Anda di halaman 1dari 21

Bab-3

Metode Perancangan

BAB III

METODE PERANCANGAN

3.1 Penyajian Laporan

Dalam penyajian bab ini dibuat kerangka agar memudahkan dalam pengerjaan

laporan tugas akhir. Berikut adalah diagram alur yang akan diterapkan :

Mulai

Pengumpulan Data & Survey

Studi Literatur

Preliminary Desain dan Pembebanan Elemen Struktur

Analisa Struktur dengan Analisa Struktur dengan


Pemodelan Existing Pemodelan Alteratif

Menggunakan Bantuan
Software SAP2000 V14
Perbandingan / Optimasi
Berat Konstruksi Baja

Metode Pelaksanaan

Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Optimasi Struktur

III - 1
Bab-3
Metode Perancangan

3.2 Langkah Langkah Penyusunan Tugas Akhir

Untuk langkah langkah yang diambil untuk penyusunan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut :

3.2.1 Pengumpulan Data & Survey

Data Umum Bangunan Existing :

1. Nama Bangunan : Gedung Power Transformer

2. Fungsi : Tempat Produksi dan Test Transformer

3. Zone Gempa :3

4. Tinggi Bangunan Utama : 21 m

5. Struktur Utama Gedung : Struktur Baja

6. Beban Hoist Crane : 20 Ton

Untuk memudahkan pemodelan dan perhitungan struktur tambahan penulis

berinisiatif untuk mengadakan survey ke lokasi pabrik yang akan ditinggikan

atapnya. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui kondisi bangunan existing dengan

lebih detail.

Dari hasil survey lapangan yang telah dilaksanakan, didapat dimensi struktur

baja antara lain :

1. Kolom struktur menggunakan WF 900.300.16.28, WF600.200.12.20,

WF 500.300.10.16, WF 300.150.6,5.9, WF 150.75.7.5

2. Balok struktur menggunakan WF600.200.12.20, WF 500.300.10.16,

WF 300.150.6,5.9

3. Rater menggunakan WF 900.300.16.28, WF600.200.12.20

III - 2
Bab-3
Metode Perancangan

4. Runway Beam menggunakan WF 900.300.16.28, WF600.200.12.20

5. Rangka clading menggunakan Canal C150.75.50.3,2

6. Rangka Atap menggunakan canal C150.75.50.3,2

7. Cross Bracing menggunakan siku 70.70.7

8. Windbracing mengunakan besi 16mm

Peninggian Atap
D

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Gambar 3.2. Denah Rencana Atap


(sumber : Asbuilt-Proyek PT. Trie Insanlestari)

III - 3
Bab-3
Metode Perancangan

Gambar 3.3. Potongan Melintang AS-17 Existing


(sumber : Asbuilt-Proyek PT. Trie Insanlestari)

Gambar 3.4. Potongan Melintang AS-17 Existing


(sumber : Asbuilt-Proyek PT. Trie Insanlestari)

III - 4
Bab-3
Metode Perancangan
Bab-3
Metode Perancangan

b. Optimasi perencanaan struktur primer ini meliputi optimasi desain balok

struktur balok, optimasi desain struktur kolom, perhitungan sambungannya.

3.2.3 Preliminary Desain dan Pembebanan Elemen Struktur

Dalam preliminary desain ini didasarkan pada data awal yang diperoleh dari

hasil survey dan beberapa tambahan dari literatur perencanaan system LRFD

struktur baja dan SNI 03-1729-2002 tata cara perencanaan struktur baja.

Pembebanan struktur harus mampu memikul semua jenis kombinasi pembebanan

yang dipakai yaitu :

3.2.5.1. 1,4D

3.2.5.2. 1,2D + 1,6L + 0,5( La atau H)

3.2.5.3. 1,2D + 1,6( La atau H) + ( . L atau 0,8 W)

3.2.5.4. 1,2D + 1,3W + . L + 0,5( La atau H)

3.2.5.5. 1,2D 1,0E + .L

3.2.5.6. 0,9D (1,3W atau 1,0E)

Dimana :

D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi pemanen, termasuk

dinding, lantai atap, plafon, partisi tetap, tangga dan peralatan layan tetap

L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penguna gedung, termasuk kejut tetapi

tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan dan lain-lain

La adalah beban hidup diatap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,

peralatan, dan material atau selama pengunaan biasa orang dan benda bergerak

H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genagan air

W adalah beban angin

III - 6
Bab-3
Metode Perancangan

E adalah beban gempa yang ditentukan dari peraturan gempa = 0,5 bila L< 5 kPa,

dan = 1 bila L 5 kPa. Faktor beban L harus sama dengan 1,0 untuk garasi

parkir, daerah yang digunakan untuk pertemuan umum dan semua daerah yang

memikul beban hidup lebih besar dari 5 kPa.

