Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL
Kampus Bukit Jimbaran, Bali Telp/Fax.: 0361-703385
Laman: www.sipil.unud.ac.id
Email: sipil@unud.ac.id

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2019/2020


Mata Kuliah : Perancangan Bangunan Teknik Sipil
Kode Mata Kuliah : DET 4116
Semester : Genap 2019/2020
Hari/Tanggal : Jumat/ 12 Juni 2020
Pukul : 9 – 12.00
Ruang : On line
Dosen : Made Sukrawa dkk
Catatan: dalam ujian on line mahasiswa tidak diijinkan berkomunikasi dengan
temannya. Kalau ada jawaban yang kalimatnya sangat mirip maka dianggap
bekerjasama – nilainya dikurangi.
Jawaban dibuat pada file pdf (soalnya jangan dihapus) dan dikirim via wags PBTS
tepat pukul 12:00. Keterlambatan mengirim dapat mengurangi nilai. Do you know
one thing most important in life? Cek link ini setelah ujian tentunya:
https://www.youtube.com/watch?v=DOjV_YTSp0I

1. Teknik Lalu lintas, Jalan dan Jembatan (20%)


1.1 Sebuah jembatan akan dibangun pada ruas jalan kolektor luar kota dengan
ketentuan: 2/2 UD dengan lebar jalur lalu-lintas efektif 6,0 m, bahu jalan efektif
pada ke dua sisi 1,5 m dan kapasitas jalan 2709 smp/jam
P embebanan lalu lintas 2 arah pada
1. T ahun 2015 (jalan dibuka) 540 s mp/jam
2. T ahun 2025 (proyeks i) 812 s mp/jam
3. T ahun 2035 (proyeks i) 1806 s mp/jam
4. T ahun 2045 (proyeks i) 3000 s mp/jam

Rencanakan waktu, kapan diperlukannya penambahan lajur lalu lintas dengan


mempertimbangkan ratio volume (V) dan kapasitas (C) pada jam rencana = 0,85
1.2 Gambar/Sket penampang melintang jalan dan jembatan beserta bagian-
bagiannya!
1.3 Sebutkan tipe-tipe jembatan yang ada dan jelaskan mengapa jembatan balok
merupakan tipe jembatan yang paling banyak digunakan?

2. Hidraulika (15%)
2.1 Mengapa pondasi jembatan perlu diperiksa terhadap bahaya gerusan?
2.2 Jelaskan bagaimana cara menghitung gerusan pada pilar jembatan dan abutmen
dengan menggunakan HEC-RAS. Cantumkan apa saja hal yang penting yang perlu
dimasukkan dalam software tersebut dan bagaimana cara membaca hasil gerusan
pada HEC RAS
3. Struktur atas (20%)
3.1 Sebutkan dan jelaskan jenis dan besaran beban yang anda kerjakan untuk
merancang balok jembatan dan jelaskan bagaimana proses perhitungan momen,
gaya lintang dan penulangan balok pada jembatan
3.2 Apa perbedaan metode konvensional dan empiris pada perencanaan pelat lantai
kendaraan?
4. Struktur bawah dan Pondasi (20%)
4.1 Untuk menghitung beban/gaya horisontal akibat beban tanah maka diperlukan
parameter tanah tertentu. Sebutkan parameter minimal yang perlu diketahui.
4.2 Koefisien tanah lateral adalah koefisisen distribusi tekanan vertikal ke arah
horisontal. Bila tanah memiliki sudut geser tanah sebesar 30 derajat, hitung Ka dan
Kp
4.3 Jelaskan bagaimana proses perhitungan tulangan pada abutmen/ pangkal selama
masa konstruksi dan setelah jembatan berfungsi
4.4 Persamaan daya dukung pondasi tiang merupakan penjumlahan dari dua
komponen seperti pada persamaan berikut:
Pa = (qc.Ap)/SF1 + (JHP. Klltiang)/SF2
Jelaskan dua komponen yang dimaksud di atas dan jelaskan pula simbol-simbol
pada persamaan.

