Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Secara garis besar suatu perencanaan gedung meliputi tiga aspek penting
yaitu perencanaan struktur, perencanaan arsitektural, dan perencanaan mekanikal
dan elektrikal. Jika ketiga aspek perencanaan ini dapat dicapai secara optimal maka
dapat dipastikan gedung dapat berfungsi maksimal sebagaimana yang
direncanakan. Demikian juga dengan Masjid Al- Mahfud ini, perencanaan
Puskesmas gedung ini juga meliputi tiga aspek tersebut dan pada bagian ini
disajikan khusus untuk perhitungan struktur bangunan gedung tersebut.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Dari latar belakang di atas, maka maksud dan tujuan dari perencanaan ini
adalah memperoleh perencanaan detail struktur baru yang efisien dengan
dimensi kolom, pondasi dan balok yang paling optimum.

1.3 RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Agar tercapai maksud dan tujuan tersebut maka lingkup pekerjaan yang
perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a) Melakukan perhitungan detail elemen struktur balok dan Sloof secara
keseluruhan.
b) Melakukan perhitungan struktur kolom.
c) Melakukan evaluasi daya dukung pondasi.

1.4 PERATURAN – PERATURAN YANG DIGUNAKAN DALAM


PERENCANAAN
Perencanaan struktur baru yang dilakukan mengikuti ketentuan-ketentuan
dan peraturan-peraturan yang berlaku antara lain :
1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Bangunan Gedung tahun
1987 (PPIUBG 1987).
2. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) untuk
Bangunan Gedung tahun 1987 (PPIUBG 1984).
3. SNI 03-2847-2013 tentang Tata Cara Perancangan Perhitungan Struktur
Beton Bangunan Gedung.
4. SNI 03-1726-2012 tentang Tata Cara Perancangan Ketahanan Gempa
untuk Bangunan Gedung.
5. Standart-standart lain sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku.

1.5 METODE PERENCANAAN


Metode perencanaan yang dilakukan berupa perencanaan struktur beton
bertulang dengan mutu beton fc’ = 25 MPa atau mutu beton K-300 Dari data
perencanaan awal, diketahui bahwa fungsi bangunan sebagai Gedung Bangunan
Kesehatan dengan beban hidup Aula / Masjid rencana 500 kg/m2 sesuai (PPIUG)
Tabel 3.1 Beban Hidup pada Lantai Gedung hal. 17. Berdasarkan beban mati yang
berupa beban sendiri struktur dan beban hidup, dilakukan perencanaan dengan
simulasi komputer dalam bentuk rangka terbuka. Program bantu yang digunakan
dalam perencanaan ini adalah program SAP 2000 versi 20. Dan dari simulasi
komputer, akan didapatkan gaya-gaya dalam dari struktur yang kita rencanakan.
Setelah didapatkan gaya-gaya dalam dari perencanaan struktur, kemudian dilakukan
analisa kekuatan penampang perencanaan struktur dan hasil analisa kekuatan
penampang kemudian dilakukan evaluasi struktur terhadap perencanaan yang ada.
BAB II
KRITERIA PERENCANAAN

2.1 DATA - DATA BANGUNAN GEDUNG MASJID AL-MAHFUD


Nama Gedung : GEDUNG MASJID AL-MAHFUD
Lokasi Proyek : Wringinanom Kabupaten Gresik
Fungsi Bangunan : Sarana Ibadah Warga
Jenis Gedung : Beton Bertulang dengan Atap Dak Beton
Jumlah Lantai : 2 (Lantai)
Struktur Bangunan : Beton Bertulang
Struktrur Atap : Konstruksi Baja Ringan
Struktur Pondasi : Pondasi Strouss dia. 30 cm
Tinggi Bangunan : + 13,45 m
Panjang gedung : 14,45 m
Lebar gedung : 12,00 m

2.2 DATA MATERIAL


Data material struktur yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Mutu beton yang digunakan untuk struktur gedung ini adalah fc’ = 25 MPa (K-
300)
2. Mutu baja yang digunakan untuk tulangan struktur gedung ini adalah :
 BJ TD 𝑓𝑦 = 390 MPa
 BJ TP 𝑓𝑦 = 240 MPa

