Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................1
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................3
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.

LATAR BELAKANG..........................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................4
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN........................................................................4
SISTEMATIKA PENULISAN............................................................................................5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA................................................................................7


2.1.
2.2.

JEMBATAN CABLE STAYED...........................................................................................7


KRITERIA PERENCANAAN............................................................................................8

2.2.1.
2.2.2.
2.2.3.
2.3.

Kekuatan.........................................................................................................................8
Lendutan.........................................................................................................................8
Beban angin....................................................................................................................8
BAGIAN-BAGIAN JEMBATAN........................................................................................8

2.3.1.
2.3.2.
2.3.3.

Gelagar...........................................................................................................................9
Kabel.............................................................................................................................13
Menara..........................................................................................................................15

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN..............................................................18


3.1.
3.2.

FLOW PERENCANAAN..................................................................................................18
PENJELASAN BAGAN ALIR.........................................................................................19

3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.

Mulai.............................................................................................................................19
Studi Literatur Mengenai Jembatan Kabel (Cable Stayed)..........................................19
Spesifikasi Jembatan.....................................................................................................19
Desain...........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................28

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan, di samping itu banyak juga daratan daratan di dalam kepulauan tersebut yang terputus oleh aliran sungai. lalulintas dan
transportasi darat sering terkendala dan terputus karena dibatasi oleh masalah tersebut,
yang memberikan dampak negatif pada kegiatan sosial maupun ekonomi. Maka untuk

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

memaksimalkan perekonomian dibutuhkan sebuah prasarana transportasi yang berupa


jembatan. Jembatan sebagai penghubung untuk menyeberangi jurang atau rintangan
seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya, sehingga penduduk yang terisolir dapat
dijangkau.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu para Insinyur untuk
mengembangkan jembatan. Jenis, model dan bahan jembatan dibuat bervariasi sesuai
dengan bentang dan fungsinya. Jembatan cable stayed adalah jembatan yang dibangun
dengan menggunakan kabel vertikal dan miring dan biasanya menggunakan gelegar
baja atau beton sebagai gelegar utama (Zarkashi dan Rosliansjah, 1955).
Pada Proyek tol Mojokerto-Kertosono yang merupakan bagian dari proyek
Trans Java Tollway System, dibangun melalui berbagai macam topografi, seperti
perbukitan, dan sungai. Pembangunan jalan tol pun harus disesuaikan dengan wilayah
yang dilalui. Di Kecamatan Gedek, Mojokerto yang merupakan bagian subproyek Tol
Kertosono- Mojokerto, jalan yang dibangun harus melalui aliran Sungai Brantas
sehingga salah satu pekerjaan proyek yang dilakukan adalah pembangunan jembatan.
Jembatan yang dibangun untuk lokasi tersebut adalah jenis jembatan box
girder dengan bentang 299 m dan lebar 2x16,2 m. jika dilihat dari ukuran bentang dan
panjangnya, jembatan tersebut merupakan jembatan bentang panjang. Jembatan
bentang panjang biasanya didesain dengan beberapa metode diantaranya: a) cabel
stayed, b) suspension, c) box girder kantilever, d) pelengkung. jembatan yang dipilih
adalah jembatan cable stayed.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam penulisan tugas akhir ini pelu adanya pembatasan masalah agar penulis
fokus pada masalah yang dihadapi. Penulis menitikberatkan pada perencanaan
konstruksi jembatan cable stayed, antara lain:

