Metode Perancangan
BAB III
METODE PERANCANGAN
Dalam penyajian bab ini dibuat kerangka agar memudahkan dalam pengerjaan
laporan tugas akhir. Berikut adalah diagram alur yang akan diterapkan :
Mulai
Studi Literatur
Menggunakan Bantuan
Software SAP2000 V14
Perbandingan / Optimasi
Berat Konstruksi Baja
Metode Pelaksanaan
III - 1
Bab-3
Metode Perancangan
Untuk langkah langkah yang diambil untuk penyusunan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
3. Zone Gempa :3
atapnya. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui kondisi bangunan existing dengan
lebih detail.
Dari hasil survey lapangan yang telah dilaksanakan, didapat dimensi struktur
WF 300.150.6,5.9
III - 2
Bab-3
Metode Perancangan
Peninggian Atap
D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
III - 3
Bab-3
Metode Perancangan
III - 4
Bab-3
Metode Perancangan
Bab-3
Metode Perancangan
Dalam preliminary desain ini didasarkan pada data awal yang diperoleh dari
hasil survey dan beberapa tambahan dari literatur perencanaan system LRFD
struktur baja dan SNI 03-1729-2002 tata cara perencanaan struktur baja.
3.2.5.1. 1,4D
Dimana :
D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi pemanen, termasuk
dinding, lantai atap, plafon, partisi tetap, tangga dan peralatan layan tetap
L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penguna gedung, termasuk kejut tetapi
La adalah beban hidup diatap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,
peralatan, dan material atau selama pengunaan biasa orang dan benda bergerak
III - 6
Bab-3
Metode Perancangan
E adalah beban gempa yang ditentukan dari peraturan gempa = 0,5 bila L< 5 kPa,
dan = 1 bila L 5 kPa. Faktor beban L harus sama dengan 1,0 untuk garasi
parkir, daerah yang digunakan untuk pertemuan umum dan semua daerah yang
Faktor tahanan untuk perencanaan struktur berdasarkan metode LRFD yang ditentukan
f. Sambungan las
Parameter dimensi bangunan existing seperti pada gambar diatas dengan data-data
sebagai berikut:
III - 7
Bab-3
Metode Perancangan
Baja profil = BJ 37
Struktur crane direncanakan sesuai dengan tabel brosur Demag dengan data-data yang
III - 8
Bab-3
Metode Perancangan
Analisa perhitungan pada struktur bangunan lama sesuai kondisi profil bangunan
yang ada dimaksudkan sebagai rekomendasi baik itu kekurangan maupun kelebihan
III - 9
Bab-3
Metode Perancangan
3. Kontrol kelangsingan
7. Perhitungan trestang
beban angin
III - 10
Bab-3
Metode Perancangan
Langkah langkah perhitungan balok utama crane (runway beam) antara lain :
1. Analisa struktur balok utama dan balok runway untuk crane dengan
beban angin
III - 11
Bab-3
Metode Perancangan
(1) Optimasi desain model atap bangunan dan profil yang digunakan.
- Model atap desain existing dalam bentuk sengkuap (miring satu sisi)
kecil dari pada kapasitas beban crane bangunan yang sudah ada, maka
Dengan adanya perubahan model, struktur balok atap dan balok runway
sehingga hal ini akan mempengaruhi dimensi profil kolom yang semula
500.200.10.16
III - 12
Bab-3
Metode Perancangan
Balok Runway
Crane
Kolom
beban angin
III - 13
Bab-3
Metode Perancangan
Langkah langkah perhitungan balok utama keran (runway beam) antara lain :
1. Analisa struktur balok utama dan balok runway untuk keran dengan
beban angin
III - 14
Bab-3
Metode Perancangan
Kekuatan Tarik.
sudut.
3. Hitung kapasitas gaya Tekan dan kuat Tumpu serta kuat geser.
III - 15
Bab-3
Metode Perancangan
struktur baru akan dibandingkan baik dari kelebihan masing masing pemodelan
Setelah diketahui kelebihan dan kekurangannya maka akan didapatkan struktur yang
Dari hasil perhitungan dan pemodelan yang optimal akan di lanjutkan dengan
gambar kerja dengan tujuan supaya dapat dipahami oleh pelaksana dan mudah
dalam fabrikasinya, adapun gambar kerja yang akan dibuat antara lain :
1. Gambar denah base plate dan kolom, denah balok dan denah atap
berkapasitas 300ton, dengan alat bantu ini diharapkan dapat mempermudah dan
pekerjaan erection.
III - 16
Bab-3
Metode Perancangan
maksimum pada profil IWF standard. Profil kastela ini dibuat secara ekonomis
dengan menggunakan suatu profil IWF standard yang dipotong secara simetris arah
sig-sag atau oval sepanjang garis tengah profil, selanjutnya sisi potongan terluar
ditemukan dan disatukan dengan teknik pengelasan, sehingga akan didapatkan profil
yang lebih tinggi dari sebelumnya. dengan tujuan untuk meningkatkan section
modulus dan momen inersia, sehingga menghasilkan penampang yang lebih kuat
dan kaku karena inersia profil mengalami kenaikan, yaitu : I = 1/12 bh3 ; dan M =
; jadi kalau nilai h naik maka nilai I juga akan bertambah besar dan jika nilai I
bertambah besar berarti nilai M (kapasitas momen) juga akan bertambah besar.
III - 17
Bab-3
Metode Perancangan
Sistem pengelasan yang dilakukan pada balok kastela yaitu dengan penggunaan
semi-automatic las lengkung, dengan sistem ini badan penampang dapat 100%
tersambung. Dalam metode kastela tidak diperlukan penambahan elemen pada baja
profil secara umum sudut yang digunakan minimum sebesar 450 dan maksimum
sebesar 700 , sedangkan yang paling sering digunakan adalah sudut 450 dan 600.
Jarak e mungkin akan bervariasi sesuai kebutuhan, akibat dari jarak e dibesarkan,
Tsection akan meningkat. Akan tetapi, ada batasan sepanjang apa jarak e dapat
digunakan. Gaya geser ( D ) dan normal ( N ) yang dipikul pada badan harus
oleh sayap). Pada setiap bagian badan yang bolong, dua Tsection akan berperan
sebagai penahan gaya geser ( D ) dan gaya normal ( N ). Sehingga tinggi Tsection
akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan layanan terhadap gaya geser dan
normal.
III - 18
Bab-3
Metode Perancangan
Di tengah bentang dititik b., di Gambar 3.8, gaya gerser (V) adalah minimum dan
tidak banyak menimbulkan masalah stabilitas di daerah akibat geser bukaan pada
badan, tetapi bagian ujung di titik a. (dekat tumpuan), tegangan akibat gaya geser di
daerah bukaan, khususnya dibagian tipis (tepi atas bukaan) menjadi permasalahan
Bagian atas dan bawah pada balok diasumsikan menahan gaya tekan dan
gaya tarik yang timbul dari pembebanan yang dilakukan. = M/Sb, harus
kontinu sepanjang balok, dengan rasio antara lebar dan tebal adalah
Tegangan geser aksial (V) pada balok ditahan oleh bagian badan (web)
untuk bagian balok yang utuh (solid), dan ditahan oleh bagian badan diluar
III - 19
Bab-3
Metode Perancangan
Pada bagian bukaan di badan profil, tegangan geser aksial terdistribusi sama
besar besar di tepi atas maupun bawah dari balok, asumsikan ketinggian atas
Gambar. 3.10 Gaya Geser V1 dan V2 dibagi rata pada bagian Tsection atas dan
Tsection bawah Balok Honeycom dalam Pembebanan Terbagi Rata
Bagian badan yang solid men-transfer gaya aksial vertikal sebesar separuh
Tampang Balok Kastela pada bagian tumpuan harus merupakan bagian yang
utuh.
Ada dua metode yang dapat digunakan dalam melakukan pemeriksaan terhadap
III - 20
Bab-3
Metode Perancangan
panjang bagian badan yang utuh (s) dibandingkan dengan bagian badan
gaya geser sebagai bagian yang bebas dari balok. Perbedaannya pada
metode ini gaya geser yang diterima pada ujung bagian segmen
bentang.
III - 21