5. Spesifikasi, Metode Pelaksanaan dan RAB (20%)


5.1 Hitunglah besarnya biaya pekerjaan Beton Abudment seperti gambar abutment
berikut. Mutu beton yang digunakan adalah f’c 25. Harga dasar satuan upah, bahan
dan alat, serta Analisa harga satuan yang digunakan sebagai acuan diberikan dalam
tabel.

Catatan: tinggi abutmen di gambar 6000 mm


diganti menjadi 6NN cm. Lebar 7000 mm
diganti menjadi 7NN cm. NN adalah 2 digit
Harga Dasar satuan Upah Bahan dan alat

No. URAIAN KODE SATUAN HARGA KETERANGAN


( Rp.)

1 Pekerja (L01) Jam 25,000.00


2 Tukang (L02) Jam 26,000.00
3 Mandor (L03) Jam 30,000.00
4 Pasir Beton (Kasar) M01a M3 196,300.00
5 Agregat Pecah Kasar M03 M3 147,000.00
6 Semen / PC (kg) M12 Kg 1,340.00
7 Paku M18 Kg 36,000.00
8 Kayu Perancah M19 M3 1,250,000.00
9 Air M170 Liter 14.65
10 Plastizier' M182 Kg 40,000.00
11 TRUK MIXER E49 Jam 634,104.65
12 CONCRATE MIXING PLANT E80 Jam 938,231.91
13 Concrete Vibrator (E20) Jam 71,222.06
14 Water Tank Truck (E23) Jam 375,162.36
15 Thermocouple (M184) bh 25,000.00

Analisa EI-716b

FORMULIR STANDAR UNTUK


PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN

PROYEK :
No. PAKET KONTRAK #REF!
NAMA PAKET #REF!
#REF!
PROP / KAB / KODYA #REF!
ITEM PEMBAYARAN NO. :7.1 (6b) PERKIRAAN VOL. PEK. : 1.00
JENIS PEKERJAAN :Beton struktur bervolume besar, fc’ 25 Mpa TOTAL HARGA (Rp.) : 1,815,854.24
SATUAN PEMBAYARAN :M3 % THD. BIAYA PROYEK : #REF!

PERKIRAAN HARGA JUMLAH


NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

A. TENAGA

1. Pekerja (L01) jam 0.4016 24,996.34 10,038.69


2. Tukang (L02) jam 0.6024 25,827.27 15,558.59
3. Mandor (L03) jam 0.0502 30,066.21 1,509.35

JUMLAH HARGA TENAGA 27,106.63

B. BAHAN

1. Semen (M12) Kg 307.9700 1,340.00 412,679.80


2. Pasir Beton (M01a) M3 0.6104 196,300.00 119,831.00
3. Agregat Kasar (M03) M3 0.7944 147,000.00 116,773.76
4. Kayu Perancah (M19) M3 0.4000 1,250,000.00 500,000.00
5. Paku (M18) Kg 4.8000 36,000.00 172,800.00
6. Air (M170) Ltr 190.5500 14.65 2,791.56
7. Plastizier (M182) Kg 0.9239 40,000.00 36,956.40

JUMLAH HARGA BAHAN 1,361,832.51

C. PERALATAN

1. Concrete Mixing Plant (E80) jam 0.0502 0.00 0.00


2 Truck Mixer (E49) jam 0.2382 634,104.65 151,071.59
3 Concrete Vibrator (E20) jam 0.3012 71,222.06 21,452.43
4 Water Tank Truck (E23) jam 0.0382 375,162.36 14,313.42
5 Thermocouple (M184) buah 3.0000 25,000.00 75,000.00
6 Alat Bantu Ls 1.0000 0.00 0.00

