Anda di halaman 1dari 56

Laporan Analisa Struktur

Bangunan Wall Climbing Type Speed


UNESA Lidah Wetan, Surabaya

September 2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bangunan merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat, bangunan memberi
manfaat bagi penghuninya untuk berlindung dari pengaruh keadaan alam sekitar
(hujan, sinar matahari, angin, dll.), serta merupakan tempat untuk beristirahat setelah
bertugas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Agar seluruh fungsi diatas dapat terpenuhi, dalam mendesain bangunan tidak bisa
tanpa perencanaan yang baik, karena banyak kejadian bangunan yang roboh akibat
desain yang kurang baik (tidak sesuai standar SNI). Bisa karena tidak mampu
menahan beban gempa, penurunan pada pondasi, desain struktur balok dan kolom
yang kurang baik, dll.

Maka dari itu perlu adanya perencanaan struktur yang baik, yaitu perencanaan struktur
yang mengacu pada peraturan (SNI) yang berlaku. Selain mengacu pada SNI yang
berlaku juga sebaiknya di rencanakan secara detil.

1.2. Maksud Dan Tujuan


Dari latar belakang di atas, maka maksud dan tujuan dari perencanaan ini adalah
memperoleh detil struktur atas dan struktur bawah bangunan Wall Climbing Type
Speed yang sesuai dengan standar perencanaan yang ada.

1.3. Peraturan yang Digunakan Dalam Perencanaan


Perencanaan struktur yang dilakukan mengikuti ketentuan-ketentuan dan peraturan-
peraturan yang berlaku antara lain:
1. SNI 2847 - 2019 - Persyaratan Beton Struktural untuk bangunan Gedung
2. SNI 1729 - 2020 - Spesifikasi untuk bangunan gedung baja structural
3. SNI 1727 – 2020 - Beban desain minimum dan kriteria terkait untuk bangunan
4. SNI 1726 – 2019 – Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan
Gedung
5. PPIUG 1983 – Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung
6. Standard-standard lain sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku.

Page 2
1.4. Metode Perencanaan
Struktur bangunan Wall Climbing Type Speed ini akan direncanakan sebagai struktur
rangka batang (space truss) tiga dimensi (3D) di mana beban lateral dan beban
gravitasi dipikul langsung oleh semua rangka. Struktur akan dimodelkan dengan
menggunakan program bantu SAP 2000 V22 dimana dari simulasi komputer akan
didapatkan gaya-gaya dalam dari struktur yang direncanakan akibat beban-beban yang
ada.

Page 3
BAB 2
DATA PEMBEBANAN

2.1. Data dan Spesifikasi Material Rencana Struktur


Material yang digunakan dalam perencanaan ini dibagi menjadi beberapa jenis sesuai
dengan fungsi elemennya, berikut adalah macam material yang digunakan :
Mutu beton yang digunakan adalah
K – 300 atau 25 MPa (untuk struktur atas dan bawah)
Mutu Baja yang digunakan adalah BJ 37
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa

2.2. Pembebanan
Pembebanan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan struktur ini adalah sebagai
berikut:
1. Beban Mati (Dead Load)
2. Beban Hidup (Live Load)
3. Beban Angin (Wind Load)
4. Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan yang ditinjau dan digunakan untuk perencanaan struktur atas
dan bawah baik itu struktur rangka baja maupun struktur beton bertulang sesuai
dengan SNI 1727-2020 adalah sebagai berikut :
a. 1,4D
b. 1,2D + 1,6L
c. 1,2D + 1,0W + 1,0L
d. 0,9D + 1,0W
e. 1,3D + L + E
f. 0,8D + E
g. D
h. D+L
Keterangan:
D = Beban Mati
L = Beban Hidup
W = Beban Angin
E = Beban Gempa

Page 4
BAB 3
PERMODELAN DAN ANALISA STRUKTUR

3.1. Penjelasan Umum

Urutan dalam tahapan permodelan dan analisa struktur adalah dimulai dengan
melakukan permodelan 3D menggunakan program bantu SAP 2000 V.22, kemudian
dilakukan memasukkan data material, data beban yang bekerja, melakukan
permodelan struktur, dan terakhir adalah analisa struktur (running).

Gambar 3.1 Input desain material struktur dengan SAP 2000 V.22

Page 5
Gambar 3.2 Input desain beban rencana struktur dengan SAP 2000 V.22

3.1.1 Permodelan Struktur


Permodelan struktur dibuat berdasarkan data gambar denah berikut ini

Gambar 3.3 Denah bangunan

Page 6
Gambar 3.4 Potongan Bangunan

Page 7
Berikut adalah ilustrasi permodelan struktur dari capture picture SAP 2000 V.22.
Batang vertical berwarna biru adalah profil HWF 100.100.6.8
Batang horizontal berwarna kuning adalah profil UNP 100.50.5
Batang cross berwarna ungu adalah profil Siku L50.50.5

Gambar 3.5 View 3D permodelan struktur dengan SAP 2000 V.22.

Gambar 3.6 View 3D XY permodelan struktur dengan SAP 2000 V.22.

Page 8
Gambar 3.7 View 3D XZ permodelan struktur dengan SAP 2000 V.22.

Page 9
3.2 Pembebanan Struktur
3.2.1 Beban Mati (DL) Papan Panjat + Penggantung Sebesar 32 kg/m2

Gambar 3.8 Input desain beban mati dengan SAP 2000 V.22.

Page 10
3.2.2 Beban Hidup (LL) orang sebesar 90 kg

Gambar 3.9 Input desain beban hidup dengan SAP 2000 V.22.