Faktor tahanan untuk perencanaan struktur berdasarkan metode LRFD yang ditentukan

dalam tabel 6.4-2 SNI 03-1729-2002, sebagai berikut ;

a. Komponen struktur yang memikul lentur = 0,90

b. Komponen struktur yang memikul gaya tekan aksial = 0,85

c. Komponen struktur yang memikul gaya tarik

1) Terhadap kuat tarik leleh = 0,90

2) Terhadap kuat tarik fraktur = 0,75

d. Komponen struktur yang memikul gaya aksial dan lentur = 0,90

e. Sambungan baut = 0,75

f. Sambungan las

1) Las tumpul penetrasi penuh = 0,90

2) Las sudut, las tumpul penetrasi sebagian, las pengisi = 0,75

Parameter dimensi bangunan existing seperti pada gambar diatas dengan data-data

sebagai berikut:

Bentang portal terpanjang = 18 m

Tinggi puncak bangunan existing = 21 m

Kemiringan atap = 100

III - 7
Bab-3
Metode Perancangan

Penutup atap = Zincalume t=0,45TCT Insulation

glaswool density =20kg/m

Jarak gording = 120cm

Jenis sambungan = Baut dan Las

Baja profil = BJ 37

Tegangan leleh profil ( ) = 240 Mpa = 2447,319 kg/cm2

Tegangan tarik profil ( ) = 370 Mpa = 3772,950 kg/cm2

Modulus elastisitas baja = 200.000 Mpa = 2.039.432,426 kg/cm2

Struktur crane direncanakan sesuai dengan tabel brosur Demag dengan data-data yang

akan dugunakan adalah sebagai berikut :

Jenis crane = Elektric overhead travelling (EOT) crane

Double girder crane kelas A

Kapasitas angkat = 20 ton

Bentang balok crane/bangunan = 18 m

Jarak antar kolom =6m

Berat hoist dan troli = 1.260 kg

Jumlah roda = 2 roda per end truck dengan bentang 4 m

Rel crane = Rel khusus untuk crane type no.2

Berat sendiri rel crane = 32,2 kg/m

Jarak minimum lokasi takel tehadap rel = 1 m

III - 8
Bab-3
Metode Perancangan

Sesuai Input pembebanan elemen struktur :

Sebagai penentuan awal, maka ditetapkan untuk perhitungan awal yaitu :

Aksesoris Atap = 10 kg/m

Beban Hidup (LL) = 100 kg

Beban Hujan (R) = 20 kg/m

Beban Angin (W) = 40 kg/m

3.2.4 Analisa struktur dengan pemodelan existing

Analisa perhitungan pada struktur bangunan lama sesuai kondisi profil bangunan

yang ada dimaksudkan sebagai rekomendasi baik itu kekurangan maupun kelebihan

struktur yang sudah ada.

3.2.4.1 Analisa perhitungan desain gording

Adapun langkah langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :

1. Analisa struktur gording dimulai dari menentukan jarak asumsi

gording, parameter material, mmenghitung kombinasi pembebanan

akibat beban mati, beban hidup dan beban angin

2. Menghitung momen-momen yang timbul pada gording

3. Kontrol kelangsingan Penampang

4. Menghitung kapasitas lentur

5. Menghitung kapasitas Tekuk lateral

6. Menghitung lendutan maksimum gording

III - 9
Bab-3
Metode Perancangan

3.2.4.2 Analisa perhitungan rangka clading

Langkah langkah perhitungan clading antara lain :

1. Analisa struktur gording dimulai dari menentukan jarak asumsi

gording, parameter material, mmenghitung kombinasi pembebanan

akibat beban mati, beban hidup dan beban angin

2. Menghitung momen-momen yang timbul pada rangka clading

3. Kontrol kelangsingan

4. Menghitung kapasitas lentur

5. Menghitung kapasitas tekuk lateral

6. Menghitung lendutan maksimum rangka clading

7. Perhitungan trestang

3.2.4.3 Analisa perhitungan balok rafter (kuda-kuda)

Langkah langkah perhitungan struktur balok rafter (kuda kuda) adalah :

