Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL
Kampus Bukit Jimbaran, Bali Telp/Fax.: 0361-703385
Laman: www.sipil.unud.ac.id
Email: sipil@unud.ac.id

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2019/2020

Mata Kuliah : Perancangan Bangunan Teknik Sipil


Kode Mata Kuliah : DET 4116
Semester : Genap 2019/2020
Hari/Tanggal : Jumat/ 12 Juni 2020
Pukul : 9 – 12.00
Ruang : On line
Dosen : Made Sukrawa dkk

Catatan: dalam ujian on line mahasiswa tidak diijinkan berkomunikasi dengan temannya. Kalau
ada jawaban yang kalimatnya sangat mirip maka dianggap bekerjasama – nilainya dikurangi.
Jawaban dibuat pada file pdf (soalnya jangan dihapus) dan dikirim via wags PBTS tepat pukul
12:00. Keterlambatan mengirim dapat mengurangi nilai. Do you know one thing most important
in life? Cek link ini setelah ujian tentunya: https://www.youtube.com/watch?v=DOjV_YTSp0I

1. Teknik Lalu lintas, Jalan dan Jembatan (20%)

1.1 Sebuah jembatan akan dibangun pada ruas jalan kolektor luar kota dengan ketentuan: 2/2 UD
dengan lebar jalur lalu-lintas efektif 6,0 m, bahu jalan efektif pada ke dua sisi 1,5 m dan
kapasitas jalan 2709 smp/jam

P embebanan lalu lintas 2 arah pada


1. T ahun 2015 (jalan dibuka) 540 s mp/jam
2. T ahun 2025 (proyeks i) 812 s mp/jam
3. T ahun 2035 (proyeks i) 1806 s mp/jam
4. T ahun 2045 (proyeks i) 3000 s mp/jam

Rencanakan waktu, kapan diperlukannya penambahan lajur lalu lintas dengan


mempertimbangkan ratio volume (V) dan kapasitas (C) pada jam rencana = 0,85

1.2 Gambar/Sket penampang melintang jalan dan jembatan beserta bagian-bagiannya!

1.3 Sebutkan tipe-tipe jembatan yang ada dan jelaskan mengapa jembatan balok merupakan tipe
jembatan yang paling banyak digunakan?
2. Hidraulika (15%)

2.1 Mengapa pondasi jembatan perlu diperiksa terhadap bahaya gerusan?

2.2 Jelaskan bagaimana cara menghitung gerusan pada pilar jembatan dan abutmen dengan
menggunakan HEC-RAS. Cantumkan apa saja hal yang penting yang perlu dimasukkan dalam
software tersebut dan bagaimana cara membaca hasil gerusan pada HEC RAS

3. Struktur atas (20%)

3.1 Sebutkan dan jelaskan jenis dan besaran beban yang anda kerjakan untuk merancang balok
jembatan dan jelaskan bagaimana proses perhitungan momen, gaya lintang dan penulangan balok
pada jembatan

3.2 Apa perbedaan metode konvensional dan empiris pada perencanaan pelat lantai kendaraan?

4. Struktur bawah dan Pondasi (20%)

4.1 Untuk menghitung beban/gaya horisontal akibat beban tanah maka diperlukan parameter
tanah tertentu. Sebutkan parameter minimal yang perlu diketahui.

4.2 Koefisien tanah lateral adalah koefisisen distribusi tekanan vertikal ke arah horisontal. Bila
tanah memiliki sudut geser tanah sebesar 30 derajat, hitung Ka dan Kp

4.3 Jelaskan bagaimana proses perhitungan tulangan pada abutmen/ pangkal selama masa
konstruksi dan setelah jembatan berfungsi

4.4 Persamaan daya dukung pondasi tiang merupakan penjumlahan dari dua komponen seperti
pada persamaan berikut:

Pa = (qc.Ap)/SF1 + (JHP. Klltiang)/SF2

Jelaskan dua komponen yang dimaksud di atas dan jelaskan pula simbol-simbol pada persamaan.

