Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

JEMBATAN BETON METODE CABLE STAYED

Disusun oleh:

Kevin Edgard Tamado (21010117130111)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
serta karunia yang dilimpahkan kepada kami sehingga makalah metode
pelaksanaan konstruksi ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun
sebagai salah satu rangkaian tugas mata kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi.

Dalam setiap proses penyelesaian makalah ini, saya telah menerima


bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih
terutama kepada Bapak Riqi Radian Khasani, ST. MT., selaku dosen mata kuliah
Metode Pelaksanaan Konstruksi.

Saya menyadari bahwa makalah yang dibuat ini masih memiliki banyak
kekurangan yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat diharapkan, sehingga untuk penyusunan
makalah berikutnya dapat menjadi lebih baik.

Akhir kata, besar harapan saya agar tugas yang telah disusun ini dapat
bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya serta
kemajuan bagi almamater kita tercinta.

Semarang, 28 November 2019

Penyusun

2
3
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................4

BAB I – PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah............................................................................6
1.3 Tujuan..............................................................................................6
BAB II – PEMBAHASAN
2.1 Jenis Metode Konstruksi Jembatan..................................................7
2.2 Metode Pelaksanaan Jembatan Cable Stayed
2.2.1 Pengertian Jembatan Cable Stayed......................................8
2.2.2 Komponen Jembatan Cable Stayed.....................................8
2.2.3 Metode Konstruksi Jembatan Cable Stayed........................11
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Jembatan Cable Stayed.......................15
BAB III – PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................16
3.2 Saran................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................19

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Plate Girder...............................................................................9


Gambar 2.2 Box Girder..................................................................................9
Gambar 2.3 Sistem kabel longitudinal untuk bentang panjang.....................10
Gambar 2.4 Pylon pada jembatan cable stayed.............................................11
Gambar 2.5 Flow chart jembatan cable stayed..............................................11
Gambar 2.6 Jembatan Barelang.....................................................................14

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk


menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti lembah yang dalam, sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api,
jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain. Menurut ahli, jembatan
merupakan suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu
rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain, jalan air
atau lalu lintas biasa (Struyk, 1984).

Keberadaan jembatan sebagai sarana penghubung kendaraan antar daerah


sangat penting bagi pertumbuhan kegiatan ekonomi, perniagaan dan sosial. Maju
– mundurnya suatu negara, terutama dalam bidang ekonomi sangat tergantung
pada baik dan tidaknya infrastruktur pendukung yang ada. Baik tidaknya
transportasi sangat tergantung pada alat – alatnya, antara lain yang terpenting
kendaraan – kendaraannya, sistem transportasi, tranportation policy dan pada
keadaan jalannya. Untuk itu peranan jembatan sangat penting dalam menopang
sistem transportasi darat yang ada, maka jembatan harus dibuat cukup kuat, tahan,
dan tidak mudah rusak.

Tipe jembatan mengalami perkembangan sejalan dengan peradaban


manusia, dari tipe sederhana sampai kompleks, dengan material konvensional
sampai dengan material modern. Secara umum, tipe jembatan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu jembatan beton dan jembatan rangka (baja). Pada makalah ini
akan dibahas mengenai metode pelaksanaan konstruksi jembatan beton, lebih
khususnya metode cast in site dengan tipe cable stayed.

6
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Klasifikasi dan jenis jembatan berdasarkan metode pelaksanaan


konstruksinya.
2. Metode pelaksanaan konstruksi jembatan beton metode cable stayed.
3. Kelebihan dan kekurangan jembatan metode cable stayed.

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui klasifikasi dan jenis jembatan berdasarkan metode


pelaksanaan konstruksinya
2. Mengetahui metode pelaksanaan konstruksi jembatan beton metode cable
stayed.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jembatan metode cable stayed.

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis Metode Konstruksi Jembatan

Secara umum metode pelaksanaan jembatan dibedakan berdasarkan


material penyusunnya, yaitu dapat dibedakan menjadi jembatan beton dan rangka
(baja). Metode jembatan beton dibedakan lagi menjadi Cast in site dan Precast
segmental.

Metode Cast in site adalah metode pelaksanaan jembatan beton di mana


pengecoran dilakukan di lokasi pembangunan, sedangkan precast segmental
merupakan metode pelaksanaan di mana beton precast difabrikasi di luar lokasi
pembangunan dan akan disuplai dari luar untuk dilakukan instalasi.

