UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL
Kampus Bukit Jimbaran, Bali Telp/Fax.: 0361-703385
Laman: www.sipil.unud.ac.id
Email: sipil@unud.ac.id
Catatan: dalam ujian on line mahasiswa tidak diijinkan berkomunikasi dengan temannya. Kalau
ada jawaban yang kalimatnya sangat mirip maka dianggap bekerjasama – nilainya dikurangi.
Jawaban dibuat pada file pdf (soalnya jangan dihapus) dan dikirim via wags PBTS tepat pukul
12:00. Keterlambatan mengirim dapat mengurangi nilai. Do you know one thing most important
in life? Cek link ini setelah ujian tentunya: https://www.youtube.com/watch?v=DOjV_YTSp0I
1.1 Sebuah jembatan akan dibangun pada ruas jalan kolektor luar kota dengan ketentuan: 2/2 UD
dengan lebar jalur lalu-lintas efektif 6,0 m, bahu jalan efektif pada ke dua sisi 1,5 m dan
kapasitas jalan 2709 smp/jam
1.3 Sebutkan tipe-tipe jembatan yang ada dan jelaskan mengapa jembatan balok merupakan tipe
jembatan yang paling banyak digunakan?
2. Hidraulika (15%)
2.2 Jelaskan bagaimana cara menghitung gerusan pada pilar jembatan dan abutmen dengan
menggunakan HEC-RAS. Cantumkan apa saja hal yang penting yang perlu dimasukkan dalam
software tersebut dan bagaimana cara membaca hasil gerusan pada HEC RAS
3.1 Sebutkan dan jelaskan jenis dan besaran beban yang anda kerjakan untuk merancang balok
jembatan dan jelaskan bagaimana proses perhitungan momen, gaya lintang dan penulangan balok
pada jembatan
3.2 Apa perbedaan metode konvensional dan empiris pada perencanaan pelat lantai kendaraan?
4.1 Untuk menghitung beban/gaya horisontal akibat beban tanah maka diperlukan parameter
tanah tertentu. Sebutkan parameter minimal yang perlu diketahui.
4.2 Koefisien tanah lateral adalah koefisisen distribusi tekanan vertikal ke arah horisontal. Bila
tanah memiliki sudut geser tanah sebesar 30 derajat, hitung Ka dan Kp
4.3 Jelaskan bagaimana proses perhitungan tulangan pada abutmen/ pangkal selama masa
konstruksi dan setelah jembatan berfungsi
4.4 Persamaan daya dukung pondasi tiang merupakan penjumlahan dari dua komponen seperti
pada persamaan berikut:
Jelaskan dua komponen yang dimaksud di atas dan jelaskan pula simbol-simbol pada persamaan.
5.1 Hitunglah besarnya biaya pekerjaan Beton Abudment seperti gambar abutment berikut. Mutu
beton yang digunakan adalah f’c 25. Harga dasar satuan upah, bahan dan alat, serta Analisa
harga satuan yang digunakan sebagai acuan diberikan dalam tabel.
Catatan: tinggi abutmen di gambar 6000 mm
diganti menjadi 6NN cm. Lebar 7000 mm
diganti menjadi 7NN cm. NN adalah 2 digit
terakhir NIM
PROYEK :
No. PAKET KONTRAK #REF!
NAMA PAKET #REF!
#REF!
PROP / KAB / KODYA #REF!
ITEM PEMBAYARAN NO. :7.1 (6b) PERKIRAAN VOL. PEK. : 1.00
JENIS PEKERJAAN :Beton struktur bervolume besar, fc’ 25 Mpa TOTAL HARGA (Rp.) : 1,815,854.24
SATUAN PEMBAYARAN :M3 % THD. BIAYA PROYEK : #REF!
A. TENAGA
B. BAHAN
C. PERALATAN
5.3 Jelaskan pengertian dari Metoda Pelaksanaan dan buat contoh metode pelaksanaan
Jemabatan Balok Beton yang dibangun menyebrangi sungai dengan tebing yang dalam (gunakan
kata kunci berikut: precetak, cor di tempat, perancah sementara, waktu pelaksanaan, peralatan
dsb).