JUMLAH HARGA PERALATAN 261,837.44

D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A + B + C ) 1,650,776.58


E. OVERHEAD & PROFIT 10.0 % x D 165,077.66
F. HARGA SATUAN PEKERJAAN ( D + E ) 1,815,854.24
Note: 1 Satuan dapat berdasarkan atas jam operasi untuk Tenaga Kerja dan Peralatan, volume dan/atau ukuran
berat untuk bahan-bahan.
2 Kuantitas satuan adalah kuantitas perkiraan setiap komponen untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan
dari nomor mata pembayaran. Harga Satuan yang disampaikan Penyedia Jasa tidak dapat diubah kecuali
terdapat Penyesuaian Harga (Eskalasi/Deskalasi) sesuai ketentuan dalam Instruksi Kepada Peserta Lelang
3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator.
4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi tidak termasuk PPN
yang dibayar dari kontrak) dan biaya-biaya lainnya.
5.2 Jelaskan pengertian dan komponen dari Spesifikasi Teknis Jembatan
5.3 Jelaskan pengertian dari Metoda Pelaksanaan dan buat contoh metode
pelaksanaan Jemabatan Balok Beton yang dibangun menyebrangi sungai dengan
tebing yang dalam (gunakan kata kunci berikut: precetak, cor di tempat, perancah
sementara, waktu pelaksanaan, peralatan dsb).

6. Kerjasama (5%)
Jelaskan bagaimana proses pengerjaan tugas PBTS ini bersama anggota group.

7. BONUS (5%)
Lebar jembatan biasanya dibuat lebih kecil dari lebar jalan karena harga jembatan
lebih mahal dari harga jalan. Dalam konteks ini faktor apa saja yang harus
dipertimbangkan agar di kemudian hari struktur jembatan dapat diperlebar
mengikuti lebar jalan?
1.1
1.2 Gambar/Sket penampang melintang jalan dan jembatan beserta
bagian-bagiannya.

1.3 Tipe-tipe jembatan yang ada dan penjelasan mengapa jembatan balok
merupakan tipe jembatan yang paling banyak digunakan
1. Jembatan Ditinjau Dari Material Yang Digunakan
a. Jembatan Beton (Concrete Bridge)
b. Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge)
c. Jembatan Kayu (Log Bridge)
d. Jembatan Baja (Steel Bridge)
e. Jembatan Komposit (Composite Bridge)
f. Jembatan Bambu
g. Jembatan Pasangan Batu Kali/Bata

2. Jembatan Ditinjau Dari Analisa Struktur Konstruksi


a. Jembatan Statis Tertentu
b. Jembatan Statis Tak Tentu

3. Jembatan Ditinjau Dari Fungsi Atau Kegunaannya


a. Jembatan untuk lalu lintas biasa atau umum
b. Jembatan Untuk Lalu Lintas Kereta Api
c. Jembatan Berfungsi Ganda
d. Jembatan Khusus
4. Jembatan Ditinjau Menurut Sifat – Sifat Jembatan
a. Jembatan Tetap Atau Permanen
b. Jembatan Sementara Atau Darurat
c. Jembatan Bergerak

5. Jembatan Ditinjau Dari Bentuk Struktur Konstruksi


a. Jembatan Gelagar Biasa
b. Jembatan Portal
c. Jembatan Rangka
d. Jembatan Gantung
e. Jembatan Kabel Penahan
f. Jembatan Pelengkung/Busur
g. Jembatan Pelat
h. Jembatan Kantilever (Cantilever Bridges)
i. Jembatan Terapung (Floating Bridges)
j. Jembatan Kombinasi (Combination Bridges)

6. Klasifikasi Jembatan Menurut Kelas Bina Marga


a. Jembatan Kelas Standar (A/I)
b. Jembatan Kelas Sub Standar (B/II)
c. Jembatan Kelas Low Standar (C/III)

7. Klasifikasi Menurut Formasi Lantai Kendaraan


a. Jembatan lantai atas
b. Jembatan lantai tengah
c. Jembatan lantai bawah
d. Jembatan double deck

8. Klasifikasi Menurut Bidang Yang Dipotongkan


a. Jembatan tegak lurus
b. Jembatan lurus (Straight Bridge)
c. Jembatan menceng (Skewed Bridge)
d. Jembatan lengkung (Curved Bridge)

9. Klasifikasi Menurut Lokasi


a. Jembatan biasa
b. Jembatan viaduct
c. Jembatan layang (Overbridge /Roadway Crossing)
d. Jembatan kereta api

Jembatan balok merupakan tipe jembatan yang paling banyak digunakan


karena lebih sederhana diantara jenis jembatan lainnya saat ini. Selain itu, biaya
pemeliharaan jembatan balok hampir sangat rendah. Dibanding jembatan lainnya,
pembuatan dan instalasi konstruksi jembatan balok lebih mudah dan cukup dengan
tenaga berkeahlian rendah. Jembatan balok cocok untuk jarak dekat seperti
menghubungkan jalan yang terpisah sungai.

