PENDAHULUAN
Beban Mati
Beban mati adalah beban total dari seluruh berat sendiri Struktur. Beban
mati tersebut kami bagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Beban Mati akibat berat sendiri Struktur yang terdiri dari : balok, Plat
Beton dan kolom serta Struktur Dak Beton Atap.
2. Tambahan Beban Mati pada lantai akibat spesi, tegel (Keramik), langit-
langit, Finishing dan Kabel Ducting sebesar 200 kg/m2
3. Beban Mati dari dinding untuk setengah bata untuk Pas. Bata Merah 250
kg/m2 Bata Ringan 100 Kg/m2 sesuai (PPIUG) Tabel 2.1 Berat sendiri
bahan bangunan dan komponen gedung hal. 11.
Beban Hidup
Beban hidup lantai yang digunakan pada perencanaan struktur
GEDUNG MASJID AL-MAHFUD ini sesuai (PPIUG) Tabel 3.1 Beban Hidup pada
Lantai Gedung hal. 17 adalah
Beban Hidup Masjid sebesar 500 kg/m2
Beban Hidup Atap sebesar 100 kg/m2
Beban Angin
Beban angin yang digunakan pada perencanaan struktur GEDUNG
MASJID AL-MAHFUD ini adalah sebesar 25 kg/m2.
Beban Gempa
Beban gempa dilakukan secara statik ekivalen dengan tata cara yang
telah ditetapkan oleh PPTGIUG dan SNI 03-1726-2012 tentang Tata Cara
Perancangan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung. Peninjauan beban
gempa pada perencanaan struktur bangunan ini ditinjau secara analisa dinamis
3 dimensi. Fungsi response spectrum ditetapkan sesuai peta wilayah gempa
untuk daerah Surabaya – Jawa Timur Berdasarkan SNI 1726-2012, zonasi peta
gempa menggunakan peta gempa untuk probabilitas 2% terlampaui dalam 50
tahun atau memiliki periode ulang 2500 tahun. Untuk wilayah gempa
berdasarkan SNI 1726-2012 pasal 14, ditetapkan berdasarkan parameter Ss
(percepatan batuan dasar pada periode pendek 0,2 detik) dan S1 (percepatan
batuan dasar pada periode 1 detik).
Faktor keutamaan dari gedung ini yang merupakan bangunan Gedung
Rusunawa Gunuganyar memiliki faktor keutamaan gempa (Ie) 1,50, karena
sesuai tabel 1 SNI 1726-2012. Bangunan Gedung Masjid itu sendiri termasuk
dalam kategori resiko I V.
Gambar 2.1
Peta Spektra 0,2 Detik untuk Periode Ulang Gempa 2500 Tahun
(Sumber: SNI 1726 : 2012)
Gambar 2.2 Peta Spektra 1 Detik untuk Periode Ulang Gempa 2500 Tahun
(Sumber: SNI 1726 : 2012)
2.1 Kombinasi Pembebanan
Setelah diketahui beban – beban yang bekerja pada elemen struktur maka
dalam pendesainan elemen struktur digunakan kombinasi pembebanan untuk
mendapatkan pembebanan yang maksimum yang mungkin terjadi pada saat beban
bekerja secara individual maupun bersamaan.
Konfigurasi kombinasi pembebanan berdasarkan SNI 1726-2012 dapat
dilihat sebagai berikut :
- 1,4D
- 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau R)
- 1,2D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5W)
- 1,2D + 1,0W + L + 0,5(Lr atau R)
- 1,2D + 1,0E + 1,0 L
- 0,9D + 1,0W
- 0,9D + 1,0E
Sedangkan untuk desain pondasi, maka kombinasi pembebanan yang digunakan
adalah Kombinasi pembebanan ijin, yaitu sebagai berikut :
-D+L
-D+L+E
- D + (Lr atau R)
- D + 0,75L + 0.75 (Lr atau R)
- D + (0,6W atau 0,7E)
Dimana :
D = Dead Load (Beban Mati)
L = Life Load (Beban Hidup)
E = EarthQuake Load (Beban Gempa)
Lr = Life Roof (Beban Atap)
R = Rainfall Load (Beban Hujan)
W = Wind Load (Beban Angin)
BAB III
PEMODELAN DAN PEMBEBANAN STRUKTUR
Gambar 3.1
Pemodelan Struktur 3D Gedung GEDUNG MASJID AL-MAHFUD pada
Program SAP 2000 versi 20
Gambar 3.2
Tampak Depan Gedung GEDUNG MASJID AL-MAHFUD pada Program SAP 2000 versi 20
Gambar 3.3
Tampak Samping GEDUNG MASJID AL-MAHFUD pada Program SAP 2000 versi 20
Gambar 3.4
Tampak Atas Denah Balok dan Plat Lantai GEDUNG MASJID AL-MAHFUD Elv. + 4.00
pada Program SAP 2000 versi 20
1. Pelat Lantai
Pada elemen pelat ini memiliki dimensi terluas 3,00 m x 4,00 m dengan tebal
pelat 0,12 m. Berat sendiri elemen pelat ini dihitung sendiri dan dibebani beban
mati tambahan sebesar 150 kg/m2 dari berat bata, spesi, Berat Keramik, Berat
Ducting, Langit – Langit, Finishing dll. Untuk beban hidup, pelat lantai Masjid
untuk dibebani sebesar 500 kg/m2.
