Oleh
Maulida Nurunnafissa ( 149 409 4004 )
FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
TEBUIRENG JOMBANG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas Jembatan yang berjudul” Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan
Raya” dapat terselesaikan dengan baik.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan perkuliahan
mata Jembatan. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ayu Roesdyningtyas. D.
A, S.T, M.T selaku dosen pembimbing kami, kepada teman-teman seperjuangan yang telah
bersama-sama bekerja, dan semua pihak yang mendukung terselesaikannya makalah ini.
Semoga dengan dibuatnya laporan ini bisa berguna bagi pembaca dan bagi kami
khususnya. Kami mengaharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga akan tercipta
makalah yang lebih sempurna.
Amiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin baik moda serta sarana transportasi yang ada dalam suatu daerah, maka
bisa dipastikan bahwa daerah tersebut memiliki nilai kemasyhuran penduduk yang tinggi.
Dari adanya jalan tol bebas hambatan, fly over, kereta cepat, bandar udara dan angkutan
umum bisa dilihat perkembangan dari suatu daerah.
Moda transportasi darat adalah yang paling sering dipakai atau dipilih masyarakat
Indonesia, kenapa? Karena moda transportasi darat dianggap lebih murah dan mudah bila
dibandingkan dengan moda transportasi yang lain.
Karena Indonesia merupakan negara maritim dan juga negara agraris, tidak
dipungkiri jika Indonesia memiliki banyak daerah laut dan memiliki banyak sungai.
Untuk itu, dibangunlah jembatan yang berguna untuk menghubungkan daerah yang satu
dengan yang lain yang terpisahkan oleh sungai bahkan jalan raya. Jembatan sangat
dibutuhkan oleh masyarakat sebagai pilar penyeberangan untuk menjual hasil bumi serta
mempererat tali silaturahmi.
Untuk itu dibuatlah Pedoman Perencanaan Jembatan Jalan Raya yang menjadi
pedoman dalam melaksanakan perancangan jembatan. Buku pedoman ini berisi batasan
serta cara untuk mempersiapkan kekuatan jembatan dalam menerima beban dari luar
ataupun berat sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah jembatan itu ?
2. Apa saja klasifikasi jembatan apabila dilihat dari segi struktur yang dipakai dan
jenisnya ?
3. Beban apa saja yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan jembatan ?
4. Bagaimana klasifikasi ruang bebas jembatan ?
5. Bagaimana penyebaran gaya pada jembatan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jembatan
Suatu jembatan biasanya dirancang sama untuk kereta api, untuk pemandu jalan
raya atau untuk pejalan kaki. Ada juga jembatan yang dibangun untuk pipa-pipa besar
dan saluran air yang bisa digunakan untuk membawa barang. Kadang-kadang, terdapat
batasan dalam penggunaan jembatan; contohnya, ada jembatan yang dikususkan untuk
jalan raya dan tidak boleh digunakan oleh pejalan kaki atau penunggang sepeda. Ada juga
jembatan yang dibangun untuk pejalan kaki (jembatan penyeberangan), dan boleh
digunakan untuk penunggang sepeda.
B. Klasifikasi jembatan
1. Klasifikasi Berdasarkan Penggunanya
a. Jembatan jalan
Jembatan untuk lalu lintas kendaraan bermotor.
b. Jembatan Kereta Api
Jembatan untuk lintasan kereta api,
c. Jembatan Kombinasi
Jembatan yang digunakan sebagai lintasan kendaraan bermotor dan
kereta api.
d. Jembatan Pejalan Kaki
Jembatan yang digunakan untuk lalu lintas pejalan kaki.
e.
Jembatan Aquaduct
Jembatan untuk menyangga jaringan perpipaan saluran air.
2. Klasifikasi Berdasarkan Sistem Struktur yang Digunakan
a. Jembatan I–Girder.
Gelagar utama terdiri dari satu atau beberapa balok kotak baja
fabrikasi dan dibangun dari beton, sehingga mampu menahan lendutan,
geser dan torsi secara efektif. Tipe gelagar ini digunakan untuk jembatan
bentang panjang. Bentang sederhana sepanjang 40 ft (+ 12 m)
menggunakan tipe ini, tetapi bentang gelagar kotak beton bertulang lebih
ekonomis pada bentang antara 60 – 100 ft (+ 18 – 30 m) dan biasanya
didesain sebagai struktur menerus di atas pilar. Gelagar kotak beton
prategang dalam desain biasanya lebih menguntungkan untuk bentang
menerus dengan panjang bentang + 300 ft (+ 100 m). Keutamaan gelagar
kotak adalah pada tahanan terhadap beban torsi.
c.
Plat lantai beton dihubungkan dengan girder atau gelagar baja yang
bekerja sama mendukung beban sebagai satu kesatuan balok. Gelagar baja
terutama menahan tarik sedangkan plat beton menahan momen lendutan.
Apabila dua buah balok bersusun secara sederhana (tiered beam). Mereka
bekerja secara terpisah dan beban geser tergantung pada kekakuan
lenturnya. Pada kasus tersebut, gelincir terjadi di sepanjang batas balok.
