Anda di halaman 1dari 28

PEMBEBANAN JEMBATAN

JALAN RAYA
MUHAMMAD ANDAN PRAMESTA
1494094005
PPPJJR
Pedoman Pembeban untuk perencanaan jembatan
jalan raya merupakan dasar dalam menentukan beban­
beban dan gaya­gaya untuk perhitungan tegangan­
tegangan yang terjadi pada setiap hagian jembatan
jalan raya. Penggunaan pcdoman ini dimaksudkan
untuk mencapai perencanaan ekonomis sesuai
kondisi setempat, tingkat keperluan, kemampuan
pelaksanaan dan syarat teknis lainnya, sehingga
proses perencanaan menjadi efektif.
DATA UNTUK PERENCANAAN
PEMBEBANAN

BEBAN PRIMER
BEBAN SEKUNDER
BEBAN KHUSUS
BEBAN PRIMER
Yang termasuk beban primer adalah :
Beban Mati
Beban Hidup
Beban Kejut
Gaya akibat tekanan tanah.
BEBAN SEKUNDER
Yang ternasuk beban sekunder adalah:
Beban Angin
Gaya akibat perbedaan suhu
Gaya akibat rangkak dan susut
Gaya rem dan traksi
Gaya­gaya akibat gempa bumi
Gaya gesekan pada tumpuan­tumpuan bergerak.
BEBAN KHUSUS
Yang termasuk beban khusus adalah:
Gaya sentrifugal.
Gaya tumbuk pada jembatan layang.
Gaya dan beban selama pelaksanaan.
Gaya aliran air dan tumbukan benda benda hanyutan.
BEBAN MATI
Beban mati adalah beban yang berasal dari berat
jembatan itu sendiri yang ditinjau dan termaksud
segala unsur tambahan tetap yang merupakan satu
kesatuan dengan jembatan. Untuk menemukan besar
seluruhnya ditentukan berdasarkan berat volume
beban
BEBAN HIDUP
Beban hidup adalah semua beban yang berasal dari
berat kendaraan-kendaraan yang bergerak dan pejalan
kaki yang dianggap bekerja pada jembatan.
Penggunaan beban hidup di atas jembatan yang harus
ditinjau dalam dua macam beban yaitu beban “T” yang
merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan
dan beban “D” yang merupakan beban jalur untuk
gelagar.
Untuk perhitungan gelagar harus dipergunakan beban
“D” atau beban jalur. Beban jalur adalah susunan
beban pada setiap jalur lalulintas yang terdiri dari
beban yang terbagi beban rata sebesar “q” ton/m
panjang perjalur dan beban garis “p” ton perjalur
lalulintas. Untuk menentukan beban “D” digunakan
lebar jalan 5,5 m, maka jumlah jalur lalulintas sebagai
berikut
TABEL JUMLAH JALUR
LALULINTAS
Lebar lantai kendaraan Jumlah jalur lalulintas

(m)

5,50 – 8,25 m 2

8,25 – 11,25 m 3

11,25 – 15,00 m 4

15,00 – 18,75 m 5

18,75 – 32,50 m 6
Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan sama
atau lebih kecil dari 5,50 m makan beban “D”
sepenuhnya (100%) dibebankan pada seluruh lebar
jembatan dan kelebihan lebar jembatan dari 5,5 m
mendapat separuh beban “D” (50%). Jalur lalulintas
ini mempunyai lebar minimum 2,75 m dan lebar
maksimum 3,75 m. Beban “T” adalah beban kendaraan
Truck yang mempunyai beban roda 10 ton (10.000 Kg)
dengan ukuran-ukuran serta kedudukan dalam meter,
seperti tertera pada gambar 2.3 untuk perhitungan
pada lantai kendaraan jembatan digunakan beban “T”
yaitu merupakan beban pusat dari kendaraan truck
dengan beban roda ganda (dual wheel load) sebesar 10
ton
Dimana beban garis P= 12 ton sedangkan beban q
ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:
Q= 2,2 t/m untuk L<30 m
Q= 2,2t/m – (11/60)x(L-30) t/m untuk 30>L< …..[2-1]

Q= 1,1x(1+(30/L))t/m untuk L>60m


Dimana L adalah panjang bentangan gelagar utama (m)
untuk menentukan beban hidup, beban terbagi rata
(t/m/jalur) dan beban garis (t/jalur) dan perlu
diperhatikan ketentuan bawah.
Beban terbagi merata = Q ton/meter………................[2-2]
2,75 m

Beban garis = Q ton ......................................[2-3]


