Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN

GEDUNG HEAD OFFICE PT PUNDARIKA ATMA SEMESTA


ALAMAT
JALAN PANCASILA 4 KAVLING S81, CIBUBUR, JAKARTA TIMUR
TANGGAL 17 DESEMBER 2016
VERSI
OLEH : KELOMPOK 1 DINAMIKA STRUKTUR DAN GEMPA
NAMA :

- REZA MUHAMAD ILYAS


- RAFIKA NOVITASARI
- KHAERUNISSA

PENANGGUNG JAWAB
UNIVERSITAS MERCUBUANA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
2016

1
1.1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Laporan perencanaan GEDUNG HEAD OFFICE PT. PUNDARIKA ATMA

SEMESTA yang berada di Jalan Pancasila 4 kavling S81 Cibubur, Jakarta Timur,
bertujuan untuk menghitung kekuatan struktur gedung tahan gempa dengan
metode SNI 1726:2012 dan menggunakan software struktur ETABS .
1.2

Tujuan Studi
Laporan perencanaan GEDUNG HEAD OFFICE PT. PUNDARIKA ATMA

SEMESTA yang berada di Jalan Pancasila 4 kavling S81 Cibubur, Jakarta Timur,
bertujuan untuk menghitung struktur gedung tahan gempa dengan metode SNI
1726:2012 dan menggunakan software struktur ETABS .
1.3

Metodologi

Untuk mencapai tujuan studi dilakukan perhitungan detail penulangan, analisis


kekuatan struktur beton sebagai berikut:
(1)

analisis

detail

penulangan

terhadap

persyaratan

pendetailan struktur bangunan beton tahan gempa mencakup SRPMK dan


dinding geser, kolom sesuai Persyaratan beton struktural untuk bangunan
gedung, SNI 2847:2013, BSN;
(1) Beban Minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain,
SNI 1727:2013, BSN
(2) Pedoman perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan gedung, SKBI1.3.53.1987
(3) SNI 1726:2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non gedung, BSN, 2012

1.4

VI

Penjelasan Sistem Struktur dan Cara Analisis yang Digunakan

Sistim struktur utama

GEDUNG HEAD OFFICE PT. PUNDARIKA ATMA SEMESTA merupakan


bangunan dengan struktur Beton Bertulang. Digunakan sistem struktur Open
Frame (struktur portal terbuka) dengan elemen-elemen balok dan kolom.
VI.3

Dasar analisis

Struktur bangunan dimodelkan tiga dimensi. Analisis struktur bangunan ini


dilakukan dengan analisis 3/D, dengan menggunakan program computer.

1.4.1

VI.4.3 Pembebanan yang digunakan

1.4.2

VI.4.3.1

Pembebanan yang digunakan

(1) Beban mati


Beban mati bangunan mengacu kepada Pedoman perencanaan Pembebanan
untuk Rumah dan gedung, SKBI-1.3.53.1987 [3] khususnya Tabel 1 dan SNI
1727:2013 Beban minimum untuk struktur gedung dan bangunan lainnya [2].
(2) Beban Hidup
Beban hidup pada atapi Gedung sesuai dengan penggunaan bangunan mengacu
kepada Tabel 2 dari Pedoman perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan
gedung, SKBI-1.3.53.1987 [3] dan referensi [2], dan lebih detail diuraikan di Bab
III Analisa struktur.
VI.4.3.3

Kriteria Beban gempa

Gempa Rencana:
Mengacu ke SNI 1726:2012 [6] pengaruh gempa rencana yang harus ditinjau
dalam perencanaan dan evaluasi struktur bangunan dan non gedung serta
berbagai bagian dan peralatanya secara umum. Gempa rencana ditetapkan
sebagai gempa dengan kemungkinan terliwati besarnya selama umur struktur
bangunan 50 tahun sebesar 2 persen. Kriteria ini adalah untuk bangunan baru.
2
2.1

DATA UMUMSTRUKTUR
Data Struktur Perencanaan
1. Fungsi bangunan
2. Lokasi

: GEDUNG HEAD OFFICE


: Jalan Pancasila 4 kavling S81 Cibubur, Jakarta

3. Sistem Struktur

Timur
: Open Frame (struktur portal terbuka) dengan

4. Jumlah lantai
5. Data geometri lantai

elemen-elemen balok dan kolom


: 20 Lantai
:

Tabel 1. Data Tinggi Tingkat, Elevasi dan Luas Bangunan


Tinggi
Lantai
Lantai 20
Lantai 19
Lantai 18
Lantai 17
Lantai 16
Lantai 15
Lantai 14
Lantai 13
Lantai 12
Lantai 11
Lantai 10
Lantai 9
Lantai 8
Lantai 7
Lantai 6
Lantai 5
Lantai 4
Lantai 3
Lantai 2
Lantai Dasar
6.
7.

