D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Agung Prasetia
(2007210059)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepda ALLAH swt, sehingga saya dapat meyusun Makalah Jalan
Rel oleh mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, fakultas Teknik, Universitas Muhammadyah Sumatra
Utara (UMSU).
Adapun makalah Jalan Rel ini telah diusahakan semaksimal mungkin selesai, untuk dikumpulkan
kepada dosen pembina mata kuliah Jalan Rel
Namu tidak lepas dari semua itu, penyusunan menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karna itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka penyusun membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik sehingga dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusunan mengharapkan semoga dari makalah Jalan Rel ini dapat diambil
hikmahnya dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
2.1 Pengertian jalan rel..........................................................................................5
2.2 Struktur jalan rel..............................................................................................5
2.3 Klasifikasi Jalan rel menurut kecepatan maksimum........................................8
2.4 Jenis rel............................................................................................................8
2.5 lebar rel............................................................................................................8
2.6 panjang rel.......................................................................................................9
2.7 Asal Usul rel kereta di Indonesia...................................................................9
2.8 Pembangunan Pertama Rel di Indonesia........................................................9
2.9 Jaringan Rel di Indonesia...............................................................................10
2.10 Perkembangan kereta api Indonesia.............................................................18
2.11 Sejarah Asal Usul Kereta Api di Dunia........................................................20
BAB III PENUTUP...........................................................................................................23
KESIMPULA N.................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................24
3
BAB1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kereta api merupakan moda transportasi darat yang sangat efektif, efisien dan ekonomis.
Dalam satu gerakan atau satu perjalanan kereta api dapat mengangkut ratusan penumpang
atau berton-ton barang. Menyadari pentingnya angkutan kereta api, pemerintah terus
meningkatkan dan mengembangkan jaringan jalan kereta api, tidak hanya di Pulau Jawa
tetapi juga di Pulau Sulawesi, Kalimantan dan Papua. Konstruksi jalan rel kereta api yang
cukup panjang tidak hanya berada di atas atau melewati tanah keras, akan tetapi juga terdapat
jalan rel kereta api yang berada di atas tanah lunak. Mengingat beban kereta yang cukup
berat dan kecepatan kereta yang melebihi 50% dari kecepatan gelombang tanah,
menyebabkan defleksi atau penurunan pada lintasan jalan rel kereta api di atas tanah lunak.
Hal tersebut mengakibatkan jalan rel kereta api di atas tanah lunak cepat mengalami
kerusakan dan tidak dapat bertahan lama.
Ciri-ciri dari tanah lunak adalah mempunyai kuat geser yang rendah, kompresibilitas yang
tinggi serta daya dukung yang rendah. Karena faktor-faktor tersebut, pembuatan badan jalan
rel kereta api di atas tanah ini menjadi tantangan yang berat. Mengingat hal tersebut, perlu
untuk menyadarkan para ahli di lapangan tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan
konstruksi di tanah lunak .
Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api menyebutkan bahwa jalan rel kereta api harus
direncanakan sesuai persyaratan teknis yang telah ditentukan, sehingga dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis dan ekonomis. Demikian pula apabila jalan rel kereta api dibangun di
atas tanah lunak.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jalan Rel
Perkeretaapian merupakan satu kesatuan sistem yang terdiri dari sarana, prasarana (jalur
kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api), sumber daya manusia dan
termasuk di dalamnya ada sebuah prosedur, norma, persyaratan, serta kriteria dalam
penyelennggaraan transportasi kereta api. Satu kesatuan system yang dimaksud dalam
perkeretaapian adalah jalur kereta api yang saling berhubungan dan dapat menjangkau
berbagai tempat. Jalur kereta api sendiri merupakan rangkaian petak jalan rel yang
termasuk di dalamnya ada ruang milik jalur kereta api, ruang manfaat jalur kereta api,
dan juga bagian atas bawah yang diperuntukan untuk lalu lintas kereta api. Jalan rel yang
merupakan jalur kereta api merupakan sebuah konstruksi dalam satu kesatuan yang dapat
terbuat dari beton, baja, maupun bahan konstruksi lain di suatu permukaan (di atas atau di
bawah tanah) tergantung area dan arahnya
5
5. Kemudahan untuk pengaturan dan pemeliharaan (Adjustability)
Jalan harus memiliki sifat dan kemudahan dalam pengawasan, pengaturan dan
pemeliharaan sehingga dapat dikembalikan ke posisi geometrik dan struktur jalan rel
yang benar jika terjadi perubahan geometri akibat beban yang berjalan. Pekerjaan
pengawasan, pengaturan dan pemeliharaan dilakukan oleh operator dan pemerintah.
