Anda di halaman 1dari 69

SSEB-01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi


Kode : INA.5233.212.26.01.07– Judul : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PELATIHAN
AHLI STRUKTUR BAJA BANGUNAN GEDUNG
(STEEL STRUCTURE ENGINEER OF BUILDINGS)

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

KATA PENGANTAR

Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan


Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan
111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN
terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas
harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau
ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi
dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat
2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam


konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului
dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK
(Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur
kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam
jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukkan kedalam Katalog Jabatan Kerja.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) i


MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.

Jakarta, November 2007


Kepala Pusat
Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE


NIP. 110 016 435

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) ii


MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

PRAKATA

Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.

Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu,
metode kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hidro mekanik
pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan
sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Struktur Baja Bangunan
Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) merupakan salah satu jabatan kerja
yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat
mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Struktur Baja
Bangunan Gedung gambar arsitektur bidang cipta karya.
Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel
Structure Engineer Of Buildings) ini terdiri dari 1 (satu) modul kompetensi umum 5
(lima) modul kompetensi inti, yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan
dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung
(Steel Structure Engineer Of Buildings).

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Jakarta, November 2007

Tim Penyusun

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) iii
MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
PRAKATA ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi
SPESIFIKASI PELATIHAN ...................................................................... viii
PANDUAN PEMBELAJARAN ................................................................. ix

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................ I-1


1.1. Umum ....................................................................................... I-1
1.2. Ringkasan Modul ......................................................................... I-2
1.3. Ringkasan SKKNI ....................................................................... I-3
1.4. Batasan Dan Rentang Variabel .................................................. I-5
1.5. Panduan Penilaian .................................................................... I-5
1.4.1. Kualifikasi penilaian ......................................................... I-5
1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk
mendemonstrasikan kompetensi ...................................... I-6
1.4.3. Konteks penilaian ............................................................ I-7
1.4.4. Aspek penting penilaian ................................................... I-7
1.6. Sumber Daya Pembelajaran ...................................................... I-7

BAB II : ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DAN PERLENGKAPAN K-3........ II-1


2.1. Umum ...................................................................................... II-1
2.2. Alat Pelindung Diri (APD) ........................................................... II-1
2.3. Alat Pemadam Kebakaran .......................................................... II-8
2.4. Obat-Obatan Pada Kotak P3K .................................................... II-10
2.5. Rambu-Rambu Keselamatan Kerja ............................................. II-11
RANGKUMAN
LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) iv


MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

BAB III: PEMERIKSAAN PERLENGKAPAN (K-3) DAN KELAYAKANNYA III-1


3.1. Umum ..................................................................................... III-1
3.2. Pemeriksaan terhadap Alat Pemadam Kebakaran ....................... III-1
3.3. Pemeriksaan terhadap Ketersediaan dan Kelengkapan Kotak P3K III-2
3.4. Pemeriksaan terhadap Sabuk Keselamatan Kerja (Safety
Harnes/Safety Belt) ................................................................... III-3
3.5. Pemeriksaan terhadap Rambu-rambu Keselamatan Kerja ............ III-4
RANGKUMAN
LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

BAB IV: SOSIALISASI SISTEM K3 DAN LINGKUNGAN .......................... IV-1


4.1. Umum ............................................................................................. IV-1
4.2. Penerapan Tool Box Meeting .......................................................... IV-1
4.3. Evaluasi Pelaksanaan K3 ................................................................ IV-2
4.3.1. Pengenalan jenis kecelakaan kerja ..................................... IV-2
4.3.2. Penyebab dan akibat kecelakaan kerja ............................... IV-3
4.4. Penerapan SOP P3K....................................................................... IV-5
4.4.1. Pencegahan kecelakaan kerja............................................. IV-5
4.4.2. Tindak lanjut akibat kecelakaan kerja .................................. IV-7
RANGKUMAN
LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) v


MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Alat Pelindung Kepala (Helm) ..................................................... II-2
Gambar 2.2 Alat Pelindung Tangan (Sarung Tangan) ......................................... II-3
Gambar 2.3 Alat Pelindung Kaki (Sepatu Lapangan)........................................... II-3
Gambar 2.4 Alat Pelindung Telinga ..................................................................... II-3
Gambar 2.5 Alat Pelindung Ikat Pinggang Pengaman ......................................... II-4
Gambar 2.6 Alat Pelindung Tali Pengaman ......................................................... II-4
Gambar 2.7 Penutup Hidung (Masker) ................................................................ II-5
Gambar 2.8 Pakaian Kerja (Weir Pack) ............................................................... II-5
Gambar 2.9 Pengamanan Pada Pekerjaan Las................................................... II-7
Gambar 2.10 Pengamanan Kerja Pada Ketinggian ............................................... II-7
Gambar 2.11 Tabung Pemadam (Fire Extinguisher) ............................................. II-10
Gambar 2.12 Pengoperasian Tabung Pemadam (Fire Extinguisher) ..................... II-10
Gambar 2.13 Kotak P3K........................................................................................ II-11
Gambar 2.14 Dilarang Merokok............................................................................. II-11
Gambar 2.15 Dilarang Menyalakan Api ................................................................. II-12
Gambar 2.16 Jangan Dioperasikan ....................................................................... II-12
Gamabr 2.17 Dilarang Masuk ................................................................................ II-12
Gambar 2.18 Helm Pengaman Harus Dikenakan .................................................. II-12
Gambar 2.19 Pelindung Mata (Safety Googles) Harus Dikenakan ........................ II-13
Gambar 2.20 Sabuk Pengaman (Safety Belt) Harus Dikenakan ............................ II-13
Gambar 2.21 Harus Menggunakan Sarung Tangan Yang Sesuai ......................... II-13
Gamabr 2.22 Menandakan Daerah Yang Bising.................................................... II-13
Gambar 2.23 Pelindung Kaki Safety Shoest / Safety Boot Harus Dikenakan......... II-13
Gambar 2.24 Pelindung Muka Harus Dikenakan ................................................... II-14
Gambar 2.25 Pelindung Pernapasan Masker Harus Dikenakan ............................ II-14
Gambar 2.26 Awas Bahaya Barang Berat ............................................................. II-14
Gambar 2-27 Awas Bahaya Kebakaran ................................................................. II-14
Gambar 2.28 Awas Bahaya Ledakan .................................................................... II-15
Gambar 2.29 Awas Bahaya Radiasi ...................................................................... II-15
Gambar 2.30 Awas Bahaya Keracunan ................................................................. II-15
Gambar 2.31 Awas Bahaya Listrik......................................................................... II-15
Gambar 2.32 Awas Bahaya Korosi ........................................................................ II-16
Gambar 2.33 Arah Menuju Ketempat Yang Aman / Jalur Evakuasi ....................... II-16
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) vi
MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Gambar 2.34 Tempat Bebas Merokok ................................................................... II-16


Gambar 3.1 Contoh Penggunaan Safety Belt ...................................................... III-4
Gambar 3.2 Papan Petunjuk K3 .......................................................................... III-5
Gambar 3.3 Slogan K3 ........................................................................................ III-5
Gambar 3.4 Slogan K3 ........................................................................................ III-6

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) vii
MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

SPESIFIKASI PELATIHAN

A. TUJUAN UMUM

· Tujuan Umum Pelatihan


Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu Melaksanakan pekerjaan
yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan struktur baja. Mencakup pembuatan konsep dan analisis struktur,
pemantauan serta pengawasan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan bahan
baja.

· Tujuan Khusus Pelatihan


Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:
1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) dengan benar selama
melakukan pekerjaan.
2. Menentukan konsep dan sistem struktur berdasarkan Peraturan-peraturan
Nasional dan Internasional tentang Perenc. Struktur Baja yang berlaku.
3. Melakukan analisis dan desain struktur.
4. Menentukan dan melaksanakan metode pelaksanaan pekerjaan struktur.
5. Melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan struktur.
6. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan struktur.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kode / Judul Modul : Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) mempresentasikan


unit kompetensi : “Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) dengan
benar selama melakukan pekerjaan”.

· Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul, peserta mampu Menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja (K-3) dengan benar selama melakukan pekerjaan.

· Kriteria Penilaian
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan menggunakan perlengkapan K-3
sesuai prosedur.
2. Memeriksa perlengkapan K-3 dan kelayakannya.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) viii
MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

3. Sosialisasi sistem K3 dan lingkungan yang akan diterapkan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) ix


MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. KUALIFIKASI PENGAJAR / INSTRUKTUR

· Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of


Trainer) atau sejenisnya.
· Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.
· Konsisten mengacu SKKNI dan SLK
· Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang
relevan dengan metodologi yang tepat.

B. PENJELASAN SINGKAT MODUL

B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini :

Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SSEB – 01 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K-3)
Menentukan Konsep Dan Sistem Struktur
2 SSEB – 02 Berdasarkan Peraturan-Peraturan Nasional dan
Internasional Tentang Perenc. Struktur Baja.
3 SSEB – 03 Melakukan Analisis Dan Desain Struktur.
Menentukan Dan Melaksanakan Metode
4 SSEB – 04
Pelaksanaan Pekerjaan Struktur.
Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
5 SSEB – 05
Struktur.
6 SSEB – 06 Membuat Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur.

B.2 Uraian Modul


· Seri / Judul : SSEB-01 / Keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
· Deskripsi Modul : Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah
satu modul untuk membekali seorang Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung
(Steel Structure Engineer Of Buildings) dengan harapan dapat : memakai
Alat Pelindung Diri (APD), menggunakan Alat Pengaman Kerja (APK), dan
menggunakan perlengkapan K-3 sesuai prosedur, memeriksa perlengkapan
K-3 dan kelayakannya, sosialisasi sistem K3 dan lingkungan yang akan
diterapkan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) x


MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

C. PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan § Mengikuti penjelasan TIU
dan TIK dengan tekun dan
§ Menjelaskan tujuan aktif OHT
instruksional umum(TIU) dan § Mengikuti penjelasan LCD
Tujuan instruksional khusus maksud dan tujuan
(TIK) keselamatan dan
§ Menjelaskan maksud dan kesehatan kerja.
tujuan keselamatan dan § Mengikuti penjelasan
kesehatan kerja pengertian keselamatan
§ Menjelaskan pengertian dan kesehatan kerja.
keselamatan dan kesehatan § Mengajukan pertanyaan
kerja. apabila ada yang kurang
jelas.
Waktu : 5 menit

2. Ceramah : Bab II, Alat


Pelindung Diri (APD) dan
perlengkapan K-3
§ Mengikuti penjelasan, OHT
Memberikan penjelasan, uraian uraian atau bahasan LCD
atau-pun bahasan mengenai : instruktur dengan tekun
· Umum dan aktif.
· Memakai Alat Pelindung Diri § Mengajukan pertanyaan
(APD) apabila ada yang kurang
· Menggunakan Alat pemadam jelas.
kebakaran
· Menggunakan Obat-obatan
pada kotak P3K
· Memasang Rambu-rambu
keselamatan kerja

Waktu : 50 menit
3. Ceramah : Bab III, Pemeriksaan
perlengkapan (K-3) dan
kelayakannya