Page 11
3.2.7 Beban Angin
Kecepatan angin rata-rata wilayah Lidah Wetan, Surabaya sebesar 20 km/h atau 12,4274 mph

Gambar 3.10 Input desain beban angin dengan SAP 2000 V.22.

Page 12
3.2.8 Beban Gempa

Parameter gempa diperhitungkan melalui Desain Spektra Indonesia

Page 13
Page 14
3.2.9 Kombinasi Pembebanan

Gambar 3.11 Input desain kombinasi pembebanan struktur dengan SAP 2000 V.22.

Page 15
3.4 Analisa Struktur Baja

Dari hasil analisa struktur dengan menggunakan program SAP 2000 V.22, didapatkan
rasio tegangan dari frame yang direncanakan memenuhi syarat ( < 1,00 ) dan dapat
digunakan untuk pekerjaan struktur atap dan kolom.

Gambar 3.12 Strees Rasio Hasil Analisa Struktur dengan SAP 2000 V.22.

Page 16
BAB 4
PERHITUNGAN STRUKTUR BAJA

4.1 Analisa Strutkur Kolom Baja

Page 17
Page 18
Page 19
4.2 Analisa Strutkur Balok Baja

Page 20
Page 21
4.4 Analisa Strutkur Bracing Baja

Page 22
Page 23
Page 24
4.6 Perencanaan Sambungan pada Profil WF

SAMBUNGAN BAUT
A. Data Perencanaan
Lebar Profil Baja bp = 100 mm
Tebal Profil Baja tp = 8 mm
Panjang plat sambung ls = 240 mm
Lebar plat sambung bs = 100 mm
Tebal plat sambungan ts = 8 mm
Kuat leleh profil fy = 240 MPa
Kuat tarik profil fu = 370 MPa
Ukuran Baut D = 24 mm
Jumlah baut rencana n = 4 unit
Mutu baut = A325
Kuat Tarik Nominal Fnt = 620 MPa
Kuat Geser Nominal Fnv = 372 MPa
Spasi min antar baut smin = 64,08 mm
Spasi min tepi tmin = 22 mm
Spasi maksimum smax = 192 mm
Spasi antar baut s = 55 mm
Spasi tepi t = 35 mm
Luas bruto Ag = 1920 mm2
Luas netto An = 1088 mm2

B. Kontrol Kekuatan Baut


Tahanan Tarik Baut Rnt = 210361 N
Tahanan Geser Baut Rnv = 126216,6 N
Kombinasi Tarik dan Geser Baut Rn = 147252,7 N
Tahanan Tumpu Rn = 255744 N
Tahanan Sobek Rn = 165168 N

Diambil tahanan terkecil Rn = 126216,6 N > Pu = 102743,2 N OK

C. Kontrol Kekuatan Plat Sambung


Tahanan Leleh Tarik Rn = 414720 N
Tahanan Runtuh Tarik Rn = 301920 N

Luas bruto pemikul geser Agv = 1920 mm2


Luas netto pemikul geser Anv = 1088 mm2
Luas netto pemikul tarik Ant = 296 mm2
Tahanan Leleh Geser Rn = 276480 N
Tahanan Runtuh Geser Rn 181152 N

Diambil tahanan terkecil Rn = 181152 N > Pu Tarik = 102743,2 N OK

C. Kontrol Kekuatan Geser Blok

Rn = 263292 N < 289500 N OK

Page 25
SAMBUNGAN LAS
A. Data Perencanaan
Lebar Profil Baja bp = 100 mm
Tebal Profil Baja tp = 8 mm
Panjang plat sambung ls = 120 mm
Lebar plat sambung bs = 100 mm
Tebal plat sambungan ts = 8 mm
Kuat leleh profil fy = 240 MPa
Kuat tarik profil fu = 370 MPa
Mutu kawat las = E60xx
Tegangan tarik max = 427 MPa
Tegangan geser izin las = 345 MPa
Panjang kaki las min tmin = 4 mm
Panjang kaki las max tmax = 6,4 mm
Panjang las min lmin = 16 mm
Panjang kaki las pakai t = 4 mm
Panjang las l = 100 mm

B. Kontrol Kekuatan Las


Tegangan tarik las F = 195132 N
Gaya geser las Fs = 195132 N

Diambil tahanan terkecil Rn = 195132 N > Pu = 102743,2 N OK

Page 26
4.7 Perencanaan Sambungan pada Profil UNP

A. Data Perencanaan
Lebar Profil Baja bp = 50 mm
Tebal Profil Baja tp = 5 mm
Panjang plat sambung ls = 120 mm
Lebar plat sambung bs = 50 mm
Tebal plat sambungan ts = 8 mm
Kuat leleh profil fy = 240 MPa
Kuat tarik profil fu = 370 MPa
Ukuran Baut D = 20 mm
Jumlah baut rencana n = 2 unit
Mutu baut = A325
Kuat Tarik Nominal Fnt = 620 MPa
Kuat Geser Nominal Fnv = 372 MPa
Spasi min antar baut smin = 53,4 mm
Spasi min tepi tmin = 22 mm
Spasi maksimum smax = 120 mm
Spasi antar baut s = 50 mm
Spasi tepi t = 35 mm
Luas bruto Ag = 960 mm2
Luas netto An = 608 mm2

B. Kontrol Kekuatan Baut


Tahanan Tarik Baut Rnt = 210361 N
Tahanan Geser Baut Rnv = 126216,6 N
Kombinasi Tarik dan Geser Baut Rn = 147252,7 N
Tahanan Tumpu Rn = 173160 N
Tahanan Sobek Rn = 129870 N