2.1 Pondasi jembatan perlu diperiksa terhadap bahaya gerusan


Pondasi jembatan perlu diperiksa terhadap bahaya gerusan. Gerusan adalah
fenomena alam yang terjadi karena erosi terhadap aliran air. Gerusan terjadi pada
pilar jembatan dapat mengakibatkan degradasi konstruksi yang berakibat pada
ketidakstabilan konstruksi jembatan itu sendiri. Gerusan akan dapat menyebabkan
kerusakan dan keruntuhan jembatan apabila bersamaan dengan pengaruh
liquifaction akibat getaran kendaraan yang melintasi konstruksi jembatan,

2.2 Cara Menghitung Gerusan Pada Abutmnet di Aplikasi HEC RAS


1. Buat project baru
2. Input data geometri sungai,
3. Input data geometri untuk jembatan
4. Input steady flow data (termasuk debit) setelah itu, definisikan syarat
batas hulir pilih rating curve sebagai batas hilir reach hilir dan reach
kanal banjir. Masukkan angka-angka koordinat rating curve
5. Masuk ke tab analisis steady flow
6. Run steady flow sehingga didapat data-data untuk gerusan
7. Klik design hydraulic perform computation untuk melihat data gerusan
8. Pada ‘contraction’ didapat data
9. Pada ‘pier’ diinput data yaitu bentuk pilar, angle, bentuk dasar sungai
(k3), dan diameter sedimen
10. Pada ‘abutment’ perhatikan data jenis pangkal jembatan
11. Klik ‘report’ maka akan muncul laporan berupa hasil kedalaman
gerusan. Disajikan juga gambar penampang jembatan dengan garis
titik-titik yang menunjukkan kedalaman gerusannya.
12. Pada ‘report’ akan terdapat kedalaman gerusan masing-masing bagian
serta total gerusan kombinasi

Hasil hitungan bridge scour disajikan dalam bentuk grafis dan resume atau
ringkasan
Tabel di bawah ini merangkum hasil hitungan bridge scour di atas.

Abutment Pilar Pilar Abutment


Scour (m)
kiri #1 #2 kanan
Contraction 0.30 0.18 0.18 0.30
Abutment/pier 2.60 1.35 1.35 2.60
Total 2.90 1.53 1.53 2.90

Hasil hitungan pada contoh di sini menunjukkan kedalaman scour di semua


pier sama. Hal ini disebabkan paramater aliran di setiap pier, yang diperoleh
dari distribusi aliran (Flow Distribution Location) di setiap pilar adalah
sama. Kedalaman scour di setiap pier tidak selalu sama, bergantung pada
parameter aliran di setiap pier. Itulah sebabnya, opsi Flow Distribution
Location pada simulasi steady flow analysis harus diaktfikan untuk
menghitung parameter aliran di setiap pias.
Demikian pula, hasil hitungan pada contoh di sini menunjukkan kedalaman
scour di pangkal jembatan kiri dan kanan adalah sama. Ini disebabkan
geometri pangkal jembatan kiri dan kanan (data abutment) adalah sama dan,
kebetulan, parameter aliran di pias pangkal jembatan kiri dan kanan juga
sama.

3.1 Beban beban yang bekerja pada jembatan


1. Beban Berat Sendiri
2. Beban Mati Tambahan
3. Beban Lalu Lintas
4. Beban Angin
5. Gaya Rem
Setelah beban pada setiap jenis beban dihitung berdasarkan SNI 1725 2016
maka beban beban tersebut di aplikasikan pada balok. Setelah setiap jenis beban di
aplikasikan pada balok maka gaya lintang dan momen lentur pada balok dapat
ditentukan. Hasil momen lentur dan gaya lintang dari setiap beban di rekap
kemudian di kombinasikan. Pada kombinasi beban beban tersebut setiap jenis
beban dikalikan dengan factor bebannya. Setelah hasil gaya lintang dan momen
lentur dikalikan dengan factor beban maka gaya lintang dan momen lentur yang
telah dikalikan factor beban dijumlahkan. Hasil dari penjumlahan tersebut
merupakan gaya lintang ultimit (Vu) dan momen lentur ultimit (Mu). Setelah
didapatkan nilai Vu dan Mu maka tulangan lentur dan tulangan geser dari balok
tersebut dapat dihitung. Setalah didapatkan luas tulangan yang diperlukan maka
selanjutnya digambang penampang dari balok tersebut yang telah terdapat tulangan.