Memberikan penjelasan, uraian


atau-pun bahasan mengenai : § Mengikuti penjelasan, OHT
· Umum uraian atau bahasan LCD
· Kondisi Dan Fungsi Alat instruktur dengan tekun
Pelindung Diri (APD) dan aktif.
· Kondisi Dan Fungsi Alat § Mengajukan pertanyaan
Pengaman Kerja (APK) apabila ada yang kurang
· Cara Memakai Alat Pelindung jelas.
Diri (APD)
· Cara Menggunakan Alat
Pengaman Kerja (APK)

Waktu : 40 Menit
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) xi
MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

4. Ceramah : Bab IV, Sosialisasi


sistem K3 dan lingkungan

Memberikan penjelasan, uraian


atau-pun bahasan mengenai : § Mengikuti penjelasan, OHT
· Umum uraian atau bahasan LCD
· Menerapkan Tool Box Meeting instruktur dengan tekun
· Kecelakaan Kerja dan aktif.
· Menerapkan SOP P3K § Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
Waktu : 45 Menit jelas.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) xii
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. UMUM
Modul SSEB-01: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mempresentasikan salah
satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung
(Steel Structure Engineer Of Buildings)

Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-


unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi
tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang
dipresentasikan sebagai modul-modul relevan, pakaian kerja, sarung tangan,
kacamata, safety harness, safety shoes, safety helmet dan masker dipakai, alat
pemadam kebakaran digunakan bila terjadi kebakaran, obat-obatan pada kotak
P3K, digunakan bila diperlukan, rambu-rambu keselamatan kerja dipasang,
Ketersediaan alat pemadam kebakaran diperiksa, ketersediaan dan kelengkapan
kotak P3K diperiksa., sabuk keselamatan kerja (safety harness untuk tempat
ketinggian) diperiksa, rambu-rambu keselamatan kerja (sirine, bendera dan tanda-
tanda / simbol-simbol) diperiksa, Tool Box Meeting diterapkan secara berkala,
pelaksanaan K3 dievaluasi secara berkala, SOP P3K diterapkan apabila terjadi
kecelakaan.

Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam
perencanaan Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of
Buildings) adalah :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi


I. KOMPETENSI UMUM
Menerapkan keselamatan dan
1. INA.5233.212.26.01.07 kesehatan kerja (K-3) dengan benar
selama melakukan pekerjaan.
II. KOMPETENSI INTI
Menentukan konsep dan sistem struktur
berdasarkan Peraturan-peraturan
2. INA.5233.212.26.02.07
Nasional dan Internasional tentang
Perenc. Struktur Baja yang berlaku.
3. INA.5233.212.26.03.07 Melakukan analisis dan desain struktur.
Menentukan dan melaksanakan metode
4. INA.5233.212.26.04.07
pelaksanaan pekerjaan struktur.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-1
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan

Melakukan pengawasan pelaksanaan


5. INA.5233.212.26.05.07
pekerjaan struktur.
Membuat laporan pelaksanaan
6. INA.5233.212.26.06.07
pekerjaan struktur.
III. KOMPETENSI PILIHAN -

1.2. RINGKASAN MODUL


Setiap proyek konstruksi selalu melibatkan berbagai sumber daya yang meliputi
material dengan berbagai macam jenis dan volumenya, peralatan dengan berbagai
jenis dan kapasitasnya, serta tenaga kerja mulai dari tenaga ahli, tenaga terampil,
tenaga setengah terampil sampai tenaga tidak terampil. Semua tenaga kerja
tersebut memiliki berbagai macam latar belakang sosial, tingkat pendidikan, dan
karakter kepribadian yang berbeda antara satu dengan lainnya. Dengan demikian
wajar jika dalam pelaksanaan proyek tersebut mungkin terjadi kesalahan-kesalahan
yang bisa mengganggu kesehatan dan keselamatan kerja.
Para pemilik proyek dan pelaksana proyek atau Kontraktor, pada dasarnya sudah
memahami dan mengetahui tentang kemungkinan gangguan kesehatan dan
keselamatan kerja tersebut, sehingga dalam pelaksanaan proyek yang ditangani
biasanya sudah diperhitungkan dan diusahakan adanya tindakan keselamatan dan
kesehatan kerja.

Kenyataannya pada setiap pelaksanaan proyek, masih sering terjadi peristiwa-


peristiwa tragis yang diakibatkan bukan oleh kesalahan kecil yang sudah
diperhitungkan, akan tetapi disebabkan oleh kesalahan fatal dalam mengasumsi dan
memperhitungkan batas-batas tindakan atau kegiatan yang diijinkan untuk
dilakukan. Atau karena tindakan ceroboh dan tidak mengerti bahwa untuk
melaksanakan tindakan atau kegiatan tersebut harus memenuhi criteria tahapan
dan pemeriksaan tertentu.
Berdasarkan kenyataan diatas, maka pemahaman terhadap pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja perlu ditindaklanjuti dengan penerapannya.
Secara ringkas modul ini berisikan tentang pentingnya pencegahan terjadinya
kecelakaan, sehingga sosialisasi terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
dan Alat Pengaman Kerja (APK) terus diupayakan terutama bagi pekerja yang
langsung berhubungan dengan rentannya kecelakaan. Selain itu, dibahas juga
bagaimana penanganan jika terjadi kecelakaan, maka standar pertolongan pertama
pada kecelakaan perlu dipahami, termasuk pemahaman dan penggunaan rambu-
rambu keselamatan kerja. Dan yang tidak kalah pentingnya perlunya pemeriksaan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-2
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan

terhadap semua perlengkapan APD, APK dan Kotak P3K sebelum proyek atau
kegiatan konstruksi dilaksanakan.

1.3. RINGKASAN SKKNI


Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi
ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian
sebagai berikut:

a. Judul unit :
Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan
dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit
dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya
menggunakan kata kerja operasional)

b. Deskripsi unit :
Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau
mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang
diungkapkan dalam judul unit.

c. Elemen kompetensi :
Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen
pendukung unit kompetensi.

d. Kriteria unjuk kerja :


Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan
kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan
pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk
kalimat pasif dan berfungsi alat penilaian)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-3
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan

Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai


berikut:

1. KODE UNIT : INA.5233.212.26.01.07


2. JUDUL UNIT : Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K-3) dengan benar selama
melakukan pekerjaan.
3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku yang
diperlukan untuk mampu menerapkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)
dengan benar selama melakukan pekerjaan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Memakai Alat Pelindung Diri 1.1 Pakaian kerja, sarung tangan,
(APD) dan menggunakan kacamata, safety harness, safety
perlengkapan K-3 sesuai shoes, safety helmet dan masker
dipakai.
prosedur.
1.2 Alat pemadam kebakaran digunakan
bila terjadi kebakaran.
1.3 Obat-obatan pada kotak P3K,
digunakan bila diperlukan.
1.4 Rambu-rambu keselamatan kerja
dipasang.
2. Memeriksa perlengkapan K-3 2.1 Ketersediaan alat pemadam
dan kelayakannya. kebakaran diperiksa.
2.2 Ketersediaan dan kelengkapan kotak
P3K diperiksa.
2.3 Sabuk keselamatan kerja (safety
harness untuk tempat ketinggian)
diperiksa.
2.4 Rambu-rambu keselamatan kerja
(sirine, bendera dan tanda-tanda /
simbol-simbol) diperiksa.
3. Sosialisasi sistem K3 dan 3.1 Tool Box Meeting diterapkan secara
lingkungan yang akan berkala.
diterapkan. 3.2 Pelaksanaan K3 dievaluasi secara
berkala.
3.3 SOP P3K diterapkan apabila terjadi
kecelakaan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-4
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten
mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk
kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)
Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya
sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan
berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan
sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan
untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.

1.4. BATASAN / RENTANG VARIABEL


Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah :
1. Kompetensi ini diterapkan dalam tim kerja pelaksana pekerjaan
2. Dokumen Peraturan Perundang-undangan tentang K-3 beserta daftar simak
harus tersedia
3. Diberi kewenangan menganalisis waktu pelaksanaan, kebutuhan APD, dan
kebutuhan perlengkapan K-3 serta P3K.
4. Dokumen pelaksanaan SOP P3K tersedia

1.5. PANDUAN PENILAIAN


Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan
mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan
kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk
kerja yang meliputi :

- Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang


dinyatakan kompeten pada tingkatan tertetu.
- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode
apa pengujian seharusnya dilakukan.
- Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan
kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

1.5.1. Kualifikasi Penilaian


a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi
sebagai assesor (penilai) antara lain :
• Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji
Kompetensi)
• Melaksankan penilaian dan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-5
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan

• Mereview Penilaian.

b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit


yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri
perusahaannya lainnya muncul bias disyartkan untuk :
• Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang
ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang
dinilai.
• Memperaktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang
diperukan dalam proses penilaian.

c. Rincian Opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat


dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut
termasuk :
• Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan
dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek / kebiasaan
industri / perusahaan yang ada sekarang
• Suatu panel penilai yang didalmnya termasuk paling sedikit satu
orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan
• Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman
subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang
kompeten menurut standar penilai

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber


daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu
dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart padapross tersebut
Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian
dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk
membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI


adalah sebagai berikut :

1.5.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk


mendemonstrasikan kompetensi
terdiri dari :
1. Pengetahuan mengenai Perundang-undangan K-3
2. Dokumen Kontrak.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-6
MODUL SSEB-01 BAB I
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pendahuluan

3. Perencanaan pelaksanaan.
4. Metoda pelaksanaan.
5. Gambar rencana dan spesifikasi.
6. Dokumen pelaksanaan SOP P3K.

1.5.3. Konteks Penilaian


1. Penilaian harus mencakup melakukan peragaan memperagakan dan
mempraktekkan dalam pekerjaan sebenarnya
2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang
menyangkut pengetahuan teori
3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai
pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji
Kompetensi (MUK)

1.5.4. Aspek Penting Penilaian


1. Kemampuan terhadap pemahaman Perundangan K-3 dan lingkungan.
2. Kemampuan terhadap pemahaman dokumen kontrak yang berhubungan
dengan K-3 dan lingkungan.
3. Kemampuan mengidentfikasi bahaya.
4. Kemampuan menganalisis metoda kerja dan instruksi kerja.

1.6. SUMBER DAYA PEMBELAJARAN


Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Sumber daya pembelajaran teori :
- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top.
- Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.
- Materi pembelajaran.

b. Sumber daya pembelajaran praktek :


- PC lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang
tidak familiar dengan komputer.
- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta
pelatihan dalam menghitung dan merencanakan struktur baja bangunan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) I-7
MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

BAB II
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DAN
PERLENGKAPAN K-3

2.1. UMUM
Pada pekerjaan konstruksi, khususnya pekerjaan konstruksi baja sangat rentan
dengan kecelakaan, untuk itu pemahaman terhadap indikasi-indikasi kemungkinan
terjadinya kecelakaan perlu diantisipasi. Untuk mengurangi tingkat kecelakaan yang
mungkin terjadi, maka pengetahuan dan keterampilan akan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK) beserta perlengkapannya
sangat penting bagi seorang ahli struktur baja.