2.3 PERENCANAAN PEMBEBANAN


2.3.1 Umum
Pembebanan yang bekerja pada struktur GEDUNG MASJID AL-MAHFUD
ini didasarkan pada Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Bangunan Gedung
tahun 1987 (PPIUBG 1987). Dengan beban-beban yang harus diperhatikan :

 Beban Mati
Beban mati adalah beban total dari seluruh berat sendiri Struktur. Beban
mati tersebut kami bagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Beban Mati akibat berat sendiri Struktur yang terdiri dari : balok, Plat
Beton dan kolom serta Struktur Dak Beton Atap.
2. Tambahan Beban Mati pada lantai akibat spesi, tegel (Keramik), langit-
langit, Finishing dan Kabel Ducting sebesar 200 kg/m2
3. Beban Mati dari dinding untuk setengah bata untuk Pas. Bata Merah 250
kg/m2 Bata Ringan 100 Kg/m2 sesuai (PPIUG) Tabel 2.1 Berat sendiri
bahan bangunan dan komponen gedung hal. 11.

 Beban Hidup
Beban hidup lantai yang digunakan pada perencanaan struktur
GEDUNG MASJID AL-MAHFUD ini sesuai (PPIUG) Tabel 3.1 Beban Hidup pada
Lantai Gedung hal. 17 adalah
 Beban Hidup Masjid sebesar 500 kg/m2
 Beban Hidup Atap sebesar 100 kg/m2

 Beban Angin
Beban angin yang digunakan pada perencanaan struktur GEDUNG
MASJID AL-MAHFUD ini adalah sebesar 25 kg/m2.

 Beban Gempa
Beban gempa dilakukan secara statik ekivalen dengan tata cara yang
telah ditetapkan oleh PPTGIUG dan SNI 03-1726-2012 tentang Tata Cara
Perancangan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung. Peninjauan beban
gempa pada perencanaan struktur bangunan ini ditinjau secara analisa dinamis
3 dimensi. Fungsi response spectrum ditetapkan sesuai peta wilayah gempa
untuk daerah Surabaya – Jawa Timur Berdasarkan SNI 1726-2012, zonasi peta
gempa menggunakan peta gempa untuk probabilitas 2% terlampaui dalam 50
tahun atau memiliki periode ulang 2500 tahun. Untuk wilayah gempa
berdasarkan SNI 1726-2012 pasal 14, ditetapkan berdasarkan parameter Ss
(percepatan batuan dasar pada periode pendek 0,2 detik) dan S1 (percepatan
batuan dasar pada periode 1 detik).
Faktor keutamaan dari gedung ini yang merupakan bangunan Gedung
Rusunawa Gunuganyar memiliki faktor keutamaan gempa (Ie) 1,50, karena
sesuai tabel 1 SNI 1726-2012. Bangunan Gedung Masjid itu sendiri termasuk
dalam kategori resiko I V.
Gambar 2.1
Peta Spektra 0,2 Detik untuk Periode Ulang Gempa 2500 Tahun
(Sumber: SNI 1726 : 2012)

Gambar 2.2 Peta Spektra 1 Detik untuk Periode Ulang Gempa 2500 Tahun
(Sumber: SNI 1726 : 2012)
2.1 Kombinasi Pembebanan
Setelah diketahui beban – beban yang bekerja pada elemen struktur maka
dalam pendesainan elemen struktur digunakan kombinasi pembebanan untuk
mendapatkan pembebanan yang maksimum yang mungkin terjadi pada saat beban
bekerja secara individual maupun bersamaan.
Konfigurasi kombinasi pembebanan berdasarkan SNI 1726-2012 dapat
dilihat sebagai berikut :
- 1,4D
- 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau R)
- 1,2D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5W)
- 1,2D + 1,0W + L + 0,5(Lr atau R)
- 1,2D + 1,0E + 1,0 L
- 0,9D + 1,0W
- 0,9D + 1,0E
Sedangkan untuk desain pondasi, maka kombinasi pembebanan yang digunakan
adalah Kombinasi pembebanan ijin, yaitu sebagai berikut :
-D+L
-D+L+E
- D + (Lr atau R)
- D + 0,75L + 0.75 (Lr atau R)
- D + (0,6W atau 0,7E)