3.2 Perbedaan antara metode konvensional dan empiris dalam menghitung


tulangan pelat
Pada perhitungan tulangan pelat lantai dengan metode konvensional beban
beban yang bekerja pada pelat lantai diperhitungkan terlebih dahulu, kemudian
didapatkan momen lentur pada pelat. Setelah didapatkan momen lentur pada pelat,
tulangan pelat dapat dihitung berdasarkan konsep tulangan lentur (identic seperti
balok).
Pada perhitungan tulangan pelat lantai dengan metode empiris, beban beban
yang bekerja tidak diperhitungkan, untuk menentukan tulangan menggunakan
metode empiris maka digunakan suatu persamaan empiris yang langsung dapat
menentukan tulangan pelat yang diperlukan. Namun dalam penggunaan metode
empiris beberapa persyaratan seperti tebal minimum, jarak tulangan minimum, kuat
tekan minimum, tebal selimut beton harus dipenuhi terlebih dahulu berdasarkan
persyaratan yang ditentukan oleh Lembaga yang menerbitkan rumus empiris.
4.1 Parameter tanah untuk menghitung beban/gaya horisontal akibat
beban tanah.
Lapangan : CPT, SPT dan VST
Laboratorium :
1. Sudut geser tanah (∅)
2. Berat jenis tanah (γs, γ’)
3. Berat beban (q)
4. Tekanan tanah aktif (ka)
5. Panjang abutment (by)
6. Tinggi abutment (h)
7. Settlement (cv, cc, eo)
8. Kohesi

4.2 Ka dan Kp bila tanah memiliki sudut geser tanah sebesar 30 derajat,
hitung
Ka = tan² (45 – Φ/2)
Ka = tan² (45 – 30/2)
Ka = 0.3333

Kρ = tan² (45 + Φ/2)


Kρ = tan² (45 + 30/2)
Kρ = 3

4.3 Proses perhitungan tulangan pada abutmen


Proses perhitungan Penulangan Abutment yaitu pertama membuat beban ultimate
dan menentukan momen rencana ultimit pada masing-masing bagian abutment
(Back wall, corbel, breast wall, wing wall, dan pile cap)
Selanjutnya
Menghitung penulangan utama dengan mencari rasio tulangn

1. = 0.85 ∗ ∗ 1∗

max = 0,75 ∗
1
∗ 0.75 ∗ ∗
= max∗ ∗ (1 − 2 )
0.85 ∗ ′$
2. Menghitung momen nominal rencana Mn = Mu/ Ф
&'
Menghitung faktor tahanan momen % = *
()
3.
4. Jika Rn<Rmax
5. Menghitung
0
$ 2. %
= 0.85 (1 − 11 − )
+,-./
0,85 0 $

1,4
6. Menghitung

23' =

56+,-./ = +,-./ ∗ ∗ 7
7. Menghitung As perlu dengan

8. Menentukan diameter yang digunakan


9. Menghitung jumlah tulangan dan menentukan jarak antar tulangan
(
6= ∗ 56:;< %= %
89+,-./

Menghitung Jumlah Tulangan Bagi


1. Tulangan bagi diambil 50% dari tulangan utama
2. Sehingga As’=0,5As
3. Menentukan diameter yang digunakan
4. Menghitung jumlah tulangan dan menentukan jarak antar tulangan