2.2. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diperlukan terdiri dari 2
bagian pokok yaitu : Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK).
Alat Pelindung Diri (APD) adalah Alat Pengaman Diri yang digunakan dan dipakai
oleh pekerja pada pekerjaan konstruksi, agar terhindar dari kecelakaan kerja,
maupun penyakit akibat kerja.
Peralatan pelindung diri untuk pekerja pada dasarnya mempunyai masalah
tersendiri. Rendahnya motivasi dari pihak pekerja untuk menggunakan peralatan itu
hendaknya diimbangi dengan kesungguhan kontraktor menerapkan aturan
pengggunaan peralatan itu. Terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan
perhatian sekaligus pemecahan masalahnya, seperti :

1. Untuk pertama kalinya pekerja menggunakan alat pelindung diri, seperti helm,
sepatu kerja dan ikat pinggang pengaman, memang kurang menyenangkan bagi
pekerja. Memanjat dengan menggunakan sepatu bahkan dirasakan,
menghambat, kurang aman dan nyaman bagi pekerja yang belum terbiasa.
Menggunakan sarung tanganpun dirasakan risih oleh pekerja. Memang
diperlukan waktu agar menggunakan pelindung diri itu menjadi kebiasaan.
Tetapi yang terpenting adalah para pekerja harus menyadari tujuan utama
menggunakan Alat Pelindung Diri tersebut adalah untuk keselamatan dirinya
terhadap kemungkinan adanya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 1


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

2. Diperlukan adanya safety engineer, ahli K3 (safety officer) yang selalu


menginspeksi penggunaan Alat Pelindung Diri ini dan akan menegur operator
tower crane yang lupa menggunakan alat pelindung dirinya sewaktu mulai
bekerja mengoperasikan tower crane .

3. Peralatan pelindung diri yang disediakan harus memadai dan berfungsi dengan
baik, untuk itu penyedia jasa atau kontraktor harus menyediakan dana khusus
untuk pengadaannya , hal ini tidak bisa dihindari demi untuk keselamatan dan
kesehatan pekerjanya disamping adanya ketentuan dari Undang Undang ;
Permen ; Kepmen dari pemerintah yang terkait dengan pelaksanaan K3 disektor
konstruksi .

a. Jenis-jenis APD yang umum digunakan, diantaranya :

1. Helm penutup kepala: merupakan alat pelindung kepala dari: jatuh dari
ketinggian; terkena benda benda jatuhan; terbentur saat menaiki tangga dll.
Helm yang digunakan harus helm standar baik nasional maupun
internasional.

Gambar 2.1 Alat pelindung kepala (helm)

2. Sarung tangan: merupakan alat pelindung tangan, dari: lecet akibat


mengoperasionalkan alat kerja atau luka akibat teriris/tersenggol alat
pertukangan kayu; terpelesetnya tangan pada waktu memegang tangga
karena licin. Sarung tangan yang digunakan adalah sarung tangan dari katun
yang khusus digunakan untuk memegang alat alat pertukangan kayu.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 2


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Gambar 2.2 Alat Pelindung Tangan (sarung tangan)

3. Sepatu lapangan : merupakan alat pelindung kaki, dari: terkena jatuhan


benda benda keras atau kaki terkena benda benda tajam lainnya.

Gambar 2.3 Alat pelindung kaki (sepatu lapangan)

4. Alat pelindung telinga: merupakan alat pelindung dari suara bising yang
ditimbulkan oleh mesin gergaji, gerinda dll. Biasanya gangguan suara ini
terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama, yaitu selama pekerja
mengoperasikan alat alat pertukangan kayu, sehingga bisa berakibat pada
pekak atau tulinya telinga pekerja tersebut.

Gambar 2.4 Alat pelindung telinga

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 3


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

5. Ikat pinggang pengaman: merupakan alat pelindung diri pada waktu mandor
tukang kayu bekerja diketinggian, agar jika terpeleset tidak fatal akibatnya
bila jatuh dari ketinggian.

Gambar 2.5 Alat pelindung ikat pinggang pengaman

6. Tali pengaman: merupakan alat pelindung diri dari jatuh dari ketinggian,
akibat terpeleset pada waktu bekerja diketinggian. Biasanya tali ini diikatkan
pada ikat pinggang pengaman yang dipakai pekerja yang bekerja
diketinggian dan ujung yang lain dikaitkan pada besi pagar pengaman.

Gambar 2.6 Alat pelindung tali pengaman

7. Penutup hidung (masker): digunakan pada saat bekerja pada daerah yang
berdebu atau yang mengandung unsur kimia seperti debu semen yang dapat
menimbulkan gangguan pada pernapasan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 4


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Gambar 2.7 Penutup hidung (masker)

8. Pakaian yang dikenakan juga harus dipilih yang kira-kira tidak terlalu ketat
juga tidak terlalu longgar. Pakaian yang terlalu ketat akan menyulitkan pada
saat memanjat, sedangkan pakaian yang terlalu longgar dapat tersangkut
pada bagian-bagian tertentu sehingga bisa menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan.

Gambar 2.8 Pakaian kerja (weir pack)

9. Disamping alat alat pengaman diri seperti tersebut diatas, masih ada
beberapa lagi alat alat pelindung diri yang lain seperti : kartu pengenal (name
tag), senter, tas pinggang dll.

b. Cara memakai Alat Pelindung Diri (APD)

1. Cara memakai topi lapangan ( helm lapangan ) :


Buka dulu tali pengikat helm, pasang dikepala, pasang tali pengikat helm, tali
pengikat tidak boleh terlalu kencang maupun kendor, agar nyaman dipakai
dan berfungsi dengan baik .

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 5


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

2. Cara memakai sarung tangan lapangan :


Buka sarung tangan, masukkan tangan kita sampai seluruh sarung tangan
membungkus tangan kita, kerjakan satu persatu boleh tangan kanan atau
tangan kiri terlebih dahulu .

3. Cara memakai sepatu lapangan :


Ambil sepatu sebelah kanan, masukkan kaki kanan kita, lakukan hal yang
sama dengan sepatu sebelah kiri .

4. Cara memakai ikat pinggang pengaman :


Buka ikat pinggangnya, pakai kebadan kita, kencangkan ikat pinggangnya
dengan cukup, jangan terlalu kendor maupun kencang .

5. Cara memasang tali pengaman :


Buka kait tali pengaman masukkan kedalam ring yang terdapat pada tali
pinggang kita, pastikan bahwa pengait telah terkait dengan baik ke ikat
pinggang kita dan ke besi pada pagar pelindung diluar kabin .

6. Cara memakai alat penutup hidung: masukkan talinya/pengikat masker


kepala, letakkan masker tepat pada hidung.

7. Cara memakai alat pelindung diri yang lain: seperti pakaian kerja (wear
pack), kartu pengenal, senter, ikat pinggang kecil, dipakai seperti sehari hari
kita gunakan.

c. Contoh Penggunaan APD dan APK


1. Pekerjaan Pengelasan
§ Setiap memulai pekerjaan pengelasan harus mengajukan ijin kerja (work
permit).
§ Tukang las harus mempunyai sertifikat yang sesuai.
§ Lokasi harus bersih dari kotoran, potongan-potongan yang mudah ter-
bakar, cecerann oli dsb.
§ Sedia APAR yang sesuai.
§ Tukang las harus mempunyai APD yang sesuai : helm, sarung tangan,
kaca mata las, pelindung muka, celemek dan pelindung kaki.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 6


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Gambar 2.9 Pengamanan pada pekerjaan Las

§ Jika menggunakan las listrik, gunakan sarung tangan, pakaian, sepatu


boot, jangan dalam keadaan basah, kabel-kabel harus terisolasi dengan
baik.
§ Jika menggunakan las oksigen, tabung harus dalam keadaan tegak,
meng-gunakan sandaran, tabung tidak berdekatan dengan panel listrik,
yang memercikkan listrik dan bahan yang mudah terbakar.

2. Bekerja Diketinggian
Untuk pekerjaan yang dilaksanakan pada ketinggian > 2 meter, ada resiko
untuk jatuh dari ketinggian.
§ Lantai terbuka, dinding terbuka dilindungi dengan diberi pagar pengaman
yang tingginya 1 – 1,5 meter.
§ Lubang pada shaft harus diberi penutup sementara.
§ Lubang pada lantai dilindungi dengan penutup atau pagar pengaman.

Gambar 2.10 Pengamanan kerja pada ketinggian

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 7


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

§ Penutup harus rata dengan lantai


§ Tangga sementara harus diberi railing
§ Akses keatas dapat menggunakan tangga atau passenger hoist.
§ Pintu pada passenger hoist harus dalam keadaan tertutup.
§ Operator passenger hoist harus mempunyai sertifikat.
§ Bekerja diketinggian di sekitar bangunan perlu dibuat platform.
§ Lebar platform minimal 60 cm posisinya rapat dan dilengkapi dengan toe
board (penahan kaki) lebar 15 cm.
§ Di sekeliling platform di pasang railing yang kuat.
§ Lengkapi dengan jaring pengaman (safety net)
§ Bekerja di ketinggian di tepi bangunan harus mengenakan safety belt,
safety belt diikatkan pada kedudukan yang kuat.
§ Sebelum bekerja tarik safety belt beberapa kali untuk mengecek apakah
sudah dikaitkan dengan kuat atau belum.

2.3. ALAT PEMADAM KEBAKARAN


Bahaya kebakaran adalah bencana api yang sangat berbahaya karena dapat
menimbulkan kerusakan dan kerugian baik terhadap harta maupun jiwa manusia.
Kebakaran bisa terjadi di lingkungan perumahan, pusat perbelanjaan, perkantoran
dan lain-lainnya, bahkan pada proyek pembangunan gedung yang sedang
dikerjakan sekalipun.
Dengan demikian pengetahuan tentang alat-alat dan bahan pemadam kebakaran
perlu dikuasai oleh para pelaksana pekerjaan gedung, selaku penanggung jawab
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka antisipasi seandainya terjadi bahaya
kebakaran.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran dengan
berbagai alat, baik yang bersifat manual (konvensional) maupun peralatan khusus,
diantaranya :

1. Batang pengait
Digunakan untuk merobohkan bagian-bagian bangunan yang dekat dengan api
tetapi belum terbakar, dengan tujuan agar api tidak menjalar lebih luas lagi ke
bagian lain.

2. Tangga
Tangga digunakan untuk membantu merobohkan bagian bangunan yang tidak
terjangkau oleh batang pengait.
Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 8
MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

3. Karung yang telah dibasahi/dimasukkan ke dalam air


Untuk memadamkan api yang relatif masih kecil bisa digunakan karung yang
telah dibasahi/dimasukkan ke dalam air, yakni dengan cara menutupkannya
pada sumber api/bagian yang terbakar.

4. Pasir
Pasir digunakan untuk memadamkan api yang relatif masih kecil, yakni dengan
cara menuangkannya pada sumber api/bagian yang terbakar. Sebagai tindakan
pencegahan biasanya pasir dimasukkan ke dalam drum dengan volume ± 0,25
m3 dan ditempatkan pada lokasi tertentu.