Diambil tahanan terkecil Rn = 126216,6 N > Pu = 20196,62 N OK

C. Kontrol Kekuatan Pelat Sambung


Tahanan Leleh Tarik Rn = 207360 N
Tahanan Runtuh Tarik Rn = 168720 N

Luas bruto pemikul geser Agv = 960 mm2


Luas netto pemikul geser Anv = 608 mm2
Luas netto pemikul tarik Ant = 112 mm2
Tahanan Leleh Geser Rn = 138240 N
Tahanan Runtuh Geser Rn 101232 N

Diambil tahanan terkecil Rn = 101232 N > Pu = 20196,62 N OK

C. Kontrol Kekuatan Geser Blok

Rn = 132312 N < 134760 N OK

Page 27
4.8 Perencanaan Sambungan pada Profil Siku

A. Data Perencanaan
Lebar Profil Baja bp = 50 mm
Tebal Profil Baja tp = 5 mm
Panjang plat sambung ls = 120 mm
Lebar plat sambung bs = 50 mm
Tebal plat sambungan ts = 8 mm
Kuat leleh profil fy = 240 MPa
Kuat tarik profil fu = 370 MPa
Ukuran Baut D = 20 mm
Jumlah baut rencana n = 2 unit
Mutu baut = A325
Kuat Tarik Nominal Fnt = 620 MPa
Kuat Geser Nominal Fnv = 372 MPa
Spasi min antar baut smin = 53,4 mm
Spasi min tepi tmin = 22 mm
Spasi maksimum smax = 120 mm
Spasi antar baut s = 50 mm
Spasi tepi t = 35 mm
Luas bruto Ag = 960 mm2
Luas netto An = 608 mm2

B. Kontrol Kekuatan Baut


Tahanan Tarik Baut Rnt = 210361 N
Tahanan Geser Baut Rnv = 126216,6 N
Kombinasi Tarik dan Geser Baut Rn = 147252,7 N
Tahanan Tumpu Rn = 173160 N
Tahanan Sobek Rn = 129870 N

Diambil tahanan terkecil Rn = 126216,6 N > Pu = 17520,44 N OK

C. Kontrol Kekuatan Pelat Sambung


Tahanan Leleh Tarik Rn = 207360 N
Tahanan Runtuh Tarik Rn = 168720 N

Luas bruto pemikul geser Agv = 960 mm2


Luas netto pemikul geser Anv = 608 mm2
Luas netto pemikul tarik Ant = 112 mm2
Tahanan Leleh Geser Rn = 138240 N
Tahanan Runtuh Geser Rn 101232 N

Diambil tahanan terkecil Rn = 101232 N > Pu = 17520,44 N OK

C. Kontrol Kekuatan Geser Blok

Rn = 132312 N < 134760 N OK

Page 28
4.9 Perencanaan Angkur dan Base Plate

A. PERHITUNGAN TEBAL BASE PLATE


Data perencanaan:
Kolom WF = 100x100x6x8 100 100 6 8
Pedestal = 400 x 400 mm
Base plate = 250 x 250 x 16 mm
Diameter angkur = 16 mm
Jumlah sisi tarik = 2 bh
Jumlah sisi tekan = 2 bh
Jarak angkur dengan pusat = 50 mm
Panjang angkur = 1000 mm
fc’ = 25 Mpa
fy (plat) = 240 Mpa
fu (plat) = 370 Mpa
fy (baut angkur) = 400 Mpa
fu (baut angkur) = 825 Mpa
Mu ujung bawah = 10093,5 Kg-m = 98916300 Nmm
Vu ujung bawah = 1009,35 Kg = 9891,63 N
Pu ujung bawah = 10484,4 Kg = 102747,12 N

B. EKSENTRISITAS BEBAN
Eksentrisitas beban e = Mu/Pu
= 962,716 mm
L/6 = 41,667 mm
h = 92 mm
et = 96 mm
ec = 4 mm
Jumlah angkur baut n = 4 bh

C. TAHANAN TUMPU BETON


Gaya tarik angkur baut Pt = 4281,13 N
Gaya tekan pada plat tumpu Puc = 107028,25 N
Panjang bidang tegangan tekan beton Y = 237 mm
Luas plat tumpu baja A1 = 100000 mm2
Luas penampang kolom pedestal A2 = 160000 mm2
Tegangan tumpu normal fcn = 26,87936011 MPa
fcn = 42,5 MPa
Tegangan tumpu normal pakai fcn = 26,87936011 MPa
Tegangan tumpu ijin = 17,47158407 MPa
OK
Tegangan tumpu maks fcu = 3,612767932 MPa

D. KONTROL DIMENSI PLAT TUMPU


Lebar min plat tumpu perlu Bpmin = 51,69491097 mm
OK
Lebar plat yang digunakan B = 250 mm
Panjang plat tumpuan jepit bebas a = 77,5 mm
fcu1 = 2,431377575 MPa
Modulus penampang platis Z = 16000 mm3
Momen yang terjadi Mup = 2416743,181 Nmm
Tahanan momen nominal plat Mn = 3840000 Nmm OK
Tahanan momen plat = 3456000 Nmm

Page 29
E. GAYA TARIK ANGKUR BAUT
Gaya tarik pada angkur baut Tu1 = 2140,565 N
Luas penampang angkur baut Ab = 201,0619298 mm2
OK
Tahanan tarik nominal angkur baut Tn = 124407,0691 N
Tahanan tarik angkur baut = 111966,3622 N

F. GAYA GESER ANGKUR BAUT


Gaya geser pada angkur baut Vu1 = 2472,9075 N
Jumlah penampang geser m = 1
Faktor pengaruh ulir bidang geser r1 = 0,4
OK
Luas penampang baut Ab = 201,0619298 mm2
Tahanan geser nominal Vn = 66350,43684 N
Tahanan geser angkur baut = 49762,82763 N