1. Analisa struktur portal utama dengan data data dan parameter

material, kombinasi pembebanan akibat beban mati, beban hidup,

beban angin

2. Menghitung batas kelangsingan penampang

3. Menghitung tahanan tekuk lateral

4. Menghitung batas lendutan maksimum

III - 10
Bab-3
Metode Perancangan

3.2.4.4 Analisa perhitungan balok utama crane (runway beam)

Langkah langkah perhitungan balok utama crane (runway beam) antara lain :

1. Analisa struktur balok utama dan balok runway untuk crane dengan

data dan parameter material, kombinasi pembebanan akibat beban

mati, beban hidup, beban angin, akibat beban dinamis

2. Menghitung reaksi pada roda-roda keran

3. Menghitung momen maksimum

4. Menghitung tegangan normal akibat beban terfaktor

5. Periksa tekuk torsi lateral

6. Periksa kelangsingan profil penampang

7. Periksa tekuk global pada penampang

8. Periksa batas lendutan maksimum

3.2.4.5 Analisa perhitungan portal (kolom)

Langkah langkah perhitngan struktur utama portal antara lain :

1. Analisa struktur portal utama dengan data data dan parameter

material, kombinasi pembebanan akibat beban mati, beban hidup,

beban angin

2. Kontrol kuat rencana ( ) dan

3. Periksa penampang kompak

4. Kontrol kelangsingan profil

5. Kontrol tegangan yang terjadi

6. Hitung nilai kapasitas tekan profil terhadap tekuk lentur

III - 11
Bab-3
Metode Perancangan

3.2.5 Analisa Struktur dengan Pemodelan Alternatif (Optimasi)

Dari hasil analisa perhitungan struktur pada desain existing didapat

kesimpulan bahwa struktur cukup aman tetapi belum betul-betul efisien.

Sehingga penulis mencoba mengoptimasi desain existing untuk mendapatkan

konstruksi struktur yang benar-benar efisien. Untuk menghasilkan optimasi yang

cukup signifikan maka penulis melakukan optimasi dalam hal :

(1) Optimasi desain model atap bangunan dan profil yang digunakan.

- Model atap desain existing dalam bentuk sengkuap (miring satu sisi)

di rubah menjadi bentuk pelana.

- Struktur balok atap yang semula menggunakan profil standar WF

600.200.12.20 di rubah menjadi profil Honeycomb WF 600.200.8.13

(2) Optimasi dimensi balok runway untuk crane

Berhubung kapasitas beban crane pada peninggian bangunan ini lebih

kecil dari pada kapasitas beban crane bangunan yang sudah ada, maka

balok runway crane yang semula menggunakan WF 900.300.16.28

dirubah menjadi WF 588.300.12.20

(3) Optimasi dimensi kolom

Dengan adanya perubahan model, struktur balok atap dan balok runway

crane maka didapatkan hasil beban konstruksi yang lebih ringan,

sehingga hal ini akan mempengaruhi dimensi profil kolom yang semula

menggunakan profil WF 588.300.12.20 dirubah menjadi menjadi WF

500.200.10.16

Untuk mendukung penelitian ini berikut adalah langkah langkah analisa

perhitungan stuktur dalam optimasi :

III - 12
Bab-3
Metode Perancangan

Optimasi model atap dan


Profil balok Atap

Balok Runway
Crane
Kolom

Gambar 3.6. Potongan Melintang AS 16-19 Peninggian Atap


( Optimasi Model Atap , Balok Atap Castellated, Balok Runway Crane dan Kolom)

3.2.5.2. Analisa perencanaan balok rafter (kuda-kuda)

Langkah langkah perhitungan struktur balok rafter (kuda kuda) adalah :

1. Analisa struktur portal utama dengan data data dan parameter

material, kombinasi pembebanan akibat beban mati, beban hidup,

beban angin

2. Menghitung batas kelangsingan penampang

3. Menghitung tahanan tekuk lateral

4. Menghitung batas lendutan maksimum

III - 13
Bab-3
Metode Perancangan

3.2.5.3. Analisa perencanaan balok utama keran (runway beam)

Langkah langkah perhitungan balok utama keran (runway beam) antara lain :

1. Analisa struktur balok utama dan balok runway untuk keran dengan

data dan parameter material, kombinasi pembebanan akibat beban

mati, beban hidup, akibat beban dinamis

2. Menghitung reaksi pada roda-roda keran

3. Menghitung momen maksimum

4. Menghitung tegangan normal akibat beban terfaktor

5. Periksa tekuk torsi lateral

6. Periksa kelangsingan profil penampang

7. Periksa tekuk global pada penampang

8. Periksa batas lendutan maksimum

3.2.5.4. Analisa perencanaan portal (kolom)

Langkah langkah perhitngan struktur utama portal antara lain :