5. Hidran
Pada daerah perkotaan atau instansi tertentu biasanya dipasang fasilitas hidran
yang sumber airnya disuplai dari PDAM setempat atau dari sumber lainnya.
Kondisi hidran biasanya diperiksa secara berkala baik kelengkapan fasilitas
maupun fungsinya, sehingga selalu ada dalam keadaan siap pakai jika sewaktu-
waktu diperlukan.
Hidran digunakan untuk memadamkan api kebakaran yang telah membesar,,
yakni dengan cara:
a. Menyambungkan pipa airnya (water hose) dengan moncong hidran
b. Membuka/memutar katup air (water valve) pada hidran
c. Menyemburkan air pada bagian-bagian yang belum terbakar, untuk
mencegah api supaya tidak meluas
d. Menyemburkan air pada sumber api yang sedang berkobar

6. Fire Extinguused
Alat pemadam kebakaran , yang disediakan biasanya adalah tabung pemadam
kebakaran (fire extingused) , alat ini bentuknya tidak terlalu besar tetapi sangat
diperlukan untuk mengatasi bila ada kebakaran kecil , yang diakibatkan oleh
korsleiting listrik dll , di kabin dan sekitarnya .
Alat pemadam jenis ini biasanya dibuat di pabrik dalam bentuk tabung dari
logam yang diisi dengan cairan kimia atau bubuk kimia kering. Kondisi tabung
harus diperiksa secara berkala bahkan isinya harus diganti dalam batas waktu
tertentu sesuai petunjuk pabrik yang membuatnya.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 9


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Gambar 2.11 Tabung pemadam (fire extinguisher)

Alat ini biasanya ditempatkan di ruang kantor atau di lorong-lorong dan


digunakan untuk memadamkan sumber api yang masih kecil, dengan cara
seperti berikut :
a. Melepas kunci pengaman pada bagian atas tabung.
b. Memegang alat dalam keadaan tegak.
c. Melepas pipa dari penjepitnya (clip).
d. Menekan pengatup (pembuka katup).
e. Mengarahkan moncong pipa ke sumber api dan menyemburkannya secara
merata.

Gambar 2.12 Pengoperasian tabung pemadam (fire extinguisher)

2.4. OBAT-OBATAN PADA KOTAK P3K


1. Kotak P3K , kotak ini amat diperlukan untuk mengatasi gangguan kecil kecil
yang terjadi pada waktu sedang bekerja , misalkan ada luka kulit , gatal gatal ,

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 10


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

kurang sehat (pusing pusing ) , flu , batuk dll. Sehingga gangguan tersebut dapat
diatasi .

Gambar 2.13 Kotak P3K

2. Umumnya obat-obatan yang terdapat dalam kotak P3K adalah :


- Kapas.
- Obat luka baru, perubalsem.
- Borwater, pembalut luka, tensoplast.

3. Untuk penggunaannya perlu dilakukan pengecekan terhadap obat-obatan yang


terdapat dalam kotak P3K secara berkala. Hal ini sangat penting untuk
mengetahui masa berlakunya dari setiap jenis obat yang tersedia:

2.5. RAMBU-RAMBU KESELAMATAN KERJA


Dalam melakukan pekerjaan di proyek konstruksi para pekerja harus setiap saat
memperhatikan rambu-rambu di lokasi proyek dan Rambu- rambu tersebut
dipasang/ditempatkan sesuai dengan kondisi lapangan pekerjaan dan proyek yang
sedang dilaksanakan.

Beberapa rambu-rambu keselamatan kerja, diantara adalah :


1. Tanda Larangan
Tanda Larangan Tepi Berwarna Merah

Gambar 2.14 Dilarang Merokok

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 11


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Gambar 2.15 Dilarang Menyalakan Api

Gambar 2.16 Jangan Dioperasikan

Gambar 2.17 Dilarang Masuk

2. Tanda untuk setiap pekerja harus menggunakan


Tanda harus menggunakan Dasar warna biru

Gambar 2.18 Helm pengaman harus dikenakan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 12


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Gambar 2.19 Pelindung mata (Safety Googles) harus dikenakan

Gambar 2.20 Sabuk Pengaman (safety belt) harus dikenakan

Gambar 2.21 Harus menggunakan sarung tangan yang sesuai

Gambar 2.22 Menandakan daerah yang bising


Pekerja harus menggunakan earplug / earmuff untuk mencegah suara yang
mengakibatkan berkurangnya pendengaran.

Gambar 2.23 Pelindung kaki safety shoest / safety boot harus dikenakan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 13


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Gambar 2.24 Pelindung muka harus dikenakan

Gambar 2.25 Pelindung pernapasan masker harus dikenakan

3. Tanda peringatan untuk pekerja, dasar warna kuning kemungkinan


adanya bahaya yang timbul sesuai dengan simbul dan mengambil
tindakan pencegahan.

Tanda Peringatan Dasar Warna Kuning

Gambar 2.26 Awas bahaya barang berat

Gambar 2.27 Awas bahaya kebakaran


Menunjukkan adanya bahan yang mudah terbakar.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 14


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Gambar 2.28 Awas bahaya ledakan


Menunjukkan kemungkinan terjadi gas yang mudah terbakar / meledak.

Gambar 2.29 Awas bahaya radiasi

Gambar 2.30 Awas bahaya keracunan


Peringatan akan adanya bahan beracun, gas beracun, pekerja harus minta ijin untuk
memasuki area.

Gambar 2.31 Awas bahaya listrik

Peringatan akan adanya bahaya listrik tegangan tinggi, kabel telanjang, gardu listrik
atau trafo.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 15


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

Gambar 2.32 Awas bahaya korosi


Menunjukkan adanya material korosif yang disimpan atau digunakan.

4. Rambu tanda-tanda yang harus diperhatikan pekerja


Rambu tanda arah Warna dasar hijau

Gambar 2.33 Arah menuju ketempat yang aman / jalur evakuasi

Gambar 2.34 Tempat bebas merokok

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 16


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

RANGKUMAN

a. Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri adalah alat pengaman diri yang digunakan dan dipakai oleh
pekerja pada setiap melakukan pekerjaan termasuk pekerjaan konstruksi, agar
terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Jenis-jenis APD yang umum digunakan, diantaranya :
- Helm, penutup kepala.
- Sarung tangan.
- Sepatu lapangan.
- Alat pelindung telinga.
- Ikat pinggang pengaman.
- Tali pengaman.
- Penutup hidung (masker).
- Pakaian kerja (weirpack).

b. Alat Pemadam Kebakaran


Kebakaran bermula dari api kecil yang tidak dapat dikendalikan.
Beberapa alat yang dapat digunakan untuk memadamkan api baik yang masih
tradisional maupun alat khusus, diantaranya :
- Batang pengait.
- Tangga.
- Karung yang dibasahi.
- Pasir.
- APAR (alat pemadam api ringan) atau Fire Extinguisher.
- Hidran.

c. Obat-obatan pada kotak P3K


Pada setiap jenis pekerjaan Kotak P3K yang berisi obat-obatan ringan harus selalu
tersedia karena sangat diperlukan untuk mengatasi gangguan kecil-kecil yang terjadi
pada saat sedang bekerja.
Isi kotak P3K, minimal berisi :
- Obat untuk mengatasi pusing.
- Obat untuk mengatasi flu.
- Obat untuk sakit perut.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 17


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

- Obat luka.

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA


LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
UNJUK KERJA (KUK)

1. Memakai Alat Pelindung Diri

- Borwater.
- Verband (pembalut luka).
- Kapas, dll.

d. Rambu-rambu keselamatan kerja


Rambu-rambu keselamatan kerja sangat penting digunakan dalam kegiatan pekerjaan
konstruksi yang berfungsi untuk mengingatkan para pekerja dilapangan untuk selalu
mentaati pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) dan alat pengaman kerja
(APK) serta mentaati larangan yang tidak boleh dilakukan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 18


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

(APD) dan menggunakan


perlengkapan K-3 sesuai
prosedur
1 Pakaian kerja, sarung 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan APD
tangan, kacamata, safety dan APK.
harness, safety shoes, 2. Apa fungsi dari kedua istilah diatas ?
safety helmet dan masker 3. Untuk pekerjaan pemasangan rangka kuda-
dipakai. kuda baja, perlengkapan APD apa yang
diperlukan ?
2 Alat pemadam kebakaran 1. Apa yang dimaksud dengan kebakaran ?
digunakan bila terjadi 2. Jika terjadi kebakaran, alat-alat apa saja
kebakaran. yang digunakan untuk memadamkan
kebakaran ?
3. Jelaskan cara pemakaian alat pemadam
kebakaran (fire extingused) ?
3 Obat-obatan pada kotak 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan P3K ?
P3K, digunakan bila 2. Jelaskan, kenapa Kotak P3K sangat penting
diperlukan. pada kegiatan konstruksi ?
3. Apa isi dari kotak P3K ?
4. Kenapa isi kotak P3K harus selalu di cek ?

4 Rambu-rambu 1. Apa fungsi dari rambu-rambu keselamatan


keselamatan kerja kerja ?
dipasang. 2. Sebutkan 3 buah contoh larangan rambu
keselamatan kerja
3. Sebutkan 3 buah contoh tanda peringatan
pada pekerjaan konstruksi baja.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) II - 19


MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

BAB III
PEMERIKSAAN PERLENGKAPAN K3
DAN KELAYAKANNYA

3.1. UMUM
Sebelum kita mulai menggunakan alat pelindung diri (APD) dan alat pengaman kerja
(APK), pastikan terlebih dahulu bahwa alat alat tersebut diatas berfungsi dengan
baik. Untuk memastikan hal ini kita harus terlebih dahulu melakukan cek dan ricek
sebelum menggunakannya, dengan membuat program K3 untuk para pekerjanya
yaitu, biasanya berupa Check List.

3.2. PEMERIKSAAN TERHADAP KETERSEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN


Kebakaran bermula dari api kecil yang tidak dapat dikendalikan. Memadamkan api
penyebab kebakaran menggunakan zat yang berbeda tergantung dari jenis bahan
penyebab kebakaran, karena salah penggunaan tipe APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) dapat memperbesar kebakaran.
APAR adalah alat pemadam api ringan yang digunakan untuk memadamkan api
kecil penyebab kebakaran.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per.04/Men/1980, dilihat dari jenis
bahan penyebabnya, kebakaran diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu :

a. Kelas A
Adalah kebakaran dari jenis bahan padat kecuali logam. Aplikasi media yang
cocok adalah bahan jenis basah yaitu air. Prinsip kerja air dapat menyerap
panas. Dalam memadamkan api, pancaran air harus dikonsentrasikan pada
dasar api dan secara berangsur-angsur naik ke atas api tersebut untuk
pemadaman keseluruhan.

b. Kelas B
Adalah kebakaran dari jenis bahan cair dan gas. Aplikasi media pemadaman
yang cocok adalah bahan cair jenis busa (Foam). Prinsip kerja busa yaitu
menutup permukaan cairan yang mengapung pada permukaan. Untuk bahan
gas, jenis pemadaman yang cocok adalah yang bekerja atas dasar subtityusi
oksigen dan memutuskan reaksi berantai.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 1
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

c. Kelas C
Adalah kebakaran pada listrik yang bertegangan. Media pemadaman yang
cocok adalah bahan jenis kering yaitu tepung kimia kering atau gas CO2.

d. Kelas D
Adalah kebakaran dari bahan logam. Jangan menggunakan bahan pemadaman
air dan bahan yang umum karena dapat menimbulkan bahaya. Prinsip kerja
pemadaman dengan menutup permukaan bahan yang terbakar dengan cara
menimbun.