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 1

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

1. Struktur jembatan yang digunakan adalah jembatan cable stayed dengan material
beton mutu tinggi.
2. Dimensi komponenkomponen utama direncanakan sendiri (fiktif) dengan mengacu
kepada data yang ada
3. Struktur dimodelkan dalam 3D dengan menggunakan software Csi Bridge Models
V. 15.0.0 & MIDAS Civil Ver. 7.01
4. Struktur jembatan yang dibandingkan mempunyai dimensi dan profil yang sama tapi
berbeda pola pada komponen pylon dengan single plane dan double plane.
5. penyusunan kabel, dengan jenis jembatan cable stayed adalah tipe Harp
6. Tidak memperhitungkan bangunan bawah jembatan hanya upper structure saja.
7. Perencanaan hanya ditinjau dari segi teknis saja, tidak memperhitungkan analisa
waktu dan biaya.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dan manfaat penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Merancang struktur atas dari jembatan dengan kontruksi cable stayed.
b. Membandingkan pengaruh penempatan kabel single plane dan double plane
terhadap jumlah kabel dan dimensi kabel.
c. Dapat menganalisa besarnya gaya yang timbul pada kabel dan pengaruhnya pada
struktur.
Manfaat dari perencanaan jembatan cable stayed ini adalah :
a. Untuk menambah

wawasan tentang berbagai tipe jembatan. khususnya

jembatan cable stayed.


b. Untuk memberikan alternatif desain jembatan untuk pembangunan jembatan
lanjutan jika jembatan yang ada sudah melebihi kapasitas yang seharusnya.

1.4. Batasan Masalah


Batasan- batasan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan jembatan ini tidak termasuk kemungkinan pembangunan dinding
penahan tanah akibat kondisi topografis lapangan.
b. Perencanaan jembatan hanya merencanakan struktur atas ditambah dengan pylon,
tidak termasuk desain, ukuran, dan jumlah pondasi.

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 2

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

c. Perencanaan tidak termasuk perhitungan abutment, sambungan dan blok angkur.


d. Perencanaan tidak termasuk analisa harga satuan, rencana anggaran biaya
pembangunan dan realisasi.
e. Jembatan yang direncanakan adalah jembatan cable stayed dengan bentang 299
meter dan lebar 2x16,4 meter.
f. Peraturan yang digunakan dalam perencanaan jembatan cable stayed adalah SNI. .
g. Perencanaan tidak termasuk analisa akibat beban gempa.

1.5. Sistematika Penulisan


Secara garis besar, sistematika penulisan Tugas Akhir ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini menerangkan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, serta sistematika penulisan laporan ini.

Bab II : Tinjauan Pustaka


Menjelaskan tentang dasar-dasar teori, standar yang digunakan dan tinjauan
umum tentang definisi jembatan kabel, faktor yang berpengaruh pada desain
jembatan, penjabaran elemen utama jembatan kabel yaitu deck (gelagar), kabel
dan pylon (menara), model / bentuk umum jembatan cable stayed, aspek
pembebanan jembatan (beban primer, beban sekunder, beban dinamis, dan
kombinasi pembebanan), rumus perhitungan untuk komponen utama pada
konstruksi atas (cable, pylon serta deck).
Bab III : Metodologi Penelitian
Menjelaskan tentang

metode

flow

desain dan perencanaan,

pemilihan

model/bentuk, pemilihan bahan, sketsa awal dan ukuran perencanaan.


Bab IV : Analisis Dan Desain Perancangan

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 3

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

Bab ini berisikan tentang rencana dan analisis yang meliputi spesifikasi teknis
jembatan dengan bantuan software Csi Bridge Models V. 15.0.0 & MIDAS Civil
Ver. 7.01, sketsa pra rencana penampang dan ukuran deck, analisis sifat-sifat
penampang deck, analisis gaya tarik pada kabel, sistem angker pada deck dan
pylon, kontrol tegangan, efek sagging dan lendutan, perhitungan jumlah kabel,
pengaruh angin (vortex & flutter) dan stabilitas gempa.
Bab V : Penutup
Beisikan simpulan dan saran.