Dimana :
D = Dead Load (Beban Mati)
L = Life Load (Beban Hidup)
E = EarthQuake Load (Beban Gempa)
Lr = Life Roof (Beban Atap)
R = Rainfall Load (Beban Hujan)
W = Wind Load (Beban Angin)
BAB III
PEMODELAN DAN PEMBEBANAN STRUKTUR

3.1 PERMODELAN STRUKTUR


Urutan dan tahapan permodelan struktur dimasukkan sesuai dengan
gambar rencana dan parameter-parameter material dan pembebanan
dimasukkan sesuai dengan spesifikasi dari material yang digunakan. Setelah
permodelan dan analisa struktur maka tahapan berikutnya adalah evaluasi
pendetilan elemen struktur dari permodelan tersebut..

Adapun perencanaan struktur GEDUNG MASJID AL-MAHFUD ini


dilakukan pemodelan berupa rangka portal terbuka. Pemodelan dari struktur ini
menggunakan program SAP 2000 versi 20 Pemodelan struktur dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

Gambar 3.1
Pemodelan Struktur 3D Gedung GEDUNG MASJID AL-MAHFUD pada
Program SAP 2000 versi 20
Gambar 3.2
Tampak Depan Gedung GEDUNG MASJID AL-MAHFUD pada Program SAP 2000 versi 20

Gambar 3.3
Tampak Samping GEDUNG MASJID AL-MAHFUD pada Program SAP 2000 versi 20
Gambar 3.4
Tampak Atas Denah Balok dan Plat Lantai GEDUNG MASJID AL-MAHFUD Elv. + 4.00
pada Program SAP 2000 versi 20

3.2 PEMBEBANAN STRUKTUR


3.2.1 Pembebanan
GEDUNG MASJID AL-MAHFUD

1. Pelat Lantai
Pada elemen pelat ini memiliki dimensi terluas 3,00 m x 4,00 m dengan tebal
pelat 0,12 m. Berat sendiri elemen pelat ini dihitung sendiri dan dibebani beban
mati tambahan sebesar 150 kg/m2 dari berat bata, spesi, Berat Keramik, Berat
Ducting, Langit – Langit, Finishing dll. Untuk beban hidup, pelat lantai Masjid
untuk dibebani sebesar 500 kg/m2.

2. Pelat Lantai Atap


Pada elemen pelat ini memiliki dimensi terluas 3,00m x 4,00m dengan tebal
pelat 0,10 m. Berat sendiri elemen pelat ini dihitung sendiri dan dibebani beban
mati tambahan sebesar 100 kg/m2 dari berat spesi, plafond, dll. sedangkan
Beban Mati tambahan Air tandon atas sebesar 2 m3 x 2, Untuk beban hidup,
pelat lantai Atap dibebani sebesar 100 kg/m2.
BAB IV
PERHITUNGAN PLAT

1.1 UMUM
Perhitungan elemen pelat diasumsikan sebagai elemen lentur
yang ditumpu pada keempat tepinya. Perhitungan gaya dalam untuk perhitungan
kebutuhan penulangan pelat dalam hal ini menggunakan koefisien momen
tabel 13.3.1 dan 13.3.2 PBI’71 dengan mengasumsikan pelat terjepit penuh
pada keempat tepinya.

