terlihat proses pergerakan pelat tektonik yang saling
mendekat, pelat tektonik yang satu akan menelusup dibawah pelat tektonik
yang lainnya, yang memungkinkan terbentuknya gelombang tsunami.

SAP2000 Modul Series 2 6


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 1.5 Divergent plate boundaries (saling menjauh)

3. Transfom Plate boundaries (bergeser)


Pada Gambar 1.6 terlihat proses pergerakan pelat tektonik yang saling
bergeser, pelat tektonik yang satu akan saling bergeser dalam arah samping
atau bawah pelat tektonik yang lainnya, yang memungkinkan terbentuknya
gelombang tsunami.

Gambar 1.5 Transfom Plate boundaries (bergeser)

1.6. Gelombang Sesimik


Gelombang seismik merupakan gelombang yang menjalar di dalam bumi
disebabkan adanya deformasi struktur, tekanan ataupun tarikan karena sifat

SAP2000 Modul Series 2 7


TRAINING SOFTWARE SAP2000

keelastisan kerak bumi. Gelombang ini membawa energi kemudian menjalarkan ke


segala arah di seluruh bagian bumi dan mampu dicatat oleh seismograf.
a. Gelombang badan (body wave)
1. Gelombang primer (P)
Gelombang Primer atau gelombang kompresi merupakan gelombang badan
(body wave) yang memiliki kecepatan paling tinggi dari gelombang S.
Gelombang ini merupakan gelombang longitudinal partikel yang merambat
bolak balik dengan arah rambatnya. Gelombang ini terjadi karena adanya
tekanan. Karena memiliki kecepatan tinggi gelombang ini memiliki waktu tiba
terlebih dahulu dari pada gelombang S.

Gambar 1.8 Ilustrasi Gelombang Primer.

2. Gelombang sekunder (S)


Gelombang S atau gelombang transversal (Shear wave) adalah salah satu
gelombang badan (body wave) yang memiliki gerak partikel tegak lurus
terhadap arah rambatnya serta waktu tibanya setelah gelombang P. Gelombang
ini tidak dapat merambat pada fluida, sehingga pada inti bumi bagian luar tidak
dapat terdeteksi sedangkan pada inti bumi bagian dalam mampu dilewati.

Gambar 1.9 Ilustrasi Gelombang Sekunder

SAP2000 Modul Series 2 8


TRAINING SOFTWARE SAP2000

b. Gelombang Permukaan (Surface wave)


1. Gelombang Love
Gelombang ini merupakan gelombang yang arah rambat partikelnya bergetar
melintang terhadap arah penjalarannya. Gelombang Love merupakan
gelombang transversal, kecepatan gelombang ini di permukaan bumi.

Gambar 1.10 Ilustrasi Gelombang Love


2. Gelombang Rayleigh
Gelombang Rayleigh merupakan jenis gelombang permukaan yang memiliki
kecepatan (VR) adalah ± 2,0 – 4,2 km/s di dalam bumi. Arah rambatnya bergerak
tegak lurus terhadap arah rambat dan searah bidang datar.

Gambar 1.11 Ilustrasi Gelombang Rayleigh


1.7. Jarak dan Lokasi Pusat Gempa.
Jarak dari pusat gempa ke suatu lokasi titik tertentu di bagi menjadi 3 macam
(Gambar 1.12 dan Gambar 1.13) yaitu :
a. Jarak Hypocenter, adalah jarak langsung (garis lurus) dari suatu lokasi ke pusat

SAP2000 Modul Series 2 9


TRAINING SOFTWARE SAP2000

gempa (Hypocenter atau focus).


b. Jarak epicenter, adalah jarak dari suatu lokasi ke pusat gempa yang di
proyeksikan ke permukaan bumi (Horizontal).
c. Kedalaman Gempa, adalah jarak dari permukaan bumi ke pusat gempa
(vertical).

Gambar 1.12 Pusat Gempa

Gambar 1.13 Jarak Pusat Gempa ke suatu Lokasi


Penentuan pusat gempa dapat dilakukan dengan milihat perbedaan waktu
dating antara gelombang Primier dan Sekunder. Sebagaimna telah dijelaskan
bahwa kedua gelombang tersebut mempunyai kecepatan merambat yang

SAP2000 Modul Series 2 10


TRAINING SOFTWARE SAP2000

berbeda. Dengan diketahuinya perbedaan waktu datang ini (waktu tercatat


pertama kali) maka radius jarak dari Lokasi stasiun pencatat gempa ke
sumber gempa dapat di perkirakan (dengan mempergunakan konsep
perhitungan kecepatan = jarak/waktu). Dengan data dari beberapa stasiun,
maka selanjutnya dapat di gabungkan untuk menetukan lokasi gempa.

Pada contoh gambar 1.4 misal terdapat tiga stasiun pencatat gempa yang
memperkirakan radius jarak sumber gempa dari masing-masing stasiun.
Jarak dinyatakan dalam bentuk radius karena data yang didapatkan hanya
bisa dinyatakan nilai jarak saja, sementara lokasi/arah belum bisa di tentukan
secara individual oleh satu stasiun. Dengan suporposisi data radius
(Lingkarang) perkiraan jarak pusat gempa dari beberapa stasiun maka
selanjutnya baru dapat ditentukan lokasi pusat gempa, yaitu berada pada
perpotongan/pertemuan ketiga lingkaran radius jarak tersebut. Data lokasi
pusat gempa tersebut kemudian diterjemahkan dan dilaporkan dalam
bentuk sistem koordinat Bujur Barat/Timur dan Lintang Utara/Selatan.

Gambar 1.14 Penentuan Lokasi Pusat Gempa (epicenter)

SAP2000 Modul Series 2 11


TRAINING SOFTWARE SAP2000

1.8. Skala kekuatan Gempa.


Besarnya kekuatan gempa biasanya diukur dengan menggunakan tiga macam
skala, yaitu :
a. Skala Richter (R)
Salah satu skala yang paling sering digunakan untuk mengukur kekuatan atau
besarnya gempa adalah Skala Richter (Richter Magnitude Scale), atau disebut
Local Magnitude (ML). Skala ini dibuat oleh DR. Charles F. Richter dari
California Institute of Technology pada 1934. Skala Richter didasarkan pada
skala logaritma dan ditulis dalam angka Arab (1, 2, 3, …. ). Besaran dari Skala
Richter ditentukan dengan mengukur amplitudo maksimum dari gelombang
seismik yang tercatat pada alat seismograf standart Wood-Anderson, yang
ditempatkan pada jarak 100 km dari pusat gempa. Alat seismograf dapat
mendeteksi gerakan tanah yang sangat kecil sebesar 0,00001 mm, sampai
gerakan tanah sebesar 1 meter.
b. Skala Modified Mercalli (MM)
Sebelum ditemukannya alat-alat pencatat getaran gempa, satu-satunya cara
untuk mengukur besarnya gempa adalah dengan jalan pengamatan langsung
oleh manusia. Untuk memudahkan pengamatan tersebut, dibuatlah daftar-
daftar yang mengklasifikasikan besarnya gempa, berdasarkan derajat
kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap bangunanbangunan. Skala
daftar derajat kerusakan ini dinyatakan dalam angka Romawi ( I, II, III, …. ).
Skala ini pada umumnya digunakan untuk pengamatan oleh orang-orang
yang sudah berpengalaman untuk memperkirakan tingkat intensitas suatu
gempa.
c. Skala gravitasi bumi (g)
Skala gravitasi bumi di dasarkan atas percepatan permukaan tanah, disebut
juga dengan skala percepatan permukaan tanah atau Peak Ground
Acceleration (PGA), skala ini menggambarkan besarnya percepatan tanah

SAP2000 Modul Series 2 12


TRAINING SOFTWARE SAP2000

maksimum yang terjadi pada saat gempa, skala ini diekspresikan dalam
percepatan gravitasi bumi (g ≈ 9,81) m/detik2 Misalnya percepatan
permukaan tanah sebesar 0,2g maka sebesar adalah 0,2.9,81 = 1,96
m/detik2. Percepatan permukaan tanah memiliki nilai yang besar pada
daerah dekat dengan pusat gempa dan mengecil pada daerah yang semakin
jauh dari pusat gempa.