Berdasarkan jenis kebakaran yang mungkin terjadi pada pekerjaan konstruksi baja
yang umumnya erat dengan pekerjaan pengelasan, pengecatan dimana bahan-
bahannya/materialnya rentan terhadap bahaya kebakaran, maka ketersediaan alat
pemadam kebakarang ringan (APAR) perlu disiapkan, diantaranya :
- Pemadam Api jenis Air
- Pemadam Api Jenis Buih (Foam)
- Pemadam Api jenis Carbon Dioksida (CO2)
- Pemadam Api jenis Debu kering (Dry Chemical)

3.3. PEMERIKSAAN TERHADAP KETERSEDIAAN DAN KELENGKAPAN P3K


Pada lokasi pekerjaan perlu disiapkan kemampuan untuk dapat melakukan
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) serta tindak lanjutnya.
Beberapa komponen yang harus ada di proyek konstruksi agar dapat melaksanakan
P3K jika terjadi kecelakaan atau musibah , diantaranya :
a. Adanya orang yang dapat melaksanakan P3K
Adalah orang yang ditunjuk sebagai petugas khusus P3K atau mereka yang
pernah mengikuti pelatihan P3K. Mereka merupakan pekerja staf kontraktor,
ataupun para pelaksana yang bekerja di proyek-proyek. Untuk itu perlu di daftar
orang-orang yang pernah mengikuti pelatihan P3K, bila perlu mengirimkan orang
untuk mengikuti latihan P3K.

b. Alat dan bahan P3K


Alat dan bahan P3K di lokasi proyek harus disediakan oleh pihak Pemborong
(Kontraktor), minimal terdapat kotak P3K dan kotak tersebut harus dikontrol
setiap saat. Jangan sampai terjadi pada saat orang mmerlukan isi kotak P3K
kurang atau jumlah tidak memadai.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 2
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

Isi kotak P3K minimal berisi :


- Obat untuk mengatasi pusing
- Obat untuk flu
- Obat untuk sakit perut
- Obat luka
- Borwater
- Verband (pembalut luka), tensoplast
- Kapas
- Dll

Perlengkapan P3K terdiri dari :


- Tandu
- Selimut
- Tali untuk pencegah pendarahan
- Gunting, dll

c. Daftar nama, alamat dan nomor telepon


Pada kantor proyek harus tersedia daftar nama, alamat, nomor telepon
kantor instansi yang harus dihubungi.

d. Petunjuk
Petunjuk yang jelas tentang bagaimana cara mengatasi jika terjadi
kecelakaan atau musibah, berupa poster atau papan petunjuk yang dipasang
di kantor proyek atau tempat yang strategis.

3.4. PEMERIKSAAN TERHADAP SABUK KESELAMATAN KERJA (SAFETY


HARNES/SAFETY BELT)
Sabuk keselamatan kerja (safety harnes) digunakan pada pekerjaan disuatu
ketinggian lebih dari 2 meter dan umumnya dilengkapi juga dengan tali pengaman.
Cara memeriksa sabuk keselamatan kerja (safety Harnes) :
§ Pastikan bahwa sabuk dalam kondisi baik, tidak terjadi keretakan ataupun
sobek.
§ Pastikan kunci pengait dalam kondisi utuh tidak cacat ataupun retak-retak.
§ Sebelum bekerja tarik safety belt beberapa kali untuk mengecek apakah sudah
dikaitkan dengan kuat atau belum.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 3
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

Gambar 3.1 Contoh Penggunaan Safety Belt

3.5. PEMERIKSAAN TERHADAP RAMBU-RAMBU KESELAMATAN KERJA


Slogan dan rambu-rambu K-3 merupakan bagian penting dalam penerapan K-3 di
lingkungan proyek konstruksi dan harus dipasang pada tempat-tempat yang
strategis, dalam arti mudah terlihat dan sesuai dengan situasi kerja.
Dengan Slogan dan rambu rambu ini terlihat kesungguhan para pemangku kerja
yang ada dilingkungan proyek Konstruksi untuk selalu hati hati dalam bekerja dan
selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja.

Pemeriksaan terhadap rambu-rambu keselamatan kerja, diantaranya :


- Jumlah rambu-rambu keselamatan kerja yang dibutuhkan disesuaikan untuk
setiap jenis pekerjaan yang memerlukan peringatan / tanda keselamatan
kerja.
- Kelaikan daripada rambu keselamatan kerja, simbol-simbolnya harus terlihat
jelas dan mudah dibaca.
- Penempatan rambu-rambu keselamatan kerja strategis, mudah dilihat dan
dipahami

Contoh slogan yang sering digunakan : Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
Prioritas Utama Kami ; Perusahaan memberikan ucapan selamat kepada Tim
atas prestasi 1000.000 jam kerja tanpa kecelakaan kerja ( ZERO ACCIDENT)
pencapaian besar,sukses besar dan ingat tetap berhati hatilah.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 4
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

Gambar 3.2 Papan Petunjuk K3

Gambar 3.3 Slogan K3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 5
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

Gambar 3.4 Slogan K3

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 6
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

RANGKUMAN

a. Pemeriksaan terhadap Ketersediaan alat pemadam kebakaran


Kebakaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor dan beberapa media, untuk itu alat
pemadam api ringan (APAR) yang tersedia untuk berbagai jenis kebakaran,
diantaranya :
- Pemadam api jenis air
- Pemadam api jenis buih (Foam)
- Pemadam api jenis carbon Dioksida
- Pemadam api jenis debu kering (dry Chemical)

b. Pemeriksaan terhadap ketersediaan dan kelengkapan P3K


Beberapa komponen yang harus ada di lokasi proyek konstruksi agar dapat
melaksanakan P3K, jika terjadi kecelakaan atau musibah, diantaranya :
- Adanya orang yang dapat melaksanakan P3K
- Alat dan bahan P3K
- Daftar nama, alamat dan nomor telepon kantor insyansi yang harus
dihubungi
- Petunjuk (SOP) untuk mengatasi jika terjadi kecelakaan

c. Pemeriksaan terhadap sabuk keselamatan kerja


Cara memeriksa sabuk keselamatan kerja :
- Pastikan bahwa sabuk dalam kondisi baik, tidak terjadi keretakan ataupun
sobek (robek)
- Pastikan kunci pengait dalam kondisi utuh tidak cacat ataupun retak
- Sebelum bekerja tarik safety belt beberapa kali untuk mengecek apakah
sudah dikaitkan dengan kuat atau belum

d. Pemeriksaan terhadap rambu-rambu keselamatan kerja


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memeriksa ketersediaan rambu keselamatan
kerja, diantaranya :
- Jumlah rambu keselamatan kerja yang dibutuhkan disesuaikan dengan
setiap jenis pekerjaan.
- Kelaikan rambu keselamatan kerja, simbol-simbolnya harus terlihat jelas dan
mudah dibaca serta dipahami.
- Penempatan rambu keselamatan kerja harus strategisdan mudah dilihat .

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 7
MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA


LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
UNJUK KERJA (KUK)

2. Memeriksa perlengkapan K-3


dan kelayakannya
1 Ketersediaan alat 1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis
pemadam kebakaran kebakaran berdasarkan klasifikasinya !
diperiksa. 2. Untuk memadamkan kebakaran dari
berbagai jenis kebakaran, sebutkan media
pemadaman yang cocok untuk masing-
masing jenis kebakaran !
3. Jelaskan prinsip kerja dari masing-masing
media pemadam kebakaran !
2 Ketersediaan dan 1. Siapa yang bertanggungjawab terhadap
kelengkapan kotak P3K ketersediaan kelengkapan kotak P3K ?
diperiksa. 2. Komponen apa saja yang harus tersedia di
proyek agar dapat melaksanakan P3K, jika
terjadi kecelakaan !
3. Sebutkan isi kotak P3K !
4. Sebutkan perlengkapan P3K yang harus
tersedia di proyek !
3 Sabuk keselamatan kerja 1. Sebutkan fungsi dari pada safety harnes
(safety harness untuk atau safety belt !
tempat ketinggian) 2. Bagaimana cara memeriksa kondisi safety
diperiksa. harnes.

4 Rambu-rambu 1. Apa fungsi rambu-rambu keselamatan kerja


keselamatan kerja (sirine, ditempatkan di proyek ?
bendera dan tanda-tanda / 2. Apa saja yang harus dilakukan dalam
simbol-simbol) diperiksa. pemeriksaan terhadap rambu-rambu
keselamatan kerja !
3. Berikan contoh sloga tentang K3 yang
sering digunakan di proyek !

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) III - 8
MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

BAB IV
SOSIALISASI SISTEM K3 DAN LINGKUNGAN

4.1. UMUM
Terjadinya kecelakaan pada proyek-proyek konstruksi sampai saat ini masih
terbilang tinggi, mulai dari kecelakaan ringan sampai meninggal dunia, hal ini terjadi
karena kurang disadari pentingnya arti keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu
sosialisasi tentang K3 dan lingkungan perlu dilakukan terus menerus selama
pekerjaan berlangsung baik melalui pertemuan yang terjadwal (tool box meeting)
maupun melalui pengarahan terhadap para pekerja yang umumnya dilakukan
semingu sekali sebelum pekerjaan dimulai. Evaluasi terhadap pelaksanaan K3 perlu
dilakukan, termasuk pemahaman terhadap penanganan jika terjadi kecelakaan.