Tebal pelat beton


Tipe kolom

Tingkat
m
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

Elevasi
M
60
57
54
51
48
45
42
39
36
33
30
27
24
21
18
15
12
9
6
3

Luas
m2
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000

: 150mm
: Rectangular - 1400x700mm2,
Rectangular - 1150x600mm2,
Lingkaran - diameter 600mm.

8.
9.

Tipe balok

: 100x800mm2,250x500mm2,250x600mm2,
300x400mm2,300x500mm2,300x600mm2,
300x610mm2,350x600mm2,350x1010mm2,
400x500mm2,400x600mm2,400x800mm2,
480x700mm2,480x710mm2,480x1270mm2,
500x600mm2,500x1000mm2,600x600mm2,

600x800mm2,700x800mm2,800x600mm2,
1000x600mm2.
2.2

Metode Analisa
Analisa menggunakan program analisa struktur berbasis Metode Elemen
Hingga dengan pemodelan struktur portal tiga dimensi serta elemen
membran untuk pelat lantai. Analisa gempa menggunakan analisa dinamik
respons spektra untuk struktur bangunan atas.

2.3

Spesifikasi Material
1. Mutu Baja:

Tulangan

: fy = 400 MPa (BJTD 40), untuk > 12 mm;


: fy = 240 MPa (BJTP 24), untuk < 12 mm.

2. Mutu Beton :

2.4
2.4.1

Balok

: fc' = 30 MPa

Kolom

: fc' = 30 MPa

Pelat

: fc' = 30 MPa

Core wall

: fc' = 30 MPa

Pembebanan
Beban Gravitasi

2.4.1.1 Beban mati


Roof (atap)
1. Screed (4 cm) = 0,04 x 2100 kg/m3

84 kg/m2

2. Waterproofing

15 kg/m2

3. Ducting + Lighting + Ceiling

40 kg/m2

Beban mati total (qDL)

= 139 kg/m2

Lantai tipikal kantor


1. Screed (4 cm) = 0,04 x 2100 kg/m3

= 84 kg/m2

2. Ducting + Lighting + Ceiling + Partisi

= 63 kg/m2

3. Finishing (keramik 1 cm)

Beban mati total (qDL)

24 kg/m2

=171 kg/m2

++

Beban dinding = 100 kg/m2


2.4.1.2 Beban hidup
1. Lantai atap

= 100 kg/m2

2. Lantai tipikal kantor

= 250 kg/m2

3. Lantai area lobby

= 300 kg/m2

2.4.1.3 Beban Gempa


1. Parameter Respon Spektral
Lokasi struktur berada di Jakarta, dengan penentuan klasifikasi situs yang
didapatkan dari laporan hasil pengujian tanah, dapat disimpulkan bahwa
jenis tanah pada lokasi tersebut tergolong ke dalam kategori tanah medium
(SM).
Parameter

percepatan

gempa

terpetakan,

koefisien-koefisien

situs,

parameter-parameter respons spektral percepatan gempa maksimum yang


dipertimbangkan-tertarget (MCEr) dan parameter percepatan spektral
desain disajikan pada Tabel 2 Parameter Respon Spektral Jakarta Tanah
Lunak.
Tabel 2 Parameter Respon Spektral Jakarta Tanah Lunak
RESPON SPEKTRUM SNI 1726:2012
TANAH LUNAK (JAKARTA)
Ss
S1

0.7
0.3

Faktor keutamaan (Ie)


Tanah
Fa
Fv

1.0
lunak
1.3
2.8

g
Kategori Desain Seismik
g
Pasal 4.1.2 Tabel 2
Pasal 5.3.
Pasal 6.2
Pasal 6.2

SMS

0.91

Pasal 6.2

SM1

0.84

Pasal 6.2

SDS

0.607

Pasal 6.3

SD1

0.560

Pasal 6.3

T0

0.185

Pasal 6.4

Ts

0.923

Pasal 6.4

Grafik respon spektrum wilayah Jakarta dengan kelas situs SE (tanah lunak) yang
dipergunakan dalam permodelan dapat dilihat pada Gambar 1.