5. Spesifikasi, Metode Pelaksanaan dan RAB (20%)

5.1 Hitunglah besarnya biaya pekerjaan Beton Abudment seperti gambar abutment berikut. Mutu
beton yang digunakan adalah f’c 25. Harga dasar satuan upah, bahan dan alat, serta Analisa
harga satuan yang digunakan sebagai acuan diberikan dalam tabel.
Catatan: tinggi abutmen di gambar 6000 mm
diganti menjadi 6NN cm. Lebar 7000 mm
diganti menjadi 7NN cm. NN adalah 2 digit
terakhir NIM

Harga Dasar satuan Upah Bahan dan alat

No. URAIAN KODE SATUAN HARGA KETERANGAN


( Rp.)

1 Pekerja (L01) Jam 25,000.00


2 Tukang (L02) Jam 26,000.00
3 Mandor (L03) Jam 30,000.00
4 Pasir Beton (Kasar) M01a M3 196,300.00
5 Agregat Pecah Kasar M03 M3 147,000.00
6 Semen / PC (kg) M12 Kg 1,340.00
7 Paku M18 Kg 36,000.00
8 Kayu Perancah M19 M3 1,250,000.00
9 Air M170 Liter 14.65
10 Plastizier' M182 Kg 40,000.00
11 TRUK MIXER E49 Jam 634,104.65
12 CONCRATE MIXING PLANT E80 Jam 938,231.91
13 Concrete Vibrator (E20) Jam 71,222.06
14 Water Tank Truck (E23) Jam 375,162.36
15 Thermocouple (M184) bh 25,000.00
Analisa EI-716b

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK #REF!
NAMA PAKET #REF!
#REF!
PROP / KAB / KODYA #REF!
ITEM PEMBAYARAN NO. :7.1 (6b) PERKIRAAN VOL. PEK. : 1.00
JENIS PEKERJAAN :Beton struktur bervolume besar, fc’ 25 Mpa TOTAL HARGA (Rp.) : 1,815,854.24
SATUAN PEMBAYARAN :M3 % THD. BIAYA PROYEK : #REF!

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) jam 0.4016 24,996.34 10,038.69


2. Tukang (L02) jam 0.6024 25,827.27 15,558.59
3. Mandor (L03) jam 0.0502 30,066.21 1,509.35

JUMLAH HARGA TENAGA 27,106.63

B. BAHAN

1. Semen (M12) Kg 307.9700 1,340.00 412,679.80


2. Pasir Beton (M01a) M3 0.6104 196,300.00 119,831.00
3. Agregat Kasar (M03) M3 0.7944 147,000.00 116,773.76
4. Kayu Perancah (M19) M3 0.4000 1,250,000.00 500,000.00
5. Paku (M18) Kg 4.8000 36,000.00 172,800.00
945 6. Air (M170) Ltr 190.5500 14.65 2,791.56
1210 7. Plastizier (M182) Kg 0.9239 40,000.00 36,956.40

JUMLAH HARGA BAHAN 1,361,832.51

C. PERALATAN

1. Concrete Mixing Plant (E80) jam 0.0502 0.00 0.00


2 Truck Mixer (E49) jam 0.2382 634,104.65 151,071.59
3 Concrete Vibrator (E20) jam 0.3012 71,222.06 21,452.43
4 Water Tank Truck (E23) jam 0.0382 375,162.36 14,313.42
5 Thermocouple (M184) buah 3.0000 25,000.00 75,000.00
6 Alat Bantu Ls 1.0000 0.00 0.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 261,837.44

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 1,650,776.58


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 165,077.66
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 1,815,854.24
Note: 1 Satuan dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas perkiraan setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan
dari nomor mata pembayaran. Harga Satuan yang disampaikan Penyedia Jasa tidak dapat diubah kecuali
terdapat Penyesuaian Harga (Eskalasi/Deskalasi) sesuai ketentuan dalam Instruksi Kepada Peserta Lelang
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.

5.2 Jelaskan pengertian dan komponen dari Spesifikasi Teknis Jembatan

5.3 Jelaskan pengertian dari Metoda Pelaksanaan dan buat contoh metode pelaksanaan
Jemabatan Balok Beton yang dibangun menyebrangi sungai dengan tebing yang dalam (gunakan
kata kunci berikut: precetak, cor di tempat, perancah sementara, waktu pelaksanaan, peralatan
dsb).
6. Kerjasama (5%)
Jelaskan bagaimana proses pengerjaan tugas PBTS ini bersama anggota group.