1.1 UMUM
Perhitungan elemen pelat diasumsikan sebagai elemen lentur
yang ditumpu pada keempat tepinya. Perhitungan gaya dalam untuk perhitungan
kebutuhan penulangan pelat dalam hal ini menggunakan koefisien momen
tabel 13.3.1 dan 13.3.2 PBI’71 dengan mengasumsikan pelat terjepit penuh
pada keempat tepinya.
1.3 PEMBEBANAN
Beban yang bekerja pada pelat secara umum meliputi beban mati dan
beban hidup. Adapun rincian besarnya beban adalah sebagai berikut :
DESIGN PLAT BETON Two Way Slab
Perencanaan Plat Dua Arah SNI 2847-2013 Bentang 4,00 m x 3,00 m
( koefisien plat pakai PBI' 71 )
Ly
β = 0.85
ρbalance =
= 0.0752604 0.71429
= 0.0538
0,25 𝑥 𝑓𝑐′
ρ min = (SNI 2847:2013 Pasal 10.5.1)
𝑓𝑦
= 0.00521
m = 𝑓𝑦
0,85. 𝑓𝑐′
= 11.294
= 4793637
9025000
DESIGN PLAT BETON Two Way Slab
= 0.531
=
= 0.002242
ρ_min , ρ_perlu , ρ_max harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
ρ_min<ρ_perlu<ρ_max =
0.00583 < 0.002242 < 0.04032 No Oke!
Maka dipakai
ρ min = 0.00583
As perlu = ρmin x b x d
= 554.17 mm2
= 5.54 cm2
Kontrol jarak spasi tulangan :
Smax = ≤ 2h
200 mm ≤ 2 x 120 mm
200 ≤ 240.00 mm Oke!
= 50240
216
= 232.59 mm
S pakai = 150.00 mm
Cek As terpasang :
Aspakai = 0,25 x π x ∅^2 x b
150.00
= 50240 > As (susut perlu)
150
= 334.93 mm2 > 216 Oke!
Pakai Besi tulangan Ø 8 - 150
= 2855034
7225000
= 0.395
=
= 0.001662
ρ_min , ρ_perlu , ρ_max harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
ρ_min<ρ_perlu<ρ_max =
0.00583 < 0.001662 < 0.04032 Oke!
Maka dipakai
DESIGN PLAT BETON Two Way Slab
ρ perlu = 0.00166
As perlu = ρmin x b x d
= 141.28 mm2
= 1.41 cm2
Kontrol jarak spasi tulangan :
Smax = ≤ 2h
200 mm ≤ 2 x 120 mm
200 ≤ 240.00 mm Oke!
= 50240
216
= 232.59 mm
S pakai = 150.00 mm
Cek As terpasang :
Aspakai = 0,25 x π x ∅^2 x b
150.00
= 50240 > As (susut perlu)
150
= 334.93 mm2 > 216 Oke!
Pakai Besi tulangan Ø 8 - 150
= 10292220
9025000
= 1.140
=
= 0.004887
ρ_min , ρ_perlu , ρ_max harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
ρ_min<ρ_perlu<ρ_max =
0.00583 < 0.004887 < 0.04032 No Oke!
Maka dipakai
ρ min = 0.00583
= 50240
216
= 232.59 mm
S pakai = 150.00 mm
Cek As terpasang :
Aspakai = 0,25 x π x ∅^2 x b
150.00
= 50240 > As (susut perlu)
150
= 334.93 mm2 > 216 Oke!
Pakai Besi tulangan Ø 8 - 150
= 9040940
7225000
= 1.251
=
= 0.005377
ρ_min , ρ_perlu , ρ_max harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
ρ_min<ρ_perlu<ρ_max =
0.00583 < 0.005377 < 0.04032 Oke!
Maka dipakai
ρ perlu = 0.00583
As perlu = ρmin x b x d
= 495.83 mm2
= 4.96 cm2
Kontrol jarak spasi tulangan :
Smax = ≤ 2h
200 mm ≤ 2 x 120 mm
200 ≤ 240.00 mm Oke!
= 50240
216
= 232.59 mm
S pakai = 150.00 mm
Cek As terpasang :
Aspakai = 0,25 x π x ∅^2 x b
150.00
= 50240 > As (susut perlu)
150
= 334.93 mm2 > 216 Oke!
Pakai Besi tulangan Ø 8 - 150
BAB V
PERHITUNGAN BALOK
PERHITUNGAN STRUKTUR BALOK
A. DATA BALOK B1 35/60
BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 24.90 MPa
B. PERHITUNGAN TULANGAN
3. TULANGAN GESER
BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
B. PERHITUNGAN TULANGAN
Pu Desain = 652,20 KN
M3 = 34,03 KN
M2 = 46,70 kN
= ¼ x 400mm =100 mm
= 16 mm x 6 = 96 mm
S = 100 mm
Sengkang Tumpuan Ø10 – 100 Sengkang Lapangan Ø10 – 150 untuk Kolom Lantai 1
BAB VII
PERHITUNGAN SLOOF
BAB VIII
PERHITUNGAN PONDASI
7.1 UMUM
Pondasi merupakan bangunan struktur bawah yang berfungsi sebagai
perantara dalam meneruskan beban bagian atas dan gaya-gaya yang bekerja pada
pondasi tersebut ke tanah pendukung di bawahnya tanpa terjadi penurunan tak
sama (differential settlement) pada sistem strukturnya, juga tanpa terjadinya
keruntuhan pada tanah.
Berdasarkan Hasil Analisa Software SAP. Versi 20, maka hasil gaya – gaya
dalam yang terjadi pada GEDUNG MASJID AL-MAHFUD