2,75 m
Angka pembagi 2,75 meter diatas selalu tetap dan
tidak tergantung pada lebar jalur lalulintas.
Dalam perhitungan beban hidup tidak penuh,
maka digunakan:
·      Jembatan permanen= 100% beban “D” dan “T”.
·      Jembatan semi permanen= 70% beban “D” dan
“T”.
·      Jembatan sementara= 50% “D” dan “T”.
Dengan menggunakan beban “D” untuk suatu
jembatan berlaku ketentuan ini
BEBAN KEJUT
Beban kejut merupakan factor untuk memperhitungkan
pengaruh-pengaruh getaran dan pengaruh dinamis
lainnya. Koefesien kejut ditentukan dengan rumus:

K = 1+ 20/(50+L)

Dimana: K= koefesien kejut


L= panjang/ bentang jembatan
BEBAN ANGIN
Dalam perencanaan jembatan rangka batang, beban angin
lateral diasumsikan terjadi pada dua bidang yaitu:

·      Beban angin pada rangka utama.


Beban angin ini dipikul oleh ikatan angin atas dan ikatan
angin bawah.
·      Beban angin pada bidang kendaraan

Beban angin ini dipikul oleh ikatan angin bawah saja.


Dalam perencanaan untuk jembatan terbuka, beban angin
yang terjadi dipikul semua oleh ikatan angin bawah.
GAYA AKIBAT PERBEDAAN SUHU
Perbedaan suhu harus ditetapkan sesuai dengan
keadaan setempat yaitu dengan perbedaan suhu.
·      Bangunan Baja
1)   Perbedaan suhu maksimum-minimum= 300C
2)   Perbedaan suhu antara bagian-bagian jembatan=
150C
·      Bangunan Beton
1)   Perbedaan suhu maksimum-minimum= 150C
2)   Perbedaan suhu antara bagian-bagian
jembatan=100C
Gaya akibat perbedaan suhu juga tergantung pada
koefisien muai panjang bahan yang dipakai
misalnya:

·      Baja ε =12x10-6/0C


·      Beton ε =10x10-6/0C
·      Kayu ε =5x10-6/0C
BEBAN KHUSUS
Beban khusus yaitu beban-beban yang khususnya
bekerja atau berpengaruh terhadap suatu struktur
jembatan. Misalnya: gaya sentirfugal, gaya gesekan
pada tumpuan, beban selama pelaksanaan pekerjaan
struktur jembatan, gaya akibat tumbukan benda-
benda yang hanyut dibawa oleh aliran sungai.
KOMBINASI PEMBEBANAN
Kontruksi jembatan beserta bagian-bagiannya harus
ditinjau dari kombinasi pembebanan dan gaya yang
mungkin bekerja. Sesuai dengan sifat-sifat serta
kemungkinan-kemungkinan pada setiap beban,
tegangan yang digunakan dalam kekuatan
pemeriksaan kontruksi yang bersangkutan dinaikkan
terhadap tegangan yang diizinkan sesuai dengan
elastis. Tegangan yang digunakan dinyatakan dalam
proses terhadap tegangan yang diizinkan sesuai
kobinasi pembebanan dan gaya pada table 2.3 berikut
ini:
Dimana:
A : beban angin
Ah : gaya akibat aliran dan hanyutan
Ahg : gaya akibat aliran dan hanyutan pada waktu gempa
Gg : gaya gesek pada tumpuan bergerak
Gh : gaya horizontal ekivalen akibat gempa bumi
(H+K) : beban hidup dengan kejut
M: beban mati
P1 : gaya-gaya pada waktu pelaksanaan
Rm : gaya rem
S : gaya sentrifugal
SR : gaya akibat perubahan suhu(selain susut dan rangkak)
Ta : gaya tekanan tanah
Tag : gaya tekanan tanah akibat gempa
Tb : gaya tumbukkan
Tu: gaya angkat (buoyancy)
PROFIL RUANG BEBAS JEMBATAN.
Yang dimaksud dengan profil ruang bebas jernbatan
adalah tinggi dan lebar ruang bebas jembatan
dengan ketenruan :
Tinggi minimum untuk jernbatan terrutup adalah
5 m.
Lehar minimum untuk jernbatan ditetapkan
menurut jumlah jalur lalu lintas (B) ditambah
dengan kebebasan samping minimum 2 x 0,50
meter (lihat garnbar 6).
Tinggi Bebas Minimum
Tinggi bebas minimum terhadap banjir 50
tahunan ditetapkan sebesar 1,00 meter. Untuk
sungai­sungai yang mempunyai karaktcristik
khusus, tinggi bebas disesuaikan dengan
keperluan berdasarkan penelitian lebih lanjut
(lihat gambar 7).

Anda mungkin juga menyukai