7. BONUS (5%)
Lebar jembatan biasanya dibuat lebih kecil dari lebar jalan karena harga jembatan lebih mahal
dari harga jalan. Dalam konteks ini faktor apa saja yang harus dipertimbangkan agar di kemudian
hari struktur jembatan dapat diperlebar mengikuti lebar jalan?
JAWABAN

1. TEKNIK LALU LINTAS, JALAN DAN JEMBATAN


1.1
1.2 Gambar sket penampang melintangg jalan dan jembatan beserta bagiannya

1.3 Jenis- jenis jembatan antara lain :


 Jembatan lengkung (arch bridge)
 Jembatan gelagar (beam bridge)
 Jembatan Kabel (cable-stayed)
 Jembatan gantung (suspension bridge)
 Jembatan Beton Prategang (prestressed concrete bridge)
 Jembatan box girder

Mengapa jembatan balok merupakan tipe jembatan yang paling banyak digunakan
karena jembatan balok sederhana mudah untuk dibangun dan tidak memerlukan biaya
besar seperti jenis jembatan yang lainnya.
2. HIDRAULIKA
2.1 Pondasi jembatan perlu ditinjau dari bahaya gerusan dikarenakan gerusan yang terjadi
pada pondasi jembatan dapat menyebebkan degradasi konstruksi dan kehilangan tahanan friksi
yang berakibat pada ketidakstabilan jembatan. Lalu bersamaan dengan pengaruh likuifaksi akibat
getaran dari kendaraan yang melintasi konstruksi jembatan, gerusan dapat menyebabkan
kerusakan dan keruntuhan jembatan.

2.2 Cara menghitung gerusan pada pilar jembatan dan abutmen dengan HEC-RAS &
komponen yang perlu dimasukkan dalam software :