Berbeda dengan kedua skala lainya. Percepatan permukaan tanah


merupakan skala yang dapat diukur langsung dengan alat seismograf, yang
tidak hanya mencatat percepatan maksimum saja gempa, bahkan dalam
beberapa arah sekaligus (horizontal dan vertical). Catatan nilai percepatan
ini yang nantinya dapat dipergunakan dalam analisis beban gempa dalam
perencananaan struktur bangunan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

SAP2000 Modul Series 2 13


TRAINING SOFTWARE SAP2000

BAB II
ANALISIS BEBAN GEMPA
1.1. SNI Gempa 2019 (1726 : 2019)

Standar Nasional Indonesia (SNI) 1726:2019 dengan judul Tata cara perencanaan
ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan nongedung adalah revisi dari
SNI 1726:2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung dan nongedung. Standar ini menentukan pengaruh gempa rencana yang
harus ditinjau dalam perencanaan struktur Gedung di tetapkan mempunyai periode
ulang 2500 tahun, agar probabilitas probabilitas terjadinya terbatas pada 2% selama
umur Gedung 50 tahun. Dalam SNI 1726 : 2019, di tentukan jenis struktur Gedung
beraturan dan tidak beraturan. Klasifikasi struktur beraturan dan tidak beraturan
pasal 7.3.2.1. Struktur harus diklasifikasikan beraturan atau tidak beraturan
berdasarkan pada kriteria. Klasifikasi tersebut harus didasarkan pada konfigurasi
horizontal dan vertikal dari struktur.

SAP2000 Modul Series 2 14


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Tabel 1. Ketidakberaturan horizontal pada struktur

SAP2000 Modul Series 2 15


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 2.1. Ketidakberaturan horizontal

SAP2000 Modul Series 2 16


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Tabel 2. Ketidakberaturan Vertikal pada struktur

SAP2000 Modul Series 2 17


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 2.2. Ketidakberaturan Vertikal

SAP2000 Modul Series 2 18


TRAINING SOFTWARE SAP2000

1.2. Analisis Statik Ekuivalen

Analisis Statik Ekuivalen merupakan penyederhananaan dari perhitungan beban


gempa sebenarnya (Gambar 2.3). Beban Gempa yang sesungguhnya berasal dari
Gerakan atau percepatan tanah dasar bangunan, yang kemudian menjalar pada
elemen-elemen Gedung seperti Kolom dan Balok. Dalam metode Statik Ekuivalen,
tanah dasar dianggap tetap (Tidak bergerak) dan beban gempa di ekuivalensikan
menjadi beban lateral static yang disebar pada elemen-elemen Gedung (Misalnya
pada kolom atau lantai)

Gambar 2.3. Analisis Statik Ekuivalen.


Selanjutnya akan diuraikan ketentuan perhitungan beban gempa nominal dengan
metode static eukivalen dengan mengacu pada pasal 7.8.1 Gaya geser dasar seismic,
V, dalam arah yang di tetapkan harus di tentukan sesuai persamaan berikut :
V = Cs.W

SAP2000 Modul Series 2 19


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Keterangan :
Cs = koefisien respon seismik
W = Berat Seismik Efektif.

Koefisien respons seismik, Cs, harus ditentukan sesuai dengan persamaan

Keterangan :
SDS = parameter percepatan respons spektral desain dalam rentang periode
pendek.
R = koefisien modifikasi respons dalam Tabel 12
Ie = faktor keutamaan gempa

Nilai Cs yang dihitung sesuai dengan persamaan diatas tidak perlu melebihi berikut
ini:
Untuk T≤ TL

Untuk T ≥ TL

SAP2000 Modul Series 2 20


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Cs Harus tidak kurang dari

Sebagai tambahan, untuk struktur yang berlokasi di daerah di mana S1 sama dengan
atau lebih besar dari 0,6g, maka Cs harus tidak kurang dari :

Keterangan:
di mana Ie dan R sebagaimana didefinisikan
SD1 = parameter percepatan respons spektral desain pada periode sebesar 1,0
detik, seperti yang ditentukan.
T = periode fundamental struktur (detik)
S1 = parameter percepatan respons spektral maksimum.

Beban geser dasar nominal tersebut merupakan gaya gempa statik ekuivalen total
yang bekerja pada struktu, yang selanjutnya di distribusikan ke lantai-lantai
bangunan, sesuai ketinggian dan berat lantai yang terkait dengan rumus sebagai
berikut :

V = gaya lateral disain total atau geser di dasar struktur (kN).


Wi (Wx) = bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang ditempatkan
atau dikenakan pada tingkat i atau tingkat x
hi (hx) = tinggi (m) dari dasar sampai tingkat i atau tingkat x
k = eksponen yang terkait dengan periode struktur dengan nilai sebagai
berikut:

SAP2000 Modul Series 2 21


TRAINING SOFTWARE SAP2000

untuk struktur dengan T ≤ 0,5 detik, = 1


untuk struktur dengan T ≥ 2,5 detik, = 2
untuk struktur dengan 0,5 < T < 2,5 detik, = 2
atau ditentukan dengan interpolasi linier antara 1 dan 2

1.3. Wilayah Gempa


Penentuan wilayah Gempa disesuaikan dengan lokasi Kota/daerah Pada peta
wilayah Gempa Indonesia bisa dengan menggunakan Puskim
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2019/

SAP2000 Modul Series 2 22


TRAINING SOFTWARE SAP2000

SAP2000 Modul Series 2 23


TRAINING SOFTWARE SAP2000

SAP2000 Modul Series 2 24


TRAINING SOFTWARE SAP2000

SAP2000 Modul Series 2 25


TRAINING SOFTWARE SAP2000

SAP2000 Modul Series 2 26


TRAINING SOFTWARE SAP2000

SAP2000 Modul Series 2 27


TRAINING SOFTWARE SAP2000

SAP2000 Modul Series 2 28


TRAINING SOFTWARE SAP2000

1.4. Jenis Tanah


prosedur untuk klasifikasi suatu situs untuk memberikan kriteria desain seismik
berupa faktor-faktor amplifikasi pada bangunan. Dalam perumusan kriteria desain
seismik suatu bangunan di permukaan tanah atau penentuan amplifikasi besaran
percepatan gempa puncak dari batuan dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs,
maka situs tersebut harus diklasifikasikan terlebih dahulu.

Gambar 2.4. Jenis-Jenis Tanah.

SAP2000 Modul Series 2 29


TRAINING SOFTWARE SAP2000

1.5. Respon Spektrum Gempa Rencana.

Gambar 2.5 Bentuk Tipikal Spectrum Respon Gempa

SAP2000 Modul Series 2 30


TRAINING SOFTWARE SAP2000

BAB III
ANALISIS STATIK EKUIVALEN
Pemodelan struktur dilakukan dengan Program SAP2000 V.22 Struktur
dimodelkan sebagai struktur portal terbuka dengan sistem Rangka Pemikul Momen
Khusus (SRPMK) pada arah Utara-Selatan atau searah sumbu-y dan dual sistem ganda
dengan rangka pemikul momen khusus (SRPMK) dengan dinding geser beton
bertulang khusus pada arah Barat-Timur searah sumbu-x Pemodelan struktur gedung
12 lantai untuk gedung perkantoran yang akan didesain ditunjukkan pada Gambar
berikut.

Gambar 3.1 3D View Modeling

3.1. Peraturan dan Standar Perencanaan


• Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung dan nongedung (SNI 1726 :2019)
• Tata Cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan

SAP2000 Modul Series 2 31


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gedung dan non Gedung (SNI 1726 : 2012)


• Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan penjelasan
(SNI 2847 : 2019)
• Persyaratan beton struktural untuk bangunan Gedung (SNI 2847 :
2013)
• Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur
lain (SNI 1727: 2013)
• Spesifikasi untuk bangunan Gedung baja structural (SNI 1729 :2015)

3.2 Data dan Model Struktur

a. Tipe Bangunan : Perkantoran


b. Letak Bangunan : Palu
c. Tinggi Bangunan : 44 m
d. Lebar Bangunan : 25 m
e. Panjang Bangunan : 40 m
f. Mutu Beton (fc’) : Balok = 30 MPa, Kolom = 35 MPa, Pelat = 30 MPa
g. Mutu Baja (fy):
- BjTP24 ø ≤ 12 = 235 MPa
- BjTsS4 D ≥ 12 = 490 Mpa
h. Dimensi Elemen Struktur Awal :
Balok (h/b) = 40/250
Kolom (hc/bc) = 40/40
Tebal Pelat (t) = 12 cm (lantai), 10 cm (Atap dak)
Shear Wall (Ketebalan Shear wall minimum direnakan dengan metode
empiris, yaitu :
Tebal Shear wall ≥ 1/25 hw
Tebal Shear wall ≥ 1/25 lw
Dimana :