Menghitung Tulangan geser


1. Menentukan gaya geser ultimit
2. Menghitung Vc dengan Faktor reduksi kekuatan geser Ф = 0,75
1
>$ = @ ′$ 7
6
3. Jika ФVc < Vn, maka diperlukan tulangan geser
>6 = >% − >$
4. Menentukan diameter tulangan digunakan
5. Menghitung jarak tulangan
5B 7
A=
>6
4.4 Komponen persamaan daya dukung pondasi tiang
Untuk komponen (qc.Ap) merupakan perhitungan tekanan ujung tiang pancang
berdasarkann hasil sondir dimana :
qc = Nilai tahanan konus pada ujung tiang pancang
Ap = Luas dasar tiang pancang
Untuk komponen (JHP.Klltiang) merupakan nilai hambatan lekat umumnya
diberikan dengan nilai kumulatif.
JHP = Jumlah Hambatan Lekat
Klltiang = Keliling tiang
Untuk SF 1 dan SF 2 merupakan Safety Factor.
D . 8+ GHI .J..K3L'M
Salah satu rumus penggunaannya yaitu : C = F
E N

5.1 RAB Pekerjaan Beton Abudment


5.2 Pengertian dan Komponen Spesifikasi Teknis Jembatan
Spesifikasi merupakan bagian dari dokumen kontrak yang penting dalam
suatu pekerjaan. Spesifikasi dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna
barang/jasa yang dinyatakan secara tertulis. Spesifikasi berisi uraian terperinci
mengenai persyaratan kualitas material, metode kerja, dan standar kualitas
pekerjaan yang harus diberikan oleh kontraktor.
• Persyaratan teknis yang disusun oleh perencana untuk mencapai mutu
bangunan sesuai dengan yang diinginkan oleh Pemilik
• Bagian dari perjanjian kerja antara Pemilik dan Pelaksana
• Acuan pelaksana untuk menyusun strategi dalam penyusunan harga
penawaran pada proses tender
• Acuan prosedur kerja untuk mewujudkan rencana perencana, pelaksana dan
pengawas untuk mencapai mutu, waktu pelaksanaan dan dana yang telah
disepakati bersama dalam perjanjian kontrak.
• Acuan pokok pelaksana, memberikan batas-batas bagi usahanya yang kreatif
untuk melakukan penghematan sumber daya, pengehematan waktu
pelaksanaan dan meningkatkan keuntungan bagi pelaksana.

Komponen persyaratan teknis Jembatan


1. Divisi Umum
2. Divisi Drainase
3. Divisi Perkerasan tanah
4. Divisi Pelebaran perkerasan dan bahu jalan
5. Divisi Perkerasan berbutir
6. Divisi Perkerasan aspal
7. Divisi Struktur
8. Divisi Pengembalian kondisi dan pekerjaan minor
9. Divisi Pekerjaan harian
10. Divisi Pekerjaan pemeliharaan rutin
Secara umum, spesifikasi mempunyai struktur penulisan atau sistematika penulisan
yang digunakan untuk semua divisi kecuali Divisi Umum yaitu sebagai berikut.
1. Umum
2. Persyaratan
3. Pelaksanaan
4. Pengendalian mutu
5. Pengukuran dan Pembayaran