Metode Cast in site terdiri dari :

a. MSS (Movable Scaffolding System)


b. ILM (Increamental Launching Method)
c. Balanced Cantilever dengan Form Traveller
d. Cable Stayed dengan Form Traveller

Metode Precast Segmental terdiri dari :

a. Balanced Cantilever Erection with Launching Gantry


b. Balanced Cantilever Erection with Lifting Frames
c. Span by Span Erection with Launching Gauntry
d. Balanced Cantilever Erection with Cranes
e. Full Span Precast Method
f. Precast Beam Method
g. Span by Span Erection on Falsework

8
Sedangkan metode pelaksanaan jembatan rangka dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu Temporary Support dan Cantilever, lebih rincinya sebagai berikut :

a. Full Temporary Support


b. Semi Temporary Support
c. Full Cantilever
d. Semi Cantilever

Pada pembahasan makalah ini akan dibahas metode pelaksanaan


konstruksi jembatan beton dengan menggunakan metode cable stayed dengan
form traveler.

2.2 Metode Pelaksanaan Jembatan Cable Stayed


2.2.1 Pengertian Jembatan Cable Stayed
Cable stayed adalah metode konstruksi jembatan yang menggunakan
kabel-kabel berkekuatan tinggi sebagai penggantung yang menghubungkan
gelagar baja, rangka, beton atau beton pratekan sebagai utama (Zarkasi dan
Rosliansjah, 1995). Pemilihan bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan,
metode pelaksanaan dan harga konstruksi. Tipe jembatan ini mampu digunakan
pada bentang 250 – 1000 m.

Untuk jembatan dengan bentang yang cukup panjang diperlukan struktur


kabel (Cable Stayed) yang berfungsi sebagai pilar-pilar penghubung dalam
memikul sebagian besar dari beban jembatan yang kemudian dilimpahkan ke
pondasi atau menara. Maksud pengembangan teknologi kabel ialah merangkai
bentang-bentang pendek menjadi satu bentang panjang yang dapat menghasilkan
kekuatan penopang yang lebih kuat untuk memikul berat jembatan itu sendiri
ataupun lalu lintas yang melewati jembatan tersebut.

2.2.2 Komponen Jembatan Cable Stayed


a. Gelagar

9
Bentuk gelagar jembatan Cable Stayed sangat bervariasi namun
yang paling sering digunakan ada dua yaitu stiffening truss dan solid web.
Stiffening truss digunakan untuk struktur baja dan solid web digunakan
untuk struktur baja atau beton baik beton bertulang maupun beton
prategang. Bentuk yang paling banyak digunakan adalah bentuk solid
web karena memiliki kemudahan dalam pekerjaannya. Gelagar yang
tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton cenderung terbagi
atas dua tipe yaitu :

- Gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar,
- Gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu atau susunan box yang
dapat berbentuk persegi panjang atau trapesium.

Gambar 2.1 Plate Girder Gambar 2.2 Box Girder

b. Sistem Kabel
Sistem kabel merupakan salah satu hal mendasar dalam
perencanaan jembatan cable stayed. Kabel digunakan untuk menopang
gelagar diantara dua tumpuan dan memindahkan beban tersebut ke
menara. Secara umum sistem kabel dapat dilihat sebagai tatanan kabel
transversal dan tatanan kabel longitudinal. Pemillihan tatanan kabel
tersebut didasarkan atas berbagai hal karena akan memberikan pengaruh
yang berlainan terhadap perilaki struktur terutama pada bentuk menara dan
tampang gelagar. Selain itu akan berpengaruh pula pada metode
pelaksanaan, biaya dan arsitektur jembatan.

10
Tatanan sistem kabel dapat dilihat sebagai berikut :
- Tatanan Sistem Kabel Longitudinal
Tatanan kabel longitudinal jembatan mempunyai banyak variasi
tergantung pada pengalaman perencana menentukan perbandingan antara
bentang dengan tinggi menara. Untuk bentang yang lebih pendek, kabel
tunggal mungkin sudah cukup untuk menahan beban rencana. Untuk
bentang utama yang panjang dan bentang tidak simetris yang
menggunakan angker, variasi tatanan kabel tidak cukup dengan kebutuhan
secara teknis tetapi harus mengahasilkan konfigurasi dasar tatanan kabel
longitudinal yaitu radial, harpa, bentuk kipas dan bintang.

Gambar 2.3 Sistem kabel longitudinal untuk bentang panjang

- Tatanan Sistem Kabel Transversal


Tatanan kabel tranversal terhadap areah sumbu longitudinal jembatan
dapat dibuat satu atau dua bidang dan sebaliknya ditempatkan secara
simetri. Ada juga perencana yang menggunakan tiga bidang kabel sampai
sekarang belum dapat diterapkan di lapangan.

c. Pylon
Pemilihan bentuk pilon sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel, estetika
dan kebutuhan perencanaan serta pertimbangan biaya. Tipe menara dari

11
berbagai konstruksi dapat berupa portal berbentuk trapezium, menara
kembar, menara A dan menara tunggal. Fungsi menara menyalurkan
beban dari jalan raya melalui kabel kemudian diteruskan ke pondasi.