4.2. PENERAPAN TOOL BOX MEETING


Pertemuan dan pengarahan yang dilakukan sekali seminggu sebelum bekerja
antara Safety Manajer dengan para pekerja merupakan hal rutin yang selalu harus
dilakukan dalam kegiatan konstruksi. Tujuannya adalah agar pekerja dilapangan
menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam suatu pekerjaan
konstruksi sehingga bisa mencegah terjadinya suatu kecelakaan.
Beberapa hal yang perlu selalu diingatkan dan dijelaskan kepada pekerja lapangan,
diantaranya :
a. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
b. Penggunaan Alat Pengaman Kerja (APK)
c. Pengenalan jenis-jenis kecelakaan
d. Cara mengatasi jika terjadi kecelakaan (SOP P3K)

Untuk mengoptimalkan penerapan K3 dilapangan, sebaiknya safety patrol perlu


dilakukan setiap saat selama proyek berlangsung dan langsung dipimpin oleh
seorang safety engineer.
Identifikasi terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan berdasarkan metoda kerja
dan bobot pekerjaan perlu diidentifikasi untuk mengantisifipasi terjadi kecelakaan,
dan semua hasil identifikasi ini disampaikan kepada Safety Officer dan Safety
Engeneer untuk dibuatkan programnya K3 sesuai dengan bidang pekerjaan dan
resiko terjadinya kecelakaan.
Berdasarkan identifikasi kemungkinan terjadinya kecelakaan yang disampaikan oleh
Tenaga Ahli Lapangan, maka langkah selanjutnya adalah :

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 1


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

1. Membuat program K3 untuk kegiatan dibawah pimpinannya .


2. Menyampaikan Program K3 yang dibuatnya kepada Safety Officer dan Safety
Engineer ,untuk diperiksa dan disampaikan kepada Pimpro dari Pengguna Jasa
dan kepada Site Managernya untuk mendapatkan persetujuan .
3. Memberikan penyuluhan dan pembinaan , tentang program ini kepada pekerja
dibawah pimpinannya .
4. Memeriksakan kondisi pekerja dibawah pimpinannya sebelum mulai bekerja
diproyek tersebut dan berkala selama bekerja diproyek .
5. Melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi ditempat kerjanya kepada pejabat
terkait .

4.3. EVALUASI PELAKSANAAN K3


kecelakaan bekerja atau kecelakaan di tempat kerja bisa terjadi akibat tiga faktor,
yakni :
- Faktor manusia (human factor)
- Faktor mesin/peralatan (mechanical factor)
- Faktor alam/lokasi kerja/cuaca/, dan lain-lain (nature factor)

Untuk itu perlu diketahui jenis-jenis kecelakaan yang sering terjadi pada pekerjaan
gedung khususnya konstruksi baja, penyebab terjadinya kecelakaan dan akibat
terjadinya kecelakaan. Dengan demikian antisipasi terhadap kemungkinan
terjadinya kecelakaan dalam bekerja bisa dilakukan.

4.3.1. Pengenalan jenis kecelakaan kerja


Jenis kecelakaan kerja yang sering terjadi pada pekerjaan gedung pada
umumnya adalah sebagai berikut :

1. Jatuh dari ketinggian yang disebabkan oleh :


a. Bekerja pada tangga yang konstruksinya tidak kuat.
b. Bekerja pada tangga yang kedudukannya pada lantai tidak stabil.
c. Bekerja pada perancah yang tidak kuat (tiang/papan bordes patah).
d.
2. Jatuh tergelincir, karena :
a. Bekerja pada perancah yang tidak menggunakan papan penahan
gelincir.
b. Bekerja pada lantai yang licin.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 2


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

3. Luka, dikarenakan :
a. Tertimpa benda jatuh atau galian tanah longsor.
b. Terkena benda tajam pada saat menggunakan alat seperti gergaji,
ketam dan sejenisnya.

4. Terkilir/salah urat, karena salah posisi badan pada saat mengangkat


benda-benda yang berat.

5. Gangguan pernapasan, akibat menghisap debu semen atau bahan kimia


lainnya.

4.3.2. Penyebab dan Akibat Kecelakaan Kerja


Berdasarkan data dari International labour Organization (ILO), sebab-sebab
terjadinya kecelakaan kerja adalah :
1. Kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition) yang mengakibatkan 20
% faktor kecelakaan.
2. Tindakan kerja yang tidak aman (unsafe action) yang mengakibatkan 80
% faktor kecelakaan.

Dari faktor-faktor tersebut di atas, faktor manusia menjadi sebab yang paling
dominan dengan alasan :
1. Kurangnya pengetahuan tentang K-3, bahkan tidak tahu sama sekali.
2. Kurangnya keterampilan dalam pelaksanaan aspek-aspek K-3
3. Kurangnya kepedulian terhadap pelaksanaan aturan K-3

Pada umumnya penyebab kecelakaan kerja bisa diklasifikasikan sebagai


berikut :

1. Perencanaan dan Organisasi, dalam bentuk :


a. Kegagalan dalam perencanaan teknis
b. Kakunya batasan waktu yang tidak sesuai
c. Penugasan pekerjaan kepada kontraktor yang tidak professional
d. Tidak cukupnya atau kegagalan pengawasan pekerjaan
e. Tidak terbinanya kerjasama yang baik di antara pekerja

2. Pelaksanaan Pekerjaan, meliputi :


a. Rusaknya pekerjaan dalam pelaksanaan

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 3


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

b. Penggunaan material yang tidak sesuai


c. Kesalahan/kerusakan proses material
d. Kerusakan lainnya

3. Peralatan, sebagai akibat :


a. Tidak tersedianya peralatan yang diperlukan
b. Kerusakan peralatan yang digunakan
c. Tidak tersedianya alat dan perlengkapan keselamatan kerja

4. Manajemen dan Metode Kerja, sebagai akibat :


a. Tidak memadainya persiapan pelaksanaan pekerjaan
b. Tidak memadainya pengecekan/pengujian peralatan
c. Tidak memadainya atau tidak tepatnya metode, prosedur, dan
instruksi kerjanya
d. Mempekerjakan tenaga kerja yang tidak memenuhi syarat keahlian /
keterampilan
e. Tidak memadainya pengawasan terhadap pekerjaan

5. Perilaku Pekerja, yang :


a. Tidak bertanggung jawab
b. Melakukan pekerjaan yang bukan wewenangnya
c. Perilaku yang ceroboh, seperti :
1) Kurangnya perhatian/konsentrasi saat bekerja
2) Terbawanya masalah pribadi dalam bekerja
3) Kondisi fisik yang menurun
4) Keletihan yang menumpuk
5) Kerja lembur yang terus menerus
6) Bekerja tanpa/kurang minat
7) Sengaja bekerja tidak baik
8) Bekerja semaunya sendiri tanpa memperhatikan batasan yang
benar
9) Mengabaikan aturan kerja seperti bekerja sambil merokok dsb.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka, kecelakaan bekerja atau


kecelakaan di tempat kerja bisa terjadi akibat tiga faktor, yakni :
1. Faktor manusia (human factor)
2. Faktor mesin/peralatan (mechanical factor)

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 4


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

3. Faktor alam/lokasi kerja/cuaca/, dan lain-lain (nature factor)

Evaluasi terhadap pelaksanaan K3 itu sendiri dilakukan berdasarkan informasi yang


disampaikan oleh petugas khusus (safety Patrol) tentang pelaksanaan K3 dilapangan.
Evaluasi dilakukan terhadap :
- Para pekerja, sampai sejauh mana penggunaan APD dipakai secara benar dalam
setiap pekerjaan . Teramsuk kepatuhannya terhadap Rambu-rambu keselamatan
kerja yang ditempatkan pada tempat-tempat tertentu.
- Sistem pengamanan (proteksi) terhadap metode kerja yang digunakan sehingga
tidak menimbulkan kerugian/kecelakaan baik terhadap manusia (pekerja) maupun
material/peralatan lainnya.

4.4. PENERAPAN SOP P3K


Diatas sudah dijelaskan 3 (tiga) faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan
dalam suatu kegiatan konstruksi, yaitu :
- Faktor manusia (human factor)
- Faktor mesin/peralatan (mechanical factor)
- Faktor alam/lokasi kerja/cuaca/ dan lain-lain (nature factor)

Namun, dibalik semua penyebab terjadinya kecelakaan diatas yang lebih penting
adalah bagaimana mencegah terjadinya kecelakaan dan bila terjadi kecelakaan
bagaimana mengatasi/memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
(Prosedur P3K).

4.4.1. Pencegahan Kecelakaan Kerja


1. Tindakan pencegahan
a. Menyingkirkan bahaya
Apabila dalam suatu situasi kerja terlihat adanya bahaya yang
diperkirakan bisa menimbulkan kecelakaan, maka seorang pelaksana
harus segera menghentikan pekerjaan tersebut dan memberikan
peringatan kepada pekerja yang bersangkutan untuk memperbaiki
cara kerja atau perlengkapan kerja yang digunakan. Misalkan jika ada
pekerja yang melakukan pekerjaan tepat di bawah para pekerja lain
di atasnya, maka seorang pelaksana harus segera menghentikan
pekerjaan tersebut, dan memimndahkan pekerja yang bersangkutan
pada pekerjaan lainnya yang dianggap lebih aman.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 5


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

b. Penggunaan alat pelindung


Pada situasi kerja yang riskan terhadap kecelakaan, kontraktor harus
menyediakan dan mewajibkan para pekerjanya untuk mnggunakan
alat pelindung badan seperti topi pengaman (helmet), sabuk
pengaman (safety belt) dan lain-lainnya.

c. Pemasangan rambu-rambu K-3


Rambu-rambu K-3 harus dipasang pada tempat-tempat kerja yang
bisa menimbulkan kecelakaan kerja. Pada proyek pembangunan
gedung berlantai banyak (gedung tingkat) rambu-rambu untuk
menggunakan topi pengaman (helmet) harus dipasang di setiap
sudut dan pintu masuk ke area kerja. Demikian pula rambu-rambu
penggunaan sabuk pengaman (safety belt) harus dipasang pada
setiap tingkat perancah tempat kerja.

d. Anjuran/peringatan
Setiap akan memulai pekerjaan sebaiknya dilakukan penjelasan
singkat tentang pentingnya cara kerja yang aman dan penggunaan
alat pengaman kepada semua pekerja serta hasil evaluasi terhadap
K-3 pada hari sebelumnya (safety briefing).

