Anda di halaman 1dari 16

UJIAN AKHIR SEMESTER

PERANCANGAN BANGUNAN TEKNIK SIPIL

Oleh:

ZEFANYA AGATHA KOYOH

1705511014

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
1. Teknik Lalu lintas, Jalan dan Jembatan (20%)

1.1 Sebuah jembatan akan dibangun pada ruas jalan kolektor luar kota dengan ketentuan: 2/2
UD dengan lebar jalur lalu-lintas efektif 6,0 m, bahu jalan efektif pada ke dua sisi 1,5 m dan
kapasitas jalan 2709 smp/jam

P embebanan lalu lintas 2 arah pada


1. T ahun 2015 (jalan dibuka) 540 s mp/jam
2. T ahun 2025 (proyeks i) 812 s mp/jam
3. T ahun 2035 (proyeks i) 1806 s mp/jam
4. T ahun 2045 (proyeks i) 3000 s mp/jam

Rencanakan waktu, kapan diperlukannya penambahan lajur lalu lintas dengan


mempertimbangkan ratio volume (V) dan kapasitas (C) pada jam rencana = 0,85

Jawaban :

1.2 Gambar/Sket penampang melintang jalan dan jembatan beserta bagian-bagiannya!

Jawaban :

1.3 Sebutkan tipe-tipe jembatan yang ada dan jelaskan mengapa jembatan balok merupakan
tipe jembatan yang paling banyak digunakan?
Jawaban : Tipe-Tipe Jembatan
1. Berdasarkan fungsinya dibedakan sebagai berikut :
 Jembatan jalan raya (highway bridge)
 Jembatan jalan kereta api (railway bridge)
 Jembatan pejalan kaki atau penyeberangan (pedestrian bridge)
2. Berdasarkan lokasinya, jembatan dapat dibedakan sebagai beriku :
 Jembatan di atas sungai atau danau
 Jembatan di atas lembah
 Jembatan di atas jalan yang ada (fly over)
 Jembatan di atas saluran irigasi/drainase (culvert)
 Jembatan di dermaga (jetty)
3. Berdasarkan bahan konstruksinya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain :
 Jembatan kayu (log bridge)
 Jembatan beton (concrete bridge)
 Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
 Jembatan baja (steel bridge)
 Jembatan komposit (compossite bridge)
4. Berdasarkan tipe strukturnya, jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
antara lain :
 Jembatan plat (slab bridge)
 Jembatan plat berongga (voided slab bridge)
 Jembatan gelagar (girder bridge)
 Jembatan rangka (truss bridge)
 Jembatan pelengkung (arch bridge)
 Jembatan gantung (suspension bridge)
 Jembatan kabel (cable stayed bridge)
 Jembatan cantilever (cantilever bridge)

Jembatan balok , juga dikenal sebagai jembatan stringer , adalah bentuk struktural
paling sederhan. Dan mengapa jembatan balok merupakan tipe jembatan yang paling
banyak digunakan, karena jika dilihat dari segi pengerjaannya dirasa lebih mudah dan
ekonomis serta materialnya mudah didapat.
2. Hidraulika (15%)

2.1 Mengapa pondasi jembatan perlu diperiksa terhadap bahaya gerusan?

Jawaban : Keberadaan bangunan sungai berupa pilar jembatan, dirasa dapat mengubah
geometri alur serta pola aliran sungai. Fenomena tersebut dapat menyebabkan
degradasi dan agradasi di sekitar abutmen jembatan. Degradasi ini berlangsung secara
terus menerus hingga tercapainya keseimbangan antara suplay dengan angkutan
sedimen yang saling memperbaiki, maka terjadi ketidak seimbangan karena jumlah
angkutan sedimen lebih besar dari pada suplay sedimenya. Hal ini menyebabkan
semakin dalamnya lubang gerusan (scour hole) pada abutmen jembatan sehingga dapat
merusak jembatan secara umum. Maka diperlukan suatu penanganan yang dapat
mengurangi kedalaman lubang gerusan berupa bangunan pengendali gerusan disekitar
abutmen jembatan. Usaha proteksi terhadap bangunan sungai sering dilakukan untuk
mengurangi kedalaman lubang gerusan.