5.3 Pengertian dari metoda pelaksanaan dan contoh metode pelaksanaan


jembatan balok beton yang dibangun menyebrangi sungai dengan
tebing yang dalam
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Konstruksi adalah Metode yang
dibuat dengan cara teknis yang menggambarkan penguasaan penyelesaian
pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir yang meliputi tahapan/urutan
pekerjaan utama dan uraian cara kerja dari masing-masing jenis kegiatan pekerjaan
utama yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis, serta bagaimana tahapan
dalam metode pelaksanaan pekerjaan harus relevan antara metode pelaksanaan
pekerjaan dengan jadwal/jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan analisa teknis
satuan pekerjaan. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design
rencana menjadi sebuah bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi
yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan shop drawing.
1. Pekerjaaan Persiapan
Pada pekerjaan persiapan ini ada dua sub bidang pekerjaan yang
akan dilaksanakan, sub bidang pekerjaan tersebut antara lain Mobilisasi
alat dan pekerja ke lokasi pembangunan dan pekerjaan Pengukuran dan
leveling(Uitzet).
a. Mobilisasi Alat dan Pekerja
Tahap awal pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan memobilisasi
semua keperluan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan di
lapangan seperti tenaga kerja lapangan, personil inti dan alat
kerja. Proses mobilisasi alat berada dilakukan secara betahap
sesuai keperluaannya sehingga tidak ada alat yang menumpuk
tidak terpakai sehingga berpotensi menghambat pelaksanaan
dilapangan. Proses mobilisasi pada jembatan ini meliputi :
Tenaga Kerja:
- Personil inti lapangan.
- Tenaga kerja harian
Bahan:
- Papan nama proyek
- Direksi Keet
- Pagar sementara
- Tenda pengecoran
- Rambu lalu lintas
- Lampu pengaman.
Peralatan:
- Excavator
- Vibrator roller
- Tandem roller
- Tire Roller
- Asphalt finishe
- Asphalt sprayer
- Genset
- Stamper
- Concrete Vibrator
- Air Compressor
- Mobil crane
- Mobil Concrete Pump
- Bar bender
- Bar cutter
- Boogey trailer
b. Pengukurandan Levelling
Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet)
merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan
denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah
lokasi yang telah disediakan. Pekerjaan ini berupa pengukuran
dilokasi bangunan sesuai dengan gambar rencana
bangunan/jembatan. Hasil dari pengukuran ini berupa garis-
garis lurus yang menunjukkan sumbu-sumbu bangunan yang
diperoleh dengan menghubungkan titik-titik hasil
pengukuran.
2. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian tanah abutmen, urugan
tanah kembali dan pemadatan. Pekerjaan Galian dilaksanakan
menggunakan excavato.Tanah hasil galian galian excavator dituang
ke dalam dump truck dan dibuang ke areal pembuangan. Selama
pembuangan dengan dump truck, tanah hasil galian ditutup dengan
terpal sehingga tidak berceceran dijalan yang dilaluinya. Setelah tiba
dilokasi pembuangan tanah diturunkan dan dumptruck Kembali ke
lokasi penggalian. Jumlah dumptruck disesuaikan dengan kapasitas
produksi excavator sehingga tidak terjadi spot delay untuk masing-
masing alat yang dipakai.
3. Pekerjaan Struktur
a. Pelaksanaan Struktur Bawah
Setelah pekerjaan pengukuran dan galian selesai, tahap
berikutnya adalah pelaksanaan pekerjaan pondasi. Setelah proses
pemancangan pondasi selesai dilakukan, pekerjaan selanjutnya
adalah pembesian pile cap yang diiringi dengan pekerjaan bekisting
untuk abutmen jembatan. Setelah pekerjaan pembesian dan pekerjaan
bekisting selesai dan sudah disetujui oleh konsultan pengawas,
selanjutnya dapat dilaksanakan proses pengecoran. Kemudiaan
dilakukan proses yang sama hingga pekerjaan abutmen jembatan
selesai.
b. Pelaksanaan Struktur Atas
Pekerjaan Bekisting Gelagar, Diafragma, Plat Lantai; Penulangan
Gelagar, Diafragma, Plat Lantai; Pengecoran Gelagar, Diafragma, Plat
Lantai.
4. Pekerjaan Beton
Pekerjaan meliputi pembuatan perkerasan jalan beton K-300.
Peralatan yang digunakan antara lain:Concrete Vibrator, Concrete
Pump, ConcreteCutter.
5. EPerkerasan Aspal
Setelah perkerasan jalanbetonselesaidikerjakandanmemiliki
umuryang memenuhi syarat untukpelapisan laston maka Pekerjaan
perkerasan aspal dapat dimulai.