1.2 DATA MATERIAL


Dalam perencanaan tulangan pelat, material yang dipergunakan
dalam hal ini meliputi :
Tebal Pelat Lantai = 120 mm
Tebal Pelat Atap = 100 mm
Tebal Selimut = 20 mm
Dia.Tul Ø = 10 mm
fc' = 25 MPa
Fy = 240 MPa

1.3 PEMBEBANAN
Beban yang bekerja pada pelat secara umum meliputi beban mati dan
beban hidup. Adapun rincian besarnya beban adalah sebagai berikut :
DESIGN PLAT BETON Two Way Slab
Perencanaan Plat Dua Arah SNI 2847-2013 Bentang 4,00 m x 3,00 m
( koefisien plat pakai PBI' 71 )

Data Masukan Beban mati :


fy = 240 MPa Berat sendiri plat ( tebal Plat 12 cm ) 2825.28
fc' = 25 MPa Tegel + Spesi 1765.8
Berat Jenis Beton = 23.5 kN/m³ Plafond + Penggantung 176.58
Beban Mati (qD) = 5209.1 N/m2 Peralatan AC + Ducting 441.45 +
Beban Hidup (qL) = 4905 N/m2 5209.11 N/m2
Asumsi Tebal Plat (ht) = 120 mm
Penutup beton (Pb) = 20 mm Beban Hidup : Masjid = 500 x 9,81
Ly (panjang) = 4 m 4905.00 N/m2
Lx (pendek) = 3 m
Tipe Tumpuan (1-19) = 12 (lihat sheet TYPE) Beban berfaktor yang bekerja pada plat :
Diameter Tul. Yang dipakai = 10 mm 1,2 x ( 4767,66 ) + 1,6 x ( 3924,00 ) 14098.93 N/m2
Diameter Tul. Yang dipakai = 8 mm
Lx
3

Ly

Beban Mati = 5209.1 N/m²


Beban berfaktor (qu) = 1.2qD + 1.6qL
= 14098.932 N/m² = 1.2×(5209.11) + 1.6×4905

Momen Lapangan / Tumpuan


Ly/Lx = 1.4 >2 jadi Termasuk Pelat 2 (dua) arah
CLx = 34
CLy = 18 dari sheets
CTx = 73 "TABELPBI 71"
CTy = 57
Mlx= +0.001q(CLx)(Lx)² = 4314.27 N/m² = + 0.001 × 34 × 14098.932 × 3²
Mly= +0.001q(CLy)(Lx)² = 2284.03 N/m² = + 0.001 × 18 × 14098.932 × 3²
Mtx= -0.001q(CTx)(Lx)² = 9263.00 N/m² = - 0.001 × 73 × 14098.932 × 3²
Mty= +0.001q(CTy)(Lx)² = 7232.75 N/m² = - 0.001 × 57 × 14098.932 × 3²

Perhitungan penentuan tulangan pelat


dx = tebal pelat – decking – ½ D tulangan
= 95 120 - 20 - ½ x 10
dy = tebal pelat – decking – D tulangan – ½ D tulangan
= 85 120 - 20 - 10 - ½ x 10

β = 0.85
ρbalance =

= 0.0752604 0.71429
= 0.0538

ρmax = 0,75 . ρbalance


= 0.0403
ρ min = 1,4/fy
= 0.00583

0,25 𝑥 𝑓𝑐′
ρ min = (SNI 2847:2013 Pasal 10.5.1)
𝑓𝑦
= 0.00521

m = 𝑓𝑦
0,85. 𝑓𝑐′
= 11.294

Penulangan Daerah Lapangan


Tulangan Lapangan Arah X :
b : 1000 mm
Mlx = 4314.27 N/m2 4314273 N/mm²
Mn = 𝑚𝑙𝑥 nilai Ø = 0,8

= 4793.637 N/m2 5392841 N/mm²
Rn =

= 4793637
9025000
DESIGN PLAT BETON Two Way Slab
= 0.531
=

= 0.002242
ρ_min , ρ_perlu , ρ_max harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
ρ_min<ρ_perlu<ρ_max =
0.00583 < 0.002242 < 0.04032 No Oke!
Maka dipakai
ρ min = 0.00583

As perlu = ρmin x b x d
= 554.17 mm2
= 5.54 cm2
Kontrol jarak spasi tulangan :
Smax = ≤ 2h
200 mm ≤ 2 x 120 mm
200 ≤ 240.00 mm Oke!