2.2 Jelaskan bagaimana cara menghitung gerusan pada pilar jembatan dan abutmen dengan
menggunakan HEC-RAS. Cantumkan apa saja hal yang penting yang perlu dimasukkan dalam
software tersebut dan bagaimana cara membaca hasil gerusan pada HEC RAS

Jawaban : HEC-RAS menampilkan hasil hitungan dalam bentuk grafik dan tabel.
Presentasi dalam bentuk grafik dipakai untuk menampilkan tampang lintang (gerak
muka air), tampang panjang (perubahan profil muka air sepanjang alur), kurva ukur
debit, gambar perspektif alur, atau hidrograf. Presentasi dalam bentuk tabel dipakai
untuk menampilkan hasil rinci berupa angka (nilai) variabel di lokasi/titik tertentu, atau
laporan ringkas proses hitungan seperti kesalahan dan peringatan. Berikut cara
menghitung gerusan pada pilar jembatan dan abutment dengan menggunakan HEC-
RAS :
a. buat project baru
b. input data geometri sungai
c. input data geometri untuk jembatan
d. input steady flow data (termasuk debit)
e. input boundary condition pada steady flow
f. analisis steady flow
g. run steady flow sehingga didapat data-data untuk gerusan
h. klik design hydraulic perform computation untuk melihat data gerusan
i. pada ‘contraction’ didapat data D50 dan K1
j. pada ‘pier’ diinput data yaitu bentuk pilar, angle, bentuk dasar sungai (K3), dan
diameter sedimen
k. pada ‘abutment’ perhatikan data jenis pangkal jembatan dan skew
l. compute
m. klik ‘report’ maka akan muncul laporan berupa hasil kedalaman gerusan.
Disajikan juga gambar penampang jembatan dengan garis titik-titik yang
menunjukkan kedalaman gerusannya.
n. pada ‘report’ akan terdapat kedalaman gerusan masing-masing bagian serta
total gerusan kombinasi

3. Struktur atas (20%)

3.1 Sebutkan dan jelaskan jenis dan besaran beban yang anda kerjakan untuk merancang balok
jembatan dan jelaskan bagaimana proses perhitungan momen, gaya lintang dan penulangan
balok pada jembatan