G. GAYA TUMPU ANGKUR BAUT


Gaya tumpu pada angkur baut Ru1 = 2472,9075 N
Tahanan tumpu nominal Rn = 506880 N OK
Tahanan tumpu plat = 380160 N

H. KOMBINASI GESER DAN TARIK


Tegangan geser akibat beban terfaktor fuv = 12,29923289 MPa
OK
Kuat geser angkur baut = 247,5 MPa
Gaya tarik akibat beban terfaktor Tu1 = 2140,565 N
OK
Tahanan tarik angkur baut = 111966,3622 N
Kuat tarik angkur baut ft = 618,75 MPa
Batas tegangan kombinasi f1-r2*fuv = 801,6314575 MPa OK
f2 = 721,4683118 MPa

I. KONTROL PANJANG ANGKUR BAUT


Panjang angkur tanam minimum Lmin = 320 mm
OK
Panjang angkur digunakan L = 500 mm

Page 30
BAB 5
PERHITUNGAN STRUKTUR BETON

5.1 Perhitungan Kolom Pedestal


PERENCANAAN KOLOM PEDESTAL

Data perencanaan:
Tinggi kolom = 1000 mm
b = 400 mm
h = 400 mm
fc’ = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
Tul. Utama = 16 mm
Tul. Sengkang = 10 mm
Selimut beton = 40 mm
Tinggi efektif = 342 mm 100,935
Mu = 10093,5 Kg-m = 100935000 N-mm
Pu = 10484,4 Kg = 104844 N

Bilamana terpenuhi syarat:

h = 1000 mm < 1200 mm Termasuk Pedestal

A. Penulangan Lentur

Penulangan Lentur Kolom menggunakan Diagram Interaksi untuk nilai


fc' = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
µ = 0,8
ρ = 1,2%
Ag perlu = Pu/0,8 x φ [0,85 x fc ( 1- ρ) + fy x ρ]
2 2
= 8444,946 mm < 160000 mm … OK!!
Berdasarkan peraturan, ρ kolom = 1,2% > ρ min = 1% … OK!!
= 1641,6 mm2
Dipasang tul. D- 16 sebanyak: As 201,06193

= 8,16 ≈ 12 bauh

Tulangan terpasang: 12 - D 16 (As = 2412,7 mm2)

B. Penulangan Geser

Vc = 119335,81 N < 205200 N … Oke

Direncanakan menggunakan sengkang Ø 10 - 250 mm


Kontrol diameter sengkang

Av pasang = 157,08 mm2 > Av min = 138,89 mm2 … Oke

Page 31
Kontrol spasi tulangan
Bilamana:

Bilamana:

Vs = 51572,4 N < = 228000 N …. Smax yg Kedua

Smax = 85,5 mm atau 300 mm


Smax = 285 mm atau 600 mm

Di ambil Smax yang terkecil yaitu: 285 mm

S pasang = 250 mm < S max = 285 mm Oke

Kesimpulan: Kolom dengan penulangan tersebut dapat digunakan

Page 32
Page 33
5.2 Perhitungan Tie Beam
A. Data Perencanaan
Lebar Balok b = 200 mm
Tinggi Balok h = 300 mm
Panjang Balok L = 2,4 mm
Mutu Beton f'c = 25 mpa
Mutu Baja fy = 400 mpa

B. Pembebanan
1) Beban Mati, QDL
Berat Sendiri = 0,2 x 0,3 x 2400 = 144 kg/m
Berat Dinding Bata Ringan = 2,4 x 1 x 60 = 144 kg/m
Berat Rabat = (3 x 3 x 0,1 x 2400) x 0,25 = 540 kg/m
828 kg/m

C. Perhiungan Gaya Dalam


Analisa Struktur dengan SAP2000
> Mu = 3897554,976 Nmm = 397,44 kgm
> Vu = 9743,88744 N = 993,60 kg

D. Perhitungan Tebal Efektif, d


Diketahui :
> Tinggi Balok h = 300 mm
> Asumsi Tul. Utama = 12 mm
> Asumsi Tul. Sengkang = 8 mm
> Selimut Beton sb = 25 mm
Maka :
d = h - sb - ø Tul. Sengkang - 1/2 ø Tul. Utama
= 300 - 25 - 8 - 1/2 . 12
= 261 mm

E. Batasan Rasio Penulangan, ρmin dan ρmaks


ρmin = 1,4 = 1,4 = 0,0035
fy 400
ρmaks = 0,75 . ρb (SNI 2847:2013 Lamp B.10.3)
dimana :
ρb = (SNI 2847:2013 Pers B-1 Lamp B.8.4.2)

besarnya β1 diatur dalam SNI 2847:2013 Pasal 10.2.7.3


untuk f'c < 28 Mpa β1 = 0,85
maka :
β1 = 0,85
ρb =

= (0,85 . 0,85 . 25) / 400 . (600/(600+400))


= 0,027
ρmaks = 0,75 . ρb = 0,75 . 0,027 = 0,02025

> Batas Rasio Penulangan ρmin = 0,0035


ρmaks = 0,02025

F. Luas Tulangan minimum, As min


Berdasarkan SNI 2847:2013 Pasal 10.5.1
As min = (SNI 2847:2013 Pasal 10.5.1)