SAP2000 Modul Series 2 32


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Hw = Tinggi bagian dinding


Lw = Panjang bagian dinding
Jadi :
Tebal Shear wall ≥ 1/25. 4000 = 160 mm
Tebal Shear wall ≥ 1/25. 5000 = 200 mm- digunakan 200 mm
i. Beban Luasan Pelat Lantai (lantai 2 sampai lantai 11)
Beban mati yang bekerja pada plat lantai gedung meliputi :
Beban pasir setebal 1 cm = 0,01 x 16 = 0,16 kN/m2
Beban spesi setebal 3 cm = 0,03 x 22 = 0,66 kN/m2
Beban keramik setebal 1 cm = 0,01 x 22 = 0,22 kN/m2
Beban plafon dan penggantung = 0,2 kN/m2
Beban Instalasi ME = 0,25 kN/m2
Total beban mati pada plat lantai = 1,49 kN/m2

j. Beban Mati pada pelat atap


Beban mati yang bekerja pada plat atap gedung meliputi :
Berat waterproofing dengan aspal tebal 2 cm = 0,02 x 14 = 0,28 kN/m2
Berat plafon dan penggantung = 0,2 kN/m2
Berat Instalasi ME = 0,25 kN/m2
Total beban mati pada plat atap = 0,73 kN/m2

SAP2000 Modul Series 2 33


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Tabel 3.1 Berat Jenis Bahan

SAP2000 Modul Series 2 34


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.2 Denah Bangunan

SAP2000 Modul Series 2 35


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.3 Tampak Depan (Z-Y)

SAP2000 Modul Series 2 36


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.4 Tampak Samping (Z-X)

SAP2000 Modul Series 2 37


TRAINING SOFTWARE SAP2000

3.3 Modeling SAP2000


Model bangunan Struktur Gedung adalah pengembangan model struktur dari
Modul SAP2000 series 1.
File > New Model > 3D frames

Gambar 3.5 New Model SAP2000

SAP2000 Modul Series 2 38


TRAINING SOFTWARE SAP2000

3D frames

Gambar 3.6 kotak dialok 3D frames.

Define Material Property (Beton fc’ 30 MPa dan Beton fc’ 35 MPa)

Gambar 3.7 kotak define Material Beton fc’ 30 MPa

SAP2000 Modul Series 2 39


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.8 kotak define Material Beton fc’ 35 MPa


Define Section Property (Balok, Kolom dan Pelat)

Gambar 3.9 Define Balok

SAP2000 Modul Series 2 40


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.10 Define Kolom

Gambar 3.11 Define Pelat lantai

SAP2000 Modul Series 2 41


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.12 Define Pelat DAK

Gambar 3.13 Define Dinding Geser

SAP2000 Modul Series 2 42


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Draw balok

Gambar 3.14 Tampilan (Sumbu Z-Y)

Gambar 3.15 Tampilan (Sumbu Z-X)

SAP2000 Modul Series 2 43


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.16 Tampilan 3D (balok-kolom)

Draw Pelat Lantai

Gambar 3.17 Assign Slab (Pelat Lantai)

SAP2000 Modul Series 2 44


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.18 Assign Slab (Pelat DAK)


Draw Shear Wall

Gambar 3.19 Draw Shear Wall


Kekakuan Sambungan (joint) Balok- Kolom
Tingkat kekakuan balok- kolom dapat dimodelkan sebagai Rigid Zone Offset atau
daerah yang kaku, karena pada struktur beton hubungan balok dan kolom adalah
monolite. Nilai Rigid Zone Factor atau faktor kekakuan berkisar dari 0 sampai 1. Angka

SAP2000 Modul Series 2 45


TRAINING SOFTWARE SAP2000

0 untuk tanpa kekakuan dan 1 untuk sangat kaku (full rigid). Tidak ada ketentuan
khusus untuk nilai tersebut, sepenuhnya adalah Engineering Judgement. Namun
manual program menyarankan nilai Rigid Zone Factor adalah ≤ 0,5.
Select -Select > Properties > frame Section

Gambar 3.20 Select Frame Section


Assign > frame> End Leghth Offsets

Gambar 3.21 Input faktor kekakuan Balok-Kolom

SAP2000 Modul Series 2 46


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Pembebanan
Jenis beban yang bekerja pada gedung meliputi :
a. Beban mati sendiri elemen struktur (Self Weight)
Meliputi : berat balok, kolom, shear wall, dan plat.
b. Beban mati elemen tambahan (Superimposed Dead Load)
Meliputi : dinding, keramik, plesteran, plumbing, mechanical electrical, dll.
c. Beban hidup (Live Load) : berupa beban luasan yang ditinjau berdasarkan
fungsi bangunan.
d. Beban Gempa (Earthquake Load): ditinjau terhadap beban gempa statik dan
dinamik.

Beban mati sendiri elemen struktur (Self Weight) yang terdiri dari kolom, balok
dan plat sudah dihitung secara otomatis dalam SAP2000 dengan memberikan
faktor pengali berat sendiri (self weight multiplier) sama dengan 1, sedangkan
beban mati elemen tambahan yang terdiri dari dinding, keramik, plesteran,
plumbing, dll diberikan faktor pengali sama dengan 0, karena beban tersebut
diinput secara manual.

Beban mati elemen tambahan sebaiknya dibuatkan Load Case tersendiri, misal
Dead untuk beban mati tambahan dan SW untuk beban mati sendiri (Self Weight).
Hal ini untuk menghindari kerancuan antara beban mati tambahan dengan berat
sendiri, dan untuk memisahkan massa bangunan tambahan dengan massa
bangunan itu sendiri.
Jenis beban yang bekerja pada struktur gedung dapat diinput dengan cara Define
– Define Load Patterns..

SAP2000 Modul Series 2 47


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.22 Jenis Beban yang bekerja pada struktur


Define – Load Cases

Gambar 3.23 Load Cases


Kombinasi Pembebanan
Struktur bangunan dirancang mampu menahan beban mati, hidup dan gempa
sesuai peraturan SNI Gempa 1726 : 2019. Dimana gempa rencana ditetapkan
mempunyai periode ulang 500 tahun, sehingga probabilitas terjadinya terbatas
pada 10 % selama umur gedung 50 tahun. Kombinasi pembebanan yang
digunakan mengacu pada SNI Beton 2847 : 2019 Pasal 5.3 sebagai berikut :

SAP2000 Modul Series 2 48


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Tabel 3.2 Kombinasi Pembebanan

Keterangan :
D : beban mati (dead load), meliputi berat sendiri gedung (self weight, SW)
dan beban mati tambahan (superimposed dead load, D),
L : beban hidup (live load), tergantung fungsi gedung,
Lr : beban hidup yang boleh direduksi dengan faktor pengali 0,5
E : beban gempa (earthquake load), ditinjau terhadap gempa statik (EQX,
EQY), gempa dinamik respons spektrum (RSPX, RSPY), dan gempa
dinamik time history (THX, THY)
R = “rain load”, atau beban hujan merupakan beban yang akan digunakan
dalam perencanaan atap.
W = “wind load”, atau beban angin,

SAP2000 Modul Series 2 49


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Tabel 3.3 Kombinasi Pembebanan untuk ρ = 1,3 dan SDS = 1,4


Kombinasi Kombinasi Pembebanan Jenis Kombinasi
Kombinasi Dasar 1,4 D
Kombinasi 1 1,4 D +1,4 SW Kombinasi Pembebanan tetap
Kombinasi Dasar 1,2 D + 1,6 L
Kombinasi 2 1,2 D + 1,2 SW + 1,6 L Kombinasi Pembebanan tetap
Kombinasi Dasar 1,2 D + Ev + Eh+ L --> (1,2+0,2 SDS) D+1,0 L ± ρ0.3Ex ± ρ Ey
-->(1,2+0,2 SDS) D+1,0 L ± ρEx ± ρ0.3Ey
Kombinasi 3.1 1,490 D + 1,490 SW + 1,0 L + 0,390 Ex + 1,300 Ey
Kombinasi 3.2 1,490 D + 1,490 SW + 1,0 L + 0,390 Ex - 1,300 Ey
Kombinasi 3.3 1,490 D + 1,490 SW + 1,0 L - 0,390 Ex + 1,300 Ey
Kombinasi 3.4 1,490 D + 1,490 SW + 1,0 L - 0,390 Ex - 1,300 Ey Kombinasi Pembebanan
Kombinasi 3.5 1,490 D + 1,490 SW + 1,0 L + 1,300 Ex + 0,390 Ey sementara
Kombinasi 3.6 1,490 D + 1,490 SW + 1,0 L + 1,300 Ex – 0,390 Ey
Kombinasi 3.7 1,490 D + 1,490 SW + 1,0 L - 1,300 Ex + 0,390 Ey
Kombinasi 3.8 1,490 D + 1,490 SW + 1,0 L - 1,300 Ex – 0,390 Ey
Kombinasi Dasar 0,9 D - Ev + Eh --> (0,9-0,2 SDS) D ± ρ0.3Ex ± ρ Ey
--> (0,9-0,2 SDS) D ± ρEx ± ρ0.3Ey
Kombinasi 4.1 0,610 D + 0,610 SW + 0,390 Ex + 1,300 Ey
Kombinasi 4.2 0,610 D + 0,610 SW + 0,390 Ex - 1,300 Ey
Kombinasi 4.3 0,610 D + 0,610 SW - 0,390 Ex + 1,300 Ey
Kombinasi 4.4 0,610 D + 0,610 SW - 0,390 Ex - 1,300 Ey Kombinasi Pembebanan
Kombinasi 4.5 0,610 D + 0,610 SW + 1,300 Ex + 0,300 Ey sementara
Kombinasi 4.6 0,610 D + 0,610 SW + 1,300Ex – 0,300 Ey
Kombinasi 4.7 0,610 D + 0,610 SW - 1,300 Ex + 0,300 Ey
Kombinasi 4.8 0,610 D + 0,610 SW - 1,300 Ex – 0,300 Ey

Mendefinisikan kombinasi pembebanan tersebut diinput ke SAP2000 dengan cara


Define – Load Combination-Add New Combo.