Pekerjaan ini dilakukan untuk memastikan perjalanan kereta api dapat berjalan dengan
aman dan nyaman. Audit keselamatan terhadap kesiapan struktur jalan rel untuk
dioperasikan seterusnya menjadi isu penting dalam transportasi perkeretaapian. Fasilitas
pendukung untuk pengawasan, pengaturan dan pemeliharaan perlu diperhitungkan sebaik
mungkin khususnya untuk trase jalan yang terletak di daerah terpencil dan minimnya
akses transportasi pendukung lainnya serta trase yang melewati wilayah yang berisiko
(misalnya kawasan banjir, tanah bergerak dan longsor). Sesuai dengan tipe
konstruksinya, jalan rel dapat dibagi dalam dua bentuk konstruksi, yaitu :
1. Jalan rel dalam konstruksi timbunan, Jalan rel dalam konstruksi timbunan biasanya
terdapat pada daerah (medan) yang cendrung datar, sedangkan jalan rel pada konstruksi
galian umumnya terdapat pada medan pegunungan
2. Jalan rel dalam konstruksi galian.
Struktur jalan rel kereta api merupakan konstruksi yang termasuk dalam infrastruktur
perjalanan kereta api. Dalam konstruksi, struktur jalan rel kereta api dibagi menjadi dua
bentuk konstruksi, jalan rel dalam konstruksi galian, umumnya terdapat di daerah
pegunungan, dan jalan rel dalam konstruksi timbunan, yang biasanya terdapat pada areal
persawahan atau rawa (Rosyidi, 2012: 21). Komponen struktur jalan rel dibagi menjadi
dua bagian, yaitu:
1. Struktur bagian atas (superstructure) tersusun atas beberapa komponen, misalnya
bantalan (sleeper, tie, crosstie), penambat (fastening), dan komponen rel (rail) yang
termasuk plat penyambung didalamnya. Struktur bagian atas langsung menerima beban
dari gerbong dan lokomotif lalu di distribusikan secara merata beban yang diterima ke
struktur bagian bawah. Struktur Bagian Atas Struktur bagian atas jalur rel kereta api
terdiri dari ;
1.Rel (rail) Rel ini disebut juga batang baja longitudina. Rel harus memiliki nilai
kekakuan tertentu karena rel berfungsi untuk memberikan tumpuan terhadap
pergerakan roda kereta api yang dipasang berhubungan secara langsung untuk
menerima dan juga mendistribusikan beban roda kereta api dengan baik. Kelas jalan
rel terbagi menjadi 2 jenis, yaitu dengan jenis lebar rel 1067 mm dan lebar 8 jalan rel
1435 mm, tergantung pada beban gandar. Beban gandar merupakan beban yang
diterima oleh jalan rel dari satu gandar. Beban untuk lebar jalan rel 1067 mm,
maksimum sebesar 18 ton, sedangkan untuk jenis lebar jalan rel 1435 mm 22,5 ton
pada setiap kelas.
2. Penambat (fastening system)
Penambat ini merupakan penghubung antara bantalan dengan rel dengan
menggunakan jenis dan bentuk yang dapat disesuaikan dengan jenis bantalan yang
digunakan serta klasifikasi jalan rel yang harus dilayani.
3. Bantalan (sleeper)
6
Bantalan dibagi berdasarkan bahan konstruksinya, seperti bantalan kayu, beton,
maupun bantalan besi. Fungsi penting bantalan diantaranya adalah menahan
pergerakan rel, mempertahankan sistem penambat, dan menerima beban dari rel dan
didistribusikan ke lapisan balas dengan tekanan yang kecil. Perancangan bantalan
yang baik sangat diperlukanuntuk menunjang fungsi bantalan bekerja secara optimal.
2. Struktur bagian bawah (substructure) tersusun juga atas beberapa komponen, diantaranya
adalah tanah asli (natural ground), tanah dasar (improve subgrade), sub balas (subballast),
dan juga komponen balas (ballast) (Rosyidi, 2012: 22).