Dipakai tulangan Besi Diameter 10 mm sehingga jarak antar tulangan :


S = 0,25 x π x ∅^2 x b
As perlu
= 141.65 mm
= 141.65 mm < 200 Oke!
S Pakai = 125 mm
Cek As Pakai : = 0,25 x π x ∅^2 x b > As perlu
125
= 628.00 mm2 > 554.17 Oke!
= 6.28 cm2 > 5.54 Oke!
Pakai Besi tulangan Ø 10 - 125

Kontrol perlu tulangan susut + suhu :


(SNI 2847:2013 pasal 7.12.2.1)
ρ(susut pakai) = 0.0018
As (susut perlu) = 0,0018 x b x h
2
= 216 mm

Kontrol jarak spasi tulangan susut :


Smax ≤ 5h
450 ≤ 5 x 120 mm
450 ≤ 600 mm Oke!

Dipakai tulangan Ø 8 mm sehingga jarak antar tulangan :


S =

= 50240
216
= 232.59 mm
S pakai = 150.00 mm

Cek As terpasang :
Aspakai = 0,25 x π x ∅^2 x b
150.00
= 50240 > As (susut perlu)
150
= 334.93 mm2 > 216 Oke!
Pakai Besi tulangan Ø 8 - 150

Tulangan Lapangan Arah Y :


Mly = 2284.03 N/m2 2284027 N/mm²
Mn = 𝑚𝑙𝑦 nilai Ø = 0,8 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.1)

= 2855.034 N/m2 2855034 N/mm²
Rn =

= 2855034
7225000
= 0.395
=

= 0.001662
ρ_min , ρ_perlu , ρ_max harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
ρ_min<ρ_perlu<ρ_max =
0.00583 < 0.001662 < 0.04032 Oke!
Maka dipakai
DESIGN PLAT BETON Two Way Slab
ρ perlu = 0.00166

As perlu = ρmin x b x d
= 141.28 mm2
= 1.41 cm2
Kontrol jarak spasi tulangan :
Smax = ≤ 2h
200 mm ≤ 2 x 120 mm
200 ≤ 240.00 mm Oke!

Dipakai tulangan Ø 10 mm sehingga jarak antar tulangan :


S = 0,25 x π x ∅^2 x b
As perlu
= 555.64 mm
= 555.64 mm < 200 No Oke!
S Pakai = 125 mm
Cek As Pakai : = 0,25 x π x ∅^2 x b > As perlu
125
= 628.00 mm2 > 141.28 Oke!
= 6.28 cm2 > 1.41 Oke!
Pakai Besi tulangan Ø 10 - 125

Kontrol perlu tulangan susut + suhu :


(SNI 2847:2013 pasal 7.12.2.1)
ρ(susut pakai) = 0.0018
As (susut perlu) = 0,0018 x b x h
2
= 216 mm

Kontrol jarak spasi tulangan susut :


Smax ≤ 5h
450 ≤ 5 x 120 mm
450 ≤ 600 mm Oke!

Dipakai tulangan Ø 8 mm sehingga jarak antar tulangan :


S =

= 50240
216
= 232.59 mm
S pakai = 150.00 mm

Cek As terpasang :
Aspakai = 0,25 x π x ∅^2 x b
150.00
= 50240 > As (susut perlu)
150
= 334.93 mm2 > 216 Oke!
Pakai Besi tulangan Ø 8 - 150

Penulangan Daerah Tumpuan


Tulangan Tumpuan Arah X :
b : 1000 mm
Mtx = 9263.00 N/m2 9262998 N/mm²
Mn = 𝑚𝑡𝑥 nilai Ø = 0,9 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.1)

= 10292.220 N/m2 10292220 N/mm²
Rn =

= 10292220
9025000
= 1.140
=

= 0.004887
ρ_min , ρ_perlu , ρ_max harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
ρ_min<ρ_perlu<ρ_max =
0.00583 < 0.004887 < 0.04032 No Oke!
Maka dipakai
ρ min = 0.00583

As perlu = ρmin x b x d 141.65


= 554.17 mm2
= 5.54 cm2
Kontrol jarak spasi tulangan :
DESIGN PLAT BETON Two Way Slab
Smax = ≤ 2h
200 mm ≤ 2 x 120 mm
200 ≤ 240.00 mm Oke!