Jawaban : Beban beban yang bekerja pada jembatan

1. Beban Berat Sendiri, adalah beban yang berasal dari berat struktur jembatan itu
sendiri, seperti berat sendiri balok girder, berat balok diafragma, berat deck slab,
berat dan pelat lantai. analisis berat sendiri dapat analisis pert bentang pada
jembatan bentang menerus, dengan momen maksimum yang terjadi pada tengah
bentang.
2. Beban Mati Tambahan, adalah yaitu beban yang berasal dari berat aspal + lapis
tambah rencana yang dikerjakan pada jembatan tersebut. Analisis beban pada beban
mati tambahan berupa beban merata yang dianlisis secara menerus untuk
mendapatkan momen dan geser maksimum
3. Beban Lalu Lintas, adalah akibat kendaraan yang melintas pada jembatan dengan
kepadatan tertentu arah lalu lintas jembatan. Beban lajur berupa beban terbagi rata
(BTR) dan Beban Garis terpusat (BGT). Besarnya BTR dan BGT tergantung dari
panjang bentang jembatan yang dibebani dan faktor beban dinamis. Besarnya
Beban lajur dikalikan dengan jarak antar balok girder untuk dapat ditransfer
menjadi beban untuk dianlisis struktur. analisis struktur menggunakan garis
pengaruh untuk mendapatkan momen maksimum dan geser maksimum. Beban
dapat ditempatkan dimana saja di sepanjang bentang jembatan untuk mendapatkan
momen dan gaya maksimum.
4. Beban Angin, adalah beban akibat tekanan angin yang bekerja secara horizontal,
beban angin harus diasumsikan secara merata pada permukaan yang terekspos oleh
angin. Beban angin pada kendaran (EW) dikerjakan baik pada struktur. Besarnya
beban angin tergantung dari besarnya kecepatan dasar.
5. Gaya Rem, adalah beban akibat adanya gaya rem pada truk gandar rencana. Gaya
rem diasumsikan bekerja searah horizonal sejarak 1800 mm diatas permukaan jalan
di sepanjang arah memanjang jembatan. Gaya rem menurut SNI 1725 2016 harus
dipilih dari nilai terbesar adri, 25% dari berat gandar truk rencana yaitu 225 kN dan
5 % dari berat truk rencana ditambah beban lajur tebagi rata (BTR). Sama seperti
beban lajur, beban akibat gaya rem harus ditempatkan di semua lajur lintas untuk
mendapatkan pengaruh gaya da momen maksimum.
Setelah beban pada setiap jenis beban dihitung berdasarkan SNI 1725 2016 maka beban
beban tersebut di aplikasikan pada balok. Setelah setiap jenis beban di aplikasikan pada
balok maka gaya lintang dan momen lentur pada balok dapat ditentukan. Hasil momen
lentur dan gaya lintang dari setiap beban di rekap kemudian di kombinasikan. Pada
kombinasi beban beban tersebut setiap jenis beban dikalikan dengan factor bebannya.
Setelah hasil gaya lintang dan momen lentur dikalikan dengan factor beban maka gaya
lintang dan momen lentur yang telah dikalikan factor beban dijumlahkan. Hasil dari
penjumlahan tersebut merupakan gaya lintang ultimit (Vu) dan momen lentur ultimit
(Mu). Setelah didapatkan nilai Vu dan Mu maka tulangan lentur dan tulangan geser dari
balok tersebut dapat dihitung. Setalah didapatkan luas tulangan yang diperlukan maka
selanjutnya digambang penampang dari balok tersebut yang telah terdapat tulangan.

3.2 Apa perbedaan metode konvensional dan empiris pada perencanaan pelat lantai kendaraan?

Jawaban : perbedaan metode konvensional dan empiris pada perencanaan pelat lantai
kendaraan adalah sebagai berikut, pada perhitungan tulangan pelat lantai dengan
metode konvensional beban beban yang bekerja pada pelat lantai diperhitungkan
terlebih dahulu, kemudian didapatkan momen lentur pada pelat. Setelah didapatkan
momen lentur pada pelat, tulangan pelat dapat dihitung berdasarkan konsep tulangan
lentur (identic seperti balok). Pada perhitungan tulangan pelat lantai dengan metode
empiris, beban beban yang bekerja tidak diperhitungkan, untuk menentukan tulangan
menggunakan metode empiris maka digunakan suatu persamaan empiris yang langsung
dapat menentukan tulangan pelat yang diperlukan. Namun dalam penggunaan metode
empiris beberapa persyaratan seperti tebal minimum, jarak tulangan minimum, kuat
tekan minimum, tebal selimut beton harus dipenuhi terlebih dahulu berdasarkan
persyaratan yang ditentukan oleh Lembaga yang menerbitkan rumus empiris.

4. Struktur bawah dan Pondasi (20%)

4.1 Untuk menghitung beban/gaya horisontal akibat beban tanah maka diperlukan parameter
tanah tertentu. Sebutkan parameter minimal yang perlu diketahui.

Jawaban : Untuk menghitung beban/gaya horizontal akibat beban tanah maka


parameter yang diperkukan adalah
- nilai kohesi tanah
- berat volume tanah
- sudut gesek tanah
- ketinngaan tanah

4.2 Koefisien tanah lateral adalah koefisisen distribusi tekanan vertikal ke arah horisontal. Bila
tanah memiliki sudut geser tanah sebesar 30 derajat, hitung Ka dan Kp

Jawaban :

𝜽 𝟑𝟎
(𝟒𝟓 − 𝟐) = tan2 (𝟒𝟓 − )
𝟐

𝜽 𝟑𝟎
(𝟒𝟓 + 𝟐) = tan2 (𝟒𝟓 + )
𝟐

4.3 Jelaskan bagaimana proses perhitungan tulangan pada abutmen/ pangkal selama masa
konstruksi dan setelah jembatan berfungsi.