1. Analisa struktur portal utama dengan data data dan parameter

material, kombinasi pembebanan akibat beban mati, beban hidup,

beban angin

2. Kontrol kuat rencana ( ) dan

3. Periksa penampang kompak

4. Kontrol kelangsingan profil

5. Kontrol tegangan yang terjadi

6. Hitung nilai kapasitas tekan profil terhadap tekuk lentur

III - 14
Bab-3
Metode Perancangan

3.2.5.5. Analisa sambungan balok atap dan kolom

Langkah langkah perhitungan untuk sambungan baut adalah :

1. Perhitungan Gaya atau Beban yang bekerja.

2. Perhitungan Kekuatan Geser, Vn dan Kekuatan Tumpu, Rn serta

Kekuatan Tarik.

3. Cek kapasitas Profil, Pelat Simpul, Pelat penyambung bawah.

Sedangkan Analisa pada perhitungan sambungan las, yaitu berdasarkan:

1. Perhitungan Analisa Kekuatan & Elastis.

2. Perhitungan Tegangan akibat Momen dan Geser, f dan f.

3. Perhitungan Tegangan maksimum, Tebal Las, dan Cek kapasitas las

sudut.

Adapun perhitungan sambungan yang perlu dihitung antara lain :

- Sambungan balok induk dengan kolom

- Sambungan kolom dengan kolom

- Sambungan kolom dengan rafter

3.2.4.6 Analisa perhitungan base plate

Langkah-langkah dalam mendesain Baseplate atau dudukan, yaitu:

1. Perencanaan awal dimensi Baseplate beserta mutu bahan yang dipakai.

2. Analisa Struktur mulai dari eksentrisitas gaya hingga eksentrisitas kritis.

3. Hitung kapasitas gaya Tekan dan kuat Tumpu serta kuat geser.

4. Hitung tebal Baseplate.

5. Desain diameter baut termasuk jumlah baut.

III - 15
Bab-3
Metode Perancangan

3.2.6 Perbandingan optimasi

Hasil perhitungan struktur antara pemodelan struktur lama dengan pemodelan

struktur baru akan dibandingkan baik dari kelebihan masing masing pemodelan

struktur maupun kekurangannya.

Setelah diketahui kelebihan dan kekurangannya maka akan didapatkan struktur yang

optimal dan efisien.

Dari hasil perhitungan dan pemodelan yang optimal akan di lanjutkan dengan

gambar kerja dengan tujuan supaya dapat dipahami oleh pelaksana dan mudah

dalam fabrikasinya, adapun gambar kerja yang akan dibuat antara lain :

1. Gambar denah base plate dan kolom, denah balok dan denah atap

2. Gambar denah balok runway beam

3. Potongan portal memanjang dan portal melintang

4. Gambar detail sambungan

3.2.7 Metode pelaksanaan

Dalam penyajian metode pelaksanaan dilapangan penulis hanya membahas

mengenai kerangka pendekatan pelaksanaan erection yang bisa diterapkan oleh

kontraktor pelaksana dengan menggunakan alat bantu yaitu mobile crane

berkapasitas 300ton, dengan alat bantu ini diharapkan dapat mempermudah dan

mempercepat waktu pelaksanaan dan sedikit mungkin menganggu aktivitas pabrik

yang masih terus beraktivitas.

Disamping itu, keselamatan kerja di ketinggian sangat diutamakan yaitu dengan

penerapan safety atau K3 yang ketat untuk meminimalisasi kecelakaan dalam

pekerjaan erection.

III - 16
Bab-3
Metode Perancangan

3.3 Teori Castellated Beam (open web)

Dalam konsep perencanaan open web adalah untuk memberikan tinggi

maksimum pada profil IWF standard. Profil kastela ini dibuat secara ekonomis

dengan menggunakan suatu profil IWF standard yang dipotong secara simetris arah

sig-sag atau oval sepanjang garis tengah profil, selanjutnya sisi potongan terluar

ditemukan dan disatukan dengan teknik pengelasan, sehingga akan didapatkan profil

yang lebih tinggi dari sebelumnya. dengan tujuan untuk meningkatkan section

modulus dan momen inersia, sehingga menghasilkan penampang yang lebih kuat

dan kaku karena inersia profil mengalami kenaikan, yaitu : I = 1/12 bh3 ; dan M =

; jadi kalau nilai h naik maka nilai I juga akan bertambah besar dan jika nilai I

bertambah besar berarti nilai M (kapasitas momen) juga akan bertambah besar.