Dipakai tulangan Ø 10 mm sehingga jarak antar tulangan :


S = 0,25 x π x ∅^2 x b
As perlu
= 141.65 mm
= 141.65 mm > 200 Oke!
S Pakai = 125 mm
Cek As Pakai : = 0,25 x π x ∅^2 x b > As perlu
125
= 628.00 mm2 > 554.17 Oke!
= 6.28 cm2 > 5.54 Oke!
Pakai Besi tulangan Ø 10 - 125

Kontrol perlu tulangan susut + suhu :


(SNI 2847:2013 pasal 7.12.2.1)
ρ(susut pakai) = 0.0018
As (susut perlu) = 0,0018 x b x h
2
= 216 mm

Kontrol jarak spasi tulangan susut :


Smax ≤ 5h
450 ≤ 5 x 120 mm
450 ≤ 600 mm Oke!

Dipakai tulangan Ø 8 mm sehingga jarak antar tulangan :


S =

= 50240
216
= 232.59 mm
S pakai = 150.00 mm

Cek As terpasang :
Aspakai = 0,25 x π x ∅^2 x b
150.00
= 50240 > As (susut perlu)
150
= 334.93 mm2 > 216 Oke!
Pakai Besi tulangan Ø 8 - 150

Tulangan Lapangan Arah Y :


Mty = 7232.75 N/m2 7232752 N/mm²
Mn = 𝑚𝑡𝑦 nilai Ø = 0,8

= 9040.940 N/m2 9040940 N/mm²
Rn =

= 9040940
7225000
= 1.251
=

= 0.005377
ρ_min , ρ_perlu , ρ_max harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
ρ_min<ρ_perlu<ρ_max =
0.00583 < 0.005377 < 0.04032 Oke!
Maka dipakai
ρ perlu = 0.00583

As perlu = ρmin x b x d
= 495.83 mm2
= 4.96 cm2
Kontrol jarak spasi tulangan :
Smax = ≤ 2h
200 mm ≤ 2 x 120 mm
200 ≤ 240.00 mm Oke!

Dipakai tulangan Ø 10 mm sehingga jarak antar tulangan :


S = 0,25 x π x ∅^2 x b
As perlu
= 158.32 mm
DESIGN PLAT BETON Two Way Slab
= 158.32 mm > 200 Oke!
S Pakai = 125 mm
Cek As Pakai : = 0,25 x π x ∅^2 x b > As perlu
125
= 628.00 mm2 > 495.83 Oke!
= 6.28 cm2 > 4.96 Oke!
Pakai Besi tulangan Ø 10 - 125

Kontrol perlu tulangan susut + suhu :


(SNI 2847:2013 pasal 7.12.2.1)
ρ(susut pakai) = 0.0018
As (susut perlu) = 0,0018 x b x h
2
= 216 mm

Kontrol jarak spasi tulangan susut :


Smax ≤ 5h
450 ≤ 5 x 120 mm
450 ≤ 600 mm Oke!

Dipakai tulangan Ø 8 mm sehingga jarak antar tulangan :


S =

= 50240
216
= 232.59 mm
S pakai = 150.00 mm

Cek As terpasang :
Aspakai = 0,25 x π x ∅^2 x b
150.00
= 50240 > As (susut perlu)
150
= 334.93 mm2 > 216 Oke!
Pakai Besi tulangan Ø 8 - 150
BAB V
PERHITUNGAN BALOK
PERHITUNGAN STRUKTUR BALOK
A. DATA BALOK B1 35/60

BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 24.90 MPa

Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa


Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 240 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 350 mm
Tinggi balok h= 600 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, D= 19 mm
Diameter sengkang (deform) yang digunakan, Ø= 10 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 40 mm

MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA


Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu+ = 183.370 kNm
Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu - = 234.138 kNm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 165.736 kN

B. PERHITUNGAN TULANGAN

Untuk : fc' ≤ 30 MPa, b1 = 0.85


Untuk : fc' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  b1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0270
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1 – ½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 6.5473
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  + D/2 = 59.50 mm
Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = 5.25
Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns = 5 bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * d s ) / ( n s - 1 ) = 34.00 mm
Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 = 44.00 mm