Desain Respon Spektrum Wilayah Jakarta Kelas Situs SE


(Tanah Lunak)
0.7
0.6
0.5
0.4
TANAH LUNAK
(JAKARTA)
Percepatan respon spektra (Sa) 0.3
0.2
0.1
0.0
0

0.5

1.5

2.5

Periode (detik)

Gambar 1 Spektrum Respon Desain Wilayah Jakarta Kelas Situs SE (tanah


lunak)

2. Kategori desain seismik


Kategori risiko bangunan gedung berdasarkan fungsi gedung perkantoran
adalah tergolong ke dalam Kategori Risiko II. Berdasarkan SNI 1726 pada
Gambar 2 Kategori desain seismic SNI 1726 :2012 (Hal 24-25, bangunan ini
berada pada kategori Risiko D.

Gambar

2 Kategori

desain

seismic SNI

1726 :

2012 (Hal

24-25)
3.

Pemilihan
sistem
struktur
(Pasal 7.2.1)

Jenis struktur atas : Sistem Ganda (core wall) dengan rangka pemikul
momen khusus yang mampu menahan paling sedikit 25 persen gaya
gempa yang ditetapkan.

Koefisien Modifikasi Respon (R) = 7


Faktor pembesaran defleksi (Cd) = 5.5

Damping ratio : D = 0,05

Jumlah ragam getar (mode shape) yang ditinjau = 12 mode

Kombinasi ragam dihitung dengan metode CQC

Tinjauan arah gempa = 0o dan 90o (bolak-balik)

2.4.2

Kombinasi Pembebanan
Kombinasi yang dilakukan untuk gaya-gaya dalam pada struktur adalah:

3.

1. U = 1.4 qDL

(Statik)

2. U = 1.2 qDL + 1.6 qLL

(Statik)

U = (1.2+0.2 SDS) qDL + 1.0 qLL (0.3)(1.0) EQx 1.0 EQy


4. U = (1.2+0.2 SDS)qDL + 1.0 qLL 1.0 EQx (0.3)(1.0) EQy
5. U = (0.9 - 0.2 SDS) qDL (0.3)(1.0) EQx 1.0 Eqy
6. U = (0.9 - 0.2 SDS) qDL 1.0 EQx (0.3)(1.0) EQy

ANALISA DINAMIK BEBAN GEMPA


3.1

Pemodelan Kekakuan Struktur Bangunan

Struktur dimodelisasi sebagai portal ruang 3-D dengan 6 derajat kebebasan


(degree of freedom / DOF) pada tiap nodal. Pelat lantai dimodelisasi sebagai
elemen membran sedangkan dinding geser dimodelkan sebagai elemen thick
shell.
Analisis yang dilakukan adalah analisis elastis di mana kekakuan EI yang
digunakan harus mewakili kekakuan komponen struktur sesaat sebelum
kegagalan. Dalam hal ini untuk memperhitungkan pengaruh beban aksial dan
adanya retak sepanjang bentang komponen struktur, telah digunakan
modifikasi kekakuan penampang retak untuk balok sebesar 0.35I g, (dimana
balok dimodelkan dengan menggunakan penampang T) dan kolom sebesar
0.7Ig.

3.2

Massa Struktur Bangunan

Beban gravitasi didefinisikan sesuai dengan besarnya beban .Besarnya berat


sendiri struktur dapat dihitung langsung oleh program analisa struktur
dengan memasukkan massa jenis material elemen struktur. Beban gravitasi
yang bekerja pada pelat lantai didistribusikan ke balok-balok keliling pelat
sesuai dengan tributari areanya. Beban dinding dan partisi bekerja langsung
pada balok sebagai beban garis, sedangkan beban lift bekerja sebagai beban
titik. Untuk perhitungan massa dinamik, diambil dari berat sendiri dari struktur
bangunan ditambah dengan beban mati lainnya serta 25% dari beban hidup
lantai.
3.3

Analisa Respon Spektrum


Analisa dinamik yang digunakan adalah analisa ragam respons spektrum,
yakni dengan memberlakukan suatu respons spektrum gempa rencana pada
suatu "model elemen hingga" dari struktur bangunan atas () dan kemudian
ditentukan respons struktur terhadap gempa rencana tersebut melalui
superposisi dari respons masing-masing ragamnya.