SAP2000 Modul Series 2 50


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.24 Load Combination 1

Gambar 3.25 Berbagai Macam Load Combination yang di input

SAP2000 Modul Series 2 51


TRAINING SOFTWARE SAP2000

PEERHITUGAN BEBAN MATI (DEAD LOAD)


Beban Luasan Pelat Lantai (lantai 2 sampai lantai 11)
Beban mati yang bekerja pada plat lantai gedung meliputi :
Beban pasir setebal 1 cm = 0,01 x 16 = 0,16 kN/m2
Beban spesi setebal 3 cm = 0,03 x 22 = 0,66 kN/m2
Beban keramik setebal 1 cm = 0,01 x 22 = 0,22 kN/m2
Beban plafon dan penggantung = 0,2 kN/m2
Beban Instalasi ME = 0,25 kN/m2
Total beban mati pada plat lantai = 1,49 kN/m2
Assign-Shell/Area Load-Uniform-Load Case Name-Dead

Gambar 3.26 Gambar Beban mati tambahan (Pelat lantai)


Input Beban Mati pada pelat atap
Beban mati yang bekerja pada plat atap gedung meliputi :
Berat waterproofing dengan aspal tebal 2 cm = 0,02 x 14 = 0,28 kN/m2
Berat plafon dan penggantung = 0,2 kN/m2
Berat Instalasi ME = 0,25 kN/m2
Total beban mati pada plat atap = 0,73 kN/m2
Assign-Shell/Area Load-Uniform-Load Case Name-Dead

SAP2000 Modul Series 2 52


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.27 Gambar Beban mati tambahan (Pelat DAK)


Assign-Shell/Area Load-Uniform-Load Case Name-Dead
Input Beban Mati pada Balok
Beban mati yang bekerja pada Balok gedung meliputi :
Beban dinding Pasangan bata ½ batu = 4 x 2,5 = 10 kN/m2

Gambar 3.28 Frame load

SAP2000 Modul Series 2 53


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.29 View Frame load


PEERHITUGAN BEBAN HIDUP (LIVE LOAD)
Beban hidup adalah beban yang bekerja pada lantai bangunan tergantung dari fungsi
ruang yang digunakan. Besarnya beban hidup lantai bangunan menurut SNI : 1727 :
2013 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain,
ditunjukkan pada Tabel berikut :
Tabel 3.5 (a) dan (b) Beban Hidup Untuk Gedung

(a)

SAP2000 Modul Series 2 54


TRAINING SOFTWARE SAP2000

(b)
Dari tabel 3.4 beban hidup yang bekerja untuk perkantoran adalah sebagai berikut :
Beban hidup ruang kerja = 2,4 kN/m2
Beban hidup lantai Atap = 0,96 kN/m2
Input beban
Assign-Shell/Area Load-Uniform-Load Case Name-live

Gambar 3.30 Distribusi beban hidup pada lantai (2,4 kN/m2)

SAP2000 Modul Series 2 55


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.31 Distribusi beban hidup pada dak (0,96 kN/m2)

MESHING PELAT LANTAI PELAT DAN PELAT DAK


Semua elemen plat dapat dibagi menjadi pias- pias kecil agar disribusi beban dari plat
ke balok bisa lebih halus dan merata dengan cara pilih elemen plat, kemudian Edit –
Edit Shell-Divede Shell atau menggunakan meshing automatis Assign-Shell-Floor Auto
Mesh (Pelat) dan Wall auto mesh (Dinding). Elemen plat lantai yang telah dibagi
menjadi pias- pias kecil dengan Meshing Areas dapat dilihat pada Gambar berikut :

SAP2000 Modul Series 2 56


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.32 Meshing Lantai

Gambar 3.33 Meshing Dinding Geser


BEBAN GEMPA
Analisis beban gempa dilakukan dengan 2 cara yaitu statik ekuivalen dan Analisis
dinamik. Untuk perhitungan gempa statik ekuivalen dapat dilakukan secara otomatis
dengan Auto Lateral Loads dan secara manual dengan cara menginput besarnya
beban gempa ke pusat massa struktur tiap lantai.

SAP2000 Modul Series 2 57


TRAINING SOFTWARE SAP2000

PGA (g) 0.854


SS (g) 2.174
S1 (g) 0.768
Tanah Sedang 'D'
CRS 1.227
1,6
CR1 1.214 1,4
FPGA 1 1,2

FA 1 1
0,8
FV 1.5
0,6
PSA (g) 0.854 0,4
SMS (g) 2.174 0,2
SM1 (g) 1.152 0
0 1 2 3 4 5
SDS (g) 1.449
SD1 (g) 0.768
T0 (detik) 0.106
TS (detik) 0.53

Perhitungan Gempa Statik Ekuivalen secara Otomatis.


Beban gempa statik ekuivalen adalah penyederhanaan dari perhitungan beban
gempa yang sebenarnya dengan asumsi tanah dasar dianggap tetap (tidak bergetar),
sehingga beban gempa diekuivalensikan menjadi beban lateral statik yang bekerja
pada pusat massa struktur tiap lantai bangunan.

Besarnya beban gempa yang bekerja pada struktur dapat dilakukan secara otomatis
dengan cara Define – Define Load Patterns – Pilih gempa Eqx dan Eqy – Auto Lateral
Load – User Coefficient.

SAP2000 Modul Series 2 58


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.34 Mendefinisikan Beban Gempa Secara Otomatis dengan Auto


Lateral Load

Gambar 3.35 Mendefinisikan Beban Gempa Statik EQx arah X

Gambar 3.36 Mendefinisikan Beban Gempa Statik EQy arah Y

SAP2000 Modul Series 2 59


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Lantai Tingkat sebagai Diafragma.


Pada SNI Gempa 1726:2019, Pasal 7.3.1.2 Kondisi diafragma kaku disebutkan
Diafragma pelat beton atau dek metal yang diberi penutup beton dengan
perbandingan S/De sebesar 3 atau kurang pada struktur tanpa ketidakberaturan
horizontal dapat diidealisasikan sebagai diafragma kaku. Lihat Gambar untuk definisi
S dan De.

Gambar 3.37 Untuk Mendefinisikan S dan De

Perbandingan S/De untuk struktur bangunan yang di rencanakan De = 40 meter


dan S = 25 Meter dan hasil perbandingan 0,625 kurang dari 3 bisa di definisikan
diafragma kaku.

SAP2000 Modul Series 2 60


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Define-Joint Constraints

Gambar 3.38 Mendefinisikan Diafragma

Assign – Joint/ point

Gambar 3.39 Diafragma

SAP2000 Modul Series 2 61


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.40 Elemen Pelat di setiap lantai yang bekerja sebagai Diafragma.
Periode Pundamental Pendekatan
Pada SNI Gempa 1726:2019, Pasal 7.8.2 Penentuan periode disebutkan Periode
fundamental struktur, T, dalam arah yang ditinjau harus diperoleh menggunakan sifat
struktur dan karakteristik deformasi elemen pemikul dalam analisis yang teruji.
Periode fundamental struktur, T, tidak boleh melebihi hasil perkalian koefisien untuk
batasan atas pada periode yang dihitung (Cu) dari Tabel 17 dan periode fundamental
pendekatan, Ta, yang ditentukan sesuai 7.8.2.1. Sebagai alternatif dalam melakukan
analisis untuk menentukan periode fundamental struktur, T, diizinkan secara
langsung menggunakan periode bangunan pendekatan, Ta, yang dihitung sesuai
7.8.2.1

Catatan : Lokasi Perencanaan di kota Palu dengan nilai SD1 = 0.768

SAP2000 Modul Series 2 62


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Pasal 7.8.2.1 Periode fundamental pendekatan disebutkan Periode fundamental


pendekatan (Ta), dalam detik, harus ditentukan dari persamaan berikut :

Keterangan:
hn adalah ketinggian struktur (m), di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur,
dan koefisien Ct dan x ditentukan dari table 18.