Jawaban : proses perhitungan tulangan pada abutmen/ pangkal selama masa konstruksi
dan setelah jembatan berfungsi adalah pada masa kontruksi berat struktur atas dan
momen akibat eksentrisitas pada struktur atas tidak diperhitungkan sehingga gaya
lateral dan momen lentur hanya diakibatkan oleh gaya lateral tanah akibat tanah dan
beban peralatan yang bekerja di atas abutmen. Sedangkan setelah masa konstruksi
beban struktur atas dan momen akibat eksentrisitas pada struktur atas ikut
diperhitungkan.
4.4 Persamaan daya dukung pondasi tiang merupakan penjumlahan dari dua komponen seperti
pada persamaan berikut:

Pa = (qc.Ap)/SF1 + (JHP. Klltiang)/SF2

Jelaskan dua komponen yang dimaksud di atas dan jelaskan pula simbol-simbol pada
persamaan.

Jawaban : Perhitungan kekuatan daya dukung tiang ditentukan berdasarkan 2


parameter utama yaitu kekuatan tahanan ujung dan kekuatan gesekan friksi. Persamaan
yang digunakan dalama menentukan kekuatan tiang adalah Pa = (qc.Ap)/SF1 + (JHP.
Klltiang)/SF2 dimana Pa adalah kekuatan pondasi tiang dalam satuan berat. Komponen
pertama yaitu Pa = (qc.Ap)/SF1 merupakan kekuatan ujung dari suatu pondasi dimana
ditentukan oleh qc (kekuatan tahanan ujung) dan Ap (luas penampang tiang). Dam
komponen kedua yaitu (JHP. Klltiang)/SF2 merupakan kekuatan gesek (friksi dari
suatu tiang, dimana jhp merupakan tahanan geser dari permukaan tiang pancang.

5. Spesifikasi, Metode Pelaksanaan dan RAB (20%)

5.1 Hitunglah besarnya biaya pekerjaan Beton Abudment seperti gambar abutment berikut.
Mutu beton yang digunakan adalah f’c 25. Harga dasar satuan upah, bahan dan alat, serta
Analisa harga satuan yang digunakan sebagai acuan diberikan dalam tabel.
Catatan: tinggi abutmen di gambar 6000 mm
diganti menjadi 6NN cm. Lebar 7000 mm
diganti menjadi 7NN cm. NN adalah 2 digit
terakhir NIM
Harga Dasar satuan Upah Bahan dan alat

No. URAIAN KODE SATUAN HARGA KETERANGAN


( Rp.)

1 Pekerja (L01) Jam 25,000.00


2 Tukang (L02) Jam 26,000.00
3 Mandor (L03) Jam 30,000.00
4 Pasir Beton (Kasar) M01a M3 196,300.00
5 Agregat Pecah Kasar M03 M3 147,000.00
6 Semen / PC (kg) M12 Kg 1,340.00
7 Paku M18 Kg 36,000.00
8 Kayu Perancah M19 M3 1,250,000.00
9 Air M170 Liter 14.65
10 Plastizier' M182 Kg 40,000.00
11 TRUK MIXER E49 Jam 634,104.65
12 CONCRATE MIXING PLANT E80 Jam 938,231.91
13 Concrete Vibrator (E20) Jam 71,222.06
14 Water Tank Truck (E23) Jam 375,162.36
15 Thermocouple (M184) bh 25,000.00
Analisa EI-716b

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK #REF!
NAMA PAKET #REF!
#REF!
PROP / KAB / KODYA #REF!
ITEM PEMBAYARAN NO. :7.1 (6b) PERKIRAAN VOL. PEK. : 1.00
JENIS PEKERJAAN :Beton struktur bervolume besar, fc’ 25 Mpa TOTAL HARGA (Rp.) : 1,815,854.24
SATUAN PEMBAYARAN :M3 % THD. BIAYA PROYEK : #REF!