6. Kerjasama (5%)
Jelaskan bagaimana proses pengerjaan tugas PBTS ini bersama anggota group.
7. BONUS (5%)
Lebar jembatan biasanya dibuat lebih kecil dari lebar jalan karena harga jembatan lebih mahal
dari harga jalan. Dalam konteks ini faktor apa saja yang harus dipertimbangkan agar di kemudian
hari struktur jembatan dapat diperlebar mengikuti lebar jalan?
JAWABAN
Mengapa jembatan balok merupakan tipe jembatan yang paling banyak digunakan
karena jembatan balok sederhana mudah untuk dibangun dan tidak memerlukan biaya
besar seperti jenis jembatan yang lainnya.
2. HIDRAULIKA
2.1 Pondasi jembatan perlu ditinjau dari bahaya gerusan dikarenakan gerusan yang terjadi
pada pondasi jembatan dapat menyebebkan degradasi konstruksi dan kehilangan tahanan friksi
yang berakibat pada ketidakstabilan jembatan. Lalu bersamaan dengan pengaruh likuifaksi akibat
getaran dari kendaraan yang melintasi konstruksi jembatan, gerusan dapat menyebabkan
kerusakan dan keruntuhan jembatan.
2.2 Cara menghitung gerusan pada pilar jembatan dan abutmen dengan HEC-RAS &
komponen yang perlu dimasukkan dalam software :
Simulation Plan
1. Aktifkan layar Steady Flow Analysis. Pilih “Jembatan” pada pilihan Geometry File.
2. Aktifkan layar editor Steady Flow Data. Masukkan data debit pada setiap batas hulu reach.
Simpan file data aliran permanen (steady flow data) yang baru dibuat ini ke dalam file
dengan judul “Gerusan lokal di pilar jembatan”.
3. Definisikan syarat batas hilir di setiap reach dengan mengklik tombol Reach Boundary
Conditions… yang ada pada layar editor Steady Flow Data. Pilih Rating Curve sebagai batas
hilir reach Hilir dan reach Kanal Banjir. Masukkan angka-angka koordinat rating curve
4. Kembali ke layar Steady Flow Analysis dan tambahkan kalimat seperlunya di bagian Plan
Description. Simpan file Plan dengan judul “Gerusan lokal di sekitar pilar jembatan” dan
ShortID “BridgeScour”
5. Flow Optimization, pada layar Steady Flow Analysis, pilih menu Options | Flow
Optimizations … dan klik pada Junction Gelang.
6. Flow Distribution, pada layar Steady Flow Analysis, pilih menu Options | Flow Distribution
Locations … Pilih River, Reach Hulu. Pilih Upstream RS 5920 dan Downstream RS 5875
(lihat Gambar 5). Pilihan ini akan menetapkan cross section nomor 5920, 5905, 5900, 5890,
dan 5875 sebagai tampang lintang yang akan dihitung distribusi alirannya. HEC-RAS
sebenarnya hanya memerlukan distribusi aliran di cross section 5920, 5905, dan 5900, namun
tidak ada salahnya untuk melakukannya pula pada tampang lintang di hilir jembatan, yaitu
cross section 5890 dan 5875. Bahkan, dapat pula dilakukan pada semua cross section. Klik
tombol Set Selected Range untuk mengeksekusi pembagian cross section tersebut.
7. Kedalaman Bridge Scour
Hitungan kedalaman bridge scour dilakukan melalui menu Run | Hydraulic Design Functions
… atau dengan mengklik papan tombol ke-13 dari kiri pada layar utama HEC-RAS. Apabila
layar belum menunjukkan Hydraulic Design | Bridge Scour, pilih menu Type | Bridge Scour
….
Pada layar Bridge Scour, pilih River Sungai dan Reach Hulu. Layar seharusnya sudah
menunjukkan Profile PF 1 dan River Sta.
HEC-RAS menyediakan 3 pilihan hitungan scour, yaitu Contraction, Pier, dan Abutment.