Nilai Fundamental (T) yang digunakan memiliki nilai batas maksimum dan batas
minimum, yaitu :
1. Taminimum = Ct.hnx
Taminimum(u-s) = Ct.hnx = (0,0466)(44)0,9 =1,404
Taminimum(B-T) = Ct.hnx = (0,0488)(44)0,75 =0,834

2. Tamaksimum = Cu.Taminimum
Tamaksimum(u-s) = (1,4)( 1,404) =1,966
Tamaksimum(B-T) = (1,4)( 0,834) =1,168

Pada SAP2000 waktu getar alami dapat diketahui secara otomatis dari hasil ragam
getar atau Modal Analysis dengan cara Run, kemudian Display – Show Mode

SAP2000 Modul Series 2 63


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Shapes.Waktu getar analisis SAP2000 untuk Mode 1 dan Mode 2 ditunjukkan sebagai
berikut :

Gambar 3.41 Waktu Getar Struktur Mode 1 (arah Y atau U-S) dengan T1 = 1,845

Waktu getar struktur Mode 1 (T1) pada arah Y atau u-s adalah sebesar 1,845 detik,
berarti struktur gedung kemungkinan akan mengalami gerakan dengan tipe pada
Gambar 3.38 setiap 1,845 detik.

Perilaku struktur tersebut dapat dilihat dengan cara Start Animation. Dari animasi
yang telah dijalankan dapat dilihat bahwa struktur tersebut dominan mengalami
translasi (tanpa rotasi) pada arah Y pada Mode 1. Control hitungan manual dan
hitungan SAP2000 nilai batas Periode fundamental (T) yang digunakan memiliki
nilai batas maksimum dan minimum, yaitu :
T(U-S) = Yang digunakan adalah :

Taminimum(u-s) =1,404 Detik TaSAP2000(u-s) =1,845 Detik Tamaks(u-s) =1,966 Detik

SAP2000 Modul Series 2 64


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.42 Waktu Getar Struktur Mode 2 (arah X atau B-T) dengan T1 = 1,159

Waktu getar struktur Mode 2 (T2) pada arah X atau B-T adalah sebesar 1,159 detik,
berarti struktur gedung kemungkinan akan mengalami gerakan dengan tipe pada
Gambar 3.39 setiap 1,159 detik.

Perilaku struktur tersebut dapat dilihat dengan cara Start Animation. Dari
animasi yang telah dijalankan dapat dilihat bahwa struktur tersebut dominan
mengalami translasi (tanpa rotasi) pada arah X pada Mode 2. Control hitungan
manual dan hitungan SAP2000 nilai batas Periode fundamental (T) yang
digunakan memiliki nilai batas maksimum dan minimum, yaitu :
T(B-T) = Yang digunakan adalah :

Taminimum(B-T) =0,834Detik TaSAP2000(u-s) =1,159 Detik Tamaks(u-s) =1,168 Detik

Faktor Keutamaan Gedung (I)


SNI Gempa 1726 : 2019 Pasal 4.1.2 Faktor keutamaan gempa dan kategori risiko
struktur bangunan disebutkan Untuk berbagai kategori risiko struktur bangunan

SAP2000 Modul Series 2 65


TRAINING SOFTWARE SAP2000

gedung dan nongedung sesuai Tabel 3 pengaruh gempa rencana terhadapnya


harus dikalikan dengan suatu faktor keutamaan gempa Ie menurut Tabel 4.

SAP2000 Modul Series 2 66


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Klasifikasi Situs

SAP2000 Modul Series 2 67


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Sistem Penahan Gaya Seismik


Untuk Arah Y (U-S)

Untuk Arah X (B-T)

Perhitungan Beban Gempa Statik Ekuivalen Secara Automatis.


Agar gempa statik dapat di input secara Automatis, maka definisi dari beban gempa
harus diubah dulu dengan cara cara Define –Load Pattern – Pilih Load EQX dan EQY

SAP2000 Modul Series 2 68


TRAINING SOFTWARE SAP2000

(a)
Define –Load Pattern – Pilih Load EQX dan EQY-Auto Lateral Load Pattern (ASCE 7-16)-
Modify Lateral Load.

(b)
Gambar 3.43 (a) dan (b) Input parameter Beban Gempa Arah X (B-T)

SAP2000 Modul Series 2 69


TRAINING SOFTWARE SAP2000

(a)

(b)
Gambar 3.44 (a) dan (b) Input parameter Beban Gempa Arah Y (B-T)

Perhitungan Beban Gempa Statik Ekuivalen Secara Manual.


Perhitungan beban gempa static ekuivalen secara manual dilakukan dengan cara

SAP2000 Modul Series 2 70


TRAINING SOFTWARE SAP2000

menginput beban gempa nominal static ekuivalen Fx pada pusat massa tiap lantai
Gedung.
Distribusi Vertikal gaya sesimik (Pasal 7.8.3)
Fx = CvxV
Dan

Dinama :
Cvx = faktor distribusi vertikal
V = gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur (kN)
wi dan wx = bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang
ditempatkan atau dikenakan pada tingkat i atau x
hi dan hx = tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)
k = eksponen yang terkait dengan periode struktur dengan nilai
sebagai berikut :
untuk struktur dengan T ≤ 0,5 detik, = 1
untuk struktur dengan T ≥ 2,5 detik, = 2
untuk struktur dengan 0,5 < T < 2,5 detik, = 2 atau ditentukan
dengan interpolasi linier antara 1 dan 2

Distribusi Horizontal gaya sesimik (Pasal 7.8.4)


Geser tingkat desain seismik di semua tingkat, Vx (kN), harus ditentukan dari
persamaan berikut:

Dimana :
Fi adalah bagian dari geser dasar seismik (V) pada tingkat ke-i (kN)

SAP2000 Modul Series 2 71


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Geser tingkat desain seismik, Vx (kN), harus didistribusikan pada berbagai elemen
vertikal sistem pemikul gaya seismik di tingkat yang ditinjau berdasarkan pada
kekakuan lateral relatif elemen pemikul vertikal dan diafragma.

Agar gempa statik dapat di input secara manual, maka definisi dari beban gempa
harus diubah dulu dengan cara cara Define –Load Pattern – Pilih Load EQX dan EQY

Gambar 3.45 Pendefinisian Gempa Statik Ekuivalen Secara Manual

Memperhitungkan Berat Geding (Wt)


Berat total Gedung Atau (Wt) akibat berat sendiri secara otomatis dapat dihitung
dengan SAP2000 dengan Cara menyeleksi Luasan Masing-masing lantai.

Difine -Group Name

SAP2000 Modul Series 2 72


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.46 Select perlantai

Assign- Assign to Group

Gambar 3.47 Pendefinisian Gempa Statik Ekuivalen Secara Manual


Setelah masing-masing lantai dibuat dalam group, berat Gedung tiap lantai dapat
diketahui dengan cara Display-Show Table-Model Definition-Other Definition-Group
Data-Table : Group 3 -masses and weighes (Sebelumnya dilakukan Runing Analysis).

SAP2000 Modul Series 2 73


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.48 Kotak Dialog Show Table

Gambar 3.49 Berat bangunan tiap Lantai

Berat Gedung tambahan seperti plasteran, dinding, keramik, dll harus dihitung secara
manual ditambah dengan 30% beban hidup.
a. Beban mati tambahan

SAP2000 Modul Series 2 74


TRAINING SOFTWARE SAP2000

• Beban Mati tambahan pada pelat lantai 2 sampai lantai 11 (Luas = 1000 m2)
Beban mati yang bekerja pada plat lantai gedung meliputi :
Beban pasir setebal 1 cm = 0,01 x 16 x 1000 = 160 kN
Beban spesi setebal 3 cm = 0,03 x 22 x 1000 = 660 kN
Beban keramik setebal 1 cm = 0,01 x 22 x 1000 = 220 kN
Beban plafon dan penggantung = 0,2 x 1000 = 200 kN
Beban Instalasi ME = 0,25 x 1000 = 250 kN
Beban dinding Pasangan bata ½ batu = 4 x 130 x 2,4= 1248 kN
Beban mati pada plat lantai = 2738 kN
• Beban Mati tambahan pada pelat lantai Dak (Luas = 1000 m2)
Berat waterproofing tebal 2 cm = 0,28 x 1000 = 280 kN
Berat plafon dan penggantung = 0,2 x 1000 = 200 kN
Berat Instalasi ME = 0,25 x 1000 = 250 kN
Total beban mati pada plat atap = 730 kN
b. Beban hidup tambahan
• Beban Mati tambahan pada pelat lantai 2 sampai lantai 11 (Luas = 1000 m2)
Beban hidup untuk Gedung Perkantoran = 2,4 kN/m2
Faktor Reduksi = 0,3
Beban Hidup total = 2,4 x 0,3 x 1000 = 720 kN
• Beban Mati tambahan pada pelat lantai Dak (Luas = 1000 m2)
Beban hidup untuk Gedung Perkantoran = 1 kN/m2
Faktor Reduksi = 0,3
Beban Hidup total = 1 x 0,3 x 1000 = 300 kN
NILAI GAYA LATERAL EKIVALEN UNTUK MASING-MASING ARAH ADALAH :
V(U-S) = CS(U-S) .Wt = (0.064) (63546.432) =
V(B-T) = CS(B-T) . Wt = (0.083) (63546.432) =