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 4

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Jembatan Cable Stayed
Salah satu tipe bentuk jenis jembatan adalah jembatan cable stayed. Jembatan cable
stayed sudah dikenal sejak lebih dari 200 tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada
awal era tersebut umumnya dibangun dengan menggunakan kabel vertical dan miring
seperti Dryburgh Abbey Footbridge di Skotlandia yang dibangun tahun 1817. Jembatan
seperti ini seperti ini masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern.
Sejak saat itu jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan mempunyai
bentuk yang bervariasi baik dari segi material yang digunakan maupun segi estetika
(Supriyadi dan Muntohar, 2007:197).

Gambar 2.1 Jembatan dryburgh Abbey Footbridge


(Walter, 1988)

Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton, atau
beton pratekan sabagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah,1995). Pemilihan bahan
gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan harga konstruksi.
Penilaian parameter tersebut tidak hanya tergantung pada perhitungan semata melainkan
masalah ekonomi dan estetika labih dominan. Kecenderungansekarang adalah
menggunakan gelagar beton, cast in situ atau prefabricated (pre cast ) (Supriyadi dan
Muntohar, 2007:197).

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 5

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

2.2. Kriteria Perencanaan


Jembatan yang direncanakan harus memenuhi beberapa kriteria agar layak digunakan
dan memeberikan kenyamanan dan rasa aman bagi penggunanya, diantaranya adalah :

2.2.1. Kekuatan
Jembatan harus mampu menahan beban yang bekerja, baik beban hidup maupun beban
mati secara aman dan sesuai dengan peraturan pembebanan

2.2.2. Lendutan
Jembatan

yang

direncanakan

tidak

boleh

melendut,

karena

lendutan

akan

mengakibatkan ketidaknyamanan pengguna jembatan dan bisa mengakibatkan jembatan


menjadi tidak rata

2.2.3. Beban angin


Dimensi jembatan yang cukup besar menyebabkan pengaruh angin perlu diperhatikan,
karena aliran udara bisa mempengaruhi osilasi torsional dan lentur struktur clan
perubahan sudut dating terhadap gelagar akan mengubah besarnya gaya angkat hal ini
bisa mengakibatkan runtuhnya jembatan

2.3. Bagian-bagian jembatan


Pada dasarnya komponen utama jembatan cable stayed terdiri atas gelagar, system kabel
dan menara atau pylon (Supriyadi dan Muntohar, 2007:198).

Gambar 2.2 Bagian-bagian jembatan

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 6

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

2.3.1. Gelagar
Bentuk gelagar jembatan cable stayed sangat bervariasi namun yang paling sering
digunakan ada dua jenis yaitu stiffening truss dan solid web (Podolny dan Scalzi, 1976).
Pada awal perkembangan jembatan cable stayed modern, stiffening truss banyak
digunakan tetapi sekarang sudah mulai ditinggalkan dan jarang dihunakan dalam desain,
karena mempunyai banyak kekurangan. Kekurangannya adalah membutuhkan fabrikasi
yang besar,perawatan yang relative sulit, dan kurang menarik dari segi estetika.
Meskipun demikian dapat digunakan sebagai gelagar dengan alasan memiliki sifat aero
dinamik yang baik. Dalam keadaan jembatan jalan raya disatukan dengan jembatan
jalan rel dan biasanya menggunakan deck ganda yang bertingkat, truss dapat
dipertimbangkan sebagai elemen utama deck (Supriyadi dan Muntohar, 2007:205).
Berikut adalah contoh gambar stiffening truss :

Gambar 2.3 Gelagar stiffening truss


(Troitsky 1977)