1. TULANGAN MOMEN POSITIF

Momen positif nominal rencana, Mn = Mu+ / f = 229.212 kNm


Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 60 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 540.50 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 2.2417
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00594
Rasio tulangan minimum, rmin =  fc' / ( 4 * fy ) = 0.00312
Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / fy = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.00594
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 1123 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = A s / ( p / 4 * D2 ) = 3.962
Digunakan tulangan, 5 D 19
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D =2
1418 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 1.00
As' Terpakai 50% x As As' = 0,5 * As = 562 mm2
Digunakan tulangan, As'Terpakai 50% x As 3 D 19
2
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D = 851 mm2
nb < 3  (OK)
Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak
ke ni yi ni * yi
1 6 59.50 357.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 6 S [ ni * yi ] = 357
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 59.50 mm
59.50 < 60  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 540.50 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 76.549 mm
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 284.791 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 227.833 kNm
Syarat : f * Mn ≥ Mu+
227.833 > 183.370  AMAN (OK)

2. TULANGAN MOMEN NEGATIF

Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu- / f = 292.672 kNm


Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 60 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 540.50 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 2.8623
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00772
Rasio tulangan minimum, rmin =  fc' / ( 4 * fy ) = 0.00312
Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / fy = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.00772
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 1460 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = A s / ( p / 4 * D2 ) = 5.150
Digunakan tulangan, 7 D 19
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D =2
1985 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 1.40
As' Terpakai 50% x As As' = 0,5 * As = 730 mm2
Digunakan tulangan, As'Terpakai 50% x As 4 D 19
2
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D = 1134 mm2
nb < 3  (OK)
Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak
ke ni yi ni * yi
1 7 59.50 416.50
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 7 S [ ni * yi ] = 416.5
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 59.50 mm
59.50 < 60  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 540.5 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 107.169 mm
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 386.553 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 309.242 kNm
Syarat : f * Mn ≥ Mu -

309.242 > 234.138  AMAN (OK)

3. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 165.736 kN


Faktor reduksi kekuatan geser, f= 0.60
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240 MPa
Kuat geser beton, Vc = (√ fc') / 6 * b * d * 10-3 = 157.330 kN
Tahanan geser beton, f * Vc = 94.398 kN
 Perlu tulangan geser
Tahanan geser sengkang, f * Vs = Vu - f * Vc = 71.338 kN
Kuat geser sengkang, Vs = 118.897 kN
Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10
Luas tulangan geser sengkang, Av = n s * p / 4 * P =2
157.08 mm2
3
Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * fy * d / ( Vs * 10 ) = 171.38 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = d / 2 = 270.25 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = 250.00 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 171.38 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 170 mm
Digunakan sengkang, 2 Ø 10
GAMBAR DETAIL PENULANGAN BALOK B1 35x60
PERHITUNGAN STRUKTUR BALOK
A. DATA BALOK B2 20/40

BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa

Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa


Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 240 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 200 mm
Tinggi balok h= 400 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, D= 16 mm
Diameter sengkang (deform) yang digunakan, D= 10 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 40 mm

MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA


Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu+ = 71.655 kNm
Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu - = 33.775 kNm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 79.564 kN

B. PERHITUNGAN TULANGAN

Untuk : fc' ≤ 30 MPa, b1 = 0.85


Untuk : fc' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  b1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0270
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1 – ½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 6.5473
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  + D/2 = 58.00 mm
Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = 2.05
Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns = 2 bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * d s ) / ( n s - 1 ) = 52.00 mm
Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 = 41.00 mm

1. TULANGAN MOMEN POSITIF

Momen positif nominal rencana, Mn = Mu+ / f = 89.569 kNm


Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 58 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 342.00 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 3.8289
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.01064
Rasio tulangan minimum, rmin =  fc' / ( 4 * fy ) = 0.00312
Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / fy = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.01064
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 728 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = A s / ( p / 4 * D2 ) = 3.621
Digunakan tulangan, 4 D 16
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D =2
804 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 2.00
As' Terpakai 50% x As As' = 0,5 * As = 364 mm2
Digunakan tulangan, As'Terpakai 50% x As 2 D 16
2
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D = 402 mm2
nb < 3  (OK)
Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak
ke ni yi ni * yi
1 3 58.00 174.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 3 S [ ni * yi ] = 174
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 58.00 mm
58.00 < 58  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 342.00 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 75.998 mm
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 97.797 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 78.237 kNm
Syarat : f * Mn ≥ Mu+
78.237 > 71.655  AMAN (OK)