SAP2000 Modul Series 2 75


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Distribusi Vertikal gaya gempa ditentukan berdasarkan :


Fx = CvxV
Dan

Distribusi Vertikal gaya gempa dapat ditentukan berdasarkan :

Distribusi gaya Gempa (Gaya gempa arah U-S atau Y )

Lantai Tinggi (m) Berat (kN) Whk Whk/ƩWhk= (Cvx) Force Fy (kN)
Level 12 44 5321,76 2576594,617 0,199 706,767
Level 11 40 5801,76 2403949,113 0,186 659,410
Level 10 36 5801,76 2023806,424 0,156 555,136
Level 9 32 5801,76 1669546,566 0,129 457,961
Level 8 28 5801,76 1342314,227 0,104 368,201
Level 7 24 5801,76 1043469,779 0,081 286,227
Level 6 20 5801,76 774671,3863 0,060 212,495
Level 5 16 5801,76 538010,5366 0,042 147,578
Level 4 12 5801,76 336257,6087 0,026 92,236
Level 3 8 5801,76 173373,6234 0,013 47,557
Level 2 4 5801,76 55869,56247 0,004 15,325
Total 63339,36 12937863,44 1,000 3548,892

Distribusi Gaya Gempa (Gaya Gempa arah B-T atau X)

Lantai Tinggi (m) Berat (kN) Whk Whk/ƩWhk= (Cvx) Force Fx (kN)
Level 12 44 5321,76 367696,6669 0,163 1055,336
Level 11 40 5801,76 360300,948 0,160 1034,110
Level 10 36 5801,76 320222,1237 0,142 919,078
Level 9 32 5801,76 280671,86 0,125 805,564
Level 8 28 5801,76 241708,201 0,107 693,733
Level 7 24 5801,76 203404,7974 0,090 583,798
Level 6 20 5801,76 165858,4422 0,074 476,035
Level 5 16 5801,76 129202,5396 0,057 370,828

SAP2000 Modul Series 2 76


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Level 4 12 5801,76 93633,95526 0,042 268,741


Level 3 8 5801,76 59476,20195 0,026 170,704
Level 2 4 5801,76 27378,86276 0,012 78,581
Total 63339,36 2249554,599 1,000 6456,508

Untuk mensimulasikan arah pengaruh gempa rencana yang sembarang terhadap


struktur gedung, pengaruh gempa dalam arah utama harus dianggap efektif 100% dan
harus dianggap terjadi bersamaan dengan pengaruh pembebanan gempa dalam arah
tegak lurus pada arah utama pembebanan tadi dengan efektifitas hanya 30%”

Beban gempa untuk masing- masing arah harus dianggap penuh (100%) untuk arah
yang ditinjau dan 30% untuk arah tegak lurusnya. Beban gempa yang diinput pada 2
arah tersebut sebagai antisipasi datangnya gempa dari arah yang tidak terduga.
Perhitungan arah gempa statik ekuivalen (Fi) untuk arah U-S dan B-T
Lantai (U-S)-Y (B-T)-X
Fx (kN) 30 % Fx (kN) Fx (kN) 30 % Fx (kN)
Level 12 706,767 212,030 1055,336 316,601
Level 11 659,410 197,823 1034,110 310,233
Level 10 555,136 166,541 919,078 275,723
Level 9 457,961 137,388 805,564 241,669
Level 8 368,201 110,460 693,733 208,120
Level 7 286,227 85,868 583,798 175,139
Level 6 212,495 63,748 476,035 142,810
Level 5 147,578 44,273 370,828 111,248
Level 4 92,236 27,671 268,741 80,622
Level 3 47,557 14,267 170,704 51,211
Level 2 15,325 4,598 78,581 23,574

Input beban Statik Ekuivalen Define –Load Pattern – Pilih Load EQX dan EQY-Lateral Load

SAP2000 Modul Series 2 77


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.50 Input Beban Arah X(B-T)

Gambar 3.51 Input Beban Arah Y(U-S)


Analisa Gempa Dinamik Respon Spektrum.
Analisis beban gempa dinamik respons spektrum ditentukan oleh percepatan
gempa rencana dan massa total struktur. Dalam analisis struktur terhadap beban
gempa, massa bangunan sangat menentukan besarnya gaya inersia akibat gempa.

SAP2000 Modul Series 2 78


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Maka massa tambahan yang diinput pada SAP2000 meliputi massa akibat beban
mati tambahan dan beban hidup yang direduksi dengan faktor reduksi 0,25. Define
– Mass Source.

Gambar 3.52. Input Massa Beban mati Tambahan (Dead) dan Beban Hidup

Respon Spektrum Gempa Rencana


Dalam analisis beban gempa dinamik, respons spektrum disusun berdasarkan respons
terhadap percepatan tanah (ground acceleration) hasil rekaman gempa. Desain
spektrum merupakan representasi gerakan tanah (ground motion) akibat getaran
gempa yang pernah terjadi pada suatu lokasi. Desain kurva respons spektrum untuk
untuk lokasi Palu dengan kondisi tanah Sedang adalah sebagai berikut :

SAP2000 Modul Series 2 79


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Tanah Sedang 'D'


1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
0 1 2 3 4 5

Gambar 3.53 Respon Spektrum Desain

Tabel 3.6 Respon Spektra Percepatan Sa(g) dan Periode Waktu (T)

Periode Sa Periode Sa
0 0.58 2.130 0.344
0.106 1.449 2.230 0.33
0.530 1.449 2.330 0.316
0.530 1.219 2.430 0.304
0.630 1.052 2.530 0.292
0.730 0.925 2.630 0.281
0.830 0.826 2.730 0.271
0.930 0.746 2.830 0.262
1.030 0.68 2.930 0.253
1.130 0.624 3.030 0.245
1.230 0.577 3.130 0.238
1.330 0.537 3.230 0.231
1.430 0.502 3.330 0.224
1.530 0.471 3.430 0.218
1.630 0.444 3.530 0.212
1.730 0.42 3.630 0.206
1.830 0.398 3.730 0.2
1.930 0.378 3.830 0.195

SAP2000 Modul Series 2 80


TRAINING SOFTWARE SAP2000

2.030 0.361 3.930 0.192

Input data kurva spektrum gempa rencana kedalam SAP2000 dapat dilakukan dengan
2 cara yaitu dengan input manual ke program SAP2000 dan input otomatis dengan
cara mencopy data spektrum dari Excel ke notepad kemudian dimasukkan ke
SAP2000.

a. Input Manual
Input manual nilai spektrum gempa ke dalam SAP2000 dapat dilakukan
dengan cara Define –Functions – Response Spectrum-User Spectrum – Add
New Spectrum.

Gambar 3.54 Kotak Dialog Design Response Spectrum Functions

SAP2000 Modul Series 2 81


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.55 Input manual nilai Response Spectrum

b. Input Semi-Otomatis
Input Semi-otomatis nilai spektrum gempa dapat dilakukan dengan cara
mencopy data spektrum dari Excel ke notepad kemudian dimasukkan ke
SAP2000 dengan cara Define – Functions – Response Spectrum – Spectrum
From File – Add New Spectrum.

SAP2000 Modul Series 2 82


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.56 nilai Response Spectrum (Exel) dan Notepad

SAP2000 Modul Series 2 83


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.57 Input Kurva Respon Spectrum dengan From File


c. Input Otomatis
Input otomatis nilai spektrum gempa dapat dilakukan dengan memilih ASCE
7-16. dengan cara Define – Functions – Response Spectrum – Spectrum ASCE
7-16 – Add New Spectrum.