Contraction Scour
Data yang dibutuhkan untuk menghitung contraction scour hampir semua telah secara
automatis diambil sendiri oleh HEC-RAS dari output hasil hitungan aliran di 3 cross
section, yaitu di jembatan, di hulu jembatan, dan di approach flow. Data yang
diinputkan oleh pengguna adalah d50 dalam satuan milimeter dan koefisien K1.
Contraction scour dapat dihitung dengan mengklik tombol Compute sekarang atau
setelah penginputan data untuk hitungan pier scour dan abutment scour selesai
dilakukan. Saat tombol Compute diklik, HEC-RAS melakukan hitungan contraction,
pier, dan abutment scour. Oleh karena itu, di sini input data untuk ketiga hitungan
scour akan diselesaikan lebih dulu, baru dilakukan hitungannya.
Pier Scour
HEC-RAS menghitung pier scour dengan persamaan CSU (California State
University) atau Froehlich. Dalam contoh ini, pier scour dihitung dengan persamaan
CSU
Data yang diinputkan oleh pengguna ada 4 jenis, yaitu bentuk pilar, sudut datang
aliran menuju ke pilar (Angle), bentuk dasar sungai (K3), dan diameter sedimen
(D95).
Abutment Scour
HEC-RAS menghitung abutment scour di pangkal jembatan kiri dan kanan secara
terpisah. HEC-RAS memakai persamaan HIRE atau Froehlich untuk menghitung
abutment scour. Pengguna dapat memilih persamaan yang dipakai untuk menghitung
abutment scour atau menyerahkan pemilihannya kepada HEC-RAS dengan
menginputkan Default pada isian Equation.
Pengguna memasukkan data jenis pangkal jembatan dengan memilih salah satu dari 3
jenis, yaitu vertical abutment, vertical abutment with wing walls, atau spill-through
abutment. Selain itu, pengguna memasukkan sudut pangkal jembatan terhadap arah
aliran sebagai data Skew dalam satuan derajat. Skew 90 jika pangkal jembatan
menjorok ke dalam sungai tegak lurus arah aliran, < 90 apabila pangkal jembatan
menjorok miring ke arah hilir, dan > 90 apabila pangkal jembatan menjorok miring ke
arah hulu.Total Bridge Scour.
Total Bridge Scour
Setelah semua data contraction, pier, dan abutment diinputkan, hitungan kedalaman
scour di masing-masing bagian (contraction scour, scour di setiap pier, dan scour di
kiri dan kanan abutment) dilakukan dengan mengklik tombol Compute.
Kedalaman scour adalah kombinasi dari setiap bagian.
o Kedalaman scour akibat penyempitan alur (contraction scour) ditambah
kedalaman scour di setiap pilar (pier scour).
o Kedalaman scour akibat penyempitan alur (contraction scour) ditambah
dengan kedalaman scour di setiap pangkal jembatan (pangkal jembatan kiri
dan pangkal jembatan kanan).
Cara membaca hasil HECRAS
Hasil hitungan bridge scour disajikan dalam bentuk grafis dan resume atau ringkasan
Tabel di bawah ini merangkum hasil hitungan bridge scour di atas.
Demikian pula, hasil hitungan pada contoh di sini menunjukkan kedalaman scour di pangkal
jembatan kiri dan kanan adalah sama. Ini disebabkan geometri pangkal jembatan kiri dan kanan
(data abutment) adalah sama dan, kebetulan, parameter aliran di pias pangkal jembatan kiri dan
kanan juga sama.
3. Struktur Atas
Setelah beban pada setiap jenis beban dihitung berdasarkan SNI 1725 2016 maka beban beban
tersebut di aplikasikan pada balok. Setelah setiap jenis beban di aplikasikan pada balok maka
gaya lintang dan momen lentur pada balok dapat ditentukan. Hasil momen lentur dan gaya
lintang dari setiap beban di rekap kemudian di kombinasikan. Pada kombinasi beban beban
tersebut setiap jenis beban dikalikan dengan factor bebannya. Setelah hasil gaya lintang dan
momen lentur dikalikan dengan factor beban maka gaya lintang dan momen lentur yang telah
dikalikan factor beban dijumlahkan. Hasil dari penjumlahan tersebut merupakan gaya lintang
ultimit (Vu) dan momen lentur ultimit (Mu). Setelah didapatkan nilai Vu dan Mu maka tulangan
lentur dan tulangan geser dari balok tersebut dapat dihitung. Setalah didapatkan luas tulangan
yang diperlukan maka selanjutnya digambang penampang dari balok tersebut yang telah terdapat
tulangan.