Struktur bagian bawah jalur rel kereta api terdiri dari ;
1. Lapisan Balas Atas (ballast)
Lapisan balas atau lapisan fondasi atas merupakan lapisan atas dari konstruksi
substruktur. Lapisan atas merupakan terusan tegangan yang berasal dari bantalan.
Besarnya tegangan yang terjadi merupakan akibat lalu lintas kereta pada jalan rel.
Lapisan balas berfungsi untuk mempertahankan jalan rel pada posisi yang
disyaratkan, serta menahan gaya vertical yang dibebankan pada bantalan.
2. Lapisan Ballast Bawah Atau Lapisan Sub balas (subballast)
Lapisan sub balas berfungsi untuk mengurangi tekanan di bawah balas untuk
didistribusikan ke tanah dasar sesuai dengan tingkatannya. Sub balas ini berada di
antara lapisan fondasi atas dan lapisan tanah dasar. Lapisan ini disebut juga
sebagai lapisan penyaring/ filter antara tanah dasar dengan lapisan balas, agar air
dapat Panjang 2000 mm Lebar Maksimum 265 mm Tinggi Maksimum 220 mm
11 dialirkan dengan baik. Tebal minimum lapisan balas bawah adalah 15 cm.
Lapisan ini biasanya terdiri dari kerikil halus, sedang maupun pasir kasar
3. Lapisan Tanah Dasar (subgrade)
Tanah dasar adalah lapisan pada bagian dasar suatu konstruksi jalan rel sehingga
pada bagian ini harus dikerjakan terlebih dahulu karena bagian ini sangat
berperan penting terhadap bagian atas. Tanah dasar berdasarkan Peraturan
Menteri No. 60, tahun 2012 memiliki beberapa persyaratan teknis, diantaranya
adalah dapat menahan beban lapis dasar (subgrade) dan juga harus bebas dari
masalah penurunan (settlement), selain itu harus mampu menopang jalan rel
dengan aman dan memberikan kecukupan elastisitas pada rel
7
b. Kecepata maksimum (maximum speed), yaitu kecepatan tertinggi yang diijinkan dalam
operasi suatu rangkaian kereta api pada suatu lintas.
c. Kecepatan operasi (operational speed), ialah kecepatan rerata kereta api pada petak jalan
tertentu. d. Kecepatan komersial (Commercial speed), merupakan kecepatan yang dijual kepada
konsumen. Kecepatan komersial ini diperoleh dengan cara membagi jarak tempuh dengan
kecepatan (V) maksimum kereta api yang diijinkan dengan kelas jalan rel
8
2.6 Panjang Jaringan Jalan Rel Kereta Api Di Indonesia
Uraian
Panjang jalur kereta api (termasuk jalur ganda): jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel
yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan
jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta
api.
Manfaat
Sebagai salah satu proksi sarana penunjang dalam pemerataan pertumbuhan, stabilitas,
pendorong dan penggerak pembangunan nasional. Adanya pembangunan jalur kereta api dapat
memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara masal dengan selamat, aman, nyaman,
cepat, tepat , tertib, teratur dan efisien.
Kehadiran kereta api pertama di indonesia mulai hadir sejak tanam paksa hingga saat ini.
Perusahaan yang dinasionalisasikan, Djawatan Kereta Api (DKA) berdiri setelah kemerdekaan
Indonesia, tepatnya pada tanggal 28 September 1945 atau sekitar sebulan setelah proklamasi. Di
bawah ini adalah sejarah perkeretaapian di Indonesia pada rentang tahun 1875-1925.
Pada pra kemerdekaan Indonesia ide tentang perkeretaapian Indonesia diajukan dengan tujuan
untuk mengangkut hasil bumi dari Sistem Tanam Paksa tersebut. Salah satu alasan yang
mendukung adalah tidak optimalnya lagi penggunaan jalan raya pada masa itu. Akhirnya, pada
1840, Kolonel J.H.R. Van der Wijck mengajukan proposal pembangunan jalur kereta api di
Hindia Belanda.
