DAFTAR ISI.................................................................................................................1
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................3
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
LATAR BELAKANG..........................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................4
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN........................................................................4
SISTEMATIKA PENULISAN............................................................................................5
2.2.1.
2.2.2.
2.2.3.
2.3.
Kekuatan.........................................................................................................................8
Lendutan.........................................................................................................................8
Beban angin....................................................................................................................8
BAGIAN-BAGIAN JEMBATAN........................................................................................8
2.3.1.
2.3.2.
2.3.3.
Gelagar...........................................................................................................................9
Kabel.............................................................................................................................13
Menara..........................................................................................................................15
FLOW PERENCANAAN..................................................................................................18
PENJELASAN BAGAN ALIR.........................................................................................19
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.
Mulai.............................................................................................................................19
Studi Literatur Mengenai Jembatan Kabel (Cable Stayed)..........................................19
Spesifikasi Jembatan.....................................................................................................19
Desain...........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................28
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan, di samping itu banyak juga daratan daratan di dalam kepulauan tersebut yang terputus oleh aliran sungai. lalulintas dan
transportasi darat sering terkendala dan terputus karena dibatasi oleh masalah tersebut,
yang memberikan dampak negatif pada kegiatan sosial maupun ekonomi. Maka untuk
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
| 1
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
1. Struktur jembatan yang digunakan adalah jembatan cable stayed dengan material
beton mutu tinggi.
2. Dimensi komponenkomponen utama direncanakan sendiri (fiktif) dengan mengacu
kepada data yang ada
3. Struktur dimodelkan dalam 3D dengan menggunakan software Csi Bridge Models
V. 15.0.0 & MIDAS Civil Ver. 7.01
4. Struktur jembatan yang dibandingkan mempunyai dimensi dan profil yang sama tapi
berbeda pola pada komponen pylon dengan single plane dan double plane.
5. penyusunan kabel, dengan jenis jembatan cable stayed adalah tipe Harp
6. Tidak memperhitungkan bangunan bawah jembatan hanya upper structure saja.
7. Perencanaan hanya ditinjau dari segi teknis saja, tidak memperhitungkan analisa
waktu dan biaya.
| 2
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
metode
flow
pemilihan
| 3
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
Bab ini berisikan tentang rencana dan analisis yang meliputi spesifikasi teknis
jembatan dengan bantuan software Csi Bridge Models V. 15.0.0 & MIDAS Civil
Ver. 7.01, sketsa pra rencana penampang dan ukuran deck, analisis sifat-sifat
penampang deck, analisis gaya tarik pada kabel, sistem angker pada deck dan
pylon, kontrol tegangan, efek sagging dan lendutan, perhitungan jumlah kabel,
pengaruh angin (vortex & flutter) dan stabilitas gempa.
Bab V : Penutup
Beisikan simpulan dan saran.
| 4
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka, beton, atau
beton pratekan sabagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah,1995). Pemilihan bahan
gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan harga konstruksi.
Penilaian parameter tersebut tidak hanya tergantung pada perhitungan semata melainkan
masalah ekonomi dan estetika labih dominan. Kecenderungansekarang adalah
menggunakan gelagar beton, cast in situ atau prefabricated (pre cast ) (Supriyadi dan
Muntohar, 2007:197).
| 5
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
2.2.1. Kekuatan
Jembatan harus mampu menahan beban yang bekerja, baik beban hidup maupun beban
mati secara aman dan sesuai dengan peraturan pembebanan
2.2.2. Lendutan
Jembatan
yang
direncanakan
tidak
boleh
melendut,
karena
lendutan
akan
| 6
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
2.3.1. Gelagar
Bentuk gelagar jembatan cable stayed sangat bervariasi namun yang paling sering
digunakan ada dua jenis yaitu stiffening truss dan solid web (Podolny dan Scalzi, 1976).
Pada awal perkembangan jembatan cable stayed modern, stiffening truss banyak
digunakan tetapi sekarang sudah mulai ditinggalkan dan jarang dihunakan dalam desain,
karena mempunyai banyak kekurangan. Kekurangannya adalah membutuhkan fabrikasi
yang besar,perawatan yang relative sulit, dan kurang menarik dari segi estetika.
Meskipun demikian dapat digunakan sebagai gelagar dengan alasan memiliki sifat aero
dinamik yang baik. Dalam keadaan jembatan jalan raya disatukan dengan jembatan
jalan rel dan biasanya menggunakan deck ganda yang bertingkat, truss dapat
dipertimbangkan sebagai elemen utama deck (Supriyadi dan Muntohar, 2007:205).
Berikut adalah contoh gambar stiffening truss :
| 7
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
Gelagar yang tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton cenderung
terbagi atas dua tipe yaitu:
a) gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar,
b) gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu atau susunan box yang dapat
berbentuk persegi panjang atau trapezium.
Susunan dek yang tersusun dari gelagar pelat tidak memiliki kekakuan torsi yang besar
sehingga tidak dapat digunakan untuk jembatan dapat digunakan untuk jembatan yang
bentangnya panjang dan lebar atau jembatan yang direncanakan hanya menggunakan
satu bidang kabel penggantung. Dek jembatan yang menggunakan satu atau susunan
blox akan memiliki kekakuan torsi yang sangat besar sehingga cocok untuk jembatan
yang mengalami torsi sangat besar. Jembatan yang menggunakan satu bidang kabel
penggantung biasanya menggunaka gelagar box tunggal, sedangkan jembatan yang
lebar menggunakan susunan gelagar box. Gelagar pelat atau box mempunyai masalah
seperti pada truss berupa perawatan terhadap korosi yang relative mahal meskipun biaya
konstruksinya lebih murah. Perkembangan teknologi beton yang sangat cepat membuat
baja mulai ditinggalkan dan beralih ke gelagar beton yang dapat berupa beton precast
atau cetak setempat. Gelagar beton umumnya berupa gelagar box tunggal yang diberi
pengaku lateral pada jarak tertentu (Supriyadi dan Muntohar, 2007:206). Berikut adalah
gambar gelagar solid web:
| 8
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
Solid web yang terbuat dari beton precast mempunyai banyak keuntungan
(Zarkasi dan Rosliansjah, 1995) antara lain:
a) struktur dek beton cenderung untuk tidak bergetar dan dapat berbentuk aerodinamis
yang menguntungkan,
b) komponen gaya horizontal pada kabel akan mengaktifkan gaya tekan pada system
dek dimana beton sangat cocok untuk menahan gaya desak,
c) beton mempunyai berat yang sangat besar sehingga perbandingan beban hidup dan
beban mati menjadi kecil,sehingga perbandingan lendutan akibat beban hidup dan
beban mati tidak terlalu besar,
d) pemasangan bangunan atas dan kabel yang relative mudah dengan teknik pretressing
masa kini, prefabrikasi, segemental, dan mempunyai kandungan local yang tinggi,
e) pemeliharaan lebih mudah karena beton tidak berkarat seperti baja.
Pengalaman dalam perancangan jembatan cable stayed (Troitsky,1977) menunjukkan
1
100
1
200
1
15
1
18
| 9
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
beban mati, dan memberikan nilai yang ekonomis jika nilainya berkisar antara
1
10
1
. Khusus untuk jembatan cable stayed beton dengan system kabel dua
90
bidang,pada kedua ujung tidak menunjukkan gejala aerodinamis yang menghawatirkan
L
30
Dimana:
B = lebar jembatan
H = tinggi gelagar
L = panjang bentang
Untuk jembatan baja yang relatif ringan dan bentang di atas 400m sehingga
cenderung mudah bergetar, persyaratan diatas masih berlaku namun sebaiknya
L
.
35
2.3.2. Kabel
Sisitem kabel merupakan salah satu hal mendasar dalam perencanaan jembatan cable
stayed. Kabel digunakanuntuk menopang gelagar diantara dua tumpuan dan
memindahkan beban tersebut ke menara/ pylon. System kabel terbagi menjadi 3 bentuk
dasar, yaitu: a) system suspense; b) system fan; c) system harp.
| 10
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
a. Sistem kabel
Sudut kemiringan optimal kabel adalah 45 namun masih dapat divariasikan
dalam batas-batas yang dapat diterima (reasonable limits) yaitu antara 25 65.
Perbandingan jarak antara kabel atau panjang panel yang diperbolehkan dari struktur
yang sudah ada (Troitsky,1977) memberikan nilai optimal sebagai berikut:
a. untuk bentang tengah 450 ft 490 ft (130 m 150 m), direkomendasikan panjang
panel 65 ft (20 m),
b. untuk bentang tengah yang kecil, panjang panel antara 50 ft 55 ft (15m - 17m),
c. untuk bentang tengah yang lebih dari 550 ft (170 m) panjang panel seharusnya 100
ft (30 m).
Panel tengah berbeda dengan panel lainnya karena tidak tertekan oleh komponen
horizontal gaya kabel dan dimungkinkan menggunakan panjang panel tengah yang sama
lebih besar. Pengalaman memberikan bahwa panjang panel tengah 20% - 30% lebih
panjang dari panel lainnya (Supriyadi dan Muntohar, 2007:204).
Jarak kabel pada gelagar baja adalah 15m-25m sedangkan pada gelagar beton adalah
5m-10m. Dimensi kabel dapat dihitung dengan rumus:
Dimana:
Asc = Luas penampang kabel
| 11
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
pada gelagar
fu = tegangan putus kabel = 1860 Mpa
2.3.3. Menara
Pemilihan menara sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika, dan kebutuhan
perencanaan serta pertimbangan biaya. Bentuk-bentuk menara dapat berupa rangka
portal trapezoid, menara kembar, menara A, atau menara tunggal (Supriyadi dan
Muntohar, 2007:204)
| 12
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
| 13
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
3.3 Metodologi
Perencanaan ulang jembatan diawali dengan pengambilan data awal
jembatan. Pengambilan data ini dilakukan dengan mengkaji gambar jembatan awal
| 14
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
yang sudah ada. Data yang diperoleh adalah lebar jembatan, panjang jembatan dan
tinggi jembatan yang akan digunakan sebagai acuan desain jembatan. Langkah
selanjutnya adalah dengan melakukan perhitungan dan perencanaan ulang jembatan
dengan design jembatan cable stayed. Perhitungan dan perencanaan dilakukan dengan
tahap- tahap berikut:
a. Pembuatan gambar rencana, bertujuan untuk menghasilkan gambar rencana
jembatan. Gambar yang dihasilkan dari tahap ini masih menggunakan ukuran
sesungguhnya karena belum dilakukan perhitungan.
b. Perhitungan pembebanan, bertujuan menghitung beban rencana yang akan
bekerja pada jembatan dengan mengacu pada RSNI T-02-2005.
c. Perencanaan tebal plat, bertujuan untuk merencanakan tebal plat lantai
beserta dimensi tulangannya berdasarka hasil perhitungan pembebanan.
d. Perencanaan gelagar, bertujuan untuk merencanakan gelagar memanjang dan
melintang jembatan. Gelagar yang dirancang menggunakan profil baja dengan
mengacu pada RSNI T-02-2005.
e. Perencanaan kabel, bertujuan untuk merancang kabel-kabel penopang
jembatan. Pada jembatan cable stayed, kabel digunakan untuk menopang
gelagar diantara dua tumpuan dan memindahkan beban tersebut ke menara
(Supriyadi dan Muntohar, 2007:198).
f. Perencanaan
pilon/menara,
bertujuan
merenacang
menara
jembatan.
| 15
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
Perhitungan Pembebanan
Tidak
sesuai
kontrol profil (Tegangan,
Lendutan, Gaya geser,)
Sesuai
A
| 16
Perencanaan kabel
Tidak sesuai
Selesai
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
: 21,262 m
Lebar jembatan
: 2 x 16,4 m
Panjang jembatan
: 299 m
Beton bertulang
= 2400 kg/m3
Baja Tuang
= 7850 kg/m3
Perkerasan Aspal
= 1000 kg/m3
Maksimum
= 3,75 m
Minimum
= 2,75 m
| 18
Proposal penelitian
Redesain Jembatan Pada Jalan Tol KertosonoMojokerto
Dengan metode cable stayed
= 410
Tebal Aspal
= 10 cm
Mpa
Tebal Plat
= 20 cm
Tebal Hujan
= 5 cm
Lebar Jembatan
Tebal Kereb
= 20 cm
= 16 m
| 19
Pembebanan
-
Plat Beton
-
=
- 0,2 x 16,4 x 2400
=
- 7872 kg/m
Lapisan
Aspal
-
=
- 0,1 x 15,8 x 2200
=
- 3555
= kg/m
Kereb
192 kg/m
Beban
= 11619 kg/m
Hidup (L)
-
kg
-
Beban Garis
= 12000
kg
-
Beban
q = {1,1
= 1542
kg/m
Koefisien Kejut
-
K=1+
Maka
Untuk
Berat aspal
= 0,2 m
2
x 2400 kg/m = 480 kg/m
-
2
kg/m
= 50 kg/m
= 0,05 x 1000
+
-
D = 750
kg/m
-
Jadi
besarnya momen lentur plat 2 arah yang bekerja akibat beban mati, adalah:
b.
Akibat
Beban
hidup
(factor
reduksi
70 %
= 0,7 x
10000 kg = 70000 kg
-
Bidang kontak
= 90 x
60 cm
-
Penyeba
7000x1,16032
= 15041,18519kg / m
0,9x0,6
-
DAFTAR PUSTAKA
Sons
Jauhari, Zulfikar. 2011. Manajemen Pelaksanaan Jalan Tol Mojokerto
Kertosono STA 5 + 350 STA 10 + 350 Menggunakan Perkerasan Kaku
Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. (proposal proyek akhir tidak
dipublikasikan). Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Troitsky, S.. 1997. Cable Stayed Bridges Theory and Design. Callifornia:
Crosby Lockwood Staples