Simulation Plan

1. Aktifkan layar Steady Flow Analysis. Pilih “Jembatan” pada pilihan Geometry File.
2. Aktifkan layar editor Steady Flow Data. Masukkan data debit pada setiap batas hulu reach.
Simpan file data aliran permanen (steady flow data) yang baru dibuat ini ke dalam file
dengan judul “Gerusan lokal di pilar jembatan”.
3. Definisikan syarat batas hilir di setiap reach dengan mengklik tombol Reach Boundary
Conditions… yang ada pada layar editor Steady Flow Data. Pilih Rating Curve sebagai batas
hilir reach Hilir dan reach Kanal Banjir. Masukkan angka-angka koordinat rating curve
4. Kembali ke layar Steady Flow Analysis dan tambahkan kalimat seperlunya di bagian Plan
Description. Simpan file Plan dengan judul “Gerusan lokal di sekitar pilar jembatan” dan
ShortID “BridgeScour”
5. Flow Optimization, pada layar Steady Flow Analysis, pilih menu Options | Flow
Optimizations … dan klik pada Junction Gelang.
6. Flow Distribution, pada layar Steady Flow Analysis, pilih menu Options | Flow Distribution
Locations … Pilih River, Reach Hulu. Pilih Upstream RS 5920 dan Downstream RS 5875
(lihat Gambar 5). Pilihan ini akan menetapkan cross section nomor 5920, 5905, 5900, 5890,
dan 5875 sebagai tampang lintang yang akan dihitung distribusi alirannya. HEC-RAS
sebenarnya hanya memerlukan distribusi aliran di cross section 5920, 5905, dan 5900, namun
tidak ada salahnya untuk melakukannya pula pada tampang lintang di hilir jembatan, yaitu
cross section 5890 dan 5875. Bahkan, dapat pula dilakukan pada semua cross section. Klik
tombol Set Selected Range untuk mengeksekusi pembagian cross section tersebut.
7. Kedalaman Bridge Scour
Hitungan kedalaman bridge scour dilakukan melalui menu Run | Hydraulic Design Functions
… atau dengan mengklik papan tombol ke-13 dari kiri pada layar utama HEC-RAS. Apabila
layar belum menunjukkan Hydraulic Design | Bridge Scour, pilih menu Type | Bridge Scour
….
Pada layar Bridge Scour, pilih River Sungai dan Reach Hulu. Layar seharusnya sudah
menunjukkan Profile PF 1 dan River Sta.
HEC-RAS menyediakan 3 pilihan hitungan scour, yaitu Contraction, Pier, dan Abutment.
 Contraction Scour
Data yang dibutuhkan untuk menghitung contraction scour hampir semua telah secara
automatis diambil sendiri oleh HEC-RAS dari output hasil hitungan aliran di 3 cross
section, yaitu di jembatan, di hulu jembatan, dan di approach flow. Data yang
diinputkan oleh pengguna adalah d50 dalam satuan milimeter dan koefisien K1.
Contraction scour dapat dihitung dengan mengklik tombol Compute sekarang atau
setelah penginputan data untuk hitungan pier scour dan abutment scour selesai
dilakukan. Saat tombol Compute diklik, HEC-RAS melakukan hitungan contraction,
pier, dan abutment scour. Oleh karena itu, di sini input data untuk ketiga hitungan
scour akan diselesaikan lebih dulu, baru dilakukan hitungannya.
 Pier Scour
HEC-RAS menghitung pier scour dengan persamaan CSU (California State
University) atau Froehlich. Dalam contoh ini, pier scour dihitung dengan persamaan
CSU
Data yang diinputkan oleh pengguna ada 4 jenis, yaitu bentuk pilar, sudut datang
aliran menuju ke pilar (Angle), bentuk dasar sungai (K3), dan diameter sedimen
(D95).
Abutment Scour
HEC-RAS menghitung abutment scour di pangkal jembatan kiri dan kanan secara
terpisah. HEC-RAS memakai persamaan HIRE atau Froehlich untuk menghitung
abutment scour. Pengguna dapat memilih persamaan yang dipakai untuk menghitung
abutment scour atau menyerahkan pemilihannya kepada HEC-RAS dengan
menginputkan Default pada isian Equation.
Pengguna memasukkan data jenis pangkal jembatan dengan memilih salah satu dari 3
jenis, yaitu vertical abutment, vertical abutment with wing walls, atau spill-through
abutment. Selain itu, pengguna memasukkan sudut pangkal jembatan terhadap arah
aliran sebagai data Skew dalam satuan derajat. Skew 90 jika pangkal jembatan
menjorok ke dalam sungai tegak lurus arah aliran, < 90 apabila pangkal jembatan
menjorok miring ke arah hilir, dan > 90 apabila pangkal jembatan menjorok miring ke
arah hulu.Total Bridge Scour.
 Total Bridge Scour
Setelah semua data contraction, pier, dan abutment diinputkan, hitungan kedalaman
scour di masing-masing bagian (contraction scour, scour di setiap pier, dan scour di
kiri dan kanan abutment) dilakukan dengan mengklik tombol Compute.
Kedalaman scour adalah kombinasi dari setiap bagian.
o Kedalaman scour akibat penyempitan alur (contraction scour) ditambah
kedalaman scour di setiap pilar (pier scour).
o Kedalaman scour akibat penyempitan alur (contraction scour) ditambah
dengan kedalaman scour di setiap pangkal jembatan (pangkal jembatan kiri
dan pangkal jembatan kanan).
Cara membaca hasil HECRAS
Hasil hitungan bridge scour disajikan dalam bentuk grafis dan resume atau ringkasan
Tabel di bawah ini merangkum hasil hitungan bridge scour di atas.

Tabel 1: Estimasi kedalaman bridge scour


Abutment Abutment
Scour (m) kiri Pilar #1 Pilar #2 kanan
Contraction 0.30 0.18 0.18 0.30
Abutment/pier 2.60 1.35 1.35 2.60
Total 2.90 1.53 1.53 2.90
Hasil hitungan pada contoh di sini menunjukkan kedalaman scour di semua pier sama. Hal ini
disebabkan paramater aliran di setiap pier, yang diperoleh dari distribusi aliran (Flow
Distribution Location) di setiap pilar adalah sama. Kedalaman scour di setiap pier tidak selalu
sama, bergantung pada parameter aliran di setiap pier. Itulah sebabnya, opsi Flow Distribution
Location pada simulasi steady flow analysis harus diaktfikan untuk menghitung parameter aliran
di setiap pias.