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 7

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

Gelagar yang tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton cenderung
terbagi atas dua tipe yaitu:
a) gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar,
b) gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu atau susunan box yang dapat
berbentuk persegi panjang atau trapezium.
Susunan dek yang tersusun dari gelagar pelat tidak memiliki kekakuan torsi yang besar
sehingga tidak dapat digunakan untuk jembatan dapat digunakan untuk jembatan yang
bentangnya panjang dan lebar atau jembatan yang direncanakan hanya menggunakan
satu bidang kabel penggantung. Dek jembatan yang menggunakan satu atau susunan
blox akan memiliki kekakuan torsi yang sangat besar sehingga cocok untuk jembatan
yang mengalami torsi sangat besar. Jembatan yang menggunakan satu bidang kabel
penggantung biasanya menggunaka gelagar box tunggal, sedangkan jembatan yang
lebar menggunakan susunan gelagar box. Gelagar pelat atau box mempunyai masalah
seperti pada truss berupa perawatan terhadap korosi yang relative mahal meskipun biaya
konstruksinya lebih murah. Perkembangan teknologi beton yang sangat cepat membuat
baja mulai ditinggalkan dan beralih ke gelagar beton yang dapat berupa beton precast
atau cetak setempat. Gelagar beton umumnya berupa gelagar box tunggal yang diberi
pengaku lateral pada jarak tertentu (Supriyadi dan Muntohar, 2007:206). Berikut adalah
gambar gelagar solid web:

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 8

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

Gambar 2.4 Gelagar solid web


(Google.com)

Solid web yang terbuat dari beton precast mempunyai banyak keuntungan
(Zarkasi dan Rosliansjah, 1995) antara lain:
a) struktur dek beton cenderung untuk tidak bergetar dan dapat berbentuk aerodinamis
yang menguntungkan,
b) komponen gaya horizontal pada kabel akan mengaktifkan gaya tekan pada system
dek dimana beton sangat cocok untuk menahan gaya desak,
c) beton mempunyai berat yang sangat besar sehingga perbandingan beban hidup dan
beban mati menjadi kecil,sehingga perbandingan lendutan akibat beban hidup dan
beban mati tidak terlalu besar,
d) pemasangan bangunan atas dan kabel yang relative mudah dengan teknik pretressing
masa kini, prefabrikasi, segemental, dan mempunyai kandungan local yang tinggi,
e) pemeliharaan lebih mudah karena beton tidak berkarat seperti baja.
Pengalaman dalam perancangan jembatan cable stayed (Troitsky,1977) menunjukkan

bahwa tinggi gelagar dapat digunakan antara

1
100

1
200

1
15

1
18

panjang panel atau

panjang bentang utama. Sedangkan menurut Leonart (dalam Zarkasi

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 9

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

dan Roliansjah,1995), perbandingan antara tinggi gelagar dengan bentang utama


jembatan sangat tergantung pada rasio lendutan maksimum akibat beban hidup dan

beban mati, dan memberikan nilai yang ekonomis jika nilainya berkisar antara

1
10

1
. Khusus untuk jembatan cable stayed beton dengan system kabel dua
90
bidang,pada kedua ujung tidak menunjukkan gejala aerodinamis yang menghawatirkan

bila memenuhi persyaratan: B 10H atau B

L
30

Dimana:
B = lebar jembatan
H = tinggi gelagar
L = panjang bentang
Untuk jembatan baja yang relatif ringan dan bentang di atas 400m sehingga
cenderung mudah bergetar, persyaratan diatas masih berlaku namun sebaiknya

digantung ke menara bentuk A dan harus mempunyai B

L
.
35

2.3.2. Kabel
Sisitem kabel merupakan salah satu hal mendasar dalam perencanaan jembatan cable
stayed. Kabel digunakanuntuk menopang gelagar diantara dua tumpuan dan
memindahkan beban tersebut ke menara/ pylon. System kabel terbagi menjadi 3 bentuk
dasar, yaitu: a) system suspense; b) system fan; c) system harp.

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 10

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

Gambar 2.5 kabel sistem


(Google.com)

a. Sistem kabel
Sudut kemiringan optimal kabel adalah 45 namun masih dapat divariasikan
dalam batas-batas yang dapat diterima (reasonable limits) yaitu antara 25 65.
Perbandingan jarak antara kabel atau panjang panel yang diperbolehkan dari struktur
yang sudah ada (Troitsky,1977) memberikan nilai optimal sebagai berikut:
a. untuk bentang tengah 450 ft 490 ft (130 m 150 m), direkomendasikan panjang
panel 65 ft (20 m),
b. untuk bentang tengah yang kecil, panjang panel antara 50 ft 55 ft (15m - 17m),
c. untuk bentang tengah yang lebih dari 550 ft (170 m) panjang panel seharusnya 100
ft (30 m).
Panel tengah berbeda dengan panel lainnya karena tidak tertekan oleh komponen
horizontal gaya kabel dan dimungkinkan menggunakan panjang panel tengah yang sama
lebih besar. Pengalaman memberikan bahwa panjang panel tengah 20% - 30% lebih
panjang dari panel lainnya (Supriyadi dan Muntohar, 2007:204).

Gambar 2.6 sistem fan


(Google.com)

Jarak kabel pada gelagar baja adalah 15m-25m sedangkan pada gelagar beton adalah
5m-10m. Dimensi kabel dapat dihitung dengan rumus:
Dimana:
Asc = Luas penampang kabel

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 11

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

P = beban yang bekerja


= sudut kabel terhadap horisontal
= berat jenis kabel = 77 kN/m3

= jarak mendatar dari pylon ke kabel

pada gelagar
fu = tegangan putus kabel = 1860 Mpa

2.3.3. Menara
Pemilihan menara sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika, dan kebutuhan
perencanaan serta pertimbangan biaya. Bentuk-bentuk menara dapat berupa rangka
portal trapezoid, menara kembar, menara A, atau menara tunggal (Supriyadi dan
Muntohar, 2007:204)

Gambar 2.7 Jenis-jenis pylon single plaNE

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 12

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

GAMBAR 2.7 JENIS-JENIS PYLON DOUBLE PLANE


Menurut troitsky 1977 hal.33 tinggi pylon adalah:
h l/6
h = 0,465 x n a
dimana:
l = bentang jembatan
n = jumlah kabel
a = jarak kabel antar gelagar
h = tinggi pylon
sedangkan menurut gimsing 2012 hal.353
h = (0,291) l

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 13

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

Jembatan yang direncanakan ulang berada di Kecamatan Gedek, Mojokerto.


Jembatan tersebut berada di aliran Sungai Brantas yang menghubungkan wilayah
Gedek, Mojokerto dengan Kecamatan Kesamben, Jombang yang berada di sisi lain
sungai. Perencanaan ulang jembatan dilakukan selama lima bulan pada MeiSeptember 2013. Berikut ini gambar yang menunjukkan lokasi jembatan sebagai
bagian dari proyek Tol Mojokerto-Kertosono.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Jembatan


3.2 Data yang diperlukan
Untuk merancang ulang jembatan di Kecamatan Gedek, Mojokerto
diperlukan data awal jembatan yang digunakan sebagai patokan desain. Data-data
tersebut antara lain: a) gambar jembatan yang sudah ada; b) panjang jembatan; c)
tinggi jembatan; dan d) lebar jembatan. e) Data Lalu lintas

3.3 Metodologi
Perencanaan ulang jembatan diawali dengan pengambilan data awal
jembatan. Pengambilan data ini dilakukan dengan mengkaji gambar jembatan awal