Gambar 3.58 Input Kurva Respon Spectrum dengan ASCE 7-16

SAP2000 Modul Series 2 84


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Setelah kurva respon spektrum dibuat, kemudian harus didefinisikan spectrum


case dengan cara Define – Load Cases – Add New Spectrum. Data yang harus
diinput adalah sebagai berikut :

a. Redaman struktur beton (damping) = 0,05


Merupakan perbandingan redaman struktur beton dengan redaman kritis =
0,05.
b. Modal Combination :
▪ CQC (Complete Quadratic Combination) Penjumlahan respons ragam getar
untuk struktur gedung tidak beraturan yang memiliki waktu- waktu getar alami
yang berdekatan, apabila selisih nilai waktu gerarnya kurang dari 15%.

▪ SRSS (Square Root of the Sum of Squares)


Untuk struktur gedung tidak beraturan yang memiliki waktu getar alami yang
berjauhan.

c. Input Response Spectra


Faktor keutamaan (I) = 1 (untuk gedung perkantoran)
Faktor reduksi gempa (R) = X(U-S) 8 dan Y(B-T) 7
Faktor skala gempa arah X (B-T)= (G x I)/ R = 9806,65 x 1/7 = 1400,950 mm/s2
Faktor skala gempa arah Y (B-T)= 30% x Gempa arah X = 420,285 mm/s2
Faktor skala gempa arah Y (U-S)= (G x I)/ R = 9806,65 x 1/8 = 1225,831 mm/s2
Faktor skala gempa arah X (U-S)= 30% x Gempa arah X = 367,749 mm/s2

Load Cases data ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

SAP2000 Modul Series 2 85


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.59 Kotak dialog Load Cases

Gambar 3.60 Respon Spectrum Load Cases Data arah X

SAP2000 Modul Series 2 86


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.61 Respon Spectrum Load Cases Data arah Y


Analisa Gempa Dinamik Time History
Perhitungan respons dinamik struktur gedung terhadap pengaruh gempa rencana,
dapat dilakukan dengan metode analisis dinamik 3 dimensi berupa analisis respons
dinamik linier dan non linier time history (riwayat waktu) dengan suatu akselerogram
gempa yang diangkakan sebagai gerakan tanah masukan.

Data akselerogram Gempa dapat diinput otomatis dari SAP2000 dengan cara Define -
Functions - Time History – Define History Functions - From File – Add New Function –
Browse.

SAP2000 Modul Series 2 87


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.62. Kotak Dialog Difine Time History Function

Gambar 3.63 Input Akselerogram Gempa Chi-chi Pada SAP2000 Arah Horizontal X

SAP2000 Modul Series 2 88


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.64 Input Akselerogram Gempa Chi-chi Pada SAP2000 Arah Horizontal Y

Gambar 3.65 Mathed Time History dan Respon Spectrum Arah Horizontal X

SAP2000 Modul Series 2 89


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.66 Mathed Time History dan Respon Spectrum Arah Horizontal Y

Define - Load Cases - Time History Cases-Add New History untuk arah X dan Y dengan
redaman struktur beton (damping) sebesar 5%.

Gambar 3.67 Kotak dialog Load Cases

SAP2000 Modul Series 2 90


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.68 Input data load cases Arah horizontal-X

Gambar 3.69 Input data load cases Arah horizontal-Y

SAP2000 Modul Series 2 91


TRAINING SOFTWARE SAP2000

KONTROL DAN ANALISIS


Setelah pemodelan struktur dan pembebanan selesai dilakukan, maka struktur perlu
dicek terhadap standard dan persyaratan yang berlaku sebagai berikut.

Analisa Ragam Respon Spektrum.


struktur gedung yang memiliki waktu getar alami yang berdekatan atau selisih nilainya
kurang dari 15%, harus dilakukan dengan metoda yang dikenal dengan Kombinasi
Kuadratik Lengkap (Complete Quadratic Combination atau CQC). Jika waktu getar
alami yang berjauhan, penjumlahan respons ragam tersebut dapat dilakukan dengan
metoda yang dikenal dengan Akar Jumlah Kuadrat (Square Root of the Sum of Squares
atau SRSS).

Waktu getar alami tersebut dapat diketahui dengan SAP2000 dengan cara Run –
Display – Show Table – Analysis Result – Structure Output – Table : Modal Participating
Mass Ratios.

Gambar 3.70 Tables

SAP2000 Modul Series 2 92


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.71 Waktu Getar Struktur


Untuk menentukan tipe analisis ragam respons spektrum yang sesuai, maka selisih
dari periode dihitung sebagai berikut :
Tabel 3.7 Perhitungan Selisi Periode (ΔT) setiap Mode
Mode Period ΔT
sec (%)
1 2,292 38,001
2 1,421 9,046
3 1,293 41,887
4 0,751 41,982
5 0,436 24,735
6 0,328 8,581
7 0,300 0,939
8 0,297 24,657
9 0,224 21,398
10 0,176 10,624
11 0,157 3,471
12 0,152 -
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada Tabel 8.39,terlihat bahwa waktu
getar struktur ada yang melebihi 15%, maka sebaiknya digunakan kombinasi ragam
spektrum SRSS.
Modifikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara Define – Load Cases

SAP2000 Modul Series 2 93


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.72 Load Cases

Gambar 3.73 Gempa Arah-x Load Cases Data-Modal Combination Method (SRSS)

SAP2000 Modul Series 2 94


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.74 Gempa Arah-Y Load Cases Data-Modal Combination Method (SRSS)
Partisipasi Massa.
Jumlah ragam vibrasi yang ditinjau dalam penjumlahan respons harus menghasilkan
partisipasi massa minimum 90%. Dalam SAP2000 besarnya partisipasi massa tersebut
dapat diketahui dengan Run – Display – Show Table – Analysis - Result – Modal Result
– Table : Modal Participating Mass Ratios.

SAP2000 Modul Series 2 95


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.75 Tables

Gambar 3.76 Jumlah Partisipasi massa pada mode 12


Dari table output yang tampil (Gambar 8.51) bisa dicermati kolom SumUX untuk mode

SAP2000 Modul Series 2 96


TRAINING SOFTWARE SAP2000

terakhir (dalam contoh ini mode ke-12) nilainya adalah 0.85837 belum memenuhi
syarat minimal 90% dan SumUY untuk mode ke-4 0.91398 Sudah memenuhi syarat
minimum 90%. Langkah selanjutnya menambah mode dari 12 ke 20. Define-Load
Cases-Modal

Gambar 3.77 Modal Cases Data.

Gambar 3.78 Jumlah Partisipasi massa Mode 20 (Lebih dari 90%)


Setelah dilakukan penambahan Mode menjadi 20 dapat di simpulkan SumUX Sudah

SAP2000 Modul Series 2 97


TRAINING SOFTWARE SAP2000

memenuhi Syarat minimum 90% yang di syaratkan pada Mode 19.

Gaya Geser Dasar Nominal, V (Base Shear)


Nilai akhir respons dinamik struktur gedung terhadap pembebanan gempa nominal
akibat pengaruh gempa rencana dalam suatu arah tertentu, tidak boleh diambil
kurang dari 85% nilai respons ragam yang pertama. Bila respons dinamik struktur
gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar nominal V, maka persyaratan tersebut
dapat dinyatakan menurut persamaan berikut :
Vt = 100% V1
Dimana :
V1 = Gaya geser dasar nominal respons ragam pertama
Vt = Gaya geser dasar nominal yang di dapat dari hasil analisis Ragam respons
spektrum yang telah di lakuakan.
Cara menampilkan base shear akibat beban gempa statik dan dinamik dapat dilakukan
dengan cara Run – Display – Show Table – Result – Reactions - Base Reactions

Gambar 3.79 Output Base Reaction


Output Base reaction masih lebih besar base reaction akibat gempa beban statik jika
dibandingkan dengan base reaction akibat beban gempa dinamik maka akan di

SAP2000 Modul Series 2 98


TRAINING SOFTWARE SAP2000

lakukan perbaikan, Lihat hitungan di exel.

Gambar 3.80 Output Base Reaction setelah dilakukan perbaikan

Dari Tabel tersebut disimpulkan persyaratan gaya geser gempa dinamik sudah
terpenuhi (Vdinamik > Vstatik).