= 0,25 √25 . 200 . 261


400
= 163,13 mm2
dan tidak lebih kecil dari
As =

= 1,4 . 200 . 261


400
= 182,7 mm2
maka As min yang dipakai
= 182,7 mm2

Page 34
G. Faktor Reduksi
Berdasarkan SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.1
didapatkan faktor reduksi sebesar = 0,9
atau cek εt pada pasal 10.3.4
εt = εcu ( (d-c)/c )
dimana
εcu = 0,003
c = a
β1
a = As . fy
0,85 . f'c . b
> Maka didapatkan :
a = 182,7 . 25 = 53,735 mm
0,85 . 25 . 200
c = 53,735 = 63,218 mm
0,85
εt = 0,003 ( (261-63,218) / 63,218 )
= 0,009
> maka faktor reduksi yang digunakan = 0,9

H. Perhitungan Penulangan
1) Tulangan Tumpuan
a. Kebutuhan Tulangan
Mu = 3897554,976 Nmm
Rn = Mu = 3897554,976 = 0,318
ϕ . b . d² 0,9 . 200 . 261²

m = fy = 400 = 18,824
0,85 . f'c 0,85 . 25

ρ perlu =

= 1 / 18,824 (1 - √1 - 2 . 18,824 . 0,318/400)


= 0,0008

b. Kontrol Rasio Tulangan


ρ min = 0,0035 > ρ perlu = 0,0008
maka ρ yang digunakan adalah ρ min = 0,0035

c. Kebutuhan Tulangan Tarik


As = ρ.b.d
= 0,0035 . 200 . 261
= 182,7 mm²
Jumlah Tulangan, n
As 1 tulangan
= 1/4 . phi . d²
= 1/4 . phi . 12²
= 113,097 mm²
n = As perlu = 182,7 = 1,61543 ≈ 2 buah
As. 1 Tul 113,097
As pakai = As. 1 Tul . n
= 113,097 . 2
= 226,194 mm²
Kontrol Tulangan
As pakai > As perlu
226,194 > 182,7 → OK !

d. Kebutuhan Tulangan Tekan


As = 50% As perlu tarik
= 0,5 . 182,7
= 91,35 mm²
Jumlah Tulangan, n
As tulangan
n = As perlu = 91,35 = 0,80771 ≈ 2 buah
As. 1 Tul 113,097
As pakai = As. 1 Tul . n
= 113,097 . 2
= 226,194 mm²
Kontrol Tulangan
As pakai > As perlu
226,194 > 91,35 → OK !

Page 35
e. Kontrol Kekuatan Lentur
Tinggi balok tegangan, a
a = As . fy
0,85 . f'c . b
= 226,194 . 25 = 1,331 mm
0,85 . 25 . 200
Jarak garis Netral, c
c = a = 1,331 = 1,566 mm
β1 0,85
Momen Nominal Rencana
Mn = As . fy . ( d - a/2 )
= 226,194 . 400 . ( 261 - 1,331/2 )
= 23554440,8 Nmm
øMn = 0,9 . Mn
= 0,9 . 23554440,8
= 21198996,72 Nmm
Kontrol
øMn = 21198996,72 > Mu = 3897554,976 → OK !

2) Tulangan Geser
a. Kuat Geser Beton
Vc = 0,17 λ √f'c . bw . d (SNI 2847:2013 Pasal 11.2.1.1)
λ = 1,0 (SNI 2847:2013 Pasal 8.6.1)
Maka didapatkan :
Vc = 0,17 . 1 √25 . 1000 . 261
= 382267,37 N
ø = 1,00 (SNI 2847:2013 Pasal 9.3.2.3)
øVc = 1 . 382267,37 = 382267,37 N
0,5 . øVc = 0,5 . 382267,37 = 191133,685 N

b. Batas Spasi Tulangan Geser


Smaks = d = 261 = 130,5 mm
2 2
(SNI 2847:2013 Pasal 11.4.5.1)
(a) d = 261 = 65,25 mm
4 4
(b) 8D = 8.12 = 96 mm

(c) 24ø = 24.8 = 192 mm

(d) = 300 mm

Smaks = 300 mm
Maka diginakan
S = 250

d. Kebutuhan Tulangan Geser


As 1 Tulangan = 1/4 . π .d²
= 1/4 . π . 8²
= 50,27 mm2

Jumlah Tul, n = bw = 1000 = 4 buah


S 250
= 4,0 buah
Sehingga :
Av pakai = As 1 Tulangan . n = 50,27 . 4 = 201,08 mm2

Kontrol
Av pakai = 201,08 mm2 > Av min = 43,75 → OK !

Page 36
e. Kontrol Kekuatan Geser
Pada (SNI 2847:2013 Pasal 11.4.7.1) jika Vu > øVc maka tulangan geser
harus disediakan untuk memenuhi persamaan berikut
(1) øVn ≥ Vu (Per. 11-1 SNI 2847:2013 Pasal 11.1.1)
(2) Vn = Vc + Vs (Per. 11-2 SNI 2847:2013 Pasal 11.1.1)
dimana :
Vs = Av . fyt . d (SNI 2847:2013 Pasal 11.4.7.2)
S
Vsma ks = 0,066 √f'c . bw. d (SNI 2847:2013 Pasal 11.4.7.9)

Kontrol :
Vu 9743,88744 N < øVc = 382267,37 → OK !

sehingga, desain tulangan geser dapat menggunakan Av min saja


Vs = 201,08 . 400 . 261 = 83971,008 N
250
Vsma ks = 0,066 √25 . 200 . 261 = 17226 N

Sehingga diambil
Vs = 83971,008 N
øVs = 0,75 . 83971,008 N = 62978,256 N

Vn = Vc + Vs
= 382267,37 + 83971,008
= 466238,378 N
øVn = 0,75 . 466238,378
= 349678,7835 N
Kontrol
øVn = 349678,7835 > Vu = 9743,88744 N → OK !