6. Proses pengerjaan tugas PBTS ini bersama anggota group


Proses pengerjaan tugas Perencanaan Bangunan Teknik Sipil ini ditugas ini
berisi tentang bagaimana merancang sebuah infrastruktur transportasi dalam hal ini
adalah jembatan.
Tahap awal yang dikerjakan saat tugas ini diterima adalah melakukan survey
lokasi ke jembatan yang sudah ditentukan bersama semua anggota kelompok.
Kelompok kami memilih Jembatan Tukad Badung (Jalan Pulau Biak). Survey
dilakukan dengan mencatat parameter parameter ukuran jembatan yang terlihat
seperti panjang jembatan, lebar jembatan, ruas jalan, tinggi jembatan, ukutan
trotoar, ukuran pembatas jalan dan detail lain seperti ukuran balok gelagar, jarak
balok gelagar, ukuran balok difragma dan hal lain dalam hal struktur atas jembatan.
Dalam hidraulika dihitung lebar sungai, tinggi Muka Air Normal (MAN) dan Muka
Air Banjir (MAB). Dalam transportasi dihitung arus kendaraan yang melewati
jembatan dalam satu jam saat jam padat.
Setelah berbagai data terkumpul dilakukan proses Perancangan Jembatan
dengan menggunakan refrensi dari Dosen Pengajar, dimulai dari pengolahan
Pembebanan Jembatan yang dengan menghitung berat sendiri jembatan, berat mati
tambahan, berat hidup dari jembatan dengan menggunakan ukuran rencana sesuai
yang dilihat dan dicatat di lapangan. Tahap selanjutnya menghitung Penulangan
dari Jembatan dengan menggunakan data dari pembebanan. Lalu perhitungan
struktur bawah (abutmen) setelah itu merencanakan pondasi dari abutmen dengan
berbagai parameter yang kondisi aman diperhitungkan.
Dalam tahap percangan juga dilakukan penggambaran sketsa jembatan
dengan auto cad. Setiap anggota kelompok memiliki tugasnya masing masing
namun tetap mingukuti proses pengerjaan yang dilakukan temannya agar setiap
anggota kelompok mampu mengerti setiap proses dari pengerjaan. Hingga pada
akhirnya tahap selesai dan dengan menulis laporan individu, setiap anggota
kelompok mampu belajar proses pengerjaan yang dilakukan. Walau di masa
pandemi COVID-19 ini proses diskusi hanya bisa dilakukan melalui virtual tanpa
tatap muka langsung namun proses pengerjaan tetap dilakukan bersama.

7. Faktor yang harus dipertimbangkan agar di kemudian hari struktur


jembatan dapat diperlebar mengikuti lebar jalan
Dalam memperhitungan perencanaan jembatan harus dengan tahapan yang
efisien biaya, mutu dan waktu yang sesuai. Dikarenakan pembangunan jembatan
memakan biaya yang tidak sedikit untuk menghemat hal ini lebar jembatan dibuat
lebih kecil dari lebar jalan untuk menghemat biaya, selain itu jalan yang akan
dibangun di atas jembatan harus diperhitungkan peningkatan arus kendaraan yang
akan terjadi dikemudian hari agar proses pelebaran jalan tidak juga memakan proses
pembuatan jembatan baru. Maka dari itu untuk jembatan yang ditempatkan di jalan
jalan yang akan diproyeksikan menjadi jalan arteri dengan jarak pendek hingga
sedang maka diharapkan jembatan dibangun dengan menggunakan jembatan balok
sederhana agar ketika pembangunan jembatan untuk memperlebar ruas jalan bisa
dilakukan dengan penambahan struktur atasnya mulai dari balok girder, balok
diafragman dan perencanaan struktur bawah yang akan menopang berat dari
struktur atas jembatan. Dalam jembatan balok sederhana pelebaran bisa dilakukan
di salah satu sisi saja sesuai dengan keperluan dan tidak akan mengganggu ruas
jalan diatasnya. Selain itu ketika proses pembangunan bisa relatif lebih cepat karena
tidak perlu mendesain ulang jembatan dari awal dan tidak akan melumuhkan arus
lalu lintas diatasnya dengan lama. Jika dibandingkan dengan jembatan rangka
batang yang untuk pelebaran jembatan membutuhkan ruas jalan baru dan otomatis
membutuhkan jembatan yang baru dengan harga yang mahal, selain itu di atas
jembatan akan terlihat rangka baja yang akan memisahkan setiap ruas jalan. Maka
dari itu direkomendasikan menggunakan jembatan balok sederhana untuk jarak
pendek hingga sedang. Jadi faktor yang diperhitungkan yaitu Jenis dan fungsi
jembatan, proyeksi jalan diatas jembatan, kontur dari lokasi pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai