Disusun oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
serta karunia yang dilimpahkan kepada kami sehingga makalah metode
pelaksanaan konstruksi ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun
sebagai salah satu rangkaian tugas mata kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi.
Saya menyadari bahwa makalah yang dibuat ini masih memiliki banyak
kekurangan yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan, sehingga untuk penyusunan
makalah berikutnya dapat menjadi lebih baik.
Akhir kata, besar harapan saya agar tugas yang telah disusun ini dapat
bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya serta
kemajuan bagi almamater kita tercinta.
Penyusun
2
3
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................4
BAB I – PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah............................................................................6
1.3 Tujuan..............................................................................................6
BAB II – PEMBAHASAN
2.1 Jenis Metode Konstruksi Jembatan..................................................7
2.2 Metode Pelaksanaan Jembatan Cable Stayed
2.2.1 Pengertian Jembatan Cable Stayed......................................8
2.2.2 Komponen Jembatan Cable Stayed.....................................8
2.2.3 Metode Konstruksi Jembatan Cable Stayed........................11
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Jembatan Cable Stayed.......................15
BAB III – PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................16
3.2 Saran................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................19
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.3 Tujuan
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
Sedangkan metode pelaksanaan jembatan rangka dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu Temporary Support dan Cantilever, lebih rincinya sebagai berikut :
9
Bentuk gelagar jembatan Cable Stayed sangat bervariasi namun
yang paling sering digunakan ada dua yaitu stiffening truss dan solid web.
Stiffening truss digunakan untuk struktur baja dan solid web digunakan
untuk struktur baja atau beton baik beton bertulang maupun beton
prategang. Bentuk yang paling banyak digunakan adalah bentuk solid
web karena memiliki kemudahan dalam pekerjaannya. Gelagar yang
tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton cenderung terbagi
atas dua tipe yaitu :
- Gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar,
- Gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu atau susunan box yang
dapat berbentuk persegi panjang atau trapesium.
b. Sistem Kabel
Sistem kabel merupakan salah satu hal mendasar dalam
perencanaan jembatan cable stayed. Kabel digunakan untuk menopang
gelagar diantara dua tumpuan dan memindahkan beban tersebut ke
menara. Secara umum sistem kabel dapat dilihat sebagai tatanan kabel
transversal dan tatanan kabel longitudinal. Pemillihan tatanan kabel
tersebut didasarkan atas berbagai hal karena akan memberikan pengaruh
yang berlainan terhadap perilaki struktur terutama pada bentuk menara dan
tampang gelagar. Selain itu akan berpengaruh pula pada metode
pelaksanaan, biaya dan arsitektur jembatan.
10
Tatanan sistem kabel dapat dilihat sebagai berikut :
- Tatanan Sistem Kabel Longitudinal
Tatanan kabel longitudinal jembatan mempunyai banyak variasi
tergantung pada pengalaman perencana menentukan perbandingan antara
bentang dengan tinggi menara. Untuk bentang yang lebih pendek, kabel
tunggal mungkin sudah cukup untuk menahan beban rencana. Untuk
bentang utama yang panjang dan bentang tidak simetris yang
menggunakan angker, variasi tatanan kabel tidak cukup dengan kebutuhan
secara teknis tetapi harus mengahasilkan konfigurasi dasar tatanan kabel
longitudinal yaitu radial, harpa, bentuk kipas dan bintang.
c. Pylon
Pemilihan bentuk pilon sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika
dan kebutuhan perencanaan serta pertimbangan biaya. Tipe menara dari
11
berbagai konstruksi dapat berupa portal berbentuk trapezium, menara
kembar, menara A dan menara tunggal. Fungsi menara menyalurkan
beban dari jalan raya melalui kabel kemudian diteruskan ke pondasi.
Selesai
12
Gambar 2.5 Flow chart jembatan Cabel Stayed
1. Pelaksanaan Pekerjaan Platform
Platform merupakan konstruksi pendukung sementara yang
berfungsi sebagai tempat untuk menginstalasi batching plant,
menyimpan material seperti tiang pancang serta sebagai tempat
berbagai aktivitas selama proses konstruksi berlangsung.
13
- Pengukuran Horizontal Pile Cap berpatokan kepada bouwplank
- Penguluran Vertikal Pile Cap dengan alat waterpass
- Pengukuran dimensi dan tebal pile cap
b. Pembuatan Lantai Kerja setebal 5 cm
c. Pekerjaan Penulangan Pile Cap
- Pabrikasi tulangan
- Pemasangan tulangan
d. Pekerjaan Bekisting
e. Pekerjaan Pengecoran
f. Perawatan Beton (curing), dengan memberikan air pada permukaan
beton pile cap.
14
e. Pemasangan plat lantai jembatan pada segmen pertama dan kedua
dilanjutkan dengan pengecoran sambungan
f. Pemasangan girder baja selanjutnya dengan menggunakan
cantilever crane diikuti dengan peregangan kabel. Pada saat
bersamaan dipasang pilar sementara.
15
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Jembatan Cable Stayed
Berikut ini adalah kelebihan atau keunggulan dari teknologi konstruksi
jembatan Cable Stayed:
Kelebihan :
a. Jembatan dapat digunakan untuk bentang yang cukup jauh (250 – 1000 m)
b. Konstruksi jembatan terlihat lebih kokoh dan kuat serta berbahan ringan.
c. Jika kabel satu putus maka tidak berarti seluruh jembatan akan runtuh.
d. Murah dalam pemeliharaannya karena banyak menggunakan bahan baja
dalam pembuatannya
Kekurangan
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17
2. Metode jembatan beton jenis cast in site dengan cable stayed metode
konstruksi jembatan yang menggunakan kabel-kabel berkekuatan tinggi
sebagai penggantung yang menghubungkan gelagar baja, rangka, beton atau
beton pratekan sebagai utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995). Pemilihan
bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan
harga konstruksi. Tipe jembatan cable stayed mampu digunakan pada bentang
250 – 1000 m.
Kelebihan :
e. Jembatan dapat digunakan untuk bentang yang cukup jauh (250 – 1000 m)
f. Konstruksi jembatan terlihat lebih kokoh dan kuat serta berbahan ringan.
g. Jika kabel satu putus maka tidak berarti seluruh jembatan akan runtuh.
h. Murah dalam pemeliharaannya karena banyak menggunakan bahan baja
dalam pembuatannya
Kekurangan :
18
3.2 Saran
Setiap pembangunan jembatan harus menggunakan metode pelaksanaan
konstruksi yang tepat dan sesuai dengan standar yang berlaku. Selain itu, harus
sesuai dan cocok dengan kondisi alam di lokasi pembangunan agar menghindari
kecelakaan dan kegagalan konstruksi.
19
DAFTAR PUSTAKA
20