5) Tulangan Lapangan

Tulangan Tarik = 2D12


Tulangan Tekan = 2D12
Tulangan Sengkang = ø8 -200

6) Tulangan Tumpuan

Tulangan Tarik = 2D12


Tulangan Tekan = 2D12
Tulangan Sengkang = ø8 -150

Page 37
BAB 6
PERHITUNGAN PONDASI

6.1 Joint Reaction


Berikut adalah nilai joint reaction pada masing-masing kolom dari analisa menggunakan
program bantu SAP 2000 v.22.

Gambar 6.1 Permodelan tumpuan struktur dengan SAP 2000 V.22

Gambar 6.2 Analisa joint reactions struktur dengan SAP 2000 V.22

Page 38
6.2 Data tes tanah

Page 39
Page 40
Page 41
6.3 Perhitungan Daya Dukung Pondasi

Page 42
Page 43
Page 44
6.4 Perhitungan Tulangan Strauss
PERENCANAAN PONDASI STROUSS PILE TYPE A

A. Data Perencanaan
Pondasi Strouss Pile Berbentuk Lingkaran
Diameter D = 400 mm
Kedalaman h = 21 m
Mutu beton f''c = 25 MPa
Mutu baja fy = 240 MPa

B. Data Sondir Terlampir

C. Perhitungan Daya Dukung Tanah


berdasarkan hasil sondir 200
Kekuatan pikul tiang yang diijinkan
Qp = 11,6 ton
Qs = 78,8 ton
Qall = 19,62667 ton

C. Perhitungan Jumlah Tiang


Data dari SAP 200 didapatkan
Puz = 10484,4 kg = 10,5 ton (COMB 2)
Mu = 1494,027 kgm = 1,5 tm (Qu x e)

> Data Pile Cap


Panjang p = 0,75 m
Lebar l = 0,75 m
Tinggi h = 0,3 m

Maka :
> Berat sendiri Strouss Pile = h . 2400 . A
= 21 . 2400 . 0,125663706143592
= 6333,4508 kg
> Berat Pile Cap = p . l . h . 2400
= 0,75 . 0,75 . 0,3 . 2400
= 405 kg
> P total = Pu + Berat sendiri + Berat Pilecap + Berat Pedestal
= 10484,4 + 6333,45078963702 + 405 + 384
= 17606,8508 kg
= 17,61 ton

> Jumlah Tiang = P total = 17,6 = 0,9 ~ 1 buah


Qall 19,6

D. Perhitungan Beban Maksimum yang diterima Tiang


P maks = Ʃ Py ± Mx . Xmax
n nx . Ʃ x²
= 10,5 ± 1,5 . 0,375
1 1 . 0,141

P maks = 10,5 + 3,99 = 14,49 ton


P maks = 10,5 - 3,99 = 6,51 ton

P maks = 14,49 ton ≤ Qall = 19,626667 ton → OK!

Page 45
E. Perhitungan Tulangan
Tulangan Lentur
Dimensi tulangan lentur = 16 mm
Tebal selimut beton = 40 mm

Mn = 2134,324 kgm
pmin = 0,005833
pb = 0,053757
pmax = 0,040318
m = 11,29412
d = 0,352 m
Rn = 43064,07 kg/m2 = 4,31 Mpa
pperlu = 0,020262
ppakai = 0,020262

d = 342 mm
h = 360 mm
Asperlu = 2771,798 mm2

As. Tul = 201,0619 mm2


Jumlah = 13,78579 buah
= 14 buah

Maka digunakan tulangan 14D16

Tulangan Geser/Sengkang
Dimensi tulangan geser = 10 mm
Ag = 125663,7 mm2
Asspiral = 78,53982 mm2
Ac = 91863,31 mm2
ps = 0,017247
S = 51,70288 mm
= 50 mm
Maka digunakan sengkang spiral 50 mm

Page 46
Page 47
PERENCANAAN PONDASI STROUSS PILE TYPE B

A. Data Perencanaan
Pondasi Strouss Pile Berbentuk Lingkaran
Diameter D = 300 mm
Kedalaman h = 15 m
Mutu beton f''c = 25 MPa
Mutu baja fy = 240 MPa

B. Data Sondir Terlampir

C. Perhitungan Daya Dukung Tanah


berdasarkan hasil sondir
Kekuatan pikul tiang yang diijinkan
Qp = 4,5 ton
Qs = 35,8 ton
Qall = 8,66 ton

C. Perhitungan Jumlah Tiang


Data dari SAP 200 didapatkan
Puz = 4796,20 kg = 4,8 ton (COMB 2)
Mu = 683,459 kgm = 0,7 tm (Qu x e)

> Data Pile Cap


Panjang p = 0,75 m
Lebar l = 0,75 m
Tinggi h = 0,3 m

Maka :
> Berat sendiri Strouss Pile = h . 2400 . A
= 15 . 2400 . 0,0706858347057703
= 2544,69 kg
> Berat Pile Cap = p . l . h . 2400
= 0,75 . 0,75 . 0,3 . 2400
= 405 kg
> P total = Pu + Berat sendiri + Berat Pilecap + Berat Pedestal
= 4796,2 + 2544,69004940773 + 405 + 384
= 8129,89005 kg
= 8,13 ton

> Jumlah Tiang = P total = 8,13 = 0,94 ~ 1 buah


Qall 8,66

D. Perhitungan Beban Maksimum yang diterima Tiang


P maks = Ʃ Py ± Mx . Xmax
n nx . Ʃ x²
= 4,8 ± 0,7 . 0,375
1 1 . 0,141

P maks = 4,8 + 1,86 = 6,66 ton


P maks = 4,8 - 1,86 = 2,94 ton

P maks = 6,66 ton ≤ Qall = 8,66 ton → OK!