Perhitungan Struktur dengan SAP2000


Peraturan yang Digunakan
Peraturan yang digunakan adalah SNI Struktur Beton untuk Gedung 2847-2019 yang
mengadopsi peraturan ACI 318-14. Perbedaan yang harus disesuaikan adalah faktor
reduksi untuk SNI Beton Indonesia. Perbedaan faktor reduksi tersebut karena masih
lemahnya tingkat pengawasan kerja dan mutu untuk proyek konstruksi di Indonesia.
Faktor reduksi berdasarkan SNI Beton 2847-2019 adalah sebagai berikut.
▪ Reduksi lentur (bending-Tension) = 0,90
▪ Reduksi geser (shear) = 0,75
Nilai reduksi tersebut dapat diganti pada SAP2000 dengan cara Design – Concrete

SAP2000 Modul Series 2 99


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Frame Design-View/Revise Preferences

Gambar 3.81 SNI 2847-2019 yang di adopsi dari ACI 318-14


EfektivitasPenampang
Pada struktur beton pengaruh keretakan beton harus diperhitungkan terhadap
kekakuannya. Maka, momen inersia penampang unsur struktur dapat ditentukan
sebesar momen inersia penampang utuh dikalikan dengan persentase efektifitas
penampang berdasarkan SNI Beton 847-2019 Pasal 6.6.3.1.1 sebagai berikut.
▪ Balok = 0,35 Ig
▪ Kolom = 0,70 Ig
▪ Dinding struktural = 0,35 Ig
Nilai persentase efektifitas penampang tersebut diinput ke SAP2000 dengan cara
Define Section Property – Frame Sections – Modify/ Show Property – Set Modifiers.

SAP2000 Modul Series 2 100


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.82 Contoh Input Nilai Persentase Efektifitas Penampang Kolom

Gambar 3.83 Contoh Input Nilai Persentase Efektifitas Penampang Balok

SAP2000 Modul Series 2 101


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.84 Contoh Input Nilai Persentase Efektifitas Penampang Shear Wall

Analisis Gaya Dalam


Analisis untuk mengetahui besarnya gaya dalam berupa momen dan gaya geser dapat
dilakukan dengan cara Analyze – Run Analyze. Kemudian Display – Show Member
Forces/ Stress Diagram – Frame/ Pier/ Spandrel Forces.

Gambar 3.85 Diagram Momen dan Gaya Geser Akibat Beban Mati dan Hidup

SAP2000 Modul Series 2 102


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.86 Diagram Momen dan Gaya Geser Akibat Gempa Statik Arah X

Gambar 3.87 Diagram Momen dan Gaya Geser Akibat Gempa Statik Arah X

SAP2000 Modul Series 2 103


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.88 Diagram Momen dan Gaya Geser Akibat Gempa Statik Arah Y

Setelah di Run, Struktur dapat dianalisa kekuatannya dalam menahan berbagai


macam beban yang ada dengan cara Design – Concrete Frame Design – Start Design/
Check.

Gambar 3.89 Pengecekan Struktur dengan SAP2000

SAP2000 Modul Series 2 104


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Beberapa frame balok yang berwarna merah (Overstress) dapat dimodifikasi dengan
cara : memeriksa kembali pemodelan struktur, meningkatkan mutu material, atau
memperbesar dimensi.

Penulangan Balok
Luas tulangan utama balok secara otomatis dapat diketahui dengan cara Design –
Concrete Frame Design – Display Design Info – Longitudinal Reinforcing. Balok yang
akan dianalisis ditunjukkan pada Gambar berikut.

Gambar 3.90Tampak Luas Tulangan Utama Balok Arah Memanjang

SAP2000 Modul Series 2 105


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.91 Tampak Luas Tulangan Geser (sengkang) Arah Memanjang

Desain Tulangan Utama Balok


Detail luas tulangan utama yang ditinjau pada Gambar 8.62 ditunjukkan sebagai
berikut :

2384 712 2384

2002 712 2002

Digunakan tulangan ulir diameter 21 (D21) → As = ¼ π d2


= ¼ x 3,14 x 441 = 346 mm2
Tulangan Utama Daerah Tumpuan :
Luas Tulangan Bagian Atas = 2384 mm2 →Jumlah Tulangan = 2384/346 = 6,9 ≈ 7
Luas Tulangan Bagian Bawah = 2002 mm2 → Jumlah Tulangan = 2002/346 = 5,8 ≈ 6

Tulangan Utama Daerah Lapangan :


Luas Tulangan Bagian Atas = 712 mm2 →Jumlah Tulangan = 712/346 = 2,1 ≈ 3
Luas Tulangan Bagian Bawah = 712 mm2 → Jumlah Tulangan = 712/346 = 2,1 ≈ 3

2,25 2,08 2,25

SAP2000 Modul Series 2 106


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Digunakan tulangan ulir diameter 12 (ø12) → As = ¼ π d2


= ¼ x 3,14 x 144 = 113 mm2
Tulangan Geser Daerah Tumpuan :
Asumsi digunakan sengkang 2P12-100
Maka luas tulangan per 1 m = 2 x ¼ x 3,14 x d2 x 1000/100
=2 x ¼ x 3,14 x 144 x 10 = 2261 mm2

Sehigga luas tulangan per meter Panjang = 2261/1000 = 2,26 mm2/mm


Kontrol Keamanan = 2,26 > 2,25 →OK

Tulangan Geser Daerah Lapangan :


Asumsi digunakan sengkang 2P10-100
Maka luas tulangan per 1 m = 2 x ¼ x 3,14 x d2 x 1000/100
=2 x ¼ x 3,14 x 100 x 10 = 2261mm2

Sehigga luas tulangan per meter Panjang = 2261/1000 = 2,26 mm2/mm


Kontrol Keamanan = 2,26 > 2,08 →OK

Desain Tulangan Pinggang


Dimensi balok yang relative tinggi (lebih dari 400 mm) membuat resiko retak pada
bagian badan semakin besar. Maka harus di beri tulangan Pinggang dengan jarak
antar tulanagn maksimal d/6 atau 300.

Perhitungan d = Tinggi Balok-Selimut-Dsengkang- ½ Dtul.Utama.


= 600 - 40 – 10 – 9,5 = 541 mm
Jadi d/6 = 541/6 = 90 mm.

Digunakan jarak tulangan 300 mm, sehingga dengan tinggi balok 600 mm ada 1 buah
tulangan badan pada masing-masing sisi.

Penulangan Kolom.
Luas tulangan utama kolom secara otomatis dapat diketahui dengan cara Design –
Concrete Frame Design – Display Design Info – Longitudinal Reinforcing. Kolom yang
akan dianalisis ditunjukkan pada gambar berikut.

SAP2000 Modul Series 2 107


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.92 Tampak Luas Tulangan Utama Kolom Arah Memanjang

Luas tulangan geser (sengkang) secara otomatis dapat diketahui dengan cara Design
– Concrete Frame Design – Display Design Info – Shear Reinforcing.

3.93 Tampak Luas Tulangan Geser (sengkang) Kolom Arah Memanjang

Untuk menampilkan diagram interaksi kolom yang ditinjau, dapat dilakukan dengan
cara klik kanan kolom, kemudian Interaction.

SAP2000 Modul Series 2 108


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.94 Diagram Interaksi Kolom yang Ditinjau

Desain Tulangan Utama Kolom


Design dari luas tulangan utama kolom yang di tinjau = 3600 mm2
Digunakan tulangan ulir diameter D22 → As = ¼ x 3,14 x d2
= 0,25 x 3,14 x 484 = 380 mm2
Maka jumlah tulangan yang dibutuhkan = 3600/380 = 9,5 → Digunakan 10D22

Desain Tulangan Geser


Luas tulangan geser (Sengkang) Kolom yang ditinjau = 1043 mm2
Digunakan tulangan ulir polos 3P10 As = ¼ x 3,14 x d2
= 3 x 0,25 x 3,14 x 100 =236 mm2
Maka Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 236/1,04 = 226 →Digunakan 225 mm2
Jadi tulangan geser (Sengkang) kolom adalah 3P10-225

Kuat Kolom
Kulat kolom harus memenuhi persyaratan ƩMc ≥ 1,2 ƩMg
Dimana :
ƩMc = Jumlah Mn dua kolom yang bertemu di join
ƩMg = Jumlah Mn dua Balok yang bertemu di join

Detail Penampang kolom yang di analisis di tunjukkan sebagai berikut :

SAP2000 Modul Series 2 109


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.95 Detail Luas Tulangan Kolom dan Balok yang ditinjau untuk Kontrol
Strong Column Weak Beam
Besarnya Mn balok dapat diketahui dari luas tulangan seperti ditunjukkan pada
Gambar 8.67 sebagai berikut :
• Luas tulangan tumpuan balok kiri =1121 + 1034 = 2155 mm
Gambar Detail Penulangan kolom
Detail penulangan kolom berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan ditunjukkan
pada gambar berikut.

SAP2000 Modul Series 2 110


TRAINING SOFTWARE SAP2000

Gambar 3.96 Detailig Tulangan Kolom

Penulangan Plat Lantai


Besarnya nilai tegangan yang terjadi pada plat lantai secara otomatis dapat diketahui
dengan cara Run – Display – Show Member Forces/ Stress Diagram – Shell Stresses/
Forces.

Gambar 3.97 Momen 2-2 Pelat

SAP2000 Modul Series 2 111

Anda mungkin juga menyukai