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 14

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

yang sudah ada. Data yang diperoleh adalah lebar jembatan, panjang jembatan dan
tinggi jembatan yang akan digunakan sebagai acuan desain jembatan. Langkah
selanjutnya adalah dengan melakukan perhitungan dan perencanaan ulang jembatan
dengan design jembatan cable stayed. Perhitungan dan perencanaan dilakukan dengan
tahap- tahap berikut:
a. Pembuatan gambar rencana, bertujuan untuk menghasilkan gambar rencana
jembatan. Gambar yang dihasilkan dari tahap ini masih menggunakan ukuran
sesungguhnya karena belum dilakukan perhitungan.
b. Perhitungan pembebanan, bertujuan menghitung beban rencana yang akan
bekerja pada jembatan dengan mengacu pada RSNI T-02-2005.
c. Perencanaan tebal plat, bertujuan untuk merencanakan tebal plat lantai
beserta dimensi tulangannya berdasarka hasil perhitungan pembebanan.
d. Perencanaan gelagar, bertujuan untuk merencanakan gelagar memanjang dan
melintang jembatan. Gelagar yang dirancang menggunakan profil baja dengan
mengacu pada RSNI T-02-2005.
e. Perencanaan kabel, bertujuan untuk merancang kabel-kabel penopang
jembatan. Pada jembatan cable stayed, kabel digunakan untuk menopang
gelagar diantara dua tumpuan dan memindahkan beban tersebut ke menara
(Supriyadi dan Muntohar, 2007:198).
f. Perencanaan

pilon/menara,

bertujuan

merenacang

menara

jembatan.

Pemilihan menara sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika, dan


kebutuhan perencanaan serta pertimbangan biaya. Bentuk-bentuk menara
dapat berupa rangka portal trapezoid, menara kembar, menara A, atau menara
tunggal (Supriyadi dan Muntohar, 2007:204).
g. Pembuatan gambar kerja, bertujuan untuk menghasilkan gambar yang sesuai
dengan ukuran yang telah diperhitungkan
Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 15

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

3.4 Diagram alir perencanaan jembatan


Diagram alir perencanaan jembatan cable stayed diuraikan pada gambar berikut.
Mulai

Pengambilan data dari gambar jembatan yang sudah ada

Pembuatan gambar rencana

Perhitungan Pembebanan

Perencanaan dimensi gelagar

Tidak
sesuai
kontrol profil (Tegangan,
Lendutan, Gaya geser,)

Sesuai
A

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 16

Perencanaan kabel

Tidak sesuai

Kontrol Dimensi Kabel


Sesuai

Perencanaan pylon/ menara

Pembuatan gambar kerja

Selesai

Gambar 3.2. Diagram Alir Perencanaan Ulang Jembatan

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

3.5 Pengambilan data jembatan


Pengambilan data jembatan dilakukan dengan cara mengambil data dari
jembatan yang sudah ada, sehingga didapat data tinggi muka air banjir, tinggi jembatan,
lebar jembatan dan panjang jembatan yang akan direncanakan.
Berdasarkan data jembatan yang sudah ada, maka didapatkan:
Tinggi muka air banjir

: 21,262 m

Lebar jembatan

: 2 x 16,4 m

Panjang jembatan

: 299 m

3.6 Perencanaan pembebanan dan perencanaan plat lantai


Bedasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya Tahun
1987, diketahui :
-

Beton bertulang

= 2400 kg/m3

Baja Tuang

= 7850 kg/m3

Perkerasan Aspal

= 2000 2500 kg/m3

Beban air hujan

= 1000 kg/m3

Jumlah jalur lalu lintas yang digunakan :


-

Maksimum

= 3,75 m

Minimum

= 2,75 m

Menurut SNI T 02 2005 lebar jalur kendaraan 15,1 m 18, 75 m


jumlah lajur lalu lintas rencana adalah 5 buah.

Beban pada lantai kendaraan


Beban yang berlaku adalah bebat T. beban T adalah beban yang merupakan
kendaraan truk yang mempunyai beban roda ganda (dual wheel load) sebesar
10 ton.