Page 48
E. Perhitungan Tulangan
Tulangan Lentur
Dimensi tulangan lentur = 12 mm
Tebal selimut beton = 40 mm

Mn = 976,37 kgm
pmin = 0,005833
pb = 0,053757
pmax = 0,040318
m = 11,29412
d = 0,254 m
Rn = 50445,88 kg/m2 = 5,04 Mpa
pperlu = 0,024374
ppakai = 0,024374

d = 244 mm
h = 260 mm
Asperlu = 1784,176 mm2

As. Tul = 113,0973 mm2


Jumlah = 15,77558 buah
= 16 buah

Maka digunakan tulangan 16D12

Tulangan Geser/Sengkang
Dimensi tulangan geser = 10 mm
Ag = 70685,83 mm2
Asspiral = 78,53982 mm2
Ac = 46759,47 mm2
ps = 0,023985
S = 51,47988 mm
= 50 mm
Maka digunakan sengkang spiral 50 mm

Page 49
Page 50
6.5 Perhitungan Tulangan Pile Cap
PERENCANAAN PONDASI PILECAP TYPE A

A. Data Perencanaan
Dimensi Pile Cap = 750 x 750 x 300 mm
Dimensi Pedestal = 400 x 400 x 1000 mm
Dimensi Tul. Utama = 16 mm
Selimut Beton = 40 mm
Mutu Baja, fy = 240 Mpa
Mutu Beton, f'c = 25 Mpa

B. Tinggi Efektif
dx = 300 - 40 - ( 0,5 . 16 ) = 252 mm
dy = 300 - 40 - 16 - ( 0,5 . 16 ) = 236 mm

C. Perhitungan Tulangan Arah x


Mu = 100935000 Nmm
Rn = Mu = 100935000 = 1,766
ø . b . dx² 0,9 . 1000 . 252²
m = fy = 240 = 11,29
0,85 . f'c 0,85 . 25
ρ =

= 1 / 11,29 (1 - √1 - 2 . 11,29 . 1,766/240)


= 0,00769

Cek Rasio Penulangan


ρ min = 1,4 = 1,4 = 0,005833333
fy 240
ρb =

β1 = 0,85 ( SNI 2847:2013 Pasal 10.2.7.3 )


ρb = (0,85 . 0,85 . 25) / 240 . (600/(600+240))
= 0,054
ρmax = 0,75 . ρb = 0,75 . 0,054 = 0,0405

ρ min = 0,005833333 < ρ = 0,008 < ρmax = 0,0405

maka digunakan :
ρ = 0,00769
As = ρ . b . dx = 0,0077 . 1000 . 252 = 1937,88
direncanakan menggunakan tulangan = 16 mm
Maka digunakan Tulangan = D16- 100
As = 2011 mm² → OK !

Page 51
D. Perhitungan Tulangan Arah y
Mu = 6075,64 Nmm
Rn = Mu = 6075,64 = 0
ø . b . dx² 0,9 . 1000 . 236²
m = fy = 240 = 11,29
0,85 . f'c 0,85 . 25
ρ =

= 1 / 11,29 (1 - √1 - 2 . 11,29 . 0/240)


= 0

Cek Rasio Penulangan


ρ min = 1,4 = 1,4 = 0,005833333
fy 240
ρb =

β1 = 0,85 ( SNI 2847:2013 Pasal 10.2.7.3 )


ρb = (0,85 . 0,85 . 25) / 240 . (600/(600+240))
= 0,054
ρmax = 0,75 . ρb = 0,75 . 0,054 = 0,0405
ρ min = 0,005833333 > ρ = 0 < ρmax = 0,0405

maka digunakan :
ρ min = 0,005833333
As = ρ . b . Dy = 0,0059 x 1000 x 236 = 1376,66667
direncanakan menggunakan tulangan = 16 mm
Maka digunakan Tulangan = D16- 100
As = 2011 mm² → OK !

E. Rekapitulasi Penulangan
Tulangan Arah x = D16-100
Tulangan Arah y = D16-100

F. Kontrol Tegangan Geser 1 Arah


Tinggi efektif d= 252 mm
Kuat geser nominal beton Vc = 157500 N
= 157,5 kN
Gaya geser Vu = -1076,3984 kg
= -109,836571 N

Vu < Vc
-109,8366 < 118,125 OK

G. Kontrol Tegangan Geser 2 Arah


Tinggi efektif d = 252 mm
B' = 652 mm
L' = 652 mm
Rasio panjang lebar kolom bc = 1
bo = 102104 mm
as = 40
Tegangan yang terjadi Vu = 2560,914884 kg
= 0,26 kN
Tegangan geser Vc = 65612030,4 N
= 65612,0304 kN
Vc = 22500240 N
= 22500,24 kN
Vc = 42883680 N
= 42883,68 kN
Dipakai tegangan terkecil Vc = 22500,24 kN

Vu < Vc
0,26 < 16875,18 OK

Page 52
PERENCANAAN PONDASI PILECAP TYPE B

A. Data Perencanaan
Dimensi Pile Cap = 750 x 750 x 300 mm
Dimensi Pedestal = 400 x 400 x 1000 mm
Dimensi Tul. Utama = 16 mm
Selimut Beton = 40 mm
Mutu Baja, fy = 240 Mpa
Mutu Beton, f'c = 25 Mpa