Tetapi jika kedua balok dihubungkan dan gelincir ditahan seperti pada
Gambar 9.10.b, mereka bekerja sebagai satu kesatuan gelagar komposit.
Untuk jembatan gelagar datar komposit, gelagar baja dan slab beton
dihubungkan dengan sambungan geser.
h. Jembatan Gantung
Gelagar utama atau rangka batang ditopang oleh roll di satu sisi
dan sendi di sisi yang lainnya.
b. Jembatan dengan Pendukung Menerus
Gelagar atau rangka batang didukung menerus oleh lebih dari tiga
sendi sehingga menjadi sistem struktur yang tidak tetap. Kecenderungan
itu lebih ekonomis karena jumlah sambungan sedikit serta tidak
memerlukan perawatan. Penurunan pada pendukung sebaiknya dihindari.
c. Jembatan Gerber (Jembatan Kantilever)
C. Perencanaan Pembebanan
1. Beban Primer
Beban primer merupakan beban utama dalam perhitungan tegangan pada
setiap perencanaan jembatan. Beban primer meliputi beban mati, beban hidup,
beban kejut dan gaya akibat tekanan tanah.
a. Beban mati dengan sesuai dgn berat isi :
b. Beban Hidup
Beban hidup dibagi dua yakni
I. Beban “ T “ yang merupakan beban terpusat untuk
lantai kendaraan. Yang termasuk beban “ T “ adalah
truk yang mempunyai beban roda ganda
II. Beban “ D “ yang merupakan beban jalur untuk
gelagar. Yang termasuk bebab “ D “ adalah beban
yang terbagi rata dan beban garis
2. Beban Sekunder
Beban sekunder merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan
dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan. Beban sekunder
meliputi beban angin, gaya akibat perbedaan selip, gaya akibat rangka susut,
gaya rem, gaya akibat gempa bumi, gaya gesekan pada tumpuan yang bergerak.
a. Beban Angin
Pengaruh beban angin ditinjau berdasarkan bekerjanya
beban angin horizontal pada bidang vertical jembatan. Untuk
menghitung jumlah luas bagian jembatan yang terkena angin
ditentukan berdasar :
I. Tanpa beban hidup
II. Dengan beban hidup
III. Jembatan menerus > 2 perletakan
b. Gaya Akibat Perbedaan Suhu
Pengaruh perbedaan suhu dapat dihitung dengan
mengambil perbedaan suhu untuk :
I. Bangunan baja
1) perbedaan suhu max – min = 30℃
2) perbedaan suhu antara bagian “ jembatan =
15℃
II. Bangunan beton
1) perbedaan suhu max – min = 15℃
2) perbedaan suhu antara bagian “ jembatan <
10℃
Yang mempengaruhi tegangan dan pergerakan jembatan
adalah:
d. Gaya Rem
Diperhitungkan senilai dgn pengaruh gaya rem sebesar 5%
dari beban “D” tanpa koef.kejut. Gaya rem dianggap bekerja
horizontal dari sumbu jembatan.
e. Gaya Akibat Gempa Bumi
Pengaruh gempa bumi terhadap jembatan dihitung senilai
dengan pengaruh gaya horizontal pada konstruksi akibat beban
mati.
f. Gaya Akibat Gesekan pada Tumpuan Bergerak
Gaya yang mengakibatkan gesekan diakibatkan adanya
pemuaian dan penyusutan dari jembatan akubat suhu dan lain –
lain. Gaya gesek yg ditinjau akibat beban mati sja sedang besarnya
ditentukan oleh koef. Gesek.
I. Tumpuan rol baja
o Dengan 1 / 2 rol 0,01
o Dengan 3 / > rol 0,05
II. Tumpuan gesekan
o Antara baja dgn camp.tembaga & baja 0,15
o Antara baja dgn baja / besi tuang 0,25
o Antara karet dengan baja / beton 0,15 – 0,18
3. Beban khusus
Beban khusus merupakan beban-beban khusus untuk perhitungan
tegangan pada perencanaan jembatan. Beban khusus meliputi gaya sentrifugal,
gaya tumbuk pada jembatan layang, gaya dan beban selama pelaksanaan, dan
gaya akibat air.
a. Gaya sentrifugal
e. Gaya Angkat
D. Penyebaran Gaya
1. Beban Mati
a. Beban Mati Primer ( berat plat )
b. Beban Mati Sekunder ( Kerb, trotoar, tiang sandaran )
2. Beban Hidup
a. Beban “ T “
b. Beban “ D “
3. Perhitungan Gaya Lintang
a. Gelagar tengah
b. Gelagar Pinggir
E. Kombinasi Beban
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh jembatan yang ada, dapat diklasifikasikan jenis – jenis jembatan
yakni.
1. Berdasarkan Penggunanya
B. Saran
Diharapkan untuk penulis makalah berikutnya dapat menambah referensi yang
nantinya mampu memperbaiki kesalahan dalam penulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
www.desy.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/Bab-I.-Pendahuluan-JEMBATAN1.pd (diakses
pada 11 September 2016 12.30)
www.google.com