9
jalan rel tersebut dimulai dengan penyangkulan pertama pembangunan badan jalan rel oleh
Gubernur Jenderal Belanda Mr. L.A.J. Baron Sloet Van De Beele pada hari Jum’at tanggal 17
Juni 1864. Jalur kereta api lintas Kemijen-Tanggung mulai dibuka untuk umum pada hari Sabtu,
10 Agustus 1867. Sedangkan landasan de-jure pembangunan jalan rel di jawa ialah disetujuinya
undang-undang pembangunan jalan rel oleh pemerintah Hindia Belanda tanggal 6 April 1875.
Dari tahun ke tahun, selain di Jawa, pembangunan rel juga dilakukan di beberapa pulau lain yaitu
pulau Sumatera, pulau Sulawesi, pulau Kalimantan, pulau Bali dan pulau Lombok, untuk
sumatera mencakup daerah Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891),
Sumatera Selatan (1914), untuk pulau sulawesi mencakup Makasar – Takalar, sebuah kabupaten
di Sulawesi selatan dibangun jalan KA sepanjang 47 Km, yang pengoperasiannya dilakukan
tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujung pandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di
Pulau Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak- Sambas (220
Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi
pembangunan jalan KA.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada
tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang
diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk
pembangunan jalan KA di sana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan
600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan
Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa
pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru.
Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai
pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya
adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya
ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.
10
2.9 Jaringan Rel di Indonesia
Memiliki industri kereta api sudah menjadi mimpi negara ini. Bahkan Menteri Perindustrian
menginginkan adanya pengembangan industri kereta api berbasis jangka panjang terjadi di
Indonesia, selain Jawa dan Sumatera, Indonesia bakal mengembangkan jaringan kereta api di
Kalimantan sepanjang 2.428 km dan Sulawesi 1.772 km. Hal ini menjadi peluang bagi industri
kereta api nasional, termasuk melalui kemitraan dengan perusahaan global.
Pengembangan jaringan rel kereta api 1875 - 1925 dalam 4 tahap, yaitu:
Pembangunan Tahap I terjadi tahun 1876-1888. Awal pembangunan rel adalah 1876, berupa
jaringan pertama di Hindia Belanda, antara Tanggung dan Gudang di Semarang pada tahun
1876, sepanjang 26 km. Setelah itu mulai dibangun lintas Semarang - Gudang. Pada tahun 1880
dibangun lintas Batavia (Jakarta) - Buitenzorg (Bogor) sepanjang 59 km, kemudian dilanjutkan
ke Cicalengka melalui Cicurug - Sukabumi - Cibeber - Cianjur - Bandung. Pada tahun 1877
dibangun lintas Kediri - Blitar, dan digabungkan dengan lintas Surabaya - Cilacap lewat
Kertosono - Madiun - Solo, dan juga lintas Jogya - Magelang.
Pada Pembangunan rel tahun 1875 – 1888, pulau jawa menjadi basis yang banyak di bangun
antar lintas dari kota-kabupaten.
- Djogdja - Tjilatjap
11
- Soerabaja - Pasoeroean - Malang
- Madioen - Solo
- Sidoardjo - Modjokerto
- Modjokerto - Kertosono
- Kertosono - Blitar
- Pasuruan - Banyuwangi
Pada tahun 1913 jaringan rel Merupakan Jalur rel Utara dan selatan.
12
- Sumatera Utara: Tanjung Balai - Medan - Pematangsiantar; dan Medan - Belawan -
Pangkalansusu.
Untuk Kalimantan dan Sulawesi tidak terlaksana karena baru akan dimulai dibangun tahun 1941
dan Perang Dunia II meletus.
Berikut ini, pembangunan jaringan kereta di luar Jawa dari Program Strategis Perkeretaapian
2015-2019:
13
- Jalur ganda KA Prabumulih-Kertapati
Berikut ini, pembangunan jaringan kereta di luar Jawa dari Program Strategis Perkeretaapian
2015-2019:
14
- Jalur KA baru Simpang-Tanjung Api-Api
- Pelabuhan Lhokseumawe
- Pelabuhan Belawan
- Pelabuhan Kualatanjung
- Pelabuhan Bakauheni
15
Itulah beberapa jaringan rel baru yang akan dibangun, dengan meningkatnya ekonomi dan
pertumbuhan manusia tidak hanya untuk antar kota, tetapi untuk akses ke bandara dan pelabuhan
juga dibangun.