B. Tinggi Efektif
dx = 300 - 40 - ( 0,5 . 16 ) = 252 mm
dy = 300 - 40 - 16 - ( 0,5 . 16 ) = 236 mm

C. Perhitungan Tulangan Arah x


Mu = 100935000 Nmm

Rn = Mu = 100935000 = 1,766
ø . b . dx² 0,9 . 1000 . 252²

m = fy = 240 = 11,29
0,85 . f'c 0,85 . 25

ρ =

= 1 / 11,29 (1 - √1 - 2 . 11,29 . 1,766/240)


= 0,00769

Cek Rasio Penulangan


ρ min = 1,4 = 1,4 = 0,005833333
fy 240
ρb =

β1 = 0,85 ( SNI 2847:2013 Pasal 10.2.7.3 )

ρb = (0,85 . 0,85 . 25) / 240 . (600/(600+240))


= 0,054
ρmax = 0,75 . ρb = 0,75 . 0,054 = 0,0405

ρ min = 0,005833333 < ρ = 0,00769 < ρmax = 0,0405

maka digunakan :
ρ = 0,00769

As = ρ . b . dx = 0,0077 . 1000 . 252 = 1937,88


direncanakan menggunakan tulangan = 16 mm
Maka digunakan Tulangan = D16- 100
As = 2011 mm² → OK !

Page 53
D. Perhitungan Tulangan Arah y
Mu = 6075,64 Nmm

Rn = Mu = 6075,64 = 0
ø . b . dx² 0,9 . 1000 . 236²

m = fy = 240 = 11,29
0,85 . f'c 0,85 . 25

ρ =

= 1 / 11,29 (1 - √1 - 2 . 11,29 . 0/240)


= 0

Cek Rasio Penulangan


ρ min = 1,4 = 1,4 = 0,005833333
fy 240
ρb =

β1 = 0,85 ( SNI 2847:2013 Pasal 10.2.7.3 )

ρb = (0,85 . 0,85 . 25) / 240 . (600/(600+240))


= 0,054
ρmax = 0,75 . ρb = 0,75 . 0,054 = 0,0405

ρ min = 0,005833333 > ρ = 0 < ρmax = 0,0405

maka digunakan :
ρ min = 0,005833333

As = ρ . b . Dy = 0,0059 x 1000 x 236 = 1376,66667


direncanakan menggunakan tulangan = 16 mm
Maka digunakan Tulangan = D16- 100
As = 2011 mm² → OK !

E. Rekapitulasi Penulangan
Tulangan Arah x = D16-100
Tulangan Arah y = D16-100

F. Kontrol Tegangan Geser 1 Arah


Tinggi efektif d= 252 mm
Kuat geser nominal beton Vc = 157500 N
= 157,5 kN
Gaya geser Vu = -492,409867 kg
= -50,2459048 N

Vu < Vc
-50,2459 < 118,125 OK

G. Kontrol Tegangan Geser 2 Arah


Tinggi efektif d = 252 mm
B' = 652 mm
L' = 652 mm
Rasio panjang lebar kolom bc = 1
bo = 102104 mm
as = 40
Tegangan yang terjadi Vu = 1171,51768 kg
= 0,12 kN
Tegangan geser Vc = 65612030,4 N
= 65612,0304 kN
Vc = 22500240 N
= 22500,24 kN
Vc = 42883680 N
= 42883,68 kN
Dipakai tegangan terkecil Vc = 22500,24 kN

Vu < Vc
0,12 < 16875,18 OK

Page 54
BAB 7
KESIMPULAN

Berdasarkan analisa struktur di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur mampu untuk
menahan beban rencana, berikut adalah detail informasi dari struktur wall climbing type
speed:

1. Material Bangunan
Mutu Baja BJ37 fy=240 MPa fu=370 MPa
Mutu Beton K-300/25 MPa

2. Struktur Baja
Profil Baja yang Digunakan:
a. Kolom HWF 100.100.6.8
b. Balok UNP 100.50.5
c. Bracing Siku L50.50.5

Sambungan pada profil baja WF


a. Sambungan baut 4M24 dengan jarak antar baut 35 mm
b. Sambungan las E60xx tebal 4 mm sepanjang 100 mm

Sambungan pada profil UNP


a. Sambungan baut 2M20 dengan jarak antar baut 35 mm

Sambungan pada profil siku


a. Sambungan baut 2M20 dengan jarak antar baut 35 mm

3. Struktur Beton
Kolom Pedestal tinggi 1000 mm
POSISI TUMPUAN LAPANGAN
Dimensi 400x400 400x400
Tul. Lentur 12D16 12D16
Tul. Geser 10-250 10-250

Page 55
Struktur Tie Beam
POSISI TUMPUAN LAPANGAN
Dimensi 200x300 200x300
Tul. Tekan 2D12 2D12
Tul. Tarik 2D12 2D12
Tul. Geser 8-150 8-200

4. Pondasi
Digunakan pondasi Bored Pile dengan rincian sebagai berikut :
Dasar pile cap pada elv. – 0,3 m dari permukaan tanah asli.

KODE STROUSS A STROUSS B


Dimensi 400 300
Tul. Utama 14D16 16D12
Tul. Spiral 10-50 10-50
Panjang 21 m 15 m

KODE PILECAP A PILECAP B


Dimensi 750x750 750x750
Ketebalan 300 300
Tul. Arah X Atas D16-100 D16-100
Tul. Arah Y Atas D16-100 D16-100
Tul. Arah X Bawah D16-100 D16-100
Tul. Arah Y Bawah D16-100 D16-100
Cover 40 40

Demikian laporan perhitungan struktur ini dibuat sebagai dokumen pendukung dalam
pelaksanaan konstruksi struktur. Besar harapan kami dengan adanya rekomendasi ini langkah
selanjutnya dapat ditempuh sebagaimana mestinya.

Page 56

Anda mungkin juga menyukai