2. Menguasai tindakan yang tidak aman (unsafe action)


Untuk dapat menguasai dan mengendalikan sebab-sebab tindakan tidak
aman (unsafe action) dari seseorang, perlu penelitian dan perbaikan
dengan seksama dalam hal :

a) Pengawasan
b) Analisis jabatan
c) Menanamkan disiplin kerja
d) Latihan kerja
e) Penempatan pekerja yang sesuai dengan jurusan,
keahlian/keterampilan, dan bakatnya masing-masing
f) Pemeriksaan kesehatan pada setiap permulaan kerja dan secara
berkala.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 6


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

3. Menyelidiki sebab-sebab kecelakaan


Sebelum mengambil tindakan pencegahan kecelakaan, adalah penting
untuk menyelidiki dan mengetahui :

a. Sebab-sebab dari kecelakaan yang terjadi


b. Bahaya-bahaya kecelakaan yang ada, yang dapat menyebabkan
kecelakaan dengan cara :
- Memeriksa semua kecelakaan
- Membuat daftar statistik kecelakaan
- Memeriksa semua kondisi kerja di sekitar tempat kerja

4.4.2. Tindak Lanjut Akibat Kecelakaan Kerja


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Jika tenaga kerja mengalami kecelakaan atau diserang penyakit pada saat
sedang bekerja, maka sebaiknya segera menghubungi dokter atau
membawa penderita ke rumah sakit terdekat. Namun sebaiknya tindakan
pertolongan diberikan kepada si penderita sambil menunggu kedatangan
dokter atau ambulans untuk membawa penderita ke rumah sakit.
Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan yang sangat
penting dan perlu dikuasai minimal adalah cara:

a. Melakukan pernapasan buatan


Bila pernapasan penderita terhenti, maka dapat diatasi dengan
memberikan pernapasan buatan dari mulut ke mulut dengan cara :
1) Membuka mulut penderita dengan jari untuk menghindarkan
hambatan dari mulut
2) Memegang tengkuk atau leher penderita dengan hati-hati dan
menelentangkannya sambil kepalanya ditekan ke bawah
3) Menekan sudut rahangnya ke depan dari belakang untuk meyakinkan
bahwa lidahnya terjulur dan jalan napasnya bebas
- Membuka mulut kita lebar-lebar sambil menarik napas dalam-dalam.
Pijit lubang hidung penderita dan tempelkan mulut kita ke mulutnya
kemudian tiup dengan keras ke dalam paru-parunya sampai penuh.
Lepaskan mulut kita dan perhatikan gerakan si penderita. Ulangi
tiupan sampai si penderita bernapas kembali.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 7


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

Pernapasan buatan dari mulut ke mulut ini bisa diikuti dengan pijitan jantung
dengan cara :
1) Berlutut di samping penderita dekat dada penderita
2) Meletakkan tangan kanan pada tulang rusuk/dada penderita
3) Menumpangkan tangan kiri di atas tangan kanan
4) Menekan kedua tangan dengan kuat ke depan sedemikian rupa
sehingga berat badan menekan si penderita kira-kira 5 cm (tidak
boleh lebih dari 5 cm)
5) Mengulangi pijitan sampai lima kali selang satu detik
Pernapasan buatan dilakukan berganti-ganti, yakni satu kali tiupan lima
kali pijitan jantung, sampai dokter datang. Pernapasan buatan dapat
dilakukan oleh satu orang atau dua orang (satu orang melakukan tiupan,
satu orang melakukan pijitan).

b. Menghentikan pendarahan
Jika penderita luka banyak mengeluarkan darah sehigga makin lama
makin lemah, maka harus diusahakan supaya pendarahannya cepat
berhenti. Pendarahan biasanya akan segera berhenti jika bagian anggota
sebelah atas yang berdarah ditekan selama kurang lebih lima menit atau
lebih sedikit. Berikut ini adalah cara menghentikan pendarahan akibat
luka:

1). Baringkan penderita dengan kepala bersandar


2) Angkat bagian yang luka sehingga rata dengan badan (jika
memungkinkan)
3) Tempelkan kain yang bersih pada lukanya, kemudian tekan sampai
darahnya membeku
4) Ikatkan kain / perban dengan kencang, baringkan korban.
5) Angkat bagian yang luka hingga lebih tinggi dari anggota badan
yang lain, kecuali jika terjadi patah tulang.
6) Hangatkan badan pasien dengan selimut atau jaket hingga
datangnya paramedis.
7) Beri alas dimana korban tergeletak.
8) Jangan beri minuman terutama alkohol jika korban tidak sadarkan
diri atau jika ada kemungkinan korban menderita luka dalam.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 8


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

c. Mengatasi penderita pingsan


Pingsan ialah keadaan tidak sadarkan diri untuk beberapa waktu, karena
jantung seketika menjadi lemah sehingga darah yang mengalir ke otak
berkurang akibat terlalu letih atau bekerja pada tempat yang panas.
Cara mengatasi penderita pingsan adalah :
1). Baringkan penderita dengan bagian kepala lebih rendah, agar darah
yang mengalir ke otaknya lebih banyak
2). Buka atau longgarkan baju penderita
3). Gosok kaki dan tangannya
4). Rendam kakinya dalam air hangat (suam kuku)
5). Setelah siuman beri minum air hangat
6). Biarkan istirahat

d. Mengangkat dan memindahkan penderita


Mengangkat orang yang luka parah atau sakit berat harus dalam
keadaan berbaring dan badannya tidak boleh terkulai. Pengangkatan
dilakukan oleh dua orang dengan menggunakan usungan (brancar).
Memindahkan penderita ke atas usungan (brancar) harus dilakukan oleh
tiga orang, dengan cara seperti berikut :

1) Berlutut pada bagian kepala, badan dan kaki penderita


2) Mengangkat penderita perlahan-lahan dan hati-hati secara
bersamaan
3) Menarik badan penderita dalam posisi miring
4) Menarik kaki kanan ke belakang dan berlutut bersama-sama
kemudian membaringkan penderita di atas usungan (brancar) dengan
hati-hati
5) Mengangkat usungan (brancar) oleh dua orang bersama-sama

Jika penderita tidak terlalu parah dapat dipapah oleh dua orang dengan
cara seperti berikut :

1) Berdiri pada bagian kiri dan kanan penderita


2) Membelitkan tangan kiri dan tangan kanannya pada bahu kita
3) Memegang tangan penderita dengan satu tangan dan tangan lainnya
memegang pinggang penderita

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 9


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

4) Berjalan memapah penderita dengan perlahan dan hati-hati. Pada


saat memapah kaki diatur agar tidak beradu dengan kaki penderita
sehingga tidak saling mengganggu
5) Beristirahat, jika penderita menghendakinya

e. Patah tulang terbuka dan tertutup


Jika pada kecelakaan korban mengalami patah tulang terbuka dan
tertutup lakukan langkah-langkkah sebagai berikut :
1) Bagian dimana tulang patah diusahakan agar jangan banyak
bergerak.
2) Balutlah pada bagian yang memar/luka meskipun belum tentu tulang
nya patah.
3) Gunakan satu papan spalk untuk tangan dan dua atau tiga papan
untuk kaki dan ikatlah pada pita kain ataupun tali yang lunak.
4) Ikatlah beberapa tempat pada bagian tubuh yang patah sehingga
sendi yang berhubungan tidak dapat bergerak.
5) Apabila papan spalk khusus patah tulang tidak ada, lengan yang
patah untuk sementara ditempel / digantung didada.
6) Khusus bagi tulang belakang / punggung yang patah penderita
digeser dengan hati-hati pada meja datar yang kuat, jangan sekali-
kali mengangkat badan penderita.
7) Segera panggil Ambulan dan bawa kerumah sakit untuk pertolongan
lanjutan.

f. Tersengat aliran listrik


Pada kecelakaan tersengat listrik lakukan langkah-langkah sebagai
berikut
1). Pisahkan korban dengan jaringan listrik, matikan saklar listrik atau
pisahkan korban dengan batang kayu.
2). Jika korban pingsan beri napas buatan.

g. Serangan jantung
Pada kecelakaan terkena serangan jantung lakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1). Segera bawa korban kerumah sakit dengan ambulans dan jangan
gunakan kendaraan pribadi apabila kendaraan tidak
memungkinkan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 10


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

2). Tetap tenang yakinkan korban.


3). Kendorkan baju, celana dan ikat pinggang yang dikenakan korban.
4). Letakkan korban dalam posisi yang paling menguntungkan yaitu
antara duduk dan terbaring.
5). Jangan biarkan korban kedinginan.

h. Luka bakar
Jika dalam kecelakaan terjadi luka bakar lakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1). Basahkan pakaian korban untuk mengurangi luka bakar tetapi
jangan berlebihan.
2). Tutup anggota tubuh yang terbakar dengan kain bersih, basahi kain
untuk mengurangi panas, tapi jangan berlebihan.
3). Baringkan pasien, atur sehingga kepala lebih rendah dari tubuh jika
mungkin tinggikan kaki.
4). Jika korban sadar beri minum.
5). Segera bawa korban ke rumah sakit untuk pertolongan lanjutan.

i. Iritasi bahan kimia


Pada kecelakaan yang mengakibatkan korban mengalami iritasi lakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1). Segera basuh kulit yang terkena bahan kimia dengan air sebanyak-
banyaknya, ganti pakaian yang dikenakan korban.
2). Tutup bagian yang terkena bahan kimia denngan kain bersih.
3). Jika kondisi korban cukup parah baringkan korban atur sehingga
kepala lebih rendah dari tubuh jika mungkin tinggikan kaki.
4). Jika korban sadar berikan minum.
5). Segera bawa kerumah sakit untuk pertolongan lanjutan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 11


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

RANGKUMAN

a. PENERAPAN TOOL BOX MEETING


Pertemuan dan pengarahan sebelum bekerja seminggu sekali sangat membantu
untuk menyadarkan pemahaman tentang pentingnya keselmatan dan kesehatan
kerja, hal ini akan lebih efektif jika safety patrolpun bisa dijalankan, sehingga
kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam bekerja dapat dihindari.
Hal-hal yang perlu selalu diingatkan. Adalah :
- Penggunaan APD.
- Penggunan APK.
- Pengenalan jenis kecelakaan.
- Cara mengatasi jika terjadi kecelakaan.

b. EVALUASI PELAKSANAAN K3
Faktor-faktor terjadinya kecelakaan umumnya disebabkan oleh :
- Faktor manusia.
- Faktor mesin / peralatan.
- Faktor alam / lokasi kerja / cuaca.
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka sangatlah penting untuk selalu
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan K3 yang dikaitkan dengan jenis pekerjaan
dan metoda konstruksi yang akan dilaksanakan. Identifikasi terhadap kemungkinan
terjadinya kecelakaan perlu dilakukan sehingga penerapan penggunaan APD dan
APK sesuai dengan jenis pekerjaan..

c. PENERAPAN SOP K3
Mengatasi atau memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan jika terjadi
kecelakaan merupakan bagian penting dalam pelaksanaan K3, untuk itu sangat perlu
memahami dan mengetahui jenis-jenis kecelakaan dan tindak lanjut yang harus
dilakukan jika terjadi kecelakaan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 12


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

ELEMEN KOMPETENSI & KRITERIA


LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI
UNJUK KERJA (KUK)

3. Sosialisasi sistem K3 dan


lingkungan yang akan
diterapkan
1 Tool Box Meeting 1. Apa yang tujuannya tool box meeting ?
diterapkan secara berkala. 2. Hal-hal apa saja yang perlu disampaikan
kepada para pekerja sebelum melakukan
aktivitas pekerjaannya ?
3. Apa fungsi safety patrol pada kegiatan
konstruksi di lapangan ?
2 Pelaksanaan K3 1. Sebutkan factor-faktor penyebab terjadinya
dievaluasi secara berkala. kecelakaaan ?
2. Sebutkan jenis-jenis kecelakaan kerja yang
umum terjadi pada pekerjaan konstruksi
baja !
3. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja akibat
pelaksanaan pekerjaan.
3 SOP P3K diterapkan 1. Apa yang dimaksud dengan P3K ?
apabila terjadi kecelakaan. 2. Bagaimana mengantisipasi terjadinya
kecelakaan kerja ?
3. Jelaskan bagaimana memberikan
pertolongan kepada orang yang mengalami
pendarahan akibat kecelakaan ?
4. Apa manfaat memahami SOP P3K ?

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings) IV - 13


MODUL SSEB-01
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

DAFTAR PUSTAKA

Dalih S.A. dan Oja Sutiarno, Keselamatan Kerja Dalam Tatalaksana Bengkel,
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, 1982.