Gambar 2.4 Pylon pada jembatan cable stayed

2.2.3 Metode Konstruksi Jembatan Cable Stayed


Berikut flow chart metode pelaksanaan konstruksi jembatan metode
cable stayed.
Mulai

Pelaksanaan Pekerjaan Platform

Pelaksanaan Pekerjaan Bored Pile

Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap

Pelaksanaan Pekerjaan Pylon

Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas

Selesai

12
Gambar 2.5 Flow chart jembatan Cabel Stayed
1. Pelaksanaan Pekerjaan Platform
Platform merupakan konstruksi pendukung sementara yang
berfungsi sebagai tempat untuk menginstalasi batching plant,
menyimpan material seperti tiang pancang serta sebagai tempat
berbagai aktivitas selama proses konstruksi berlangsung.

2. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Bored Pile


a. Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan pengukuran pada bore pile adalah menentukan titik-titik
yang akan dibor. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
meteran diukur dari bouwplank untuk menentukan as-as lubang
bore pile.
b. Pengeboran Bore Pile
Contoh pekerjaan dengan metode Dry System :
- Perakitan rig bor pada lokasi titik bor
- Pelaksanaan pengeboran dengan mata bor spiral yang ditekan
secara hidrolis
- Selama pengeboran, tanah dikeluarkan setiap interval 0,5m
dengan mengangkat mata bor
- Pengeboran dihentikan setelah mencapai kedalaman rencana
- Lubang bor dibersihkan dengan cleaning bucket
c. Pekerjaan Penulangan dan Pengecoran Bore Pile
- Pabrikasi tulangan, terdiri dari pembuatan Bar Bending Schedule,
pemeriksaan tulangan, pemotongan, dan pembengkokan
tulangan.
- Pemasangan tulangan, menggunakan mobile crane
- Pekerjaan pengecoran bore pile

3. Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap


a. Pekerjaan Pengukuran

13
- Pengukuran Horizontal Pile Cap berpatokan kepada bouwplank
- Penguluran Vertikal Pile Cap dengan alat waterpass
- Pengukuran dimensi dan tebal pile cap
b. Pembuatan Lantai Kerja setebal 5 cm
c. Pekerjaan Penulangan Pile Cap
- Pabrikasi tulangan
- Pemasangan tulangan
d. Pekerjaan Bekisting
e. Pekerjaan Pengecoran
f. Perawatan Beton (curing), dengan memberikan air pada permukaan
beton pile cap.

4. Pelaksanaan Pekerjaan Pylon / Pilar


a. Konstruksi dasar pylon dan lengan bawah dari pylon
b. Instalasi elevator pada pylon
c. Konstruksi balok pengikat pylon bagian bawah
d. Konstruksi lengan pylon tengah
e. Konstruksi balok pengikat tengah
f. Konstruksi lengan atas pylon
g. Konstruks balok pengikat atas

5. Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas


a. Pemasangan struktur bantu sementara di atas pile cap
b. Pemasangan segmen girder baja pertama dengan crane barge,
hubungan antara segmen dengan pylon dibuat tetap untuk
sementara.
c. Pemasangan cantilever crane pada lantai jembatan untuk
mengangkat segmen berikutnya
d. Pemasangan girder dengan menggunakan cantilever crane diikuti
dengan penegangan kabel

14
e. Pemasangan plat lantai jembatan pada segmen pertama dan kedua
dilanjutkan dengan pengecoran sambungan
f. Pemasangan girder baja selanjutnya dengan menggunakan
cantilever crane diikuti dengan peregangan kabel. Pada saat
bersamaan dipasang pilar sementara.

Metode jembatan jenis cable stayed ini sudah diterapkan di Indonesia,


contohnya adalah jembatan Barelang. Jembatan Barelang merupakan pilot project
berteknologi tinggi yang melibatkan ratusan insinyur Indonesia tanpa campur
tangan dari tenaga ahli luar negeri. Dibangun untuk memperluas wilayah kerja
Otorita Batam (OB) sebagai regulator daerah industri Pulau Batam. Pembangun
jembatan Trans Barelang telah menyedot anggaran Otorita Batam (OB) sebesar
Rp 400 Miliar yang dibangun dalam masa enam tahun (1992 – 1998). Enam buah
jembatan megah ini merupakan proyek vital sebagai penghubung jalur Trans
Barelang yang membentang sepanjang 54 kilometer.