Beban pada Gelagar Memanjang


Beban yang berlaku adalah beban T dan beban D. beban D atau beban
Jalur adalah susunan beban pada setiap jalur lalu lintas yang terdiri dari beban
terbagi rata sebesar q ton/m panjang perjalur dan beban garis p ton/m
panjang perjalur dan beban garis p ton perjalur lalu lintas tersebut dengan
nilai p = 12 ton

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 18

Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed

Beban pada Gelagar Melintang


Beban yang berlaku adalah beban P = 12 ton, maka nilai beban q adalah:
- Jika L30 m maka q = 2,2 t/m
30 < L< 60 m maka q = 2,2 {1,1 (L 30)/60} t/m
- L> 60 maka q = {1,1(1+(30/L))} t/m
Koefisien kejut
Berdasarkan pedoman perencanaan pembebanan Jembatan Jalan Raya,
Beban Garis (P) harus dikalikan koefisien kejut yang akan memberikan hasil
maksimum. Nilai koefisien kejut : K = 1+[20/(50+L)]
Perencanaan Plat Lantai Kendaraan
-

Mutu Baja (Fy)

= 410

Tebal Aspal

= 10 cm

Mpa

Tebal Plat

= 20 cm

Mutu Beton (Fc) = 30 Mpa

Tebal Hujan

= 5 cm

Lebar Jembatan

Tebal Kereb

= 20 cm

Bentang Jembatan = 74,75 m

= 16 m

Teknik Sipil - Universitas Mercu Buana

| 19

Pembebanan
-

Beban mati (D)

Plat Beton
-

=
- 0,2 x 16,4 x 2400

=
- 7872 kg/m

Lapisan
Aspal
-

=
- 0,1 x 15,8 x 2200

=
- 3555
= kg/m

Kereb

= 0,2 x 0,4 x 2400

192 kg/m

Beban

= 11619 kg/m

Hidup (L)
-

Beban roda kendaraan ( T ) = 10000

kg
-

Beban Garis

= 12000

kg
-

Beban

merata (q) untuk L> 60, maka q = {1,1 (1+(30/L))} t/m


L = 74,75 m, jadi

q = {1,1

(1+(30/74,75))} = 1,542 t/m


-

= 1542

kg/m
Koefisien Kejut
-

K=1+

(20/(50 + 74, 75)) = 1,16032


-

Maka

tebal Garis P = p x k = 12000 x 1, 16032 = 13923,84


Lantai Kendaraan
-

Untuk

Penulangan plat lantai kendaraan bagian dalam di tinjau per 1 m. panjang


dengan tebal plat lantai kendaraan 20 cm.

a.Pembebanan pada plat kendaraan akibat beban mati


2
= 0,1 m x 2200 kg/m = 220 kg/m

Berat aspal

Berat lantai kendaraan

= 0,2 m

2
x 2400 kg/m = 480 kg/m
-

Berat air hujan

2
kg/m

= 50 kg/m

= 0,05 x 1000

+
-

D = 750

kg/m
-

Jadi

besarnya momen lentur plat 2 arah yang bekerja akibat beban mati, adalah:
b.

Akibat

Beban

hidup

(factor

reduksi

70 %

bedasarkan Bina Marga) Beban akibat muatan T


-

Beban roda (70%)

= 0,7 x

10000 kg = 70000 kg
-

Bidang kontak

= 90 x

60 cm
-

Penyeba

ran beban roda T = (P x K) / A


-

7000x1,16032

= 15041,18519kg / m

0,9x0,6
-

DAFTAR PUSTAKA

Gimsing, Neils J. dan Christos T. Georgakis. 1983. Cable Supported


Bridges:Concepts and Design (First Edition). West Sussex:John Wiley and
Sons

Gimsing, Neils J. dan Christos T. Georgakis. 2012. Cable Supported


Bridges:Concepts and Design (Third Edition). West Sussex:John Wiley and

Sons
Jauhari, Zulfikar. 2011. Manajemen Pelaksanaan Jalan Tol Mojokerto
Kertosono STA 5 + 350 STA 10 + 350 Menggunakan Perkerasan Kaku
Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. (proposal proyek akhir tidak
dipublikasikan). Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Supriyadi, Bambang dan Agus Setyo Mutohar. 2007. Jembatan. Yogyakarta


:Beta Group

Troitsky, S.. 1997. Cable Stayed Bridges Theory and Design. Callifornia:
Crosby Lockwood Staples

Anda mungkin juga menyukai