Departemen Pekerjaan Umum, Keselamatan Kerja, Modul Pelatihan, Puslatjakons,


Jakarta.

Mahendra Sultan Syah, Manajemen Proyek, Kiat Sukses Mengelola Proyek, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

Sidiq Wacono dan Endang Khamdari, K-3 dan Hukum Ketenagakerjaan, PNJ, 2007.

Soedjono, Petunjuk Praktis Keselamatan Kerja jilid 1 & 2, Bhratara, Jakarta, 1994

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN

1. Pakaian kerja, sarung tangan, kacamata, safety harness, safety shoes, safety
helmet dan masker dipakai

1 Yang dimaksud dengan APD adalah alat pelindung diri yang dipakai oleh
pekerja pada saat melaksanakan pekerjaannya dan APK adalah alat
pengaman kerja untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja yang lebih
parah.
2 Fungsi APD adalah untuk melindungi diri dari bahaya kecelakaan
sedangkan APK adalah untuk mengurangi bahaya yang lebih berat akibat
terjadinya kecelakaan.
3 Untuk pekerjaan pemasangan rangka kuda-kuda baja, perlengkapan APD
yang diperlukan adalah :
- Helm.
- Sepatu lapangan (sepatu boot).
- Sarung tangan.
- Safety harness / safety belt.
- Safety net.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN

2. Alat pemadam kebakaran digunakan bila terjadi kebakaran.

1 Yang dimaksud dengan kebakaran adalah Bencana Api yang tidak


terkendali akibat terjadinya keteledoran
2 Jika terjadi kebakaran, alat-alat yang digunakan untuk memadamkan
kebakaran, diantaranya :
- Batang pengait.
- Tangga.
- Karung basah.
- Pasir.
- Hidran.
- APAR.
3 Cara pemakaian alat pemadam kebakaran (fire extingused) :
- Melepas kunci pengaman pada bagian atas tabung.
- Memegang alat dalam keadaan tegak.
- Melepas pipa dari penjepitnya (clip).
- Menekan pengatup (pembuka katup).
- Mengarahkan moncong pipa ke sumber api dan menyemburkannya
secara merata.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN

3. Obat-obatan pada kotak P3K, digunakan bila diperlukan.

1 Yang dimaksud dengan P3K adalah pertolongan pertama pada


kecelakaan.
2 Kotak P3K sangat penting pada kegiatan konstruksi karena pekerjaan
konstruksi khususnya konstruksi baja sangat rentan terjadi kecelakaan dan
turunya daya stamina para pekerja.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-01 BAB II
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Alat Pelindung Diri (APD) dan Perlengkapan K-3

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
3 Isi dari kotak P3K, diantaranya :
- Obat luka.
- Obat pusing.
- Obat sakita perut.
- Obat flu.
- Verband atau pembalut.
- Kapas.
- Dll.
4 Isi kotak P3K harus selalu di cek untuk menghindari adanya obat-obatan
yang sudah kadaluwarsa termasuk kecukupan dari jumlah dan
kelengkapannya.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN

4. Rambu-rambu keselamatan kerja dipasang.

1 Fungsi dari rambu-rambu keselamatan kerja adalah untuk memberi


peringatan tehadap kemungkinan terjadinya bahaya kecelakaan
2 Tiga buah contoh larangan rambu keselamatan kerja, diantaranya :
- Dilarang menyalakan api.
- Dilarang merokok.
- Jangan dioperasikan.
3 Tiga buah contoh tanda peringatan pada pekerjaan konstruksi baja,
diantaranya :
- Awas bahaya kebakaran.
- Awas bahaya listrik.
- Awas bahaya ledakan.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN

1. Ketersediaan alat pemadam kebakaran diperiksa.

1 Jenis-jenis kebakaran berdasarkan klasifikasinya, yaitu :


• Kelas A, yaitu kebakaran dari jenis bahan padat kecuali logam.
• Kelas B adapah kebakaran dari jenis bahan cair dan gas.
• Kelas C yaitu kebakaran pada listrik yang bertegangan.
• Kelas D yaitu kebakaran dari bahan logam.
2 Media pemadaman yang cocok untuk masing-masing jenis kebakaran :
- Pemadam api jenis air, digunakan untuk jenis kebakaran kelas A.
- Pemadam api jenis buih (Foam), untuk kelas B.
- Pemadam api jenis carbon Dioksida, untuk jenis kebakaran kelas C.
- Pemadam api jenis debu kering (dry Chemical), untuk jenis kebakaran
kelas D.
3 Jelaskan prinsip kerja dari masing-masing media pemadam kebakaran :
- Pemadam api jenis air , prinsip kerja adalah menyerap air. Dalam
memadamkan api, pancaran air harus dikonsentrasikan pada dasar api.
dan secara berangsur-angsur naik ke atas api tersebut untuk
memadamkan secara keseluruhan.
- Pemadam api jenis buih (Foam), prinsip kerjanya menutupi permukan
cairan yang mengapung pada permukaan.
- Pemadam api jenis carbon Dioksida.
- Pemadam api jenis debu kering (dry Chemical), prinsip kerjanya dengan
cara menutup permukaan bahan yang terbakar dengan cara menimbun.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN

2. Ketersediaan dan kelengkapan kotak P3K diperiksa.

1 Yang bertanggungjawab terhadap ketersediaan kelengkapan kotak P3K


adalah orang yang ditugaskan secara khusus untuk menangani P3K yang
telah mendapat pelatihan P3K.
2 Komponen yang harus tersedia di proyek agar dapat melaksanakan P3K,
jika terjadi kecelakaan, diantaranya :
- Adanya orang yang dapat melaksanakan P3K.
- Alat dan bahan P3K.
- Daftar nama, alamat dan nomor telepon kantor insyansi yang harus
dihubungi.
- Petunjuk (SOP) untuk mengatasi jika terjadi kecelakaan.
3 Isi kotak P3K, diantaranya :
- Obat untuk mengatasi pusing.
- Obat flu.
- Obat sakit perut.
- Obat luka.
- Borwater.
- Pembalut, verband.
- Kapas.
4 Perlengkapan P3K yang harus tersedia di proyek, diantaranya :
- Tandu.
- Selimut.
- Tali.
- Gunting.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-01 BAB III
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemeriksaan Perlengkapan K3 Dan Kelayakannya

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN

3. Sabuk keselamatan kerja (safety harness untuk tempat ketinggian) diperiksa.

1 Untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang lebih fatal (parah) bila


seorang pekerja jatuh dari suatu ketinggian.
2 Cara memeriksa kondisi safety harnes
- Pastikan bahwa sabuk dalam kondisi baik, tidak terjadi keretakan
ataupun sobek (robek).
- Pastikan kunci pengait dalam kondisi utuh tidak cacat ataupun retak.
- Sebelum bekerja tarik safety belt beberapa kali untuk mengecek
apakah sudah dikaitkan dengan kuat atau belum.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN

4. Rambu-rambu keselamatan kerja (sirine, bendera dan tanda-tanda / simbol-


simbol) diperiksa.

1 Fungsi rambu-rambu keselamatan kerja ditempatkan di proyek adalah untuk


memberi peringatan kepada seluruh orang yang terlibat dalam pekerjaan
baik langsung maupun tidak langsung terhadap tanda-tanda yang harus
diikuti untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
2 Yang harus dilakukan dalam pemeriksaan terhadap rambu-rambu
keselamatan kerja, diantaranya :
- Jumlah rambu keselamatan kerja yang dibutuhkan disesuaikan dengan
setiap jenis pekerjaan.
- Kelaikan rambu keselamatan kerja, simbol-simbolnya harus terlihat jelas
dan mudah dibaca serta dipahami.
- Penempatan rambu keselamatan kerja harus strategisdan mudah dilihat .
3 Contoh sloga tentang K3 yang sering digunakan di proyek, diantaranya :
- Utamakan Keselamatan dan kesehatan kerja.
- Zero Accidant.
- Safety is Our Priority.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN

1. Tool Box Meeting diterapkan secara berkala.

1 Agar para pekerja di lapangan menyadari pentingnya keselamatan dan


kesehatan kerja dalam suatu pekerjaan konstruksi sehingga dapat
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2 Materi yang disampaikan sebelum memulai aktiivitas pekerjaannya adalah :
- Penggunaan APD.
- Penggunaan APK.
- Pengenalan jenis-jenis Kecelakaan.
- Cara mengatasi jika terjadi kecelakaan.
3 Mengawasi pelaksanaan K3 di lapangan dan menegur pekerja yang tidak
mengikuti aturan penggunaan alat-alat K3.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN

2. Pelaksanaan K3 dievaluasi secara berkala.

1 Factor-faktor penyebab terjadinya kecelakaaan , diantaranya :


- Faktor manusia
- Faktor peralatan
- Faktor alam/lokasi kerja, cuaca Dll
2 Jenis-jenis kecelakaan kerja yang umum terjadi pada pekerjaan konstruksi
baja, diantaranya :
- Jatuh dari ketinggian
- Jatuh tergelincir
- Luka akibat benda tajam atau keras
- Terkilir, akibat salah posisi badan saat membawa benda berat.
- Gamgguan pernapasan, akibat menghisap udara/asap beracun (pada
pekerjaan las), dll
3 Penyebab kecelakaan kerja akibat pelaksanaan pekerjaan, diantaranya :
- Rusaknya pekerjaan dalam pelaksanaan.
- Penggunaan material yang tidak sesuai
- Kesalahan/kerusakan proses material.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)


MODUL SSEB-01 BAB IV
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sosialisasi Sistem K3 Dan Lingkungan

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN

3. SOP P3K diterapkan apabila terjadi kecelakaan.

1 Yang dimaksud dengan P3K adalah memberikan pertolongan pertama


pada kecelakaan.
2 Cara mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja, diantaranya :
- Menyingkirkan / menghindari bahaya
- Selalu menggunakan APD setiap bekerja.
- Memasang rambu-rambu K3
- Minimal seminggu sekali memberikan pengarahan dan anjuran tentang
pentingnya K3 serta memeberikan peringatan kepada pekerja yang
tidak mematuhinya.
3 Cara memberikan pertolongan kepada orang yang mengalami pendarahan
:
- Baringkan penderita dengan kepala bersandar
- Angkat bagian yang luka sehingga rata dengan badan (jika
memungkinkan)
- Tempelkan kain yang bersih pada lukanya, kemudian tekan sampai
darahnya membeku
- Ikatkan kain / perban dengan kencang, baringkan korban.
- Angkat bagian yang luka hingga lebih tinggi dari anggota badan yang
lain, kecuali jika terjadi patah tulang.
- Hangatkan badan pasien dengan selimut atau jaket hingga datangnya
paramedis.
- Beri alas dimana korban tergeletak.
- Jangan beri minuman terutama alkohol jika korban tidak sadarkan diri
atau jika ada kemungkinan korban menderita luka dalam.
4 Manfaat memahami SOP P3K adalah :
• Mampu memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai
prosedur dan tahapan yang benar.

Ahli Struktur Baja Bangunan Gedung (Steel Structure Engineer Of Buildings)

Anda mungkin juga menyukai