Demikian pula, hasil hitungan pada contoh di sini menunjukkan kedalaman scour di pangkal
jembatan kiri dan kanan adalah sama. Ini disebabkan geometri pangkal jembatan kiri dan kanan
(data abutment) adalah sama dan, kebetulan, parameter aliran di pias pangkal jembatan kiri dan
kanan juga sama.
3. Struktur Atas

3.1 Beban beban yang bekerja pada jembatan :

1.) Beban Berat Sendiri

2.) Beban Mati Tambahan

3.) Beban Lalu Lintas

4.) Beban Angin

6.) Gaya Rem

Setelah beban pada setiap jenis beban dihitung berdasarkan SNI 1725 2016 maka beban beban
tersebut di aplikasikan pada balok. Setelah setiap jenis beban di aplikasikan pada balok maka
gaya lintang dan momen lentur pada balok dapat ditentukan. Hasil momen lentur dan gaya
lintang dari setiap beban di rekap kemudian di kombinasikan. Pada kombinasi beban beban
tersebut setiap jenis beban dikalikan dengan factor bebannya. Setelah hasil gaya lintang dan
momen lentur dikalikan dengan factor beban maka gaya lintang dan momen lentur yang telah
dikalikan factor beban dijumlahkan. Hasil dari penjumlahan tersebut merupakan gaya lintang
ultimit (Vu) dan momen lentur ultimit (Mu). Setelah didapatkan nilai Vu dan Mu maka tulangan
lentur dan tulangan geser dari balok tersebut dapat dihitung. Setalah didapatkan luas tulangan
yang diperlukan maka selanjutnya digambang penampang dari balok tersebut yang telah terdapat
tulangan.

3.2 Perbedaan dari metode konvensional dan metode empiris pada perencanaan pelat lantai
kendaraan adalah, perencanaan pelat lantai kendaraan dengan metode konvensional dilaksanakan
berdasarkan kesepakatan atau peraturan yang sudah ada. Untuk perencanaan pelat lantai kendaraan
menggunakan metode empiris dimana perencanaan pelat dilaksanakan secara coba-coba. Sebelum
adanya peraturan ditetapkan, pembangunan jembatan dibangun dengan menggunakan metode
empiris atau secara coba-coba akibatnya konstruksi jembatannya tidak kokoh mengakibatkan
jembatan mengalami kegagalan struktur.

Yang membedakan antara metode konvensional dan empiris dalam menghitung tulangan pelat
adalah sebagai berikut :

Pada perhitungan tulangan pelat lantai dengan metode konvensional beban beban yang bekerja
pada pelat lantai diperhitungkan terlebih dahulu, kemudian didapatkan momen lentur pada pelat.
Setelah didapatkan momen lentur pada pelat, tulangan pelat dapat dihitung berdasarkan konsep
tulangan lentur (identic seperti balok).
Pada perhitungan tulangan pelat lantai dengan metode empiris, beban beban yang bekerja tidak
diperhitungkan, untuk menentukan tulangan menggunakan metode empiris maka digunakan
suatu persamaan empiris yang langsung dapat menentukan tulangan pelat yang diperlukan.
Namun dalam penggunaan metode empiris beberapa persyaratan seperti tebal minimum, jarak
tulangan minimum, kuat tekan minimum, tebal selimut beton harus dipenuhi terlebih dahulu
berdasarkan persyaratan yang ditentukan oleh Lembaga yang menerbitkan rumus empiris.

4.1 Penyelesaian :

Parameter minimal yang diperlukan untuk menghitung beban/ gaya horizontal akibat beban
tanah yaitu :

Parameter Lapangan : CPT, SPT dan VST

Parameter Laboratorium : sudut geser tanah (∅), Berat jenis tanah (γs, γ’), Berat beban (q),
tekanan tanah aktif (Ka), Panjang Abutment (By), Tinggi Abutment (H), Settlement (Cv, Cc, eo)
serta Kohesi (c).

4.2 Penyelesaian :

Diketahui :

sudut geser tanah : 30 derajat


1−sin ∅ 1−sin 30°
Ka = 1+sin ∅ = 1+sin 30° = 0,333

Dengan menggunakan rumus :


∅ 30
Ka = tan2 (45° − 2) = tan2(45° − ) = 0,333
2

1 1
Kp = 𝐾𝑎 = 0,333 = 3,003

4.3 Proses Perhitungan Penulangan pada Abutmen

Proses perhitungan Penulangan Abutment yaitu pertama membuat analisa beban ultimate dan
menentukan momen rencana ultimit pada masing-masing bagian abutment (Back wall, corbel,
breast wall, wing wall, dan pile cap)

Selanjutnya

Menghitung penulangan utama dengan mencari rasio tulangn


𝑓′ 𝑐 600
1. 𝜌𝑏 = 0.85 ∗ ∗ 𝛽1 ∗
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦

𝜌 max = 0,75 ∗ 𝜌𝑏
1
∗ 0.75 ∗ 𝜌𝑏 ∗ 𝑓𝑦
𝑅𝑚𝑎𝑥 = 𝜌 max∗ 𝑓𝑦 ∗ (1 − 2 )
0.85 ∗ 𝑓′𝑐
2. Menghitung momen nominal rencana Mn = Mu/ Ф
𝑀𝑛
3. Menghitung faktor tahanan momen 𝑅𝑛 = 𝑏𝑑2
4. Jika Rn<Rmax
5. Menghitung
𝑓′𝑐 2. 𝑅𝑛
𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0.85 (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85𝑓 ′ 𝑐
6. Menghitung
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 =
𝑓𝑦
7. Menghitung As perlu dengan
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 ∗ 𝑏 ∗ 𝑑
8. Menentukan diameter yang digunakan
9. Menghitung jumlah tulangan dan menentukan jarak antar tulangan
𝑏
𝑠= ∗ 𝐴𝑠𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢

Menghitung Jumlah Tulangan Bagi

1. Tulangan bagi diambil 50% dari tulangan utama


2. Sehingga As’=0,5As
3. Menentukan diameter yang digunakan
4. Menghitung jumlah tulangan dan menentukan jarak antar tulangan

Menghitung Tulangan geser


1. Menentukan gaya geser ultimit
2. Menghitung Vc dengan Faktor reduksi kekuatan geser Ф = 0,75
1
𝑉𝑐 = √𝑓′𝑐 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑
6
3. Jika ФVc < Vn, maka diperlukan tulangan geser
𝑉𝑠 = 𝑉𝑛 − 𝑉𝑐
4. Menentukan diameter tulangan digunakan
5. Menghitung jarak tulangan
𝐴𝑣 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝑑
𝑆=
𝑉𝑠

4.4 Jawaban :

Untuk komponen (qc.Ap) merupakan perhitungan tekanan ujung tiang pancang berdasarkann
hasil sondir dimana :

qc = Nilai tahanan konus pada ujung tiang pancang

Ap = Luas dasar tiang pancang

Untuk komponen (JHP.Klltiang) merupakan nilai hambatan lekat umumnya diberikan dengan
nilai kumulatif.

JHP = Jumlah Hambatan Lekat

Klltiang = Keliling tiang

Untuk SF 1 dan SF 2 merupakan Safety Factor.


𝑞𝑐 . 𝐴𝑝 𝐽𝐻𝑃 .𝐾𝑙𝑙𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔
Salah satu rumus penggunaannya yaitu : 𝑃𝑎 = +
3 5
5. Spefikasi Metode Pelaksanaan dan RAB
5.1 RAB pekerjaan Beton Abudment
nim 78
tinggi breast 6780
by 7780

luas mm2 m2
luas back wall 20280579.2 20.28058
luas breast wall 99117680 99.11768
pile cap 14368000 14.368
wing wall 1 163252000 163.252
wing wall 2 174735000 174.735

volume pengecoran mm3 m3


pile cap 10580800000 10.5808
breast wall 44308656000 44.30866
back wall 8659140000 8.65914
wing wall 400 31188000000 31.188
wingwall 750 58477500000 58.4775

NO PEKERJAAN VOLUME UNIT HARGA SATUAN PER UNIT HARGA TOTAL


A BEKESTING
1 luas back wall 20.280579 m2 Rp 672,800.00 Rp 13,644,773.69
2 luas breast wall 99.11768 m2 Rp 672,800.00 Rp 66,686,375.10
3 pile cap 14.368 m2 Rp 672,800.00 Rp 9,666,790.40
4 wing wall 1 163.252 m2 Rp 672,800.00 Rp 109,835,945.60
5 wing wall 2 174.735 m2 Rp 672,800.00 Rp 117,561,708.00
TOTAL Rp 317,395,592.79

B PENGECORAN
1 pile cap 10.5808 m3 Rp 400,473.00 Rp 4,237,324.72
2 breast wall 44.308656 m3 Rp 400,473.00 Rp 17,744,420.39
3 back wall 8.65914 m3 Rp 400,473.00 Rp 3,467,751.77
4 wing wall 400 31.188 m3 Rp 400,473.00 Rp 12,489,951.92
5 wingwall 750 58.4775 m3 Rp 400,473.00 Rp 23,418,659.86
TOTAL Rp 61,358,108.67