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) jam 0.4016 24,996.34 10,038.69


2. Tukang (L02) jam 0.6024 25,827.27 15,558.59
3. Mandor (L03) jam 0.0502 30,066.21 1,509.35

JUMLAH HARGA TENAGA 27,106.63

B. BAHAN

1. Semen (M12) Kg 307.9700 1,340.00 412,679.80


2. Pasir Beton (M01a) M3 0.6104 196,300.00 119,831.00
3. Agregat Kasar (M03) M3 0.7944 147,000.00 116,773.76
4. Kayu Perancah (M19) M3 0.4000 1,250,000.00 500,000.00
5. Paku (M18) Kg 4.8000 36,000.00 172,800.00
945 6. Air (M170) Ltr 190.5500 14.65 2,791.56
1210 7. Plastizier (M182) Kg 0.9239 40,000.00 36,956.40

JUMLAH HARGA BAHAN 1,361,832.51

C. PERALATAN

1. Concrete Mixing Plant (E80) jam 0.0502 0.00 0.00


2 Truck Mixer (E49) jam 0.2382 634,104.65 151,071.59
3 Concrete Vibrator (E20) jam 0.3012 71,222.06 21,452.43
4 Water Tank Truck (E23) jam 0.0382 375,162.36 14,313.42
5 Thermocouple (M184) buah 3.0000 25,000.00 75,000.00
6 Alat Bantu Ls 1.0000 0.00 0.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 261,837.44

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 1,650,776.58


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 165,077.66
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 1,815,854.24
Note: 1 Satuan dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas perkiraan setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan
dari nomor mata pembayaran. Harga Satuan yang disampaikan Penyedia Jasa tidak dapat diubah kecuali
terdapat Penyesuaian Harga (Eskalasi/Deskalasi) sesuai ketentuan dalam Instruksi Kepada Peserta Lelang
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