Gambar. 3.7 Pemotongan Profil IWF menjadi Kastela

III - 17
Bab-3
Metode Perancangan

Sistem pengelasan yang dilakukan pada balok kastela yaitu dengan penggunaan

semi-automatic las lengkung, dengan sistem ini badan penampang dapat 100%

tersambung. Dalam metode kastela tidak diperlukan penambahan elemen pada baja

profil secara umum sudut yang digunakan minimum sebesar 450 dan maksimum

sebesar 700 , sedangkan yang paling sering digunakan adalah sudut 450 dan 600.

Gambar. 3.8 Jenis Honeycom dalam beberapa variasi sudut


(Sumber : Blogett, Omer W 1991; Design Weld of Structure)

Jarak e mungkin akan bervariasi sesuai kebutuhan, akibat dari jarak e dibesarkan,

maka kemampuan layanan terhadap gaya geser ( D ) dan normal ( N ) sepanjang

Tsection akan meningkat. Akan tetapi, ada batasan sepanjang apa jarak e dapat

digunakan. Gaya geser ( D ) dan normal ( N ) yang dipikul pada badan harus

diperhatikan (walaupun dalam perencanaan seluruh gaya gaya internal ditampung

oleh sayap). Pada setiap bagian badan yang bolong, dua Tsection akan berperan

sebagai penahan gaya geser ( D ) dan gaya normal ( N ). Sehingga tinggi Tsection

akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan layanan terhadap gaya geser dan

normal.

III - 18
Bab-3
Metode Perancangan

Gambar. 3.9 Bidang Momen dan Geser pada Balok Honeycom


dalam Pembebanan Terbagi Rata

Di tengah bentang dititik b., di Gambar 3.8, gaya gerser (V) adalah minimum dan

tidak banyak menimbulkan masalah stabilitas di daerah akibat geser bukaan pada

badan, tetapi bagian ujung di titik a. (dekat tumpuan), tegangan akibat gaya geser di

daerah bukaan, khususnya dibagian tipis (tepi atas bukaan) menjadi permasalahan

yang perlu diperhitungkan.

Anggapan utama dalam melakukan desain balok honeycomb adalah :

Bagian atas dan bawah pada balok diasumsikan menahan gaya tekan dan

gaya tarik yang timbul dari pembebanan yang dilakukan. = M/Sb, harus

kontinu sepanjang balok, dengan rasio antara lebar dan tebal adalah

minimum dan tegangan ijin.

Tegangan geser aksial (V) pada balok ditahan oleh bagian badan (web)

untuk bagian balok yang utuh (solid), dan ditahan oleh bagian badan diluar

bukaan (stem) untuk bagian balok yang terbuka atau berlubang.

III - 19
Bab-3
Metode Perancangan

Pada bagian bukaan di badan profil, tegangan geser aksial terdistribusi sama

besar besar di tepi atas maupun bawah dari balok, asumsikan ketinggian atas

dan bawah sama.

Gambar. 3.10 Gaya Geser V1 dan V2 dibagi rata pada bagian Tsection atas dan
Tsection bawah Balok Honeycom dalam Pembebanan Terbagi Rata

Bagian badan yang solid men-transfer gaya aksial vertikal sebesar separuh

dari selisih geser aksial di ujung panel, (V1 V2).

Tampang Balok Kastela pada bagian tumpuan harus merupakan bagian yang

utuh.

3.3.1 Tekuk pada badan akibat gaya geser

Ada dua metode yang dapat digunakan dalam melakukan pemeriksaan terhadap

geser pada balok sepanjang garis netral :

III - 20
Bab-3
Metode Perancangan

Dengan menggunakan persamaan yang umum terhadap gaya geser. Dengan

mengasumsikan bagian badan penampang solid.

Kemudian meningkatkan besaran gaya geser yang terjadi dengan rasio

panjang bagian badan yang utuh (s) dibandingkan dengan bagian badan

yang berlubang (e).

Gambar. 3.11 Rasio Pengkali berdasarkan panjang s dibandingkan panjang e


(Blogett, Omer W, 1991. Design of Welded Struktur)

Maka diperoleh persamaan :

Menganggap bagian Tsection sebelah atas cukup mampu menahan

gaya geser sebagai bagian yang bebas dari balok. Perbedaannya pada

metode ini gaya geser yang diterima pada ujung bagian segmen

ditransfer menjadi gaya geser pada garis netral pada sepanjang

bentang.

III - 21

Anda mungkin juga menyukai