- Puruk Cahu-Mangkatib
Untuk rel yang menuju bandara khususnya di Kalimantan baru 1 pembangunan yang baru
direalisasikan
16
Pembangunan Kereta Api Perkotaan:
- Perkotaan Manado
- Pelabuhan Bitung
Hampir setiap pulau akan dibangun jaringan rel, samapi pulau ujung timur pun yaitu papaua.
- Pembangunan Jalur KA baru di Papua baru direncanakan satu, yaitu jalur Sorong-
Manokwari.
Sejarah perkembangan kereta api di Indonesia dimulai pada masa pemerintahan Hindia Belanda
diawali sekitar tahun 1864 dengan dibangunnya jalur rel kereta api dari Samarang sampai
Tanggung, Jawa Tengah dan selanjutnya perkembangan kereta api di masa itu begitu pesat
dengan dibangunnya berbagai jalur dan jaringan kereta api yang menghubungkan sejumlah kota
di Pulau Jawa, Sumatera dan Madura dan sebagian Sulawesi bagian selatan.
1.Masa lalu
Inisiatif untuk membangun jalur kereta api di Indonesia berawal pada era tanam paksa di tahun
1830. Saat itu, Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch menggagas pembangunan jalur
kereta api agar dapat meningkatkan volume angkut produksi hasil panen di wilayah pedalaman.
Pada 1840, Kolonel JHR Van der Wijk mengajukan proposal untuk membangun jalur kereta api
17
Jakarta menuju Surabaya. Pada 10 Agustus 1867, jalur kereta api pertama di Indonesia mulai
beroperasi di Jawa Tengah dan terhubung dengan stasiun pertama di wilayah Semarang. Kereta
ini berangkat menuju Temanggung yang berjarak 25 kilometer. Jalur kereta api ini kemudian
diperluas hingga mencapai Yogyakarta. Pada awal keberjalanannya, kereta api dikelola oleh
perusahaan
Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij dan menggunakan ukuran standar rel 1.435 mm.
Pembangunan jalur kereta api dimulai pada 16 Mei 1878 dan kedua kota tersebut akhirnya
terhubung pada 1894. Pada 1920an, hampir seluruh kota dan desa strategis di Jawa telah
terhubung dengan jalur kereta api. Beberapa kereta beroperasi untuk mengangkut hasil panen
gula ke pabrik. Saat ini, meski Staatsspoorwegen tidak lagi mengelola kereta api di Indonesia,
banyak dari jalur kereta api tersebut masih digunakan hingga kini. Kereta yang digunakan pada
masa itu adalah kereta dengan lokomotif uap. Perusahaan kereta api menggunakan lokomotif uap
dari berbagai jenis, antara lain:
Di Indonesia tidak ada lokomotif super besar sepert Big Boy, Challenger, atau Northern. Namun
ada lokomotif bergigi di Ambarawa dan Sumatera Barat
2. Masa kini
Lokomotif diesel-elektrik pertama didatangkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1953 yang
berasal dari Amerika Serikat. Seiring berlakunya UU Perkeretaapian No. 23/2007. Pada 2010,
PT Kereta Api mengalami perubahan nama menjadi PT. Kereta Api Indonesia (PT KAI)
(Persero) yang masih digunakan hingga saat ini. Dalam 5 tahun terakhir ini, Kereta Api
18
Indonesia telah banyak melakukan perkembangan dan pembenahan di berbagai aspek.