3.2 Perbedaan dari metode konvensional dan metode empiris pada perencanaan pelat lantai
kendaraan adalah, perencanaan pelat lantai kendaraan dengan metode konvensional dilaksanakan
berdasarkan kesepakatan atau peraturan yang sudah ada. Untuk perencanaan pelat lantai kendaraan
menggunakan metode empiris dimana perencanaan pelat dilaksanakan secara coba-coba. Sebelum
adanya peraturan ditetapkan, pembangunan jembatan dibangun dengan menggunakan metode
empiris atau secara coba-coba akibatnya konstruksi jembatannya tidak kokoh mengakibatkan
jembatan mengalami kegagalan struktur.
Yang membedakan antara metode konvensional dan empiris dalam menghitung tulangan pelat
adalah sebagai berikut :
Pada perhitungan tulangan pelat lantai dengan metode konvensional beban beban yang bekerja
pada pelat lantai diperhitungkan terlebih dahulu, kemudian didapatkan momen lentur pada pelat.
Setelah didapatkan momen lentur pada pelat, tulangan pelat dapat dihitung berdasarkan konsep
tulangan lentur (identic seperti balok).
Pada perhitungan tulangan pelat lantai dengan metode empiris, beban beban yang bekerja tidak
diperhitungkan, untuk menentukan tulangan menggunakan metode empiris maka digunakan
suatu persamaan empiris yang langsung dapat menentukan tulangan pelat yang diperlukan.
Namun dalam penggunaan metode empiris beberapa persyaratan seperti tebal minimum, jarak
tulangan minimum, kuat tekan minimum, tebal selimut beton harus dipenuhi terlebih dahulu
berdasarkan persyaratan yang ditentukan oleh Lembaga yang menerbitkan rumus empiris.
4.1 Penyelesaian :
Parameter minimal yang diperlukan untuk menghitung beban/ gaya horizontal akibat beban
tanah yaitu :
Parameter Laboratorium : sudut geser tanah (∅), Berat jenis tanah (γs, γ’), Berat beban (q),
tekanan tanah aktif (Ka), Panjang Abutment (By), Tinggi Abutment (H), Settlement (Cv, Cc, eo)
serta Kohesi (c).
4.2 Penyelesaian :
Diketahui :
1 1
Kp = 𝐾𝑎 = 0,333 = 3,003
Proses perhitungan Penulangan Abutment yaitu pertama membuat analisa beban ultimate dan
menentukan momen rencana ultimit pada masing-masing bagian abutment (Back wall, corbel,
breast wall, wing wall, dan pile cap)
Selanjutnya
𝜌 max = 0,75 ∗ 𝜌𝑏
1
∗ 0.75 ∗ 𝜌𝑏 ∗ 𝑓𝑦
𝑅𝑚𝑎𝑥 = 𝜌 max∗ 𝑓𝑦 ∗ (1 − 2 )
0.85 ∗ 𝑓′𝑐
2. Menghitung momen nominal rencana Mn = Mu/ Ф
𝑀𝑛
3. Menghitung faktor tahanan momen 𝑅𝑛 = 𝑏𝑑2
4. Jika Rn<Rmax
5. Menghitung
𝑓′𝑐 2. 𝑅𝑛
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0.85 (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85𝑓 ′ 𝑐
6. Menghitung
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 =
𝑓𝑦
7. Menghitung As perlu dengan
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 ∗ 𝑏 ∗ 𝑑
8. Menentukan diameter yang digunakan
9. Menghitung jumlah tulangan dan menentukan jarak antar tulangan
𝑏
𝑠= ∗ 𝐴𝑠𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
4.4 Jawaban :
Untuk komponen (qc.Ap) merupakan perhitungan tekanan ujung tiang pancang berdasarkann
hasil sondir dimana :
Untuk komponen (JHP.Klltiang) merupakan nilai hambatan lekat umumnya diberikan dengan
nilai kumulatif.