2. TULANGAN MOMEN NEGATIF

Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu- / f = 42.219 kNm


Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 58 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 342.00 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 1.8048
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00472
Rasio tulangan minimum, rmin =  fc' / ( 4 * fy ) = 0.00312
Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / fy = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.00472
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 323 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = A s / ( p / 4 * D2 ) = 1.607
Digunakan tulangan, 4 D 16
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D =2
804 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 2.00
As' Terpakai 50% x As As' = 0,5 * As = 162 mm2
Digunakan tulangan, As'Terpakai 50% x As 2 D 16
2
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D = 402 mm2
nb < 3  (OK)

Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak


ke ni yi ni * yi
1 4 58.00 232.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 4 S [ ni * yi ] = 232
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 58.00 mm
58.00 < 58  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 342.0 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 75.998 mm
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 97.797 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 78.237 kNm
Syarat : f * Mn ≥ Mu -

78.237 > 33.775  AMAN (OK)


3. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 79.564 kN


Faktor reduksi kekuatan geser, f= 0.60
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240 MPa
Kuat geser beton, Vc = (√ fc') / 6 * b * d * 10-3 = 56.886 kN
Tahanan geser beton, f * Vc = 34.132 kN
 Perlu tulangan geser
Tahanan geser sengkang, f * Vs = Vu - f * Vc = 45.433 kN
Kuat geser sengkang, Vs = 75.721 kN
Digunakan sengkang berpenampang : 2 P 10
Luas tulangan geser sengkang, Av = n s * p / 4 * P =2
157.08 mm2
3
Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * fy * d / ( Vs * 10 ) = 170.27 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = d / 2 = 171.00 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = 250.00 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 170.27 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 170 mm
Digunakan sengkang, 2 P 10 150
BAB VI
PERHITUNGAN KOLOM

Data Desain Kolom :

Mutu beton f’c : 25 Mpa

Tinggi Kolom Lt.1 : 4.00 m

Diameter tulangan lentur : D 19 mm

Diameter tulangan geser : D 10 mm

fy lentur : 400 Mpa

fy geser : 240 Mpa

Pu Desain = 652,20 KN

M3 = 34,03 KN

M2 = 46,70 kN

Gambar Hasil Output PCacol


Digunakan Besi Kolom K1 Tul. Utama 12 D 19

spasi maximum (SNI Pasal 21.6.4.3). Spasi maksimum diambil

dari nilai yang terkecil antara :

s = ¼ dimensi penampang kolom terkecil

= ¼ x 400mm =100 mm

S = 6 kali diameter tulangan longitudinal

= 16 mm x 6 = 96 mm

S = 100 mm

jadi Sengkang Kolom gunakan D10 dengan 2 kaki

Sengkang Tumpuan Ø10 – 100 Sengkang Lapangan Ø10 – 150 untuk Kolom Lantai 1
BAB VII
PERHITUNGAN SLOOF
BAB VIII
PERHITUNGAN PONDASI

7.1 UMUM
Pondasi merupakan bangunan struktur bawah yang berfungsi sebagai
perantara dalam meneruskan beban bagian atas dan gaya-gaya yang bekerja pada
pondasi tersebut ke tanah pendukung di bawahnya tanpa terjadi penurunan tak
sama (differential settlement) pada sistem strukturnya, juga tanpa terjadinya
keruntuhan pada tanah.

Berdasarkan Hasil Analisa Software SAP. Versi 20, maka hasil gaya – gaya
dalam yang terjadi pada GEDUNG MASJID AL-MAHFUD

Gambar Titik Joint Reaksi

Anda mungkin juga menyukai