Gambar 3 Model 3-D untuk struktur bangunan atas

Sesuai SNI 1726 : 2012 Pasal 7.9.1, jumlah pola getar yang ditinjau dalam
penjumlahan respon ragam harus mencakup partisipasi massa paling sedikit
90% dari massa aktual dalam masing masing arah horisontal orthogonal.
Dalam analisa dinamik yang dilakukan, digunakan 12 pola ragam getar.
Kombinasi respons dari semua ragam yang berperan dilakukan dengan
metode complete quadratic combination (CQC) yaitu mengevaluasi respons
total maksimal dari tiap ragam respons yang terbesar.

Analisa Respons Spektrum ini dilakukan dengan menggunakan bantuan


program komputer ETABS. Data spektrum respon desain dimasukkan pada
file input yang dibaca langsung oleh program ETABS sebagai fungsi dari
waktu getar alami struktur. Waktu getar alami struktur dihitung langsung oleh
program, sehingga besaran spektrum respon desain dapat ditentukan secara
langsung untuk masing-masing ragam getar yang bersesuaian.

3.3.1

Pola Ragam Getar

Dilihat dari data geometri lantai pada Tabel 1. Data Tinggi Tingkat, Elevasi
dan Luas Bangunan, serta model 3-D pada , dapat dikatakan bahwa struktur
bangunan ini memiliki struktur yang cukup teratur. Pada Gambar 4 hingga
Gambar 6 ditampilkan 3 pola ragam getar yang pertama. Sedangkan pada
menyajikan Modal Participating Mass Ratios untuk tiap modenya. Jumlah
massa pada arah X, Y dan Rotasi Z telah mencapai 90% pada mode ke-10.

Gambar 4 Bentuk pola ragam getar 1 - translasi arah X (T = 2./64detik)

Gambar 5 Bentuk pola ragam getar 2 - translasi arah Y (T =2.638detik)

Gambar 6 Bentuk pola ragam getar 3 - torsi terhadap sumbu Z (T = 2.365detik)


3.3.2

Faktor Partisipasi Massa (Mass Participation Factor / MPF)


Sesuai SNI 1726 : 2012 Pasal 7.9.1, jumlah pola getar yang ditinjau dalam
penjumlahan respon ragam harus mencakup partisipasi massa paling sedikit
90% dari massa aktual dalam masing masing arah horisontal orthogonal.
Dalam analisa dinamik yang dilakukan, digunakan 12 pola ragam getar dan
partisipasi massa yang disumbangkan oleh masing-masing pola getar dapat
dilihat pada
berikut :

Tabel 3 Modal Participating Mass Ratios


Dari Tabel di atas terlihat bahwa 90% massa baru tercakup dalam 7 modes
pertama untuk arah-X dan 10 modes pertama untuk arah-Y. Dan 8 Modes
untuk rotasi Z.
3.3.3

Gaya Geser Tingkat (Story Shear) Hasil Analisa Dinamik

Dari analisa dinamik yang dilakukan dengan mengasumsikan adanya


perletakan jepit pada lantai dasar, didapat gaya geser pada tiap-tiap lantai
seperti yang ditampilkan pada Tabel 4 di bawah ini :
Tabel 4 Gaya geser tingkat akibat gempa (KN)

4.1

PERSYARATAN PERHITUNGAN STRUKTUR


Tujuan perencanaan struktur adalah untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil, cukup
kuat, mampu-layan, awet dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya seperti ekonomi dan
kemudahan pelaksanaan.

4.3.1

Perhitungan Elemen Struktur Beton


Selimut beton :
Kolom

: 40 mm

Sloof , pelat dan pondasi : 70 mm untuk bagian yang langsung


berhubungan dengan tanah) dan 30 mm
untuk

bagian

yang

tidak

berhubungan dengan tanah


Faktor Reduksi kekuatan :
lentur tanpa aksial

0.85

aksial tarik dan aksial tekan tanpa lentur = 0.85


geser

= 0.60

Rasio tulangan ( )
Rasio tulangan minimum (min)

= 1.4/fy
= 0.002 untuk pelat

Rasio tulangan maksimum (max)

= 0.75 b

1 =

0.85

langsung

Anda mungkin juga menyukai