luas mm2 m2
luas back wall 20280579.2 20.28058
luas breast wall 99117680 99.11768
pile cap 14368000 14.368
wing wall 1 163252000 163.252
wing wall 2 174735000 174.735
B PENGECORAN
1 pile cap 10.5808 m3 Rp 400,473.00 Rp 4,237,324.72
2 breast wall 44.308656 m3 Rp 400,473.00 Rp 17,744,420.39
3 back wall 8.65914 m3 Rp 400,473.00 Rp 3,467,751.77
4 wing wall 400 31.188 m3 Rp 400,473.00 Rp 12,489,951.92
5 wingwall 750 58.4775 m3 Rp 400,473.00 Rp 23,418,659.86
TOTAL Rp 61,358,108.67
6. Proses pengerjaan tugas Perencanaan Bangunan Teknik Sipil pada kelompok kami,dimana
tugas ini berisi tentang bagaimana merancang sebuah infrastruktur transportasi dalam hal ini
adalah jembatan dibagi menjadi beberapa tahap sesuai dengan arahan Dosen pembimbing.
Taha p awal yang dikerjakan saat tugas ini diterima adalah melakukan survey lokasi ke
jembatan yang sudah ditentukan bersama semua anggota kelompok. Kelompok kami memilih
Jembatan Tukad Badung (Jalan Pulau Biak). Survey dilakukan dengan mencatat parameter
parameter ukuran jembatan yang terlihat seperti panjang jembatan, lebar jembatan, ruas jalan,
tinggi jembatan, ukutan trotoar, ukuran pembatas jalan dan detail lain seperti ukuran balok gelagar,
jarak balok gelagar, ukuran balok difragma dan hal lain dalam hal struktur atas jembatan. Dalam
hidraulika dihitung lebar sungai, tinggi Muka Air Normal (MAN) dan Muka Air Banjir (MAB).
Dalam transportasi dihitung arus kendaraan yang melewati jembatan dalam satu jam saat
jam padat. Setelah berbagai data terkumpul dilakukan proses Perancangan Jembatan dengan
menggunakan refrensi dari Dosen Pengajar, dimulai dari pengolahan Pembebanan Jembatan yang
dengan menghitung berat sendiri jembatan, berat mati tambahan, berat hidup dari jembatan dengan
menggunakan ukuran rencana sesuai yang dilihat dan dicatat di lapangan.
Tahap selanjutnya menghitung Penulangan dari Jembatan dengan menggunakan data dari
pembebanan. Lalu perhitungan struktur bawah (abutmen) setelah itu merencanakan pondasi dari
abutmen dengan berbagai parameter yang kondisi aman diperhitungkan. Dalam tahap percangan
juga dilakukan penggambaran sketsa jembatan dengan auto cad.
Setiap anggota kelompok memiliki tugasnya masing masing namun tetap mingukuti proses
pengerjaan yang dilakukan temannya agar setiap anggota kelompok mampu mengerti setiap proses
dari pengerjaan.
Hingga pada akhirnya tahap selesai dan dengan menulis laporan individu, setiap anggota
kelompok mampu belajar proses pengerjaan yang dilakukan. Walau di masa pandemi Covid-19
ini proses diskusi hanya bisa dilakukan melalui virtual tanpa tatap muka langsung namun diskusi
kelompok tetap berjalan dengan baik sehingga tugas Perancangan Bangunan Teknik Sipil ini dapat
kami selesaikan
7. Faktor yang harus dipertimbangkan agar dikemudian hari struktur jembatan dapat
diperlebar mengikuti lebar jalan ialah:
1. Pertumbuhan laju lalu lintas
2. Umur jembatan
3. Perubahan kelas jalan
4. Keusakan elemen pada jembatan