Anda di halaman 1dari 40

Lampiran contoh perhitungan simpangan antar lantai.

1. Tabel 1. Penentuan simpangan antar lantai dengan acuan SNI 1726:2002.

U SNI 2002
Lantai
(mm) min
8 1,934 < 30 mm
7 1,779 < 30 mm
6 1,6 < 30 mm
5 1,405 < 30 mm
4 1,192 < 30 mm
3 0,934 < 30 mm
2 0,468 < 30 mm
1 0,055 < 30 mm

Nilai U adalah jarak terbesar akibat gaya gempa desain yang bekerja
pada sumbu X, didapat dari hasil analisis program SAP2000.

2. Tabel 1. Penentuan simpangan antar lantai dengan acuan SNI 1726:2012


(statis).

h
Cd (koef.h),
Lantai en (mm) n I koef. gedung
(Tabel 9) (mm)
(mm)
8 1,946 4,5 8,757 1,629 1 0,25 2000 500
7 1,584 4,5 7,128 0,1125 1 0,25 3100 775
6 1,609 4,5 7,2405 0,8775 1 0,25 3100 775
5 1,414 4,5 6,363 0,9585 1 0,25 3100 775
4 1,201 4,5 5,4045 1,1655 1 0,25 3100 775
3 0,942 4,5 4,239 2,106 1 0,25 4000 1000
2 0,474 4,5 2,133 1,8855 1 0,25 3300 825
1 0,055 4,5 0,2475 0,2475 1 0,25 1500 375

enadalah jarak terbesar akibat gaya gempa desain yang bekerja


pada sumbu X, didapat dari hasil analisis program SAP2000.Langkah
pehitungannya bisa dilihat pada III. H.
3. Tabel 1. Penentuan simpangan antar lantai dengan acuan SNI 1726:2012
(Respon Spektrum).

h
en Cd (koef.h),
Lantai n I koef. gedung
(mm) (Tabel 9) (mm)
(mm)
8 35,096 4,5 157,932 9,0855 1 0,25 2000 500
7 33,077 4,5 148,8465 13,734 1 0,25 3100 775
6 30,025 4,5 135,1125 18,18 1 0,25 3100 775
5 25,985 4,5 116,9325 22,0905 1 0,25 3100 775
4 21,076 4,5 94,842 67,6665 1 0,25 3100 775
3 6,039 4,5 27,1755 17,928 1 0,25 4000 1000
2 2,055 4,5 9,2475 6,84 1 0,25 3300 825
1 0,535 4,5 2,4075 2,4075 1 0,25 1500 375

enadalah jarak terbesar akibat gaya gempa desain yang bekerja


pada sumbu X, didapat dari hasil analisis program SAP2000.Langkah
pehitungannya bisa dilihat pada III. H.
Langkah – langkah analisis struktur dengan menggunakan program SAP 2000

1. Buka software SAP2000 – Pilih menu file – new model – tentukan satuan
yang akan digunakan – pilih grid only – klik ok.
2. Klik kanan pada SAP2000 – edit grid data – klik modify/ show system –
masukkan data grid sesuai jarak koordinat struktur yang akan dibuat – klik ok.
3. Pilih menu define – materials – klik add new material – ketik nama material –
pilih tipe material (apabila beton maka pilih concrete, apabila tulangan maka
pilih rebar) – masukkan data material yang akan digunakan (jika beton maka
data yang dimasukkan adalah berat jenis beton bertulang, modulus elastisitas
beton dan fc’, jika tulangan maka data yang dimasukkan adalah fy) – klik ok
setelah selesai,
4. Pilih menu define – section properties – frame section – add new properties –
pilih concrete – klik rectangular – kemudian ketik nama balok/ kolom yang
akan dibuat – masukkan ukuran balok/ kolom – klik concrete reinforcement –
pilih tulangan pokok dan tulangan sengkang yang akan digunakan – pada
design type pilih beam untuk desain balok dan column untuk desain kolom –
apabila mendesain balok masukkan data tebal selimut beton, apabila
mendesain kolom masukkan data tebal selimut beton, jumlah tulangan pokok,
diameter tulangan pokok dan tulangan sengkang – klik ok.
5. Pilih menu define – section properties – area section – pilih shell – klik add
new section – ketik nama pelat yang akan didesain – pada type pilih shell- thin
– pada material name pilih beton – masukkan ketebalan pelat pada kolom
thickness – klik modify/ show shell design parameters – pada rebar material
pilih tulangan yang akan digunakan – pada rebar layout options pilih two layer
– masukkan jarak dari sisi luar selimut beton ke pusat tulangan – klik ok.
6. Klik toolbar draw frame/ cable element untuk menggambar frame – gambar
sesuai dengan data grid yang telah dibuat.
7. Klik toolbar draw poly area untuk menggambar area (pelat lantai, pelat tangga,
dan pelat bordes) – gambar sesuai dengan data yang ada.
8. Pilih joint yang akan diberi tumpuan – pilih menu assign – join – restraints –
klik pada tumpuan jepit – klik ok.
9. Pilih menu define – load patterns – masukkan beban apa saja yang akan
diinput (beban mati, hidup, angin, gempa) – klik ok.
10. Pilih joint yang akan diberi beban angin – klik menu assign – joint loads –
forces – masukkan data beban angin searah sumbu x – klik ok.
11. Pilih frame yang akan diberi beban mati – klik menu assign – frame loads –
distributed – masukkan data beban mati pada uniform load – klik ok.
12. Pilih area (pelat) yang akan diberi beban mati – klik menu assign – area loads
– uniform (shell) – masukkan data beban mati pada uniform load – klik ok.
13. Pilih area (pelat) yang akan diberi beban hidup – klik menu assign – area loads
– uniform (shell) – masukkan data beban hidup pada uniform load – klik ok.
14. Klik semua joint pada lantai 1 – klik menu assign – joint – constraints – pada
constraints type pilih diaphragm – klik add new constraint – ketik nama
constraint – klik ok.
15. Ulangi langkah no.14 untuk joint pada lantai 2 – atap.
16. Pilih menu define – load patterns – klik pada beban gempa EX/EY – klik
modify lateral load pattern – masukkan nilai FX/ FY – klik ok.
17. Pilih menu define – functions – response spectrum – pada function type pilih
IBC 2006 – add new function – masukkan data respon spektrum gempa – klik
ok.
18. Pilih menu define – load cases – add new load case – masukkan data gempa
statik dan respon spektrum – klik ok.
19. Pilih menu define – load combinations – add new combo – setelah semua
kombinasi selesai dibuat klik ok.
20. Pilih menu design – concrete frame design – select design combos – add
kombinasi yang telah dibuat – klik ok.
21. Pilih menu analyze – run analysis – pilih case name yang akan di run – klik
run now.
22. Pilih menu design – concrete frame design – start design/ check of structure.
23. Pilih menu display – show table – beri tanda pada bagian yang akan
dimunculkan tabelnya – klik ok.
24. Klik menu file pada tabel – export all tables – to excel

Anda mungkin juga menyukai