5.2 pengertian dan Komponen Spesifikasi Jenis Jembatan


Spesifikasi merupakan uraian terperinci mengenai persyaratan kualitas material, metode
kerja dan standar kualitas pekerjaan yang harus diberikan oleh kontraktor. Spesifikasi merupakan
bagian dari dokumen kontrak dalam suatu pekerjaan konstruksi.
Komponen persyaratan teknis Jembatan
- Divisi Umum
- Divisi Drainase
- Divisi Perkerasan tanah
- Divisi Pelebaran perkerasan dan bahu jalan
- Divisi Perkerasan berbutir
- Divisi Perkerasan aspal
- Divisi Struktur
- Divis Pengembalian kondisi dan pekerjaan minor
- Divisi Pekerjaan harian
- Divisi Pekerjaan pemeliharaan rutin
Secara umum spesifikasi struktur penulisan atau sistematika penulisan yang digunakan
dalam semua divisi kecuali Divisi Umum yaitu :
- Umum
- Persyaratan
- Pelaksanaan
- Pengendalian mutu
- Pengukuran dan pembayaran
5.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Konstruksi adalah Metode yang dibuat
dengan cara teknis yang menggambarkan penguasaan penyelesaian pekerjaan yang
sistematis dari awal sampai akhir yang meliputi tahapan/urutan pekerjaan utama dan
uraian cara kerja dari masing-masing jenis kegiatan pekerjaan utama yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis, serta bagaimana tahapan dalam metode
pelaksanaan pekerjaan harus relevan antara metode pelaksanaan pekerjaan dengan
jadwal/jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan analisa teknis satuan pekerjaan. Tahap
Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah bangunan
yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan shop drawing.
A. Pekerjaaan Persiapan
Pada pekerjaan persiapan ini ada dua sub bidang pekerjaan yang akan
dilaksanakan, sub bidang pekerjaan tersebut antara lain Mobilisasi alat dan pekerja
ke lokasi pembangunan dan pekerjaan Pengukuran dan leveling(Uitzet).
1. Mobilisasi Alat dan Pekerja
Tahap awal pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan memobilisasi semua keperluan
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan seperti tenaga kerja
lapangan, personil inti dan alat kerja. Proses mobilisasi alat berada
dilakukan secara betahap sesuai keperluaannya sehingga tidak ada alat yang
menumpuk tidak terpakai sehingga berpotensi menghambat pelaksanaan
dilapangan. Proses mobilisasi pada jembatan ini meliputi :
Tenaga Kerja:
- Personil inti lapangan.
- Tenaga kerja harian
Bahan:
- Papan nama proyek
- Direksi Keet
- Pagar sementara
- Tenda pengecoran
- Rambu lalu lintas
- Lampu pengaman.
Peralatan:
- Excavator
- Vibrator roller
- Tandem roller
- Tire Roller
- Asphalt finishe
- Asphalt sprayer
- Genset
- Stamper
- Concrete Vibrator
- Air Compressor
- Mobil crane
- Mobil Concrete Pump
- Bar bender
- Bar cutter
- Boogey trailer
2. Pekerjaan Pengukurandan Levelling
Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis pekerjaan
yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu
bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan. Pekerjaan ini berupa
pengukuran dilokasi bangunan sesuai dengan gambar rencana
bangunan/jembatan. Hasil dari pengukuran ini berupa garis-garis lurus yang
menunjukkan sumbu-sumbu bangunan yang diperoleh dengan menghubungkan
titik-titik hasil pengukuran.
B. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian tanah abutmen, urugan tanah kembali dan
pemadatan. Pekerjaan Galian dilaksanakan menggunakan excavato.Tanah hasil
galian galian excavator dituang ke dalam dump truck dan dibuang ke areal
pembuangan. Selama pembuangan dengan dump truck, tanah hasil galian ditutup
dengan terpal sehingga tidak berceceran dijalan yang dilaluinya. Setelah tiba
dilokasi pembuangan tanah diturunkan dan dumptruck Kembali ke lokasi penggalian.
Jumlah dumptruck disesuaikan dengan kapasitas produksi excavator sehingga tidak
terjadi spot delay untuk masing-masing alat yang dipakai.
C. Pekerjaan Struktur
1. Pelaksanaan Struktur Bawah
Setelah pekerjaan pengukuran dan galian selesai, tahap berikutnya adalah
pelaksanaan pekerjaan pondasi. Setelah proses pemancangan pondasi selesai
dilakukan, pekerjaan selanjutnya adalah pembesian pile cap yang diiringi
dengan pekerjaan bekisting untuk abutmen jembatan. Setelah pekerjaan
pembesian dan pekerjaan bekisting selesai dan sudah disetujui oleh konsultan
pengawas, selanjutnya dapat dilaksanakan proses pengecoran. Kemudiaan
dilakukan proses yang sama hingga pekerjaan abutmen jembatan selesai.
2. Pelaksanaan Struktur Atas
Pekerjaan Bekisting Gelagar, Diafragma, Plat Lantai; Penulangan Gelagar,
Diafragma, Plat Lantai; Pengecoran Gelagar, Diafragma, Plat Lantai.
D. Pekerjaan Beton
Pekerjaan meliputi pembuatan perkerasan jalan beton K-300. Peralatan yang
digunakan antara lain:Concrete Vibrator, Concrete Pump, ConcreteCutter.
E. Perkerasan Aspal
Setelahperkerasan jalanbetonselesaidikerjakandanmemiliki umuryang memenuhi
syarat untukpelapisan laston maka Pekerjaan perkerasan aspal dapat dimulai.