Gambar 2.6 Jembatan Barelang

15
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Jembatan Cable Stayed
Berikut ini adalah kelebihan atau keunggulan dari teknologi konstruksi
jembatan Cable Stayed:

Kelebihan :

a. Jembatan dapat digunakan untuk bentang yang cukup jauh (250 – 1000 m)
b. Konstruksi jembatan terlihat lebih kokoh dan kuat serta berbahan ringan.
c. Jika kabel satu putus maka tidak berarti seluruh jembatan akan runtuh.
d. Murah dalam pemeliharaannya karena banyak menggunakan bahan baja
dalam pembuatannya

Kekurangan

a. Dalam metode pengerjaannya diperlukan ketelitian yang lebih besar.


b. Bentang main span terbatas karena keterbatasan sudut kabel.
c. Untuk menambah panjang span diperlukan pilon yang makin tinggi
dengan konsekuensi gaya tekan pada deck makin besar.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas mengenai metode pelaksanaan konstruksi


jembatan jenis cable stayed didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan jenis materialnya, metode pelaksanaan jembatan terdiri dari


metode jembatan beton dan metode pelaksanaan jembatan rangka (baja).
Metode jembatan beton dibagi menjadi dua, yaitu cast in site :
a. MSS (Movable Scaffolding System)
b. ILM (Increamental Launching Method)
c. Balanced Cantilever dengan Form Traveller
d. Cable Stayed dengan Form Traveller

Sedangkan Metode Precast Segmental terdiri dari :

a. Balanced Cantilever Erection with Launching Gantry


b. Balanced Cantilever Erection with Lifting Frames
c. Span by Span Erection with Launching Gauntry
d. Balanced Cantilever Erection with Cranes
e. Full Span Precast Method
f. Precast Beam Method
g. Span by Span Erection on Falsework

Metode jembatan baja terdiri dari :

a. Full Temporary Support


b. Semi Temporary Support
c. Full Cantilever
d. Semi Cantilever

17
2. Metode jembatan beton jenis cast in site dengan cable stayed metode
konstruksi jembatan yang menggunakan kabel-kabel berkekuatan tinggi
sebagai penggantung yang menghubungkan gelagar baja, rangka, beton atau
beton pratekan sebagai utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995). Pemilihan
bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan
harga konstruksi. Tipe jembatan cable stayed mampu digunakan pada bentang
250 – 1000 m.

3. Metode pelaksanaan konstruksi jembatan cable stayed terdiri dari :


a. Pelaksanaan pekerjaan platform.
b. Pelaksanaan pekerjaan pondasi pile cap.
c. Pelaksanaan pekerjaan pile cap,
d. Pelaksanaan pekerjaan pylon.
e. Pelaksanaan pekerjaan struktur atas.

4. Kelebihan dan kekurangan jembatan cable stayed adalah sebagai berikut :

Kelebihan :

e. Jembatan dapat digunakan untuk bentang yang cukup jauh (250 – 1000 m)
f. Konstruksi jembatan terlihat lebih kokoh dan kuat serta berbahan ringan.
g. Jika kabel satu putus maka tidak berarti seluruh jembatan akan runtuh.
h. Murah dalam pemeliharaannya karena banyak menggunakan bahan baja
dalam pembuatannya

Kekurangan :

d. Dalam metode pengerjaannya diperlukan ketelitian yang lebih besar.


e. Bentang main span terbatas karena keterbatasan sudut kabel.
f. Untuk menambah panjang span diperlukan pilon yang makin tinggi
dengan konsekuensi gaya tekan pada deck makin besar.

18
3.2 Saran
Setiap pembangunan jembatan harus menggunakan metode pelaksanaan
konstruksi yang tepat dan sesuai dengan standar yang berlaku. Selain itu, harus
sesuai dan cocok dengan kondisi alam di lokasi pembangunan agar menghindari
kecelakaan dan kegagalan konstruksi.

Setiap metode pelaksanaan jembatan memiliki kelebihan dan


kekurangannya tersendiri, baik dari segi kemampuan struktur maupun segi biaya
proyek. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan metode pelaksanaan konstruksi
dengan tepat agar hasil lebih maksimal dan efisien.

19
DAFTAR PUSTAKA

Struyk, H.J. 1984. Jembatan. Jakarta : P.T. Pradnya Paramita

Perancangan Jembatan Cable Stayed. (2013, 28 Maret). Diperoleh 28 November


2019, dari http://www.scribd.com/doc/132744954/Makalah-Cable-Stayed

Cable Stayed di Indonesia. (2016, 28 Maret). Diperoleh 28 November 2019, dari


https://civilengineering3005.wordpress.com/2016/03/28/cable-stayed-di-
indonesia/

20

Anda mungkin juga menyukai