Pembenahan diawali dengan tindakan seperti pembersihan pedagang kaki lima dari kereta
ekonomi, memasang pendingin ruangan (AC) di kereta ekonomi, menghilangkan penumpang di
atap kereta api, menerapkan tiket elektronik di commuter line, serta memastikan kebersihan
setiap stasiun dan kereta api
3.Masa depan
Pemerintah Indonesia telah memiliki program untuk pengembangan kereta api Indonesia dimasa
datang antara lain
A.Double track
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, proyek double track merupakan salah satu
perkembangan pemerintah di bidang infrastruktur kereta api, dan sedang berjalan hingga
saat ini. Proyek double track ini akan terus dilaksanakan hingga meng-cover seluruh jalur
kereta di Jawa dan Sumatera sebagaimana yang terdapat pada Peta Rencana
Perkeretaapian Nasional
B.Monorel, MRT, LRT dikota-kota besar
Monorel adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal, berlainan
dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan sendirinya, kereta lebih
lebar daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari
karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional
Alat transportasi kereta modern mulai berkembang seiring dengan perkembangan revolusi
industri, ekspansi, dan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Kereta baru digunakan secara
massal sejak 200 tahun lalu. Namun, penemuannya terjadi jauh sebelum itu semua. Kereta
sederhana sebagai alat transportasi sudah mulai digunakan sekitar 2000 tahun yang lalu oleh
masyarakat di peradaban Mesir kuno, Babylonia dan Yunani. Saat itu alat transportasi untuk
mengangkut penumpang dan barang masih dilakukan menggunakan gerobak yang ditarik oleh
hewan (biasanya kuda atau sapi). Seiring perkembangan, para ahli mulai menciptakan bentuk
19
roda yang bulat untuk mengurangi beban saat pengangkatan, saat itu roda dibuat dari bahan
kayu. Untuk mengaktifkan cara baru bertransportasi, mereka kemudian membangun jalan. Sisa-
sisa arkeologi pembangunan ini masih dapat ditemukan di Italia dan Yunani. Salah satu contoh
yang paling terkenal adalah batu kuno terukir “wagonways” yang dapat ditemukan di Isthmus
dari Corinth, Yunani. Pada abad ke-18, setiap tambang di Inggris memiliki jaringan kereta api
sederhana sendiri, dengan kuda sebagai tenaga penarik gerobak dari tambang ke pabrik.
Perubahan kembali datang pada tahun 1774 setelah James Watt memperkenalkan penemuan
mesin uap stasioner pertamanya ke seluruh dunia. Kemuadian pada tahung 1800-an beberapa
ahli mesin uap berhasil memodifikasi mesin uap rancangan Watt, dengan merancang ruang
bertekanan tinggi non-kondensasi yang memungkinkan mesin untuk mengkonversi lebih banyak
energi uap menjadi energi mekanik Kereta api dipergunakan secara komersial pada akhir 1820-
an, George Stephenson yang berkebangsaan Inggris saat itu memenangkan kompetisi dengan
desain lokomotif uapnya. Sejak saat itu, lokomotif uap menyebar dengan cepat hingga ke
Amerika.
20
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kereta api adalah alat transportasi yang sangat efekif, efisien dan ekonomis. Dikarnakan kreta
api bisa mengangkut banyaknya penumpag dari satu perjalanan saja. Sejarah kereta api di
Indonesia merupakan suatu sejarah yang sulit untuk dilihat langsung perkembangannya karena
proses terjadinya tidak langsung mengalami kemajuan.
Pada awal mula kereta api itu dibangun sudah mengalami banyak hambatan yang membuat
pembangunannya tersendat-sendat. Pada perkembangannya tahun 1945-1995 juga mengalami
kemajuan dan kemunduran, pada masa itu kereta api mulai dipegang oleh pemerintah Indonesia.
Nasionalisasi perusahaan kereta api terjadi pada tahun 1945 namun perusahaan kereta api belum
bisa juga sepenuhnya menjadi miliki negara karena ada di beberapa daerah perusahaan kereta api
masih di kelolah oleh pemerintah Belanda.
Tidak hanya itu saja Belanda juga ingin mengambil kembali perusahaan kereta api yang sudah
di ambil alih oleh pemerintah Indonesia, karena bagi Belanda perusahaan kereta api dapat
dijadikan pemasukan yang besar bagi kas negara. Perkembangan perusahaan kereta api didukung
oleh beberapa faktor pendorong yang membantu perkembangannya yaitu adanya tenaga ahli
yang mengerti tentang kereta api yang berasal dari Belanda, adanya persaingan antara
perusahaan kereta api dengan angkutan jalan raya dan peningkatan pada prasarana dan sarana.
Masyarakat Indonesia juga menjadikan kereta api menjadi alat transportasi yang penting karena
kereta api lebih aman dan murah terutama bagi para pedagang.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/268807091/Makalah-Jalan-Rel-KA
https://www.situstekniksipil.com/2017/09/sejarah-jalan
https://repository.usd.ac.id/27129/2/004314013_Full%5B1%5D.pdf
https://kereta-api.info/sejarah-asal-usul-kereta-api-di-dunia-3633.htm
https://id.scribd.com/doc/150316002/Sejarah-Jalan-Rel
22