Jawaban :
Analisa Harga :
NO URAIAN KODE SATUAN HARGA(Rp) KETERANGAN

1 PEKERJA (L01) JAM Rp 25,000.00


2 TUKANG (L02) JAM Rp 26,000.00
3 MANDOR (L03) JAM Rp 30,000.00
4 PASIR BETON ( KASAR ) M01a M3 Rp 196,300.00
5 AGREGAT PECAH KASAR M03 M3 Rp 147,000.00
6 SEMEN/PC (Kg) M12 Kg Rp 1,340.00
7 PAKU M18 Kg Rp 36,000.00
8 KAYU PERANCAH M19 M3 Rp 1,250,000.00
9 AIR M170 LITER Rp 14.65
10 PLASTIZIER M182 Kg Rp 40,000.00
11 TRUK MIXER E49 JAM Rp 634,104.65
12 CONCRATE MIXING PLANT E80 JAM Rp 938,231.91
13 CONCRATE VIBRATOR E20 JAM Rp 375,162.36
14 WATER TANK TRUCK E23 JAM Rp 375,162.36
15 THEMOCOUPLE M184 BH Rp 25,000.00
NO KOMPONEN SATUAN PERKIRAAN KUANTITAS HARGA SATUAN (Rp) JUMLAH HARGA (Rp)
A TENAGA
1 PEKERJA L01 JAM 0.4016 Rp 25,000.00 Rp 10,040.00
2 TUKANG L02 JAM 0.6024 Rp 26,000.00 Rp 15,662.40
3 MANDOR L03 JAM 0.0502 Rp 30,000.00 Rp 1,506.00
JUMLAH HARGA TENAGA Rp 27,208.40
B BAHAN
1 SEMEN M12 KG 307.97 Rp 1,340.00 Rp 412,679.80
2 PASIR BETON M01a M3 0.6104 Rp 196,300.00 Rp 119,821.52
3 AGREGAT KASAR M03 M3 0.7944 Rp 147,000.00 Rp 116,776.80
4 KAYU PERANCAH M19 M3 0.4 Rp 1,250,000.00 Rp 500,000.00
5 PAKU M18 KG 4.8 Rp 36,000.00 Rp 172,800.00
6 AIR M170 ltr 190.55 Rp 14.65 Rp 2,791.56
7 PLASTIZIER M182 KG 0.9239 Rp 40,000.00 Rp 36,956.00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 1,361,825.68
C PERALATAN
1 CONCRATE MIXING PLANT E80 JAM 0.0502 Rp 938,231.91 Rp 47,099.24
2 TRUK MIXER E49 JAM 0.2382 Rp 634,104.65 Rp 151,043.73
3 CONCRATE VIBRATOR E20 JAM 0.3012 Rp 375,162.36 Rp 112,998.90
4 WATER TANK TRUCK E23 JAM 0.0382 Rp 375,162.36 Rp 14,331.20
5 THEMOCOUPLE M184 BH 3 Rp 25,000.00 Rp 75,000.00
JUMLAH HARGA PERALATAN Rp 400,473.07
D JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN (A+B+C) Rp 1,789,507.15
E OVERHEAD & PROFIT Rp 178,950.72
F HARGA SATUAN PEKERJAAN (D+E) Rp 1,968,457.87
PEMASANGA BEKESTING
NO KOMPONEN SATUAN PERKIRAAN KUANTITAS HARGA SATUAN (Rp) JUMLAH HARGA (Rp)
A TENAGA
1 PEKERJA L01 JAM 0.4016 Rp 25,000.00 Rp 10,040.00
2 TUKANG L02 JAM 0.6024 Rp 26,000.00 Rp 15,662.40
3 MANDOR L03 JAM 0.0502 Rp 30,000.00 Rp 1,506.00
JUMLAH HARGA TENAGA Rp 27,208.40
B BAHAN
4 KAYU PERANCAH M19 M3 0.4 Rp 1,250,000.00 Rp 500,000.00
5 PAKU M18 KG 4.8 Rp 36,000.00 Rp 172,800.00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 672,800.00

PENGECORAN
NO KOMPONEN SATUAN PERKIRAAN KUANTITAS HARGA SATUAN (Rp) JUMLAH HARGA (Rp)
A TENAGA
1 PEKERJA L01 JAM 0.4016 Rp 25,000.00 Rp 10,040.00
2 TUKANG L02 JAM 0.6024 Rp 26,000.00 Rp 15,662.40
3 MANDOR L03 JAM 0.0502 Rp 30,000.00 Rp 1,506.00
JUMLAH HARGA TENAGA Rp 27,208.40
B BAHAN
1 SEMEN M12 KG 307.97 Rp 1,340.00 Rp 412,679.80
2 PASIR BETON M01a M3 0.6104 Rp 196,300.00 Rp 119,821.52
3 AGREGAT KASAR M03 M3 0.7944 Rp 147,000.00 Rp 116,776.80
4 AIR M170 ltr 190.55 Rp 14.65 Rp 2,791.56
5 PLASTIZIER M182 KG 0.9239 Rp 40,000.00 Rp 36,956.00
JUMLAH HARGA BAHAN Rp 689,025.68
C ALAT
1 CONCRATE MIXING PLANT E80 JAM 0.0502 Rp 938,231.91 Rp 47,099.24
2 TRUK MIXER E49 JAM 0.2382 Rp 634,104.65 Rp 151,043.73
3 CONCRATE VIBRATOR E20 JAM 0.3012 Rp 375,162.36 Rp 112,998.90
4 WATER TANK TRUCK E23 JAM 0.0382 Rp 375,162.36 Rp 14,331.20
5 THEMOCOUPLE M184 BH 3 Rp 25,000.00 Rp 75,000.00
JUMLAH HARGA ALAT Rp 400,473.07

Perhitungan Volume :
nim 14
tinggi breast 6140
by 7140

luas mm2 m2
luas back wall 18795369.6 18.79537
luas breast wall 86256240 86.25624
pile cap 13344000 13.344
wing wall 1 148276000 148.276
wing wall 2 159055000 159.055

volume pengecoran mm3 m3


pile cap 9710400000 9.7104
breast wall 36825264000 36.82526
back wall 7946820000 7.94682
wing wall 400 28244000000 28.244
wingwall 750 52957500000 52.9575
RAB :
NO PEKERJAAN VOLUME UNIT HARGA SATUAN PER UNITHARGA TOTAL
A BEKESTING
1 luas back wall 18.79537 m2 Rp 672,800.00 Rp 12,645,524.67
2 luas breast wall 86.25624 m2 Rp 672,800.00 Rp 58,033,198.27
3 pile cap 13.344 m2 Rp 672,800.00 Rp 8,977,843.20
4 wing wall 1 148.276 m2 Rp 672,800.00 Rp 99,760,092.80
5 wing wall 2 159.055 m2 Rp 672,800.00 Rp 107,012,204.00
TOTAL Rp 286,428,862.94

B PENGECORAN
1 pile cap 9.7104 m3 Rp 1,116,707.15 Rp 10,843,673.13
2 breast wall 36.82526 m3 Rp 1,116,707.15 Rp 41,123,035.68
3 back wall 7.94682 m3 Rp 1,116,707.15 Rp 8,874,270.73
4 wing wall 400 28.244 m3 Rp 1,116,707.15 Rp 31,540,276.80
5 wingwall 750 52.9575 m3 Rp 1,116,707.15 Rp 59,138,019.00
TOTAL Rp 151,519,275.34
Rekapan :
REKAPAN
A BEKESTING Rp 286,428,862.94
B PENGECORAN Rp 151,519,275.34
TOTAL Rp 437,948,138.28
5.2 Jelaskan pengertian dan komponen dari Spesifikasi Teknis Jembatan

Jawaban : spesifikasi teknis jembatan merupakan bagian dari dokumen kontrak


yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Pada pelaksanaan jembatan
diperlukan suatu panduan pelaksanaan atau acuan pelaksanaan yang menjadi
patokan bagi para pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya.
Spesifikasi Jembatan terdiri atas cakupan sebagai berikut:

1. Beton 10. Pasangan batu kosong dan


2. Beton prategang bronjong
3. Baja tulangan 11. Sambungan siar muai
4. Baja struktur 12. Landasan jembatan
5. Kayu 13. Sandaran
6. Tiang pancang 14. Papan nama jembatan
7. Sumuran 15. Pembongkaran struktur
8. Adukan semen 16. Turap
9. Pasangan batu 17. Pipa cucuran
18. Parapet
5.3 Jelaskan pengertian dari Metoda Pelaksanaan dan buat contoh metode pelaksanaan
Jemabatan Balok Beton yang dibangun menyebrangi sungai dengan tebing yang dalam
(gunakan kata kunci berikut: precetak, cor di tempat, perancah sementara, waktu pelaksanaan,
peralatan dsb).
Jawaban : Metode Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Konstruksi adalah Metode yang
dibuat dengan cara teknis yang menggambarkan penguasaan penyelesaian pekerjaan
yang sistematis dari awal sampai akhir yang meliputi tahapan/urutan pekerjaan utama
dan uraian cara kerja dari masing-masing jenis kegiatan pekerjaan utama yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis, serta bagaimana tahapan dalam metode
pelaksanaan pekerjaan harus relevan antara metode pelaksanaan pekerjaan dengan
jadwal/jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan analisa teknis satuan pekerjaan.