6. Proses pengerjaan tugas Perencanaan Bangunan Teknik Sipil pada kelompok kami,dimana
tugas ini berisi tentang bagaimana merancang sebuah infrastruktur transportasi dalam hal ini
adalah jembatan dibagi menjadi beberapa tahap sesuai dengan arahan Dosen pembimbing.
Taha p awal yang dikerjakan saat tugas ini diterima adalah melakukan survey lokasi ke
jembatan yang sudah ditentukan bersama semua anggota kelompok. Kelompok kami memilih
Jembatan Tukad Badung (Jalan Pulau Biak). Survey dilakukan dengan mencatat parameter
parameter ukuran jembatan yang terlihat seperti panjang jembatan, lebar jembatan, ruas jalan,
tinggi jembatan, ukutan trotoar, ukuran pembatas jalan dan detail lain seperti ukuran balok gelagar,
jarak balok gelagar, ukuran balok difragma dan hal lain dalam hal struktur atas jembatan. Dalam
hidraulika dihitung lebar sungai, tinggi Muka Air Normal (MAN) dan Muka Air Banjir (MAB).
Dalam transportasi dihitung arus kendaraan yang melewati jembatan dalam satu jam saat
jam padat. Setelah berbagai data terkumpul dilakukan proses Perancangan Jembatan dengan
menggunakan refrensi dari Dosen Pengajar, dimulai dari pengolahan Pembebanan Jembatan yang
dengan menghitung berat sendiri jembatan, berat mati tambahan, berat hidup dari jembatan dengan
menggunakan ukuran rencana sesuai yang dilihat dan dicatat di lapangan.
Tahap selanjutnya menghitung Penulangan dari Jembatan dengan menggunakan data dari
pembebanan. Lalu perhitungan struktur bawah (abutmen) setelah itu merencanakan pondasi dari
abutmen dengan berbagai parameter yang kondisi aman diperhitungkan. Dalam tahap percangan
juga dilakukan penggambaran sketsa jembatan dengan auto cad.
Setiap anggota kelompok memiliki tugasnya masing masing namun tetap mingukuti proses
pengerjaan yang dilakukan temannya agar setiap anggota kelompok mampu mengerti setiap proses
dari pengerjaan.
Hingga pada akhirnya tahap selesai dan dengan menulis laporan individu, setiap anggota
kelompok mampu belajar proses pengerjaan yang dilakukan. Walau di masa pandemi Covid-19
ini proses diskusi hanya bisa dilakukan melalui virtual tanpa tatap muka langsung namun diskusi
kelompok tetap berjalan dengan baik sehingga tugas Perancangan Bangunan Teknik Sipil ini dapat
kami selesaikan
7. Faktor yang harus dipertimbangkan agar dikemudian hari struktur jembatan dapat
diperlebar mengikuti lebar jalan ialah:
1. Pertumbuhan laju lalu lintas
2. Umur jembatan
3. Perubahan kelas jalan
4. Keusakan elemen pada jembatan

Anda mungkin juga menyukai