6. Kerjasama (5%)
Jelaskan bagaimana proses pengerjaan tugas PBTS ini bersama anggota group.
Jawaban : Pada Perencanaan Tugas PBTS ini, tugas ini berisi Perancangan
Infrastruktur Transportasi “Jembatan” hal yang kami laksanakan adalah
1. Pelaksanaan survey ke lokasi jembatan di JL. Hasannudin yang menyebrangi sungai
Tukad Badung untuk melaksanakan survey, survey di laksanakan untuk
mendapatkan ukuran ukuran dimensi jembatan, seperti ukuran balok gelagar, jarak
balok gelagar, ukuran balok difragma dan hal lain dalam hal struktur atas jembatan,
lebar sungai, tinggi Muka Air Normal (MAN), Muka Air Banjir (MAB) kemudian
arus kendaraan yang melewati jembatan dalam satu jam saat jam padat
2. Setelah berbagai data terkumpul dilakukan proses Perancangan Jembatan dengan
menggunakan refrensi dari Dosen Pengajar, dimulai dari pengolahan Pembebanan
Jembatan yang dengan menghitung berat sendiri jembatan, berat mati tambahan,
berat hidup dari jembatan dengan menggunakan ukuran rencana sesuai yang dilihat
dan dicatat di lapangan. Tahap selanjutnya menghitung Penulangan dari Jembatan
dengan menggunakan data dari pembebanan. Lalu perhitungan struktur bawah
(abutmen) setelah itu merencanakan pondasi dari abutmen dengan berbagai
parameter yang kondisi aman diperhitungkan. Dalam tahap percangan juga
dilakukan penggambaran sketsa jembatan dengan auto cad.
3. Pekerjaan sedikit berkendala saat pandemi Covid-19 terjadi. Kesulitan bertemu
karena jarak yang berjauhan menjadi kendala, sehingga diskusi di laksanakan via
onine dengan beberapa pembagian tugas dengan saling diskusi.
7. BONUS (5%)
Lebar jembatan biasanya dibuat lebih kecil dari lebar jalan karena harga jembatan lebih mahal
dari harga jalan. Dalam konteks ini faktor apa saja yang harus dipertimbangkan agar di
kemudian hari struktur jembatan dapat diperlebar mengikuti lebar jalan?
Jawaban : Dalam memperhitungan perencanaan jembatan harus dengan tahapan yang
efisien biaya, mutu dan waktu yang sesuai. Dikarenakan pembangunan jembatan
memakan biaya yang tidak sedikit untuk menghemat hal ini lebar jembatan dibuat lebih
kecil dari lebar jalan untuk menghemat biaya, selain itu jalan yang akan dibangun di
atas jembatan harus diperhitungkan peningkatan arus kendaraan yang akan terjadi
dikemudian hari agar proses pelebaran jalan tidak juga memakan proses pembuatan
jembatan baru. Maka dari itu untuk jembatan yang ditempatkan di jalan jalan yang akan
diproyeksikan menjadi jalan arteri dengan jarak pendek hingga sedang maka
diharapkan jembatan dibangun dengan menggunakan jembatan balok sederhana agar
ketika pembangunan jembatan untuk memperlebar ruas jalan bisa dilakukan dengan
penambahan struktur atasnya mulai dari balok girder, balok diafragman dan
perencanaan struktur bawah yang akan menopang berat dari struktur atas jembatan.
Dalam jembatan balok sederhana pelebaran bisa dilakukan di salah satu sisi saja sesuai
dengan keperluan dan tidak akan mengganggu ruas jalan diatasnya. Selain itu ketika
proses pembangunan bisa relatif lebih cepat karena tidak perlu mendesain ulang
jembatan dari awal dan tidak akan melumuhkan arus lalu lintas diatasnya dengan lama.
Jika dibandingkan dengan jembatan rangka batang yang untuk pelebaran jembatan
membutuhkan ruas jalan baru dan otomatis membutuhkan jembatan yang baru dengan
harga yang mahal, selain itu di atas jembatan akan terlihat rangka baja yang akan
memisahkan setiap ruas jalan. Maka dari itu direkomendasikan menggunakan jembatan
balok sederhana untuk jarak pendek hingga sedang. Jadi faktor yang diperhitungkan
yaitu Jenis dan fungsi jembatan, proyeksi jalan diatas jembatan, kontur dari lokasi
pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai